Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan pengamatan terhadap tumbuhan, mahasiswa diharapkan
dapat:
1. Mendeskripsikan hasil pengamatannya tentang berbagai variasi pada
tumbuhan
2. Membuat dendrogram berdasarkan Indeks Kesamaan Sorensen
3. Menentukan sejauh mana persamaan dan perbedaan pada individu-
individu yang diamati.
4. Menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil pengamatannya.

B. Latar Belakang
Karena adanya variasi organisme dari spesies yang sama atau disebut
juga keanekaragaman spesies, maka tidak akan pernah ada dua individu yang
sama persis. Hal ini diantaranya dapat disebabkan oleh lingkungan atau faktor
eksternal seperti cahaya matahari, kelembaban, suhu, makanan, curah hujan,
dan faktor-faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari
kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan
demikian maka fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi antara
genotip dengan lingkungan. Baik hewan maupun tumbuhan juga memiliki
variasi yang tampak antara lain dalam bentuk, ukuran tubuh, warna dan ciri
khas lainnya.
Euphorbia milii memiliki sifat genetik yang tidak stabil karena memiliki
beberapa kromosom pengendali sifat. Dari induk yang sama akan dihasilkan
banyak varietas keturunan baru. Pemurnian varietas perlu dilakukan untuk
mendapatkan sifat yang relatif stabil, baik dari segi morfologi, produktivitas,
maupun resistensi terhadap hama dan penyakitnya.
Maka dari itu kami selaku mahasiswa pendidikan biologi yang
mengontrak mata kuliah genetika ingin mempelajari keanekaragaman dalam

1
species dengan cara melakukan praktikum pengamatan keanekaragaman
tumbuhan.

C. Landasan Teori
1. Gen, Genotip, dan Fenotip
Gen adalah satuan informasi genetik yang terdiri atas suatu urutan
nukleotida spesifik dalam DNA (Campbell, 2003). Gen tersebut akan
diwariskan dari setiap induk pada ketunannya. Kandungan genetik suatu
individu disebut sebagai genotip, sedangkan ciri fisik dan fisiologis pada suatu
organisme disebut fenotip. Ekspresi fenotip ditentukan oleh genotip. Setiap
individu memiliki kandungan genetik yang berbeda meskipun tampilan
fenotipnya hampir sama.

2. Keanekaragaman Genetik
Keanekaragaman genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas yang
merujuk pada jumlah total karakteristik genetik dalam genetika keseluruhan
spesies. Dalam pengertian lain, keanekaragaman genetik merupakan variasi
genetik di dalam setiap spesies yang mencakup aspek biokimia, struktur, dan
sifat organisme yang diturunkan secara fisik dari induknya dan dibentuk dari
DNA (Chandramaya, 2007)
Keragaman gen dapat disebabkan karena adanya perkawinan antara dua
individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya.
Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal
dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua
induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu
spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara
buatan.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau
penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga
turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping
ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). (Yudi, 2008).

2
3. Pengaruh Lingkungan Terhadap Fenotip
Tampilan fisik (fenotip) tidak hanya ditentukan oleh gen, namun
dipengaruhi juga oleh lingkungan. Faktor eksternal yang mempengaruhi
organisme diantaranya :
 Makanan (nutrisi)
 Suhu
 Cahaya matahari
 Kelembaban
 Curah hujan
Adanya pengaruh lingkungan terhadap fenotip ini contohnya, sebatang
pohon, akan mengikuti genotip yang diwarisinya yakni mempunyai daun
dengan ukuran, bentuk, dan warna yang akan bervariasi tergantung pada
seberapa seringnya mereka terkena angin dan sinar matahari. Pada manusia,
nutrisi mempengaruhi tinggi badan, latihan fisik mengubah bentuk badan,
berjemur akan menggelapkan kulit, dan pengalaman memperbaiki penampilan
pada tes intelegensia. Dengan demikian, fenotip suatu individu merupakan
hasil interaksi antara genotip dengan lingkungannya.
Fenotip tergantung pada lingkungan seperti halnya pada gen. Sebatang
pohon, mengikuti genotip yang diwarisinya, mempunyai daun dengan ukuran,
bentuk, dan warna hijau yang bervariasi, tergantung seberapa seringnya
mereka terkena angin dan sinar matahari. (Campbell, 2003).

