Anda di halaman 1dari 46

BOTANI

FARMASI

N I N A A G U S T I A N A M U S TA M I R
Silabus perkuliahan

 Sebelum UTS 3. Taksonomi dan identifikasi tumbuhan


1. Pengertian dan ruang lingkup morfologi, a.Tumbuhan thalophyta dan traecheophita
anatomi dan fisiologi tumbuhan
4. Deskripsi dan nomenklatur tumbuhan
a. Morfologi daun, batang, akar thalophyta dan traecheophita
b. Morfologi bunga, buah dan biji 5. Pembentukan embrio tumbuhan
c. Habitus tumbuhan 6. Diferensiasi jaringan tumbuhan
2. Tipe organ vegetatife akar, batang daun 7. Struktur sel tumbuhan monokatil dan
dikotil
 Tipe organ generatif
8. Dinding primer, sekunder, lamella tengah
sel tumnuhan
PENDAHULUAN
 Botani:
Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan tumbuh-tumbuhan beserta
manfaatnya sebagai bahan obat.

Farmasi:
 Ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik,
memformulasi, mengidentifikasi, mengkombinasi, menganalisis, serta
menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta
pendistribution dan penggunaan secara aman.

3
BOTANI FARMASI
• Botani  ilmu yg mempelajari ttg tumbuhan
• Farmasi  ilmu yg mempelajari segala hal yg berkaitan dgn
obat

Botani Farmasi
Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan tumbuh-tumbuhan beserta
manfaatnya sebagai bahan obat dan determinasi tanaman obat melalui struktur
anatomi dan morfologinya
TAKSONOMI
• Taksonomi  Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup
• Tingkat takson:
– Kingdom
– Filum/Divisio
– Kelas
– Ordo
– Family
– Genus
– Spesies
• Dasar klasifikasi
– Kemiripan anatomi dan morfologi
– Kemiripan DNA
klasifikasi
• Tumbuhan  Kingdom Plantae

• Tumbuhan lumut (Bryophyta)


• Lumut hati, lumut tanduk, lumut daun
• Tumbuhan paku (Pteridophyta)
• Paku purba, paku kawat, paku sejati
• Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)
• Berbiji terbuka (gymnospermae)
• Berbiji tertutup (angiospermae)
Gymnospermae
 Coniferales

 Cycadales

 Gnetales

 Gingkoales
ANGIOSPERMAE

Monokotil

Dikotil
TATA NAMA ILMIAH
• Carolus Linnaeus

• Tujuan: menyamakan persepsi setiap tanaman untuk


penyebutan di setiap daerah

• Binomial nomenklatur
– Syarat penulisan
– contoh
Botani

Ilmu tumbuh-tumbuhan, termasuk juga Jamur dan


Alga dengan mikologi dan fikologi berada di
dalam cabang ilmu botani

Botani berakar dari ilmu herbalisme, ilmu yang


mempelajari pemanfaatan tumbuhan untuk
khasiatnya secara medis

Botani modern merujuk kepada kebudayaan di Yunani


Kuno, terutama Theoprastus (sekitar 371–287 SM),
seorang murid Aristoteles yang menemukan prinsip
ilmu botani. Ia juga dikenal sebagai "Father of
Botany"
TATA NAMA TUMBUHAN
• Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan
adalah pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan
penggolongan atau klasifikasi.
• Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar
ada kesamaan pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh
dunia tentang apa yang dimaksud.
• Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa
yang diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari
bahasa mana asalnya.
TATA NAMA TUMBUHAN

• Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang tingkatnya berurutan.
• Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang ada.
• Nama-nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri khas yang berlaku untuk
semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya.
TATA NAMA TUMBUHAN

• Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda
berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk dalam
suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae.
• Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang diperlakukan
demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun dalam cara
sembarang.
TATA NAMA TUMBUHAN

• Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata yang berbentuk
mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin.
• Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama ilmiah dalam
bentuk singkatan.
NOMENCLATURE(TATA NAMA)

 Latin: nomen (nama) dan calare ( memanggil/


menyebut). Nomenclature: memanggil dengan nama

 Penting untuk komunikasi diantara Biologist


Properti paling penting dari nama taksa:

a. keunikan: harus unik karena merupakan kunci


untuk semua literatur yang terkait dengan
spesies atau kategori takson lebih tinggi
tersebut.
b. Universalitas: nama harus bisa diterima
dimanapun diseluruh dunia (satu bahasa)
c. Stabilitas (tidak berubah menurut ruang dan
waktu)
d. Prioritas
KODE TATA NAMA INTERNASIONAL

• Hewan: International Code of Zoological


Nomenclature (ICZN)/
http://www.iczn.org/iczn/index.jsp
• Tumbuhan: International Code of Botanical
Nomenclature (ICBN)/
http://www.bgbm.org/iapt/nomenclature/code/SaintLou
is/0000St.Luistitle.htm
• Bakteri: International Code of Nomenclature of
Bacteria (ICNB)/
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?
indexed=google&rid=icnb.TOC
PENGGUNAAN NAMA

• Awal mula tatanama zoologi

Tidak ada nama yang tersedia jika dipublikasi sebelum


1 Januari 1758 (Systema Nature edisi 10)
• The Binomial Nomenclature of Linnaeus

Nama tiap species harus tersusun atas nama genus dan


nama species.
Pemberian Nama
• Nama di atas species ditulis dengan huruf besar (huruf awal)

• Nama Species:
- binomial, terdiri atas nama genus dan penunjuk
species (specific name), Nama genus diawali huruf
kapital sedang penunjuk spesies diawali huruf kecil, ex :
Gnetum gnemon
- Tanda pada nama species (?) atau “cf” bukan
merupakan bagian nama species
- bahasa latin/dilatinkan

- terikat pada tipe spesimen,

- Jika ditulis dengan huruf tegak, dua kata tersebut


harus digarisbawahi, tetapi jika tidak digarisbawahi, dua
kata tersebut harus dicetak miring. Contohnya, Homo
sapiens, Gnetum gnemon atau Gnetum gnemon
• Nama botani dan zoologi harus berbeda

• Tidak boleh ada dua species yang sama

• A genus name should be spelt out in full the first time it is


used and then may be abbreviated to an initial letter.
Example: Puntius javanicus; P. Javanicus

• Nama subspecies bersifat trinomial/trinominal


 Persetujuan dan penilaian terhadap penamaan species
hewan dan perubahannya berada pada “The
International Commission for Zoological Nomenclature”
 Beberapa contoh yang menjadi dasar penamaan hewan
adalah :
1. Nama penemu (Macrobrachium rossengergii) pertama
kali ditemukan oleh Rossenbergii)
2. Daerah penyebaran (Puntius javanicus) ikan tawes yang
penyebarannya di P. Jawa
3. Habitat/tempat hidupnya (Fasciola hepatica), cacing
parasit yang hidupnya di hati hospesnya
4. Warna tubuh dewasa (Euglena viridis) berwarna hijau
NOMENKLATUR
 Nomenklatur berhubungan dengan taksonomi tumbuhan, bertujuan
untuk mendeterminasi nama yang benar suatu takson tumbuhan.
Bila suatu jenis tumbuhan telah diidentifikasi, nama yang benar
harus diberikan. Inilah fungsi dari nomenklatur.
 Nama tumbuhan yang diberikan dalam bahasa yang sesuai dengan
daerah masing-masing disebut nama biasa atau nama lokal atau
local name. Nama diberikan pada sekelompok tumbuhan dan bukan
pada suatu individu tumbuhan. Untuk membedakan nama ilmiah
dengan nama biasa perlu dibandingkan sebagai berikut:
BEDA NAMA ILMIAH DAN BIASA
NAMA ILMIAH NAMA BIASA
1.
Diatur dalam Kode Internasional 1. Tidak mengikuti ketentuan
Tatanama Tumbuhan. manapun.
2.
Dalam bahasa yang diperlakukan 2. Dalam bahasa setempat atau bahasa
sebagai bahasa Latin. daerah.
3.
Berlaku internasional. 3. Berlaku lokal.
4.
Kadang-kadang sukar dilafalkan. 4. Biasanya mudah dilafalkan.
5.
Memberikan indikasi untuk 5. Tidak jelas untuk kategori takson
kategori takson yang mana nama itu yang mana nama itu diberikan.
diberikan.
6.
Untuk setiap takson dengan definisi, 6. Satu takson dapat mempunyai lebih
posisi dan tingkat tertentu ada satu dari satu nama yang berbeda-beda
nama yang benar (correct name). menurut bahasa setempat (local
name)
CATATAN:
• Nama biasa perlu dipertahankan, karena kadang-kadang memang
nama itulah yang diketahui, sedangkan nama ilmiah belum
diketahui.

• Setiap kelompok taksonomi dalam kode ini disebut sebagai takson


(tunggal) atau taksa (jamak). Setiap individu tumbuhan diperlakukan
termasuk dalam sejumlah taksa dengan jenjang tingkat berurutan,
tingkat jenis merupakan batu dasar dari taksa tersebut.
Tingkat-tingkat takson utama dalam urutan naik adalah:
• Jenis = species
• Marga = genus
• Suku = familia
• Bangsa = ordo
• Kelas = classis
• Divisi = division
• Dunia tumbuhan = regnum
Setiap jenis tumbuhan termasuk dalam suatu marga, setiap
marga termasuk dalam suatu suku, dan seterusnya, kecuali untuk
beberapa fosil tumbuhan; karena species dari beberapa fosil
didasarkan pada fragmen-fragmen suatu specimen, genus yang
ditunjukkannya tidak dapat ditunjukkan familia-nya, walaupun
mereka akan dapat dimasukkan pada tingkat takson yang lebih
tinggi. Genera tersebut dikenal sebagai forma genera.

Jika diperlukan tingkatan-tingkatan taksa yang lebih


banyak maka istilah-istilah untuk tingkat-tingkatnya dapat
dibuat dengan menambah kata/awalan/anak/sub pada
istilah tingkat-tingkat yang ditunjuk atau dengan
mengadakan tambahan sisipan istilah-istilah.
Suatu tumbuhan akan dapat dimasukkan dalam taksa secara menurun sebagai berikut:
 Alam tumbuhan = regnum
 Anak alam tumbuhan = sub regnum
 Divisi = division
 Anak divisi = sub division
 Kelas = classis
 Anak kelas = sub classis
 Bangsa = ordo
 Anak bangsa = sub ordo
 Suku = familia
 Anak suku = sub familia
 Puak = tribus
 Anak puak = sub tribus
 Marga = genus
 Anak marga = sub genus
 Seksi = section
 Anak seksi = sub section
 Deret = series
• Anak deret = sub series
• Jenis = species
• Anak jenis = sub species
• Varitas = varietas
• Forma = forma
• Anak forma = sub forma

Selanjutnya penyisipan/penambahan tingkat-tingkat dapat juga


ditambahkan, tetapi penambahan itu jika dilakukan jangan sampai
menyebabkan kekacauan atau kesalahan. Urut-urutan tingkat
tersebut tidak boleh dibolak-balik
PUBLIKASI EFEKTIF DAN VALID
1. Publikasi yang efektif adalah publikasi yang didistribusikan
(disebarluaskan) dalam bentuk cetakan melalui penjualan, tukar
menukar atau pemberian kepada umum, dan sekurang-kurangnya
kepada lembaga botani dan perpustakaan-perpustakaan tempat ahli-
ahli botani bekerja.
2. Publikasi yang valid (sah dan berlaku) dari nama adalah publikasi
yang memenuhi persyaratan:
 Diterbitkan secara efektif.
 Disetai diagnosis atau pertelaan dalam bahasa Latin (paling tidak
diagnosisnya) atau diacu pada pertelaan takson yang sudah terbit secara
efektif terdahulu.
 Bentuk sesuai tatanama taksa menurut tingkatnya (lihat pasal 16 – 27).
 Memenuhi syarat-syarat dan tanggal berlakunya mengenai publikasi
nama-nama yang valid (lihat pasal 32 – 45).
3. Suatu nama atau penunjuk legitimate (sesuai dengan
hukum yang berlaku) adalah nama atau penunjuk
(epitheton) yang sesuai dengan peraturan.
4. Nama yang benar (correct) dari suatu takson dengan
sirkumskripsi, posisi dan tingkat tertentu, ialah nama
yang legitimate, yang menurut peraturan ini harus
dipakai untuknya.
5.Nama suatu takson di bawah tingkat genus terdiri dari
suatu nama genus ditambah dengan satu atau dua
penunjuk (epitheton) disebut suatu kombinasi.
PRIORITAS

• Setiap familia atau takson di bawahnya dengan sirkumskripsi, posisi dan tingkat tertentu hanya
memiliki satu nama yang benar, kecuali 9 familia yang memiliki nama pengganti, yaitu:
 Palmae (Arecaceae; tipe Areca)
 Gramineae (Poaceae; tipe Poa L.)
 Cruciferae (Brassicaceae; tipe Brassica L.)
 Leguminosae (Fabaceae; tipe Faba Mill.)
 Guttiferae (Clusiaceae; tipe Clusia L.)
 Umbelliferae (Apiaceae; tipe Apium L.)
 Labiatae (Lamiaceae; tipe Lamium L.)
 Compositae (Asteraceae; tipe Aster L.)
 Jika Papilionaceae (Fabaceae; tipe Faba Mill.) dianggap sebagai
fmilia terpisah dari familia Leguminosae, nama Papilionaceae
dipertahankan sebagai Leguminosae).
 Nama-nama tersebut di atas telah digunakan lama, diperlakukan
sebagai publikasi yang valid.
Tentang nama-nama tumbuhan dikenal
istilah-istilah

• Tantonim, yaitu nama yang terjadi dari dua kata yang persis sama, atau
dua kata yang hampir sama. Contoh: Linaria-linaria; Boldu-boldus
atau Linaria-linaria; Boldu-boldus.
• Homonim, yaitu satu nama seringkali berlaku untuk dua jenis
tumbuhan atau lebih.
Contoh: Ixora crassifolia Merril; Ixora crassifolia Ridley. Nama
sama, tumbuhan berbeda.
• Sinonim, beberapa nama sama untuk satu jenis tumbuhan.
Contoh: Orthosiphon spicatus; Orthosiphon stamineus; Orthosiphon
grandiflorus.
Contoh suku/familia yang dipertahankan di atas juga merupakan
sinonim.
NAMA-NAMA TAKSON MENURUT
TINGKATNYA

• Nama suatu divisio diambil atau dibentuk dari ciri khas divisio (nama descriptive) atau dari
nama yang termasuk genus, disarankan dengan akhiran –phyta, kecuali divisio fungi dengan
akhiran –mycota.
• Nama subdivisio dibentuk dengan cara yang sama; dibedakan dengan nama divisio dengan
akhiran –phytina, kecuali subdivisio fungi dengan akhiran –mycotina.
• Nama classis atau subclassis dibentuk dengan cara yang sama, diberi
akhiran sebagai berikut:
• Untuk algae : -phyceae (classis)
-phycidae (sub classis)
• Untuk fungi : -mycetes (classis)
-mycetidae (sub classis)
• untuk Cormophyta : -opsida (classis)
-idea (sub classis)
• Jika nama ordo didasarkan pada nama pangkal suatu familia, ordo
itu harus diberi akhiran –ales. Bila nama sub ordo didasarkan pada
pangkal nama familia, nama sub ordo itu harus diberi akhiran –
ineae.
• Contoh: ordo Bromeliales, Malvales, sub ordo Bromeliineae,
Malvineae.
NAMA FAMILIA DAN SUB FAMILIA,
TRIBUS DAN SUBTRIBUS:

 Nama familia adalah kata sifat berbentuk jamak yang dipakai sebagai kata benda. Nama
familia dibentuk dari pokok kata nama salah satu genus yang termasuk dalam familia tadi,
ditambah akhiran –aceae.
 Nama sub familia seperti familia dengan akhiran –ideae, contoh: Rosaideae (dari: Rosa).
 Nama tribus, dengan cara yang sama akhiran –eae (dari: Rosa).
 Nama sub tribus, dengan cara sama, akhiran –inae (dari: Rosa).
NAMA GENUS DAN ANAK GENUS:
 Nama suatu genus adalah kata benda berbentuk jamak atau suatu kata
yang diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber
manapun, dan dapat juga disusun dalam cara sembarang. Contoh:
Rosa, Manihot.
 Nama genus tidak boleh diambil dari istilah teknik yang digunakan
dalam morfologi, misalnya: radicula, tuber, caulis, folium, spina.
Nama genus tidak boleh terdiri dari dua kata.
 Nama tingkat dibawah genus adalah kombinasi nama genus ditambah
penunjuk takson yang bersangkutan, dihubungkan dengan suatu
istilah tentang takson tadi.
Misalnya:
sub genus  subg.
section  sect.
series  ser.
NAMA SPECIES

 Nama species merupakan suatu kombinasi ganda yang terdiri dari nama genus diikuti oleh satu
penunjuk species, jika penunjuk species terdiri dari dua kata atau lebih agar diberi tanda
penghubung. Penunjuk species dapat diambil dari sumber manapun.
 Contoh:
Hibiscus rosa-sinensis
Adiantum capillus-veneris
Atropa bella-donna
Impatiens noli-tangere
NAMA TAKSON TINGKAT DI BAWAH
SPECIES ( INTRASPECIFIC TAXON ):

 Nama intraspesifik takson adalah kombinasi nama species dan suatu penunjuk intraspesifik
dihubungkan dengan suatu istilah yang menunjuk takson yang bersangkutan.
Contoh:
Saxifraga aizon subforma surculosa Engler Irnither
Saxifraga var. aizon subvar. brevifolia forma multicaulis subforma surculosa Engler & Irnither

 
PENCANTUMAN NAMA PENCIPTA
DIBELAKANG NAMA ILMIAH TUMBUHAN
 Agar penunjukan nama takson dapat tepat dan lengkap, dan agar
tanggalnya mudah diverifikasikan, perlu dicantumkan nama-nama
pengarang yang pertama kali mempublikasikan nama takson yang
bersangkutan secara valid.
 
Rekomendasi:
 Nama-nama pengarang yang diletakkan setelah nama tumbuhan
dapat disingkat, kecuali nama mereka sangat pendek.
Misalnya:
Lam. untuk J.B.P.A Monet Chevalier de Lamarck
De Wild. untuk E. de Wildeman
Bila suatu nama terdiri dari satu suku kata yang panjang, perlu
disingkat, diberikan pada huruf mati pertama dengan konsonan
pertama.
Misalnya: Fr. untuk Elias Magnees Friers
Juss. untuk Jussieu
Rich. untuk Richard
Bila diperlukan nama yang lebih panjang untuk menghindari
kesalahpahaman maka cara menyingkat sebagai berikut:
Bertol. untuk Bertoloni
Bert. untuk Bertero
Michx. untuk Michaux
Michl. untuk Michelli
 Dalam pustaka sering dijumpai nama-nama author lebih dari satu
untuk satu nama tumbuhan. Pencantuman nama demikian
mempunyai maksud sendiri-sendiri.
Contoh:
 Didymopanax gleasonii Britton et Wilson
 Artinya: nama yang diberikan oleh Britton & Wilson bersama-sama.
 Gossypium tomentosum Nutt ex Seem
 Artinya: nama diberikan (diusulkan) oleh Nutt, dipublikasikan
secara efektif & valid oleh Seem.
 Viburnum ternatum Rechder in Sergent
 Artinya: nama diberikan oleh Rechder dan dipublikasikan dalam
karya Sergent.
Ulmus racemosa Thomas non Borkl.
 Artinya: nama yang diberikan Thomas tidak sama dengan nama
yang diberikan oleh Borkl.
Phyllanthus L.emend Mull. Arg.
 Artinya: nama yang diberikan oleh L (Linnaeus) diubah oleh Mull.
Arg.
Streptomyces alba-meyer Hesseltine ex. al.
 Artinya: nama diberikan oleh Hesseltine dkk, seperti: Parter,
Diduek, Hauch, Bohones & Williams.
Imperata cylindrica (L.) Beauv.
 Artinya: nama diberikan oleh Linnaeus, kemudian oleh Beauv
dipindah ke genus baru dengan masih menggunakan epitheton
specificum (penunjuk jenis).
Persyaratan Ujian :
• Kehadiran : 85 %
• Mengerjakan Tugas kelompok
• Mempunyai Nilai Kuis

Ujian : Pilihan ganda/Uraian


UTS : 30 %
Tugas : 20 %

Anda mungkin juga menyukai