Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH GENETIKA DASAR

TENTANG
“ HUKUM MENDEL I “
Dosen Pengampu : Dr. M. Harja Efendi,M.Pd

Oleh Kelompok 1
1. Junnah Fajriyatus Saidah ( 200104028)
2. Ertikawati Yuliana ( 200104039)

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Genetika Dasar. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
dekalsifikasi tulang dan juga pada anatomi platyhelmintes.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak, selaku yang telah
memberikan tugas makalah ini sehingga kami dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 21 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
A. Hukum Mendel I.........................................................................3
B. Monohibrida................................................................................3
C. Monohibrida Pada Hewan dan Tumbuhan..................................6
D. Backcross dan Testcross..............................................................7
E. Dominan Penuh dan tak Penuh...................................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................12
A. Kesimpulan..................................................................................12
B. Saran............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Genetika (dari bahasa Yunani:genno yang berarti “melahirkan”)
merupakan cabang biologi yang penting saat ini.ilmu ini mempelajari
berbagai aspek yang menyangkut pewarisa sifat dan variasi sifat pada
organisme maupun sub organisme (seperti virus dan prion).Ada pula yang
dengan singkat megatakan ,genetika adalah ilmu tentang gen.Nama
“genetika”diperkenalkan oleh Wiliiam Bateson pada suatu surat prbadi
kepada Adam Chadwick dan ia mengunakan pada konferensi Internasional
tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Grego Mendel (1822-1884),orang Australia,pantas dinyatakan
sebagai “Bapak Genetika”,karena ia adalah orang yang pertama kali
melakukan percobaan perkawinan silang,yang dilakukan pada beberapa
jenis tanaman kapri (pisum sativum),untuk mempelajari perbedaan sifat
satu dengan lainnya.Percobaan ini dilakukan selama 7 tahun .Mendel
memilih tanaman kapri dalma percobaanya ,karena tanaman ini
mempunyai umur yang pendek, mudah tumbuh,dapat disilangkan secara
buatan dam mempunyai sifat-sifat dengan perbedaan karakter yang
kontras.
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan
ditemukannya kembali naskah artikel yag ditulis Grego Mendel pada
tahun 1906 ,sebetulnya kajian genetika sudah dikenal sejak masa
prasejarah ,seperti domestikasi dan pengembangan tehnik
murni(pemuliaan)ternak dan tanaman.Orang juga sudah mengenal efek
persilngan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah prosedur
dan peraturan mengenai hal tersebut sjak sebelum genetika berdiri sebagai
ilmu yang mandiri.Silsilah tentang penyakit pada
keluarga ,misalnya ,sudah dikaji orang sebelum itu,Kala itu,kajian
semacam ini disebut “ilmu pewarisan “atau hereditas
B. Rumusan Masalah

1
1. Apa itu Hukum Mendel 1?
2. Apa yang dimaksud Monohibrida pada Hukum Mendel 1?
3. Apa yang dimaksud Monohibrida pada Tumbuhan dan Hewan pada
Hukum Mendel 1?
4. Apa yang dimaksud dengan Backross dan Testcross?
5. Apa yang dimaksud dengan Dominan Penuh dan tak Penuh?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yan dimaksud dengan Hukum Mendel.
2. Untuk mengetahui apa itu Monohibrida pada Hukum Mendel 1?
3/ Untuk mengetahui apa itu Monohibrida pada Tumbuhan dan Hewan
pada Hukum Mendel 1?
4.Untuk mengetahui apa itu Backross dan Testcross?
5.Untuk mengetahui apa itu Dominan Penuh dan tak Penuh?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Mendel I
Hukum mendel I adalah perkawinan dua tetua yang mempunyai
satu sifat beda (monohibrid). Setiap individu yang berkembangbiak secara
seksual terbentuk dari peleburan dua gamet yang berasal dari induknya.
Berdasarkan hipotesis mendel setiap sifat/ karakter ditentukan oleh gen
(sepasang alel). Hukum mendel satu berlaku pada waktu gametogenesis F1
X F1 itu memiliki genotipe heterozigot. Dalam perestiwa meiosis, gen
sealael akan terpisah, masing-masing akan membentuk gamet. Waktu
terjadi penyerbukan sendiri (F1 X F1) dan pada proses fertilisasi gamet-
gamet yang mengandung gen itu akan melebur secara acak dan terdapat
empat macam peleburan atau perkawinan.
Hukum Mendel I merupakan Hukum segregasi bebas menyatakan
bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent)
yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet
menerima satu gen dari induknya. Monohibrid berasal dari kata mono dan
hibrid, mono artinya satu atau tunggal sedangkan hibrid yaitu hasil
perkawinan antara dua individu yang memiliki sifat beda, maka
monohibrid dapat diartikan sebagai hasil perkawinan antara dua individu
yang memiliki satu sifat beda atau persilangan dengan satu sifat beda. Sifat
beda yang dimaksud adalah sepasang sifat dalam satu alel. Misalnya warna
biji pada biji ercis, memiliki sepasang sifat yaitu hijau dan kuning.1
B. Persilangan Monohibrida pada Hukum Mendel I
Persilangan monohibrid dalam ilmu genetika persilangan
monohibrid ditentukan oleh gen-gen yang memisah secara bebas, di mana
pada pembentukan gamet (Gametogenesis) untuk gen yang merupakan

