Anda di halaman 1dari 23

Tata Nama Tumbuhan

Andam S. Ardan
Romeo and Juliet (Shakespeare)

•What’s in a name?
•That which call a rose by
other name would smell
as sweet
Pemberian nama pada tumbuhan disebut nomenklatur atau
tatanama.

Cara pemberian nama itu melibatkan asas-asas yang diatur


oleh peraturan-peraturan yang dibuat dan disahkan Kongres
Botani sedunia. Peraturan-peraturan tersebut secara formal
dimuat pada Kode Internasional Tatanama Tumbuhan
(International Code of Botanical Nomenclature).

Tujuan utama sistem ini adalah menciptakan satu nama untuk


setiap takson (Rideng, 1989).

Kode tatanama ini bertujuan untuk menyediakan cara yang


mantap dalam pemberian nama bagi kesatuan-kesatuan
taksonomi, menjauhi atau menolak pemakaian nama-nama
yang mungkin menyebabkan kesalahan atau keragu-raguan
atau yang menyebabkan timbulnya kesimpangsiuran dalam
ilmu pengetahuan. Rifai (1973)
Nama Lokal dan Biasa

• Nama Biasa1.Tidak mengikuti ketentuan yang


manapun. 2.Dalam bahasa sehari-hari yang
bersifat local atau setempat.3.Biasanya hanya
dimengerti penduduk setempat4.Mudah dieja
dan dilafalkan.5.Tidak jelas untuk kategori yang
mana nama itu diperuntukkan.6.Satu takson
dapat mempunyai nama yang berbeda menurut
bahasa yang digunakan banyak sinonim dan
homonym.
Pentingnya Nama Ilmiah
• Nama Ilmiah1.Melalui kesepakatan internasional
yang diatur dalam KIIT.2.Dalam bahasa yang
diperlakukan sebagai bahasa latin.3.Berlaku
internasional,minimal berlaku untuk
ilmuwan.4.Kadang-kadang sulit
dieja/dilafalkan.5.Dengan indikasi yang jelas
untuk kategori mana nama itu dimaksud.6.Satu
takson dengan sirkumskripsi ,posisi dan tingkat
tertentu,hanya mempunyai satu nama yang
benar,kecuali dalam hal-hal yang dinyatakan
secara khusus.
 SEJARAH TATANAMA TUMBUHAN

Sejak tahun 1753 sistim polynomial


digantikan dengan binomial sejak publikasi
“systema plantarum” oleh Carolus
Linnaeus dan berlaku secara internasional.
Sistim binomial yaitu sistim
penamaan dimana nama jenis terdiri dari
dua kata, kata pertama adalah nama
marga dan kata kedua merupakan
penunjuk jenis atau spesies epithet.
Contoh: Hibiscus rosella
Hibiscus inermis foliis inferioribus
oboratis integris superioribus trilobis

Nama ini mempunyai arti hibiscus


yang tidak berduri,dengan daun yang
bergerigi,bagiannya rata berbentuk
telur,bagian atasnya berlekuk tiga
 Nama daerah atau nama umum memiliki beberapa kelemahan yaitu:
 NAMA UMUM
 Tidak bersifat menyeluruh atau hanya terbatas pengertiannya pada
orang-orang
sebahasa saja. Misalnya “gedang” dalam bahasa Madura berarti
pisang,
sedangkan dalam bahasa Sunda pepayalah yang dimaksud.

 Nama-nama umum biasanya tidak memberikan informasi yang


menunjukkan
hubungan kekerabatan, tidak bisa digunakan untuk membedakan
bangsa, suku,
atau taksa lainnya.

 Jika suatu tanaman terkenal, kemungkinan mempunyai banyak nama


umum.

 Kadang-kadang dua atau lebih tanaman yang berbeda mempunyai


nama
umum yang sama atau sebaliknya
 NAMA ILMIAH

Nama ilmiah adalah “nama-nama dalam bahasa yang


diperlakukan sebagai bahasa Latin, tanpa
memperhatikan dari bahasa mana asalnya kata yang
digunakan untuk nama tadi”.

