Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEWARISAN SIFAT

MATA KULIAH : DASAR-DASAR MAKHLUK HIDUP

Dosen Pembimbing : Ratna Yulinda, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Anggri Andini (1810129220027)


Anita Rahman (1810129320001)
Muhammad Fikri (1810129310009)
Siti Aminah (1810129120007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah tentang Genetika yang berjudul
“Genetika, Hukum Pewarisan sifat, Gen dan Kromosom” ini dapat selesai. Makalah ini
membahas “Genetika, Hukum Pewarisan sifat, Gen dan Kromosom “ kami sangat
berharap makalah ini dapat membantu dalam memahami kemungkinan–kemungkinan
yang bisa terjadi dalam peristiwa atau kejadian yang hasilnya tidak dapat dipastikan.
Kami menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati kami berharap saran dan kritik demi perbaikan-
perbaikan lanjut.

Banjarmasin, 15 November 2018

(Penyusun)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
A. Latar belakang........................................................................................................ 1
B. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Teori Pewarisan Sifat ............................................................................................. 3
B. Hukum Pewarisan Sifat ......................................................................................... 4
C. Kromosom ............................................................................................................. 6
D. Gen ......................................................................................................................... 8
BAB III ....................................................................................................................... 11
PENUTUP ................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pewarisan atau yang lebih dikenal dengan hereditas merupakan suatu pewarisan
dari induk pada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut
dengan genetika. Pewarisan itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen. Membahas
tentang pewarisan sifat merupakan hal yang menarik untuk dibahas. Banyak yang
menjadi pertanyaan, bagaimana terjadi proses pewarisan sifat terhadap keturunan yang
dihasilkan? Bagaimana proses pewarisan bentuk fisik? Bagaimana seorang anak ada
yang mirip dengan orang tuanya dan bahkan mirip dengan kakek dan neneknya?
Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen. Kromosom adalah
struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan
(hereditas). Sedangkan gen adalah unit terkecil yang terletak pada bagian kromosom
yang disebut lokos. Fungsi gen adalah menyampaikan informasi genetik kepada
keturunannya dan mengendalikan perkembangan serta metabolisme sel.
Adapun beberapa teori yang membahas pewarisan sifat-sifat keturunan yaitu:
1. Teori embrio
2. Teori preformasi
3. Teori epigenesis
4. Teori plasma
5. Teori pengenesis
Dasar teori diatas, masih belum jelas menunjukkan adanya hukum yang mengatur
penurunan sifat. Kemudiaan ahli genetika gregor mendel melakukan berbagai
percobaan tentang penyilangan dengan berbagai jenis tanaman untuk dapat menyusun
suatu hukum yang dikenal dengaan hukum mendel.

1
B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami mengenai Hukum Pewarisan Sifat
2. Mengetahui dan memahami mengenai Gen dan Kromosom

2
BAB II
PEMBAHASAN

Pewarisan sifat atau yang lebih dikenal dengan Hereditas merupakan suatu
pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang
pewarisan sifat disebut dengan Genetika. Genetika adalah ilmu keturunan yang
mempelajari bagaimana sifat-sifat pada organisme diturunkan kepada keturunannya.
Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh Kromosom dan Gen.
A. Teori Pewarisan Sifat
Teori-teori tentang pewarisan sifat adalah sebagai berikut:
1. Teori Embryo
Teori ini dikemukakan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan,
bahwa semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat oleh Reiner de
Graaf (1641-1673) peneliti pertama yang mengenal bersatunya sel sperma
dengan sel telur yang akan membentuk emrio. Reiner de Graaf menyatakan
bahwa ovarium pada burung sama dengan ovarium pada kelinci.
2. Teori Preformasi
Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang menyatakan
bahwa telur mengandung semua generasi yang akan datang sebaagai miniature
yang telah terbentuk sebelumnnya.
3. Teori Epegenesis Embriologi
Teori ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang menyatakan bahwa ada
kekuatan vital dalam benih organisme dengan kekuatan ini menyebabkan
pertumbuhan embrio menurut pola perkembangannya sebelumnya.
4. Teori Plasma Nutfah
Teori ini dikemukakan oleh J.B. Lamarck, 1744-1829 yang menyatakan bahwa
sifat yang terjadi karena rangsangan dari luar (lingkungan) terhadap struktur
fungsi organ yang diturunkan pada generasi berikutnya.
5. Teori Pegenesis

