Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Biologi, Volume 6 No 2, April 2017

Hal. 50-57

STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI KAWASAN WANA


WISATA CURUG SEMIRANG KECAMATAN UNGARAN
BARAT, SEMARANG

Delliana Ratna Sari, Jafron Wasiq Hidayat dan Riche Hariyati


Laboratorium Ekologi dan Biosistematik, Departemen Biologi
Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang
Jln. Prof. Soedarto, SH., Tembalang, Semarang, 50275,
Telp: (024) 7474754; Fax: (024) 7474754
E-mail: delliana21@gmail.com

Abstrac

Objective of the study was to know the structure of plankton community and to know the
influential physical and chemical factors in the structure of plankton community in
Semirang. This research was conducted on 6 stations with different water body condition.
Results showed that the number of plankton species obtained were 12 species in the
Bacillariophyta Division. Plankton species that widely found were Achnanthes sp,
Cymbella tropica and Cocconeis pediculus. The relative abundance index categorized
into the dominant species category. The plankton diversity index were mostly included in
the moderate category. Similarity index belongs to the category of even distribution, none
dominance of a kind. The similarity index is mostly included in the high category.
Physical and chemical factors in these waters have good water quality for plankton life.

Keywords: plankton community structure, freshwater, ecotourism waterfall Semirang

Abstrak

Tujuan penelitian untuk mengetahui struktur komunitas plankton dan mengetahui faktor-
faktor fisika dan kimia yang berpengaruh dalam struktur komunitas plankton di
Semirang. Penelitian ini dilakukan pada 6 stasiun dengan kondisi badan air yang berbeda.
Hasil penelitian menujukkan bahwa jumlah jenis plankton yang diperoleh yaitu 12 spesies
dalam Divisi Bacillariophyta. Jenis Plankton yang banyak ditemukan adalah Achnanthes
sp, Cymbella tropica dan Cocconeis pediculus. Indeks kemelimpahan relatif termasuk ke
dalam kategori jenis dominan. Indeks keanekaragaman plankton sebagian besar termasuk
ke dalam katagori sedang. Indeks pemerataan termasuk ke dalam kategori persebaran
merata, tidak ada dominasi suatu jenis. Indeks similaritas sebagian besar termasuk ke
dalam katagori tinggi. Faktor fisika dan kimia pada perairan ini memilki kualitas air yang
baik untuk kehidupan plankton.

Kata Kunci : struktur komunitas plankton, perairan tawar, wana wisata curug semirang