Salah satu keuntungan nama ilmiah ialah bahwa


penentuan, pemberian atau cara pemakaiannya untuk
setiap golongan tumbuhan dapat dilakukan
berdasarkan suatu aturan atau sistim tatanama (Rifai,
1973).
 PRINSIP DAN PERATURAN TATANAMA TUMBUHAN
 Tatanama botani tidak berhubungan dengan tatanama zoologi.
Nama yang sama yang diberikan pada tumbuhan bisa juga
digunakan ahli zoologi pada hewan
 Pelaksanaan penamaan di dalam kelompok taksonomi ditentukan
dengan menggunakan tipe tatanama. Tipe untuk famili adalah
genus, tipe untuk genus adalah jenis, tipe untuk jenis adalah
spesimen dan seterusnya.
 Tatanama dari kelompok taksonomi haruslah berdasar pada prioritas
publikasi, dan nama yang benar adalah nama yang telah dipublikasi
terlebih dahulu dan mengacu pada aturan-aturan. Tatanama yang
telah dipublikasikan lebih dulu harus dipakai sebagai dasar pada
publikasi berikutnya.
 Setiap kelompok taksonomi, batasannya, posisinya dan urutannya
bisa membuat satu nama yang benar.
 Nama ilmiah kelompok taksonomi disajikan dalam bahasa Latin
tanpa menghiraukan asalnya. Aturan untuk penamaan genus dan
penunjuk jenis sama juga dengan yang lain harus dalam bahasa
Latin
 Aturan tatanama adalah berlaku surut kecuali hal-hal yang kecil.
 Suatu nama yang sah tidak boleh ditolak karena alas an tidak
disukai atau karena kehilangan arti aslinya. Contoh: Gluta benghas
aslinya rengas. Perubahan nama hanya boleh dilakukan bila sudah
betul-betul diteliti taksonominya
 KOMPOSISI NAMA ILMIAH

Nama ilmiah suatu jenis merupakan penggabungan 3 hal :


1. Genus
2. Spesies epithet (penunjuk jenis)
3. Author

Contoh : Daucus carota L.


Nicotiana tabacum L

 Nama-nama genera
 Penunjuk Jenis
 Author
 Penamaan cultivar dan varietas
 TINGKAT KESATUAN TAKSONOMI

Tingkat-tingkat kesatuan taksonomi (dalam urutan menurun, beserta


akhiran-akhiran nama ilmiahnya):

1. Dunia tumbuh-tumbuhan (Regnum Vegetabile)


2. Divisi (divisio -phyta)
3. Anak divisi (sub divisio -phytina)
4. Kelas (classis -opsida, khusus untuk Alga –phyceae)
5. Anak kelas (subclassis –idea)
6. Bangsa (ordo –ales)
7. Anak bangsa (subordo –ineae)
8. Suku (familia –aceae)
9. Anak suku (subfamilia –oideae)
10. Puak (tribus –eae)
11. Anak puak (subtribus –inae)
12. Marga (genus; nama ilmiah marga dan semua tingkat di bawahnya
tidak diseragamkan akhirannya)
13. Anak marga (subgenus)
14. Seksi (sectio)
15. Anak seksi (subsectio)
16. Deret (series)
17. Anak deret (subseries)
18. Jenis (species)
19. Anak jenis (sub species)
20. Varietas (varietas)
21. Anak varietas (subvarietas)
22. Forma (forma)
23. Anak forma (subforma)
Isi Nama Ilmiah Tumbuhan
• NAMA MARGA adalah kata benda bentuk tunggal atau suatu
perkataan yang diperlukan sebagai kata benda.Kata tersebut
dapat berasal dari sumber manapun bahkan dapat disusun
sekehendak pengarang.Sebagai contoh : nama marga seperti
Linnae berasal dari nama orang yaitu:Linnaeus.Bila nama
marga telah disebut satu kali (minimal),untuk selanjutnya
dapat ditulis inisialnya saja,yaitu huruf pertama dengan huruf
besar.Contoh:Rosa gallica L dapat ditulis R.gallica L.

