Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Bioconcetta, Vol. 6 No.

1 2020-ISSN: 2460-8556/E-ISSN:2502-1737

Vol. 6 No. 1 Tahun 2020

Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi


ISSN: 2460-8556/E-ISSN:2502-1737
Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/BioCONCETTA

ALGA HIJAU (CHLOROPHYCEAE) YANG DITEMUKAN DI SUNGAI


SUMATERA BARAT

GREEN ALGA (CHLOROPHYCEAE) FOUND IN THE WEST SUMATERA


RIVER

Abizar* dan Sakinah Wahdah Rahmah


Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
Jl. Gunung Pangilun Padang, Sumatera Barat (25137) Indonesia
Email: alghyfari93@gmail.com

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis alga hijau
Diterima: (Chlorophyceae) yang hidup di sungai yang mengalami gangguan ekologis.
15 Mei 2020 Penelitian ini dilakukan dengan metoda survey deskriptif. Sampel diambil
Disetujui: langsung dengan teknik proposif sampling berdasarkan kondisi sungai dengan
17 Mei 2020 menentukan tiga stasiun pengambilan sampel. Dari hasil penelitian ini
Dipublikasikan: ditemukan sebanyak 15 spesies dari 4 Ordo yaitu Chlorococcales 3 spesies,
31 Juli 2020 Cladophorales 2 spesies, Oedogoniales 1 spesies dan Zygnematales 9 spesies.

Kata Kunci: Abstract


Chlorophycea, The purpose of this study was determine species of green algae
Sungai dan (Chlorophyceae) who live in the condition of ecological disturbances river.
Lingkungan This research was conducted by a descriptive survey method. Samples were
taken directly using a purposive sampling technique based on the river's
Keywords: condition by determining three sampling stations. The results of this study
Chlorophyceae, found as many as 15 species from 4 orders, namely Chlorococcales 3 species,
Streams, and Cladophorales 2 species, Oedogoniales 1 species, and Zygnematales 9
Environmental species.

Bioconcetta

Bioconcetta| 21
Abizar dan Sakinah Wahdah Rahmah
Alga Hijau (Chlorophyceae) yang Ditemukan di Sungai Sumatera Barat Hal: 21-26

PENDAHULUAN Selain dari memanfaatkan sumber daya


Alga (ganggang) merupakan alam hayati dengan hewan dan tumbuhan
tumbuhan berthallus yang hidup di air yang hidup di sungai dan sekitarnya, juga
tawar maupun laut serta menempati adanya beberapa aktivitas yang bisa
tempat yang lembab atau basah. Alga dilakukan dengan memanfaatkan sumber
merupakan kelompok tumbuhan yang daya alam non hayati seperti, mendulang
terdiri dari satu atau banyak sel, soliter, emas, penambangan batu dan pasir,
filamen atau koloni serta mampu kegiatan MCK, irigasi, pembuangan
berfotosintesis. Alga juga hidup dalam limbah dan lain sebagainya. Aktivitas
bentuk bentos, nekton dan plankton tersebut jika dilakukan terus menerus dan
(Tjitrosoepomo, 1989). melebihi daya alam, maka akan terjadi
Menurut Sachlan (1974) ketidakseimbangan ekosistem yang
fitoplankton terdiri dari alga, yaitu berdampak pada kelangsungan hidup
kelompok organisme yang termasuk ke ekosistem.
dalam divisi Thallophyta. Kelas yang Kelangsungan hidup alga
hidup sebagai Fitoplankton adalah tergantung pada kualitas sungai yang
Chlorophyceae, Cyanophyceae, merupakan ekosistem hidupnya. Salah
Euglenophyceae, Chrysophyceae dan satu aktivitas yang sangat berpengaruh
Bacillariophyceae. Salah satu alga yang adalah kegiatan penambangan batu dan
dominan adalah Chlorophyceae, hal ini pasir, yang dapat merusak substrat
karena Cholophyceae memiliki klorofil perairan. Dampak dari penggalian
yang berperan dalam fotosintesis yang tersebut mengakibatkan kekeruhan air
menghasilkan bahan organik dan oksigen sungai dan penurunan kualitas air sungai,
terlarut yang digunakan sebagai dasar sehingga penetrasi cahaya matahari ke
mata rantai pada siklus makanan di dalam air berkurang. Berkurangya
perairan (Sastrawijaya, 2009). penetrasi cahaya ke dalam air
Chlorophyceae atau alga hijau menyebabkan fotosintesis di dalam air
merupakan alga yang paling beragam akan terganggu dan oksigen terlarut
karena ada yang bersel tunggal, dalam air akan berkurang, sehingga akan
berkoloni, dan ada pula yang bersel mengurangi keragaman jenis alga hijau
banyak. Pigmen yang dimilikinya adalah yang hidup di dalamnya.
klorofil a dan b. Kebanyakan alga ini Untuk itu penting mengetahui
hidup di danau dan kadang di air laut jenis-jenis alga hijau (Chlorophyceae)
(Kawaroe dkk., 2010). Adapula yang yang masih ada di sungai mengalami
membentuk koloni yang menyerupai gangguan ekologis mengingat alga hijau
kormus tumbuhan tingkat tinggi merupakan produsen utama dalam
(Tjitrosoepomo,1989). Alga ini biasanya komunitas perairan, sama halnya yang
hidup di air tawar seperti sungai dan diutarakan oleh Sastrawijaya (2009)
terdiri dari banyak ordo. bahwa alga hijau memegang peranan
Sungai merupakan perairan tawar penting sebagai produsen primer bagi
yang mengalir yang dihidupi oleh banyak organisme perairan. Hal ini disebabkan
makhluk hidup dan memiliki banyak alga hijau memiliki klorofil yang
manfaat termasuk terhadap manusia. berperan dalam fotosintesis yang