PENDAHULUAN mulai dari sumber air untuk irigasi kegiatan


Sungai merupakan sumber kehidupan pertanian, perikanan, transportasi, sebagai
bagi warga dari hulu, tengah hingga hilir, saluran pembuangan air hujan, pembangkit
tenaga listrik, objek wisata dan bahan baku zooplankton .Maka struktur komunitas
air minum. plankton adalah salah satu faktor yang
Sungai yang memiliki habitat lotik berperan penting untuk penelitian. Struktur
komunitas dan faktor pendukung lingkungan
diketahui juga sebagai habitat dengan air
memberikan pengaruh yang sangat besar
yang mengalir, memiliki ekosistem yang dalam keadaan ekosistem perairan.
dinamik atau berubah-rubah secara tersusun Kawasan Wana Wisata Curug
mulai dari hulu sampai ke muara. Semirang yang terletak di Kecamatan
Lingkungan perairan memiliki sistem yang Ungaran Barat, Kabupaten Semarang banyak
kompleks dan terdiri dari berbagai macam dikunjungi oleh warga sekitar maupun luar
parameter yang berpengaruh dan mendukung kota. Air terjun Semirang terdapat beberapa
pedagang yang berada dekat dengan lokasi
kehidupan perairan serta memiliki pengaruh
air terjun. Seiring terjadinya kegiatan wisata,
terhadap individu dalam perairan. Parameter maka kondisi lingkungan juga rawan terjadi
tersebut antara lain parameter fisika, kimia perusakan. Banyaknya pedagang dan warga
dan biologi. Salah satu parameter biologinya yang membuang sampah di aliran sungainya,
adalah plankton. Plankton merupakan dikhawatirkan mengurangi kualitas air dan
organisme pelagik yang melayang atau dapat memicu terjadinya pencemaran air
terapung dan hanyut terbawa gerakan air. sungai yang dapat mengurangi kualitas
wisata tersebut. Penelitian biologi di
Sebagian besar plankton tersebar secara
Kawasan Wana Wisata Curug Semirang
terbatas dan hanya berada pada beberapa pernah dilakukan oleh Diyah (2006), yaitu
meter dari permukaan air (Romimoharto dan mengenai planaria. sedangkan penelitian
Juwana, 2001). mengenai struktur komunitas plankton belum
Plankton terbagi menjadi dua jenis, pernah dilakukan. Penelitian plankton di
yakni fitoplankton dan zooplankton. lokasi wisata oleh Dimas (2011), yaitu di
Fitoplankton merupakan organisme autotrof Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu
yang mampu berfotosintesis secara langsung Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur
dan merupakan penyumbang makanan alami Plankton. Oleh karena itu maka perlu
pada kehidupan perairan, sedangkan dilakukan penelitian mengenai struktur
zooplankton merupakan heterotrof komunitas plankton untuk mengetahui
zooplankton bersifat heterotrofik, yaitu tidak kualitas perairan sungai Semirang Ungaran,
dapat memproduksi sendiri bahan organik yang diharapkan dapat menjadi informasi
dari bahan anorganik. Proses fotosintesis untuk pengembangan ekowisata yang
pada ekosistem air yang dilakukan oleh berkelanjutan.
fitoplankton merupakan sumber nutrisi utama
bagi kelompok organisme air lainnya yang BAHAN DAN METODE
berperan sebagai konsumen yaitu Waktu dan Tempat
zooplankton dan diikuti oleh kelompok Penelitian dilaksanakan pada bulan
organisme lain-lainnya yang membentuk November 2016 di kawasan Wana Wisata
rantai makanan. Komposisi dan kelimpahan Curug Semirang Kecamatan Ungaran Barat,
fitoplankton akan berubah pada berbagai Semarang. Tempat penelitian dibagi menjadi
tingkatan sebagai respon terhadap perubahan- 6 stasiun, perairan sebelum air terjun (stasiun
perubahan kondisi lingkungan baik fisik, 1), perairan di lokasi air terjun (stasiun 2),
kimia, maupun biologi (Barus, 2002). perairan area pedagang (stasiun 3), perairan
