Ekosistem air tawar adalah bagian dari ekosistem perairan di bumi. Ekosistem air tawar adalah
ekosistem air yang airnya memiliki kadar garam yang rendah. Beberapa contoh yang termasuk
dalam perairan air tawar yaitu danau , kolam , sungai , sungai , mata air , rawa , dan lahan
basah . Mereka dapat dibandingkan dengan ekosistem laut , yang memiliki
kandungan garam lebih besar. Habitat air tawar dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai
faktor, termasuk suhu, penetrasi cahaya, nutrisi, dan vegetasi. Ekosistem air tawar mengalami
transformasi substansial dari waktu ke waktu, yang berdampak pada berbagai karakteristik
ekosistem. Ekosistem air tawar dapat dibedakan menjadi ekosistem lentik (air tenang)
dan ekosistem lotik (air mengalir).
Keanekaragaman jenis mikroba yang terdapat pada sistem perairan air tawar
Rahayu (2009) mengatakan bahwa kelompok organisme penunjuk kualitas lingkungan yang
umum digunakan dalam pendugaan kualitas air tawar adalah plankton (mikroorganisme yang
hidup melayang-layang di dalam air), periphyton (alga, cyanobacter, mikroba dan detritus yang
hidup di dalam air), mikrobentos (mikroorganisme yang hidup di dalam atau di permukaan air),
makrobentos (makroinvertebrata yang hidup di dalam atau di permukaan air), makrophyton
(tumbuhan air), nekton (kelompok ikan kecil).
1. Plankton
Plankton merupakan organisme perairan pada tingkat trofik pertama yang
berfungsi sebagai penyedia energi. Plankton dibagi menjadi fitoplankton yaitu organisme
plankton yang bersifat tumbuhan dan zooplankton yaitu plankton yang bersifat hewan.
Menurut Tince Rumaseb (2014) zooplankton yang terdapat pada air tawar
didominasi oleh kopepoda, dengan presentasi kelimpahan 50%. Boxshall and Defaye
(2008) menyatakan bahwa organisme ini menempati hampir seluruh habitat air tawar,
serta merupakan komponen utama dalam komunitas plankton. Zooplankton berikutnya
yang menempati urutan kedua pada habitat perkolaman adalah cladocera. Cladocera yang
teridentifikasi adalah famili daphnidae dan dari family chydoridae. Hessen et al. (2003)
dalam Shah and Pandit (2013) menyatakan bahwa cladocera juga merupakan
zooplankton dengan biomas yang besar serta berfungsi sebagai elemen yang penting
dalam rantai makanan perairan tawar. Cladocera juga mengontrol kepadatan alga
sehingga dapat dijadikan sebagai indicator kualitas perairan.
2. Bakteri Heterotrofik
Lewaru, et al., (2012) melaporkan bahwa hasil identifikasi secara molekuler yang
dilakukan terhadap air yang berasal dari Sungai Cikijing, Rancaekek, Peran MST dalam
Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas 163 Bandung yang tercemar logam berat Cr,
ditemukan adanya Bacillus thuringiensis dan Staphylococcus arlettae. Secara morfologi Bacillus
thuringiensis mempunyai ciri-ciri warna koloni putih dan Gram positif berbentuk basil dan
bersifat soliter, sedang Staphylococcus arlettae mempunyai ciri-ciri koloni putih dan Gram positif
berbentuk basil panjang dan duplo.
Rahayu S, Widodo R. H., van Noordwijk M, Suryadi I & Verbist B. (2009). Monitoring air
di daerah aliran sungai. Bogor: World Agroforestry Centre - Southeast Asia Regional Office. 104
p.
Tince Rumaseb. 2014.Variasi Zooplankton di Kolam Budi Daya Ikan Air Tawar di Kabupaten
Minahasa Provinsi Sulawesi Utara. Mahasiswa Program Studi Budidaya Peraikan FPIK Unsrat,
Vol. 2 No. 3: 54 – 58
Irianto, A dan Hendrati, M. (2003). Biodiversity of aerobic heterotrophic bacteria from Baron
beach, Gunung Kidul, Yogyakarta. J. Biodiversitas, 4 (2), 80-82.
Shah J.A. and Pandit A.K., 2013. Diversity and Abundance of Cladoceran Zooplankton in Wular
Lake, Kashmir Himalaya. Research Journal of Environmental and Earth Sciences, 5, 7, p. 410-417.
Lewaru, S., Riyantini, I, Mulyani, Y. (2012). Identifikasi bakteri indigenous pereduksi logam
berat Cr (VI) dengan metode molekuler di Sungai Cikijing Rancaekek, Jawa Barat. J. Perikanan
dan Kelautan. Vol 3, No. 4, Desember: 81-92