BLOK BIOMEDIK
BIOLOGI
Kelompok 2:
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah biomedik bidang
biologi tepat waktu
Penulisan makalah berjudul “Hukum Mendel” dapat diselesaikan karena bantuan banyak
pihak. Kami berharap makalah tentang Hukum Mendel dapat menanmbah wawasan kita tentang
hukum Mendel, genetika manusia, dan kriteria pewarisan sifat.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dr. Eddyman W. Ferial, S Si.,M.Si. dan
drg. Fuad Husain Akbar, MARS, Ph. D selaku dosen mata kuliah biomedik bidang bilogi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yag membantu menyelesaikannya
makalah ini.
Kami menyadari makalah kami ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Hukum Mendel ini dapat
bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Genetika
2.2. Pewarisan Sifat
2.3. Hukum Mendel
2.4. Pertanyaan yang Diajukan
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
BAB I
PEMBAHASAN
Genetika adalah bidang sains yang mempelajari mengenai pewarisan sifat. Teori
pewarisan sifat atau biasa disebut dengan hukum hereditas pertama kali dicetuskan oleh
Gregor Johan Mendel. Ia berpendapat bahwa sifat-sifat dapat diturunkan dari generasi ke
generasi melalui factor penentu. Mendel menemukan prinsip dasar tentang pewarisan
sifat dengan cara membiakkan kacang ercos kebun dalam percobaan yang dirancang
secara hati-hati. Mendel mengungkapkan teori pewarisan sifatnya beberapa dasawarsa
sebelum kromosom terlihat dengan mikroskop. Dan nilai penting kromosom dipahami.
Sejak itu teori mendel belum diakui dan baru diakui saat ia sudah meninggal seiring
dengan perkembangan jaman.
Hukum ini terdiri dari dua bagian. Hukum pemisahan (Segregation) dari Mendel,
juga dikenal sebagai hukum pertama Mendel, dan hukum dipasangkan secara bebas
dikenal dengan hukum kedua Mendel. Prinsip-prinsip yang ditemukan oleh Mendel,
diterima secara umum, namun penelitian-penelitian berikutnya sering menemukan
perbandingan fenotipe yang aneh, seakan-akan tidak mengikuti hukum Mendel. Untuk
menemukan apa yang sebenarnya terjadi, maka disusunlah makalah ini.
1. Apa yang dimaksud dengan genetika dan terminology apa saja yang ada di dalam
genetika
2. Apa saja percobaan yang ada pada pewarisan sifat ?
3. Bagaimana itu hukum Mendel dan jelaskan apa saja mekanisme yang ada?
1. Mampu menjelaskan pengertian genetika dan terminology yang ada di dalam genetika
2. Mengetahui percobaan apa yang digunakan dalam pewarisan sifat
3. Mengetahui tentang hukum Mendel dan mekanismenya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Genetika
1. Parental
Parental merupakan Tetua, orang tua atau induk organisme yang melakukan
perkawinan sehingga menghasilkan keturunan atau filial.
2. Hybrid
Hybrid adalah Hasil persilangan dua individu yang memiliki sifat beda.
terdapat beberapa hasil persilangan dua individu yaitu, monohibrid merupakan
hybrid dengan satu sifat beda, Dihibrid hybrid dengan dua sifat beda, Trihibrid
hybrid dengan tiga sifat beda, Tetrahibrid hybrid dengan empat sifat beda,
Hibridisasi Persilangan 2 individu yang memiliki sifat beda.
3. Fenotipe
Penampakkan atau perbedaan sifat dari suatu individu yang tergantung dari suatu
susunan genetiknya, biasanya dinyatakan dengan kata-kata (misalnya mengenai
ukuran, warna, bentuk, rasa, dan sebagainya).
4. Genotype
Susunan atau konstitusi genetic dari suatu individu yang ada hubungannya dengan
fenotipe ; biasanya dinyatakan dengan simbol/ tanda huruf pertama dari fenotipe.
Oleh karena individu itu bersifat diploid, maka genotipe dinyatakan dengan huruf
double, misalnya AA, Aa, aa, AABB, AaBb, dsb.
5. Gen
Suatu unit keturunan berupa suatu segmen tertentu dari molekul DNA, umumnya
terletak dalam kromosom, dan memperlihatkan ekspresinya berupa fenotipe.
Biasanya dinyatakan dengan simbol/tanda huruf tunggal dan merupakan huruf
pertama dari suatu sifat keturunan, misalnya T= tinggi; M=merah; B = bulat; dan
sebagainya.