Struktur komunitas merupakan di badan air dangkal (stasiun 4), perairan di
spesies – spesies yang berada di dalam badan perairan yang dalam (stasiun 5), dan
komunitas, terikat dalam interaksi biotik dan perairan di kawasan permukiman warga
berfungsi sebagai unit terpadu meliputi (stasiun 6). Pengamatan, identifikasi,
komposisi jenis, densitas (Kerapatan), indeks penghitungan dan pengolahan data dilakukan
dominasi, indeks keanekaragaman, dan di Laboratorium Ekologi Dan Biosistematik
indeks kelimpahan (Heddy, 1994). Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan Matematika Univesitas Diponegoro.
dapat berpengaruh terhadap keberadaan
Alat dan Bahan yang ditemukan pada perairan Sungsang di
Alat dan bahan yang digunakan seluruh stasiun penelitian terdiri dari 14
untuk pengambilan sampel plankton adalah genus dari empat kelas. Keempat kelas
Plankton net size 25, Turbidity meter, pH tersebut adalah Bacillariophyceae (5 genus),
meter, DO meter, secchi disk, GPS, botol Chlorophyceae (7 genus), Dinoflagellata (1
sampel (100 ml), ember, gayung, pipet tetes, genus) dan Cyanophyceae (1 genus).
label, Sedgewick Rafter Cell, mikroskop, Bedasarkan Tabel spesies
buku identifikasi plankton, alat tulis dan Achnanthes sp, Coconeis pediculus dan
kamera. Bahan-bahan yang digunakan dalam Cymbopleura amphicephala adalah jenis
penelitian ini diantaranya adalah sampel air spesies yang sering ditemukan pada stasiun
sungai dan formalin. pengamatan. Achnanthes sp merupakan
diatom yang memiliki sifat yang toleran
Cara Kerja terhadap kondisi lingkungan yang tidak stabil
Penentuan stasiun pengambilan dan paling banyak ditemukan pada perairan
sampel plankton di Wana Wisata Curug tawar atau pada perairan yang memiliki
Semirang dilakukan berdasarkan metode kondisi lingkungan yang baik. Stasiun 1
“purposive sampling” yaitu pengambilan stasiun 2, stasiun 3 dan stasiun 4 memiliki
sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan oksigen terlarut yang baik untuk menunjang
dari peneliti. Pertimbangan pengambilan kehidupan plankton dengan kisaran 6 mg/l.
sampel plankton berdasarkan perbedaan Cocconeis pediculus dan
habitat. Cymbopleura spesies tersebut dapat dijumpai
Pengambilan sampel plankton pada perairan yang beroksigen dan
dilakukan dengan menggunakan Plakton net merupakan spesies epifit cosmopolitan
size 25. Pengambilan sampel pada satu (Spauliding, et al, 2010).. Spesies-spesies
stasiun dilakukan pengulangan sebanyak 3 yang paling banyak di temukan di stasiun
kali. Identifikasi plankton menggunakan penelitian termasuk ke dalam
Sedgewick Rafter Cell. Data plankton yang Bacillariophycae, hal ini disebabkan karena
telah diperoleh, kemudian dilakukan kelas Bacillariophyceae mampu
identifikasi menggunakan buku identifikasi menyesuaikan diri dengan kondisi
plankton. lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan
Pengukuran kualitas air dilakukan kelas lainnya. Menurut Arinardi et al.,
menggunakan DO meter, secchi disk, pH (1997), kelas Bacillariophyceae lebih mampu
meter. Struktur komunitas yang beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang
diperhitungkan antara lain yaitu Indeks ada, kelas ini bersifat kosmopolitan serta
Kelimpahan Relatif (Di), Indeks mempunyai toleransi dan daya adaptasi yang
Keanekaragaman Jenis (H’), Indeks tinggi.
Pemerataan Jenis (e), dan Indeks Similaritas Beberapa spesies hanya dijumpai di
Sorensen (IS). satu stasiun saja yaitu spesies Hantzschia
amphioxys, Cyclotella operculata, Discotella
HASIL DAN PEMBAHASAN pseudostelligera dan Flagilaria sp. Spesies
