Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KELOMPOK

BLOK BIOMEDIK
BIOLOGI

Kelompok 2:

Mahdiyyah Mufadhdhal Ansar (J011211014)


Nadia Ayu Sagita (J011211030)
Shafa Fikriyyah Reski Jaya (J011211040)
Dhea Asrina (J011211063)
Nurnabilla Syafadewi Attaya (J011211066)
Elberd Stewart Hutagalung (J011211077)
Ogilvin Maria Wulandari (J011211090)
Citra Dewi Arifana (J011211098)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah biomedik bidang
biologi tepat waktu
Penulisan makalah berjudul “Hukum Mendel” dapat diselesaikan karena bantuan banyak
pihak. Kami berharap makalah tentang Hukum Mendel dapat menanmbah wawasan kita tentang
hukum Mendel, genetika manusia, dan kriteria pewarisan sifat.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dr. Eddyman W. Ferial, S Si.,M.Si. dan
drg. Fuad Husain Akbar, MARS, Ph. D selaku dosen mata kuliah biomedik bidang bilogi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yag membantu menyelesaikannya
makalah ini.
Kami menyadari makalah kami ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Hukum Mendel ini dapat
bermanfaat.

Makassar,14 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Genetika
2.2. Pewarisan Sifat
2.3. Hukum Mendel
2.4. Pertanyaan yang Diajukan
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
BAB I

PEMBAHASAN

1.1. Latar Belakang

Genetika adalah bidang sains yang mempelajari mengenai pewarisan sifat. Teori
pewarisan sifat atau biasa disebut dengan hukum hereditas pertama kali dicetuskan oleh
Gregor Johan Mendel. Ia berpendapat bahwa sifat-sifat dapat diturunkan dari generasi ke
generasi melalui factor penentu. Mendel menemukan prinsip dasar tentang pewarisan
sifat dengan cara membiakkan kacang ercos kebun dalam percobaan yang dirancang
secara hati-hati. Mendel mengungkapkan teori pewarisan sifatnya beberapa dasawarsa
sebelum kromosom terlihat dengan mikroskop. Dan nilai penting kromosom dipahami.
Sejak itu teori mendel belum diakui dan baru diakui saat ia sudah meninggal seiring
dengan perkembangan jaman.
Hukum ini terdiri dari dua bagian. Hukum pemisahan (Segregation) dari Mendel,
juga dikenal sebagai hukum pertama Mendel, dan hukum dipasangkan secara bebas
dikenal dengan hukum kedua Mendel. Prinsip-prinsip yang ditemukan oleh Mendel,
diterima secara umum, namun penelitian-penelitian berikutnya sering menemukan
perbandingan fenotipe yang aneh, seakan-akan tidak mengikuti hukum Mendel. Untuk
menemukan apa yang sebenarnya terjadi, maka disusunlah makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan genetika dan terminology apa saja yang ada di dalam
genetika
2. Apa saja percobaan yang ada pada pewarisan sifat ?
3. Bagaimana itu hukum Mendel dan jelaskan apa saja mekanisme yang ada?

1.3. Tujuan Makalah

1. Mampu menjelaskan pengertian genetika dan terminology yang ada di dalam genetika
2. Mengetahui percobaan apa yang digunakan dalam pewarisan sifat
3. Mengetahui tentang hukum Mendel dan mekanismenya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Genetika

2.1.1. Pengertian Genetika

Genetika merupakan cabang ilmu dari biologi yang mencoba menjelaskan


persamaan dan perbedaan sifat yang diturunkan pada makhluk hidup. Selain itu, genetika
juga mencoba menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan apa yang diturunkan atau
diwariskan dari induk kepada keturunannya, bagaimana mekanisme materi genetika itu
diturunkan, dan bagaimana peran materi genetika tersebut. Terkait dengan hal tersebut,
hingga saat ini genetika telah banyak menunjukkan manfaat yang besar bagi manusia,
khususnya di bidang peternakan, pertanian, kedokteran, dan psikologi.
Istilah “genetika” diperkenalkan oleh William Bateson dalam surat pribadi kepada
Adam Chadwick, dan ia menggunakan Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3
pada tahun 1906.Sehubungan dengan genetika, DNA memiliki peran / kontribusi sangat
penting. DNA adalah materi genetik yang mengendalikan sifat dasar makhluk hidup,
terkeskpresikan dalam bentuk polipeptida, meskipun tidak semua protein (dapat
dinyatakan sebagai RNA yang memiliki reaksi katalitik, seperti SNRPs).

2.1.2. Terminologi Genetika

Mempelajari genetika akan sangat banyak kita temui terminology-terminologi yang


beraneka ragam maknanya. Semua terminology yang ada diharapkan kita dapat
memahami isitlahnya. Terminology tersebut diantaranya :

1. Parental

Parental merupakan Tetua, orang tua atau induk organisme yang melakukan
perkawinan sehingga menghasilkan keturunan atau filial.