6. Alel
Anggota dari sepasang atau suatu seri gen-gen yang terdapat pada suatu lokus
(tempat) tertentu pada kromosom-kromosom homolog.
7. Dominan
Sifat yang mengalahkan atau menutupi sifat lain. Misalnya : warna merah
dominan terhadap warna putih.
8. Resesif
Sifat yang dikalahkan atau ditutupi oleh sifat lain. Misalnya warna putih resesif
terhadap warna merah.
9. Intermediet
10. Sifat antara dari sifat dominan dan resesif. Misalnya merah adalah dominan, putih
resesif, maka merah jambu adalah sifat intermediet.
11. Homozigot
Individu yang kromosom-kromosomnya memiliki gen-gen identik dari sepasang atau
suatu seri alel. Individu homozigot hanya membentuk satu macam gamet saja.
Misalnya individu homozygote BB hanya membentuk gamet B saja, dank arena itu
individu homozigot selalu berkembangbiak secara murni.
12. Heterozigot
Individu yang kromosomnya memiliki gen-gen berlainan dari sepasang atau
suatu seri alel tertentu. Misalnya individu dengan genotip Aa, Bb, AaBb adalah
heterozygote. Individu heterozigot membentuk lebih dari satu macam gamet.
Contohnya individu Aa membentuk gamet-gamet A dan a.
2.2. Pewarisan Sifat
Percobaan ini, meliputi perkawinan silang antar organisme yang memiliki sifat
berbeda, yang kemudian diikuti dengan tabulasi turunan yang dihasilkan dan mencoba
menganalisisnya untuk dapat menentukan pola penurunan sifat yang terjadi. Sebagai
objek percobaan biasanya dipergunakan hewan atau tumbuhan.
Contohnya : Sapi Santa Gertrudis.
Dengan mempelajari silsilah keluarga, kita dapat mengetahui pola pewarisan sifat
dari orang tua kepada keturunannya. Dari catatan yang ada mungkin kita dapat
mengetahui pola penurunan sifat, misalnya penyakit buta warna dan hemofilia. Dari sifat
yang nampak pada morfologi manusia kita dapat menelusuri penurunan sifat
tersebut.Sebagai contoh rambut keriting, letak menempelnya telinga, ibu jari yang dapat
melengkung ke belakang, lesung pipit di pipi, golongan darah. Mempelajari pola
penurunan sifat dapat pula dilakukan terhadap anak kembar, kembar fraternal (yang
berasal dari dua zigot berbeda) atau kembar identik (yang berasal dari satu zigot).
2.2.3. Sitologi
Kata sitologi berasal dari bahasa Yunani kytos, yang berarti sel, dan logo, yang
artinya belajar. Karena itu, juga dikenal sebagai biologi sel, sitologi adalah bidang Ilmu
Biologi yang bertanggung jawab untuk mempelajari sel yang ada dalam organisme hidup.
Cabang ini difokuskan pada studi tentang struktur yang membentuk sel, mengungkap
rahasia anatomi dan metabolisme mereka, juga memahami apa organel mereka dan
fungsinya.
Sitologi, juga disebut biologi sel atau biokimia sel, bertujuan mempelajari sel. Dalam
pengertian ini, biologi sel dan sitologi adalah sinonim dan dapat digunakan secara
bergantian.Sitologi didasarkan pada 3 postulat dasar dari Teori Sel yang didirikan pada
tahun 1855 dan yang menetapkan sebagai berikut:
a. Sel adalah unit dasar kehidupan
b. Semua kehidupan terdiri dari sel
c. Semua sel berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya
Gambar 2.2.3. Analisis Sitologi
Melalui analisis biokimia dapat diketahui susunan kimia dari kromosom serta gen
yang terdapat pada kromosom. Mengapa reaksi fisiologis pada tubuh seorang albino
berbeda dengan pada orang yang normal, telah dapat dijawab melalui analisis biokimia.
Ternyata pada orang albino tidak dijumpai suatu enzim yang memecah asam amino yang
akan menghasilkan pigmen melanin yang membuat rambut, kulit, dan iris mata hitam.
Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang biarawan di sebuah biara di
Brunn, Austria menyilangkan kacang ercis (Pisum sativum), kemudian hasil persilangan
ditanam dan diamati, mendel melakukannya selama 12 tahun.
