Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KELOMPOK

BLOK BIOMEDIK
BIOLOGI

Kelompok 2:

Mahdiyyah Mufadhdhal Ansar (J011211014)


Nadia Ayu Sagita (J011211030)
Shafa Fikriyyah Reski Jaya (J011211040)
Dhea Asrina (J011211063)
Nurnabilla Syafadewi Attaya (J011211066)
Elberd Stewart Hutagalung (J011211077)
Ogilvin Maria Wulandari (J011211090)
Citra Dewi Arifana (J011211098)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
TOPIK PEMBAHASAN
1. Genetika
1.1 Pengertian Genetika
1.2 Terminologi dalam Genetika
2. Penurunan Sifat
2.1. Percobaan Penangkaran (Breeding)
2.2. Silsilah Keluarga
2.3. Sitologi
2.4. Analisis Biokimia
3. Hukum Mendel
3.1 Penelitian Mendel
3.2 Hukum Mendel 1
3.3 Hukum Mendel 2
3.4 Hubungan Antara Hukum Mendel dan Pembelahan Sel
3.5 Manfaat Hukum Mendel
3.6 Penyimpangan Semu Hukum Mendel
1. GENETIKA
1.1 Pengertian Genetika
Genetika merupakan cabang ilmu dari biologi yang mencoba menjelaskan
persamaan dan perbedaan sifat yang diturunkan pada makhluk hidup. Selain itu,
genetika juga mencoba menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan apa yang
diturunkan atau diwariskan dari induk kepada keturunannya, bagaimana
mekanisme materi genetika itu diturunkan, dan bagaimana peran materi genetika
tersebut. Terkait dengan hal tersebut, hingga saat ini genetika telah banyak
menunjukkan manfaat yang besar bagi manusia, khususnya di bidang peternakan,
pertanian, kedokteran, dan psikologi. Berikut adalah uraian tentang implementasi
dan manfaat genetika pada bidang tersebut dalam kehidupan.

1.2 Terminologi Genetika


A. Parental
Parental merupakan Tetua, orang tua atau induk organisme yang melakukan
perkawinan sehingga menghasilkan keturunan atau filial.

B. Hibrid
Hybrid adalah Hasil persilangan dua individu yang memiliki sifat beda.
terdapat beberapa hasil persilangan dua individu yaitu, monohibrid
merupakan hybrid dengan satu sifat beda, Dihibrid hybrid dengan dua sifat
beda, Trihibrid hybrid dengan tiga sifat beda, Tetrahibrid hybrid dengan
empat sifat beda, Hibridisasi Persilangan 2 individu yang memiliki sifat beda.

C. Fenotipe
Penampakkan atau perbedaan sifat dari suatu individu yang tergantung dari
suatu susunan genetiknya, biasanya dinyatakan dengan kata-kata (misalnya
mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dan sebagainya).

D. Genotipe
Susunan atau konstitusi genetic dari suatu individu yang ada hubungannya
dengan fenotipe ; biasanya dinyatakan dengan simbol/ tanda huruf pertama
dari fenotipe. Oleh karena individu itu bersifat diploid, maka genotipe
dinyatakan dengan huruf double, misalnya AA, Aa, aa, AABB, AaBb, dsb.
E. Gen
Suatu unit keturunan berupa suatu segmen tertentu dari molekul DNA,
umumnya terletak dalam kromosom, dan memperlihatkan ekspresinya
berupa fenotipe. Biasanya dinyatakan dengan simbol/tanda huruf tunggal
dan merupakan huruf pertama dari suatu sifat keturunan, misalnya T= tinggi;
M=merah; B = bulat; dan sebagainya.

F. Alel
Anggota dari sepasang atau suatu seri gen-gen yang terdapat pada suatu
lokus (tempat) tertentu pada kromosom-kromosom homolog.

G. Dominan
Sifat yang mengalahkan atau menutupi sifat lain. Misalnya : warna merah
dominan terhadap warna putih.

H. Resesif
Sifat yang dikalahkan atau ditutupi oleh sifat lain. Misalnya warna putih
resesif terhadap warna merah.

I. Intermediet
Sifat antara dari sifat dominan dan resesif. Misalnya merah adalah dominan,
putih resesif, maka merah jambu adalah sifat intermediet.

