Anda di halaman 1dari 11

Hukum Mendel

1. Biografi Mendel

Gambar 1.1. Gregor Mendel

Gregor Johann Mendel,  lahir pada 20 Juli 1822 di Heinzendorf bei Odrau (Republik Ceko)
Austria . Merupakan seorang botani dan biarawan yang Menyusun konsep-konsep dasar genetika.
Pada akhir abad ke- 19 melakukan percobaan persilangan menggunakan kacang ercis (Pisum
Sativum). Berdasarkan percobaan- percobaan tersebut,  Mendel menemukan prinsip-prinsip
pewarisan sifat, yang kemudian menjadi landasan bagi perkembangan  genetika sebagai cabang ilmu
pengetahuan. Berkat percobaan tersebut mendl dikenal sebagai bapak genetika. 

Mendel menggunakan kelopak kacang ercis. Dengan melacak karakteristik ini, Mendel
menemukan tiga hukum dasar yang mana urus jalan lintasan dari satu ciri dari satu anggota dari satu
jenis ke anggota lain dari jenis yang sama. Yang pertama hukum menyatakan bahwa kelamin sel
jenis dari satu induk mungkin berisi dua ciri berbeda, tetapi bukan kedua ciri itu. Hukum detik
menyatakan bahwa karakteristik adalah terwarisi dengan mandiri dari lain (the basis for recessive
and dominant gene composition). Teori ketiga menyatakan bahwa masing-masing karakteristik
terwarisi ditentukan oleh dua faktor turun temurun (known more recently as genes) satu dari masing-
masing induk, putuskan yang apakah satu gen adalah dominan atau terdesak.

2. Percobaan Mendel

Antara tahun 1856-1863 Mendel telah melakukan pengujian dan budidaya lebih dari 28.000
tanaman kacang. Dia menemukan bahwa suatu tanaman akan mewariskan sifat keturunan yang
berasal dari induknya. Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaannya, Karena
tanaman ini memiliki beberapa pasang sifat yang mencolok perbedaannya, selain itu kacang ercis
merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan karena kacang ercis melakukan penyerbukan
sendiri. 

Pada salah satu percobaannya, Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis yang berbatang
tinggi dengan kacang ercis yang berbatang pendek. Tanaman yang dipilih adalah tanaman galur
murni. Dalam hal ini tanaman tinggi akan tetap menghasilkan tanaman yang tinggi. Begitu juga
tanaman pendek maka akan selalu menghasilkan tanaman yang pendek. 

Dengan Menyilangkan antara galur putih tinggi dengan galur putih pendek, Mendel
mendapatkan semua tanaman yang semuanya tinggi. Selanjutnya tanaman tersebut dibiarkan
menyerbuk sendiri. Ternyata keturunannya memperlihatkan Perbandingan tanamn tinggi terhadap
tanaman pendek yaitu sebanyak 3 : 1.

Gambar 2.1. Diagram persilanga monohibrid sifst tinggi tanaman

Pada diagram persilangan monohibrid tersebut diatas, tampak bahwa untuk menghasilkan
individu Dd pada F1, maka baik DD maupun dd pada generasi P membentuk gamet (sel kelamin).
Individu DD membentuk gamet D, sedang individu dd membentuk gamet d. Dengan demikian,
individu Dd pada F1 merupakan hasil penggabungan kedua gamet tersebut. Begitu pula halnya, ketika
sesama individu Dd ini melakukan penyerbukan sendiri untuk menghasilkan F2, maka masing-masing
akan membentuk gamet terlebih dahulu. Gamet yang dihasilkan oleh individu Dd ada dua macam,
yaitu D dan d. Selanjutnya, dari kombinasi gamet-gamet tersebut diperoleh individu-individu generasi
F2 dengan nisbah DD : Dd : dd = 1 : 2 : 1.