Gambar 2.3.1. Gregor Johann Mendel
Pada salah satu percobaannya, Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis yang tinggi
dengan yang pendek. Tanaman yang dipilih adalah tanaman galur murni. Dengan
menyilangkan galur murni tinggi dengan galur murni pendek, Mendel mendapatkan
tanaman yang semuanya tinggi. Selanjutnya, tanaman tinggi hasil persilangan ini
dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata keturunannya memperlihatkan nisbah
(perbandingan) tanaman tinggi terhadap tanaman pendek sebesar 3 : 1.
F2 :
Gamet D d
D DD Dd
(Tinggi) (Tinggi)
d Dd dd
(Pendek) (Pendek)
Hasil :
Tinggi (D-) : pendek (dd) = 3 : 1
DD : Dd : dd = 1 : 2 : 1
25%: 50% : 25%
Hasil dari persilangan Mendel sangat berkaitan dengan pembelahan meiosis pada
waktu pembentukan gamet. Segregasi alel dan independent assortment terjadi pada
meiosis I (Gambar 3.4.1). Segregasi alel terjadi karena kromosom homolog berpasangan
di bidang ekuator dan hanya melekat pada mikrotubul dari salah satu kutub pembelahan.
Ketika kedua kromosom homolog membawa alel yang berbeda dari gen yang sama
(heterozigot), maka pada anafase I, kedua kromosom akan terpisah ke kutub yang
berbeda dan akan menghasilkan gamet yang berbeda.
Gambar 3.4.1 Segregasi alel dan independent assortment terjadi pada meiosis I
Hukum Mendel sangat memiliki pengaruh yang besar di era sekarang ini. Manfaat hukum
Mendel, diantaranya :
1. Bidang Kesehatan
Saat ini dunia kesehatan telah banyak berkembang yang membuat terobosan baru
di bidangnya masing - masing, beberapa dari terobosan itu menggunakan
penerapan hukum mendel. Sebagai contoh :
a. Personalized Medicine
Yaitu obat - obatan yang memang dikhususkan untuk orang - orang
tertentu tergantung genetik dan kecocokannya dengan formula obat.
Tercatat ada kasus sekelompok orang (pasien) yang tidak cocok dengan
sebuah jenis obat.
b. Diagnosis perawatan penyakit fenikeltonurani (PKU)\
Penyakit ini merupakan penyakit turunan karena mutasi gen pengatur
katabolisme fenilalanin sehingga timbunan fenilalanin dalam aliran darah
mampu meracuni sistem saraf.
c. Pembuatan Vaksin
Melalui rekayasa genetika memungkinkan pemotongan fragmen DNA dari
satu makhluk kemudian disambung dengan DNA makhluk lain sehingga
terbentuk DNA rekombinan. Bila molekul DNA rekombinan dimasukkan
dalam suatu sel bakteri yang pertumbuhannya cepat, maka dengan mudah
akan diperoleh salinan molekul DNA rekombinan dalam jumlah banyak
dalam waktu singkat. Prinsip kerja ini sudah banyak diterapkan diberbagai
industri yang memproduksi biomolekul penting seperti insulin, interferon,
dan beberapa hormon pertumbuhan.
2. Bidang Pertanian
Dalam dunia pertanian ternyata hukum mendel juga diterapkan dalam beberapa
bagian untuk mendapatkan tanaman yang memiliki beberapa kelebihan yang
tentunya akan berdampak pada produksinya sehingga memudahkan umat
manusia. contohnya sebagai berikut :
Buah Cucamelon adalah hasil persilangan dari tiga jenis tanaman yaitu
Mentimun, Semangka, dan Jeruk Nipis yang dilaksanakan oleh peneliti di
Meksiko. Buah ini berbentuk seperti Semangka, namun ukurannya hanya sebesar
Jeruk Nipis. adapun dari segi keunggulan buah ini tahan terhadap berbagai cuaca
sehingga mudah ditempatkan dalam berbagai media tanam, seperti pot. Tidak
4. Bidang Forensik
Ilmu forensik melibatkan penggunaan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan
bukti yang berkaitan dengan masalah hukum. Sel-sel semua organisme
mengandung asam deoksiribonukleat (DNA), dan DNA organisme unik. Ilmuwan
forensik telah belajar mengumpulkan dan menganalisis DNA untuk membantu
mengidentifikasi organisme (manusia dan organisme lain) di tempat kejadian
kejahatan atau bencana. DNA dapat digunakan untuk banyak tujuan khusus dalam
penyelidikan forensik.
