Anda di halaman 1dari 8

Makalah Biologi

Tatanama Tumbuhan

Oleh:

Nama : 1. Wasis Fatkurohman Widianto (29)


2. Muhammad Nuril Anwar (17)
Kelas : X Mipa 4

SMA NEGERI 1 NGIMBANG


TAHUN PELAJARAN 2021-2022
SEMESTER GASAL
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik
(makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam.Mulai dari laut,
dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya
banyak dan sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam,
maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup.
Untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita
perlu cara. Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk
hidup disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan / pengelompokan).
Salah satu sapek yang diperlukan dalam mempelajari botani adalah pengetahuan
tentang nama botani (ilmiah/latin) jenis-jenis tumbuhan. Sebab seseorang yang bekerja
dengan suatu jenis tumbuhan harus yakin bahwa materi yang ditanganinya benar-benar
sesuai dengan nama manurut standar taksonomi tumbuhan. Sekali ia mempublikasikan
hasil pekerjaannya dan menyebarluasakannya, seluruh dunia akan siap menyerap
informasi tentang jenis tumbuhan yang dipublikasikan tersebut dengan berpegang
kepada nama botani yang dikenakan. Nama ilmiah suatu tumbuhan merupakan sebuah
kunci mukjizat untuk membuka khazanah yang berisi semua pengetahuan tentang jenis
tumbuhan tersebuDalam makalah ini sayaakan membahas secara lebih mengkhusus
pada tata nama makhluk hidup (Binomial nomenklatur) dan kunci deteminasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tatanama tumbuhan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana dari tatanama tumbuhan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Tata Nama Tumbuhan


Nama adalah sesuatu yang dipakai untuk menunjukkan suatu benda, atau sebagai
cendra dari suatu benda. Betapa anehnya dan kacau kehidupan, seandanya kita
mengabaikan penggunaan nama. Perolehan dan penyampaian informasi tidak mungkin
berlangsung secara baik serta aktifitas kehidupan akan terhenti tanpa menyebut nama.
Nama merupakan suatu yang mutlak diperlukanuntuk menyebut apa yang
dimaksud, termasuk tumbuhan. Nama tumbuhan pertama-tama tidak muncul dalam
buku atau tulisan, melainkan dalam ingatan manusia. Pemberian nama tumbuhan pada
mulanya sebagai suatu keharusan dalam usaha memperthankan hidup. Selain itu tidak
mungkin untuk saling berkomunikasi mengenai tumbuhan yang diperlukan tanpa
memberi dan mengenal nama-namanya. Nama awal yang diberikan untuk tumbuhan
adalah nama dari bahasa induk pemberi nama. Dengan demikian, satu jenis tumbuhan
yang sama dapat mempunyai nama yang berbeda berdasarkan bahasa dan daerah
dimana tumbuhan tersebut tumbuh.

B. Tata Nama Tumbuhan


Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan
(identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi. Cara penamaan yang
lebih sistematik dalam tata nama tumbuhan, pertama kali diperkenalkan oleh Carolus
Linnaeus dalam buku yang ditulisnya, yaitu Systema Naturae ("Sistematika Alamiah").
1) Tata nama binomial
Tata nama binomial (binomial berarti 'dua nama') merupakan aturan penamaan
baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari
sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama
yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latinatau bahasa lain
yang dilatinkan.
Aturan ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh
penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan
untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah'
(scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah
ini tidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah
asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali
memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.
Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam Peraturan Internasional bagi Tata
Nama Botani(ICBN) bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil
tumbuhan; Peraturan Internasional bagi Tata Nama Zoologi (ICZN) bagi hewan dan fosil
hewan; dan Peraturan Internasional bagi Tata Nama Prokariota (ICNP). Aturan
penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan

3
lain yang berlaku bagi tanaman budidaya(Peraturan Internasional bagi Tata Nama
Tanaman Budidaya, ICNCP).

2) Aturan penulisan
a. Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan nama ("epitet"
dariepithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
b. Nama genus selalu diawali dengan huruf kapital (huruf besar, uppercase) dan nama
spesies selalu diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
c. Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks
yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu
naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua)
kecuali untuk hal berikut :
1) Penulisan nama ilmiah yang dicetak harus ditulis dengan huruf miring (huruf
italik). Contoh: Aspergilus wentii, Rhizopus sp.
2) Penulisan nama ilmiah yang ditulis dengan tangan harus diberi garis bawah yang
terpisah untuk nama genus dan nama spesies. Contoh Penicillium notatum.
d. Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan)
dari deskriptor boleh diberikan di belakang nama spesies, dan ditulis dengan huruf
tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies
digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang berlaku sekarang, nama
deskriptor ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus
(Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dimasukkan dalam genusFringilla,
sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
e. Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah biasanya
menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung.

Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine maxMerr.)
TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari
deskriptor (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk
menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena ada
spesies lain, Glycine soja, yang juga disebut kedelai.).

f. Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan


selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu
nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat
ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia
arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma,
dengan ukuran bunga yang lebih kecil. Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari
konvensi ini.
g. Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak
dapat atau tidak perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan
bentuk jamak. Contoh: Canis sp., berarti satu jenis dari genusCanis; Adiantum spp.,
berarti jenis-jenisAdiantum.

4
h. Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau
"subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi.
Singkatan ini berarti "subspesies", dan bentuk jamaknya "sspp." atau "subspp.
i. Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti.
Contoh: Corvuscf. splendens berarti "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus
splendens) tapi belum dipastikan sama dengan spesies ini".
j. Penamaan fungi mengikuti penamaantumbuhan.
k. Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial"

Penentuan nama baru dan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang ada
dalam Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan (international Code of Botanical
Nomenclature)

1. Cara Menulis Nama Jenis


Ketentuan - ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama jenis dengan
sistem tata nama binomial adalah sebagai berikut :
a. huruf pertama dari kata yang menyebutkan marga (genus) ditulis dengan huruf
besar, edangkan untuk kata penunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil semua .
Contoh: Zea mays; Zea = genus mays = spesies
b. Bila nama jenis ditulis dengan tangan atau ketik, harus diberi garis bawah pada
kedua kata nama tersebut. Namun bila dicetak harus memakai huruf miring
(tanpa garis bawah).contoh: Zea mays bila dicetak ; Zea mays bila diketik.
c. Bila nama penunjuk jenis pada tumbuhan lebih dari dua kata , kedua kata
tersebut harus dirangkaikan dengan tanda penghubung. Contoh: Hibiscus rosa
sinensis menjadi Hibiscus rosa-sinensis.
2. Nama Marga (Genus)
Nama marga (genus) terdiri atas satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata apa
saja. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar.Contohnya : Solanum (terung -
terungan).
3. Nama Suku (Famili)
Nama Famili diambil dari nama genus organisme yang bersangkutan ditambah
akhiran acceae bila itu tumbuhan. Contohnya : famili Solanaceae dari solanum +
aceae (terung - terungan).
4. Nama Kelas
Adalah nama genus + nae, contoh : Equisetum + nae, menjadi kelas Equisetinae.
5. Nama Ordo
Adalah nama genus + ales , contoh : Zingiber + ales, menjadi ordo Zingiberales.

5
Identifikasi

Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya


yang tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin
belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin
sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti
aturan yang ada dalam KITT. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali
akan diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang
mendalam tentang isi KITT.
Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan,
memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora
dan monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis. Flora adalah suatu
bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan
dalam suatu wilayah tertentu.Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi
tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori
tertentu.baik yang terbatas pada suatu wilayah tertentu saja maupun yang terdapat di
seluruh dunia.
Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya
harus ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi. Bila semua pertanyaan
berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan jawabnya, berarti nama serta
tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan yang akan diidentifikasi dapat diketahui.
Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai
dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan
(identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi. Cara penamaan yang
lebih sistematik dalam tata nama tumbuhan, pertama kali diperkenalkan oleh Carolus
Linnaeus dalam buku yang ditulisnya, yaitu Systema Naturae ("Sistematika Alamiah").
Tata nama binomial (binomial berarti 'dua nama') merupakan aturan penamaan
baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari
sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama
yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latinatau bahasa lain
yang dilatinkan.
Aturan ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewanoleh
penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan
untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah'
(scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah
ini tidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah
asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali
memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.

B. Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar dapat mengambil manfaat
terutama bagi para tenaga pendidik, dan dengan hadirnya makalah ini dapat
memecahkan masalah di linkungan pendidikan mengenai Tata Nama Tumbuhan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hasanuddin, 2006, Taksonomi Tumbuhan Tinggi, Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala

Anda mungkin juga menyukai