Bioconcetta| 22
Jurnal Bioconcetta, Vol. 6 No.1 2020-ISSN: 2460-8556/E-ISSN:2502-1737

menghasilkan bahan organik dan oksigen binokuler cahaya, kamera, pipet tetes,
terlarut yang digunakan sebagai dasar ember plastik 10 L dan alat tulis. Bahan
mata rantai pada siklus makanan di yang digunakan selotip, kertas label dan
perairan. formalin 37%.
Identifikasi alga dilakukan di
BAHAN DAN METODE Laboratorium Botani Pendidikan Biologi
Penelitian telah dilakukan pada STKIP PGRI Sumatera Barat dengan
Bulan April-Juli Tahun 2018 di Sungai menggunakan buku Algae of the Western
Asik Kanagarian Lubuk Layang Great Lake Area 6th Printing W.K.G.
Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman karangan Prescott (1975), buku
Sumatera Barat. Stasiun pengambilan Functional Classifications and Their
sampel adalah: Stasiun I, hulu sungai Application In Phytoplankton Ecology
yang belum ada aktifitas masyarakat dan karangan Salmaso dkk. (2015) dan
jauh dari perkampungan penduduk. artikel Desmids from Pachmarhi
Stasiun II, aliran sungai yang digunakan Madfhya Pradesh dari Agarker dan
masyarakat untuk mandi, cuci dan kakus Agarker (1977). Untuk pengukuran faktor
(MCK). Stasiun III, aliran sungai yang fisika kimia langsung dilakukan di
melalui daerah perkebunan dan lapangan.
penambangan pasir.
Penelitian ini dilakukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
metode survey deskriptif. Pengambilan Hasil pengambilan sampel alga
sampel dilakukan secara langsung pada hijau di Sungai Asik Kecamatan Rao
Sungai Asik. Teknik pengambilan sampel Selatan Kabupaten Pasaman Sumatera
yang digunakan adalah purposif sampling Barat, didapatkan 15 spesies alga hijau
yaitu berdasarkan kondisi lingkungan yang dikelompokkan ke dalam 4 ordo
pada sungai, dengan menetapkan tiga yaitu Ordo Chlorococcales dengan 3
stasiun penelitian. spesies, Ordo Cladophorales dengan 2
Alat yang digunakan dalam spesies, Ordo Oedogoniales dengan 1
penelitian ini adalah net plankton (no.25), spesies dan Ordo Zygnematales dengan 9
botol sampel ukuran 25 mL, mikroskop spesies (Tabel 1).

Tabel 1. Alga Hijau yang Ditemukan Berdasarkan Stasiun di Sungai Asik Kecamatan
Rao Selatan Kabupaten Pasaman
Stasiun
Ordo Famili Genus Spesies
1 II III
Chlorococcales Hydrodictiacea Pediastrum Pediastrum duplex (A. Braun) Legehim - √ √
Pediastrum simplex Meyen √ - √
Scenedesmaceae Scenedesmus Scenedesmus quadricauda (Chod) Smith √ √ √
Cladophorales Cladophoraceae Cladophora Cladophora fracta Kuetz. - - √
Cladophora glomerata Kuetz. - - √
Oedogoniales Oedogoniaceae Oedogonium Oedogonium grande Kutz. √ √ -
Zygnematales Zygnemataceae Spirogyra Spirogyra fuellebornie Schmidle √ √ √
Spirogyra subsalsa Kuetz. √ - √
Spirogyra varians Kuetz. √ - √
Spirogyra aeuqinovalis G. S. West √ - √
Desmidiaceae Closterium Closterium rafsii Rabenhorst √ - -
Closterium dianae Ehrenberg √ √ √
Cosmarium Cosmarium didymoprotupsum West √ - -
Cosmarium pachydernum Aethiopicum √ - -
Micrasterias Micrasterias foliacea Lorch √ √ -

Bioconcetta| 23
Abizar dan Sakinah Wahdah Rahmah
Alga Hijau (Chlorophyceae) yang Ditemukan di Sungai Sumatera Barat Hal: 21-26

Dari Tabel 1 dapat dilihat spesies Cosmarium pachydernum Aethiopicum,


alga hijau yang ditemukan pada setiap dan Micrasterias foliacea Lorch.
stasiun pengambilan sampel di perairan Desmidiaceae hidup sebagai fitoplankton
Sungai Asik Kecamatan Rao Selatan dan umumnya uniselluler seperti
Kabupaten Pasaman Sumatera Barat Closterium rafsii Rabenhorst, Closterium
cukup bervariasi dan dengan jumlah yang dianae Ehrenberg, Cosmarium
berbeda. Hal ini disebabkan oleh kondisi didymoprotupsum West, dan Cosmarium
masing-masing stasiun yang berbeda pachydernum Aethiopicum yang hidup
akibat aktivitas manusia. Pendapat ini soliter, sementara Micrasterias foliacea
disetujui oleh Nova dkk. (2018) dimana Lorch., hidup berfilamen.
perbedaan jumlah dan jenis makhluk Jenis-jenis Desmidiaceae banyak
hidup di perairan pada masing-masing terdapat di perairan dengan kadar pH
stasiun pengambilan sampel dapat rendah antara 5-7, sehingga
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada Desmidiaceae digunakan sebagai
tiap stasiun pengambilan tersebut. indikator perairan tawar yang asam,
Variasi alga hijau yang ditemukan namun juga ada ditemukan beberapa jenis
pada masing-masing stasiun di perairan yang tidak asam yaitu
memperlihatkan keragaman yang cukup Closterium, Micrasterias, sehingga bisa
tinggi. Hal ini didukung oleh pendapat dikatakan rentang pH hidup
Prescott (1975) Chlorophyceae Desmidiaceae cukup panjang. Smith
merupakan salah satu kelompok alga (1950), menjelaskan kehadiran jenis dari
yang terbesar dengan keanekaragaman Desmidiaceae pada suatu perairan
jenis yang tinggi, kelimpahan besar, serta mengambarkan bahwa perairan tersebut
distribusi luas dan ditemui diberbagai bersifat asam, karena demidiaceae ini
kondisi perairan, mulai perairan tawar dapat hidup baik pada pH rendah.
sampai laut. Kasim (2016), juga Jenis yang sedikit ditemukan yaitu
menjelaskan kelas Chlorophyceae dari Oedogoniaceae, yang termasuk ke
merupakan kelompok yang dominan dari dalam genus Oedogonium. Oedogonium
kelas lain dan hidup menyebar sangat mempunyai sel silindris dan membentuk
luas di perairan, pada perairan tawar filamen yang tidak bercabang dengan ciri
Chlorophyceae disebut tumbuhan khas yaitu hanya membentuk satu
kosmopolit. zoospora yang besar pada tiap sel. Alga
Kelompok yang dominan ini hidup bebas mengapung di perairan
ditemukan yaitu Desmidiaceae. Ciri khas yang jernih dan berbatu. Jika ditemukan
dari Desmidiaceae ini adalah memiliki dalam jumlah yang sedikit pada perairan
dua lapis dinding sel. Desmidiaceace bisa dikatakan bahwa perairan sudah
ditemukan dengan 6 spesies yaitu; tercemar, dan organisme tentu saja
pertama Closterium rafsii Rabenhorst, mempunyai batas-batas toleransi tertentu
Closterium dianae Ehrenberg, pada suatu kondisi yang ada di
Cosmarium didymoprotupsum West, lingkungan hidupnya.