4. Euphorbia milii
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia, termasuk ke Indonesia. Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus, seorang dokter dari Mauritania, Afrika Utara, yang telah berjasa
pada rajanya. Meskipun demikian, beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain. Misalnya Euphorbia characias subsp. Wulfenii dari
Portugal, Euphorbia griffithii dari Himalaya, dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara. (Purwanto, 2006)

3
Euphorbus yang membawa euphorbia bersosok unik dan berbunga
cantik itu menyebar ke Cina dan Thailand. Penyebaran tanaman ini tidak lepas
dari jasa pedagang pada zaman kerajaan Sukhothai. Etnis Cina di Thailand
meletakkan euphorbia di depan rumah untuk menghalau roh jahat. Mereka
menancapkan dupa serta mengikat tali merah di bagian pot. Tanaman tersebut
dipercaya membawa keberuntungan, kesuksesan dan kemakmuran. Semakin
besar dan banyak bunga, semakin beruntung dan sukses pula pemiliknya.
(Soedijono dan hartono, 2007)
Sebagaimana halnya tanaman lain, euphorbia juga diberi nama latin untuk
mempermudah komunikasi. Sistem tata nama berdasarkan Binomial
Nomenclature yang dipelopori oleh Carolus Lineaeus pada tahun 1750-an yang
terdiri atas dua kata, yaitu genus dan spesies. Sistem klasifikasi euphorbia
adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : E. milii

a. Morfologi
Secara morfologi, tanaman euphorbia dibagi atas beberapa bagian yaitu
akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.

1) Akar
Akar euphorbia, sebagaimana semua tanaman dikotil, adalah akar
tunggang. Akan tetapi, tanaman yang diperbanyak dengan setek memiliki
perakaran serabut. Akar tersebut tumbuh langsung dari pangkal batang.

4
Akar yang sehat berwarna putih kecoklat-coklatan, sedangkan akar yang
sudah tua berwarna coklat. (Purwanto, 2006).
2) Batang
Batang euphorbia ada dua macam, yaitu bulat dan bersudut. Batang ini
tumbuh tegak menjulang ke atas, tetapi beberapa spesies ada yang
melengkung. Sebagaimana tanaman kaktus, euphorbia tidak berkayu. Akan
tetapi, dengan semakin bertambahnya umur tanaman batang akan
mengeras. (Purwanto, 2006). Batang euphorbia tidak berkayu, tetapi jika
tumbuh membesar akan mengeras. Bentuk batangnya ada yang bulat, ada
pula yang bersudut. Batang ini ditumbuhi duri, ada yang berduri tunggal,
ganda, dan duri yang berkelompok. (Anonim, 2007).
3) Daun
Bentuk daun euphorbia bervariasi, meskipun tidak terlalu banyak, ada
yang berbentuk bulat telur, lonjong dan jorong. Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda. Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang. Tepi daun tidak bergerigi. Ujung daun juga
bervariasi, ada yang runcing, tumpul dan ujung terbelah. Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman. (Purwanto, 2006).
Tulang daun menonojol, terutama tulang pada bagian tengah keras.
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua. Secara umum, daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih, bergelombang atau melengkung.
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam, termasuk ciri dari daunnya, beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut :
a) Bentuk daun ada empat macam, yaitu simetri yang ditandai dengan
lancip, oval dengan ujung daun lancip mengecil, lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah
menjadi dua bulatan.
b) Pangkal daun ada tiga macam, yaitu pangkal melebar, lanset, dan lancip
mengecil. (Hapsari dan Budiana, 2007).

5
4) Bunga
Bunga euphorbia muncul membentuk dompolan-dompolan, setiap
dompol terdiri atas 4-32 kuntum. Ada empat bagian utama bunga, yaitu
mahkota bunga semu, benang sari, putik dan bakal buah. Mahkota bunga
yang berwarna-warni yang kita kenal sebagai bunga sebetulnya adalah
brachtea (seludang) bunga yang sudah mengalami modifikasi sehingga
menyerupai mahkota. Oleh karena itu, sering kali bunga euphorbia disebut
bermahkota semu. (Purwanto, 2006).
Umumnya tanaman ini memiliki bunga sejati yang sempurna dengan
organ seksual jantan dan betina yang lengkap. Namun, ada juga yang
memilki bunga yang tidak sempurna yang tidak memiliki organ seksual dan
bersifat steril, sehingga tidak dapat digunakan untuk perbanyakan generatif.
Beberapa kultivar memiliki bunga yang keseluruhannya merupakan bunga
yang tidak sempurna. Ada pula tanaman yang sebagian bunganya
merupakan bunga sempurna dan beberapa kondisi tumbuh bunga yang
tidak sempurna. (Anonim, 2009).
5) Buah
Tanaman ini termasuk mudah berbuah. Buah muncul karena adanya
pembuahan atau bersatunya benang sari dan putik. Penyerbukan dapat
terjadi secara alami dengan bantuan serangga atau manusia. Buah muncul
setelah 3-6 hari dari penyerbukan. (Hapsari dan Budiana, 2007).
Buah berbentuk seperti kapsul dan tersusun membentuk dompolan yang
terdiri atas 3-4 buah. Buah ini terletak di ujung tangkai bunga. Buah muda
berwarna hijau dan apabila sudah tua buah akan berwarna coklat. Buah tua
harus segera dipetik, sebelum pecah dengan sendirinya. Pemetikan buah
dilakukan pada pagi hari, karena pada siang hari biji yang sudah kering
akan terpelanting bila terkena sinar matahari. (Purwanto, 2006).
6) Biji
Biji euphorbia terdapat di dalam buah. Biji yang berwarna coklat tua ini
berbentuk bulat, dengan diameter antara 0,3-0,5 cm. Biji akan terbentuk