J. Homozigot
Individu yang kromosom-kromosomnya memiliki gen-gen identik dari
sepasang atau suatu seri alel. Individu homozigot hanya membentuk satu
macam gamet saja. Misalnya individu homozygote BB hanya membentuk
gamet B saja, dan arena itu individu homozigot selalu berkembang biak
secara murni.

K. Heterozigot
Individu yang kromosomnya memiliki gen-gen berlainan dari sepasang atau
suatu seri alel tertentu. Misalnya individu dengan genotip Aa, Bb, AaBb
adalah heterozygote. Individu heterozigot membentuk lebih dari satu macam
gamet. Contohnya individu Aa membentuk gamet-gamet A dan a.
2. PENURUNAN SIFAT
2.1 Percobaan Penangkaran (Breeding)
Percobaan ini, meliputi perkawinan silang antar organisme yang memiliki
sifat berbeda, yang kemudian diikuti dengan tabulasi turunan yang dihasilkan dan
mencoba menganalisisnya untuk dapat menentukan pola penurunan sifat yang
terjadi. Sebagai objek percobaan biasanya dipergunakan hewan atau tumbuhan.
Contohnya : Sapi Santa Gertrudis.

Gambar 1. Sapi Santa Gertrudis

2.2 Silsilah Keluarga


Dengan mempelajari silsilah keluarga, kita dapat mengetahui pola pewarisan
sifat dari orang tua kepada keturunannya. Dari catatan yang ada mungkin kita
dapat mengetahui pola penurunan sifat, misalnya penyakit buta warna dan
hemofilia. Dari sifat yang tampak pada morfologi manusia kita dapat menelusuri
penurunan sifat tersebut. Sebagai contoh rambut keriting, letak menempelnya
telinga, ibu jari yang dapat melengkung ke belakang, lesung pipit di pipi, golongan
darah. Mempelajari pola penurunan sifat dapat pula dilakukan terhadap anak
kembar, kembar fraternal (yang berasal dari dua zigot berbeda) atau kembar identik
(yang berasal dari satu zigot).

Gambar 2. Silsilah Keluarga


2.3 Sitologi
Dengan mempelajari struktur sel, para ahli genetika dapat mempelajari sifat
yang diturunkan. Kromosom sebagai pembawa sifat yang diturunkan dapat
diketahui bentuk, jumlah, dan sifat-sifatnya. Beberapa pertanyaan sehubungan
dengan hasil penangkaran, dapat dijelaskan melalui pengamatan sitologis.

Gambar 3. Analisis Sitologi

2.4 Analisis Biokimia


Melalui analisis biokimia dapat diketahui susunan kimia dari kromosom serta
gen yang terdapat pada kromosom. Mengapa reaksi fisiologis pada tubuh seorang
albino berbeda dengan pada orang yang normal, telah dapat dijawab melalui
analisis biokimia. Ternyata pada orang albino tidak dijumpai suatu enzim yang
memecah asam amino yang akan menghasilkan pigmen melanin yang membuat
rambut, kulit, dan iris mata hitam.

Gambar 4. Penelitian Laboratorium


3. Hukum Mendel
3.1 Penelitian Mendel
Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang biarawan di sebuah
biara di Brunn, Austria menyilangkan kacang ercis (Pisum sativum), kemudian hasil
persilangan ditanam dan diamati, mendel melakukannya selama 12 tahun.

Gambar 5. Gregor Johann Mendel


Pada salah satu percobaannya, Mendel menyilangkan tanaman kacang
ercis yang tinggi dengan yang pendek. Tanaman yang dipilih adalah tanaman galur
murni. Dengan menyilangkan galur murni tinggi dengan galur murni pendek,
Mendel mendapatkan tanaman yang semuanya tinggi. Selanjutnya, tanaman tinggi
hasil persilangan ini dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata keturunannya
memperlihatkan nisbah (perbandingan) tanaman tinggi terhadap tanaman pendek
sebesar 3 : 1.