Dari diagram itu pula dapat dilihat bahwa pewarisan suatu sifat ditentukan oleh pewarisan materi
tertentu, yang dalam contoh tersebut dilambangkan dengan D atau d. Mendel menyebut materi yang
diwariskan ini sebagai faktor keturunan (herediter), yang pada perkembangan berikutnya hingga
sekarang dinamakan gen.

3. Terminologi Genetika

A. Parental
Parental merupakan Tetua, orang tua atau induk organisme yang melakukan perkawinan
sehingga menghasilkan keturunan atau filial.
B. Hibrid
Hybrid adalah Hasil persilangan dua individu yang memiliki sifat beda. terdapat beberapa hasil
persilangan dua individu yaitu, monohibrid merupakan hybrid dengan satu sifat beda, Dihibrid
hybrid dengan dua sifat beda, Trihibrid hybrid dengan tiga sifat beda, Tetrahibrid hybrid dengan
empat sifat beda, Hibridisasi Persilangan 2 individu yang memiliki sifat beda.
C. Fenotipe
Penampakkan atau perbedaan sifat dari suatu individu yang tergantung dari suatu susunan
genetiknya, biasanya dinyatakan dengan kata-kata (misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk,
rasa, dan sebagainya).
D. Genotipe
Susunan atau konstitusi genetic dari suatu individu yang ada hubungannya dengan fenotipe ;
biasanya dinyatakan dengan simbol/ tanda huruf pertama dari fenotipe. Oleh karena individu itu
bersifat diploid, maka genotipe dinyatakan dengan huruf double, misalnya AA, Aa, aa, AABB,
AaBb, dsb.
E. Gen
Suatu unit keturunan berupa suatu segmen tertentu dari molekul DNA, umumnya terletak dalam
kromosom, dan memperlihatkan ekspresinya berupa fenotipe. Biasanya dinyatakan dengan
simbol/tanda huruf tunggal dan merupakan huruf pertama dari suatu sifat keturunan, misalnya
T= tinggi; M=merah; B = bulat; dan sebagainya.
F. Alel
Anggota dari sepasang atau suatu seri gen-gen yang terdapat pada suatu lokus (tempat) tertentu
pada kromosom-kromosom homolog.
G. Dominan
Sifat yang mengalahkan atau menutupi sifat lain. Misalnya : warna merah dominan terhadap
warna putih.
H. Resesif
Sifat yang dikalahkan atau ditutupi oleh sifat lain. Misalnya warna putih resesif terhadap warna
merah.
I. Intermediet
Sifat antara dari sifat dominan dan resesif. Misalnya merah adalah dominan, putih resesif, maka
merah jambu adalah sifat intermediet.
J. Homozigot
Individu yang kromosom-kromosomnya memiliki gen-gen identik dari sepasang atau suatu seri
alel. Individu homozigot hanya membentuk satu macam gamet saja. Misalnya individu
homozygote BB hanya membentuk gamet B saja, dan arena itu individu homozigot selalu
berkembang biak secara murni.
K. Heterozigot
Individu yang kromosomnya memiliki gen-gen berlainan dari sepasang atau suatu seri alel
tertentu. Misalnya individu dengan genotip Aa, Bb, AaBb adalah heterozygote. Individu
heterozigot membentuk lebih dari satu macam gamet. Contohnya individu Aa membentuk
gamet-gamet A dan a.

4. Hukum Mendel

Hukum pewarisan sifat mendel merupakan hukum pewarisan sifat yang dijelaskan dalam
karyanya “Percobaan Mengenai Persilangan Tanaman”. Hukum ini dibagi menjadi dua yaitu hukum
segregasi bebas (Law of segregation) dan hukum pemilihan bebas (Independent Assortment).

