Anda di halaman 1dari 29

A.

Taksonomi
Taxon = unit, tingkatan, kelompok
Nomos = aturan, hukum

Taksonomi : Aturan yang digunakan untuk menempatkan


makhluk hidup pada tingkatan tertentu

Taksonomi tumbuhan : Aturan yang digunakan untuk me-


nempatkan tumbuhan pada tingkatan ter-
tentu

Tiga unsur pokok dalam taksonomi tumbuhan :


 Determinasi
 Klasifikasi
 Penamaan
B. Determinasi tumbuhan :
Kegiatan membandingkan suatu tumbuhan dengan
tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya.
Tahapan :
 Mempelajari sifat morfologis tumbuhan yang digunakan
sebagai obyek.
 Membandingkan atau mempersamakan ciri tumbuhan
obyek dengan tumbuhan lain yang sudah dikenal sebe-
lumnya, berdasar:
 Ingatan
 Bantuan orang lain
 Spesimen acuan
 Pustaka
Hal-hal penting dalam menggunakan Kunci Determinasi
 Tersedia sebanyak mungkin informasi terkait dengan
tumbuhan yang akan dideterminasi, terutama informasi
morfologis.
 Pilih kunci yang sesuai dengan tumbuhan obyek dan
sebaran geografisnya.
 Baca dengan cermat pengantar dalam penggunaan
kunci termasuk istilah dan singkatannya.
 Ikuti dengan cermat pilihan-pilihan dalam kunci.
 Bila sasaran sudah tercapai, konfirmasikan dengan
membaca diskripsi tanaman yang dimaksud.
 Ada beberapa macan Kunci Determinasi Tumbuhan, tapi yang
paling banyak digunakan adalah Kunci Analisis atau sering disebut
Kunci Dikotomi.
 Berdasar cara penempatan baitnya, kunci analisis dibedakan
menjadi dua yaitu kunci bertakik (indented key) dan kunci paralel
(parallel key).

Contoh Kunci Determinasi Bertakik


1. a.Komposisi daun majemuk ………………………………….. 2

2. a. Menyirip ganda 1 …………………………S. macrophylla

b. Menyirip ganda 2 …………………………C. pulcherrima

1. b. Komposisi daun tunggal …………………………………… 3

3. a. Tata daun opposite …………………………… G. arborea

b.Tata daun alternate atau alternate distichous……… 4

4. a. Bag. bwh berwarna hijau ………….A.heterophyllus

b. Bag.bwh berwarna cokelat ………………..C. cainito


Contoh Kunci Determinasi Paralel / sejajar

1. a. Komposisi daun majemuk ………………………………. 2


b. Komposisi daun tunggal ………………………………… 3

2. a. Menyirip ganda 1 ……………………….. S. macrophylla


b. Menyirip ganda 2 ………………………. C. pulcherrima

3. a. Tata daun opposite ……………………. G. arborea


b. Tata daun alternate atau alternate distichous…….. 4

4. a. Bag. bawah berwarna hijau…………. A.heterophyllus


b. Bag. Bawah berwarna cokelat ……… C. cainito
C. Klasifikasi tumbuhan :
Proses pengaturan tumbuh-tumbuhan ke dalam takson
tertentu berdasar persamaan dan perbedaannya.
Menurut Rifai (1989) ada dua macam klasifikasi tumbuhan
yaitu:
 Klasifikasi Empirik , klasifikasi yang tidak didasarkan
pada sifat yang dimiliki oleh tumbuhan.
 Klasifikasi Rasional, klasifikasi yang mendasarkan pada
sifat-sifat yang dimiliki tumbuhan, disebut juga klasifika-
si ilmiah.

Ada lima jenis klasifikasi rasional:


 Klasifikasi Praktis (Khusus):
Tumbuhan dikelompokkan berdasar sifat yang berguna bagi
manusia.
Contoh : tumbuhan obat, tumbuhan gulma, tumbuhan serat.
 Klasifikasi Buatan:
Tumbuhan dikelompokkan berdasar sa-
tu atau dua ciri morfologi yang mudah
dilihat. Diperkenalkan oleh Theophras-
tus (370 – 285 SM), dan dipakai hampir
selama 2.000 tahun.
Contoh : tumbuhan pohon, tumbuhan
perdu, tumbuhan semak, tumbuhan ter-
na.

 Klasifikasi Finetik:
Tumbuhan dikelompokkan berdasar ke-
kerabatan yang ditentukan oleh banyak-
nya persamaan bentuk yang nampak.
Disusun oleh de Jussieu (1748 – 1836
M).
Dunia tumbuhan dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu:
 Acotyledonae (jamur, ganggang, lumut, paku)
 Monocotyledonae
 Dicotyledonae
Sistem ini selanjutnya dikembangkan oleh:
 de Condole (1778 – 1841) terdapat 6.000 jenis dari 211
suku.
 Robert Brown (1773 -1858) menemukan biji Gymnosper-
mae terbuka (telanjang) dan dibedakan dengan Angio-
spermae.
 Holfmeiter (1824 – 1877) memberi landasan tentang pergi-
liran perkembangbiakan pada lumut, paku dan tumbuhan
berbiji serta dikenalkan takson Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta dan Spermatophyta.
 George Bentham (1800 – 1844) dan J D Hooker (1817 –
1911) menghasilakn klasifikasi yang telah mengarah pada
perkembangan evolusi yang ditulis dalam buku “Genara
Plantarum”
 Klasifikasi Filogeni (filetik):
Filogeni adalah perkembangan sejarah garis-garis evolusi dalam suatu
golongan makhluk hidup, jadi dapat diartikan sebagai asal dan evolusi
suatu takson. Klasifikasi ini menekankan keeratan hubungan kekera-
batan nenek moyang takson satu dengan yang lainnya.
Dasar-dasar teori evolusi sebenarnya tidak mengakibatkan perubahan
klasifikasi luar biasa karena tidak banyak berbeda dengan Bentham
dan Hooker.

 Klasifikasi Alamiah:
Sistim ini pertama sekali dicetuskan oleh Michel Adamson (1727-
1806), dengan jalan mengikutsertakan,memperhitungkan dan mem-
perlakukan dengan sama semua sifat yang dimiliki tumbuhan.
Tumbuhan yang memiliki jumlah kesamaan ciri-ciri terbesar
dikelompokkan bersama-sama dengan memperhatikan fakta-fakta
evolusi yang sesuai sehingga hasilnya dapat ditafsirkan dengan istilah-
istilah filogeni.
D. Penamaan Tumbuhan :
Penamaan atau pemberian nama pada tumbuhan disebut
nomenklatur atau tatanama.
Cara pemberian nama pada tumbuhan melibatkan asas-
asas yang diatur oleh peraturan-peraturan yang dibuat dan
disahkan Kongres Botani sedunia.
Peraturan-peraturan tersebut secara formal dimuat pada
Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (International
Code of Botanical Nomenclature). Tujuan utama sistem ini
adalah menciptakan satu nama untuk setiap takson
(Rideng, 1989), dan selanjutnya nama tersebut dikenal
dengan istilah “nama ilmiah”.
Penamaan Tumbuhan telah dilakukan seiring dengan per-
adaban manusia dalam mengenal tumbuhan itu sendiri, dan
nama tersebut bersifat lokal sehingga dikenal dengan istilah
nama biasa (common name), nama lokal (local name) atau
nama daerah (vernacular name).

Meski telah ada nama daerah namun dalam dunia ilmu penge-
tahuan perlu dikembangkan nama ilmiah dengan pertimbang-
an:
 Beragamnya nama biasa untuk satu jenis tumbuhan
yang sama karena perbedaan bahasa dan wilayah.
Contoh : pisang = gedhang = cau’ = banana
: ketela pohon = telo = pohong = kaspe
 Beragamnya nama untuk satu jenis tumbuhan yang sama, sehingga
ada yang pendek sampai panjang dan tidak jelas tingkatannya.
Contoh : Tumbuhan “Sangitan” (Sambucus)
: Sambucus fructu in umbello nigro = sangitan dengan buah
berwarna hitam yang tersusun seperti payung
: Sambucus caule remoso floribus umbellatus = sangitan
dengan batang berkayu yang bercabang-cabang dan
bunganya seperti payung.

Sambucus nigra
Contoh:
Solanum pemiferum fructo
rotundo striato molli”
(Tumbuhan Solanum (te-
rong) yang berbuah lebat,
buahnya bulat beralur-alur
dan lunak)
(Caspar Bauhin/ botanist
Swiss)

Solanum lycopersicum)
Perbedaan nama lokal dan nama ilmiah

Nama Lokal Nama Ilmiah


1. Tidak mengikuti ketentuan ma- 1. Diatur oleh KITT
napun
2. Dalam bahasa setempat 2. Dalam bahasa latin atau dilatin-
kan.
3. Berlaku lokal 3. Berlaku internasional
4. Mudah dilafalkan 4. Relatif sulit dilafalkan
5. Tidak jelas kategori taksonnya 5. Untuk kategori takson tertentu
6. Satu takson dapat memiliki le- 6. Setiap takson hanya memiliki
bih satu nama. satu nama yang benar
(correct).
E. Nama Ilmiah Tumbuhan :
Nama ilmiah adalah ”nama-nama dalam bahasa yang
diperlakukan sebagai bahasa Latin, tanpa memperha-
tikan dari bahasa mana asalnya kata yang digunakan
untuk nama tadi”.

Nama ilmiah suatu “jenis” merupakan penggabungan tiga


hal yaitu:
1. Genus Sistem
2. Epitheton specificum (penunjuk jenis) Binomial
3. Author

Sistem Binomial dikembangkan sejak tahun 1753 oleh


Carolus Linnaeus (botanist Swedia) yang dimuat dalam
bukunya yang berjudul “Species Plantarum”
Carolus Linnaeus

Halaman Judul Buku Karya Carolus Linnaeus


1. Nama Genus (jamak = Genera)
 Kata benda tunggal dalam bahasa latin atau bahasa
yang dilatinkan dengan inisial huruf besar.
 Oryza (bahasa latin)
 Durio (bahasa yang dilatinkan)
 Bila genus sama dari beberapa genera, genus ber-
ikutnya boleh disingkat.
 Sambucus javanica; S nigra; S mexicana; S
canadensis
 Tidak boleh terlalu panjang
 Tidak dibenarkan menggunakan nama yang sama
dengan penunjuk jenisnya.
 Salacca salacca
2. Nama Penunjuk Jenis
 Biasanya berupa kata sifat
 aromaticum = beraroma
 glabra = halus, licin
 Dalam bahasa latin atau dilatinkan
 alba = putih (latin)
 kutejensis = kutai (dilatinkan)
 Dapat berasal dari berbagai bentuk (nama orang,
nama tempat, nama umum dll.)
 merkusii berasal dari Merkus (nama orang)
 javanica dari kata Java (nama tempat)
 Tidak boleh terlalu panjang
 Tidak boleh mengulang nama marga
 Ditulis dengan huruf kecil dan apabila terdiri dari
dua suku kata harus diberi tanda sambung.
 Hibiscus rosa-sinensis
 Ipomoea pes-caprea
 Nama Kultivar dan Varietas
Nama kultivar disingkat dengan c.v. tidak dalam bahasa
latin atau tidak dilatinkan.
 Mangifera indica c.v. harum manis
 Citullus lanatus c.v. Crimson sweet
 Nama varietas disingkat var. ditulis dalam bahasa latin
atau dilatinkan.
 Licuala gracilis var. gracilis
 Oryza sativa var. javanica
3. Author
Merupakan pengarang atau yang menerbitkan nama yang
sah. Biasanya merupakan singkatan atau kependekan dari
nama pengarang.
 Linnaeus = L.
 Torrey dan Gray = T.& G.
 Robert Brown = R. Br.
 Watson = Wats.
 Lammark = Lam.
 Nuttall = Nutt.
F. Penulisan Taksa :
Untuk memudahkan penentuan hubungan kekerabatan dan
memperlancar pelaksanaan penggolongan tumbuhan,maka
diadakan kesatuan-kesatuan taksonomi yang berbeda-beda
tingkatnya. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dican-
tumkan dalam Kode Tatanama, maka suatu individu tumbuh-
an dapat dimasukkan dalam tingkat-tingkat kesatuan takso-
nomi sebagai berikut (dalam urutan menurun, beserta akhir-
an-akhiran nama ilmiahnya):
1. Dunia Tumbuhan : Regnum Plantarum
2. Divisi = Divisio (phyta)
3. Anak Divisi = Sub Divisio (phytina)
4. Kelas = Classis (nae, khusus ganggang phyceae)
5. Anak Kelas = Sub Classis (idea)
6. Bangsa = Ordo (ales) 16. Deret = Series
7. Anak Bangsa = Sub Ordo 17. Anak Deret = Sub Series
(ineae) 18. Jenis = Species
8. Suku = Familia (aceae) 19. Anak Jenis = Sub Species
9. Anak Suku = Sub Familia 20. Varietas = Varietas
(oideae) 21. Anak Varietas = Sub Varietas
10. Puak = Tribus (eae) 22. Forma = Forma
11. Anak Puak = Sub tribus 23. Anak Forma = Anak Forma
(inae)
12. Marga = Genus (tidak ada
keseragaman akhiran nama
genus dan taksa di
bawahnya)
13. Anak Marga = Sub Genus
14. Seksi = Sectio
15. Anak Seksi = Sub Sectio
Kesetaraan nama familia yang masih diakui:
 Palmae = Araceae,
 Graminae = Poaceae,
 Cruciferae = Brassicaceae,
 Leguminosae = Fabaceae,
 Guttiferae = Clusiaceae,
 Umbelliferae = Apiaceae,
 Labiatae = Lamiaceae,
 Compositae = Asteraceae
Dari urutan taksa tersebut untuk kepentingan praktis hanya
beberapa yang digunakan yaitu:
 Divisio (phyta)
 Kelas (nama genus + nae)
Contoh : Equistum + nae  Equistinae
 Ordo (nama genus + ales)
Contoh : Zingiber + ales  Zingiberales
 Famili ( nama genus + aceae)
Contoh : Canna + aceae  Cannaceae
 Genus
 Species
Contoh:
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum tuberosum L. S tuberosum L.
S melongena L.
S lycopersicum L.
S nigrum L.

S melongena L.
S nigrum L. S lycopersicum L.
Untuk kepentingan praktis di tempat umum misalnya kebun
raya, hanya dituliskan: Species lengkap dengan Authornya
dan Nama Familia.

Papan Nama Ilmiah Tumbuhan di Kebun Raya


Pertemuan ke 14
Taksonomi Schizophyta,
Thallophyta dan Bryophyta

Anda mungkin juga menyukai