Hasil pengamatan dari 6 stasiun tersebut jarang ditemukan diduga karena arus
pengamatan berdasarkan berdasarkan kondisi perairan sungai tidak dapat mendukung
habitat sungai di Kawasan Wana Wisata kehidupan plankton, sehingga persebarannya
Curug Semirang Kecamatan Ungaran Barat, tidak merata ke seluruh stasiun pengamatan,
Semarang didapatkan fitoplankton sejumlah dan diduga plankton pada stasiun
12 spesies dalam Divisi Bacillariophyta. sebelumnya tidak masuk ke dalam stasiun 5
Kisaran angka tersebut kurang melimpah dan 6, karena terdapat percabangan perairan
dibandingkan dengan penelitian yang yang berada di daerah stasiun tersebut.
dilakukan oleh Veronika (2011) di Perairan
Sungsang Sumatera Selatan Fitoplankton
NAMA SPECIES St 1 St 2 St 3 St 4 St 5 St 6
Bacillariophyta
Aulacoseira granulata 17 51 0 0 17 0
Achnanthes sp 85 221 42 34 0 0
Achnanthes subhudsonis 0 0 0 17 0 34
Cocconeis pediculus 68 102 34 0 0 0
Cymbella tropica 34 85 0 0 0 0
Cymbopleura amphicephala 34 17 34 0 0 0
Diatoma mesodon 0 34 17 0 0 0
Denticula sp 0 17 0 0 0 17
Hantzschia amphioxys 0 0 0 0 0 17
Cyclotella operculata 0 0 0 0 0 17
Discotella pseudostelligera 0 0 0 0 17 0
Fragilaria sp 0 0 0 17 0 0
Jumlah Jenis 5 7 4 3 2 4
Jumlah Individu 238 527 127 68 34 85
Indeks Keanekaragaman (H’) 1.47 1.60 1.34 1.04 0.69 1.33
Indeks Pemerataan (e) 0.91 0.82 0.97 0.95 1.00 0.96
Keterangan :
St1 : Perairan di atas air terjun, perairan sebelum air terjun
St2 : Perairan di lokasi wisata air terjun,
St3 : perairan area pedagang
St4 : Perairan di badan air dangkal, dengan arus air yang lambat
St5 : Perairan di badan air dalam, arus air cepat
St6 : Perairan di kawasan permukiman warga
kosmopolitan serta mempunyai toleransi dan
Spesies yang didapatkan pada daya adaptasi yang tinggi.
penelitian ini tergolong rendah atau kurang Achnanthes sp dan Flagilaria sp
melimpah dibandingkan dengan pengamatan biasa ditemukan dialiran sungai air tawar
Identifikasi fitoplankton di perairan sungai atau di daerah air tawar dengan kandungan
Pepe sebagai salah satu anak sungai oksigen terlarut yang baik sesuai dengan data
Bengawan Solo di Jawa Tengah diperoleh rata-rata oksigen terlarut yang diperoleh yaitu
sebanyak 15 genus. Pengamatan di lokasi 6,00. Cocconeis pediculus merupakan sebuah
curug Semirang tidak ditemukan spesies epifit cosmopolitan yang berada di
zooplankton, hal ini dapat disebabkan karena perairan dengan kandungan mineral sedang
pertumbuhan fitoplankton yang relatif lambat dan kondisi payau. Aulacoseria granulate
dan tidak melimpah, sehingga tidak merupakan jenis diatom yang ditemukan
mendukung kehidupan zooplankton (Odum, pada perairan dengan pH basa sesuai dengan
2005). hasil dari pH pada perairan curug Semirang
Populasi zooplankton akan tinggi dengan rata-rata 7,9 (Samudra et al, 2013).
apabila jumlah populasi fitoplankton pada Discotella pseudostelligera dan Cyclotella
perairan tersebut juga tinggi, sebaliknya jika operculata ini memiliki distribusi
jumlah populasi fitoplankton rendah maka kosmopolitan di benthos dan plankton dari
populasi zooplankton juga rendah eutrofik, elektrolit kaya sungai, sungai dan
(Nyebakken, 1998). Selain itu dapat diduga danau (Taylor et al, 2007).
zooplankton di area tersebut dimakan oleh Nilai indeks kemelimpahan relatif plankton
ikan. Brown (2007) menyatakan bahwa pada Wana Wisata Curug Semirang menurut
kekayaan jenis dan jumlah taksa dipengaruhi Brower (1990) termasuk ke dalam kategori
oleh beberapa faktor yaitu, faktor spasial, jenis dominan, karena nilai kemelimpahan
kompetisi, faktor lingkungan, dan variasi >5%. Hal ini disebabkan karena keberadaan