Gambar 6. Kacang Ercis Pada Penelitian Mendel


Berikut ini adalah skema penelitian Mendel.
P: ♀ Tinggi x Pendek ♂
DD dd
Gamet : D d
F1 : Tinggi
Dd
Menyerbuk sendiri (Dd x Dd)
F2 :

Gamet D d

D DD Dd
(Tinggi) (Tinggi)

d Dd dd
(Pendek) (Pendek)

Hasil :
Tinggi (D-) : pendek (dd) = 3 : 1
DD : Dd : dd = 1 : 2 : 1
25%: 50% : 25%

3.2 Hukum Mendel 1


A. Hukum Mendel 1 (Hukum Pemisahan Bebas)
Hukum Mendell I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada
pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam
dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan
dengan satu sifat beda). Contoh dari terapan Hukum Mendell I adalah persilangan
monohibrid dengan dominansi. Persilangan dengan dominansi adalah persilangan
satu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat
disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup
disebut sifat resesif. Perhatikan contoh berikut ini: Disilangkan antara mawar merah
yang bersifat dominan dengan mawar putih yang bersifat resesif.

B. Persilangan Monohibrid
Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda.
Gambar 3.2.1 Persilangan Monohibrid

C. Persilangan Monohibrid Intermediet


Persilangan monohibrid dengan kasus intermediet. Sifat intermediet adalah sifat
yang sama kuat, jadi tidak ada yang dominan maupun resesif. Contoh: disilangkan
antara mawar merah dengan mawar putih

Gambar 3.2.2 Persilangan Monohibrid Intermediet

3.3 Hukum Mendel 2


A. Hukum Mendel 2 (Hukum Asortasi)
Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment
menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang
sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada
sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat
beda) atau lebih. Persilangan dihibrid berlaku hukum II mendel karena pada
pembentukan F2, gen di dalam gamet yang mengalami pemisahan kemudian
digabungkan secara bebas. Penggabungan secara bebas ini adalah gen yang satu
dapat bebas bergabung dengan gen lainnya tanpa syarat tertentu.

B. Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid merupakan persilangan antara individu untuk 2 gen
yang berbeda.

Gambar 3.3 1. Persilangan Dihibrid


.
Berdasarkan hasil persilangan diperoleh kacang kapri berbiji bulat berwarna
kuning (BBKK, BBKk, BbKK, BbKk) sebanyak 9 buah. Berbiji bulat berwarna
hijau (BBkk dan Bbkk) sebanyak buah, berbiji kisut berwarna kuning (bbKK dan
bbKk) sebanyak 3 buah, dan berbiji kisut berwarna hijau (bbkk) sebanyak 1
buah.
3.4 Hubungan Antara Hukum Mendel dan Pembelahan Sel
Hasil dari persilangan Mendel sangat berkaitan dengan pembelahan meiosis
pada waktu pembentukan gamet. Segregasi alel dan independent assortment
terjadi pada meiosis I (Gambar 3.4.1). Segregasi alel terjadi karena kromosom
homolog berpasangan di bidang ekuator dan hanya melekat pada mikrotubul dari
salah satu kutub pembelahan. Ketika kedua kromosom homolog membawa alel
yang berbeda dari gen yang sama (heterozigot), maka pada anafase I, kedua
kromosom akan terpisah ke kutub yang berbeda dan akan menghasilkan gamet
yang berbeda.

Gambar 3.4.1 Segregasi alel dan independent assortment terjadi pada meiosis I

3.5 Manfaat Hukum Mendel


A. Bidang Kesehatan
Saat ini dunia kesehatan telah banyak berkembang yang membuat
terobosan baru di bidangnya masing - masing, beberapa dari terobosan itu
menggunakan penerapan hukum mendel. Sebagai contoh :
1. Personalized Medicine
Yaitu obat - obatan yang memang dikhususkan untuk orang -
orang tertentu tergantung genetik dan kecocokannya dengan formula
obat. Tercatat ada kasus sekelompok orang (pasien) yang tidak cocok
dengan sebuah jenis obat.
2. Diagnosis dan Perawatan Penyakit Fenilketonurani (PKU)
Penyakit ini merupakan penyakit turunan karena mutasi gen
pengatur katabolisme fenilalanin sehingga timbunan fenilalanin dalam
aliran darah mampu meracuni sistem saraf.
3. Pembuatan Vaksin
Melalui rekayasa genetika memungkinkan pemotongan
fragmen DNA dari satu makhluk kemudian disambung dengan DNA
makhluk lain sehingga terbentuk DNA rekombinan. Bila molekul DNA
rekombinan dimasukkan dalam suatu sel bakteri yang
pertumbuhannya cepat, maka dengan mudah akan diperoleh salinan
molekul DNA rekombinan dalam jumlah banyak dalam waktu singkat.
Prinsip kerja ini sudah banyak diterapkan diberbagai industri yang
memproduksi biomolekul penting seperti insulin, interferon, dan
beberapa hormon pertumbuhan.

B. Bidang Pertanian
Dalam dunia pertanian ternyata hukum mendel juga diterapkan dalam
beberapa bagian untuk mendapatkan tanaman yang memiliki beberapa
kelebihan yang tentunya akan berdampak pada produksinya sehingga
memudahkan umat manusia. contohnya sebagai berikut :
Buah Cucamelon adalah hasil
persilangan dari tiga jenis tanaman yaitu
Mentimun, Semangka, dan Jeruk Nipis
yang dilaksanakan oleh peneliti di
Meksiko. Buah ini berbentuk seperti
Semangka, namun ukurannya hanya
sebesar Jeruk Nipis. adapun dari segi
keunggulan buah ini tahan terhadap
berbagai cuaca sehingga mudah
ditempatkan dalam berbagai media tanam,
seperti pot. Tidak memerlukan perawatan
mahal dan tentunya tahan terhadap hama
tanaman.

Gambar 5.2.1 Buah Cucamelon

C. Bidang Peternakan
Di dalam dunia peternakan kita juga menemukan penerapan hukum
mendel untuk mendapatkan keturunan dengan sifat yang unggul, seperti
tahan terhadap penyakit, pertumbuhan cepat, dan menghasilkan susu, telur,
dan daging yang banyak.
Dzo adalah hasil persilangan dari Sapi dan Yak Liar dari Tibet. Dzo ini
memiliki postur tubuh yang lebih besar dari kedua nenek moyangnya
sehingga otomatis menghasilkan daging dan susu yang lebih besar pula.
Namun sama seperti daging sapi, saat ini daging dzo juga dinilai memiliki
gen yang terkontaminasi karena faktanya Dzo dapat kembali disilangkan.

Gambar 3.5.2 Dzo


D. Bidang Forensik
Ilmu forensik melibatkan penggunaan prosedur ilmiah untuk
mengumpulkan bukti yang berkaitan dengan masalah hukum. Sel-sel semua
organisme mengandung asam deoksiribonukleat (DNA), dan DNA
organisme unik. Ilmuwan forensik telah belajar mengumpulkan dan
menganalisis DNA untuk membantu mengidentifikasi organisme (manusia
dan organisme lain) di tempat kejadian kejahatan atau bencana. DNA dapat
digunakan untuk banyak tujuan khusus dalam penyelidikan forensik.
1. Identifikasi individu
Karena urutan DNA setiap orang unik, maka dapat dicocokkan seperti
sidik jari. Menurut Laboratorium Nasional Oak Ridge milik pemerintah AS,
ilmuwan forensik menggunakan tes DNA untuk mengidentifikasi orang-orang
dalam kasus kriminal dan orang tua-anak. Bukti DNA tidak selalu
mengidentifikasi tersangka atau pria sebagai ayah dari seorang anak.
Terkadang bukti forensik dapat membuktikan bahwa tersangka tidak
bersalah atau menegaskan bahwa seseorang bukanlah ayah dari anak
tersebut. Tes DNA juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi korban
bencana, seperti bencana alam atau serangan teroris.

2. Identifikasi spesies hewan


Ada undang-undang yang mengatur perlindungan dan perburuan
spesies yang terancam punah. Jika seseorang dicurigai secara ilegal
menangkap dan mengangkut spesies yang terancam punah, ilmuwan
forensik dapat menggunakan analisis DNA untuk mengkonfirmasi atau
mengecualikan keaslian spesimen hewan.

3.6 Penyimpangan Semu Hukum Mendel


A. Atavisme
Atavisme adalah interaksi antar gen yang menghasilkan filial atau keturunan
dengan fenotip yang berbeda dari induknya. Contoh atavisme dapat kamu temukan
pada kasus jengger ayam.
Gambar 3. . Contoh Atavisme Pada Kasus Jengger Ayam

B. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak
berpasangan dengan gen dominan lainnya. Jadi, jika gen dominan tersebut berdiri
sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi (kriptos). Contoh kasus kriptomeri terdapat
pada persilangan bunga Linaria maroccana. Bunga Linaria maroccana memiliki 4
gen, yaitu:
A = terbentuk pigmen antosianin
a = tidak terbentuk pigmen antosianin
B = protoplasma basa
b = protoplasma asam

C. Polimeri
Polimeri adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling
menambah). Jadi, gen-gen tersebut saling berinteraksi untuk mempengaruhi dan
menghasilkan keturunan yang sama. Contohnya adalah gandum berbiji merah
yang memiliki dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga apabila kedua gen tersebut
bertemu maka ekspresi warna akan semakin kuat.

D. Epistasis-Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan peristiwa ketika gen yang bersifat dominan
akan menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang
menutupi disebut epistasis, sedangkan gen yang ditutupi disebut hipostasis.
Contoh kasus epistasis dan hipostasis dapat ditemukan pada persilangan labu.

E. Komplementer
Komplementer adalah interaksi antar gen dominan dengan sifat yang
berbeda yang saling melengkapi, sehingga memunculkan fenotip tertentu. Apabila
salah satu gen tidak muncul, maka sifat yang dimaksud pun tidak akan muncul.
Contoh komplementer dapat ditemukan pada kasus persilangan bunga Lathyrus
odoratus yang terdiri dari gen:
C = membentuk pigmen warna
c = tidak membentuk pigmen warna
P = membentuk enzim pengaktif
p = tidak membentuk enzim pengaktif

PERTANYAAN YANG DIAJUKAN


1. Penanya : Nahdah Zhafirah Syam (J011211114)
Penjawab :
Pertanyaan : Mengapa Mendel memilih kacang ercis dalam penelitiannya
dan bukan kacang lainnya?
Jawaban :

2. Penanya : Sri Agustina (J011211123)


Penjawab : Mahdiyyah Mufadhdhal Ansar (J011211014)
Pertanyaan : Jelaskan cara penyelidik mengidentifikasi tersangka yang
sudah mati dengan menggunakan rekayasa genetik !
Jawaban :
Jika tersangka mati dan tubuhnya hancur maka akan diambil DNA
dari tubuh tersangka dan dicocokkan dengan DNA kedua orang
tua/saudara.
3. Penanya : Aisyah Musmar (J011211114)
Penjawab : Nurnabilla Syfadewi Attaya (J011211066)
Pertanyaan : Apa saja yang perlu diperhatikan apabila kita akan memilih
organisme sebagai bahan percobaan ?
Jawaban :
a. Mempunyai daur hidup pendek
Seseorang akan memperoleh sedikit keterangan tentang penurunan
sifat apabila mempergunakan gajah sebagai hewan percobaan karena daur
hidup gajah cukup lama sehingga memerlukan waktu bertahun-tahun untuk
mengetahui pewarisan sifatnya. Berbeda apabila kita mempergunakan tikus,
yang sudah siap untuk kawin setelah enam minggu sejak kelahirannya.
b. Mempunyai turunan yang cukup banyak
Untuk menganalisis hasil turunan dari suatu perkawinan silang
diperlukan analisis statistik. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik
apabila tersedia turunan yang relatif banyak, agar hasil yang diperoleh cukup
berarti.
c. Mempunyai variasi sifat
Tidaklah mungkin menyelidiki pewarisan sifat bulu hitam tikus, apabila
semua tikus yang disilangkan berbulu hitam. Alangkah baiknya apabila
dipergunakan tikus yang mempunyai bulu hitam dan putih atau mempunyai
mata berwarna merah dan putih. Begitu juga dengan kacang kapri ada yang
berwarna merah ataupun putih, ada yang bijinya kisut ataupun licin. Artinya,
sebaiknya organisme yang digunakan dalam penangkaran mempunyai
banyak sifat.
d. Mudah dilakukan
Syarat ini merupakan hal yang perlu dipertimbangkan apabila
mempergunakan hewan sebagai percobaan, di mana faktor makanan dan
tempat pemeliharaan menjadi masalah. Pada umumnya, pilihan jatuh pada
hewan-hewan kecil sebagai bahan percobaan. Tikus telah banyak dipilih
sebagai hewan percobaan karena memenuhi persyaratan tersebut. Selain
itu, lalat buah (Drosophila melanogaster) telah banyak dipilih sebagai hewan
percobaan yang memenuhi keempat persyaratan tersebut di atas. Lalat
memiliki mata yang beraneka warna, begitu pula bentuk sayap dan bulu
pada tubuhnya. Makanan dan pemeliharaannya pun cukup sederhana.
4. Penanya : Maulana Ibnu Ramadhan (J011211080)
Penjawab : Shafa Fikriyyah Reski Jaya (J011211040)
Pertanyaan : Pada kasus dominasi penuh, apabila sifat gen yang satu lebih
kuat dibanding gen yang lain, apa yg akan terjadi?
Jawaban :
Persilangan pada kasus dominansi penuh terjadi apabila sifat gen
yang satu lebih kuat dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Akibatnya,
sifat gen yang lebih kuat itu dapat menutupi sifat gen yang lemah. Gen yang
memiliki sifat yang kuat disebut gen dominan dan gen yang memiliki sifat
yang lemah disebut gen resesif.
5. Penanya : Aisyah Khairunnisa Yunus (J011211035)
Penjawab :
Pertanyaan : Apa yang perlu diperhatikan apabila akan memilih organisme
sebagai bahan percobaan?
Jawaban :
6. Penanya : Ikram Anugrah Hasnibar (J011211120)
Penjawab :
Pertanyaan : Terdapat dua hipotesis yang dihasilkan dalam hukum mendel
2, yaitu perbandingan 3:1 dan 9:3:3:1. Mengapa hipotesis 2 yang digunakan
walau terdapat perbandingan semu dan jelaskan bagaimana perbandingan
pada penyimpangan semu
Jawaban :
Menurut hukum Mendel 2, persilangan dihibrid menghasilkan
perbandingan fenotip 9:3:3:1. Sementara persilangan yang menghasilkan
perbandingan 3:1 adalah persilangan monohibrid dari hukum Mendel 1.
Penyimpangan yang terjadi dalam atavisme bukan mengenai perbandingan
fenotip F2, melainkan munculnya sebuah sifat baru.
7. Penanya : Salsabilah (J011211042)
Penjawab : Elberd Stewart Hutagalung (J011211077)
Pertanyaan : Berkaitan dengan hubungan antara hukum mendel dan
pewarisan sifat silsilah keluarga, jika ayah bergolongan darah A dan ibu
bergolongan darah B, apakah ada kemungkinan anaknya mengikuti
golongan darah orang tuanya atau tidak?
Jawab :
Jika golongan darah orangtua A dan B, maka kemungkinan akan
memiliki anak dengan golongan darah A, B, AB, atau bahkan O. Golongan
darah diatur oleh dua gen yang saling berinteraksi. Golongan darah A dapat
memiliki genotip AA atau AO, demikian pula golongan darah B dapat
memiliki genotip BB atau BO. Golongan darah diturunkan dari orang tua
kepada anaknya dengan persilangan genetik Mendel, berarti ayah dan ibu
masing-masing akan mewariskan 1 gen pada anaknya dan gabungan
keduanya akan menjadi golongan darah sang anak. Dengan demikian bila
ayah memiliki golongan darah AO dan ibu memiliki golongan darah BO
maka anak yang dilahirkan dapat memiliki golongan darah A, B, AB atau O.
Oleh karena itu, orang tua yang memiliki golongan darah A dan B dapat saja
memiliki anak yang bergolongan darah O.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai