Anda di halaman 1dari 25

BOTANI FARMASI II

TAKSONOMI TUMBUHAN DAN


DASAR-DASAR FARMAKOGNOSI
Maksud
Kuliah Taksonomi Tumbuhan :
- Taksonomi Tumbuhan Tinggi (Spermatophyta)
- Taksonomi Tumbuhan Rendah (Cryptogamae)
ciri-ciri morfologi, anatomi dan kandungan kimianya
Manfaat
Bidang Farmasi : sebagai bahan obat atau simplisia dan untuk
pengembangan atau penelitian obat-obat baru yang berasal dari alam
(natural products)
Tujuan
memberikan pengetahuan untuk mengenal tumbuh-tumbuhan
(Tumbuhan Obat) untuk studi lanjutan : Farmakognosi, Fitokimia,
Fitofarmasi, Fitofarmaka, Bioteknologi Farmasi, Obat Tradisional,
Mikrobiologi, dan ilmu-ilmu Bahan Alam lainnya.
Materi kuliah
- klasifikasi tumbuhan
- tatanama tumbuhan dan simplisia
- cara-cara identifikasi /determinasi tumbuhan
- taksonomi tumbuhan tinggi
- taksonomi tumbuhan rendah
- setiap uraian, dijelaskan ciri-ciri familia, contoh tumbuhan obat dan
simplisia, kandungan kimia yang penting
- Sebagian besar dari materi kuliah terdiri dari Tumbuhan Tinggi
(Dikotyl dan Monokotyl)
- Taksonomi Tumbuhan rendah (bakteri, jamur, ganggang, lumut kerak,
tumbuhan paku-pakuan) diberikan secara singkat

Persyaratan
Telah Untuk dapat mengikuti kuliah Morfologi & Anatomi Tumbuhan
(Botani Farmasi I)
Pengertian dan ruang lingkup taksonomi tumbuhan
Taksonomi tumbuhan adalah salah satu cabang dari Botani yang paling
tua dan sangat kompleks, karena mempelajari keanekaragaman tumbuh-
tumbuhan di seluruh dunia, baik yang hidup di darat maupun yang hidup
di air.
Dalam arti yang luas Taksonomi Tumbuhan atau Botani Sistematik meliputi
studi tentang : - klasifikasi (pengelompokan)
- tatanama (nomenklatur)
- identifikasi (determinasi)
Tujuan dan sasaran
1. Mengadakan inventarisasi dari flora yang ada di dunia
2. Menyediakan metode identifikasi dan komunikasi
3. Mengadakan sistem klasifikasi yang universal
4. Menunjukkan adanya hubungan evolusi dari keanekaragaman dunia tumbuhan (flora)
5. Memberikan nama ilmiah (bahasa Latin) untuk setiap kelompok (takson) tumbuhan, baik
yang masih hidup maupun yang sudah berupa fosil
Ilmu-ilmu yang diperlukan :
morfologi, anatomi, ekologi, fitografi, fisiologi, biokimia,
ultrastruktur dari bagian tumbuhan (pollen, spora) dan
kandungan kimia dari tumbuhan.

Kegunaan taksonomi :
1. kefarmasian (obat-obatan) dan kesehatan
2. pertanian dan budidaya tumbuh-tumbuhan
3. kehutanan (pengelolaan hutan)
4. penelitian produk bahan alam
5. seleksi, konservasi / pelestarian tumbuhan
6. pengelolaan lingkungan
JENIS - JENIS TAKSONOMI TUMBUHAN

1. Taksonomi klasik (pengelompokan tumbuhan dlm


taksa berdasar hub sifat morfologi)