2. Hybrid
Hybrid adalah Hasil persilangan dua individu yang memiliki sifat beda.
terdapat beberapa hasil persilangan dua individu yaitu, monohibrid merupakan
hybrid dengan satu sifat beda, Dihibrid hybrid dengan dua sifat beda, Trihibrid
hybrid dengan tiga sifat beda, Tetrahibrid hybrid dengan empat sifat beda,
Hibridisasi Persilangan 2 individu yang memiliki sifat beda.
3. Fenotipe
Penampakkan atau perbedaan sifat dari suatu individu yang tergantung dari suatu
susunan genetiknya, biasanya dinyatakan dengan kata-kata (misalnya mengenai
ukuran, warna, bentuk, rasa, dan sebagainya).
4. Genotype
Susunan atau konstitusi genetic dari suatu individu yang ada hubungannya dengan
fenotipe ; biasanya dinyatakan dengan simbol/ tanda huruf pertama dari fenotipe.
Oleh karena individu itu bersifat diploid, maka genotipe dinyatakan dengan huruf
double, misalnya AA, Aa, aa, AABB, AaBb, dsb.
5. Gen
Suatu unit keturunan berupa suatu segmen tertentu dari molekul DNA, umumnya
terletak dalam kromosom, dan memperlihatkan ekspresinya berupa fenotipe.
Biasanya dinyatakan dengan simbol/tanda huruf tunggal dan merupakan huruf
pertama dari suatu sifat keturunan, misalnya T= tinggi; M=merah; B = bulat; dan
sebagainya.
6. Alel
Anggota dari sepasang atau suatu seri gen-gen yang terdapat pada suatu lokus
(tempat) tertentu pada kromosom-kromosom homolog.
7. Dominan
Sifat yang mengalahkan atau menutupi sifat lain. Misalnya : warna merah
dominan terhadap warna putih.
8. Resesif
Sifat yang dikalahkan atau ditutupi oleh sifat lain. Misalnya warna putih resesif
terhadap warna merah.
9. Intermediet
10. Sifat antara dari sifat dominan dan resesif. Misalnya merah adalah dominan, putih
resesif, maka merah jambu adalah sifat intermediet.
11. Homozigot
Individu yang kromosom-kromosomnya memiliki gen-gen identik dari sepasang atau
suatu seri alel. Individu homozigot hanya membentuk satu macam gamet saja.
Misalnya individu homozygote BB hanya membentuk gamet B saja, dank arena itu
individu homozigot selalu berkembangbiak secara murni.
12. Heterozigot
Individu yang kromosomnya memiliki gen-gen berlainan dari sepasang atau
suatu seri alel tertentu. Misalnya individu dengan genotip Aa, Bb, AaBb adalah
heterozygote. Individu heterozigot membentuk lebih dari satu macam gamet.
Contohnya individu Aa membentuk gamet-gamet A dan a.
2.2. Pewarisan Sifat

2.2.1. Percobaan Penangkran (Breeding)

Percobaan ini, meliputi perkawinan silang antar organisme yang memiliki sifat
berbeda, yang kemudian diikuti dengan tabulasi turunan yang dihasilkan dan mencoba
menganalisisnya untuk dapat menentukan pola penurunan sifat yang terjadi. Sebagai
objek percobaan biasanya dipergunakan hewan atau tumbuhan.
Contohnya : Sapi Santa Gertrudis.

Gambar 2.2.1. Sapi Santa Gertrudis

2.2.2. Silsilah Keluarga

Dengan mempelajari silsilah keluarga, kita dapat mengetahui pola pewarisan sifat
dari orang tua kepada keturunannya. Dari catatan yang ada mungkin kita dapat
mengetahui pola penurunan sifat, misalnya penyakit buta warna dan hemofilia. Dari sifat
yang nampak pada morfologi manusia kita dapat menelusuri penurunan sifat
tersebut.Sebagai contoh rambut keriting, letak menempelnya telinga, ibu jari yang dapat
melengkung ke belakang, lesung pipit di pipi, golongan darah. Mempelajari pola
penurunan sifat dapat pula dilakukan terhadap anak kembar, kembar fraternal (yang
berasal dari dua zigot berbeda) atau kembar identik (yang berasal dari satu zigot).

Gambar 2.2.2. Silsilah Keluarga

2.2.3. Sitologi

Kata sitologi berasal dari bahasa Yunani kytos, yang berarti sel, dan logo, yang
artinya belajar. Karena itu, juga dikenal sebagai biologi sel, sitologi adalah bidang Ilmu
Biologi yang bertanggung jawab untuk mempelajari sel yang ada dalam organisme hidup.
Cabang ini difokuskan pada studi tentang struktur yang membentuk sel, mengungkap
rahasia anatomi dan metabolisme mereka, juga memahami apa organel mereka dan
fungsinya.
Sitologi, juga disebut biologi sel atau biokimia sel, bertujuan mempelajari sel. Dalam
pengertian ini, biologi sel dan sitologi adalah sinonim dan dapat digunakan secara
bergantian.Sitologi didasarkan pada 3 postulat dasar dari Teori Sel yang didirikan pada
tahun 1855 dan yang menetapkan sebagai berikut:
a. Sel adalah unit dasar kehidupan
b. Semua kehidupan terdiri dari sel
c. Semua sel berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya
Gambar 2.2.3. Analisis Sitologi