• PETUNJUK JENIS, Nama merupakan suatu kombinasi ganda


terdiri atas nama marga diikuti oleh suatu petunjuk jenis.Jadi
petunjuk jenis dapat didefinisikan sebagai bagian kedua dari
suatu binomial.Petunjuk jenis disusun dari kata benda atau
kata sifat seperti albus artinya putih;repen artinya
merayap,dan sebagainya.Kalau suatu petunjuk jenis terdiri
atas dua patah kata atau lebih,maka ini harus disatukan atau
dihubungkan dengan tanda sempang.Contoh:Hibiscus rosa-
sinensis.Baik nama marga maupun petunjuk jenis bila diketik
atau ditulis tangan dengan diberi garis bawah atau
dimiringkan.
Isi nama Ilmiah yang boleh tidak dituliskan

• NAMA PENGARANG (AUTHOR), Nama orang atau orang-orang yang


mengikuti nama marga atau petunjuk jenis ,menunjukkan nama
pengarang dari nama tersebut.Tujuan pencantuman nama tersebut
adalah petunjukkan dari nama suatu takson dapat tepat dan
lengkap.Disamping pula agar tanggalnya mudah diselidiki dan
penulisannama pengarang itu disingkat.Misalnya: Michx untuk
Andre Michaux ;DC untuk de Candolle.Kalau nama tersebut sudah
pendek,maka dengan sendirinya tidak perlu disingkat lagi,misalnya
untuk : Jack atau Rifai,untuk Mien A.Rifai,dan lain-lain.Untuk
mempelajari secara lengkap peraturan dalam memberikan nama
pada tumbuhan dapat dilihat pada literature mengenai Kode
Tatanama Tumbuhan (KIIT).
Azas-Azas Nomenclatur Tumbuhan
• Tatanama tumbuhan dan Tatanama hewan berdiri
sendiri-sendiri
• Penerapan nama-nama Takson ditentukan dengan
perantaraan tipe tatanamanya
• Tatanama takson didasarkan atas asas prioritas
publikasinya
• Suatu takson hanya dapat mempunyai suatu nama
yang benar ,yaitu nama tertua yang sesuai dengan
peraturan kecuali hal-hal yang dinyatakan secara khusus
• Nama ilmiah diperlakukan sebagai bahasa latin tanpa
memperhatikan asalnya
• Peraturan tatanama berlaku surut ,kecuali bila dibatasi
dengan sengaja.
Tingkatan Tipifikasi
• Holotipe = tipe utama (Holotype) adalah suatu
specimen atau unsur lain yang dipakai oleh seorang
pengarang atau ditunjuk olehnya sebagai tipe tatanama.
• Lectotipe = tipe pengganti (Lectotype) adalah suatu
specimen atau unsure-unsur lain dari specimen asli
(isotope atau sintipe) yang dipilih untuk menjadi tipe
tatanama jika holotipe hancur atau hilang
• Sintipe (Syntype) adalah salah satu daru beberapa
specimen atau contoh yang disebutkan pengarangnya
kalau holotipe tidak ditentukan ,atau salah satu dari
beberapa specimen yang bersama-sama ditunjuk sebagai
tipe.
• Neotipe = tipe tatanama baru (Neotype) adalah
specimen yang dipilih untuk menjadi tipe tatanama kalau
holotipe hilang atau rusak dan tidak mungkin untuk tipe
pengganti karena tidak adanya isotope atau sintipe.
Peringkat Takson

