a) Bertindak secara eksplosif, yaitu semua energi yang terdapat dalam diri individu diledakkan atau dihabiskan dengan jalan melakukan perbuatan atau ucapan yang bersifat eksplosif. b) Melakukan pembelaan (rationalisasi), yaitu usaha yang dilakukan untuk mencari alasan yang masuk akal bagi tindakan yang sesungguhnya tidak masuk akal. c) Dengan cara introversi, yaitu menempuh jalan dengan menarik diri dan masuk kedalam dunia khayal. d) Melakukan proyeksi, yaitu menimpakan sesuatu yang terasa dalam dirinya kepada orang lain. e) Substitusi, yaitu cara pembelaan diri yang paling baik diantara cara-cara yang tidak disadari dalam menghadapi kesukaran. f) Reaksi ‘Psikopatis’, yaitu golongan individu yang cenderung melanggar aturan dalam mengatasi frustasi. 2. Cara mengatasi Marah a) Mempersiapkan diri Ketika menghadapi orang sakit, mungkin akan menemukan berbagai reaksi emosi. Sesaat setelah mulai bekerja, perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi ketidak nyamanan yang mungkin muncul dan juga perlu mengidentifikasi kapan sesuatu akan berubah menjadi buruk, mengikuti bahasa tubuh pasien. b) Tunjukkan empati Ketika ada pasien marah, cara terbaik menghadapinya adalah mendengarkan dan menunjukkan empati daripada ikut berdebat dan berargumen. Sulit mengetahui akar penyebab kemarahan, bisa jadi karena mereka sedang kesakitan, ketakutan, atau hal lain. Dokter perlu tetap sabar dan mendengarkan keluhan pasien mereka, meskipun kadang tidak masuk akal. Agar bisa melakukannya, cobalah posisikan diri Anda di posisi mereka dan rasakan sakit yang merekarasakan. c) Hati-hati dalam berbicara Kata-kata dokter bisa dijadikan alat oleh pasien. Dalam situasi marah, dokter perlu berhati-hati saat berbicara, sehingga tidak memperparah situasi. Kata-kata memiliki kekuatan, jadi daripada memperpanas kemarahan, Anda mungkin bisa membiarkan pasien Anda mencurahkan dan menyampaikan perasaan mereka. Dengan cara bicara yang benar, Anda mungkin bisa menemukan alasan frustasi dan kemarahan mereka, darimana itu berasal dan menyelesaikan akar permasalahannya. d) Jangan menghiraukan perasaan mereka Tidak ada pasien marah yang suka dihiraukan oleh dokter atau perawat. Tenaga kesehatan justru perlu memberi perhatian khusus ke pasien ini. Cara Anda menunjukkan respek akan menunjukkan kepedulian Anda terhadap situasi yang sedang mereka hadapi. Ini juga bisa dianggap sebagai perlindungan diri, untuk mencegah keluhan atau komentar negatif di media sosial. e) Hiburlah mereka Jika Anda telah berusaha meredakan amarah pasien dan tidak berhasil, biarkan saja pasien marah. Tidak ada orang yang sempurna, dan jika pasien ingin marah, biarkan mereka sedikit marah, karena Anda tahu Anda telah memberi yang terbaik dan Anda tahu tidak Ada lagi yang bisa Anda lakukan. Ingatlah untuk tetap tenang dan berusaha menghibur mereka, dan sampaikan bahwa Anda memahami perasaan mereka. Biarkan keberuntungan, pelampiasan, dan waktu - akan menyelesaikannya. MIMS 3. Cara mengatasi Hilang kepercayaan diri a) Kenali diri sendiri. b) Carilah tempat yang tenang untuk duduk dan menulis setiap pikiran yang muncul. Siapkan buku catatan atau buku harian dan pasanglah pewaktu (timer) untuk menulis selama 20-30 menit. Berkesempatan baik bagi Anda untuk rutin berbicara secara jujur dengan diri sendiri (pasien) dan ingin menjadi orang seperti apa. c) Ingat lagi pengalaman masa lalu dan semua pencapaian pasien. Mungkin selama ini pasien tidak pernah menghargai diri sendiri