2.2.4. Analisis Biokimia

Melalui analisis biokimia dapat diketahui susunan kimia dari kromosom serta gen
yang terdapat pada kromosom. Mengapa reaksi fisiologis pada tubuh seorang albino
berbeda dengan pada orang yang normal, telah dapat dijawab melalui analisis biokimia.
Ternyata pada orang albino tidak dijumpai suatu enzim yang memecah asam amino yang
akan menghasilkan pigmen melanin yang membuat rambut, kulit, dan iris mata hitam.

Gambar 2.2.4. Penelitian Laboratorium

2.3. Hukum Mendel

2.3.1. Penelitian Mendel

Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang biarawan di sebuah biara di
Brunn, Austria menyilangkan kacang ercis (Pisum sativum), kemudian hasil persilangan
ditanam dan diamati, mendel melakukannya selama 12 tahun.
Gambar 2.3.1. Gregor Johann Mendel
Pada salah satu percobaannya, Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis yang tinggi
dengan yang pendek. Tanaman yang dipilih adalah tanaman galur murni. Dengan
menyilangkan galur murni tinggi dengan galur murni pendek, Mendel mendapatkan
tanaman yang semuanya tinggi. Selanjutnya, tanaman tinggi hasil persilangan ini
dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata keturunannya memperlihatkan nisbah
(perbandingan) tanaman tinggi terhadap tanaman pendek sebesar 3 : 1.

Gambar 2.3.2. Kacang Ercis Pada Penelitian Mendel


Secara terinci percobaan Mendel dengan tanaman kacang kapri dapat diterangkan
sebagai berikut. Mula-mula Mendel memilih tanaman kacang kapri yang bunganya
merah. Tanaman kapri bunga merah diserbuki sendiri, artinya serbuk sari bunga kapri
merah diserbukkan pada putik bunga kapri merah yang sama. Setelah itu, ditunggu
sampai kacang kapri menghasilkan buah. Setelah buah kacang kapri masak, kemudian
diambil bijinya dan ditanam lagi. Dari biji tersebut, akan diperoleh tanaman kapri yang
berbunga merah. Kemudian diadakan penyerbukan sendiri dan setelah buah masak
diambil bijinya dan ditanam lagi, dilakukan begitu berulang kali sehingga yakin bahwa
tanaman kacang kapri tersebut akan selalu menghasilkan tanaman kapri yang berbunga
merah saja. Demikian pula hal itu dilakukan pada tanaman kapri berbunga putih,
berulang kali sehingga yakin bahwa tanaman kapri berbunga putih akan selalu
menghasilkan tanaman kapri yang berbunga putih saja. Dikatakan bahwa telah diperoleh
tanaman kacang kapri berbunga merah galur murni, dan tanaman kacang kapri berbunga
putih galur murni. Selanjutnya, apa yang akan dilakukan pada percobaan itu? Caranya
sebagai berikut: Sediakan tanaman kacang kapri berbunga merah dan kacang kapri
berbunga putih. Kedua tanaman kacang kapri galur murni, yaitu yang berbunga merah
dan yang berbunga putih dipergunakan sebagai induk, atau sebagai Parental (disingkat P).
Serbuk sari dari bunga merah diletakkan pada kepala putik bunga putih. Ini artinya telah
diadakan penyerbukan silang dengan satu sifat beda.
Setelah diadakan penyerbukan, tunggu beberapa bulan sampai muncul buah pada
tanaman kacang kapri bunga merah atau pada tanaman yang berbunga putih. Setelah
buah masak, bijinya diambil dan biji-biji tadi ditanam lagi. Tunggu beberapa minggu
sampai tanaman kacang kapri yang tumbuh dari biji tersebut berbunga. Tanaman kacang
kapri hasil pembastaran ini disebut sebagai turunan ke-1, atau sebagai Filial ke-1
(disingkat F1). Amati warna-warna bunga yang terjadi. Warna bunga apa saja yang
timbul pada tanaman kacang kapri F1 tersebut? Mendel mencatat bunga yang timbul,
yaitu semua bunganya berwarna merah pada tanaman kacang kapri F1. Mendel
menyimpulkan bahwa sifat merah dari bunga disebut sifat dominan terhadap sifat putih
dari bunga tanaman kacang kapri. Artinya, sifat merah akan ”mengalahkan” sifat putih
bunga pada tanaman kacang kapri sehingga sifat putih ”tertutup” oleh sifat merah
sehingga sifat putih tidak tampak.
Mendel membastarkan tanaman kacang kapri F1 dengan tanaman kacang kapri F1
lainnya. Jadi, di sini tanaman kacang kapri F1 yang berbunga merah dibastarkan dengan
kacang kapri F1 yang berbunga merah juga. Hasilnya bagaimana? Ternyata turunan yang
dihasilkan atau turunan ke-2 atau Filial ke-2 (disingkat F2), memberikan hasil tanaman
kacang kapri yang berbunga merah dan putih dengan perbandingan 3:1. Artinya, dari biji
hasil pembastaran atau penyilangan setelah ditanam akan menghasilkan 3 bagian tanaman
kacang kapri yang berbunga merah dan 1 bagian tanaman kacang kapri berbunga putih
(Gambar 1.3). Ini berarti apabila dihasilkan 100 tanaman kacang kapri pada turunan F2
maka akan dihasilkan 75 tanaman kacang kapri yang berbunga merah, dan 25 tanaman
kacang kapri yang berbunga putih pada turunan F2 tersebut.
Berikut ini adalah skema penelitian Mendel.
P: ♀ Tinggi x Pendek ♂
DD dd
Gamet : D d
F1 : Tinggi
Dd
Menyerbuk sendiri (Dd x Dd)

