Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIOLOGI

REPRODUKSI PADA HEWAN DAN TUMBUHAN

OLEH

NURLIA
SILFI AULIA HAYATI
FIRQAH INDZAR
SRI SULASTRIANI
SYIANTO TRI PUTRA ALAM MULYOTO

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDI

2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses reproduksi adalah proses pertumbuhan jumlah individu sebagai akibat
dihasilkannya keturunan melalui berbagai cara, sesuai dengan jenis dan tingkat
perkembangannya. Makin banyak hambatan yang dialami suatu organisme didalam
reproduksinya, makin sedikit jumlah individu itu didalam populasinya. Ada beberapa hal
yang diperkirakan dapat menghambat proses reproduksi antara lain jumlah keturunan
relative sedikit, siklus reproduksi lama, situasi dan kondisi lingkungan tidak sesuai,
individu jantan x betina terpisah dan tidak memiliki kesempatan untuk melakukan
perkawinan atau terjadi kelainan pada alat reproduksi. Kenyataan tersebut dapat
menghambat pertumbuhan populasi organisme tertentu sehingga dapat menghambat
pertumbuhan populasi organisme tertentu sehingga dapat menyebabkan kepunahan.
Sebaiknya populsi mahkluk hidup ada yang memiliki laju reproduksi yang amat
cepat sehingga jumlah populasi bertambah dengan cepat pertambahan anggota populasi
yang cepat sering tidak sebanding dengan kecepatan produksi makanan dan luas daerah
tempat hidupnya sehingga menimbulkan kompetisi.
Kompetisi adalah interaksi dua atau lebih organism yang saling memperebutkan
kesempatan untuk memenuhi kebutuhan yang sama. Pertambahan jumlah populasi juga
terjadi pada manusia, hal ini disebabkan karena waktu reproduksi cepat dan semakin
membaiknya tingkat kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. REPRODUKSI
Reproduksi Seksual ( Generatif )

Reproduksi biologis atau reproduksi seksual dalah suatu proses biologis penggunaan seks
secara rutin dimana individu organisme baru diproduksi.

Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk
kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh
pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.

Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan
individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah
contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi
kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk
melakukan reproduksi aseksual.

Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis


kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual.
Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual,
sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi secara aseksual.

Pada reproduksi seksual/generatif terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu
yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi genetik yang
memungkinkan terbentuknya individu baru dengan sifat baru.

Pada organisme tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet, gamet jantan atau
spermatozoa dan gamet betina atau sel telur, kedua macam gamet tersebut dapat dibedakan
baik dari bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi gamet yang demikian disebut
heterogamet.

Peleburan dua macam gamet tersebut disebut singami. Peristiwa singami didahului
dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dengan sel telur. Pada
organiseme sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena keduanya
sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet.
Reproduksi Aseksual ( Vegetatif )

Reproduksi Vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secaraaseksual (tanpa adanya
peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi Vegetatif bisa terjadi
secara alami maupun buatan.

Vegetatif Alami

Vegetatif Alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain
seperti manusia.

Pada tumbuhan

Umbi batang. Contoh: ubi jalar, kentang


Umbi lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih
Umbi akar. Contoh: wortel, singkong
Geragih atau stolon. Contoh: arbei, stroberi
Rizoma. Contoh: lengkuas, jahe
Tunas. Contoh: kelapa
Tunas adventif. Contoh: cocor bebek

Pada hewan

Tunas. Contoh: Hydra, Ubur-ubur, Porifera


Fragmentasi. Contoh: Planaria, mawar laut
Membelah diri. Contoh: Amoeba
Parthenogenesis. Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun
Vegetatif Buatan

Vegetatif Buatan adalah reproduksi aseksual yang terjadi karena bantuan pihak lain
seperti manusia.

Stek
Cangkok
Okulasi
Enten
Merunduk
Kloning

Individu baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan
induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual dikatakan
termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai susunan genetik yang
sama.

Reproduksi aseksual dapat dibagi atas lima jenis, yaitu :

1. Fisi
2. Pembentukan spora
3. Pembentukan tunas
4. Fragmentasi
5. Propagasi vegetatif

1. Fisi

Fisi terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah menjadi
dua bagian yang sama.
Contoh :
- Pada pembelahan sel bakteri.
- Pada Plasmodum, reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah berulang
kali dan kemudian setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini disebut skizogoni, sel
yang mengalami skizogoni disebut skizon.