atas semua yang sudah pasien lakukan. Mulailah melakukan refleksi untuk melihat lagi keberhasilan yang pernah pasien raih, baik yang besar maupun yang kecil, dan membuat pasien merasa bangga. d) Berfokuslah pada pikiran dan keyakinan positif Berfokuslah pada pernyataan "bisa" dan hindari kata “seharusnya”. Dengan membuat pernyataan “seharusnya”, berarti ada sesuatu yang harus Anda lakukan (yang saat ini belum dilakukan) sehingga pasien akan merasa tertekan jika keinginan ini tidak terpenuhi. Alih-alih, fokuskan diri pada apa yang BISA Anda lakukan. e) Berpura-puralah sampai berhasil. Kepercayaan diri tidak bisa muncul dalam sekejap. Jadi, setelah Anda lebih memahami diri sendiri dan keinginan pasien, mulailah menjaga penampilan sebab hal ini akan memengaruhi kepercayaan diri pasien. Berusaha agar “terlihat” percaya diri bisa benar-benar meningkatkan kepercayaan diri melalui pengaruh yang terlihat pada orang-orang di sekitar. 4. Cara mengatasi Depresi a) Obat Antidepresan b) CBT(Cognitive Behavior Therapy) : Pendekatan CBT memusatkan perhatian pada proses berpikir klien yang berhubungan dengan kesulitan emosional dan psikologi klien. c) Terapi Interpersonal: Bantuan psikoterapi jangka pendek yang berfokus kepada hubungan antara orang-orang dengan perkembangan sintom penyakit kejiwaan. d) Konseling Kelompok dan Dukungan Sosial: pelaksanaan wawancara komseling yang dilakukan antara seorang konselor dengan beberapa pasien sekaligus dalam kelompok kecil. e) Berolahraga f) Mengatur Pola Makan g) Terapi Humor h) Berdo’a i) Hidroterapi dan Hidrotermal 5. Cara mengatasi takut dan cemas a) Cari waktu untuk menenangkan diri mengatasi ketakutan memerlukan pikiran yang santai dan terbebas dari stres. Maka, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menenangkan diri secara fisik dan mental. Hal ini dapat dilakukan dengan menarik napas dalam, minum air, atau mencari pengalihan dari rasa takut tersebut dengan berjalan kaki sejenak atau dengarkan musik ceria. b) Kenali pemicu kecemasan dan rasa takut pasien untuk bisa mengatasi ketakutan berlebihan, Anda sebelumnya harus tahu dulu apa yang jadi pemicu dan apa saja gejala yang ditunjukkan ketika merasa takut. Dengan begitu Anda akan jadi lebih mudah memfokuskan diri untuk mencari cara mencegah dan mengurangi masalahnya, daripada menghindari yang nantinya akan berbuah negatif. c) Mengatasi rasa takut berlebihan tak bisa dilakukan dalam sekejap mata. Tapi satu hal yang dapat mempercepatnya adalah dengan memiliki rasa kepercayaan diri yang kuat. Menghindari rasa takut hanya akan membuatnya bertambah serius. Lawan rasa takut tersebut atau melakukan hal yang sebelumnya Anda hindari akan menurunkan respon emosional terhadap ketakutan tersebut. d) Berpikir positif Ketakutan berlebihan bisa berakar dari bayangan dan pikiran negatif yang selama ini dibiarkan terus meneror diri. Meyakini semua akan baik-baik saja dan membayangkan hal-hal positif dapat membuat pasien lebih kebal terhadap tekanan yang dialami ketika rasa takut. 6. Cara mengatasi merasa bersalah a) Kenali pikiran-pikiran pasien serta perasaan negatif pasien. b) Ungkapkan permasalahan yang pasien dihadapi melalui bercerita atau mencatat buku harian. c) Belajar menerima diri sendiri. d) Maafkanlah diri sendiri dan segeralah meminta maaf kepada orang lain apabila anda telah melakukan kesalahan. e) Merubah pola hidup, dengan cara tidur teratur, berolah raga, dan makan makanan yang bergizi. f) Berdoa kepada Allah swt.