F2 :

Gamet D d

D DD Dd
(Tinggi) (Tinggi)

d Dd dd
(Pendek) (Pendek)

Hasil :
Tinggi (D-) : pendek (dd) = 3 : 1
DD : Dd : dd = 1 : 2 : 1
25%: 50% : 25%

2.3.2. Hukum Mendel I

Hukum Mendell I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada


pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel
anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat
beda). Contoh dari terapan Hukum Mendell I adalah persilangan monohibrid dengan
dominansi. Persilangan dengan dominansi adalah persilangan satu sifat beda dimana satu
sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat
menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat resesif. Perhatikan contoh berikut
ini: Disilangkan antara mawar merah yang bersifat dominan dengan mawar putih yang
bersifat resesif..
a. Persilangan Monohibrid
Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda.

b. Persilangan Monohibrid Intermediet


Persilangan monohibrid dengan kasus intermediet. Sifat intermediet adalah
sifat yang sama kuat, jadi tidak ada yang dominan maupun resesif. Contoh:
disilangkan antara mawar merah dengan mawar putih

Gambar 3.2.2 Persilangan Monohibrid Intermediet


2.3.3. Hukum Mendel II

Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment menyatakan:


‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka
diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya’.
Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih. Persilangan
dihibrid berlaku hukum II mendel karena pada pembentukan F2, gen di dalam gamet
yang mengalami pemisahan kemudian digabungkan secara bebas. Penggabungan secara
bebas ini adalah gen yang satu dapat bebas bergabung dengan gen lainnya tanpa syarat
tertentu.
a. Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid merupakan persilangan antara individu untuk 2 gen yang
berbeda.

Gambar 3.3 1. Persilangan Dihibrid


Berdasarkan hasil persilangan diperoleh kacang kapri berbiji bulat berwarna kuning
(BBKK, BBKk, BbKK, BbKk) sebanyak 9 buah. Berbiji bulat berwarna hijau (BBkk dan
Bbkk) sebanyak buah, berbiji kisut berwarna kuning (bbKK dan bbKk) sebanyak 3 buah,
dan berbiji kisut berwarna hijau (bbkk) sebanyak 1 buah.
2.3.4. Hubungan antara Hukum Mendel dan Pembelahan Sel

Hasil dari persilangan Mendel sangat berkaitan dengan pembelahan meiosis pada
waktu pembentukan gamet. Segregasi alel dan independent assortment terjadi pada
meiosis I (Gambar 3.4.1). Segregasi alel terjadi karena kromosom homolog berpasangan
di bidang ekuator dan hanya melekat pada mikrotubul dari salah satu kutub pembelahan.
Ketika kedua kromosom homolog membawa alel yang berbeda dari gen yang sama
(heterozigot), maka pada anafase I, kedua kromosom akan terpisah ke kutub yang
berbeda dan akan menghasilkan gamet yang berbeda.
Gambar 3.4.1 Segregasi alel dan independent assortment terjadi pada meiosis I

2.3.5. Manfaat Hukum Mendel

Hukum Mendel sangat memiliki pengaruh yang besar di era sekarang ini. Manfaat hukum
Mendel, diantaranya :
1. Bidang Kesehatan
Saat ini dunia kesehatan telah banyak berkembang yang membuat terobosan baru
di bidangnya masing - masing, beberapa dari terobosan itu menggunakan
penerapan hukum mendel. Sebagai contoh :
a. Personalized Medicine
Yaitu obat - obatan yang memang dikhususkan untuk orang - orang
tertentu tergantung genetik dan kecocokannya dengan formula obat.
Tercatat ada kasus sekelompok orang (pasien) yang tidak cocok dengan
sebuah jenis obat.
b. Diagnosis perawatan penyakit fenikeltonurani (PKU)\
Penyakit ini merupakan penyakit turunan karena mutasi gen pengatur
katabolisme fenilalanin sehingga timbunan fenilalanin dalam aliran darah
mampu meracuni sistem saraf.
c. Pembuatan Vaksin
Melalui rekayasa genetika memungkinkan pemotongan fragmen DNA dari
satu makhluk kemudian disambung dengan DNA makhluk lain sehingga
terbentuk DNA rekombinan. Bila molekul DNA rekombinan dimasukkan
dalam suatu sel bakteri yang pertumbuhannya cepat, maka dengan mudah
akan diperoleh salinan molekul DNA rekombinan dalam jumlah banyak
dalam waktu singkat. Prinsip kerja ini sudah banyak diterapkan diberbagai
industri yang memproduksi biomolekul penting seperti insulin, interferon,
dan beberapa hormon pertumbuhan.

2. Bidang Pertanian
Dalam dunia pertanian ternyata hukum mendel juga diterapkan dalam beberapa
bagian untuk mendapatkan tanaman yang memiliki beberapa kelebihan yang
tentunya akan berdampak pada produksinya sehingga memudahkan umat
manusia. contohnya sebagai berikut :
Buah Cucamelon adalah hasil persilangan dari tiga jenis tanaman yaitu
Mentimun, Semangka, dan Jeruk Nipis yang dilaksanakan oleh peneliti di
Meksiko. Buah ini berbentuk seperti Semangka, namun ukurannya hanya sebesar
Jeruk Nipis. adapun dari segi keunggulan buah ini tahan terhadap berbagai cuaca
sehingga mudah ditempatkan dalam berbagai media tanam, seperti pot. Tidak

memerlukan perawatan mahal dan tentunya tahan terhadap hama tanaman.


3. Bidang Peternakan
Di dalam dunia peternakan kita juga menemukan penerapan hukum mendel untuk
mendapatkan keturunan dengan sifat yang unggul, seperti tahan terhadap
penyakit, pertumbuhan cepat, dan menghasilkan susu, telur, dan daging yang
banyak.
Dzo adalah hasil persilangan dari Sapi dan Yak Liar dari Tibet. Dzo ini memiliki
postur tubuh yang lebih besar dari kedua nenek moyangnya sehingga otomatis
menghasilkan daging dan susu yang lebih besar pula. Namun sama seperti daging
sapi, saat ini daging dzo juga dinilai memiliki gen yang terkontaminasi karena
faktanya Dzo dapat kembali disilangkan.

4. Bidang Forensik
Ilmu forensik melibatkan penggunaan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan
bukti yang berkaitan dengan masalah hukum. Sel-sel semua organisme
mengandung asam deoksiribonukleat (DNA), dan DNA organisme unik. Ilmuwan
forensik telah belajar mengumpulkan dan menganalisis DNA untuk membantu
mengidentifikasi organisme (manusia dan organisme lain) di tempat kejadian
kejahatan atau bencana. DNA dapat digunakan untuk banyak tujuan khusus dalam
penyelidikan forensik.
a. Identifikasi individu
Karena urutan DNA setiap orang unik, maka dapat dicocokkan seperti
sidik jari. Menurut Laboratorium Nasional Oak Ridge milik pemerintah
AS, ilmuwan forensik menggunakan tes DNA untuk mengidentifikasi
orang-orang dalam kasus kriminal dan orang tua-anak. Bukti DNA tidak
selalu mengidentifikasi tersangka atau pria sebagai ayah dari seorang
anak. Terkadang bukti forensik dapat membuktikan bahwa tersangka tidak
bersalah atau menegaskan bahwa seseorang bukanlah ayah dari anak
tersebut. Tes DNA juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi korban
bencana, seperti bencana alam atau serangan teroris.
b. Identifikasi spesies hewan
Ada undang-undang yang mengatur perlindungan dan perburuan spesies
yang terancam punah. Jika seseorang dicurigai secara ilegal menangkap
dan mengangkut spesies yang terancam punah, ilmuwan forensik dapat
menggunakan analisis DNA untuk mengkonfirmasi atau mengecualikan
keaslian spesimen hewan.

2.3.6. Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Segala seusatu pasti memiliki kelemahan dalam penerapannya begitu pula dengan
hukum Mendel. Di dalam hukum Mendel terdapat beberapa penyimpangan yang dikenal
dengan istilah penyimpangan semu. Penyimpangan semu hukum Mendel merupakan
peristiwa persilangan makhluk hidup yang ditandai dengan berubahnya perbandingan
fenotipe hukum Mendel. Di bawah ini beberapa penelitian penyimpangan semu :
1) Atavisme
Atavisme adalah interaksi antar gen yang menghasilkan filial atau keturunan dengan
fenotip yang berbeda dari induknya. Contoh atavisme dapat kamu temukan pada
kasus jengger ayam.