6
setelah 3-6 hari sejak penyerbukan dan dapat segera disemaikan setelah
dipetik. (Purwanto, 2006).

b. Anatomi
Tanaman dari suku (family) Euphorbiaceae memiliki batang berduri
(thorns). Jaringan xylem-nya mengeluarkan eksu-dat putih disebut dengan
getah susu (milky sap).
Struktur batang diawali dengan bagian epidermis (lapisan kulit luar).
Kemudian, disusul dengan penampang korteks (cortex). Setelah itu terdapat
floem (phloem) lalu xylem, yang di antara keduanya terdapat pembuluh
kambium (vascular cambium). Di bagi-an dalam terdapat bagian inti (pith).

c. Syarat Tumbuh
Euphorbia sangat menyukai sinaran panas matahari secara langsung.
Jika diletakkan di bawah naungan, euphorbia hanya akan semarak dengan
daun tidak dengan bunga sedangkan jika diletakkan di bawah matahari
langsung maka dapat membantu euphorbia tersebut untuk menghasilkan
bunga. (Anonim, 2008).
Euphorbia termasuk tanaman yang memiliki toleransi tinggi terhadap
suhu udara. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah yang bersuhu
hangat pada siang hari hingga dataran tinggi dengan suhu relatif rendah. Batas
suhu yang dapat diterima euphorbia adalah 21-27° C. kisaran suhu di
Indonesia, terutama di dataran rendah cocok bagi pertumbuhan euphorbia.
Bahkan, kebanyakan euphorbia yang tumbuh di dataran rendah (di bawah 600
m dpl) lebih bagus pertumbuhannya dibandingkan dengan yang tumbuh di
dataran tinggi. (Purwanto, 2006).

d. Jenis-jenis Euphorbia
Tanaman hias euphorbia dapat dibedakan menjadi beberapa macam
berdasarkan bentuk dan warna daun, yaitu antara lain :
1) Good Bless You

7
Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk, warna merah
menyala dengan garis hijau pada ujung mahkota dan benang sari kuning
kemerahan. Jumlah kuntum agak banyak, sekitar 8 kuntum dalam satu
dompolan.
2) Color Burst
Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan menyilang,
warna krem semburat merah, benang sari berwarna hijau. Dalam satu
dompolan terdapat sekitar 8 kuntum.
3) Silver Throne
Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan menyilang,
warna putih, benang sari kuning. Ada sekitar 8 kuntum dalam satu
dompolan.
4) Ace of Heart
Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk, warna putih bercorak
merah muda, benang sari merah. Jumlah dalam satu dompolan sangat
banyak, dapat menjadi 32 kuntum.
5) Golden Eagle
Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk, warna putih
kekuningan, benang sari kuning. Dalam satu dompolan terdapat 8 kuntum.
6) Chiang Mai
Mahkota bunga melengkung, saling menumpuk dan menyilang warna
merah muda dengan benang sari kemerahan. Jumlah kuntum dalam satu
dompolan sekitar 8 kuntum.
7) Angel Face
Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan menyilang,
warna putih di tengah bergradasi kemerahan pada ujung mahkota, benang
sari kuning kemerahan. Jumlah kuntum dalam satu dompolan sekitar 8
kuntum.
8) Breathles

