manusia
adalah
seorang
nomenklaturis,
karena
nama
diterapkan
untuk
satu
tumbuhan.
Namun
(1707-1778)
telah
membuat
usaha
penamaan
dan
alba L., kata alba berarti putih, tetapi dapat juga sebagai kata
keterangan sebagai contoh: Pyrus malus L., malus adalah nama genus
dari buah apel. Ada kalanya penunjuk jenis adalah suatu kata benda
tunggal yang diambil dari nama orang, misalnya Homalomena rusdii
Okada. Rusdii merupakan nama orang yang dianugerahi oleh author
karena dianggap berjasa atau memiliki kesan bagi author.
Nama genus dan penunjuk jenis dari berbagai sumber tetapi selalu
harus diperlakukan sebagai bahasa latin. Botanis dianjurkan untuk tidak
membentuk nama ilmiah yang panjang dan sulit dilafazkan dalam bahasa
latin atau disesuaikan dengan bahasa latin, dan menghindari kombinasi
7
BAB II
nama dan penunjuk jenis dengan kombinasi kata dari bahasa yang
berbeda.
Spesies
dikelompokkan
kedalam
suatu
hirarki
taksa
secara
meningkat dari: genus, famili, ordo, kelas, dan divisi dengan subgroup
pada masing-masingnya. Kelompok taksonomi dari suatu tingkatan
disebut dengan takson (jamaknya:taksa). Sebagai contoh: Querqus alba
L., Querqus laevis Walter, Querqus falcate Michaux, Querqus bicolor Willd.
Adalah emapt jenis dalam genus Querqus. Querqus L., Fagus L. dan
Castanea Miller adalah tiga genera dalam famili Fagaceae. Fagaceae dan
Betulaceae merupakan dua famili dalam ordo Fagales. Fagales, urticales
dan piperales adalah tiga dari berbagai ordo dalam kelas Magnoliopsida
yang takson ini termasuk dalam divisi Magnoliophyta (lihat Tabel 1).
Kadang-kadang dalam fikiran kita sering mempertanyakan kenapa
system penamaan yang rumit, nama latin yang sulit disebutkan mesti
kita terapkan, tidak nama umum yang sudah sering kita dengar. Benson
(1962) menyatakan dengan ringkas kenapa nama daerah tidak dapat
menggantikan nama ilmiah:
1. nama daerah hanya dapat digunakan pada satu daerah setempat
2. Didunia sangat sedikit spesies mempunyai nama yang sama di
temapt lain
3. Nama daerah tidak dapat diterapkan untuk menunjukkan tingkatan
takson
4. Pada nama daerah sering dua tumbuhan yang tidak berhubungan
sama sekali diketahui mempunyai nama yang sama, dan sering
meskipun dalam satu bahasa sering untuk satu tumbuhan memiliki
nama yang berbeda pada daerah yang berbeda.
Di sumatera terdapat berbagai genus dari famili Araceae, seperti:
Amorphopalus,
Furtadoa,
Homalomena,
Schismatoglottis, Colocasia,
karena itu nama yang standard dan dapat digunakan dimana saja mesti
diterapkan yaitu nama ilmiah.
Ahli botani moderen di semua Negara menggunakan International
Code of Botanical Nomenclature (Voss et al., 1983, yang selanjutnya
disebut dengan ICBN) atau Kode Internasional Tatanama Tumbuhan
(KITT) yang merupakan suatu system yang sederhana dan tepat yang
menunjukkan tingkatan unit atau kelompok taksonomi dan nama ilmiah
yang diterapkan pada individu dari suatu kelompok taksonomi tumbuhan.
Panduan yang paling penting dalam pemberian nama ilmiah adalah
pembukaan KITT sebagai berikut:
Kode Internasional Tatanama Tumbuhan
Pembukaan
1. Botani membutuhkan system tatanama yang tepat dan sederhana yang
digunakan oleh semua ahli botani dimanapun dan menunjukkan
tingkatan unit atau kelompok taksonomi dan nama ilmiah yang
diterapkan pada individu dari suatu kelompok taksonomi tumbuhan.