a. Identifikasi individu
Karena urutan DNA setiap orang unik, maka dapat dicocokkan seperti
sidik jari. Menurut Laboratorium Nasional Oak Ridge milik pemerintah
AS, ilmuwan forensik menggunakan tes DNA untuk mengidentifikasi
orang-orang dalam kasus kriminal dan orang tua-anak. Bukti DNA tidak
selalu mengidentifikasi tersangka atau pria sebagai ayah dari seorang
anak. Terkadang bukti forensik dapat membuktikan bahwa tersangka tidak
bersalah atau menegaskan bahwa seseorang bukanlah ayah dari anak
tersebut. Tes DNA juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi korban
bencana, seperti bencana alam atau serangan teroris.
b. Identifikasi spesies hewan
Ada undang-undang yang mengatur perlindungan dan perburuan spesies
yang terancam punah. Jika seseorang dicurigai secara ilegal menangkap
dan mengangkut spesies yang terancam punah, ilmuwan forensik dapat
menggunakan analisis DNA untuk mengkonfirmasi atau mengecualikan
keaslian spesimen hewan.
Segala seusatu pasti memiliki kelemahan dalam penerapannya begitu pula dengan
hukum Mendel. Di dalam hukum Mendel terdapat beberapa penyimpangan yang dikenal
dengan istilah penyimpangan semu. Penyimpangan semu hukum Mendel merupakan
peristiwa persilangan makhluk hidup yang ditandai dengan berubahnya perbandingan
fenotipe hukum Mendel. Di bawah ini beberapa penelitian penyimpangan semu :
1) Atavisme
Atavisme adalah interaksi antar gen yang menghasilkan filial atau keturunan dengan
fenotip yang berbeda dari induknya. Contoh atavisme dapat kamu temukan pada
kasus jengger ayam.
3) Polimeri
Polimeri adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). Jadi,
gen-gen tersebut saling berinteraksi untuk mempengaruhi dan menghasilkan
keturunan yang sama. Contohnya adalah gandum berbiji merah yang memiliki dua
gen yaitu M1 dan M2, sehingga apabila kedua gen tersebut bertemu maka ekspresi
warna akan semakin kuat.
Misalnya, persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih
Hasil persilangan di atas menghasilkan perbandingan fenotipe 15 kulit biji berwarna
merah dan hanya satu kulit biji berwarna putih. Warna merah dihasilkan gen dominan
yang terkandung di dalam gandum, baik M1 maupun M2.
Peristiwa polimeri melibatkan beberapa gen yang berada di dalam lokus berbeda,
namun memengaruhi satu sifat yang sama. Pada kasus ini, adanya gen dominan
bersifat akumulatif terhadap penampakan warna merah. Semakin banyak gen
dominan pada organisme, maka semakin merah warna kulit biji gandum yang
dihasilkan.
4) Episitas-hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan peristiwa ketika gen yang bersifat dominan akan
menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi disebut
epistasis, sedangkan gen yang ditutupi disebut hipostasis. Epistasis-hipostatis
dibedakan menjadi tiga yaitu epistasis dominan, epistasis resesif, dan epistasis
dominan rangkap.
a) Epistasis dominan
Pada epistasis dominan terdapat satu gen dominan yang bersifat epistasis.
Misalnya warna umbi lapis pada bawang (Allium sp.)
b) Epistasis resesif
Pada peristiwa epistasis resesif terdapat suatu gen resesfi yang bersifat epistasis
terhadap gen dominan yang bukan alelnya (pasangannya). Gen resesif tersebut
harus dalam keadaan homozigot. Contohnya, pada pewarisan waena rambut
tikus.
5) Komplementer
Komplementer adalah interaksi antar gen dominan dengan sifat yang berbeda yang
saling melengkapi, sehingga memunculkan fenotip tertentu. Apabila salah satu gen
tidak muncul, maka sifat yang dimaksud pun tidak akan muncul. Contoh
komplementer dapat ditemukan pada kasus persilangan bunga Lathyrus odoratus
yang terdiri dari gen:
C = membentuk pigmen warna
c = tidak membentuk pigmen warna
P = membentuk enzim pengaktif
p = tidak membentuk enzim pengaktif
2.4. Pertanyaan yang Diajukan
1. Penanya : Nahdah Zhafirah Syam (J011211114)
Penjawab : Ogilvin Maria Wulandari (j011211090)
Pertanyaan : Mengapa Mendel memilih kacang ercis dalam penelitiannya ?