3
Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa setiap bagian
tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut gemuia.
6. Teori Telegani
Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa spermatozoa
sebagian besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab sebagai penurunan
sifat. (Muchyar, dkk. 2018).
B. Hukum Pewarisan Sifat
1. Hukum Mendel I
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum yang mengatur pewarisan sifatsecara
genetik dari satu organisme kepada keturunannya. Hukum ini didapat darihasil
penelitian Gregor Johann Mendel, seorang biarawan Austria. Hukum
PertamaMendel (hukum pemisahan atau segregation). Isi dari hukum segregasi:
“ Padawaktu berlangsung pembentukan gamet, setiap pasang gen akan
disegregasi kedalam masing-masing gamet yang terbentuk “(Cahyono, 2010).
Konsep yang salah bahwa gen homozigot tidak terjadi pemisahan. Individu dengan
genotipe BB atau bb disebut homozigot karena memiliki dua gamet yangsama.
Jika dikawinkan dengan sesamanya, individu homozigot tidak
mengalami pemisahan. Individu dengan genotipe Bb disebut individu heterozigot
. Jika dikawinkan sesamanya, individu heterozigot akan mengalami pemisahan.
Misal Bb disilangkan dengan Bb akan menghasilkan keturunan BB, Bb dan bb.
Konsep yang benar adalah“Bila individu genotipe BB atau bb
dikawinkan sesamanya, maka tetap mengalami pemisahan atau mengalami Huku
m Mendel I. Hanya saja hasil pemisahan adalah gamet yang sama yakni B dan B
atau b dan b. Demikian juga individu heterozigot akan mengalami pemisahan
menjadi B dan b. Jadi semua individu dengan genotip homozigot atau heterozigo
t sama-sama akanmengalami pemisahan sesuai hukum Mendel I”.
Konsep yang salah bahwa pemisahan gen berlangsung apabila gen Aa dan Bb
letaknya (lokusnya) berjauhan. Jika kedua macam gen itu lokusnya berdekatan
maka gen akan sulit memisah secara bebas, dengan kata lain gen-gen itu

4
berpautansatu dengan yang lain. Jadi jika gen Aa dan Bb berpautan (AaBb) maka
gametyang dihasilkannya hanya AB dan ab (Nusantari, 2013).
Kedua alel setiap karakter berpisah selama produksi gamet. Jika suatu
organisme mempunyai alel yang sama untuk karakter tertentu, maka organisme
tersebut merupakan galur murni karakter tersebut dan akan muncul salinannya
disemua gamet. Namun, jika ada alel-alel yang berlawanan, seperti hibrid F1,
maka 50% dari gamet mendapat alel dominan, sedangkan 50% lainnya mendapat
alel resesif (Putri, 2013).
Dari hasil eksperimen Mendel pada kacang ercis, ia menarik
kesimpulan bahwa dua alternatif yang berlawanan untuk sifat tertentu seperti ting
gi dan pendek. Konsep ini dikenal dengan dominan dan resesif. Mengenai tinggi
tanaman pada ercis, tinggi adalah dominan terhadap pendek sedangkan mengenai
warna polong,hijau dominan terhadap kuning. Mendel melihat
adanya konsistensi dalam jumlah tipe parental pada F2. Nampaknya selalu ada
rasio pada perbandingan 3 : 1. Sumbangan pikiran Mendel tidak berhenti pada
pengenalan rasio saja. Mendel mengadakan hipotesis bahwa sifat-sifat tersebut
ditentukan oleh sepasang unit, dan hanya sebuah unit diteruskan kepada
keturunannya oleh setiap induk. Hal inidikenal dengan Hukum Mendel I (segregasi
bebas) (Agus, dkk., 2013).
Dari percobaan monohibrid yang telah dilakukan Mendel dapat mengambil
kesimpulan bahwa pada saat pembentukan gamet-gamet (serbuk sari dan sel
telur)maka gen-gen yang menentukan suatu sifat mengadakan
segregasi(memisah/pemisahan), sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah
gen saja.Berhubungan dengan itu prinsip ini dirumuskan
sebagai Hukum I dari Mendel yang dikenal dengan nama“The Law of Segregation
of Allelic Genes” (Hukum Pemisahan Gen yang sealel) (Suryo, 2011).

