Anda di halaman 1dari 21

SPESIES

INDIKATOR
Tristiana Hidayatul Wahidah (4411418008)
Umi Haniah Mukaromatuz Zulfa (4411418010)
Fitri Andiniyati (4411418034)
Kualitas Air
Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau di uji
berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu
berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku Pasal 1
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun
2003. Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air.
Parameter ini meliuti parameter fisik, kimia dan mikrobiologis.
SPESIES INDIKATOR
Menurut Nobel dalam Kovacs (1992)

Kehadiran atau ketidakhadirannya mengindikasikan terjadi


perubahan di lingkungan tersebut. mempunyai toleransi yang
rendah terhadap perubahan lingkungan (stenoecious), bila
kehadiran, distribusi serta kelimpahannya tinggi, maka spesies
tersebut merupakan indikator positif. Sebaliknya, ketidakhadiran
atau hilangnya suatu spesies karena perubahan lingkungannya,
disebut indikator negatif.
Spesies Indikator Perairan
FITOPLANKTON
FITOPLANKTON
Menurut Apridayanti, 2008

Organisme pertama yang akan tergganggu oleh masuknya beban


pencemar di perairan. Karena fitoplankton merupakan organisme
yang langsung memanfaatkan beban pencemaran tersebut. Oleh
sebab itu, perubahan yang ada di perairan disebabkan akibat dari
adanya masukkan yang menyebabkan kelimpahan, komposisi dan
komunitas fitoplankton. Oleh karena itu fitoplankton dijadikan
sebagai bioindikator perairan karena sifat hidupnya relatif menetap
dengan jangka hidup yang relative panjang dan mempunyai
toleransi spesifik pada lingkungan.
FITOPLANKTON
Dominasi suatu jenis fitoplankton pada badan air ditentukan oleh
perbandingan jenis nutrien yang telarut dalam badan air. Hal ini
disebabkan setiap jenis fitoplankton mempunyai respon yang
berbeda terhadap pebandingan jenis nutrien yang ada terutama
nitrogen dan fosfor dalam badan air (Barus, 2004). Kelimpahan
fitoplankton memiliki hubungan positif dengan produktivitas
perairan. Jika kelimpahan fitoplankton disuatu perairan tinggi maka
perairan tersebut cenderung memiliki produktivitas yang tinggi
pula.
Faktor Lingkungan yang
Mempengaruhi Kehidupan
Fitoplankton
Jumlah kelimpahan fitoplankton
dipengaruhi oleh curah hujan dan arus.
Curah hujan akan menyebabkan terjadinya
pengenceran air dan penurunan salinitas
dan serta meningkatkan masukan unsur
hara dari daratan yang terbawa oleh
luapan air di sungai. Pada musim hujan
kelimpahan plankton cenderung tinggi
dan melimpah. Keberadaan organisme di
perairan dipengaruhi oleh sifat fisika
perairan yang terdiri dari kecepatan arus,
suhu, kecerahan dan kedalaman serta sifat
kimia perairan
CONTOH KASUS
Pengamatan di 3 Pelabuhan Perikanan Bali (Pengambengan, Benoa, dan Amed)

Nilai keanekaragaman plankton tertinggi berada pada Pelabuhan Amed


(Stasiun I) dengan kisaran nilai 1,67. Hal ini diduga karena pada Pelabuhan
Amed (Stasiun I) memiliki kualitas air yang mendukung untuk kehidupan
plankton. Menurut Yuliana (2015), tinggi-rendahnya suatu keanekaragaman
plankton disebabkan oleh kualitas air yang baik atau tidak. Stasiun I pada
Pelabuhan Amed memiliki kualitas air yang baik daripada stasiun lainnya.
Selain kualitas air yang baik, arus dan intensitas cahaya pada stasiun
tersebut cocok untuk kehidupan plankton.
CONTOH KASUS
Pengamatan di 3 Pelabuhan Perikanan Bali (Pengambengan, Benoa, dan Amed)

Sementara nilai keanekaragaman terendah terdapat pada Pelabuhan


Pengambengan (Stasiun III) dengan kisaran nilai 0,62. Hal ini diduga karena
stasiun tersebut terletak pada kolam pelabuhan, sehingga tidak adanya arus.
Selain itu kualitas air yang berada di stasiun tersebut dikategorikan buruk,
karena terdapat logam berat dan nutrien yang berlebih. Hal ini yang
menyebabkan keanekaragaman plankton pada daerah ini sangat rendah.
CONTOH KASUS
Pengamatan di 3 Pelabuhan Perikanan Bali (Pengambengan, Benoa, dan Amed)