Tujuan dari pemberian suatu nama tumbuhan terhadap suatu takson
bukanlah menunjukkan karakter dan sejarahnya tetapi untuk
memberikan pengertian untuk menyebutkannya dan menunjukkan
tingkatan taksonominya. Tujuan dari kode ini adalah memberikan
ketetapan metode penamaan kelompok taksonomi yang tidak mudah
berubah, menghindari penolakan pemakaian nama yang dapat menyebabkan kesalahan atau makna ganda atau menjerumuskan sain dalam
ketidakpastian. Selanjutnya hal yang penting juga adalah menghindari
pemberian nama tanpa manfaat
2. Azas-azas membentuk dasar dari system tatanama tumbuhan
3. Rincian peraturan dikelompokkan atas aturan-aturan, artikel dan
rekomendasi. Contoh-contoh ditambahkan pada aturan-aturan dan
rekomendasi untuk men-jelaskannya.
4. Tujuan aturan-aturan adalah menempatkan tatanama yang lalu dalam
urutan dan melengkapinya dimasa akan data; nama yang bertentangan
dengan atur-an tatanama tidak dapat dikelola
5. Rekomendasi berhubungan dengan poin tambahan, tujuannya untuk
membuat lebih seragam dan jelas terutama tatanama masa yang akan
datang; nama yang bertentangan dengan rekomendasi tidak dapat
ditolak, tetapi tidak dapat menjadi contoh untuk diikuti.
6. Ketentuan pengaturan modifikasi kode ini adalah bentuk perubahan
yang ter-akhir
7. Aturan dan rekomendasi diterapkan untuk semua organisme yang
dianggap sebagai tumbuhan(termasuk jamur, bukan bakteri), apakah
berupa fosil atau nonfosil. Tatanama bakteri diatur oleh Kode
Internasional Tatanama Bakteri. Ketentuan spesies diperlukan untuk
kelompok tumbuhan tertentu: Kode Internasional Tatanama Tanaman
Budidaya diadopsi oleh Komisi Internasional untuk Tatanama Tanaman
Budidaya; Ketentuan nama hybrid terdapat pada Appendix 1.
BAB II
8. Hanya dengan alasan yang sesuai nama suatu tumbuhan dapat berubah,
dan tentu saja perubahan tersebut harus berdasarkan dengan fakta dari
kajian taksonomi yang lebih dalam atau lebih penting dihentikan jika
bertentangan dengan aturan.
9. Ketiadaan aturan yang relevan atau konsekuensi dari aturan meragukan,
maka aturan yang umum mesti diikuti
10. Edisi kode ini menggantikan semua edisi sebelumnya.
Tingkatan Taksa
Setiap individu tumbuhan diperlakukan sebagai bahagian dari sejumlah
taksa yang berurutan mulai dari divisi, kelas, ordo, famili, genus dan
spesies dan masing-masingnya dengan subkategori pula. Sebagai contoh
suatu individu dari bunga ros akan menjadi bahagian dari spesies Rosa
hybrida;
genus,
Rosa;
famili,
Rosaceae;
Ordo,
Rosales;
Kelas,
menunjukkan
tingkatannya,
sebagai
contoh:
Ros-aceae
10
Akhiran
Contoh
Divisi
Subdivisi
Pterophyta; Eumycota
Pterophytina; Eumycotina
Kelas
Pteropsida;
Cyanophyceae;
Basidiomycetes
Pteropsidae;
Cyanophycidae;
Basidiomycetidae
Subkelas
Ordo
Subordo
ales
ineae
Rosales
Rosineae
Famili
Subfamili
Tribus
Subtribus
aceae
oideae
eae
inae
Rosaceae
Rosoideae
Roseae
Rosinae
Genus
Subgenus
Seksi
Subseksi
Seri
Subseri
Rosa;Aconitum,
Ranunculus
Spesies
Subpsesies
Varietas
Subvarietas
Forma
Subforma
dan
alamiah;
dan
3.