Gambar 3.6.1 Contoh Atavisme Pada Kasus Jengger Ayam


Pada beberapa jenis ayam, gen R mengatur jengger untuk bentuk ros, gen P untuk
fenotipe pea, gen R dan gen P jika bertemu membentuk fenotipe walnut. Adapun gen r
bertemu p menimbulkan fenotipe singel.
Dengan adanya interaksi antara dua gen dominan dan gen resesif seluruhnya akan
menghasilkan variasi fenotipe baru, yakni ros dan pea. Gen dominan R yang
berinteraksi dengan gen resesif P akan menghasilkan bentuk jengger ros dan gen resesif
r yang bertemu dengan gen dominan P akan menghasilkan bentuk jengger pea.
Perbedaan bentuk jengger ayam ini yang dinamakan dengan atavisme.
2) Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak berpasangan
dengan gen dominan lainnya. Jadi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, maka
sifatnya akan tersembunyi (kriptos). Contoh kasus kriptomeri terdapat pada
persilangan bunga Linaria maroccana. Bunga Linaria maroccana memiliki 4 gen,
yaitu:
A = terbentuk pigmen antosianin
a = tidak terbentuk pigmen antosianin
B = protoplasma basa
b = protoplasma asam
Misalkan, dilakukan persilangan antara bunga Linaria maroccana berwarna merah
dengan bunga Linaria maroccana berwarna putih sebagai berikut.

Gambar 3.6.2 Diagram Persilangan Bunga Linaria maroccana


Sifat A dominan terhadap a dan sifat B dominan terhadap b. gen A mengandung
pigmen antosianin, gen a tidak mengandung gen antosianin, gen B lingkungan basa,
dan gen b lingkungan asam. Warna merah dihasilkan dari pigmen antosianin dalam
lingkungan asam, sehingga bunga yang berwarna merah disimbolkan dengan
AAbb/Aabb. Jika di dalam plasma tidak terdapat pigmen antosianin, maka akan
terbentuk warna putih tanpa adanya pengaruh dari lingkungan, sehingga bunga yang
berwarna putih disimbolkan dengan aaBB/aaBb/aabb. Ketika bunga warna merah
(AAbb) dan bunga warna putih (aaBB) disilangkan, gen dominan A tidak bertemu
dengan gen dominan A yang lain, begitu juga dengan gen dominan B. Akibatnya,
sifat gen dominan tersebut akan tersembunyi dan F1 menghasilkan warna ungu.
warna ungu tersebut berasal dari pigmen antosianin yang berada pada lingkungan
yang bersifat basa.

3) Polimeri

Polimeri adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). Jadi,
gen-gen tersebut saling berinteraksi untuk mempengaruhi dan menghasilkan
keturunan yang sama. Contohnya adalah gandum berbiji merah yang memiliki dua
gen yaitu M1 dan M2, sehingga apabila kedua gen tersebut bertemu maka ekspresi
warna akan semakin kuat.
Misalnya, persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih
Hasil persilangan di atas menghasilkan perbandingan fenotipe 15 kulit biji berwarna
merah dan hanya satu kulit biji berwarna putih. Warna merah dihasilkan gen dominan
yang terkandung di dalam gandum, baik M1 maupun M2.
Peristiwa polimeri melibatkan beberapa gen yang berada di dalam lokus berbeda,
namun memengaruhi satu sifat yang sama. Pada kasus ini, adanya gen dominan
bersifat akumulatif terhadap penampakan warna merah. Semakin banyak gen
dominan pada organisme, maka semakin merah warna kulit biji gandum yang
dihasilkan.
4) Episitas-hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan peristiwa ketika gen yang bersifat dominan akan
menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi disebut
epistasis, sedangkan gen yang ditutupi disebut hipostasis. Epistasis-hipostatis
dibedakan menjadi tiga yaitu epistasis dominan, epistasis resesif, dan epistasis
dominan rangkap.
a) Epistasis dominan

Pada epistasis dominan terdapat satu gen dominan yang bersifat epistasis.
Misalnya warna umbi lapis pada bawang (Allium sp.)

b) Epistasis resesif

Pada peristiwa epistasis resesif terdapat suatu gen resesfi yang bersifat epistasis
terhadap gen dominan yang bukan alelnya (pasangannya). Gen resesif tersebut
harus dalam keadaan homozigot. Contohnya, pada pewarisan waena rambut
tikus.

c) Epistasis dominan dan resesif

Epistasis dominan dan resesif (inhibiting gen) merupakan penyimoangan semu


yang terjadi karena terdapat dua gen dominan yang jika dalam keadaan
Bersama akan menghambar pengaruh salah satu gen dominan tersebut.
Peristiwa ini meghasilkan perbandingan F2 = 13 : 3.