temporial. spesies plankton dalam habitat akan memiliki
Divisi Bacillariophyta paling banyak pengaruh, semakin sedikit total spesies yang
ditemukan karena kehidupannya paling ada di habitat maka semakin tinggi nilai
melimpah dan memiliki sifat yang toleran dominansi. Indeks kemelimpahan yang tinggi
terhadap kondisi lingkungan yang tidak pada suatu habitat tersebut mengartikan
stabil. Menurut Nontji (2006) Bacillariophyta bahwa spesies tersebut dapat bertahan hidup
lebih mampu beradaptasi dengan kondisi dan beradaptasi terhdap faktor pembatas
lingkungan yang ada, memiliki sifat lingkungan di habitat (Odum, 2003).
Achnanthes sp memiliki nilai dibandingan pada lokasi lain. Selain itu
kemelimpahan yang dominan, karena spesies kondisi lingkungan yang memenuhi syarat
tersebut hampir ditemukan di seluruh habitat. plankton lain untuk hidup di perairan curug
Nilai kemelimpahan yang tinggi ada pada semirang. Nilai suhu di perairan yaitu 21,2 oC
habitat perairan di badan air dangkal yaitu sampai 24,7 oC, nilai tersebut memenuhi
50.00%. Jenis spesies plankton lain yang standar suhu yang optimal untuk
sering ditemukan pada beberapa habitat yaitu pertumbuhan plankton yaitu 20oC-30oC. Nilai
Cocconeis pendiculus dengan indeks oksigen terlarut memiliki nilai yang baik bagi
kemelimpahan pada habitat sungai perairan kehidupan plankton yaitu 6,52, hal ini
sebelum air terjun 28,57%. Achnanthes sp didukung dengan pernyataan Sastrawijaya
sering dijumpai diduga karena habitat (1991) yang menyatakan bahwa nilai oksigen
tersebut memiliki arus air yang lambat terlarut minima 5 mg/L untuk mendukung
dikarenakan badan air yang mendatar dan kehidupan organisme akuatik berjalan
melebar sehingga plankton yang berada dengan baik (Lampert dan Sommer, 2007).
habitat tersebut lebih banyak dibandingkan Sebagaimana tertera pada Gambar 4.3
dengan lokasi yang memiliki arus air yang Menurut Odum (2003), pemerataan
cepat. Hal lain diduga karena serasah daun- spesies plankton pada Wana Wisata Curug
daunan yang mengendap di dasar air dapat Semirang memiliki indeks pemerataan yang
membentuk nutrisi yang dibutuhkan untuk termasuk ke dalam kategori tinggi dengan
plankton sebelum air mengalir ke bawah. nilai e lebih besar dari 0,6%-1% yang berarti
Menurut Barus (2004), fluktuasi dari persebaran jenis merata, tidak ada suatu jenis
populasi plankton dipengaruhi oleh plankton yang mendominasi dan peluang
ketersediaan nutrisi di perairan. Unsur nutrisi hidup plankton sama.
berupa nitrogen dan fospor yang Hasil uji Sorensen menunjukan
terakumulasi dalam suatu perairan akan perbandingan keanekaragaman spesies
menyebabkan terjadinya pertumbuhan plankton antar stasiun penelitian Wana
populasi plankton. Wisata Curug Semirang. Semakin besar nilai
Hantzschia amphioxys dan Cyclotella kesamaan yang diperoleh maka kesamaan
operculata memiliki nilai kemelimpahan antara stasiun memiliki kesamaan spesies
yang rendah yaitu 20,00%. Spesies tersebut plankton yang sama. Hasil yang didapatkan
ditemukan pada habitat permukiman warga dua habitat yang memiliki tingkat kesamaan
yang memiliki aliran air bercabang dan arus yang masuk ke katagori hampir sama yaitu,
yang cepat. Kebanyakan plankton tidak dapat stasiun 1 dan 2. Hasil dari kesamaan tersebut
berkembang pada air dengan aliran deras. disebabkan karena jarak antar stasiun yang
Seperti yang dinyatakan oleh Ewusie (1990) berdekatan (100 m) yang menyebabkan
dalam Surbakti (2009), plankton tidak dapat kesamaan spesies plankton memiliki nilai
berkembang dengan subur dan memiliki yang besar. Jenis plankton yang sama pada