Pembentukan spora
2.
Dibentuk di dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi
lingkungan baik, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru, spora
dihasilkan oleh jamur, lumut, paku, sporozoa (salah satu kelas protozoa) dan kadang-
kadang juga dihasilkan oleh bakteri.

3. Pembentukan tunas

Organisme tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang akan
berkembang dan kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran kecil.
Kemudian tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu baru.
Pembentukan tunas merupakan ciri khas sel ragi dan Hydra (sejenis Coelenterata).

4. Fragmentasi

Kadang-kadang satu organisme patah menjadi dua bagian atau lebih, kemudian
setiap bagian akan tumbuh menjadi individu baru yang sama seperti induknya. Peristiwa
fragmentasi bergantung pada kemampuan regenerasi yaitu kemampuan memperbaiki
jaringan atau organ yang telah hilang. Fragmentasi terjadi antara lain pada hewan spons
(Porifera), cacing pipih, algae berbentuk benang.

5. Propagasi vegetative

Istilah propagasi vegetatif diberikan untuk reproduksi vegetatif/tumbuhan berbiji.


Pada proses propagasi bila bagian tubuh tanaman terpisah maka bagian tersebut akan
berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru. Propagasi vegetatif alamiah dapat terjadi
dengan menggunakan organ-organ sebagai berikut :

a. Stolon
Stolon adalah batang yang menjalar di atas tanah. Di sepanjang stolon dapat tumbuh
tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi anakan tanaman.
Contoh: pada rumput teki, rumput gajah dan strawberi.
b. Akar tinggal atau rizom
Rizom adalah batang yang menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk menyimpan
makanan maupun tak berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun yang mirip sisik, tunas,
ruas dan antar ruas. Rizom terdapat pada bambu, dahlia, bunga iris, beberapa jenis
rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur.
c. Tunas yang tumbuh di sekitar pangkal batang
Tunas ini membentuk numpun, misalnya: pohon pisang, pohon pinang dan pohon
bambu.
d. Tunas liar
Tunas liar terjadi pada tumbuhan yang daunnya memiliki bagian meristem yang dapat
menyebabkan terbentuknya tunas-tunas baru di pinggir daun. Contoh: tunas cocor
bebek (Kalanchoe pinnata) danbegonia.
e. Umbi lapis
Umbi lapis adalah batang pendek yang berada di bawah tanah. Umbi lapis diselubungi
oleh sisik-sisik yang mirip kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip dan bawang.
f. Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di bawah tanah, digunakan sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan sehingga bentuknya membesar. Pada umbi terdapat
mata tunas mata tunas yang
akan berkembang menjadi tanaman baru.
Contoh: kentang dan Caladium.

B. REPRODUKSI HEWAN
1. Reproduksi Pada Vertebrata
Reproduksi pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya
fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi
embrio.
Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara internal.
Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina,
yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan
amfibi (katak).
Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh
hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat
kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang
hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan Mamalia.
Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya,
yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.
Ovipar (Bertelur) merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh
cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur
dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi
pada burung dan beberapa jenis reptil.
Vivipar (Beranak) merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari
dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan
dari vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang
menyusui), misalnya kelinci dan kucing.
Ovovivipar (Bertelur dan Beranak) merupakan embrio yang berkembang di dalam
telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat
makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan
pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh
hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.
a. Reproduksi Mamalia (Mammalia)
Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar
(kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga
pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan
mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam
liang alat kelamin betina (vagina).
Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju
uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang
dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal
ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan
cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk
untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang
selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan
fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot
membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan
perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.
b. Reproduksi Burung (Aves)
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak
memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan
cara saling menempelkan kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu
corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi
uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang
berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam
oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju
kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi
cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan
membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan
memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih
tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam
sarang.
c. Reproduksi Reptil (Reptilia)

Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar,
namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter
atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari
cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam
ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan
menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung
berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas
deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh
satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat
kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke
dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat
melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal
ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada
kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh
induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai
jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali
ke daratan ketika meletakkan telurnya.
d. Reproduksi Amfibi (Amphibia)
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan
katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada
saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan
menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak
betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh
selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah
sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung
yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya
berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul
mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan
ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens
sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti
cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu
awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air
dengan alat hisap.
Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora.
Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora
(pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru,
serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota
gerak depan.
Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak
depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-
parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang
dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin
memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
e. Reproduksi Ikan
Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki
alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun
mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh
sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui
kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau
diantara bebatuan di dalam air.
Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang
disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar
melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini
terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada
celah-celah batu. Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil
berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 40 jam.
Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning
telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari
sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
2. REPRODUKSI HEWAN INVERTEBRATA
a. Protozoa
Protozoa, misalnya amoeba dapat berkembangbiak baik dengan membelah diri
secara mitosis. Pada Paramecium caudatum, selain bereproduksi dengan cara
membelah diri, juga dapat melakukan konyugasi.