Jawaban : Mendel memilih kacang ercis dalam penelitiannya karena ada beberapa
hal yang dimiliki kacang ercis diantaramy :
a. Berbungan dalam waktu yang singkat
b. Dapat melakukan penyerbukan sendiri
c. Siklus hidup kacang ercis yang pendek
d. Memiliki perbedaan sifat yang mencolok
e. Banyak sifat yang dapat diamati
2. Penanya : Sri Agustina (J011211123)
Penjawab : Mahdiyyah Mufadhdhal Ansar (J011211014)
Pertanyaan : Jelaskan cara penyelidik mengidentifikasi tersangka yang sudah mati
dengan menggunakan rekayasa genetik !
Jawaban : Jika tersangka mati dan tubuhnya hancur maka akan diambil DNA dari
tubuh tersangka dan dicocokkan dengan DNA kedua orang tua/saudara.
3. Penanya : Aisyah Musmar (J011211114)
Penjawab : Nurnabilla Syfadewi Attaya (J011211066)
Pertanyaan : Apa saja yang perlu diperhatikan apabila kita akan memilih
organisme sebagai bahan percobaan ?
Jawaban :
a. Mempunyai daur hidup pendek
Seseorang akan memperoleh sedikit keterangan tentang penurunan sifat
apabila mempergunakan gajah sebagai hewan percobaan karena daur hidup
gajah cukup lama sehingga memerlukan waktu bertahun-tahun untuk
mengetahui pewarisan sifatnya. Berbeda apabila kita mempergunakan
tikus, yang sudah siap untuk kawin setelah enam minggu sejak
kelahirannya.
b. Mempunyai turunan yang cukup banyak
Untuk menganalisis hasil turunan dari suatu perkawinan silang diperlukan
analisis statistik. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik apabila
tersedia turunan yang relatif banyak, agar hasil yang diperoleh cukup
berarti.
c. Mempunyai variasi sifat
Tidaklah mungkin menyelidiki pewarisan sifat bulu hitam tikus, apabila
semua tikus yang disilangkan berbulu hitam. Alangkah baiknya apabila
dipergunakan tikus yang mempunyai bulu hitam dan putih atau mempunyai
mata berwarna merah dan putih. Begitu juga dengan kacang kapri ada yang
berwarna merah ataupun putih, ada yang bijinya kisut ataupun licin.
Artinya, sebaiknya organisme yang digunakan dalam penangkaran
mempunyai banyak sifat.
d. Mudah dilakukan
Syarat ini merupakan hal yang perlu dipertimbangkan apabila
mempergunakan hewan sebagai percobaan, di mana faktor makanan dan
tempat pemeliharaan menjadi masalah. Pada umumnya, pilihan jatuh pada
hewan-hewan kecil sebagai bahan percobaan. Tikus telah banyak dipilih
sebagai hewan percobaan karena memenuhi persyaratan tersebut. Selain
itu, lalat buah (Drosophila melanogaster) telah banyak dipilih sebagai
hewan percobaan yang memenuhi keempat persyaratan tersebut di atas.
Lalat memiliki mata yang beraneka warna, begitu pula bentuk sayap dan
bulu pada tubuhnya. Makanan dan pemeliharaannya pun cukup sederhana.
4. Penanya : Maulana Ibnu Ramadhan (J011211080)
Penjawab : Shafa Fikriyyah Reski Jaya (J011211040)
Pertanyaan : Pada kasus dominasi penuh, apabila sifat gen yang satu lebih kuat
dibanding gen yang lain, apa yg akan terjadi?
Jawaban : Persilangan pada kasus dominansi penuh terjadi apabila sifat gen yang
satu lebih kuat dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Akibatnya, sifat gen
yang lebih kuat itu dapat menutupi sifat gen yang lemah. Gen yang memiliki sifat
yang kuat disebut gen dominan dan gen yang memiliki sifat yang lemah disebut gen
resesif.
5. Penanya : Aisyah Khairunnisa Yunus (J011211035)
Penjawab : Citra Dewi Arifana (J011211098)
Pertanyaan : Apa yang perlu diperhatikan apabila akan memilih organisme
sebagai bahan percobaan?
Jawaban: Dalam memilih organisme sebagai bahan percobaan perlu
memperhatikan beberapa faktor agar tujuan dari percobaan tercapai dengan baik,
secara efektif dan efisien. Adapun faktor tersebut sebagai berikut.:
a Organisme tersebut harus memiliki fungsi fisiologi, metabolik, dan perilaku
serta proses penyakit yang sesuai dengan subyek dimana hasil percobaan
tersebut akan digunakan
b Dari sisi karakteristik biologi maupun perilaku organisme cocok dengan
rencana percobaan yang dilakukan. Misalnya yaitu cara penanganan, lama
hidup, kecepatan berkembang biak, dan tempat hidup
c Spesimen organ atau jaringan yang akan digunakan dalam percobaan itu
mencukupi pada organisme tersebut dan dapat diambil dengan prosedur yang
memungkinkan
d Organisme yang akan digunakan dalam percobaan memiliki standar yang
tinggi baik secara genetik maupun mikrobiologi
e Meninjau kritis dari literatur ilmiah yang menunjukkan organisme tersebut
telah memberikan hasil terbaik untuk penelitian atau termasuk organisme
yang paling sering digunakan sebagai penelitian yang sejenis.
6. Penanya : Ikram Anugrah Hasnibar (J011211120)
Penjawab : Ogilvin Maria Wulandari (J011211090)
Pertanyaan : Terdapat dua hipotesis yang dihasilkan dalam hukum mendel 2,
yaitu perbandingan 3:1 dan 9:3:3:1. Mengapa hipotesis 2 yang digunakan walau
terdapat perbandingan semu dan jelaskan bagaimana perbandingan pada
penyimpangan semu
Jawaban:
Menurut hukum Mendel 2, persilangan dihibrid menghasilkan perbandingan fenotip
9:3:3:1. Sementara persilangan yang menghasilkan perbandingan 3:1 adalah
persilangan monohibrid dari hukum Mendel 1. Penyimpangan yang terjadi dalam
atavisme bukan mengenai perbandingan fenotip F2, melainkan munculnya sebuah
sifat baru.
7. Penanya : Salsabilah (J011211042)
Penjawab : Elberd Stewart Hutagalung (J011211077)
Pertanyaan : Berkaitan dengan hubungan antara hukum mendel dan pewarisan
sifat silsilah keluarga, jika ayah bergolongan darah A dan ibu bergolongan darah B,
apakah ada kemungkinan anaknya mengikuti golongan darah orang tuanya atau
tidak?
Jawab :
Jika golongan darah orangtua A dan B, maka kemungkinan akan memiliki anak
dengan golongan darah A, B, AB, atau bahkan O. Golongan darah diatur oleh dua
gen yang saling berinteraksi. Golongan darah A dapat memiliki genotip AA atau
AO, demikian pula golongan darah B dapat memiliki genotip BB atau BO.
Golongan darah diturunkan dari orang tua kepada anaknya dengan persilangan
genetik Mendel, berarti ayah dan ibu masing-masing akan mewariskan 1 gen pada
anaknya dan gabungan keduanya akan menjadi golongan darah sang anak. Dengan
demikian bila ayah memiliki golongan darah AO dan ibu memiliki golongan darah
BO maka anak yang dilahirkan dapat memiliki golongan darah A, B, AB atau O.
Oleh karena itu, orang tua yang memiliki golongan darah A dan B dapat saja
memiliki anak yang bergolongan darah O.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Suatu organisasi dengan sepasang alel yang identik untuk sifat tertentu dikatakan
bersifat homozigot terhadap alelnya. Sedangkan, satu dengan alel yang lainnya,
sebagai heterozigot. Pada heterozigot, satu alel dapat dinyatakan dengan meniadakan
yang lainnya (dominasi) atau kedua alel tersebut dapat berpengaruh terhadap
fenotipnya (dominasi tak lengkap). Bilamana sel-sel reproduktif dipersiapkan, mak
fakto-faktor itu berpisah dan disebabkan sebagai unit-unit pada setiap gamet. Mendel
menemukan bahwa pewarisan satu pasangan gen sama sekali tidak bergantung pada
pewarisan pasangan lainnya. Bila kedua pasangan gen yang bersangkutan terdapat
pada kromosom-kromosom terpisah atau agak berjauhan pada kromosom yang sama
beberapa sifat dikendalikan secara aditif oleh lebih dari satu pasang alel.
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam memahami materi
pewarisan sifat hukum Mendel. Kami sebagai penyusun makalah megharapkan
apabila ada kritik dan saran mengenai makalah kami ini
l
DAFTAR PUSTAKA