jumlah yang melimpah dalam perairan stasiun tersebut yaitu Aulacoseira granulate,
mengalir dan memiliki arus yang cepat. Achnanthes sp, Cocconeis pediculus,
Keanekaragaman plankton secara Cymbopleura amphicephala, dan Cymbella
umum dapat diklasifikasikan sebagai kategori tropica. Beberapa stasiun yang tidak
sedang, kecuali pada stasiun 5. Pada habitat memiliki kesamaan spesies. Hal ini
perairan di lokasi wisata air terjun tepat di disebabkan karena perbedaan kondisi habitat,
bawah air terjun memiliki nilai tertinggi yaitu perbedaan arus, faktor fisika serta jarak dari
1,60, sedangkan pada habitat tertutup dengan stasiun, pernyataan tersebut diperkuat oleh
arus air lebih cepat memiliki nilai Mc Couley (2006) yang menyatakan bahwa
keanekaragaman yang rendah yaitu 0,69. jarak, jenis habitat dan faktor fisik yang
Stasiun 2 yang merupakan habitat membatasi keberadaan spesies pada suatu
sungai di lokasi wisata air terjun, tepat berada struktur komunitas.
di bawah air terjun Semirang. Substrat Menurut Odum (1993) indeks
perairannya berbatu dan sedikit berpasir. similaritas (IS) dibawah dari 40% tidak
Badan air membentuk sebuah kolam yang memiliki kesamaan jenis, nilai kesamaan 0
menampung air sebelum mengalir ke bawah, dikarenakan tidak ditemukan spesies yang
sehingga komposisi plankton lebih banyak sama antara masing-masing stasiun, diduga
karena spesies tersebut terbawa ke aliran Faktor fisik dan kimia pada
sungai yang lain karena terdapat percabangan lingkungan Wana Wisata Curug Semirang
pada habitat perairan di kawasan berpengaruh pada keberadaan dan jumlah
permukiman warga. Kemungkinan yang lain plankton yang diperoleh. Plankton memiliki
dikarena terdapat persaingan terhadap hewan kriteria atau kisaran parameter fisik tertentu.
air lain yang merupakan predator bagi
plankton.
Parameter St 1 St 2 St 3 St 4 St 5 Sta 6
DO (mg/l) 6,50 6,52 6,10 6,32 6,43 6,21
Suhu (0C) 21,5 21,8 21,2 21,8 21,8 24,7
Transparasi (cm) 20 24 18 3,5 40 18
Arus (d/m ) 4,78 3,91 6,26 3,38 3,47 5,76
pH 7,9 8 7,9 7,9 7,9 7,4
Air sungai di perairan curug Oxygen) maka kualitas air semakin baik, jika
semirang terlihat jernih dan dapat terlihat kadar oksigen terlarut yang terlaru rendah
sampai ke dasar perairan. Komposisi substrat akan menimbulkan bau yang tidak sedap
di perairan curug semirang sebagian besar akibat degradasi aerobik yang terjadi. Pada
terdiri dari pasir dan kerikil (batu) dengan stasiun 6 oksigen terlarut mengalami
kecepatan arus yang tidak terlalu cepat. Arus penurunan yaitu 6,21 mg/l dapat disebabkan
pada sungai semirang diperoleh nilai 3,38 karena terjadi pelepasan gas oksigen ke udara
sampai 6,26. Arus memungkinkan menjadi akibat proses fotosintesis oleh organisme air,
salah satu penyebab zooplankton tidak pernyataan ini didukung dengan pernyataan
ditemukan pada perairan ini dikarenakan Simanjuntak (2009), menurunnya kadar
keberadaan zooplankton di suatu perairan oksigen terlarut antara lain disebabkan
lebih sedikit dibandingkan dengan pelepasan oksigen ke udara, aliran air tanah
keberadaan fitoplankton. Biasanya ke dalam perairan, dan respirasi biota.
zooplankton ditemukan pada perairan yang Suhu (oC) pada perairan curug
memiliki kecepatan arus rendah (Barus, Semirang memiliki nilai yang konstan pada
2004). Kecepatan arus air dari suatu perairan sungai semirang diperoleh nilai 21,2 oC
menentukan penyebaran organisme yang sampai 24,7 oC. Nilai tersebut memenuhi
hidup di lokasi tersebut, baik penyebaran standar baku mutu. Suhu optimal
fitoplankton maupun zooplankton. Tingkah pertumbuhan plankton yaitu 20 C-30oC, o