5
2. Hukum Mendel II
Hukum Kedua Mendel (hukum berpasangan secarabebas atau
independentassortment ). Isi dari hukum pasangan bebas: Segregasi suatu pasangan
gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga
didalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-
gen secarabebas (Cahyono, 2010).
Dalam praktek dua individu dapat mempunyai beda sifat lebih dari
satu,misalnya beda mengenai bentuk dan warna biji kapri. Hasil persilangannya (F1)
dinamakan dihibrid. Mula-mula tanaman kapri yang bijinya berkerut hijau (bbkk)
disilangkan dengan tanaman yang bijinya bulat kuning homozigotik (BBKK).
Semua tanaman F1 (dihibrid) adalah seragam, yaitu berbiji bulat kunging (BbKk).
Persilangan tanaman F1 x F1 menghasilkan keturunan F2 yang memperlihatkan 16
kombinasi terdiri dari 4 macam fenotip, ialah berbiji bulat kuning, bulat
hijau berkerut kuning, berkerut hijau .
Mendel dapat mengmbil kesimpulan bahwa anggota dari sepasang genmemisah
secara bebas (tidak saling mempengaruhi) ketika berlangsung meiosis selama
pembentukan gamet-gamet. Prinsip ini dirumuskan sebagai Hukum Mendel II yang
berbunyi: “The Law of Independent Assortment of Genes”(Hukum pengelompokan
gen secara bebas )(Suryo,2011).
C. Kromosom
Kromosom berasal dari kata Cromo (Warna) dan Soma (Badan) merupakan bagian
terpenting dari sel, yaitu tempat gen berada yang terdiri dari Molekul DNA dan
berbagai protein terkait yang merupakan informasi genetik suatu organisme. Pada
belalang, jangkrik, dan kecoa mempunyai sistem X-0. 0 berarti tidak adanya kromosom
seks. Organism betina mempunyai kromosom XX dan organisme jantan hanya
mempunayai satu kromosom (X0). Organisme jantan akan menghasilkan gamet jantan
dengan konfigurasi kromosom X dengan atau tanpa kromosom seks. Pada burung,
ayam, ikan, dan kupu-kupu mempunyai system Z W. Organisme jantan hanya

6
mempunyai genotip ZZ, sedangkan organisme betina akan mempuyai genotip ZW.
Jenis kelamin ditentukan oleh telur pembawa kromosom Z atau W.
Suatu organisme dapat tidak mempunyai kromosom seks. Contohnya jenis
kelamin pada kebanyakan semut dan lebih ditentukan oleh jumlah kromosom.
Organisme betina berkembang dari telur yang dibuahi sehingga bersifat diploid (2n),
sedangkan organisme jantan berkembang dari telur yang tidak dibuahi (bersifat
haploid/n). Kromosom hanya dapat diamati ketika sel aktif membela, yaitu pada saat
kondensasi DNA dengan menggunakan Mikroskop Elektron.
1. Stuktur Kromosom
Kromosom akan tampak jelas jika sel sedang membelah. Kromosom terdiri dari
Sentromer (kinetokor) dan Lengan. Sentromer merupakan kepala Kromosom. Bagian
ini bergantung pada serabut gelondong pada saat pembelahan. Adapun Lengan
Kromosom merupakan bagian kromosom yang mengandung kromonema dan gen.
Lengan dibungkus oleh selaput matriks.
2. Bentuk Kromosom
Berdasarkan letak sentromernya kromosom dibedakan menjadi 4 bentuk, yaitu
matasentrik, submetasentrik, akrosentrik, dan telosentrik.
a. Metasentrik, yaitu sentromer terletak di tengah bentuknya seperti huruf V.
b. Submetasentrik, letak sentromer mengarah ke salah satu ujung kromosom,
bentuknya seperti huruf J.
c. Akrosentrik, letak sentromer dekat ujung kromosom sehingga membagi kromosom
menjadi 2 lengan, yaitu satu pendek dan lengan yang lainnya sangat panjang.
d. Telosentirk, letak sentromer di ujung kromosom sehingga kromosom hanya
mempunyai satu lengan.
3. Ukuran dan Jumlah Kromosom.
Ukuran kromosom sangat bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya. Panjangnya
antara 0,2 – 0,5 u, sedangkan diameternya antara 0,2 – 2,0 u. Ukuran kromosom yang
terdapat dalam sebuah sel tidak pernah sama.

7
4. Macam-macam Kromosom
Menurut pekerjaannya kromosom dibedakan atas 2 yaitu:
a. Autosom, yaitu : Kromosom yang tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis
kelamin. Diberi simbol A.
b. Gonosom atau Seks Kromosom, yaitu: Kromosom yang berperan dalam mentukan
jenis kelamin organisme (Elfayetti, 2011)
D. Gen
Gen merupakan unit yang menentukan sifat suatu organisme dan dapat diwariskan
dikarenakan di dalam Gen terdapat informasi genetik yang memuat enzim dan protein