5) Komplementer

Komplementer adalah interaksi antar gen dominan dengan sifat yang berbeda yang
saling melengkapi, sehingga memunculkan fenotip tertentu. Apabila salah satu gen
tidak muncul, maka sifat yang dimaksud pun tidak akan muncul. Contoh
komplementer dapat ditemukan pada kasus persilangan bunga Lathyrus odoratus
yang terdiri dari gen:
C = membentuk pigmen warna
c = tidak membentuk pigmen warna
P = membentuk enzim pengaktif
p = tidak membentuk enzim pengaktif
2.4. Pertanyaan yang Diajukan
1. Penanya : Nahdah Zhafirah Syam (J011211114)
Penjawab : Ogilvin Maria Wulandari (j011211090)
Pertanyaan : Mengapa Mendel memilih kacang ercis dalam penelitiannya ?
Jawaban : Mendel memilih kacang ercis dalam penelitiannya karena ada beberapa
hal yang dimiliki kacang ercis diantaramy :
a. Berbungan dalam waktu yang singkat
b. Dapat melakukan penyerbukan sendiri
c. Siklus hidup kacang ercis yang pendek
d. Memiliki perbedaan sifat yang mencolok
e. Banyak sifat yang dapat diamati
2. Penanya : Sri Agustina (J011211123)
Penjawab : Mahdiyyah Mufadhdhal Ansar (J011211014)
Pertanyaan : Jelaskan cara penyelidik mengidentifikasi tersangka yang sudah mati
dengan menggunakan rekayasa genetik !
Jawaban : Jika tersangka mati dan tubuhnya hancur maka akan diambil DNA dari
tubuh tersangka dan dicocokkan dengan DNA kedua orang tua/saudara.
3. Penanya : Aisyah Musmar (J011211114)
Penjawab : Nurnabilla Syfadewi Attaya (J011211066)
Pertanyaan : Apa saja yang perlu diperhatikan apabila kita akan memilih
organisme sebagai bahan percobaan ?
Jawaban :
a. Mempunyai daur hidup pendek
Seseorang akan memperoleh sedikit keterangan tentang penurunan sifat
apabila mempergunakan gajah sebagai hewan percobaan karena daur hidup
gajah cukup lama sehingga memerlukan waktu bertahun-tahun untuk
mengetahui pewarisan sifatnya. Berbeda apabila kita mempergunakan
tikus, yang sudah siap untuk kawin setelah enam minggu sejak
kelahirannya.
b. Mempunyai turunan yang cukup banyak
Untuk menganalisis hasil turunan dari suatu perkawinan silang diperlukan
analisis statistik. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik apabila
tersedia turunan yang relatif banyak, agar hasil yang diperoleh cukup
berarti.
c. Mempunyai variasi sifat
Tidaklah mungkin menyelidiki pewarisan sifat bulu hitam tikus, apabila
semua tikus yang disilangkan berbulu hitam. Alangkah baiknya apabila
dipergunakan tikus yang mempunyai bulu hitam dan putih atau mempunyai
mata berwarna merah dan putih. Begitu juga dengan kacang kapri ada yang
berwarna merah ataupun putih, ada yang bijinya kisut ataupun licin.
Artinya, sebaiknya organisme yang digunakan dalam penangkaran
mempunyai banyak sifat.
d. Mudah dilakukan
Syarat ini merupakan hal yang perlu dipertimbangkan apabila
mempergunakan hewan sebagai percobaan, di mana faktor makanan dan
tempat pemeliharaan menjadi masalah. Pada umumnya, pilihan jatuh pada
hewan-hewan kecil sebagai bahan percobaan. Tikus telah banyak dipilih
sebagai hewan percobaan karena memenuhi persyaratan tersebut. Selain
itu, lalat buah (Drosophila melanogaster) telah banyak dipilih sebagai
hewan percobaan yang memenuhi keempat persyaratan tersebut di atas.
Lalat memiliki mata yang beraneka warna, begitu pula bentuk sayap dan
bulu pada tubuhnya. Makanan dan pemeliharaannya pun cukup sederhana.
4. Penanya : Maulana Ibnu Ramadhan (J011211080)
Penjawab : Shafa Fikriyyah Reski Jaya (J011211040)
Pertanyaan : Pada kasus dominasi penuh, apabila sifat gen yang satu lebih kuat
dibanding gen yang lain, apa yg akan terjadi?
Jawaban : Persilangan pada kasus dominansi penuh terjadi apabila sifat gen yang
satu lebih kuat dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Akibatnya, sifat gen
yang lebih kuat itu dapat menutupi sifat gen yang lemah. Gen yang memiliki sifat
yang kuat disebut gen dominan dan gen yang memiliki sifat yang lemah disebut gen
resesif.
5. Penanya : Aisyah Khairunnisa Yunus (J011211035)
Penjawab : Citra Dewi Arifana (J011211098)
Pertanyaan : Apa yang perlu diperhatikan apabila akan memilih organisme
sebagai bahan percobaan?
Jawaban: Dalam memilih organisme sebagai bahan percobaan perlu
memperhatikan beberapa faktor agar tujuan dari percobaan tercapai dengan baik,
secara efektif dan efisien. Adapun faktor tersebut sebagai berikut.:
a Organisme tersebut harus memiliki fungsi fisiologi, metabolik, dan perilaku
serta proses penyakit yang sesuai dengan subyek dimana hasil percobaan
tersebut akan digunakan
b Dari sisi karakteristik biologi maupun perilaku organisme cocok dengan
rencana percobaan yang dilakukan. Misalnya yaitu cara penanganan, lama
hidup, kecepatan berkembang biak, dan tempat hidup
c Spesimen organ atau jaringan yang akan digunakan dalam percobaan itu
mencukupi pada organisme tersebut dan dapat diambil dengan prosedur yang
memungkinkan
d Organisme yang akan digunakan dalam percobaan memiliki standar yang
tinggi baik secara genetik maupun mikrobiologi
e Meninjau kritis dari literatur ilmiah yang menunjukkan organisme tersebut
telah memberikan hasil terbaik untuk penelitian atau termasuk organisme
yang paling sering digunakan sebagai penelitian yang sejenis.
6. Penanya : Ikram Anugrah Hasnibar (J011211120)
Penjawab : Ogilvin Maria Wulandari (J011211090)
Pertanyaan : Terdapat dua hipotesis yang dihasilkan dalam hukum mendel 2,
yaitu perbandingan 3:1 dan 9:3:3:1. Mengapa hipotesis 2 yang digunakan walau
terdapat perbandingan semu dan jelaskan bagaimana perbandingan pada
penyimpangan semu
Jawaban:
Menurut hukum Mendel 2, persilangan dihibrid menghasilkan perbandingan fenotip
9:3:3:1. Sementara persilangan yang menghasilkan perbandingan 3:1 adalah
persilangan monohibrid dari hukum Mendel 1. Penyimpangan yang terjadi dalam
atavisme bukan mengenai perbandingan fenotip F2, melainkan munculnya sebuah
sifat baru.
7. Penanya : Salsabilah (J011211042)
Penjawab : Elberd Stewart Hutagalung (J011211077)
Pertanyaan : Berkaitan dengan hubungan antara hukum mendel dan pewarisan
sifat silsilah keluarga, jika ayah bergolongan darah A dan ibu bergolongan darah B,
apakah ada kemungkinan anaknya mengikuti golongan darah orang tuanya atau
tidak?
Jawab :
Jika golongan darah orangtua A dan B, maka kemungkinan akan memiliki anak
dengan golongan darah A, B, AB, atau bahkan O. Golongan darah diatur oleh dua
gen yang saling berinteraksi. Golongan darah A dapat memiliki genotip AA atau
AO, demikian pula golongan darah B dapat memiliki genotip BB atau BO.
Golongan darah diturunkan dari orang tua kepada anaknya dengan persilangan
genetik Mendel, berarti ayah dan ibu masing-masing akan mewariskan 1 gen pada
anaknya dan gabungan keduanya akan menjadi golongan darah sang anak. Dengan
demikian bila ayah memiliki golongan darah AO dan ibu memiliki golongan darah
BO maka anak yang dilahirkan dapat memiliki golongan darah A, B, AB atau O.
Oleh karena itu, orang tua yang memiliki golongan darah A dan B dapat saja
memiliki anak yang bergolongan darah O.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Suatu organisasi dengan sepasang alel yang identik untuk sifat tertentu dikatakan
bersifat homozigot terhadap alelnya. Sedangkan, satu dengan alel yang lainnya,
sebagai heterozigot. Pada heterozigot, satu alel dapat dinyatakan dengan meniadakan
yang lainnya (dominasi) atau kedua alel tersebut dapat berpengaruh terhadap
fenotipnya (dominasi tak lengkap). Bilamana sel-sel reproduktif dipersiapkan, mak
fakto-faktor itu berpisah dan disebabkan sebagai unit-unit pada setiap gamet. Mendel
menemukan bahwa pewarisan satu pasangan gen sama sekali tidak bergantung pada
pewarisan pasangan lainnya. Bila kedua pasangan gen yang bersangkutan terdapat
pada kromosom-kromosom terpisah atau agak berjauhan pada kromosom yang sama
beberapa sifat dikendalikan secara aditif oleh lebih dari satu pasang alel.
3.2. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam memahami materi
pewarisan sifat hukum Mendel. Kami sebagai penyusun makalah megharapkan
apabila ada kritik dan saran mengenai makalah kami ini
l
DAFTAR PUSTAKA

1 Drs. Koesmadji Wirjosoemarto. Hukum Mendel dan Pewarisan


Sifat.http://repository.ut.ac.id/4302/3/PEBI4311-M1.pdf. Diakses pada tanggal 7 September
2021
2. Ismail AS. Genetika;2018,hal.3-6
3. Susilawati dan Bachtiar, N. (2018). Biologi Dasar Terintegrasi (PDF). Pekanbaru: Kreasi
Edukasi. hlm. 147. ISBN 978-602-6879-99-8.
4. Effendi Y. (2020) Buku Ajar Genetika Dasar. (PDF). Magelang : Pustaka Rumah . hlm.160.
ISBN : 978-623-7961-59-8
5. Anonim. Hereditas : pengertian penyimpangan hukum mendel fenotip genotip.
https://ardra.biz/topik/pengertian-contoh-epistasis-dominan-dan-resesif/. diakses pada
tanggal 14 september 2021

Anda mungkin juga menyukai