laku hewan air juga ikut ditentukan oleh sedangkan suhu yang bagus untuk
aliran air. Aliran air juga memiliki pengaruh fotosintesis yaitu 25oC-40oC (Lampert dan
pada kelarutan udara dan garam-garam dalam Sommer, 2007). Nilai suhu pada perairan
air, maka secara tidak langsung berpengaruh sungai semirang mendukung untuk
terhadap kehidupan organisme air (Suin, kehidupan plankton dan hewan air lainnya.
2002). Bedasarkan hasil pH memiliki nilai
Oksigen terlarut pada sungai 7,4 sampai 8 maka derajat keasaman pada
semirang diperoleh nilai 6,10 sampai 6,52, lokasi tersebut termasuk ke dalam kondisi
Lokasi yang memiliki oksigen terlarut netral. Hal ini sesuai dengan PP Nomor 82
tertinggi pada Stasiun 2 memiliki bentuk tahun 2001 bahwa perairan tersebut masih
badan perairan yang membentuk kolam kecil pada kategori mutu air kelas 1, dapat
sehingga plankton yang berada di dalam digunakan untuk air baku minum.
kolam tersebut tidak langsung mengalir ke Pemanfaatan air tersebut perlu adanya faktor
bawah, plankton yang berada di dalam kolam lain yang masuk ke dalam katagori yang
tersebut melakukan proses fotosintesis sama. pH yang diperoleh masih layak untuk
sehingga menghasilkan jumlah oksigen yang kehidupan plankton dan organisme air
tinggi. terutama perikanan, karena pH yang sesuai
Hal ini didukung dalam pernyataan untuk kepentingan biota air adalah 6,5-8,5
Salim (2000) bahwa oksigen terlarut (DO) (Prihadi, 2005). Pada lokasi perairan yang
adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang tidak terjadi aktivitas kehidupan organisme
berasal dari fotosintesis dan difusi di udara. air nilai pH akan tinggi karena belum terjadi
Semakin banyak jumlah DO (Dissolved penguraian gas sedangkan pada lokasi yang
terjadi aktivitas yang menghasilkan senyawa Faza, F. 2012. “Struktur Komunitas Plankton
organik maupun organik yang kemudian di Sungai Pesanggrahan Dari Bagian
terjadi penguraian akan menyebabkan pH Hulu ( Bogor, Jawa Barat).
pada perairan mengalami penurunan (Siregar, Hariyati, R. 2009. Struktur Komunitas
2009). Plankton di Inlet dan Outlet Danau
Rawa Pening. Laboratorium Ekologi
KESIMPULAN dan Biosistematik Jurusan Biologi
Plankton yang diperoleh pada FMIPA Undip.
penelitian di Kawasan Wana Wisata Curug Handayani, D. 2009. Kelimpakan dan
Semirang Kecamatan Ungaran Barat, Keanekaragaman plankton di
Semarang berjumlah 12 spesies yang perairan panjang surut tambak
merupakan kelas Bacillariophyceae. Spesies Blanakan, Subang. Jakarta :
yang banyak ditemukan yaitu Achnanthes sp, Universitas Islam Negeri Syarif
Coconeis pediculus dan Cymbopleura Hidayatullah.
amphicephala. Nilai indeks kemelimpahan Heddy, S. 1994. Pengantar Ekologi. Jakarta :
relatif plankton pada Wana Wisata Curug Rajawali Press.
Semirang termasuk ke dalam kategori Indrowati, Meti., dkk. 2012. “Identifikasi
dominan. Indeks keanekaragman plankton Jenis, Kerapatan dan Diversitas
secara umum dapat diklasifikasikan sebagai Plankton Bentos Sebagai