1 Zaifbio.2010. Biologi Online Blog Pendidikan . http:///Pewarisan-Sifat-biologi-online html. Diakses pada tanggal 10 april 2018

pukul 20.41 WIB.

3
pasangan akan disegregasikan ke dalam sel anakan. Gen yang terletak
dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen
sealel akan terpisah, masing-masing menuju ke satu gamet. Hal ini dikenal
juga dengan Hukum I Mendel (The Law of Segregation of Allelic Genes)
Persilangan monohibrid dalam ilmu genetika persilangan
monohibrid ditentukan oleh gen-gen yang memisah secara bebas, di mana
pada pembentukan gamet (Gametogenesis) untuk gen yang merupakan
pasangan akan disegregasikan ke dalam sel anakan. Gen yang terletak
dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen
sealel akan terpisah, masing-masing menuju ke satu gamet. Hal ini dikenal
juga dengan Hukum I Mendel (The Law of Segregation of Allelic Genes).
Monohibrid atau monohibridisasi adalah suatu persilangan antara
dua individu yang sama dengan satu sifat beda. Monohibrid pada
percobaan Mendel adalah persilangan antara ercis berbunga ungu dengan
ercis berbunga putih. Untuk mengetahui bahwa suatu gen bersifat
dominant maka harus dilakukan monohibridisasi antara individu yang
memiliki sifat gen tersebut dengan sifat kontrasnya (alelnya) yang sama-
sama bergalur murni. Jika fenotif F1 sama dengan sifat gen yang diuji
tadi, berarti sifat itulah yang dominant. Perhatikan diagram persilangan
monohibrid antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga putih
berikut ini :

4
Persilangan Monohibrida
Sumber: Campbell,et al, 2009

Memang sebelum maupun sesudah Mendel, banyak tokoh-tokoh


yang berbicara tentang teori hukum-hukum pewarisan sifat menurun,
antara lain sebagai berikut : Jika kita amati pada pembentukan gamet dari
tanaman heterozigot (F1) ternyata ada pemisahan alel, sehingga ada gamet
dengan alel P dan ada gamet dengan alel p. Prinsip pembentukan gamet
pada genotif induk yang heterozigot dengan pemisahan alel tersebut
dikenal dengan Hukum Mendel I yang disebut Hukum Segregasi
(pemisahan) secara bebas (The Law of Segregation of Allelic Genes). 2
Dari data yang diperoleh dalam percobaan-percobaannya, Mendel
menyusun hipotesis dalam menerangkan hukum-hukum hereditas sebagai
berikut:

2
Suryo. 1986. Genetika, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

5
1. Tiap karakter /sifat dari organisme hidup dikendalikan oleh
sepasang factor keturunan, satu dari induk betina dan lainnya dari
induk jantan
2. Tiap pasangan factor keturunan menunjukkan bentuk alternatif
sesamanya, misalnya ungu atau putih, bulat atau kisut dan lainnya.
Kedua bentuk alternatif disebut dengan alel
3. Satu dari pasangan alel bersifat dominant atau menutupi alel yang
resesif bila keduanya bersama-sama.
4. Pada pembentukan sel kelamin (gamet), terjadi peristiwa meiosis,
pasangan factor keturunan kemudian memisah. Setiap gamet
menerima salah satu factor dari pasangan itu. Kemudian pada
proses fertilisasi, factor-faktor ini akan berpasang-pasangan secara
bebas.
5. Individu dengan galur murni mempunyai dua alel yang sama,
dominant semua atau resesif semua.
6. Semua individu pada F1 adalah sama / seragam
7. Jika dominasi tampak sepenuhnya, maka individu F1 memiliki
fenitif seperti induknya yang dominant.
8. Jika dominansi tampak sepenuhnya, maka perkawinan monohybrid
( Pp X Pp) menghasilkan keturunan yang memperlihatkan
perbandingan fenotif 3 : 1 , yaitu ¾ berbunga ungu dan ¼ berbunga
putih dan memperlihatkan perbandingan genotif 1 : 2 : 1, yaitu ¼
TT : 2/4 Tt : ¼ tt.
C. Persilangan Monohibrida pada Tumbuhan dan Hewan
1. Contoh Persilangan Monohibrid pada Tumbuhan
Pada percobaan persilangan satu sifat beda, J.G Mendel
menyilangkan berbiji bulat dengan ercis yang berbiji113 keriput.
Seluruh turunan pertama (F1) yang muncul adalah berbiji bulat pada
gambar dibawah ini

6
Gambar Turunan Pertama (F1) Hasil Persilangan antar Tanaman Ercis
yang Berbiji Kuning dan Hijau.3
Memperhatikan ciri bentuk biji pada F1nampak bahwa ciri bentuk
biji keriput tertutup oleh ciri bentuk biji bulat; ciri bentuk biji yang bulat
menang terhadap yang keriput. Semua ciri yang tampak pada F1 itu oleh
J.G. Mendel disebut sebagai ciri dominan, sedangkan yang tidak tampak
disebut sebagai ciri resesif.
J.G. Mendel melanjutkan percobaan persilangannya hingga
munculnya turunan kedua (F2). Hasil percobaan persilangan F1,
diteruskan percobaan persilangannya hingga munculnya F2. Seluruh
turunan pertama (F1) yang telah tumbuh dari biji, ditumbuhkan terus dan
dibiarkan melakukan pembuahan sendiri. Biji yang dihasilkan ternyata
bulat dan keriput, dan letaknya pada tiap polong berhadap-hadapan.
Jumlah biji bulat adalah sebanyak 5.474 buah, sedangkan yang keriput114
sebanyak 1.850 buah. Rasio biji bulat dan yang keriput adalah 2,96:1,suatu
perbandingan yang sangat mendekati 3:1. Pada percobaan persilangan
Mendel terbukti bahwa:
a. Ciri polong hijau dominan, sedangkan polong kuning resesif;
b. Ciri polong mengembung dominan, sedangkann polong tidak
mengembung resesif;
c. Ciri batang tinggi dominan, sedangkan batang rendah resesif;
d. Ciri bunga axial dominan, sedangkan bunga terminal resesif;
e. Ciri kulit biji abu-abu dominan, sedangkan ciri kulit biji putih
3
Genetika Mendel.pdf.Adobe Reader; 2011)

7
resesif;
f. Ciri biji kuning dominan, sedangkan biji hijau resesif.