untuk
menghasilkan
suatu
system
sering
merubah
namanya
sehingga
dapat
meragukan
11
BAB II
utama
nomenklaturis
tumbuhan
adalah
memberikan
nama
terhadap taksa baru dan menentukan nama yang benar dari taksa lama
yang
sudah
mengalami
revisi
(perubahan
model,
dipisahkan,
sumatrana
Hotta;
nama
subspecies
merupakan
kombinasi
triner
dengan
sirkumskripsi,
posisi,
tingkatan
tertentu
hanya
membawa satu nama yang benar yang paling awal sesuai dengan aturan
kecuali pada kasus tertentu (ICBN, 1983). Nama atau penunjuk jenis
yang benar suatu takson dengan sirkumskripsi, posisi, tingkatan tertentu
12
adalah nama atau penunjuk jenis yang legitimate yang nama tersebut
secara valid dipublikasi harus diadopsi sesuai dengan aturan. Suatu nama
yang legitimate adalah satu nama yang sesuai dengan aturan. Nama
atau epitet yang dipublikasi secara valid adalah yang sesuai dengan
Artikel 32-45 dari Kode. Ketentuan dasar dari artikel tersebut adalah: 1.
publikasi yang efektif, 2. publikasi dalam bentuk tertentu untuk nama
dari masing-masing kategori dari suatu taksa, 3. publikasi dengan
deskripsi atau diagnosis, atau mengacu pada deskripsi atau diagnosis
publikasi sebelumnya, 4. dilengkapi dengan deskripsi atau diagnosis
dalam bahasa latin atau mengacu pada
takson dalam bahasa latin yang telah dipublikasi secara efektif, dan 5.
suatu indikasi dari tipe tatanama. Suatu nama yang sudah dipublikasi
secara efektif merupakan tulisan yang dipublikasi dalam bahan cetakan
yang umumnya tersedia bagi botanis. Nama yang dapat diterima adalah
yang nama yang sesuai dengan aturan sehingga dapat dimasukan
kedalam tatanama tumbuhan dan dipublikasi secara valid.
Azas dan petunjuk untuk penamaan suatu takson secara legitimate
dapat dilihat pada table 2.
Tabel 2. Azas-azas Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (1983)
I. Tatanama tumbuhan independent dengan tatanama hewan
II. Penerapan nama dari kelompok taksonomi ditentukan oleh maksud tipe
tatanama
III. Tatanama dari kelompok taksonomi didasarkan pada prioritas publikasi
IV. masing-masing kelompok taksonomi dengan sirkumskripsi, posisi, tingkatan
tertentu hanya membawa satu nama yang benar, yaitu yang paling awal dan
sesuai dengan aturan kecuali pada kasus tertentu.
V. Nama ilmiah dari kelompok taksonomi diperlakukan sebagai bahasa latin
tanpa menghiraukan perubahannya
VI. Aturan tatanama adalah berlaku surut, kecuali dengan sengaja dibatasi.
BAB II
akan
dianggap
sebagai
genera,
nama
Aesculus
harus
maka
hasil
penggabungan
tersebut
harus
disebut
Cardamine karena nama tersebut dipilih oleh Crantz, orang yang pertama
kali menggabungkan dua genera tersebut.
Jika suatu spesies harus ditransfer ke genus lain atau ditempatkan
pada genera lain maka penunjuk jenis harus dipertahankan. Contoh:
Cainito Adans adalah tidak sah karena nama tersebut berlebihan. Nama
Crhysophyllum L. yang lebih tua dan valid ditetapkan sebagai nama yang
14
terhadap
nama
genus
Amaralidaceae,
sehingga
keduanya
haruslah
dituliskan
setelah
nama
taksa
dengan
menyisipkan et atau & antar nama kedua author. Jika lebih dari dua
author mempublikasinya maka setelah nama takson disebutkan nama
author
pertama
dan
ditambah
dengan
et
al..
Sebagai
contoh:
dapat
ditulis
Ranunculus
japonicus
Thunb
var.
rostratus
Syamsuardi et al.
Pengajuan Nama. Jika suatu nama yang diusulkan tidak dipublikasi
secara
valid
oleh
seorang
author,
maka
jika
author
lain
author
pertama
diselipkan
in
diikuti
author
yang
Deskripsi.
Jika
perubahan
karakter
diagnostik
atau
BAB II
Jika
adalah
sah,
tautonim
yang
dibuat
untuk
untuk
17
BAB II
Hibrid
Hibrid adalah keturunan dari dua tumbuhan atau hewan dari ras, forma,
varietas, subspecies, species atau genera. Contoh: X Agropogon (artinya
Agrostis X Polypogon). Hibrid interspesific adalah persilangan antar dua
spesies dari genus yang sama, contoh, Nepenthes
(persilangan antara Nepenthes ampularia dengan
x trichocarpa
Nepenthes gracilis
18