kategori sedang yaitu dengan kisaran. Nilai Bioindikator Perairan Sungai Pepe
indeks pemerataan termasuk ke dalam Surakarta.” Bioedukasi. Pendidikan
kategori yang tinggi. Biologi FKIP UNS. Biologi FMIPA
Kualitas perairan Curug Semirang UNS.
bedasarkan pada faktor fisika-kimia (Oksigen Lampert, W. & U. Sommer. 2007.
terlarut, suhu, kekeruhan, arus dan pH) masih Lymnoecology. 2nd ed. Oxford :
pada kualitas yang optimal bagi kehidupan Oxford University Press.
plankton dan hewan air lainnya, memenuhi Nontji, A. 2006. Tiada Kehidupan di Bumi
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Tanpa Keberadaan Plankton.
Air PP No. 82 Tahun 2001. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. Pusat Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Oseanografi. Jakarta.
Arinardi. 1997. Kisaran Kemelimpahan dan Odum, E. P. 2003. Dasar-dasar Ekologi.
Komposisi Plankton Predominan di Diterjemahkan oleh Tjahjono
sekitar Pulau Sumatera. LIPI, Samingan. UGM Press. Yogyakarta.
Jakarta. 697 hal.
Barus. 1993. Pengantar Limnolog. Medan: Prihadi, T. H. 2005. Pengelolahan Budidaya
Fakultas MIPA USU. Ikan Secara Lestari di Waduk: Studi
Barus, T. A. 2002. Pengantar Limnologi Kasus di Perairan Waduk Cirata
Studi Tentang Ekosistem Air Jawa Barat. Disertasi. Sekolah
Daratan. Medan: USU Press. Pascasarjana IPB. Bogor. 266 hal.
Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Putri Puput K. S. Identifikasi Fitoplankton di
Studi Tentang Ekosistem Air Perairan Sungai Pepe sebagai Salah
Daratan. Medan: USU Press. Satu Anak Sungai Bengawan Solo di
Brower, J. & Car I.N. Von Ende. 1990. Field Jawa Tengah. 2016. Universitas
and Laboratory Methods for General Muhammadiyah Surakarta,
Ecology. Third Edition. USA, New Surakarta.
York: Wm. C. Brown Publisher. Romimoharto, K. dan S, Juwana. 2001.
Diyah, N. 2006. Pertumbuhan Planaria Yang Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan
Diperlakukan Dengan Regenerasi tentang Biota Laut. Puslitbang
Buatan Di Sungai Semirang Ungaran Osceanologi LIPI. Jakarta.
. Semarang : Universitas Negeri Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Semarang :
Semarang. Fakultas Peternakan dan Perikanan
Universitas Diponegoro.
Samudra, R S., T. R. Soeprobowati., & M.
Izzati. 2013. Komposisi,
Kemelimpahan dan keanekaragaman
Fitoplankton Danau rawa Pening
Kabupaten Semarang. BIOMA 15
(1): 6-13.
Simanjuntak, M. 2009. Hubungan Faktor
Lingkungan Kimia, Fisika terhadap
Distribusi Plankton di Perairan
Belitung Timur, Bangka Belitung.
Jakarta : Pusat Penelitian
Oseanografi-LIPI
Taylor, JC and WR, Harding. 2007. An
Illustrated Guide to Some Common
Diatom Species from South Africa.
Water Research Commission project
: Republic of South Africa
Veronika, Y. 2011. Struktur Komunitas
dan Sebaran Fitoplankton di
Perairan Sungsang Sumatera
Selatan. Program Studi Ilmu
Kelautan FMIPA Universitas
Sriwijaya, Indralaya.

Anda mungkin juga menyukai