2. taksonomi eksperimental,pengelompokannya tidak


hanya berdasarkan hubungan sifat morfologi, tetapi juga
karakter karakter mikro atau karakter non morfologi,
misalnya kandungan zat kimia, jumlah kromosom dan lain-
lain
KLASIFIKASI TUMBUHAN
Klasifikasi Sistem Artifisial (Theophrastus, Dioscorides, herbalist,
Linnaeus).
Klasifikasi Sistem Natural yaitu berdasarkan atas ciri-ciri morfologi dan
anatomi dari tumbuhan.
Klasifikasi Sistem Filogenetik yang dipelopori oleh : Eichler, Engler dan
Prantl, Bessey, Hutchinson, Rendle, Takhtajan, Cronquist. ( morfologi,
anatomi, sitologi, embryologi, ekologi, fisiologi, kandungan kimia)
• Divisio……………….(divisi)
• Sub-divisio…………..(anak divisi)
• Classis……………….(klas)
• Sub-classis…………...( anak klas)
• Ordo…………………(bangsa)
• Sub-ordo……………(anak bangsa)
• Familia……………..(suku)
• Sub-familia………...(anak suku)
• Tribus……………..(puak)
• Genus……………..(marga)
• Sub-genus………..(anak marga)
• Sectio……………..(seksi)
• Series…………….(deret)
• Species…………..(jenis)
• Sub-species (ssp)………(anak jenis)
• Varietas (var)……….( varietas)
• Sub-varietas (subvar)…….( anak varietas)
• Forma (f)
• Clone………………….( klun)
Tanda pengenal untuk setiap takson

Tanda pengenal
Takson
Divisio phyta (untuk tumbuhan tinggi dan ganggang, misalnya:
Spermatophyta, Chlorophyta)
mycota (untuk jamur : Ascomycota)
Sub-divisio mycotina (untuk jamur : Ascomycotina)
phytina (untuk tumbuhan lain)
Classis mycetes (untuk jamur : Ascomycetes)
phyceae (untuk ganggang: Chlorophyceae, Rhodophyceae)
opsida (untuk tumbuhan lain: Magnoliopsida, Licopsida)
Sub-classis idae (untuk tumbuhan tinggi : Magnoliidae)

Ordo ales (untuk semua tumbuhan : Rosales, Liliales, Mucorales,


Lycopodiales)
Familia aceae (misalnya: Rosaceae, Mucoraceae, Lycopodiaceae)
Sub-familia oideae (misalnya: Rosoideae)
Genus us (misalnya: Pinus, Hibiscus )
a (misalnya: Rosa, Gloriosa)
um (misalnya : Solanum, Viscum)
Species binomial (nama genus + petunjuk species : Solanum tuberosum)
CONTOH KLASIFIKASI TUMBUHAN TINGGI

• Klasifikasi untuk tumbuhan “brotowali” adalah sbb.:


• Divisio (divisi)…………..Magnoliophyta
• Classis (klas)……………Magnoliopsida
• Sub-classis ( anak klas)…Magnoliidae
• Ordo (bangsa)……………Ranunculales
• Familia (suku)………...Menispermaceae
• Genus (marga)…………Tinospora
• Species (jenis)…….Tinospora crispa
TATANAMA TUMBUHAN
- nama lokal (vernacular names)
- nama ilmiah.

Tatanama (nomenklatur) tumbuhan digunakan nama ilmiah yang ditetapkan secara internasional
yaitu yang disebut : Kode Internasional Tatanama Tumbuhan. Dalam kode ini setiap kategori
(takson) mempunyai tanda pengenal yang tetap.

TATANAMA UNTUK FAMILIA (SUKU)


