Anda di halaman 1dari 43

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Soka (Ixora Sp.) merupakan tanaman hias yang cukup populer di
kalangan pengkoleksi tanaman hias. Selain unik, bentuk dan jenisnya pun
beragam. Tanaman soka (ixora sp) merupakan tanaman yang menghendaki
penyinaran matahari penuh terutama untuk merangsang pembungaan.
Meskipun jenisnya cukup beragam, secara umum bentuk morfologi tanaman
terutama bagian bunganya tidak berbeda jauh yaitu tersusun atas beberapa
bunga kecil yang masing-masing memiliki empat petal mahkota dalam satu
tangkai mirip payung terbuka. Bunga soka yang masih kuncup mirip jarum
sehingga akan terkesan gundukan jarum berwarna merah disaat belum
mekar. Warna kelopak bunga ada yang merah, merah muda, ungu , putih
dan kuning.
Berbeda dengan bentuk bunganya, penampilan batang dan daun
tanaman soka bisa bervariasi. Ada yang lebar, ada yang sempit, ada juga
yang medium tergantung asalnya. Menurut penelitan, tanaman ini berasal
dari daerah Asia Tropis. Bahkan Indonesia disebut juga sebagai asal jenis
bunga soka (Ixora javanica) yang berdaun lebar dengan tandan bunga
ramping dan kuntum bunganya berwarna merah.
Jenis-jenis soka terbagi menjadi dua yaitu soka biasa dan soka hibrida.
Yang tergolong soka biasa diantaranya : Ixora coccinea, I. lutea, I. fulgen, I
chinensis, I. granifolia, I. amboinica. Sedangkan soka hibrida antara lain :I.
mocrothyrsa, I. american, I. pitsanuloke dan Soka bangkok.
(http://www.tanindo.com,).
Di daerah ketintang kota Surabaya, masih banyak ditemukan variasi
tanaman soka mulai dari tanaman soka merah daun besar, soka merah daun
kecil, soka orange daun besar, soka orange daun kecil, soka kuning daun
besar dan soka kuning daun kecil . Berdasarkan hasil pengamatan morfologi
keenam takson tersebut ternyata masih memiliki banyak kesamaan pada

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 1


beberapa bagian organ tubuhnya. Misalnya pada bentuk bunga dan bentuk
daun.
Berdasarkan uraian di atas, dengan adanya variasi warna bunga dan
ukuran daun pada tanaman Ixora. Sp maka dilakukan penelitian taksonomi
untuk membuktikan adanya hubungan kekerabatan fenetik antara tanaman
soka merah daun besar, soka merah daun kecil, soka orange daun besar,
soka orange daun kecil, soka kuning daun besar dan soka kuning daun kecil
dengan menggunakan program Clad97.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut :
Apakah tanaman soka merah daun besar, soka merah daun kecil, soka
orange daun besar, soka orange daun kecil, soka kuning daun besar, dan
soka kuning daun kecil memiliki hubungan kekerabatan fenetik jika ditinjau
menggunakan program Clad97 ?

C. Hipotesis
Jika ditinjau menggunakan program Clad 97 , tanaman soka merah
berdaun besar, soka merah berdaun kecil, soka orange berdaun besar, soka
orange berdaun kecil, soka kuning berdaun besar, dan soka kuning berdaun
kecil masih memiliki hubungan kekerabatan fenetik.

D. Tujuan
Untuk mengetahui hubungan kekerabatan fenetik antara tanaman soka
merah berdaun besar, soka merah berdaun kecil, soka orange berdaun besar,
soka orange berdaun kecil, soka kuning berdaun besar, dan soka kuning
berdaun kecil dengan menggunakan program Clad’97.

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 2


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Keanekaragaman Tanaman Ixora sp (soka)


Tanaman soka merupakan kelompok tumbuhan yang tergolong dalam
suku Rubiaceae. Tanaman ini berasal dari daerah Asia Tropis. Bahkan
disinyalir ada yang menyebutkan berasal dari negara Indonesia. Namun
sejauh ini belum teruji kebenarannya, yang pasti dengan ditemukannya jenis
bunga soka kuno yaitu Ixora javanica di pulau Jawa telah cukup
menjadikannya alasan mengapa tanaman tersebut berasal dari negara kita
Bunga soka awalnya hanya sebagai tanaman liar tipe perdu. Dengan
penampilan bunganya yang memancar seperti kembang api dan hidup di
hutan-hutan liar, tidaklah mengherankan bila orang-orang Eropa
menjulukinya dengan flame of the wood atau api dari hutan. Mungkin
karena penampilannya yang menarik tersebut mengundang orang untuk
membawanya ke rumah dan mmeliharanya sebagai tanaman hias. Dengan
semakin berkembangnya pengetahuan, jenis soka hibrida saat ini telah
bermunculan dengan menghadirkan warna-warna bunga yang lebih
beragam. Meskipun jenisnya cukup beragam, secara umum bentuk
morfologis tanaman terutama bagian bunganya tidak berbeda jauh yaitu
tersusun atas beberapa bunga kecil yang masing-masing memiliki empat
petal mahkota dalam satu tangkai mirip payung terbuka. Bunga soka yang
masih kuncup mirip jarum sehingga akan terkesan gundukan jarum
berwarna merah disaat belum mekar. Warna kelopak bunga ada yang merah,
merah muda, ungu, putih, dan kuning.
Keanekaragaman tumbuhan ini biasa terjadi pada tingkat spesies,
contohnya: variasi pada tanaman Ixora javanica (soka). Tanaman soka
merupakan tanaman yang menghendaki penyinaran matahari penuh
terutama untuk merangsang pembungaan. Meskipun jenisnya cukup
beragam, secara umum bentuk morfologis tanaman terutama bagian
bunganya tidak berbeda jauh yaitu tersusun atas beberapa bunga kecil yang