1. Hukum Mendel 1

Setiap individu menghasilkan gamet yang mengandung setengah dari kandungan gen dari
individu tersebut. Sebagai contoh gamet AA akan membentuk gamet A. Pada individu Dd, yang
menghasilkan gamet D dan gamet d, akan terlihat bahwa gen D dan gen d akan dipisahkan
(disagregasi) ke dalam gamet-gamet yang terbentuk tersebut. Prinsip diatas yang kemudian
menjadi dasar dari hukum mendel pertama atau hukum segregasi bebas. Hukum segregasi bebas
berbunyi sebagai berikut.

“ Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, tiap pasang gen ajam disegregasi ke dalam
masing-masing gamet yang terbentuk”

Hukum ini berlaku pada persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda). Contoh
dari hukum mendel 1 adalah persilangan monohibrid dengan dominansi. Persilangan dominansi
adalah persilangan dengan menggunakan satu sifat beda dimana salah satu sifat lebih dominan
dari pada yang lain. Contohnya dapat dilihat pada persilangan antara mawar merah yang bersifat
dominan dengan mawar putih yang bersifat resesif.

Gambar 4.1. Persilangan monohibrid dominan

Monohibrid dapat juga di silangkan dengan sifat intermediet. Sifat intermediet adalah sifat
yang sama kuat sehingga tidak terdapat sifat yang dominan ataupun resesif.contohnya dapapt
dilihat pada gambar di bawah

Gambar 4.2. Persilangan monohibrid Intermediet

2. Hukum Mendel
Selain persilangan monohibrid mendel juga melakukan persilangan dihibrid, yaitu
persilangan yang melibatkan pola pewarisan dua macam sifat seketika. Salah satu di antaranya
adalah persilangan galur murni kedelai biji kuning- halus dengan galur murni berbiji hijau-
keriput. Hasilnya berupa tanaman kedelai generasi F1 yang semuanya berbiji kuning-halus. Ketika
tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk sendiri, maka diperoleh empat macam individu 10 generasi
F2, masing-masing berbiji kuning-halus, kuning-keriput, hijau-halus, dan hijau-keriput dengan
nisbah 9 : 3 : 3 : 1. Jika gen yang menyebabkan warna kuning dan hijau masing-masing adalah G
dan g, sedangkan gen yang menyebabkan biji halus dan keriput adalah gen W dan w. maka hal
tersebut digambarkan pada gambar berikut.
P: ♀ Kuning, halus x Hijau, keriput ♂

GGWW ggww

Gamet GW gw

ê
F1 Kuning, halus
GgWw
ê
Menyerbuk sendiri
(GgWw x GgWw )
F2 :

Gamet ♂ GW Gw gW Gw

Gamet ♀
GW GGWW GGWw GgWW GgWw
(kuning,halus) (kuning,halus) (kuning,halus) (kuning,halus)
Gw GGWw GGww GgWw Ggww
(kuning,halus) (kuning,keriput) (kuning,halus) (kuning,keriput)
gW GgWW GgWw ggWW ggWw
(kuning,halus) (kuning,halus) (hijau,halus) (hijau,halus)
gw GgWw Ggww ggWw ggww
(kuning,halus) (kuning,keriput) (hijau,halus) (hijau,keriput)

Gambar 4.3. Diagram persilangan dihibrid

Berdasarkan persilangan dihbrid diatas mendel mengemukakan hukum pemilihan bebas (the law
of independent assortment) atau yang dikenal dengan hukum Mendel II. Hukum Mendel II berbunyi.

“Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga
di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas”

Diagram kombinasi gamet ♂ dan gamet ♀dalam menghasilkan individu generasi F2 seperti pada
gambar dinamakan diagram punnett. Ada cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan
kombinasi gamet pada individu generasi F2, yaitu menggunakan diagram anak garpu (fork line).
Gambar 4.4. Diagram anak garpu pada persilangan dihibrid

5. Manfaat Hukum Mendel

A. Bidang Kesehatan

Dunia Kesehatan sekarang telah berkembang dengan sangat besar. Banyak terobosan-terobosan
yang dilakukan oleh para peneliti, beberapa dari terobosan itu menggunakan penerapan dari
hukum mendel, seperti beberapa hal berikut

1. Diagnosi Penyakit Fenilketonuria (PKU)

Phenylketonuria (PKU) merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh adanya
gangguan genetik karena ketidakmampuan metabolisme suatu enzim fenilalanin hidroksilase
(PAH). Enzim ini tidak dapat bekerja karena adanya mutasi pada kromosom 12. Gen yang
mempengaruhi penyakit fenilketonuria diketahui mencapai ratusan gen.

2. Pembuatan Vaksin

Vaksin adalah sediaan biologis yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan


adaptif terhadap penyakit infeksi tertentu. Biasanya, vaksin mengandung agen atau zat yang
menyerupai mikroorganisme penyebab penyakit dan sering kali dibuat dari mikroorganisme
yang dilemahkan atau dimatikan, dari toksinnya, atau dari salah satu protein permukaannya

Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan, sehingga tidak


menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil
pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus). Vaksin akan mempersiapkan sistem
imun manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama
bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem imun untuk melawan sel-sel
(kanker).

3. Proyek Genome

Contoh lainnya adalah proyek genome, proyek genome adalah proyek yang dilakukan untuk
untuk memetakan DNA yang bertujuan untuk memprediksi penyakit Dengan ilmu kedokteran
prediktif dapat diketahui kemungkinan seseorang mengalami penyakit kanker dengan analisa
terhadap kombinasi gen-gen yang dimiliki.

Dengan proyek genome dokter dapat memprediksi penyakit yang mungkin akan diderita oleh
pasien. Prediksi tersebut didasari oleh urutan genome (sequence genome). Tidak hanya
memprediksi tetapi mendiagnosis penyakit yang mungkin gejalahnya terlalu umum
atau sulit di diagnosis.
B. Bidang Pertanian

Hukum Mendel diterapkan dalam beberapa bagian


untuk mendapatkan tanaman super atau kelebihan
maupun keunikan. Hal ini dilakukan dengan tujuan
menarik perhatian pasar untuk membeli buah
ataupun sayuran tertentu. Salah satu contohnya
terdapat pada buah cucamelon.

Buah cucamelon (Melothria scabra) merupakan


persilangan antara beberapa jenis tanaman seperti
mentimun, semangka, dan jeruk nipis yang
dilaksanakan oleh peneliti di meksiko. Buah ini
memiliki keunggulan yaitu tahan terhadap berbagai
cuaca dan tidak memerlukan perawatan yang mahal.
Gamabr 5.1. cucamelon

C. Bidang Peternakan

Di dalam dunia peternakan kita juga dapat


menemukan penggunaan hukum mendel agar
bisa menghasilkan keturunan yang unggul.
Salah satu contohnya adalah Dzo. Dzo
adalah hasil persilanga antar sapi dan yak
liar. Dzo ini memiliki potur tubuh yang lebih
besar dari sapi maupun yak liar.

Gamabar 5.2. Dzo

6. Penyimpangan Hukum Mendel

A. Atavisme

Atavisme adalah interaksi antara gendominan


yang akan membentuk suatu sifat baru. Pada
atavisme akan menghasilkan perbandingan
( 9:3:3:1) . Hal ini dapat dilihat dalam kasus
jengger ayam.
Gambar 6.1. persilangan atavisme Gambar 6.2. contoh atavisme pada jengger ayam

B. Kriptomeri

Kriptomeri adalah sifat baru yang


tersembunyi muncul karena gen
dominan berbeda bertemu. Kriptomeri
menghasilkan perbandinga (9:3:4).
Hal ini dapat dilihat dari linaria
marocana dan mirabilis jalavaca.

Gambar 6.3. persilangan kriptomeri

C. Komplementer

Komplementer adalah gen yang


berbeda dan saling melengkapi lalu
memunculkan sifat baru.
Komplementer menghasilkan
perbandingan (9:7). Contoh dari
kriptomeri adalah bisu tuli dan
lathyus adratus.

Gambar 6.4. persilangan komplementer

D. Epistasi Hipostasi

Epistasi Hipostasi merupakan sifat


gen yang menutupi yang lain
(epistasi), gen ang tertutupi
(hipostasi). Epistasi Hipostasi menghasilkan perbandingan (9:3:1). Contohnya dapat dilihat pada
kulit gandum.

Gambar 6.5. persilanga epistasis hipostasi

E. Polimeri

Polimeri adalah akumulasi gen-gen


dominan, karakter dominan semakin
kuat. Polimeri menghasilkan
perbandingan (15 : 1 ). Contohnya
dapat di lihat pada biji gandum.

Gambar 6.6. persilangan polimeri

7. Kesimpulan

Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala seluk
beluknya secara ilmiah. Gregor Mendel adalah orang yang dianggap sebagai “Bapak Genetika”
menyatakan bahwa gen biasanya terjadi sebagai pasangan dalam sel-sel tubuh dan terpisah ketika sel
kelamin terbentuk. Ia juga menyatakan bahwa dalam setiap pasangan gen, salah satu yang dominan
dan yang lain resesif di ala. Berdasarkan dari kedua hukum yang dikemukan oleh mendel diatas
banyak hal/ pengembangan dari pemanfaatan hukum mendel sebagai contoh penggunaan pada proyek
genom yang dapat memprediksi dan mendiagnosis penyakit melalui urutan gen.
DAFTAR PUSTAKA

N.M. Laird, C. Lange Principles of Inheritance: Mendel’s Laws and Genetic Models 2010 The
Fundamentals of Modern Statistical Genetics Statistics for Biology and Health

Rubiyanti, R. (2019). MUTASI PADA PENYAKIT PHENYLKETONURIA (PKU). Farmaka,


17(1), 79-92.

Bol, Kalijn F.; Aarntzen, Erik H. J. G.; Pots, Jeanette M.; Olde Nordkamp, Michel A. M.; van de
Rakt, Mandy W. M. M.; Scharenborg, Nicole M.; de Boer, Annemiek J.; van Oorschot, Tom G. M.;
Croockewit, Sandra A. J. (2016).. 65 (3): 327–339. ISSN 0340-7004. PMC 4779136 

Ilmiah, O., & Maksum, I. P. (2020). KAJIAN BIG DATA GENOM MANUSIA INDONESIA
SEBAGAI UPAYA PENEGAKAN DIAGNOSIS TINGKAT MOLEKUL DAN RASIONALISASI
PENGOBATAN PENYAKIT.

Assimes, T. L., & de Vries, P. S. (2018). Making the Most out of Mendel’s Laws in Complex
Coronary Artery Disease.

Franklin, A., & Laymon, R. (2021). Once Should Have Been Enough: Gregor Mendel,“Experiments
in Plant Hybridization”. In Once Can Be Enough (pp. 75-100). Springer, Cham.

Weimer, B. C. (2017). 100K pathogen genome project. Genome announcements, 5(28), e00594-17.

Susilawati dan Bachtiar, N. (2018). Biologi Dasar Terintegrasi (PDF). Pekanbaru: Kreasi Edukasi.
hlm. 147. ISBN 978-602-6879-99-8

Yunus Effendi. (2020) Buku Ajar Genetika Dasar. (PDF). Magelang : Pustaka Rumah . hlm.160.
ISBN : 978-623-7961-59-8

Mattaini, K. (2020). Mendelian Genetics. Introduction to Molecular and Cell Biology.

Drs. Koesmadji Wirjosoemarto. HUKUM MENDEL DAN PEWARISAN SIFAT. sumber:


http://repository.ut.ac.id/4302/3/PEBI4311-M1.pdf

Abbott, S., & Fairbanks, D. J. (2016). Experiments on Plant Hybrids by Gregor Mendel. Genetics, 204(2),
407–422.

Anda mungkin juga menyukai