Anda di halaman 1dari 14

TATANAMA MIKROBA (NOMENKLATUR)

Fungsi nama
Konsep spesies (Hirarki Taksonomis)
Genus dan takson yang lebih tinggi
Pemberian nama ilmiah
Stabilitas nama ilmiah
Kultur tipe (type strain)
Publikasi yang valid dan publikasi yang efektif

Fungsi nama:

Nama harus: jelas, universal dan


stabil
Nama ilmiah: bahasa Latin atau
yang dilatinkan
Mengikuti kaidah bahasa Latin

Kode Tatanama:
The International Code of Bacterial
Nomenclature (Sneath, 1992): Bakteria &
Arkhaea
The International code of Botanical
Nomenclature (Greuter et al., 1994): Fungi dan
Algae.
The International code of Zoological
Nomenclature (Ride et al., 1985): Protozoa.

Konsep Spesies
Konsep spesies: bersifat artiifisial
dan merupakan unit dasar klasifikasi
& tatanama
Spesies mikrobia: kelompok strain
yang memiliki banyak kesamaan sifat
dan berbeda dengan kelompok strain
yang lain.

Kosep spesies:
Nomenspesies: termasuk dalam satu spesies
berdasarkan acuan type strain yang sama
Genospesies: termasuk dalam satu spesies
berdasarkan kemampuan mempertukarkan bahan
genetik.
Taksospesies: termasuk dalam satu spesies
berdasarkan nilai indeks similaritas yang 70%
Genomic spesies: termasuk dalam satu spesies
berdasarkan nilai DNA-DNA relatedness 70%
Subspesies : biovar, serovar, pathovar dan
phagovar

Genus dan takson di atasnya:


sekelompok spesies yang berbeda dengan
anggota genera lain
memiliki similaritas rRNA (tergantung genus)
similaritas nilai G + C
deskripsi genus: contoh genus Streptomyces
(Bergeys Manual of Determinative
Bacteriology, 2000).

Pemberian nama ilmiah:


Diatur oleh Kode tatanama Internasional !
Nama ilmiah:
Bahasa Latin atau yag dilatinkan
binomial (terdiri dari nama genus dan
penunjuk spesies)
nama genus diawali dengan huruf kapital
nama penunjuk spesies diawali dengan
huruf kecil

Contoh: nama ilmiah


Bacillus antharaxis (nama ilmiah)
bacido do carbonculo (Spanish)
bacteridie de charbon (French)
milzbrandbacillus (Jerman)
Penulisan nama: B. antraxis Bacillus a.
Bacillus sp. atau Bacillus spp.

Stabilitas nama ilmiah:


Pemberian nama ilmiah harus dengan
deskripsi lengkap !
DULU (sampai tahun 1960-an) pemberian
nama:
tidak dikarakterisasi dengan baik
nama tidak bermakna
banyak sinonim
isolat baru tidak dapat diidentifikasi

Tujuan pengaturan nama ilmiah:


agar nama menjadi stabil, jelas dan bermakna
(bermanfaat)
Revisi nama bakteri (1976) dilakukan
berdasarkan prinsip prioritas nama yang valid.
1 Januari 1980: diterbitkannya The Approved
List of Bacterial Name: ditetapkan sebagai
tahun mulainya tatanama bakteria & Archaea

Kultur type (type strain):


pada level spesies:
type strain (life culture)
disimpan di CC yang diakui secara
internasional, misal, DSMZ, NCIMB,
ATCC, JCM dsb.
novel species: holotype atau neotype

Publikasi nama ilmiah yang valid:


International journal of Systematic and
Evolutionary Microbiology (IJSEM)
harus berbeda dengan spesies lain
deskripsi tuntas dan jelas khususnya yang
menjadi dasar penamaan
penunjukan type strain harus jelas

Publikasi efektif & Publikasi valid:


Publikasi : Jurnal internasional yang terakreditasi
Antonie van Leeuwenhoek,
Journal of Bacteriology,
Systematics and Applied Microbiology
Contoh: S. indonesiensis DSM 41759T Sembiring et
al., 2000:
efektif : Antonie van Leeuwenhoek 78 (2000)
valid :IJSEM 51 (2001).
Contoh nama invalid: Streptomyces
indonesiensis ATCC 35859.

Publikasi valid
Dipublikasikan di jurnal resmi yaitu:
International Journal of Systematics and
Evolutionary Microbiology (IJSEM), sebelum
tahun 2000 International Journal of Systematic
Bacteriology (IJSB)
IJSEM merupakan publikasi resmi International
Committee of Systematic Bacteriology (ICSB)
yang merupakan bagian dari International Union
of Microbiological Societies (IUMS)
ICSB melakukan updating terhadap isi Approved
List of Bacterial Name.

Anda mungkin juga menyukai