Nama suatu familia diambil dari nama genus (marga) ditambah akhiran -aceae,
misalnya : Rosaceae (dari genus Rosa), Rutaceae (dari genus Ruta), Aspergillaceae (dari
genus Aspergillus).
Untuk familia tertentu nama lama masih diperbolehkan yaitu yang dikenal
dengan nomina conservanda, misalnya : Gramineae (Poaceae), Compositae (Asteraceae),
Leguminosae (Fabaceae), Umbelliferae (Apiaceae), Cruciferae (Brassicaceae), Palmae
(Aceraceae), Guttiferae (Clusiaceae), Labiatae (Lamiaceae), dll.
TATANAMA UNTUK GENUS (MARGA)
Semua nama genus (marga) harus dalam bahasa Latin atau Grika (atau di-
Latinkan).
Nama genus dapat berasal dari :
Nama orang, misalnya : Lagerstroemia (Lagerstroem), Barringtonia (Barrington), Dioscorea
(Dioscoredes), Lobelia (L’Obel), Dahlia (Dahl), Zinnia (Zinn).
Nama lokal (Grika, Roma), misalnya : Pinus, Fagus, Pyrus, Quercus.
Menunjukkan ciri tumbuhan tsb. Misalnya : Helianthus (Heli=matahari dan anthus=bunga),
Artocarpus (Arto=roti dan carpus=buah).
Nama lokal yang dilatinkan : Palaquium (palak-palak, bahasa Tagalog).
TATANAMA UNTUK SPECIES (JENIS)
Untuk nama species (jenis) berlaku Nomenklatur Binomial dari Linnaeus, yaitu setiap nama species
terdiri dari nama genus dan diikuti dengan epitheton specificum (petunjuk jenis). Nama genus ditulis dengan
huruf besar dan petunjuk jenis ditulis dengan huruf kecil.
Petunjuk jenis dapat menunjukkan salah satu ciri dari tumbuhan tsb. Misalnya : Rosa alba, Gloriosa superba, Musa
paradisiaca; menunjukkan lingkungan hidupnya : Ipomoea aquatica; menunjukkan geografi : Hevea brasiliensis.
Nama lengkap dari species terdiri dari : nama genus + petunjuk jenis + nama pengarang (author), misalnya :
Allium sativa L.
Impatiens holstii Benth.et Hook.f.
Graptophyllum pictum (L) Griff.
Acalypha hamiltoniana Hort.ex.Bruant.
Guazuma ulmifolia Lamk.
TATANAMA TAKSON DI BAWAH SPECIES
Nama dari sub-species atau varietas ditulis seperti nama dari species dengan
diikuti oleh petunjuk sub-species atau petunjuk varietas, misalnya :
Vernonia obtusa subsp. parkeri S.B.Jones
Graptophyllum pictum (L) Griff. var. lurido sanguineum
TATANAMA UNTUK TUMBUHAN BUDIDAYA
Tumbuhan budidaya yang diperoleh melalui proses hibridisasi, seleksi atau dengan
cara yang lain diberi nama kultivar (cultivar names). Nama kultivar ditulis dalam bahasa
modern dan bukan dalam bahasa Latin, misalnya:
Camellia japonica cv. Purple Dawn
Citrullus lunatus cv. Crimson Sweet

TATANAMA UNTUK HIBRIDA


Tatanama untuk suatu hibrida dinyatakan dengan tanda silang (X). contoh hibrida
antara dua species dari genus yang sama :
Hibiscus rosa-sinensis L X H. schizopetalus (Mast) Hook.f.
= H. rosa-sinensis X schizopetalus
= Hibiscus X archeri Wats
Salix aurita L X S. caprea L.
NAMA YANG TIDAK VALID
Ada kalanya suatu nama ilmiah dinyatakan tidak “valid”, karena :
1. Sinonim
Beberapa nama (genus atau species) untuk satu takson yang sama, misalnya
tumbuhan “tapak dara” mempunyai tiga nama ilmiah, yaitu :
1. Catharanthus roseus G.Don
2. Lochnera rosea Recht
3. Vinca rosea L
Dalam hal ini nama ilmiah yang terdahulu (C. roseus) dinyatakan valid dan nama ilmiah yang
kemudian (L.rosea dan V. rosea) dinyatakan tidak valid atau sinonim dari C. roseus.

2. Homonim
Satu nama ilmiah untuk beberapa genus atau species yang berbeda, misalnya :
1. Setaria (1803)…………. suatu genus dari Lichenes
Setaria (1812)…………..suatu genus dari Gramineae
Nama yang kedua dinyatakan tidak valid atau homonim.
2. Astragalus zhizanthus Boiss (1843)………homonim
Astragalus rhizanthus Royle (1835)
KEUNTUNGAN NAMA ILMIAH
Nama ilmiah (genus atau species) mempunyai banyak keuntungan :
1. Bersifat universal / internasional
2. Seragam atau binomial (untuk species)
3. Eksak dan dilindungi oleh undang-undang atau Kode Internasional

NAMA LOKAL (VERNACULAR NAMES)

“keji beling” (ada 4 tumbuhan yang disebut keji beling),


Desmodium gangeticum (Papilionaceae) Keji beling 1
Clerodendron calamitosum (Verbenaceae) Keji beling 2
Ruellia napifera (Acanthaceae) Keji beling 3
Sericocalyx crispus (Acanthaceae) Keji beling 4
Keempat tumbuhan ini dipakai untuk obat batu ginjal atau untuk peluruh air seni (diuretik).