8
Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan menyilang,
warna putih dengan garis tepi merah, benang sari kuning. Dalam satu
dompolan terdapat sekitar 8 kuntum bunga.
9) First Kiss
Mahkota bunga berbentuk melengkung, saling menumpuk dan
menyilang, warna merah menyala, benang sari merah. Jumlah kuntum agak
banyak, sekitar 8 kuntum dalam satu dompolan.
j. Moon Like
Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan menyilang,
warna putih bercorak merah muda, benang sari kuning kehijauan. Jumlah
kuntum sedikit, sekitar 4 kuntum dalam satu dompolan.
k. Faboulus Splash
Mahkota bunga berbentuk melengkung, saling menumpuk dan
menyilang, warna putih kekuningan dengan corak hijau pada ujung
mahkota, benang sari kuning. Jumlah bunga sekitar 8 kuntum dalam satu
dompolan.
l. Forever Green
Mahkota bunga berbentuk melengkung, saling menumpuk, warna hijau
muda. Dalam satu dompolan terdapat sekitar 8 kuntum bunga.
(Hapsari dan Budiana, 2007).

5. Indeks Kesamaan
Untuk membandingkan antara individu dalam spesies yang sama atau
spesies yang berbeda dapat dilakukan analisis kesamaan dan keberagaman
menggunakan indeks kesamaan. Penggunaaan indeks kesamaan tersebut kami
pergunakan dalam mengidentifikasi tingkat kekerabatan pada tumbuhan
bunga pukul empat. Berbagai indeks kesamaan dapat digunakan. Salah
satunya misalnya dengan menggunakan Indeks Kesamaan dari Sorensen.
Dengan menggunakan Indeks Kesamaan kita dapat menentukan sejauh mana
persamaan dan perbedaan berbagai jenis bunga pukul empat yang diamati.

9
a. Indeks Kesamaan Sorensen
Dengan metode ini dapat ditentukan berapa banyak kesamaan atau
perbedaan antara komunitas yang satu dengan komunitas yang lainnya. “
Index of similiry” atau rumus indeks kesamaan:

S Indeks Keanekaragaman = 100 %-


Indeks Kesamaan

Nilai S berkisar antara 0 % - 100%. Nilai S mendekati 100% menunjukkan


individu atau bahan yang diamati tingkat kesamaannya atau kemiripannya
semakin tinggi, sedangkan nilai indeks kesamaan mendekati 0% menunjukkan
tingkat kesamaannya semakin rendah.
Dengan:
S= Indeks Kesamaan
A= jumlah karakter yang di spesies A atau individu A
B= Jumlah karakter yang di spesies B atau Individu B
C = Jumlah karakter yang ada di A dan juga ada di B

BAB II
METODE KERJA
A. Bahan
 5 spesies bunga Euphorbia milii

B. Cara Kerja

10
BAB III
HASIL PENGAMATAN

A. Foto Hasil Pengamatan

Gambar 1. Spesies 1

Gambar 2. Spesies 2 Gambar 3. Spesies 3

11
Gambar 4. Spesies 4 Gambar 5. Spesies 5 Gambar 6. Spesies 6

B. Tabel Pengamatan Species


Tabel 1. Hasil Pengamatan Keanekaragaman Tumbuhan Euphorbia milii

Variasi sifat (Dalam spesies


yang sama)
Sifat yang Diamati Individu/varietas/kultivar/str
No
(Karakter) ain

1 2 3 4 5 6

1. Warna dominan
0 0 0 1 0 0
braktea merah
Warna dominan
2. 1 0 0 0 0 0
braktea putih
Warna dominan
3. 0 1 1 0 0 0
braktea merah muda
Warna dominan
4. 0 0 0 0 1 1
braktea kuning
5. Memiliki corak pada 1 1 0 0 0 1

12
braktea
Warna motif braktea
6. 1 1 0 0 0 1
merah muda
Tepi braktea berwarna
7. 1 1 1 0 0 0
merah muda
Tepi braktea berwarna
8. 0 0 0 1 0 0
merah
Tepi braktea berwarna
9. 0 0 0 0 1 1
kuning
Braktea berukuran
10. 1 1 1 1 0 0
besar
Braktea berukuran
11. 0 0 0 0 0 1
sedang
Braktea berukuran
12. 0 0 0 0 1 0
kecil
Ujung braktea
13. 1 0 0 1 0 0
berlobus
Susunan braktea
14. berhadapan(tidak 1 0 0 0 0 0
saling menutupi)
Corolla berwarna
15. 0 0 0 1 0 0
merah
Corolla berwarna
16. 0 1 1 0 0 0
oranye
Corolla berwarna
17. 1 0 0 0 1 0
kuning
Corolla berwarna
18. 0 0 0 0 0 1
coklat

19. Jumlah corolla 6 1 0 0 1 0 1

20. Jumlah corolla 5 0 1 1 0 1 0

Jumlah ruang
21. 1 0 1 0 0 0
ovarium 4
Jumlah ruang
22. 0 1 0 1 0 1
ovarium 5
23. Jumlah ruang 0 0 0 0 1 0

13
ovarium 1
Penampakan ovarium
24. menggembung 1 1 1 1 0 1
berlekuk
Penampakan ovarium
25. menggembung tidak 0 0 0 0 1 0
berlekuk
Ukuran pediculus
26. 1 0 1 0 1 1
panjang
Ukuran pediculus
27. 0 1 0 1 0 0
pendek

28. Bentuk daun oval 1 1 1 1 1 0

29. Bentuk daun lanset 0 0 0 0 0 1

Ibu tulang daun


30. 0 0 0 0 1 1
timbul
Ibu tulang daun tidak
31. 1 1 1 1 0 0
timbul
Tipe ujung daun
32. 1 0 0 0 0 0
emarginatus
Tipe ujung daun
33. 0 1 0 1 0 0
rotundatus
Tipe ujung daun
34. 0 0 1 0 0 0
acutus
Tipe ujung daun
35. 0 0 0 0 1 0
mucronulatus
Tipe ujung daun
36. 0 0 0 0 0 1
acuminatus

37. Warna tepi daun hijau 1 0 1 1 1 1

Warna tepi daun


38. 0 1 0 0 0 0
coklat

39. Tekstur batang kasar 1 1 0 1 1 1

40. Tekstur batang halus 0 0 1 0 0 0

14
41. Warna batang coklat 1 0 1 0 0 0

Warna batang abu-


42. 0 1 0 1 1 1
abu

Jumlah Karakter 18 16 14 15 14 16

C. Penghitungan Indeks Kesamaan


1. Menjumlahkan karakter yang sama dan menghitung indeks kesamaan
Tabel 2. Hasil Perhitungan Indeks Kesamaan Antar Individu
Species Karakter sama Jumlah Indeks
(individu) karakter kesamaan
1-2 8 34 47,05
1-3 9 32 56,25
1-4 8 33 48,48
1-5 5 32 31,25
1-6 7 34 41,17
2-3 8 30 53,33
2-4 9 31 58,06
2-5 4 30 26,67
2-6 6 32 37,5
3-4 5 29 34,48
3-5 4 28 28,57
3-6 3 30 20
4-5 4 29 27,58
4-6 6 31 38,70
5-6 7 30 46,67

Keterangan :
 Individu 1 :warna braktea putih bertepi pink
 Individu 2 :warna braktea pink bercorak
 Individu 3 :warna braktea merah muda bertepi agak hijau
 Individu 4 :warna braktea merah
 Individu 5 :warna braktea kuning
 Individu 6 :warna braktea oranye tepi agak pink

15
2∗C ( karakter sama )
 Indeks kesamaan ( S )=
A+ B ( jumla h karakter )

2. Matriks dari data indeks kesamaan


Matriks 1
Sp1 Sp2 Sp3 Sp4 Sp5 Sp6
Sp1 * 47,05 56,25 48,48 31,25 41,17
Sp2 * 53,33 58,06 26,67 37,5
Sp3 * 34,48 28,57 20
Sp4 * 27,58 38,70
Sp5 * 46,67
Sp6 *

Yang terbesar (Sp2,Sp 4) Indeks = 58,06

Matriks 2
(Sp2,Sp4) Sp1 Sp3 Sp5 Sp6
(Sp2,Sp4 * 47,76 43,90 27,12 38,1
)
Sp1 * 56,25 31,25 41,17
Sp3 * 28,57 20
Sp5 * 46,67
Sp6 *

Indeks {(2,4) ( 1)}/ 2 = {(2 vs 1) + (1 vs 4)}/ 2


= (47,05+48,48)/2
= 47,76
Indeks {(2, 4) (3)}/ 2 = {(2 vs 3) + (3 vs 4)}/ 2
= (53,33+34,48)/2
= 43,90
Indeks {(2, 4) (5)}/ 2 = {(2 vs 5) + (4 vs 5)}/ 2
= (26,67+27,58)/2
= 27,12
Indeks {(2, 4) (6)}/ 2 = {(2 vs 6) + (4 vs 6)}/ 2
= (37,5+38,70)/2