b. Hydra
Hydra, perkembangbiak secara vegetatif melalui pembentukan tunas. Perkembang
biakan secara generatif berlangsung melalui peleburan antara sel permatozoa dan
sel telur.
c. Cacing Tanah
Pada cacing tanah, dua ekor cacing saling berdempetan dengan arah kepala dan
ekor berlawanan dan selanjutnya mengadakan pertukaran sperma. Cacing pertama
memindahkan spermatozoanya ke dalam kantung spermatozoid cacing kedua, dan
sebaliknya cacing kedua memasukkan spermatozoanya ke dalam kantung
spermatozoid cacing pertama, selanjutnya kedua cacing memisahkan diri. Pada
daerah klitelium masing-masing cacing menghasilkan mukus atau lendir. Lendir
tersebut bergerak kedepan dan melewati kantung telur. Sel telur ke luar dan
terbawa oleh lendir. Pada saat lendir melewati kantung spermatozoid, sel
spermatozoid ke luar dan bertemu dengan sel telur dan pada akhirnya berlangsung
pembuahan di dalam lendir.
Cacing tanah merupakan contoh hewan yang bersifat hermaprodit, dimana alat-
alat kelamin jantan dan alat kelamin betina dapat dijumpai dalam satu individu.
Sekalipun dalam satu individu dapat dijumpai dua jenis alat kelamin, namun pada
umumnya untuk menghasilkan keturunan secara generatif, masih dibutuhkan dua
individu. Hal ini dapat dijelaskan dengan beberapa kemungkinan (i) tidak adanya
hubungan struktural yang memungkinkan sel sperma membuahi sel telur dalam
satu individu (ii) Waktu pematangan sel gamet (sperma atau telur) tidak
bersamaan, sehingga tidak memungkinkan untuk berlangsungnya pembuahan.
C. REPRODUKSI PADA TUMBUHAN
1. Perkembangbiakan Vegetatif pada Tumbuhan
a. Vegetatif alami, tanpa bantuan manusia:
1) Rhizoma atau akar rimpang, yaitu batang yang tumbuh mendatar yang
terletak di bawah permukaan tanah. Rhizoma berbuku-buku dan bersisik,
dan di ujungnya ada kuncup. Pada ketiak sisik terdapat tunas. Contoh:
lengkuas, kunyit, temulawak, alang-alang dan sebagainya.
2) Umbi lapis, terdiri atas cakram dan umbi yang belapis-lapis. Contoh:
bawang putih, bawang merah, bakung dan bunga tulip.
3) Umbi batang, merupakan batang yang tumbuh ke dalam tanah yang
menggembung dan membentuk umbi dilengkapi dengan mata tunas.
Contoh: kentang dan gembili.
4) Umbi akar, adalah akar yang berubah fungsi menyimpan makanan.
Contoh: singkong dan bunga dahlia.
5) Geragih atau stolon, yaitu batang yang menjalar di atas permukaan tanah.
Contoh: pegagan, rumput teki dan arbei.
6) Tunas, dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang tidak jauh dari induknya
dan akhirnya membentuk rumpun. Contoh: pisang, bambu dan tebu.
b. Vegetatif buatan, dengan bantuan manusia;
1) Mencangkok, yaitu dengan mengupas kulit sampai ke bagian kayunya.
Bagian yang licin dari kayu yaitu kambium harus dibuang, selanjutnya
ditutup dengan tanah basah yang subur kemudian dibungkus. Contoh:
jeruk, mangga, jambu, rambutan dan tumbuhan berkambium lainnya.
2) Menempel atau okulasi, yaitu dengan menempelkan mata tunas dari suatu
tanaman ke mata tunas tanaman lainnya yang sejenis.
3) Menyambung (mengenten/kopulasi) yaitu menggabungkan bagian
tanaman satu ke bagian tanaman lain untuk mendapatkan tanaman baru
yang memiliki sifat lebih baik.
4) Stek, yaitu memotong batang atau daun untuk ditanam di tempat lain. Ada
stek batang dan stek daun. Contoh stek batang: singkong, ketela rambat,
sirih, lada dan lain-lain. Contoh stek daun: cocor bebek.
5) Merunduk, yaitu dengan merundukkan batang atau cabang yang
dibengkokkan ke bawah serta ditimbuni tanah untuk menimbulkan akar-
akar baru. Contoh: apel, alamanda, kaca piring dan sebagainya.
Keuntungan memperbanyak secara vegetatif:
1. diperoleh sifat keturunan baru sama dengan induknya
2. Lebihn cepat memperoleh hasil (berbuah).
Kerugian memperbanyak secara vegetative:
1. tanamannya tidak sekokoh bila ditanam dari biji
2. jumlah turunan baru yang diperoleh dalam waktu tertentu terbatas
3. tanaman induk akan menderita bila terlalu banyak bagian tanaman yang di-stek
atau dicangkok.
3. Perkembangbiakan Generatif pada Tumbuhan
Bunga pada tumbuhan mengandung alat-alat perkembangbiakan. Bagian-bagian
dari bunga antara lain: dasar bunga, kelopak, mahkota, sari dan putik. Mahkota dan
kelopak bunga merupakan alat perhiasan bunga yang umumnya berwarna warni.
Sedangkan sari dan putik merupakan alat kelamin bunga.
a. Benang sari meliputi kepala sari dan tangkai sari. Pada kepala sari terdapat
kotak sari yang di dalamnya terdapat serbuk sari.
b. Putik terdiri atas kepala putik, tangkai putik dan bakal buah
1) Macam-macam bunga berdasarkan kelengkapan alat perkembang
biakan:
Bunga lengkap, memiliki perhiasan dan alat kelamin.
2) Bunga tidak lengkap apabila satu atau lebih dari perhiasan bunga tidak
ada.
3) Bunga sempurna, apabila sari dan putik terdapat dalam satu bunga.
4) Bunga tidak sempurna, apabila hanya salah satu alat kelamin saja yang
terdapat pada satu bunga.
Dikenal bunga jantan (hanya sari saja yang ada) dan bunga betina (hanya putik
saja). Tumbuhan berumah satu, apabila dalam satu pohon terdapat alat kelamin
jantan dan betina. Tumbuhan berumah dua, apabila dalam satu pohon terdapat
hanya satu alat kelamin.