“pranajiwa”,
Euchresta horsfieldii (Leguminosae)
Kopsia arborea (Apocynaceae)
Pachystachys coccinea (Acanthaceae)
DASAR - DASAR KHEMOTAKSONOMI
Khemotaksonomi (Biochemical Systematics) ialah taksonomi yang dikaitkan dengan data
kandungan kimia dari tumbuhan. Secara tidak disadari sebenarnya khemotaksonomi telah ada
sejak dahulu dalam kehidupan sehari-hari, misalnya penggolongan dunia tumbuhan menurut
bau, rasa, khasiat (tumbuhan beracun, tumbuhan obat, dll). Persamaan kandungan kimia
menunjukkan adanya hubungan kekerabatan antar tumbuhan dan juga menunjukkan adanya
filogeni.

Berdasarkan atas berat molekulnya (BM) kandungan kimia tumbuhan


dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok :

Senyawa dengan BM rendah (BM 1000 atau kurang), misalnya : flavonoid, alkaloid, senyawa
fenolat, asam amio, asam lemak, terpenoid. Semua senyawa ini digolomgkan ke dalam golongan
mikromolekul.

Senyawa kimia dengan BM lebih dari 1000, disebut makromolekul, misalnya DNA,RNA,
protein, polisakarida kompleks.
KANDUNGAN KIMIA

1. Flavonoid
2. Terpenoid
Minyak atsiri (monoterpenoid, sesquiterpenoid) :
1. Labiatae (Lamiaeae)
2. Apiaceae (Umbelliferae)
3. Rutaceae
4. Myrtaceae
5. Piperaceae
6. Asteraceae
7. Zingiberaceae
8. Gramineae (Poaceae)
Glikosida jantung (triterpenoid, kardenolid) :
1.Scropulariaceae
2. Apocynaceae
3. Ranunculaceae
4. Liliaceae
5. Moraceae
Iridoid (monoterpen lakton) :
1. Rubiaceae
2. Scropulariaceae
3. Caparidaceae
ALKALOID
Alkaloida termasuk senyawa yang bersifat basa, mengandung satu atau lebih atom Nitrogen;
diantaranya ada yang steroid. Ada sekitar 5500 jenis alkaloid yang sudah diketahui dan sebagian
sudah dimanfaatkan untuk obat (termasuk obat bius : morfin, kokain). Familia yang mengandung
alkaloid misalnya :
Apocynaceae
Solanaceae
Papaveraceae
Erythroxylaceae
Rubiaceae
Loganiaceae
Sterculiaceae
Piperaceae
Punicaceae
Boraginaceae
Ephedraceae
Menispermaceae
Liliaceae
Amaryllidaceae
Taxaceae
alkaloid :
- kerangka polisiklik termasuk cicin heterosiklik nitrogen

- mengandung substuen yang terlalu bervariasi

- atom nitrogen bentuk amin –NR2 atau amida –CO-NR2

- tidak pernah bentuk nitro –NO2 atau diazo –N=N-

- substituen oksigen lazim sebagai fenol –OH, metoksil –


OCH3, atau metilendioksi -O-CH2-O-

- ada substituen oksigen dan gugus N-metil -N-CH3


Alkaloid alisiklik
Biosintesa flavonoid

Acetil-CoA Fenilalanin

HC=HCCOOH OH

O=COH
Asam p-kumarat
C3H6=O

CoA O
CO2
Malonil-CoA
Isoflavon

Kalkon

O
O

Flavon

O
O

Flavanon
O

OH
Flavonol
O
O+

Antosianidin
OH
SIMPLISIA DAN TATANAMA SIMPLISIA
Simplisia ialah bahan alam (tumbuhan, hewan, mineral) yang belum diolah dan
sudah dikeringkan untuk dipakai sebagai bahan baku obat. Sebagian besar dari
simplisia berasal dari tumbuhan dan disebut simplisia nabati.