16
= 38,1
Yang terbesar (Sp1,Sp 3) Indeks = 56,25

Matriks 3
(Sp2,Sp4) (Sp1,Sp 3) Sp5 Sp6
(Sp2,Sp4 * 45,84 27,12 38,1
)
(Sp1,Sp3 * 29,91 30,58
)
Sp4 * 46,67
SP5 *

Indeks {(2,4) (1,3)}/4 = {(1 vs 2) + (2 vs 3)}+ {(1 vs 4) + (3,4)}/ 4


= (47,05+53,33+48,48+34,48)/4
= 45,84
Indeks {(1,3) (5)}/2 = {(1 vs 5) + (3 vs 5) }/ 2
= (31,25+28,57)/2
= 29,91
Indeks {(1,3) (6)}/2 = {(1 vs 6) + (3 vs 6)}/2
=(41,17+20)/2
= 30,58
Yang terbesar (Sp5,Sp6) Indeks = 46,67

Matriks 4
(Sp2,Sp4) (Sp1,Sp3) (Sp5,Sp6)
(Sp2,Sp4) * 45,84 32,61
(Sp1,Sp3) * 30,25
(Sp5,Sp6) *

Indeks {(2,4)(5,6)}/4 = {(2 vs 5)+(2 vs 6)+(4 vs 5)+(4 vs 6)}/4


={(26,67+37,5+27,58+38,70)}/4
= 32,61
Indeks {(1,3)(5,6)}/ 3 = {(1 vs 5) + ( 1 vs 6 ) + (3 vs 5) + (3 vs 6) }/4

17
= (31,25+41,17+28,57+20)/4
= 30,25
Yang terbesar (Sp2,Sp4,Sp1,Sp3) Indeks = 45,84

Matriks 5
(Sp2,Sp4,Sp1,Sp3 (Sp5,Sp6)
)
(Sp2,Sp4,Sp1,Sp3 * 31,43
)
(Sp5,Sp6) *

Indeks {(2,4,1,3) (5,6)}/8 = {(2 vs 5) + (2 vs 6) + (4 vs 5) + (4 vs 6) + (1 vs


5)+(1 vs 6)+(3 vs 5)+(3 vs 6)}/ 8
= (26,67+37,5+27,58+38,70+31,25+41,17+28,57+20)
8
= 31,43
(Sp2,Sp4,Sp1,Sp3,Sp5,Sp6) Indeks = 31,43
3. Dendogram berdasarkan urutan pengelompokannya
(Sp2,Sp 4) = 58,06
(Sp1,Sp 3) = 56,25
(Sp5,Sp6) = 46,67
(Sp2,Sp4,Sp1,Sp3) = 45,84
(Sp2,Sp4,Sp1,Sp3,Sp5,Sp6) = 28,15

2 4 1 3 5 6
100

90

80

70

18
60
58,06
56,25
50

46,67
45,84
40

30
31,43

20

10

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap enam varian tumbuhan


Euphorbia milii ditemukan beberapa persamaan dan perbedaan pada morfologi
masing-masing tumbuhan. Persamaannya antara lain batang berduri, memiliki
braktea pada bunga, pertulangan daun brachidodromous, bentuk daun oval,
habitus herba, jumlah braktea dua, duduk daun tersebar.
Perbedaan di antara keenam varian Euphorbia milii tersebut adalah pada
warna dominan braktea, corak braktea, warna motif braktea, ukuran braktea,
ujung braktea, susunan braktea, warna corolla, jumlah corolla, jumlah ruang
ovarium, penampakan ovarium, ukuran pediculus, bentuk daun, penampakan

19
ibu tulang daun, tipe ujung daun, warna tepi daun, tekstur batang, dan warna
batang.
Untuk membandingkan antar individu dalam spesies Euphorbia milii ini
dilakukan dengan analisis kesamaan dan keberagaman menggunakan Indeks
Kesamaan dari Sorensen. Dengan menggunakan Indeks Kesamaan ini dapat
ditentukan sejauh mana persamaan dan perbedaan pada keenam varian
Euphorbia milii.
Dari hasil perhitungan didapatkan pengelompokan Indeks Kesamaan
seperti di bawah ini :
(Sp2,Sp4) = 58,06 %
(Sp1,Sp3) = 56,25 %
(Sp5,Sp6) = 46,67 %
(Sp2,Sp4,Sp1,Sp3) = 45,84 %
(Sp2,Sp4,Sp1,Sp3,Sp5,Sp6) = 28,15 %