Gambar karakter ercis yang dijadikan bahan amatan pada percobaan


Mendel seperti terlihat4.
Hingga munculnya F2, belum diketahui apakah kedua macam ciri
tersebut sudah merupakan galur murni (galur homozigot). J.G. Mendel
ingin menguji apakah biji bulat sudah merupakan galur mumi; demikian
pula halnya yang berbiji keriput.Maka biji bulat maupun keriput ditanam,
dan setelah tumbuh dan berkembang dibiarkan melakukan pembuahan
sendiri. Biji-biji yang dihasilkan oleh pembuahan sendiri itu selanjutnya
diperiksa. Ternyata biji keriput tumbuh, berkembang dan
menghasilkan115 tanaman ercis yang berbiji bulat dan keriput. Rinciannya
adalah sekitar 1/3 biji bulat tumbuh berkembang dan menghasilkan
tanaman ercis yang seluruh bijinya bulat; sedangkan sekitar 2/3 biji bulat
tumbuh, berkembang, dan menghasilkan 3/4 tanaman ercis berbiji bulat
serta 1/4 yang berbiji keriput. Dari hasil itu selanjutnya terbukti bahwa
biji-biji ercis yang keriput pada F2 (1/4 bagian) sudah merupakan galur
murni, sedangkan biji-biji bulat (3/4 bagian) bukan merupakan galur
mumi. Demikian pula sekitar 1/3 biji bulat, yang setelah tumbuh dan
berkembang menghasilkan tanaman ercis berbiji bulat, sudah merupakan
galur murni; sedangkan sekitar 2/3 bagiannya bukan merupakan galur
murni karena selanjutnya masih akan tumbuh, berkembang dan
menghasilkan tanaman ercis berbiji bulat dan keriput (dalam rasio3:l).

8
Pada tiap pengujian galur itu, ciri resesif yang muncul pada F2 terbukti
selalu merupakan galur murni karena selalu menghasilkantanaman ercis
F2 yang tepat sama dengan induknya yang resesif.
2. Contoh persilangan Monohibrida pada hewan
Dapat dipelajari pada persilangan pada marmot dan rambut normal
(hitam) dan marmot dengan rambut albino.5
P: ♀ AA X ♂ aa

(hitam) (albino)

Gamet A a

F1 Aa (hitam)

Gamet A a
A AA (hitam) Aa (hitam)
a Aa (hitam) aa (albino
Catatan : alel A sama = menyebabkan terbentuknya melain atau pigmen
pemberi warna.
Alel a =yaitu menghambat terbentuknya melanin.
Dari hasil persilangan monohibrida sebelumnya,perbandingan fenotif
antara marmot rambut hitam dengan albino adalah (1AA:Aa:1aa) atau 3
hitam : 1 hitam6
D. Backcross dan Testcross
Backcross (silang balik) ialah perkawinan antara individu F1
dengan salah satu induknya yang dominant maupun resesif.Tujuannya
untuk mengetaui genotife induknya.Biasanya genotife induk belum
dketahui dan baru dapat diketahui setelah diadakan backroos .Sehingga

5
https://www.nafiun.com/2012/11/persilangan-monohibrid.html?m=1
6
Rochmah,S.N.,Sriwidayati,Mazrikhayatulmiah.2009.Biologi SMA dan MA kelas 12.Pusat
Perbukun Departemen Pendidikan Nasional,Jakarta,p.282.

9
analisa sifat genetis dari suatu karakter yang sedang diamati menjadi lebih
mudah.7
Perhatikan skema persilangan backcross berikut :

Testcroos (uji silang) adalah mengawinkan suatu individu hasil


persilangan dengan salah satu induknya yang homozigot resesif.Uji silang
ini bertujuan untuk mengetahui apakah individu yang di uji tersebut
homozigot atau heterozigot.Apabila hasil uji silang meninjukan
perbandingan fenotife keturunany memisah,maka kesimpulannya indufidu
yang di uji heterozigot bukan homozigot.Tetapi apabila uji silang 100%
berfenotife sama ,maka individu tersebut homozigot.
Perhatikan persilangan testcross di bawah ini

E. Dominan Penuh dan tak Penuh


1. Dominansi Penuh

7
https://id.scribd.com/document/341740727/Backcross-Dan-Testcross

10
Persilangan pada dominansi penuh terjadi apabila sifat gen yang
satu lebih kuat dibandingkan dengan sifat gen lainnya.Jadi disni ada
gen dominan dan gen resesif .Akibatnya sifat gen dominan dapat
menutupi sifat gen resesif .
Contoh dari dominansi penuh dapat dilakukan persilangan antara
bunga mawar merah (MM) dengan bung mawar putih (mm) pada gen
M yang bersifat dominan penuh akan menutupi fenotif dari gen m jika
mawar merah dan putiih disilangkan ,maka akan membentuk mawar
merah bergenotif Mm.kemudian mawar bergenotif heterozigot
disilangkan dengan sesamanya ( sama sama heterozigot).Perbandingan
fenotif dari F2 adalah 3 : 1 (3 sifat merah : 1 siat
putih).Sedangkan ,untuk perbandingan genotifnya adalah MM : Mm :
mm = 1:2:1. 8
2. Dominansi Tidak Penuh atau intermediet
Dominansi tak penuh atau intermediet ini terjadi apabila sifat dari
kedua gen sama-sama kuat. Jadi, tidak ada gen yang bersifat dominan
ataupun resesif. 9
Sifat intermediet merupakan sifat gabungan antara sifat dominan
dan resesif yang menghasilkan sifat campuran contohnya terjadi pada
tanaman antirrhinum majus pada persilangan pada garis merah (galur
murni) ( MM) dengan bunga putih ( mm) akan menghasilkan
keturunan F1 berfenotipe warna merh muda ( Mm). bukan berwarna
merah. Kemudian apabila F1 disilangkan sesamanya maka akan
menghasilkan perbandingna fenotipe adalah 1:2:1 ( 1 sifat merah:
dibangdin 2 sifat merah muda: satu sifat putih. Perbandingan genotype
sendiri = perbandingan fenotipe yaitu MM : Mm: mm= 1:2:1.10

8
https://www.harapanrakyat.com/2022/03/contoh-persilangan-monohibrid/
9

10

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum mendel I adalah perkawinan dua tetua yang mempunyai
satu sifat beda (monohibrid). Setiap individu yang berkembangbiak secara
seksual terbentuk dari peleburan dua gamet yang berasal dari induknya.
Persilangan monohibrid dalam ilmu genetika persilangan
monohibrid ditentukan oleh gen-gen yang memisah secara bebas, di mana
pada pembentukan gamet (Gametogenesis) untuk gen yang merupakan
pasangan akan disegregasikan ke dalam sel anakan.
Backcross (silang balik) ialah perkawinan antara individu F1
dengan salah satu induknya yang dominant maupun resesif.Tujuannya
untuk mengetaui genotife induknya.Biasanya genotife induk belum
dketahui dan baru dapat diketahui setelah diadakan backroos .Sehingga
analisa sifat genetis dari suatu karakter yang sedang diamati menjadi lebih
mudah. Testcroos (uji silang) adalah mengawinkan suatu individu hasil
persilangan dengan salah satu induknya yang homozigot resesif.Uji silang
ini bertujuan untuk mengetahui apakah individu yang di uji tersebut
homozigot atau heterozigot.
Persilangan pada dominansi penuh terjadi apabila sifat gen yang
satu lebih kuat dibandingkan dengan sifat gen lainnya.Jadi disni ada gen
dominan dan gen resesif .Akibatnya sifat gen dominan dapat menutupi
sifat gen resesif. Dominansi tak penuh atau intermediet ini terjadi apabila
sifat dari kedua gen sama-sama kuat. Jadi, tidak ada gen yang bersifat
dominan ataupun resesif
B. Saran
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J. B. Reece & L. G. Mitchell, 2004. Biologi 5th ed. Terj. Dari

Biology. Jakarta: Erlangga.

Hardjosubroto, Wartomo, 1998. Pengantar Genetika Hewan. Yogyakarta:

Fakultas Peternakan UGM.

https://id.scribd.com/document/341740727/Backcross-Dan-Testcross

https://www.harapanrakyat.com/2022/03/contoh-persilangan-monohibrid/

https://www.nafiun.com/2012/11/persilangan-monohibrid.html?m=1

Rochmah,S.N.,Sriwidayati,Mazrikhayatulmiah.2009.Biologi SMA dan MA kelas

12.Pusat Perbukun Departemen Pendidikan Nasional,Jakarta,p.282.

Syamsuri, Istamar, 2007. Biologi. Malang: Erlangga

Suryo. 1986. Genetika, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

Winarni, Susi. 2009. Pewarisan Sifat. Semarang: IAIN Walisongo Semarang.

Yasin, Muhammad, 2005. Uji Kesesuaian Hukum Mendel Dalam Memilih

Benih

Zaifbio.2010. Biologi Online Blog Pendidikan . http:///Pewarisan-Sifat-biologi-

online html. Diakses pada tanggal 10 april 2018 pukul 20.41 WIB.

13

Anda mungkin juga menyukai