Simplisa nabati dapat berupa:


1. Seluruh bagian tumbuhan (herba)
2. Bagian-bagian dari tumbuhan, misalnya: akar (radix), batang (caulis), daun (folium), bunga
(flos), buah (fructus),rimpang (rhizoma), biji (semen), umbi lapis (bulbus), kayu (lignum), kulit
kayu(cortex) atau campuran dari organ-organ tumbuhan (bunga + buah, dll.)
3. Isi sel, misalnya: tepung (amylum), minyak (oleum)

Persyaratan simplisia :
1. Bebas dari: serangga, kotoran hewan,dll.
2. Tidak mengandung: lendir, cendawan, bahan beracun
3. Bau & warnanya tidak menyimpang dari aslinya
TATANAMA SIMPLISIA NABATI
Tatanama simplisia diatur dalam Farmakope Indonesia (FI). Simplisia ditulis dalam bahasa latin dan
juga dalam bahasa Indonesia.
Cara penulisan simplisia nabati adalah sebagai berikut:
1. Nama marga (genus) + bagian tumbuhan yang dipakai obat::
Sonchus arvensis, nama simplisia: Sonchi Folium (daun tempuyung)
Cucurbita moschata, nama simplisia: Cucurbitae Semen (biji labu)
2. Nama jenis (species) + bagian tumbuhan:
Digitalis lanata, nama simplisia: Digitalis lanatae Folium
Rauwolfia serpentina, nama simplisia: Rauwolfiae serpentinae Radix (akar pule pandak)
3. Nama petunjuk jenis + bagian tumbuhan:
Euphorbia hirta , nama simplisia: Hirtae Herba (herba patikan kebo)
Punica granatum, nama simplisia: Granati Fructus Cortex (kulit buah delima)
4. Eksudat tumbuhan + nama marga (genus) atau petunjuk jenis:
Solanum tuberosum, nama simplisia: Amylum Solani (tepung kentang)
Zea mays, nama simplisia: Amylum Maydis (tepung jagung)
Eucalytus globulus, nama simplisia: Oleum Eucalypti (minyak kayu putih)
Myristica fragrans, nama simplisia: Oleum Myristicae (minyak pala)
CARA-CARA IDENTIFIKASI / DETERMINASAI
Tujuan dari identifikasi/determinasi ialah untuk mengetahui nama yang benar (nama ilmiah) dari
suatu tumbuhan yang belum dikenal identitasnya (tumbuhan “X”),yaitu terutama pada tingkat
takson: suku (familia), marga (genus) dan jenis (species).

Cara-cara Identifikasi Tumbuhan Tinggi:


1. Membandingkan tumbuhan “X” dengan contoh tunbuhan yang sudah diketahui namanya
(Specimen Determination). Cara ini mudah dan dapat dilakukan oleh orang yang tidak ahli
taksonomi.
2. Membandingkan dengan foto/gambar yang disertai dengan deskripsi yang lengkap dari
tumbuhan yang sudah dikenal (monografi).
3. Menggunakan/mencocokkan dengan contoh-contoh herbarium (Herbarium Specimen).
Herbarium yang terlengkap di Indonesia (Asia) terdapat di Bogor yaitu “Bogoriense
Herbarium”.
4. Dengan menggunakan Kunci Determinasi. Kunci Determinasi biasanya terdapat dalam buku
Flora, misalnya: Flora Indonesia (karangan van Steenis), Flora of Java (karangan Backer).
Petunjuk menggunakan Kunci Determinasi:

1. Kumpulkan sampel yang lengkap dari tumbuhan “X” (batang, daun, buah, alat-
alat lainnya). Perhatikan/catat apakah ada getah, bau aromatik, sifat/ciri lainnya.
2. Catat: lingkungan hidup, tinggi tempat, tinggi pohon, nama lokal (kalau ada).
3. Carilah buku FLORA yang sesuai dengan daerah darimana tumbuhan “X” itu
dikumpulkan; jika tidak ada carilah buku flora dari daerah yang berdekatan.
4. Determinasi sebaiknya mulai dengan mencari familia, kemudian mencari genus
dan akhirnya mencari species. (Ciri-ciri khas dari suatu familia akan
mempermudah mengenal familia tersebut misalnya jika tumbuhan “X”
bergetah, infloresensi cyathium, kita menduga tumbuhan “X” termasuk familia
Euphorbiaceae.
5. Dengan bantuan komputer. Data morfologi tumbuhan “X” dianalisa dengan
bantuan komputer yang diprogram khusus untuk keperluan tersebut.
6. Dengan cara-cara kimiawi (analisa kromatografi). Kromatogram kandungan
kimia tumbuhan “X” dibandingkan dengan kromatogram tumbuhan yang sudah
diketahui identitasnya.

Anda mungkin juga menyukai