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 3


masing-masing memiliki empat petal mahkota dalam satu tangkai mirip
payung terbuka. Bunga soka yang masih kuncup mirip jarum sehingga akan
terkesan gundukan jarum berwarna merah disaat belum mekar. Warna
kelopak bunga ada yang merah, merah muda, ungu, putih dan kuning.
Namun di Indonesia jumlah soka berwarna merah lebih banyak
dibandingkan lainnya. Berbeda dengan bentuk bunganya, penampilan
batang dan daun bunga soka bisa bermacam-macam. Ada yang lebar, ada
yang sempit, ada juga yang medium tergantung asalnya. Soka Jawa lebih
condong berdaun lebar dengan tandan bunga ramping dan kuntum bunganya
berwarna merah.
Jenis-jenis soka terbagi dalam dua macam yaitu soka biasa dan soka
hibrida. Yang tergolong soka biasa diantaranya : Ixora Coccinea, Ixora
Lutea, Ixora Fulgen, Ixora Chinensis, Ixora Granifolia, Ixora Amboinica.
Sedangkan soka hibrida antara lain: Ixora Mocrothyrsa, Ixora American,
Ixora Pitsanuloke dan Soka bangkok.

B. Kekerabatan Fenetik
Kekerabatan dalam sistematik tumbuhan dapat diartikan sebagai
pola hubungan atau total kesamaan antara kelompok tumbuhan berdasarkan
sifat atau ciri tertentu dari masing-masing kelompok tumbuhan tersebut.
Berdasarkan jenis data yang digunakan untuk menentukan jauh dekatnya
kekerabatan antara dua kelompok tumbuhan, maka kekerabatan dapat
dibedakan atas kekerabatan fenetik dan kekerabatan filogenetik (filetik).
Kekerabatan fenetik didasarkan pada persamaan sifat-sifat yang
dimiliki masing-masing kelompok tumbuhan tanpa memperhatikan sejarah
keturunannya, sedangkan kekerabatan filogenetik didasarkan pada asumsi-
asumsi evolusi sebagai acuan utama (Stuessy, 1990). Istilah fenetik
diperkenalkan oleh Cain dan Horison tahun 1960 guna menunjukkan
hubungan kekerabatan diantara makhluk hidup yang didasarkan atas jumlah
derajat persamaan yang ada berdasarkan data morfologinya dengan
menggunakan semua ciri yang sama, dan ciri taksonomi tersebut diberi dan
tanpa diberi bobot. Makin besar persamaan diantara makhluk hidup, makin

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 4


dekatlah hubungan yang ada dan semakin kecillah perbedaannya dengan
nenek moyang (Rideng 1989:41).
Sedangkan filogenik berasal dari kata filogeni yang berarti
perkembangan sejarah garis-garis arah evolusi dalam suatu golongan
makhluk hidup. Jadi dapat diartikan sebagai asal dan evolusi suatu takson.
Klasifikasi filogenetik (filetik) menekankan keeratan hubungan nenek
moyang satu takson dengan lainnya, berdasarkan arah evolusi ciri morfologi
yang ada para ahli menentukan mana yang lebih primitive dan yang lebih
maju ( Lovelles, 1989:24).
Dalam prakteknya kekerabatan fenetik lebih sering digunakan dari
pada kekerabatan filogenetik. Hal tersebut disebabkan karena adanya
kesulitan untuk menemukan bukti-bukti evoluasi pendukung sebagai
penunjang dalam menerapkan klasifikasi secara filogenetik dan bila cukup
banyak bukti yang dipertimbangkan biasanya kekerabatan fenetik juga akan
dapat menggambarkan kekerabatan filogenetik (Davis dan Heywood,
1973).
Oleh karena kekerabatan filogenetik membutuhkan bukti-bukti
evolusi pendukung, hal ini akan menyulitkan penelitian dalam mendapatkan
fosil tanaman zaman dahulu. Maka dalam penelitian ini, untuk mengkaji
hubungan jauh dekatnya kekerabatan beberapa takson Ixora sp digunakan
kekerabatan fenetik yang didasarkan pada data morfologi, anatomi dan
biologi reproduksi tanaman. Data morfologi membantu setiap jenjang pada
hirarki taksonomi, yaitu dari tingkat varietas sampai ke tingkat divisi. Data
morfologi juga memberikan gambaran hubungan yang jelas antara faktor
genetika dan evolusi, serta memberikan petunjuk cara-cara tumbuhan
mengadabasikan dirinya.

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 5


C. Program Clad97
Program Clad’97 memperkenalkan prinsip kerja dan cara operasi
perhitungan dengan menggunakan alat tambahan berupa tampilan grafis dari
diagram hubungan dan informasi umum yang dibutuhkan dalam analisis
hubungan. Dalam penyusunannya, karakter akan diubah menjadi bentuk
angka yang bisa dilakukan dengan atau tanpa pembobotan.
Ketika pertama kali menjalankan program, akan muncul tampilan
layar pembuka (splash screen) yang bertuliskan Clad'97 seperti gambar di
bawah ini:

Gambar 1. Tampilan layar pembuka program Clad'97

Setelah itu jendela utama akan muncul seperti pada Gambar 2 yang akan
menampilkan hasil perhitungan, diagram dan grafik informasi taksa yang
terbentuk. Jendela utama dibagi menjadi dua bagian, tampilan layar atas
untuk menampilkan grafis, dan panel untuk output teks dibagian
bawah. Panel bawah memiliki tiga windows output yang merupakan kotak
teks "Output Summary" yang dapat menampilkan sejumlah informasi taksa,
jumlah karakter status masing-masing taksa, status karakter keseluruhan taksa
yang dimasukkan dan hasil perhitungan selama proses konstruksi. Tampilan
pada sebelah kanan adalah daftar kotak "Taxa created so far" yang akan
menampilkan taksa yang telah dibuat selama konstruksi. Jika satu nama
takson yang ditampilkan dipilih, maka akan muncul informasi tentang takson
dalam " Short Information"di bawah ini.