Dari data di atas dapat ditafsirkan bahwa individu/ tumbuhan


Euphorbia varian ke-2 dan ke-4 memiliki indeks kesamaan paling tinggi di
antara kelompok yang lainnya yaitu sebesar 58,06 %. Hal ini berarti individu
ke-2 dan ke-4 paling banyak memiliki persamaan atau memiliki kemiripan
yang tinggi. Sedangkan indeks kesamaan tertinggi kedua ditempati oleh
kelompok individu ke-1 dan ke-3. Indeks kesamaannya sebesar 56,25 %. Hal ini
berarti individu ke-1 memiliki kemiripan atau persamaan dengan individu ke-3
sebesar 56,25 %. Selanjutnya kelompok individu (5,6) memiliki indeks sebesar
46,67%. Hal ini berarti bahwa individu ke-5 memiliki banyak kesamaan dengan
individu ke-6 sebesar 46,67%. Kelompok selanjutnya adalah (2,4,1,3) memiliki
indeks kesamaan sebesar 45,84%. Terakhir adalah kelompok semua individu
yang diamati memiliki indeks kesamaan sebanyak 28,15 %.
Dari gambar dendogram yang telah dibuat berdasarkan perhitungan
Indeks Kesamaan dari keenam varian Euphorbia milii dapat dilihat bahwa
individu ke-2 paling banyak persamaannya dengan individu ke-4, individu ke
1 paling banyak persamaannya dengan individu ke-3. Diantara individu ke-2,

20
ke-4, ke-1, dan ke-3 pun terdapat persamaan. Sedangkan individu ke-5 paling
banyak persamaannya dengan individu ke-6.
Berikut ini paparkan deskripsi tingkat kesamaan yang didapat
berdasarkan nilai indeks kesamaan :
 Individu 2 dan 4 memiliki tingkat kesamaan yang paling tinggi
dibandingkan dengan spesies-spesies lainnya. Hal ini terlihat dari Indeks
kesamaan yang paling tinggi yaitu 58,06 %. Hal ini dikarenakan kedua
spesies ini memiliki 9 karakter yang sama yakni diantaranya ukuran
braktea besar, jumlah ruang ovarium 5, penampakan ovarium
menggembung berlekuk, pediculus berukuran pendek, bentuk daun
oval, ibu tulang daun tidak timbul, tipe ujung daun rotundatus, tekstur
batang kasar, dan warna batang abu.
 Individu 1 dan 3 memiliki tingkat kesamaan yang tinggi . Selain dari
nilai indeks kesamaan yang tinggi (56,25 %), spesies-spesies ini memiliki
9 karakter yang sama yaitu tepi braktea berwarna merah muda, ukuran
braktea besar, jumlah ruang ovarium 4, penampakan ovarium
menggembung berlekuk, pediculus panjang, bentuk daun oval, ibu
tulang daun tidak timbul, dan tepi daun berwarna hijau.
 Individu 5 dan 6 memiliki tingkat kesamaan yang cukup (46,67%). Hal
ini dilihat dari 7 karakter sifat yang sama yakni warna dominan braktea
kuning, tepi braktea berwarna kuning, pediculus panjang, ibu tulang
daun timbul, warna tepi daun hijau, tekstur batang kasar, dan warna
batang abu-abu.
 Individu 1,3,2, dan 4 memiliki kekerabatan yang cukup dekat karena
terdapat kesamaan dalam hal penampakan ovarium menggembung
tidak berlekuk, bentuk daun oval, dan ibu tulang daun tidak timbul.
 Individu 5 dan 6 memiliki kekerabatan yang cukup jauh dengan
individu lainnya (1,2,3,4) karena perbedaan dalam penampakan
ovarium, bentuk daun, dan ibu tulang daun.

Pertanyaan

21
1. Adakah variasi sifat dari objek yang saudara amati?
Jawab : Ada
Variasi sifat dari Euphorbia milii yang kami amati adalah pada warna
dominan braktea, corak braktea, warna motif braktea, ukuran braktea, ujung
braktea, susunan braktea, warna corolla, jumlah corolla, jumlah ruang ovarium,
penampakan ovarium, ukuran pediculus, bentuk daun, penampakan ibu tulang
daun, tipe ujung daun, warna tepi daun, tekstur batang, dan warna batang.

2. Adakah persamaan dan perbedaannya?


Jawab : Ada
 Individu 2 dan 4 memiliki 9 karakter yang sama yakni diantaranya
ukuran braktea besar, jumlah ruang ovarium 5, penampakan ovarium
menggembung berlekuk, pediculus berukuran pendek, bentuk daun
oval, ibu tulang daun tidak timbul, tipe ujung daun rotundatus, tekstur
batang kasar, dan warna batang abu.
 Individu 1 dan 3 memiliki 9 karakter yang sama yaitu tepi braktea
berwarna merah muda, ukuran braktea besar, jumlah ruang ovarium 4,
penampakan ovarium menggembung berlekuk, pediculus panjang,
bentuk daun oval, ibu tulang daun tidak timbul, dan tepi daun berwarna
hijau.
 Individu 5 dan 6 memiliki 7 karakter sifat yang sama yakni warna
dominan braktea kuning, tepi braktea berwarna kuning, pediculus
panjang, ibu tulang daun timbul, warna tepi daun hijau, tekstur batang
kasar, dan warna batang abu-abu.
 Individu 1,3,2, dan 4 memiliki kesamaan dalam hal penampakan
ovarium menggembung tidak berlekuk, bentuk daun oval, dan ibu
tulang daun tidak timbul.
 Individu 5 dan 6 memiliki perbedaan dalam penampakan ovarium,
bentuk daun, dan ibu tulang daun.

22
3. Variasi sifat apakah yang paling banyak dijumpai pada objek pengamatan
saudara?
Jawab : Variasi yang paling banyak dijumpai pada objek pengamatan adalah
warna braktea, corak braktea, warna corolla, jumlah ruang ovarium, dan tipe
ujung daun.
4. Hitunglah Indeks Kesamaan dari objek yang anda amati! Terlampir di hasil
pengamatan
5. Buatlah dendogram dari hasil perhitungan indeks kesamaan! Terlampir di
hasil pengamatan
7. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan saudara! Terlampir

BAB V
KESIMPULAN

Euphorbia milii mempunyai berbagai variasi dari setiap individunya.


Variasi – variasi tersebut lebih mudah diketahui melalui perbedaan-perbedaan
sifat yang mudah diamati, contohnya melalui warna braktea yang berbeda.
Pada pengamatan yang dilakukan, bukan hanya mengamati warna braktea
untuk mengetahui variasinya, tetapi dari berbagai sifat atau karakter yang
terdapat pada setiap individu tersebut. Variasi sifat yang diamati adalah warna
dominan braktea, corak braktea, warna motif braktea, ukuran braktea, ujung
braktea, susunan braktea, warna corolla, jumlah corolla, jumlah ruang ovarium,
penampakan ovarium, ukuran pediculus, bentuk daun, penampakan ibu tulang
daun, tipe ujung daun, warna tepi daun, tekstur batang, dan warna batang.

23
Dari 6 individu yang diamati, didapatkan bahwa individu 2 mempunyai
hubungan kekerabatan yang dekat dengan individu 4, individu 1 dengan
individu 3, individu 5 dengan individu 6. Individu 2,4 lebih dekat
kekerabatannya dengan individu 1,3. Individu 5 dan 6 agak jauh
kekerabatannya dengan individu 1,2,3,4. Jadi dapat disimpulkan bahwa
berbagai sifat/karakter dari setiap individu menunjukan berbagai varietas yang
ada. Namun demikian, masih terdapat hubungan kekerabatan yang sangat
dekat antara individu yang satu dengan yang lainnya. Karena memang masih
terdapat sifat atau karakter yang sama antara satu dengan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011. Keanekaragaman Genetik. http://id.wikipedia.org/wiki. [28


Februari 2011]

Campbell,et all. 2003. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Damayanti, Chandramaya Siska. 2007. Peranan Studi Genetik dalam Kegiatan


Konservasi. http://vetopia.wordpress.com/2007/11/02/peranan-studi-genetik-
dalam-kegiatan-konservasi/. [ 28 Februari 2011]

Hapsari, B. dan Budiana, N.S. 2007. Euphorbia Milii. Jakarta :Penebar Swadaya.

Henuhili, victoria.2003.Commom Text Book (Edisi Revisi) GENETIKA. Yogyakarta:


JICA

24
Kumala, Istiqlalia Risma.2010. Budidaya Tanaman Hias Euphorbia.[Tugas Akhir].
Surakarta :Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Purwanto, A. W. 2006. Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Berbunga.


Yogyakarta :Kanisius.

Soedijono, B. dan Rudi H. 2007. Agar Euphorbia Tampil Menawan. Jakarta :


Penebar Swadaya.

Yudi. 2008. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen.


http://yudhim.blogspot.com/2008/01/keanekaragaman-hayati-tingkat-
gen.html . [ 28 Februari 2011]

25

Anda mungkin juga menyukai