Bioconcetta| 24
Jurnal Bioconcetta, Vol. 6 No.1 2020-ISSN: 2460-8556/E-ISSN:2502-1737

Pediastrum duplex Pediastrum simplex Scenedesmus quadricauda Spirogyra fuellebornie

Cladophora glomerata Oedogonium grande Cosmarium didymoprotupsum Cosmarium pachydernym

Micrasterias foliacea Spirogyra varians Spirogyra aeguinociali Cladophora fracta

Spirogyra subsalsa Closterium ratfsii Closterium dianae


Gambar 1: Alga hijau yang ditemukan pada perairan Sungai Asik Kanagarian Lubuk
Layang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman Sumatera Barat.

Kondisi sungai tempat cukup banyak. Walaupun alga ini


didapatkannya Oedogonium grande memiliki alat lekat yang kuat dan mampu
Kutz., merupakan hulu sungai (Stasiun I) bertahan hidup, namun untuk
yang masih bersih dari aktivitas manusia, berkembangbiak bukanlah hal yang
namun pada Stasiun II mulai didapati mudah karena harus didukung oleh faktor
aktivitas MCK sehingga sungai tersebut lingkungan yang sesuai. Hal ini
agak keruh dan mengandung lumpur, dibuktikan oleh penelitian Kumaji dkk.
sehingga alga hijau Oedogonium grande (2019) bahwa pada sungai yang berbatu,
Kutz ditemukan dalam jumlah yang tidak kerikil dan sedikit berpasir, dangkal dan

Bioconcetta| 25
Abizar dan Sakinah Wahdah Rahmah
Alga Hijau (Chlorophyceae) yang Ditemukan di Sungai Sumatera Barat Hal: 21-26

masih kurang aktifitas manusia karena Kumaji, S., Abubakar SK., dan Pinangsi
pemukiman belum terlalu banyak, L. 2019. Identifikasi Mikroalga
ditemukan Oedogonium sp. Hal ini Epilitik Sebagai Biomonitoring
didukung oleh adanya faktor-faktor Lingkungan Perairan Sungai
lingkungan yang mendukung Bulango Provinsi Gorontalo.
pertumbuhan dari mikroalga epilitik itu Jambura Edu Biosfer Journal,
sendiri. Prescott (1975) juga 1(1) 2019: 15-11. Doi: 10.34312/
menambahkan bahwa Oedogonium ini jebj.v1i1.2042
memiliki daya lekat yang sangat kuat Nova, M., Nofrita dan Izmiarti. 2018.
pada substrat dengan bantuan alat yang di Jenis-jenis Plankton pada Danau
sebut “hold fast”. Bekas Batu Bara Desa Pangkalan
Riau. Jurnal Bioconcetta, 4 (1): 1-
SIMPULAN 9. DOI: https://doi.org/10. 22202/
Alga hijau yang ditemukan pada bc.2018.v4i1.2755
perairan Sungai Asik Kecamatan Rao Salmaso, N. L. N. Flores dan J. Padis.
Selatan Kabupaten Pasaman Sumatera 2015. Functional Classifications
Barat yaitu Chlorococcales dengan 3 and Their Application In
Phytoplankton Ecology. John
spesies, Cladophorales dengan 2 spesies,
Wiley & Sons Ltd, Freshwater
Oedogoniales dengan 1 spesies dan Biology. 60, 603–619
Zygnematales dengan 9 spesies.
Prescott, G. W. 1975. Algae of the
Western Great Lake Area 6th
DAFTAR PUSTAKA Printing W. K.G. Brown Company
Agarker, MS and DS Agarker. 1977. Publishers. Dubuque Iowa.
Desmids from Pachmarhi Sachlan, 1974. Planktonologi. Jakarta:
Madfhya Pradesh, India. Corespondensi Cours Center.
Hydrobiol Journal, 54: 170-80
Sastrawijaya, A. T. 2009. Pencemaran
Kasim, M. 2016. Kajian Biologi Ekologi Lingkungan. Jakarta: Rineka
Pemanfaatan dan budidaya Cipta.
Makro Alga. Jakarta: Penebar
Smith, G.M. 1950. The Fresh Water
Swadaya.
Algae of The United State. 2nd ed.
Kawaroe, M. T, Prartono. A, Sunuddin. M.C. Graw-Hill Book Company
D.W, Sari dan D. Agustine. 2010. Inch. New York.
Mikroalga, Potensi dan
Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi
Pemanfaatan untuk Produksi Bio
Tumbuhan (Schizophyta,
Bahan Bakar. Bogor: Penerbit
Thallophyta, Bryophyta,
IPB Press.
Pteridophyta). Yogyakarta : Gajah
Mada Universitas.

Bioconcetta| 26

Anda mungkin juga menyukai