Penyerbukan
Penyerbukan yaitu jatuhnya sari di atas kepala putik. Penyerbukan dipengaruhi
oleh empat faktor yaituangin, hewan, air dan manusia.
Macam-macam penyerbukan berdasarkan penyerbukannya:
1) Penyerbukan oleh angin ciri bunganya mahkota kecil/tidakbermahkota, warna
mahkota tidak menarik, tidak ada kelenjar madu, sari kecil, jumlah sari banyak
dan ringan (mudah dibawa angin), sari memiliki sayap, kedudukan sari
bergantungan, putik besar dan menjulur ke luar, tangkai bunga panjang.
2) Penyerbukan oleh hewan seperti serangga, kupu-kupu, burung dan kelelawar.
Ciri bunga yang penyerbukannya dibantu serangga; mahkota besar dan
mencolok warnanya, mempunyai bau yang khas, menghasilkan kelenjar madu,
serbuk sari mudah melekat.
3) Penyerbukan oleh air, misalkan Hydrilla.
4) Penyerbukan oleh manusia misalnya vannili.
Sifat penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari:
1) penyerbukan sendiri, sari jatuh pada putik dalam satu bunga
2) penyerbukan tetanggasari jatuh ke putik pada bunga yang berbeda dalam satu
pohon
3) penyerbukan silang, sari dan putik berasal dari pohon yang berbeda yang
sejenis
4) penyerbukan bastar, sari dan putik berasal dari tanaman yang berbeda
varietasnya.
Pembuahan (Fertilisasi) pada Tumbuhan
Setelah terjadi penyerbukan menyusul pembuahan (peleburan antara sperma
dengan ovum).
1) Serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari menuju ke ruang bakal biji. Inti
serbuk sari membelah menjadi dua, yaitu inti vegetatif dan generatif. Inti
generatif menghasilkan 2 spermatozoid. Spermatozoid masuk ke ruang bakal
biji melalui mikrofil.
2) Bersamaan dengan pembentukan sperma pada sari, di ruang bakl biji terjadi
juga pembentukan sel telur dan inti kandung lembaga (inti ganda lembaga).
3) Sperma 1 + sel telur => zygot => menjadi lembaga
4) Sperma 2 + inti kandung lembaga => endosperm (putik lembaga)
5) Putik lembaga merupakan tempat cadangan makanan bagi lembaga

Anda mungkin juga menyukai