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 6


Gambar 2. Tampilan jendela utama

Clad'97 memiliki empat menu di menu bar yang ditunjukkan pada Gambar 2,
menu tersebut adalah:
Files, yang memiliki sub menu :
 New, sub menu ini akan memulai pekerjaan konstruksi hubungan melalui
wizard yang akan memandu langkah-langkah memasukkan data. Jika jendela
yang terbuka sudah berisi data maka menu ini akan membuka jendela baru.
 New Text, sub menu ini akan memanggil program editing notepad text yang
merupakan program terintegrasi dalam setiap instalasi dari
MicrosoftWindows. Ke dalam notepad kita dapat memasukkan data dengan
membuat file teks yang berisi jumlah taksa, karakter
utama, label untuk karakter utama pada suatu taksa, dan kemudian membuka
file teks dengan program Clad'97.
 Open, sub menu ini memungkinkan Anda untuk membuka file teks yang berisi
data yang akan dihitung dan sudah dibuat sebelumnya.
 Exit, sub menu ini akan mengakhiri sesi dan keluar dari perhitungan Clad'97

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 7


Program Clad'97 dapat mengambil input dengan dua cara. Cara pertama
adalah dengan menggunakan wizard dengan panduan untuk memasukkan data dan
analisis pada setiap langkah. Cara kedua adalah dengan menggunakan file teks
yang dibuat dengan menggunakan editor teks.
 Input Data Melalui Wizard Input Data
Dengan memilih menu File dan sub menu New pengguna akan diberi
pilihan tipe konstruksi hubungan yang akan dilakukan melalui pilihan tombol
radio, tombol yang hanya memungkinkan pengguna memilih salah satu dari dua
opsi yang ditawarkan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 di bawah ini:

Gambar 3. kotak dialog pilihan kostruksi


Pengguna dapat memilih satu dari dua jenis hubungan kekerabatan yang
ditawarkan yaitu, fenetik apabila kekerabatan didasarkan pada kesamaan
keseluruhan taksa dan filogenetik apabila kekerabatan didasarkan pada evolusi
takson masing-masing. Untuk dapat melanjutkan pengguna harus mengisi nama
proyek. Pengguna akan dipandu dalam langkah-langkah memasukkan data oleh
dialog wizard sistem (Gambar 4.).

 Input teks file


Dalam gambar 4A, kotak dialog Wizard pertama menyediakan kotak teks
untuk jumlah taksa yang akan dioperasikan dan jumlah karakter utama yang
dimiliki oleh masing-masing taksa. Dalam versi ini ada pembatasan jumlah
maksimum taksa, 50 taksa dan jumlah karakter utama yang dapat dioperasikan
maksimum adalah 200 karakter utama. Keterbatasan ini disebabkan oleh

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 8


penggunaan array untuk penyimpanan data dalam memori dan memerlukan
perbaikan seperti penggunaan memori yang lebih fleksibel sesuai dengan ukuran
data.

Hubungan kekerabatan melalui fenetik / filogenetik toolbox


Tools pada gambar 5 berisi informasi mengenai proses yang berkelanjutan
dan digunakan untuk membuat keputusan selama proses konstruksi
berlangsung. Toolbox ini akan menutup secara otomatis saat proses konstruksi
telah selesai. Dengan mempertimbangkan satu OTU atau kelompok pada satu
waktu, maka hasilnya adalah phenogram dikotomis [3]. Pada prinsipnya, analisis
cluster merupakan sebuah istilah umum untuk metode matematis yang
menunjukkan objek yang menjadi perhatian dalam satu set, bersama dengan
banyak orang lain [4].

Gambar 5: Alat untuk: A. Konstruksi fenetik, B. Konstruksi Phylogenetic

Penyajian hasil perhitungan


Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk teks dan diagram grafis. Pada
hasil dalam bentuk teks dibagi menjadi tiga bagian, yang pertama adalah jumlah
taksa dan jumlah karakter yang sudah dioperasikan, yang kedua adalah data
mentah dari karakter yang telah dimasukkan, bagian ketiga adalah kesamaan
keseluruhan koefisien tabel yang dihasilkan oleh taksa konstruksi meja fenetik
atau jarak yang dihasilkan oleh konstruksi filogenetik. Output (output) dalam
bentuk grafik belum terbukti dalam format umum tetapi mencoba menjadi hasil

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 9


perhitungan dapat direpresentasikan secara visual. Untuk konstruksi fenetik
keluaran (output), takson baru terbentuk dari taksa HTU bernama penggabungan
dengan pembentukan dan nomor seri bersama dengan koefisien kesamaan jarak
keseluruhan taksa yang membentuknya. Keluaran grafik untuk menggambarkan
pembangunan garis keturunan filogenetik antara HTU dan OTU dekatnya. Di
bawah setiap HTU dan OTU adalah negara karakter HTU atau OTU.

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 10


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah dekriptif dan analisis
kuantitatif. Dengan kata lain penelitian ini berusaha menggambarkan secara
sistematis karakteristik obyek yang diteliti setepat mungkin dan
menginterpretasikan obyek sesuai dengan kondisi atau keadaan apa adanya.
Kemudian menganalisis data yang telah diperoleh secara kuantitatif.

B. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah tanaman soka merah daun besar,
tanaman soka merah daun kecil, tanaman soka orange daun besar, tanaman
soka orange daun kecil, tanaman soka kuning berdaun bear, dan soka kuning
berdaun kecil.

C. Lokasi dan Waktu


Lokasi dan waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Eksplorasi
a. Tahap eksplorasi tanaman soka merah daun besar dilakukan di daerah
Ketintang Baru kecamatan wonokromo kota Surabaya pada tanggal 7
Maret 2012 pukul 08.30 WIB.
b. Tahap eksplorasi tanaman soka merah daun kecil dilakukan di daerah
Ketintang Wiyata kecamatan wonokromo kota Surabaya pada tanggal
7 Maret 2012 pukul 09.00 WIB.
c. Tahap eksplorasi tanaman soka orange daun besar dilakukan di daerah
Ketintang Wiyata kecamatan wonokromo kota Surabaya pada tanggal
7 Maret 2012 pukul 09.00 WIB.

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 11


d. Tahap eksplorasi tanaman soka orange daun kecil dilakukan di Taman
FMIPA Universitas Negeri Surabaya pada tanggal 7 Maret 2012 pukul
12.30 WIB.
e. Tahap eksplorasi tanaman soka kuning daun besar dilakukan di sekitar
trotoar depan gerbang utama Universitas Negeri Surabaya pada
tanggal 7 Mei 2012.
f. Tahapan eksplorasi tanaman soka kuning daun kecil dilakukan di
Ketintang Timur PTT 2 Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya pada
tanggal 7 Mei 2012.
2. Deskripsi
Tahap deskripsi pada penelitian ini dilakukan di :
a. Laboratorium taksonomi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya pada tanggal
7 Maret 2012 pukul 13.00 WIB dan pada tanggal 7 Mei 2012 pukul
13.00 WIB.
b. Rumah yang beralamatkan di Ketintang Timur PTT 4 No 6 pada
tanggal 14 Maret 2012 pukul 17.00 WIB.
3. Identifikasi
Tahap identifikasi anatomi tanaman soka pada penelitian ini dilakukan
di:
a. Laboratorium taksonomi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya pada tanggal
7 Maret 2012 pukul 13.00 WIB dan pada tanggal 7 Mei 2012 pukul
13.00 WIB.
b. Koridor C2 lantai 2 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya pada tanggal 14
Maret 2012 pukul 10.00 WIB
c. Identifikasi reproduksi biologi (Polinator) tanaman soka merah daun
besar dilakukan di daerah Ketintang Baru kecamatan wonokromo
kota Surabaya pada tanggal 7 Maret 2012 pukul 08.30 WIB.
Tanaman soka merah daun kecil dilakukan di daerah Ketintang
Wiyata kecamatan wonokromo kota Surabaya pada tanggal 7 Maret

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 12


2012 pukul 09.00 WIB. Tanaman soka orange daun besar dilakukan
di daerah Ketintang Wiyata kecamatan wonokromo kota Surabaya
pada tanggal 7 Maret 2012 pukul 09.00 WIB. Tanaman soka orange
daun kecil dilakukan di Taman FMIPA Universitas Negeri Surabaya
kecamatan wonokromo kota Surabaya pada tanggal 7 Maret 2012
pukul 12.30 WIB.
4. Analisis data menggunakan program Clad’97
Tahap analisis hubungan kekerabatan fenetik menggunakan program
Clad’97 dilakukan di Laboratorium taksonomi Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
pada tanggal 7 Mei 2012 pukul 13.00 WIB

D. Alat dan Bahan


 Alat
1. Mikroskop elektrik
2. Lup
3. Kaca Objek
4. Kaca Penutup
5. Pipet tetes
6. Silet
7. Penggaris
8. Alat tulis
9. Aplikasi program clad97

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 13


 Bahan
1. Bunga dan daun tanaman soka merah daun kecil
2. Bunga dan daun tanaman soka merah daun besar
3. Bunga dan daun tanaman soka orange daun kecil
4. Bunga dan daun tanaman soka orange daun besar
5. Bunga dan daun tanaman soka kuning daun besar
6. Bunga dan daun tanaman soka kuning daun kecil
7. Air
8. Tissu

E. Prosedur Penelitian
1. Tahap eksplorasi
a. Mencari dan mengumpulkan tanaman soka merah daun besar di
daerah Ketintang Baru kecamatan wonokromo kota Surabaya.
b. Mencari dan mengumpulkan tanaman soka merah daun kecil di daerah
Ketintang Wiyata kecamatan wonokromo kota Surabaya.
c. Mencari dan mengumpulkan tanaman soka orange daun besar di
daerah Ketintang Wiyata kecamatan wonokromo kota Surabaya.
d. Mencari dan mengumpulkan tanaman soka orange daun kecil di
Taman FMIPA Universitas Negeri Surabaya kecamatan wonokromo
kota Surabaya.
Pada tahap eksplorasi ini pengamat menggunakan tas plastik yang
digunakan untuk mengumpulkan maing-masing tanaman soka.
2. Tahap deskripsi ciri morfologi
a. Menentukan ciri morfologi daun soka merah berdaun besar, soka
merah berdaun kecil, soka orange beraun besar, dan soka orange
berdaun kecil yang meliputi :
1) Ciri kuantitatif: lebar daun, panjang daun, ukuran stipula.
2) Ciri kualitatif: tipe daun, ujung daun, pertulangan daun,
permukaan atas dan bawah daun, warna daun, ada tidaknya
stipula, tipe stipula.

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 14


Pengamat menggunakan buku morfologi tumbuhan pengarang
Gembong Tjitrosoepomo edisi ke-10 untuk mendeskripsikan ciri-
ciri morfologi daun tanaman soka.
b. Menentukan ciri morfologi bunga soka merah berdaun besar, soka
merah berdaun kecil, soka orange beraun besar, dan soka orange
berdaun kecil yang meliputi :
1) Ciri kuantitatif: panjang tangkai, panjang dan lebar kelopak,
jumlah kelopak, jumlah mahkota, jumlah putik, jumlah benang
sari, jumlah bakal buah.
2) Ciri kualitatif : tipe bunga, munculnya perbungan, ada tidaknya
daun pelindung, ada tidaknya tangkai, bunga sempurna atau
bunga tidak sempurna, bentuk dasar bunga, bagian-bagian
bunga seperti tangkai bunga, kelopak, mahkota, benang sari, dan
putik.
Pengamat menggunakan buku morfologi tumbuhan pengarang
Gembong Tjitrosoepomo edisi ke-10 untuk mendeskripsikan ciri-
ciri morfologi bunga tanaman soka.
3. Tahap deskripsi ciri anatomi
Untuk melakukan identifikasi menggunakan bukti anatomi perlu
dilakukan pengamatan dengan mikroskop. Berikut ini adalah langkah-
langkah penelitian menggunakan mikroskop :
a. Membuat sayatan membujur permukaan atas dan mumbujur
permukaan bawah daun :
1) Menyiapkan kaca obyek dan kaca penutup yang bersih
2) Mengambil lapisan terluar dari permukaan atas daun dan
permukaan bawah pada posisi membujur dengan pinset
menyayat lapisan tipis bagian terluar (sayatan tidak berwarna)
3) Menempatkan sayatan tersebut pada kaca obyek.
4) Member setetes air dengan menggunakan pipet tetes
5) Menutup dengan menggunakan kaca penutup
6) Mengamati obyek dengan menggunakan mikroskop

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 15


7) Untuk sayatan membujur permukaan atas daun mengamati
parenkim daun dan tipe parenkim daun
8) Untuk sayatan membujur permukaan bawah daun mengamati
stomata daun dan tipe stomata daun.
b. Membuat sayatan melintang daun :
1) Menyiapkan kaca obyek dan kaca penutup yang bersih
2) Mengambil lapisan terluar daun pada posisi melintang dengan
menggunakan lup
3) Menyayat lapisan tipis bagian terluar (sayatan tidak berwarna)
dengan menggunakan pinset
4) Menempatkan sayatan tersebut pada kaca obyek.
5) Member setetes air dengan menggunakan pipet tetes
6) Menutup dengan menggunakan kaca penutup
7) Mengamati obyek dengan menggunakan mikroskop elektrik
8) Untuk sayatan melintang mengamati letak epidermis, jaringan
palisade, jaringan bunga karang dan stomata.
Pengamat menggunakan buku sel dan jaringan dari Leonita Santoso
untuk mendeskripsikan ciri-ciri anatomi daun tanaman soka.

Sedangkan untuk mendapatkan bukti polinator bunga Ixora sp. perlu


dilakukan pengamatan dengan cara dokumentasi atau pengambilan gambar
dengan menggunakan kamera digital.

4. Analisis menggunakan program Clad97


Untuk dapat menganalisis data hasil deskripsi dan identifikasi yang berupa
karakter masing-masing taksa menggunakan program Clad’97 diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memilih minimal 70 karakter baik (good character) dari masing-masing
taksa yang dapat digunakan untuk membuktikan hubungan kekerabatan
fenetik tanaman soka.
b. Membuat tabel bantu perhitungan dimana semua karakter yang dimiliki
oleh setiap taksa yang akan diteliti harus dicantumkan. Kemudian

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 16


memberi tanda ceklis (v) pada kolom sifat yang sesuai dengan sifat
takson yang diamati.
c. Memberikan penomoran pada tabel bantu perhitungan dengan aturan :
angka 0 untuk sifat yang tidak di ceklis dan angka 1 untuk sifat yang di
ceklis.
d. Memasukkan hasil penomoran ke dalam program notepad sesuai
dengan format yang telah diberikan kemudian disimpan.
e. Membuka program Clad’97 dan menampilkan notepad yang sudah
dibuad ke dalam layar Clad’97.
f. Membaca fenogram yang ditampilkan untuk mengetahui seberapa dekat
hubungan kekerabatan fenetik antar taksa.

F. Teknik Penelitian
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara
eksplorasi dengan menggunakan metode jelajah dan observasi. Metode
jelajah dipilih karena dapat mengiventarisasi setiap jenis tanaman soka
(Ixora sp) yang ada pada lokasi penelitian yaitu daerah Ketintang Kota
Surabaya. Sedangkan, metode observasi digunakan agar dapat mengetahui
ciri dan sifat bunga tanaman tersebut.

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 17


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1.1 Hasil Penelitian Taksonomi Morfologi Batang
Tanaman Soka
Karakter Soka kuning Soka kuning Soka Merah Soka Merah Soka Orange Soka Orange
berdaun kecil daun besar Daun Besar Daun Kecil Daun Besar Daun Kecil
Bentuk batang Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat
Permukaan
Kasap Kasap Kasap Kasap Kasap Kasap
batang
Cara
Simpodial Simpodial Simpodial Simpodial Simpodial Simpodial
percabangan
Model
Leeuwenberg Leeuwenberg Leeuwenberg Leeuwenberg Leeuwenberg Leeuwenberg
percabangan
Arah tumbuh
Tegak lurus Tegak lurus Tegak lurus Tegak lurus Tegak lurus Tegak lurus
batang

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 18


Arah tumbuh
Tegak Tegak Tegak Tegak Tegak Tegak
cabang

Panjang
pendeknya Menahun Menahun Menahun Menahun Menahun Menahun
umur

Tabel 1.2 Hasil Penelitian Taksonomi Morfologi Daun

Tanaman Soka

Karakter Soka Merah Soka Merah Soka Orange Soka Orange Soka Kuning Soka Kuning
Daun Besar Daun Kecil Daun Besar Daun Kecil Daun Besar Daun Kecil

Daun tidak Daun tidak Daun tidak Daun tidak Daun tidak Daun tidak
Susunan daun
lengkap lengkap lengkap lengkap lengkap lengkap

Macam daun Daun tunggal Daun tunggal Daun tunggal Daun tunggal Daun tunggal Daun tunggal

Bertangkai/
Tidak Tidak
tidak Bertangkai Bertangkai Bertangkai Bertangkai
bertangkai bertangkai
bertangkai

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 19


Berhadapan- Berhadapan- Berhadapan- Berhadapan- Berhadapan- Berhadapan-
Duduk daun
bersilang bersilang bersilang bersilang bersilang bersilang

Bangun daun Jorong Lanset Jorong Lanset Jorong Lanset

Ukuran
13.5 cm 3.0 cm 13.6 cm 3.9 cm
panjang

Ukuran lebar 5.8 cm 1.1 cm 6.3 cm 0.9 cm

Ujung daun Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing

Pangkal daun Runcing Membelah Runcing Tumpul Runcing Membelah

Susunan tulang
Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip
daun

Tepi daun Rata Rata Rata Rata Rata Rata

Tipis seperti Tipis seperti Tipis seperti Tipis seperti Tipis seperti Tipis seperti
Daging daun
kertas kertas kertas kertas kertas kertas

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 20


Permukaan
Gundul Gundul Gundul Gundul Gundul Gundul
daun atas

Permukaan
Kasap Kasap Kasap Kasap Kasap Kasap
daun bawah

Tipe stipula Interpetiolaris Interpetiolaris Interpetiolaris Interpetiolaris Interpetiolaris Interpetiolaris

Ukuran stipula ± 0,4 ± 0,4 ± 0,4 ± 0,4

Tabel 1.3 Hasil Penelitian Taksonomi Morfologi Bunga

Tumbuhan

Organ Karakter Soka Merah Soka Merah Soka Orange Soka Orange Soka Kuning Soka Kuning
Daun Besar Daun Kecil Daun Besar Daun Kecil Daun Besar Daun Kecil

Bunga Tipe Bunga Bunga Bunga Bunga Bunga Bunga


perbungaan majemuk tak majemuk tak majemuk tak majemuk tak majemuk tak majemuk tak

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 21


terbatas terbatas terbatas terbatas terbatas terbatas

Letak bunga Apikal Apikal Apikal Apikal Apikal Apikal

Ada tidaknya
daun Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pelindung

Bertangkai
atau tidak Bertangkai Bertangkai Bertangkai Bertangkai Bertangkai Bertangkai
bertangkai

Kelengkapan
Sempurna Sempurna Sempurna Sempurna Sempurna Sempurna
bunga

Simetri
Aktinomorf Aktinomorf Aktinomorf Aktinomorf Aktinomorf Aktinomorf
bunga

Kelamin Hermaprodit Hermaprodit Hermaprodit Hermaprodit Hermaprodit Hermaprodit


bunga

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 22


Letak
Perigen Perigen Perigen Perigen Perigen Perigen
ovarium

Bentuk
tangkai Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat
bunga

Panjang
tangkai 0.5 cm 0.3 cm 0.2 cm 0.2 cm 0.4 cm
bunga

Kelopak Jumlah
4 sepal 4 sepal 4 sepal 4 sepal 4 sepal 4 sepal
kelopak

Posisi Berkarang Berkarang Berkarang Berkarang Berkarang Berkarang


kelopak

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 23


Tidak mudah Tidak mudah Tidak mudah Tidak mudah Tidak mudah Tidak mudah
Sifat
rontok rontok rontok rontok rontok rontok

Jumlah
4 petal 4 petal 4 petal 4 petal 4 petal 4 petal
mahkota

Bentuk
Lonjong Lonjong Bulat telur Bulat telur Bulat telur Lonjong
mahkota

Menyirap ke Menyirap ke Menyirap ke Menyirap ke Menyirap ke Menyirap ke


Arah rotasi
Mahkota kiri kiri kiri kiri kiri kiri

Ukuran
panjang 0.5 cm 1 cm 0.9 cm 0.9 cm 1 cm
mahkota

Ukuran lebar
0.5 cm 0.4 cm 0.5 cm 0.4 cm 0.5 cm
mahkota

Benang Jumlah
4 4 4 4 4 4
sari benang sari

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 24


Posisi benang
Antisepalus Antisepalus Antisepalus Antisepalus Antisepalus Antisepalus
sari

Ruang kepala
2 ruang 2 ruang 2 ruang 2 ruang 2 ruang 2 ruang
sari

Kelekatan
Berlekatan Berlekatan Berlekatan Berlekatan Berlekatan Berlekatan
benang sari

Perlekatan
Basifixed Basifixed Basifixed Basifixed Basifixed Basifixed
benang sari

Arah
membuka Ekstrose Ekstrose Ekstrose Ekstrose Ekstrose Ekstrose
benang sari

Ukuran
Pendek Pendek Pendek Pendek Pendek Pendek
tangkai

Putik Jumlah putik 1 1 1 1 1 1

Tipe plasenta Aksilar Aksilar Aksilar Aksilar Aksilar Aksilar

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 25


Jumlah
1 1 1 1 1 1
kepala putik

Jumlah
1 1 1 1 1 1
karpel

Sifat bakal
Sinkarp Sinkarp Sinkarp Sinkarp Sinkarp Sinkarp
buah

Bentuk
Linier Linier Linier Linier Linier Linier
kepala putik

1.4 Tabel penelitian taksonomi anatomi daun

Tanaman Soka

Karakter Soka kuning Soka kuning Soka Merah Soka Merah Soka Orange Soka Orange
berdaun kecil daun besar Daun Besar Daun Kecil Daun Besar Daun Kecil

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 26


Bentuk sel
Isodiametris Isodiametris Isodiametris Isodiametris Isodiametris Isodiametris
parenkim

Bentuk sel
Persegi Persegi Persegi Persegi Persegi Persegi
epidermis

Tipe stomata Parasitik Parasitik Parasitik Parasitik Parasitik Parasitik

Jumlah sel
2 2 2 2 2 2
tetangga

Bentuk sel
Kriptofor Kriptofor Kriptofor Kriptofor Kriptofor Kriptofor
penutup

Adanya trikom Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 27


1.5 Tabel penelitian taksonomi polinator

Sifat

Karakter Soka Merah Soka Merah Soka Orange Soka Orange Soka Kuning Soka Kuning
Daun Besar Daun Kecil Daun Besar Daun Kecil Daun Besar Daun Kecil

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 28


 Semut  Semut  Semut hitam  Semut
Polinator hitam merah besar hitam kecil
besar besar  Kupu-kupu  Lebah

Tabel Bantu Perhitungan

MORFOLOGI DAUN

Susunan Macam Bertangkai/ Duduk Bangun Ujung Daun Pangkal Daun Susunan
Daun Daun Tidak Daun Daun Tulang
Bertangkai Daun

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 29


Daun Lengkap

Daun Tunggal

Berhadapan-
Berhadapam
Daun Tidak

Bertangkai

Bertangkai

Membelah

Menyirip
Runcing

Runcing

Menjari
Tumpul

Tumpul
Jorong

Lanset
Tidak
Daun
MB √ √ √ √ √ √ √ √

MK √ √ √ √ √ √ √ √

OB √ √ √ √ √ √ √ √

OK √ √ √ √ √ √ √ √

KB √ √ √ √ √ √ √ √

KK √ √ √ √ √ √ √ √

Tepi Daun Daging Daun Permukaan Permukaan Tipe Stipula


Atas Daun Bawah Daun

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 30


Bergelombang

Interpetiolaris
Tipis Seperti

Gundul

Gundul
Kertas

Kasap

Kasap

Bebas
Tebal
MB Rata
√ √ √ √ √

MK √ √ √ √ √

OB √ √ √ √ √

OK √ √ √ √ √

KB √ √ √ √ √

KK √ √ √ √ √

MORFOLOGI BUNGA

Keberadaan Ada/Tidaknya Kelengkapan Simetri Kelamin


Tipe Perbungaan Letak Bunga
Daun Pelindung Tangkai Bunga Bunga Bunga

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 31


MB √ √ √ √ √ √ √

MK √ √ √ √ √ √ √

OB √ √ √ √ √ √ √

OK √ √ √ √ √ √ √

KB √ √ √ √ √ √ √

KK √ √ √ √ √ √ √

Letak Bentuk Posisi Bentuk


Jumlah Kelopak Sifat Kelopak Jumlah Mahkota
Ovarium Tangkai Bunga Kelopak Mahkota

Bulat Telur
Berlekatan

Berkarang

Lonjong
Perigen

Rontok
Mudah

Mudah
Tidak
Bulat

Pipih

1 2 3 4 1 2 3 4

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 32


MB √ √ √ √ √ √ √

MK √ √ √ √ √ √ √

OB √ √ √ √ √ √ √

OK √ √ √ √ √ √ √

KB √ √ √ √ √ √ √

KK √ √ √ √ √ √ √

Arah Rotasi Jumlah Benang Sari Posisi Ruang Kelekatan Perlekatan Arah Membuka
Benang Sari Kepala Sari Benang Sari Benang Sari Benang Sari

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 33


Menyirap Ke

Menyirap Ke

Antisepalus

Berlekatan

Basifixeed

Ekstrose
Introse
Kanan

Bebas
1 2 3 4 1 2

Kiri
MB √ √ √ √ √ √ √

MK √ √ √ √ √ √ √

OB √ √ √ √ √ √ √

OK √ √ √ √ √ √ √

KB √ √ √ √ √ √ √

KK √ √ √ √ √ √ √

Ukuran Tangkai Jumlah Putik Tipe Jumlah Jumlah Sifat Bakal Bentuk Kepala
Benang Sari Plasenta Kepala Putik Karpel Buah Putik

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 34


Paanjang

Apokarp
Sinkarp
Pendek

Aksilar

Linier
Basal
1 2 1 2 1 2

MB √ √ √ √ √ √ √

MK √ √ √ √ √ √ √

OB √ √ √ √ √ √ √

OK √ √ √ √ √ √ √

KB √ √ √ √ √ √ √

KK √ √ √ √ √ √ √

MORFOLOGI BATANG

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 35


Bentuk Batang Permukaan Cara Model Arah Tumbuh Arah Tumbuh Panjang
Batang Percabangan Percabangan Batang Cabang Pendeknya Umur

Menggantung
Leeuwenberg

Tegak Lurus

Condong Ke
Monopodial

Tomlinson
Simpodial

Menahun
Persegi

Kasap

Tegak

Anual
Bulat

Licin

Atas
MB √ √ √ √ √ √ √

MK √ √ √ √ √ √ √

OB √ √ √ √ √ √ √

OK √ √ √ √ √ √ √

KB √ √ √ √ √ √ √

KK √ √ √ √ √ √ √

ANATOMI DAUN

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 36


Bentuk sel Bentuk sel Tipe stomata Jumlah sel Bentuk sel Ada/tidaknya
parenkim epidermis tetangga penutup trikom

Isodiametris

Isodiametris

Tidak Ada
Paneropor
Kriptopor
Parasitik

Diasitik
Persegi

Persegi
1 2

Ada
MB √ √ √ √ √ √

MK √ √ √ √ √ √

OB √ √ √ √ √ √

OK √ √ √ √ √ √

KB √ √ √ √ √ √

KK √ √ √ √ √ √

BIOLOGI REPRODUKSI

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 37


Polinator

Merah Besar
Hitam Besar

Kupu-Kupu
Hitam Kecil
Semut

Semut

Semut

Lebah
MB √

MK √

OB √ √

OK √ √

KB

KK

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 38


Hasil Penomoran Karakter
 Morfologi Daun
MB 011010011010001101010100110
MK 011001010110010101010100110
OB 011010011010001101010100110
OK 011010010110100101010100110
KB 011010011010001101010100110
KK 011001010110010101010100110
 Morfologi Bunga
MB 10100110011010101000010101000110100001100110100110100110101010
MK 10100110011010101000010101000110100001100110100110100110101010
OB 10100110011010101000010101000101100001100110100110100110101010
OK 10100110011010101000010101000101100001100110100110100110101010
KB 10100110011010101000010101000101100001100110100110100110101010
KK 10100110011010101000010101000110100001100110100110100110101010
 Morfologi Batang
MB 10011010100110
MK 10011010100110
OB 10011010100110
OK 10011010100110
KB 10011010100110
KK 10011010100110
 Anatomi Daun
MB 101010011001
MK 101010011001
OB 101010011001
OK 101010011001
KB 101010011001
KK 101010011001
 Biologi Reproduksi
MB 10000
MK 00100

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 39


OB 10010
OK 01001
KB
KK

Hasil Fenogram

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 40


B. PEMBAHASAN
Morfologi daun: soka merah daun kecil, soka orange daun besar, soka kuning daun
besar dan soka kuning daun kecil berkerabat dekat sebesar 100%, soka merah daun
kecil, soka orange daun besar, soka kuning daun besar dan soka kuning daun kecil
berkerabat jauh dengan soka merah daun besar sebesar 69%.
Morfologi bunga: soka orange daun besar, soka orange daun kecil, soka kuning daun
besar, dan soka kuning daun kecil berkerabat dekat sebesar 100%, soka orange daun
besar, soka orange daun kecil, soka kuning daun besar, soka kuning daun kecil
berkerabat jauh dengan soka merah daun kecil sebesar 79% (74%), soka orange daun
besar, soka orange daun kecil, soka kuning daun besar, soka kuning daun kecil, dan
soka merah daun kecil berkerabat sangat jauh dengan soka merah daun besar sebesar
4.3% (5.2%).
Anatomi daun: soka kuning daun besar aberkerabat dekat dengan soka merah daun
besar sebesar 100%,, soka orange daun kecil berkerabat dekat dengan soka merah
daun kecil sebesar 100%, soka orange daun kecil dan soka merah daun kecil
berkerabat jauh dengan soka kuning daun kecil sebesar 83%, soka orange daun kecil,
soka merah daun kecil, dan soka kuning daun kecil berkerabat sangat jauh sebesar
44%.

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 41


BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Untuk pengamatan selanjutnya disarankan agar lebih teliti dalam mengidentifikasi
ciri/karakter morfologi, anatomi dan biologi reproduksi tiap taksa agar di dapatkan
hasil yang sesuai ketika data dimasukkan dalam program Clad’97.

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 42


DAFTAR PUSTAKA

Stuessy, T.F. 1990. Plant Taxonomy. The Systematic Evaluation of Comparative Data.
New York: Columbia University Press.
Davis, P.H. and V.H. Heywood. 1973. Prinsiples of Angiosperm Taxonomy. New York:
Robert E.Kreiger Publisher Company.
http://www.scribd.com/doc/38716780/Aep-Bio-c-Bunga-Soka (diakses pada 17 Maret
2012)
http://www.tanindo.com_diakses (pada 17 Maret 2012)
Tjitrosoepomo, gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Tim Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi. 2011. Hadout Taksonomi Tumbuhan
Tinggi “ Bukti Taksonomi”. Surabaya
http://www.plantamor.com/index.php?plant=722 (diakses pada 19 Maret 2012)
http://taman.ideaonline.co.id/index.php/home/read/51/soka:-the-flame-of-the-wood
(diakses pada 19 Maret 2012)
http://www.petanibunga.com/2010/05/tanaman-bunga-soka.html (diakses pada 19 Maret
2012)
http://yusufsila-tumbuhan.blogspot.com/2011/07/bunga-soka.html (diakses pada 19
Maret 2012)

PROYEK HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN SOKA Page 43

Anda mungkin juga menyukai