• Dalam taksonomi tumbuhan,setiap kelompok taksonomi


dari kategori manapun disebut sebagai suatu takson.
• 2. Unit takson terkecil adalah jenis (spesies)
• 3. Urutan tingkat takson dari bawah keatas adalah jenis
(spesies,marga (genus),suku (familia)bangsa
(ordo),kelas (classis),dan divisi (division)
• 4. Bila diperlukan urutan tingkat takson dapat ditambah
atau disisipkan diantara nama takson, dengan catatan
penambahan tersebut tidak mengakibatkan kerancuan.
• 5. Urutan takson tidak boleh diubah.
Istilah dalam taksonomi
• Sinonim,yaitu dua nama atau lebih untuk merujuk suatu
takson.
• Basionim,yaitu nama dasar yang dijadikan pangkal tolak
dalam pemberian nama takson tertentu.
• Homonim,yaitu satu nama digunakan untuk 2 takson yang
berbeda.
• Tautonim,yaitu nama jenis dan nama marganya mempunyai
sebutan/kata-kata yang sama
• Nomen Nodum (nama telanjang),yaitu nama yang diberikan
tanpa candra atau deskripsi dalam bahasa latin yang sesuai
dengan ketentuan.
• Nomen ambiguum (nama yang meragukan),yaitu nama yang
meragukan karena tidak jelas ditujukan pada tingkat takson
yang jelas.
• Nomina conservanda (nama yang dilestarikan),yaitu nama
yang dipertahankan untuk terus dipakai walaupun tidak sesuai
dengan peraturan dalam KIIT,misalnya untuk keperluan
konservasi.
• Nama jenis terdiri dari dua suku kata yang huruf
pertamanya selalu ditulis dengan huruf capital
• Penulisan nama jenis harus digaris bawahi atau dicetak
miring
• Nama jenis yang tepat selalu dilengkapi dengan nama
author.
• Contoh: Oryza sativa L. (Oryza = nama genus,sativa =
penunjuk jenis,L. = author); Impatiens holstii Engl. Et
Warb. (nama jenis diberikan oleh dua orang,yang
penulisannya disingkat dari Engler dan Warburg);
Cinnamomum iners Reinw.Ex Bl. (nama jenis diberikan
oleh dua orang ,Reinwardt adalah orang pertama yang
memberikan nama ,tetapi tidak dilengkapi dengan diskripsi
yang jelas ,sehingga namanya tidak sah (nomen
nodum).Deskripsinya kemudian dilengkapi oleh Blume.;
Medicago orbicularis (L.) Bartal.(author kedua (diluar tanda
kurung)merubah posisi takson yang ditetapkan author
pertama).Dalam contoh ini Linnaeus memberikan nama
takson tumbuhan ini sebagai Medicago polymarpha var.
orbicularis.Kemudian Bartal merubahnya menjadi Medicago
orbicularis (L.)Bartal.
Ingat! Satu nama satu takson

• Salah satu azas penting dalam


tatanama tumbuhan hanya
boleh mempunyai satu nama
ilmiah yang tepat, yaitu nama
tertua yang sesuai dengan
peraturan-peraturan.
Penting!
*Plumeria adalah takson, sedangkan
kategorinya adalah genus atau marga
*Apocynaceae adalah takson,
sedangkan kategorinya adalah famili
atau suku
*Plumeria acuminata adalah takson,
sedang kategorinya adalah spesies atau
jenis.
sebagai
 Untuk menghindari penggonta-gantian nama marga dan suku yang timbul

akibat penerapan peraturan-peraturan (terutama asas


prioritas) secara konsekuen, maka beberapa nama
diawetkan untuk terus dipertahankan pemakaiannya,
misalnya:
Palmae = Arecacea, Graminae = Poaceae,
Cruciferae = Brassicaceae, Leguminosae =
Fabaceae, Guttiferae = Clusiaceae, Umbelliferae =
Apiaceae, Labiatae = Lamiaceae, Compositae =
Asteraceae

Anda mungkin juga menyukai