Berdasarkan kriteria keanekaragaman plankton, dapat diketahui bahwa


rerata indeks keanekaragaman fitoplankton di 3 pelabuhan tergolong
sedang (1,60). Sedangkan untuk rerata indeks keanekaragaman zooplankton
tergolong rendah (0,84). Jika keanekaragaman plankton (fitoplankton dan
zooplankton) dihubungkan dengan tingkat pencemaran, maka Pelabuhan
Bali tergolong dalam pelabuhan yang memiliki kriteria pencemaran
tercemar sedang (1,22).
Spesies Indikator Perairan
MAKROZOOBENTOS
Makrozoobentos???

Makrozoobentos merupakan organisme


mikroinvertebrata (hewan invertebrate
berukuran kecil) yang hidupnya melekat di
dasar sungai, antara batuan, dalam
runtuhan bahan organik, batang kayu, dan
ekosistem dekat perairan sungai lainnya.

Perubahan kualitas air dan substrat mempengaruhi


kelimpahan dan keanekaragaman makrozoobentos.
Keuntungan Penggunaan
Makrozoobentos sebagai Bioindikator

1. Mampu merefleksikan kondisi lokal suatu ekosistem sungai

2 Mempunyai siklus hidup yang relatif panjang


.
3. Mudah disampling, keberadaan relative melimpah

4 Tingkat sensitivitas yang beragam terhadap polutan


.
3 Klasifikasi dalam Makrozoobentos sebagai
Bioindikator
Air tercemar berat Tercemar sedang
Crustacea
Chironomus sp. (Bangsa Decapoda)
dan Tubifex sp. Kelas Gastropoda

Pencemaran air ringan Tidak tercemar-tercemar ringan

Ephemeroptera, Marmita dkk,


Sulcospira sp.
Tricoptera, 2013
dan Rhyacophilia
Plecoptera
sp.
Air tercemar sedang Tercemar ringan-sedang
Ephemeroptera,
Hydrospyche sp. Hemiptera, Odonata
dan Hirunidinida
Spesies Indikator Perairan
BAKTERI COLIFORM
Bakteri Coliform
 Bakteri coliform merupakan jenis bakteri yang mampu digunakan sebagai
indikator keberadaan bakteri-bakteri lain.
 Rendahnya keberadaan bakteri coliform pada perairan menunjukan semakin
baiknya kualitas perairan tersebut.
 Bakteri coliform suatu kelompok bakteri yang bersumber pada kotoran manusia
dan hewan yang terdapat dalam jumlah banyak, menjadikan bakteri ini sering
dipakai sebagai indikator dari kualitas makanan dan perairan.
 Bakteri coliform dibedakan menjadi dua yakni, (1) coliform fecal misalnya
Escherichia coli, dan (2) coliform no-fecal misalnya Enterobakter aerogenes.
Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Adanya
Bakteri Coliform dalam Perairan
 Naiknya temperatur, kelembapan dan pH pada suatu lingkungan
menyebabkan mudah terjadinya perkembangbiakan bakteri pathogen
(Slamat 1997).
 Kondisi suhu yang menunjang pertumbuhan bakteri coliform adalah 12-
44 0C, sedangkan kisaran salinitas yang baik untuk pertumbuhan bakteri
coliform yang tidak lebih besar dari 85 ppt (Herd 2001).
 Pembuangan limbah organik yang berasal dari aktivitas masyarakat
dapat menyebabkan pencemaran dan dapat meningkatkan organisme
pathogen seperti coliform pada perairan.
Contoh Kasus

KEPADATAN BAKTERI COLIFORM


SEBAGAI INDIKATOR
PENCEMARAN BIOLOGIS DI
PERAIRAN PESISIR SEPULUH
KABUPATEN BANGKALAN
Juvenil, 1(2), 243-249, (2020)
CONTOH KASUS

 Bakteri coliform merupakan bakteri yang dapat dijadikan


sebagai indikator biologi yang penting untuk mengetahui
kondisi lingkungan.
 Hasil analisa menunjukan kepadatan bakteri coliform di lokasi
penelitian berkisar antara 500-800 koloni/ml untuk sampel
perairan dan 27-120 MPN/g untuk sampel sedimen.
 Hasil yang diperoleh masih dibawah standar baku mutu
sehingga perairan Sepuluh dalam kondisi baik secara biologis.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai