DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KERJA LANJUT (B)
ANDI SUCI LESTARI S. ALAM K012211002
CHRISTIEN LIRA CHANDRA K012211006
STEVEN SILALAHI K012211007
ANNIE YUNITA TANDI K012211008
ARJUMAN ASRUN K012211012
AFIIFAH K012211013
RIMA EKA JULIARTI K012211019
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem adalah suatu kumpulan dari berbagai komponen hingga menjadi
satu kesatuan dalam kehidupan atau lingkungan. Ekosistem menurut UU RI
No. 23 Tahun 1997 yaitu suatu tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup.
Ekosistem merupakan sistem ekologi yang didalamnya terjadi hubungan timbal
balik antara komponen-komponen penyusunnya. Komponen-komponen
penyusun ekosistem secara keseluruhan mencakup komponen biotik dan
abiotik.
Problematika ekosistem di dunia pada saat ini banyak mengalami
perubahan. Jika suatu lingkungan mengalami perubahan maka ekosistem yang
terdapat di lingkungan itu akan mengalami perubahan juga. Perubahan
ekosistem yang ada di bumi ini terjadi karena beberapa hal, yang disebabkan
oleh alam dan juga manusia. Salah satu problematika yang paling sering terjadi
di Indonesia, yaitu problematika ekosistem yang terjadi di air, seperti
perusakan terumbu karang akibat seringnya manusia membuang sampah ke air
sehingga berakibat pada habitat ikan hias dan juga terumbu karang yang ada di
laut menjadi cepat punah. Hal tersebut tentu akan merusak biodiversitas yang
ada dalam air sehingga keseimbangan ekosistem menjadi tidak stabil.
Biological-diversity (biodiversity/biodiversitas) atau keanekaragaman
hayati adalah semua makhluk hidup di bumi (tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme) termasuk keanekaragaman genetik yang dikandungnya dan
keanekaragaman ekosistem yang dibentuknya. Biodiversitas itu sendiri terdiri
atas tiga tingkatan, yaitu biodiversitas genetik, biodiversitas spesies atau jenis
dan biodiversitas ekosistem. Terganggunya ekosistem air dan biodiversitas di
air telah menjadi permasalahan sejak lama. Oleh karena itu, penulis ingin
menyusun makalah terkait perubahan ekosistem air dan biodiversitas genetik,
spesies dan ekosistem di air.
B. Fakta Masalah
Salah satu fakta terkait permasalahan ini adalah meskipun suatu ekosistem
memiliki daya tahan yang besar terhadap perubahan, biasanya batas
mekanisme homeostatis dapat dipengaruhi bahkan dikalahkan oleh kegiatan
manusia. Misalnya, sebuah sungai yang tercemar oleh pembuangan limbah
yang tidak terlalu banyak sehingga air sungai masih dapat jernih kembali
secara alami. Tetapi jika bahan pencemar yang masuk ke badan air sungai
melebihi kapasitas homeostatisnya maka sungai akan mengalami penurunan
kualitas peruntukannya bagi kehidupan manusia. Dalam hal ini daya tampung
atau daya serap alami sudah terlampaui sehingga air sungai mengalami
pencemaran.
C. Pertanyaan Masalah
1. Apa saja faktor yang menyebabkan perubahan ekosistem air dan
biodiversitas genetik, spesies dan ekosistem air?
2. Bagaimana aspek kesehatan/lingkungan yang ditimbulkan dari perubahan
ekosistem air dan biodiversitas genetik, spesies dan ekosistem air?
3. Bagaimana solusi yang diberikan dalam menanggulangi permasalahan
ekosistem air dan biodiversitas genetik, spesies dan ekosistem air?
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan perubahan ekosistem air dan
biodiversitas genetik, spesies dan ekosistem air.
2. Untuk mengetahui aspek kesehatan/lingkungan yang ditimbulkan dari
perubahan ekosistem air dan biodiversitas genetik, spesies dan ekosistem
air.
3. Untuk mengetahui cara penanggulangan permasalahan ekosistem air dan
biodiversitas genetik, spesies dan ekosistem air.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Biodiversitas Ekosistem
Keanekaragaman Ekosistem adalah berbagai ekosistem di bumi,
menyediakan habitat jumlah besar yang ditemukan pada spesies di planet
ini. Setiap ekosistem mempunyai keunikan dan ciri khasnya sendiri-sendiri.
Keanekaragaman tingkat ekosistem menggambarkan jenis populasi
organisme dalam suatu wilayah. Adanya keanekaragaman tingkat ekosistem
ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan faktor abiotik serta komposisi
jenis populasi organismenya.
Menurunnya kualitas air permukaan (air sungai) pada area migas
dikarenakan aktifitas industri migas, yang berdampak pada sekitar area
sungsi area CPA, Mudi PAD B, Mudi PAD C, Sukowati PAD A, Sukowati
PAD B dan Lengowangi. Pemantauan biota perairan menunjukan bahwa
indeks diversity adalah berkisar antara 0,9039 - 2,9728. Beberapa lokasi
menunjukan hasil indeks diversity berada di antara nilai 0 – 2, dimana
menunjukan adanya tekanan terhadap lingkungan. Nilai tersebut
dipengaruhi oleh kondisi kimia air seperti BOD, COD dan pH. Semakin
tinggi kandungan senyawa kimia di air akan menggangu jumlah dan
metabolisme biota air seperti plankton, bentos dalam ekosistem.
D. Solusi
1. Adapun solusi (jangka panjang) yang diberikan antara lain sebagai berikut:
Melakukan upaya pelestarian dan perlindungan pada habitat ekosistem agar
keanekaragaman hayati tidak punah. Pemerintah diharapkan agar
melindungi semua kehidupan hewan dan tumbuhan yang terancam punah
dalam suatu ekosistem setelah dilakukan studi mendalam.
2. Adapun solusi (jangka pendek) yang diberikan antara lain sebagai berikut:
a. Mengurangi berbagai kegiatan yang dapat mencemari ekosistem air dan
mempengaruhi biodiversitas spesies di wilayah tersebut dan
menanggulangi secara cepat dan tepat bila ditemukan pencemaran di
wilayah perairan;
b. Mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang. Contohnya
yaitu penggunaan bahan-bahan plastik. Dengan mengurangi,
menggunakan kembali ataupun mendaur ulang bahan plastik secara
otomatis akan mengurangi sampah plastik yang sangat sering
ditemukan di perairan seperti di laut, pantai dan sungai. Berkurangnya
sampah plastik sangat berpengaruh terhadap ekosistem di bawah laut
dan organisme-organisme yang ada di dalamnya.
c. Mengatasi penurunan/degradasi air permukaan dengan konservasi
ekosistem air permukaan secara teknis dan aspek ekologi. Secara teknik
bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya,
misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah sebelum di
buang ke lingkungan dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Penanggulangan air permukaan dengan aspek ekologi dalam melakukan
upaya pencegahan pencemaran air dapat dilakukan melalui perbaikan
kualitas lingkungan di sekitar sumber air.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ekosistem Air
Dari 5 ekosistem air laut, ditemukan perubahan atau kerusakan ekosistem
yang didominasi oleh aktifitas manusia seperti pencemaran limbah industri
dan rumah tangga, pengalihan lahan menjadi tempat wisata, aktivitas
penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan serta aktivitas transportasi
kapal laut. Sedangkan dari 2 ekosistem air tawar, ditemukan kerusakan
ekosistem akibat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan dan
perubahan ekosistem berupa penurunan kualitas air permukaan oleh
kondisi kimia air dan aktivitas industri migas.
2. Biodiversitas Genetik, Spesies dan Ekosistem di Air
Biodiversitas adalah keberagaman makhluk hidup yang menunjukkan
keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu wilayah.
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 1 biodiversitas genetik, 5 biodiversitas
spesies dan 1 biodiversitas ekosistem. Kondisi ketiga tingkatan
biodiversitas yang telah dijelaskan sebagian besar tergolong stabil, dan
sebagian kecil ada yang mengalami tingkat survival yang rendah serta
memiliki indeks keanekaragaman yang rendah. Adapun dampak bagi
lingkungan yang ditimbulkan yaitu adanya kekeruhan pada air dan
rendahnya keanekaragaman spons.
Berdasarkan isi makalah yang telah dibahas sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa isi materi jurnal yang dikaji relevan dengan Buku
Kesehatan Ekosistem dan rekap diskusi kelompok.
B. Saran
Sebagai mahasiswa Kesehatan Masyarakat, saran yang dapat diberikan yaitu:
1. Bagi Pemerintah
a. Kepada pihak pemerintah diharapkan agar dapat membentuk
kelembagaan yang terdiri dari SDM, peraturan perundangan, struktur
organisasi, dan pengelolaan untuk melindungi, melestarikan, dan
memanfaatkan lingkungan (habitat) dalam meningkatkan stabilitas dan
keseimbangan ekosistem.
b. Kepada pihak pemerintah diharapkan agar mempertegas pemberian
sanksi/hukuman terhadap pelaku kerusakan eksosistem yang mengancam
kelestarian biodiversitas.
2. Bagi Masyarakat
a. Kepada masyarakat agar lebih bijak lagi dalam menggunakan produk
rumah tangga, sebaiknya menggunakan produk yang lebih ramah
lingkungan.
b. Kepada masyarakat diharapkan dapat melakukan pemeliharaan dengan
tindakan budidaya untuk mempertahankan keseimbangan dan regenerasi
biodiversitas.
3. Bagi Mahasiswa
Kepada mahasiswa, agar lebih dalam lagi mengkaji materi terkait ekosistem
air dan biodiversitas (genetik, spesies, dan ekosistem).
DAFTAR PUSTAKA
Tambahan Referensi:
Aulia, Q. A., & Sari, N. W. P. (2020). Coral Bleaching, Karang Hidup atau Mati?
Oseana, 45(2), 13–22. http://oseana.lipi.go.id/oseana/article/view/55
Ishak, Hasanuddin. 2019. Kesehatan Ekosistem. Yogyakarta: Gosyen Publishing,
hal: 9-28.
Shabrina, F. N., Saptarini, D., & Setiawan, E. (2020). Struktur Komunitas
Plankton di Pesisir Utara Kabupaten Tuban. Jurnal Sains dan Seni ITS, 9(2),
5–10.
Sulistiyo, B., & Herianto, N. (2020). Analisis Penyebab dan Dampak Degradasi
Air pada Lingkungan Hidup. Program Pascasarjana Pengelolaan
Sumberdaya Alam, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, April.
REKAP HASIL DISKUSI KELOMPOK 1
MASALAH LINGKUNGAN / HAZARD LINGKUNGAN
Andi Suci Lestari S. Alam K012211002
Christien Lira Chandra K012211006
Steven Silalahi K012211007
Annie Yunita Tandi K012211008
Arjuman Asrun K012211012
Afiifah K012211013
Rima Eka Juliarti K012211019
4. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk membangun dan menjaga
keseimbangan lingkungan hidup? (Nurul Magfirah / K012211032)
Jawaban (Andi Suci Lestari S. Alam / K012211002) :
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dapat berupa mengurangi penggunaan
bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan, mengurangi produksi sampah
rumah tangga seperti plastik dan bahan lainnya yang sulit terurai, memilah
sampah (organik dan anorganik), menghemat penggunaan air dan listrik,
menghindari penggunaan alat-alat yang mengandung CFC, dan lain
sebagainya.