8
yang berperan dalam proses metabolisme. Gen dalam kromosom terdapat pada
lokus.Istilah Gen pertama kali diperkenalkan oleh W.Johansen. Gen berfungsi untuk
mengatur perkembangan dan metabolisme individu dan menyampaikan informasi
genetik kepada generasi berikutnya.
Sifat-sifat Gen, yaitu:
 Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
 Mengandung informasi genetika.
 Menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.
Struktur Kimia Gen.
Faktor keturunan adalah Gen yang terdapat dalam Kromosom, sedangkan
Kromosom terdapat dalam inti sel. Bahan dasar sel adalah protein inti atau
nucleoprotein yang dibangun oleh senyawa protein dan nukleat. Asam nukleat sangat
banyak, tapi yang erat kaitannya dalam proses penentuan sifat-sifat adalah DNA
(Deoxyribo Nucleic Acid) dan RNA (Ribo Nucleic Acid).
1. DNA
DNA terletak pada gen-gen di dalam kromosom. Oleh karena kromosom terdapat
di dalam nukleus, maka DNA banyak ditemukan di dalam nukleus sel. Molekul DNA
juga ditemukan mitokondria, plastida, dan sentriol. DNA merupakan pembawa
informasi genetik yang terdiri dari pasangan rangkaian nukleotida yang terpilin (dauble
heliks). Komponen dasar penyusun DNA adalah sebagai berikut :
 Gugusan gula (deoksiribosa/pentose).
 Gugusan fosfat.
 Basa nitrogen terdiri dari purin meliputi adenin (A) dan guanin (G) serta
 pirimidin meliputi sitosin (S) dan timin (T).
Sifat-sifat DNA, yaitu:
 Memiliki sifat yang menarik dan unik. Jumlah adenin yang terdapat di dalam
DNA suatu organisme sama dengan jumlah timin. Jumlah sitosin akan sama
dengan jumlah guanin.
 Jumlah dan susunan atau urutan basa berbeda pada setiap spesies.

9
 Stabil dan tidak mudah terurai. Dengan sifat ini maka DNA mampu
mempertahankan sifat sel yang mantap.
 Mampu melakukan penggandaan diri (Replikasi). Replikasi merupakan
peristiwa sintesis DNA yang terjadi karena adanya sintesis rantai nukleotida
baru dari rantai nukleotida lama. Pada beberapa organisme seluler. Replikasi
DNA terjadi di dalam inti sel dan terjadi sebelum sel membelah.
2. RNA
RNA berbentuk rantai tunggal yang disintesis oleh DNA melalui proses transkripsi.
Komponoen penyusun RNA adalah sebagai berikut:
 Gugusan gula (Ribosa)
 Gugusan fosfat
 Basa nitrogen terdiri dari purin meliputi adenin (A) dan guanin (G); serta
 piramidin meliputi sitosin (S) dan urasil (U).
Macam-macam RNA, yaitu:
 RNA duta atau RNA messenger (mRNA) mengandung kode-kode genetik
berupa urutan basa nitrogen.
 RNA transfer (tRNA) merupakan RNA terpendek yang bertugas
menerjemahkan kodon tRNA. tRNA berfungsi untuk mengikat asam-asam
amino yang akan disusun menjadi protein di dalam ribosom.
 RNA ribosom (rRNA) merupakan RNA yang terdapat di dalam ribosom.
 RNA berbentuk rantai pendek dan tunggal, mempunyai komposisi gula 13
ribose dan basa nitrogen purin: Adenin (A) dan Guanin (G), Pirimidin: Sitosin
(S) dan Urasil (U) (Nugroho, 2004)

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pewarisan Sifat dapat di tentukan oleh Kromosomdan Gen. Kromosom adalah
struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan
(Hereditas). Sedangkan Gen adalah unit terkecil yang terletak pada bagian Kromosom
yang disebut lokus. Fungsi Gen adalah menyampaikan informasi genetik kepada
keturunannya dan mngendalikan perkembangan dan metabolisme sel.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan kiranya pembaca dari makalah ini bisa
membaca dengan baik serta dapat mengaplikasikan dalam dunia akademik maupun
dalam kehidupan seharihari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agus, R., dan Sjafaraenan. 2013. Penuntun Praktikum Genetika. Universitas


Hasanuddin: Makassar.
Elfayetti. 2011. IPA DASAR. FIS UNIMED : Medan.
Cahyono,F., 2010. Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Mendel. Institut Teknologi:
Bandung.
Muchyar, dkk. (2018). Modul Praktikum Dasar-Dasar Makhluk Hidup. Banjarmasin:
Pendidikan IPA FKIP ULM.
Nugroho , L. Hartanto. 2004. BIOLOGI DASAR. Penebar Swadaya : Jakarta.
Nusantari, E., 2013. Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Buku Ajardi
Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Sains. 1 (1): 59-60.
Putri E. D., 2013. Aplikasi Kombinator dalam Analisis Genetika Mendelian.
JurnalPendidikan Sains. 1(1): 23-26.
Suryo, 2011. Genetika Manusia. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai