Anda di halaman 1dari 19

PEWARISAN SIFAT DAN MUTASI

Disusun untuk memenuhi tugas Biologi


Muallim : Suhaimi S.Pd

Kelompok 1:

Abdul Khairi (Presentator)

Afriza Fadilah (Penulis)

Ahmad Andriannor (Presentator)

Ahmad Rifa’I (Penulis)

Ahmad Supiyan Sauri (Moderator)

MADRASAH ALIYAH NORMAL ISLAM PUTRA RAKHA


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa
yang sangat indah.

Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah


menyelesaikan makalah yang kami beri judul Administrasi Ketenagaan dan
Administrasi Sarana Dan Prasarana sebagai tugas mata kuliah Administrasi dan
Manajemen Pendidikan. Dalam makalah ini saya mencoba untuk menjelaskan
tentang apa itu Administrasi Ketenagaan dan Administrasi Sarana Dan Prasarana.

Penulis memahami makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan
saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami dilain waktu.

Amuntai, 27 Januari 2023


Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………….……...ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….…........1

A. Latar Belakang…………………………………………………………….….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….………2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………...…2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….….3

2.1.Pengertian Pewarisan Sifat…………………………………………………...3

2.6.Penghubungan Satu Pasang Basa Menyebabkan Mutasi Butir………...…….7

BAB III PENUTUP……………………………………………….……………14


A.Kesimpulan………………………………………………….…...……...……14
B.Saran………………………………………………………………..…………14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….……….16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gregor Johann Mendel (1822-1884) adalah ahli botani dan biarawan
berkebangsaan Austria yang menyusun konsep-konsep dasar genetika. Penyelidikan sifat
pewarisan dalam genetika dilakukan oleh Mendel dengan memanfaatkan kacang ercis.
Pada tahun 1857, Gregor Johann Mendel mengadakan penelitian tentang pola pewarisan
sifat pada tanaman ercis (Pisum sativum) dan menemukan bahwa semua ciri makhluk
hidup diturunkan berpasangan (gen alel) dan biasanya hanya satu ciri dari pasangan
tersebut yang menjadi sifat yang tampak (gen dominan).

Pewarisan atau yang lebih dikenal dengan Hereditas merupakan suatu pewarisan
dari induk pada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut
dengan Genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen.
Kromosom adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat
keturunan (Hereditas). Sedangkan gen adalah unit terkecil yang terletak pada bagian
kromosom yang disebut Loku. Fungsi gen adalah menyampaikan informasi genetik kepada
keturunannya dan mengendalikan perkembangan dan metabolisme sel.
Pewarisan sifat dapat terjadi melalui perkawinan antara dua individu sejenis.
Perkawinan antara dua individu sejenis yang mempunyai sifat beda disebut persilangan.
Sifat beda ditentukan oleh gen di dalam kromosom yang di turunkan dari generasi ke
generasi berikutnya. Persilangan ada 2 macam yaitu persilangan monohibrid dan
persilangan dihibrid. Persilangan dengan satu sifat beda disebut persilangan monohibrid
sedangkan persilangan dengan dua sifat beda disebut persilangan dihibrid. Persilangan ini
sangat berkaitan dengan hukum Mendel.
Secara umum perubahan sifat keturunan disebut dengan mutasi. Mutasi adalah
perubahan materi genetik (gen atau kromosom) suatu sel yang diwariskan kepada
keturunannya. Mutasi dapat disebabkan oleh kesalahan replikasi materi genetika selama
pembelahan sel oleh radiasi, bahan kimia (mutagen), atau virus, atau dapat terjadi selama
proses meiosis. Tetapi ada juga mutasi yang tidak jelas mutagennya, yang diperkirakan
hanya karena suatu kealpaan atau kekeliruan suatu proses metabolisme dalam sel. Hal ini
terjadi karena adanya ilmu kemungkinan (probability), bukan karena pengaruh luar tetapi
karena kebetulan belaka. Tujuan mutasi adalah menghadapi perubahan alam yang
sewaktu-waktu akan timbul. Kalau perubahan sudah muncul, ada dua kemungkinan yang
dapat timbul yaitu sifat yang bermutasi lebih mudah beradaptasi dibandingkan dengan
sifat yang asli, sehingga karakter asli kemungkinan hilang dari peredaran dan sifat yang
bermutasi tidak cocok terhadap lingkungan yang baru, sehingga individu atau populasi
suatu spesies yang memilikinya akan susut atau punah. Berdasarkan hal ini dapat
dikatakan bahwa cocok atau tidaknya bagi individu yang bermutasi tergantung pada
daerah dimana individu atau populasi tersebut tinggal (Warmadewi, 2017).
Pengetahuan mengenai mutasi DNA tidak hanya untuk kebutuhan ilmu semata
namun dapat dijadikan sebagai rujukan penelitian dan penemuan mutakhir kedepannya.
Melalui pengetahuan mutasi DNA tentu diharapkan dapat menyelesaikan masalah
kehidupan yang sebelumnya belum terselesaikan. Oleh karena itu, disusunlah makalah ini
untuk menjelaskan apa dan bagaimana proses mutasi serta contoh-contohnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari pewarisan sifat ?
2. Apa itu teori Mendel ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi fenotipe pada pewarisan sifat ?
4. Apakah pengertian dari persilangan ?
5. Apa saja jenis-jenis persilangan ?
6. Bagaimana penghubungan satu pasang basa menyebabkan mutasi butir?
7. Bagaimana penyisipan atau penghapusan nukleotida menyebabkan mutasi
pergeseran kerangka?
8. Mengapa mutasi adalah peristiwa acak yang jarang terjadi pada individu?
9. Apa saja senyawa mutagen yang juga bersifat karsinogenik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pewarisan sifat.
2. Untuk mengetahui tentang teori Mendel.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi fenotipe pada pewarisan sifat.
4. Untuk mengetahui pengertian dari persilangan.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis persilangan.
6. Mengetahui penghubungan satu pasang basa menyebabkan mutasi butir.
7. Mengetahui penyisipan atau penghapusan nukleotida menyebabkan mutasi
pergeseran kerangka.
8. Mengetahui alasan mutasi merupakan peristiwa acak yang jarang terjadi pada
individu.
9. Mengetahui apa saja senyawa mutagen yang juga bersifat karsinogenik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pewarisan Sifat


Hereditas atau pewarisan adalah pewarisan ciri fenotipe dari induk kepada
keturunannya, baik melalui reproduksi seksual ataupun reproduksi aseksual sehingga
keturunan berupa sel maupun organisme tersebut memperoleh informasi genetik dari
induknya. Dampak dari penurunan sifat yaitu mulai dari warna kulit, tinggi badan,
warna rambut, bentuk hidung, sampai “penyakit warisan”. Pewarisan sifat itu dapat
ditentukan oleh Kromosom dan Gen.

Sebelum maupun sesudah Mendel, sudah banyak teori hukum yang


dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut :

1. Teori Darah; menyatakan bahwa pewarisan sifat dibawa oleh darah. Teori ini
gugur setelah ditemukannya transfusi darah, sebab orang yang menerima
tambahan darah ternyata sifatnya tidak berubah seperti sifat donornya.
2. Teori Preformasi; menyatakan adanya makhluk hidup kecil di dalam gamet
sebagai calon individu baru.
3. Teori Epigenesis (teori ini mengkritik teori Preformasi); menyatakan bahwa sel
telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa akan mengadakan pertumbuhan
sedikit demi sedikit.
4. Teori Pangenesis; menyatakan bahwa setelah ovum dibuahi oleh spermatozoa
maka dalam ovum terdapat tunas-tunas yang tumbuh menjadi makhluk hidup
baru.
5. Teori Heckel; menyatakan bahwa yang bertanggung jawab atas pewarisan sifat
adalah substansi inti dari spermatozoa.

Namun dengan kemajuan teknologi terbukti bahwa pendapat Mendel adalah


yang paling benar, yaitu sifat menurun dibawa oleh faktor penentu (yang sekarang disebut
dengan istilah gen) dan ditentukan oleh separuh dari induk jantan (spermatozoa) dan
separuh dari induk betina (ovum).

2.2 Teori Mendel


Untuk membuktikan kebenaran teorinya, Gregor Johann Mendel melakukan
eksperimen dengan membastarkan tanaman-tanaman yang memiliki sifat beda. Tanaman
yang dipilih adalah tanaman kacang ercis (Pisum sativum), alasan Mendel memilih kacang
ercis (Pisum sativum) karena:

a. mudah melakukan penyerbukan silang


b. mudah didapat
c. mudah ditanam
d. mudah hidup atau mudah dipelihara
e. cepat berbuah dan berumur pendek
f. dapat menyerbuk sendiri (self pollination)
g. cepat menghasilkan keturunan
h. mempunyai fenotipe yang mencolok dan kontras

Mendel mencatat 7 sifat yang dianggap kontras pada tanaman Pisum sativum,
yaitu:

Bagian Tanaman Sifat Beda


batang panjang > < pendek
bunga letak di ketiak daun > < ujung daun
biji tua bulat > < kisut
kulit buah muda berwarna hijau > < kuning
kulit buah masak bentuk luar licin > < berlekuk-lekuk
kulit biji coklat > < putih
endosperm warna kuning > < hijau

Berdasarkan teori Mendel, jika jenis manga bergalur murni yang sifat buahnya
besar tetapi rasanya masam dibastarkan dengan jenis manga lain bergalur murni yang
sifat buahnya kecil namun rasanya manis, kita akan dapat memperoleh jenis mangga
hibrida (hasil pembastaran) dengan sifat buah yang besar dan rasanya manis. Syaratnya,
sifat besar dominan terhadap sifat kecil, dan sifat manis dominan terhadap sifat masam.

Untuk mengetahui bahwa suatu tanaman bergalur murni atau tidak, dapat
dilakukan dengan penyerbukan sendiri. Bila bergalur murni akan selalu menurunkan
keturunan yang sifatnya sama dengan sifat induknya, meski dilakukan penyerbukan
berulang kali dalam beberapa generasi.

Pada persilangan induk jantan dengan induk betina disebut parental dan
disimbolkan dengan hurup P (kapital). Hasil persilangan parental atau keturunannya
disebut anak (filias) dan disimbolkan dengan huruf F (kapital). Persilangan induk jantan
dengan induk betina disebut P1 dan filialnya disebut F1. Persilangan induk jantan F1
dengan induk betina F1 secara acak disebut P2 dan filialnya disebut F2 dan seterusnya.

Galur murni selalu bergenotif homozigot dan disimbolkan dengan dengan dua
huruf yang sama, huruf kapital semua atau huruf kecil semua, misalnya AA untuk sifat
dominant atau aa untuk sifat resesif.

Genotipe adalah sifat yang tidak tampak yang ditentukan oleh pasangan gen atau
susunan gen dalam individu yang menentukan sifat yang tampak. Sifat yang tampak dari
luar atau sifat keturunan yang dapat kita amati sebagai ekspresi dari susunan gen (genotif)
disebut dengan fenotipe.
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Fenotipe Pada Pewarisan Sifat
1. Karakteristik Kromosom
Kromosom merupakan komponen utama dalam proses pewarisan sifat.
Kromosom akan menentukan informasi genetik apa yang diturunkan pada
keturunannya. Kromosom (tubuh) akan mewariskan sifat-sifat fenotipe dari
indukan. Sementara kromosom kelamin akan menentukan jenis kelamin.

2. Karakteristik Gen
Karakteristik gen akan menentukan hasil persilangan dan pewarisan sifat
keturunan.

3. Nutrisi
Jika unsur-unsur tubuh terpenuhi dengan baik terutama protein, proses
pewarisan sifat akan berjalan baik.

4. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan yang baik akan berpengaruh baik pula pada proses
persilangan.

2.4 Pengertian Persilangan


Persilangan adalah perkawinan antar individu ataupun populasi yang berbeda secara
genetik untuk menghasilkan gabungan sifat atau rekombinasi gen dari kedua individu
pada keturunan- keturunan. Persilangan dapat terjadi di antara individu yang berbeda
spesies (persilangan interspesifik atau persilangan bastar) maupun antar individu dalam
satu spesies (persilangan intraspesifik atau persilangan antargalur).

2.5 Jenis-Jenis Persilangan


1. Persilangan Monohibrid
Persilangan monohibrid atau monohibrid hibridisasi ialah suatu persilangan
dengan satu sifat beda. Pada persilangan ini berlaku Hukum I Mendel, sebab saat
pembentukan gamet pada generasi kedua, gen alam alel mengalami pemisahan
secara bebas dalam dua sel gamet. Pemisahan kedua gen tersebut tidak
dipengaruhi satu sama lainnya (independent).

Monohibridisasi pada percobaan Mendel dilakukan dengan menyilangkan


kapri berbatang tinggi dan kapri berbatang pendek. Dari data yang diperoleh
dalam percobaan- percobaannya, Mendel menyusun hipotesis yang
menerangkan hukum-hukum hereditas sebagai berikut.
1) Tiap sifat organisme dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu
dari induk jantan, lainnya dari induk betina.
2) Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya,
misalnya cokelat atau putih, bulat atau kisut, manis atau asam. Kedua bentuk
alternatif ini disebut alel.
3) Satu dari pasangan alel itu dominan atau menutup alel yang resesif jika
keduanya bersama-sama.
4) Pada pembentukan sel kelamin (gamet) yaitu proses meiosis, pasangan
faktor-faktor keturunan memisah. Setiap gamet menerima salah satu faktor
dari pasangan itu. Kemudian, pada proses fertilisasi, faktor-faktor itu akan
berpasangan secara acak.
5) Individu murni jalur (galur murni) mempunyai dua alel yang sama, dominan
semua atau resesif semua. Alel dominan disimbolkan dengan huruf besar,
sedangan alel resesif disimbolkan dengan huruf kecil. Contohnya BB untuk
pasangan alel bulat dominan dan bb untuk pasangan alel kisut resesif.
6) Semua individu F1 adalah seragam.
7) Jika dominasi tampak sepenuhnya, maka individu F1 memiliki fenotipe seperti
induknya yang dominan.
2. Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid atau dihibridisasi ialah suatu persilangan (pembastaran)
dengan dua sifat beda. Pada persilangan ini berlaku Hukum II Mendel. Terjadi
pemisahan (segregasi) dan penggabungan (asortasi) secara bebas pada saat
pembentukan generasi kedua.
Dalam percobaannya tentang prinsip berpasangan secara bebas (Hukum
Mendel II), Mendel melakukan eksperimen dengan membastarkan tanaman
Pisum sativum bergalur murni dengan memperhatikan dua sifat beda, yaitu biji
bulat berwarna kuning dengan galur murni berbiji kisut berwarna hijau. Gen B
(bulat) dominan terhadap b (kisut), dan K (kuning) dominan terhadap k (hijau).
Jika prinsip-prinsip Mendel kita jadikan empat prinsip, maka dapat kita simpulkan
seperti ini:
1) Prinsip hereditas: menyatakan bahwa pewarisan sifat-sifat organisme
dikendalikan oleh faktor-faktor menurun (gen). Setiap individu berkembang
dari zigot yang merupakan penyatuan gamet jantan (spermatozoa) dan gamet
betina (ovum). Melalui gamet-gamet inilah informasi genetik dari kedua orang
tua atau induk diturunkan kepada individu yang dibentuknya. Informasi
genetik merupakan struktur nyata, yaitu gen yang terkandung dalam
kromosom.
2) Prinsip segregasi bebas: pada pembentukan gamet, pasangan gen memisah
secara bebas sehingga tiap gamet mendapatkan salah satu gen dari pasangan
(alel) tersebut.
3) Prinsip berpasangan secara bebas: pada pembuahan (fertilisasi), gen-gen dari
gamet jantan maupun gen-gen dari gamet betina akan berpasangan secara
bebas.
4) Prinsip dominansi penuh atau tidak penuh (intermediet): pada dominansi
penuh, fenotipe gen dominan akan menutupi pengaruh gen resesif. Sedangkan
pada prinsip dominansi tidak penuh, fenotipe gen pada individu heterozigot
berada di antara pengaruh kedua alel gen yang menyusunnya.
3. Persilangan Resiprok
Persilangan resiprok ialah persilangan dengan gamet jantan dan gamet betina
dipertukarkan sehingga menghasilkan keturunan yang sama.
4. Persilangan Backcross dan Testcross
Backcross ialah persilangan antara individu F1 dengan salah satu induknya
(induk dominan atau induk resesif). Tujuan backross adalah mencari genotipe
tetua.
Testcross ialah persilangan F1 dengan salah satu induk yang resesif. Testcross
bertujuan mengetahui apakah suatu individu bergenotipe homozigot (galur
murni) atau heterozigot.

2.6 Penghubungan satu pasang basa menyebabkan mutasi butir


Walaupun penyuntingan dan mekanisme perbaikan DNA sangat efektif,

beberapa kesalahan di dalam replikasi yang tidak dapat dihindarkan tetap tidak

dapat diperbaiki, mengakibatkan perubahan yang bersifat menurun pada genom

organisme bersangkutan. Perubahan permanen tersebut dinamakan Mutasi mutasi.

yang disebabkan oleh penggantian satu basa dengan basa yang salah dinamakan

mutan subtitusi. Mutasi tersebut akan mengakibatkan perubahan satu kodon gen

yang bersangkutan.

Tabel 1. Pengaruh beberapa mutasi satu-basa hipotesis terhadap aktivitas biologik


produk protein yang dihasilkan.

Mutasi Jenis liar (belum Triplet termutasi


termutasi) (triplet DNA)
Subtitusi satu basa tidak (3’)-GGT-(5’) -GGA-
menyebabkan perubahan
pada urutan asam amino. (5’)-CCA-(3’) -CCU-
Mutasi ini: mutasi diam.
-Pro- -Pro

Mutasi satu basa (3’)-TAA-(5’) -GGA-


menyebakan perubahan
asam amino yang mungkin (5’) (3’) -AUU- -CCU-
tidak mengubah aktivitas
biologik protein, karena -Ile- -Leu-
penggantian asam amino
tidak terjadi pada posisi
kritis dan juga menyerupai
asam amino normalnya:
mutasi ini juga disebut
mutasi diam
Mutasi satu basa yang (3’)- AGA-(5’) -AAA-
mematikan. Di sini residu
serin bersifat esensial bagi (5’)-UCU-(3’) -UUU-
aktivitas enzim digantikan
oleh fenilalanin, sehingga -Ser- -Phe
produk enzimatisnya
menjadi tidak aktif.
Mutasi kebobolan. Di sini (3’)-CGT-(5’) -CCT-
penggantian asam amino
kebobolan. Di sini (5’)-GCA-(3’) -GGA-
penggantian asam amino
menyakibatkan protein -Ala- -Gly-
yang sebagian aktivitasnya
masih dapat
dipertahankan.
Mutasi yang secara (3’)-TTC-(5’) -TCC-
hipotesis bersifat
menguntungkan. (5’)-AAG-(3’) -AGG-
Penggantian asam amino
menghasilkan protein -Lys- -Arg-
dengan aktivitas biologic
yang dapat diperbaiki dan
menguntungkan
organisme yang termutasi.
Dalam hal ini kita tidak
mungkin meramalkan
penggantian asam amino
mana yang
menguntungkan.

Seringkali penggantian satu asam amino oleh yang lain tidak menyebabkan

perubahan dalam sifat-sifat biologik protein sebagai produk proses translasi;

mutasi seperti ini dinamakan . Pada kasus lain, residu asam mutasi diam amino

yang digantikan dapat bersifat kritis dan menyebabkan protein sama sekali tidak

dapat melakukan fungsi biologik normalnya. Mutasi tersebut seringkali mematikan

sel. Contohnya, residu serin spesifik merupakan bagian vital tempat aktif pada
bagian enzim serin. Mutasi butir pada kodon residu serin ini, menyebabkan

kehilangan aktivitas total enzim serin yang disandi oleh gen yang telah mengalami

mutasi.

Perubahan satu asam amino juga mungkin akan membiarkan produk

proteinnya tetap mampu berfungsi, tetapi sifatnya berbeda sehingga tidak seefisien

produk protein yang normalnya. Sebagai contoh, apabila protein mutan merupakan

enzim, mungkin terjadi peningkatan K , penurunan V atau kedu m maks anya. Mutan

yang membentuk protein yang sudah berubah tetapi masih sebagian berfungsi

dinamakan (Tabel 1) kadang-kadang mutasi bahkan mutan kebobolan

menyebabkan produk polipeptida gen yang bersangkutan lebih mampu

melaksanakan fungsinya pada lingkungan khusus yang dijumpai organisme

tersebut. Mutasi ini dapat menyebabkan keturunan lebih mampu bertahan pada

keadaan buruk. Bahkan, serangkaian mutasi yang diinginkan dapat menimbulkan

evolusi spesies baru.

Subtitusi satu basa terhadap basa lainnya hanya merupakan sebagain kecil

mutasi permanen yang terjadi pada bakteri. Yang lebih sering terjadi dan lebih

membahayakan adalah mutasi insersi (mutasi penyisipan) mutasi delesi dan

(mutasi penghapusan).

2.7 Penyisipan atau Penghapusan Nukleotida Menyebabkan Mutasi


Pergeseran Kerangka
Apabila suatu mutasi disebabkan oleh penyisipan atau penghapusan satu

pasang basa pada suatu gen, peristiwa ini dapat mengakibatkan jenis kerusakan

genetik yang lebih ekstensif. Konsekuensi mutasi serupa ini adalah perusakan sifat

kolinearitas normal di antara kodon-kodon pada urutan DNA dan urutan asam

amino polipeptida yang disandinya. Perusakan ini akan dimulai pada tempat

masuknya (tersisipnya) atau hilangnya basa yang bersangkutan, karena akan terjadi

pergeseran dalam kerangka pembacaan DNA. Akibatnya, produk polipeptida akan

memiliki urutan asam amino secara benar sampai pada titik mutasi tetapi akan
memiliki urutan asam amino yang kacau, yang sama sekali berbeda dari urutan

asam amino setelah titik tersebut. Mutasi pergeseran kerangka seringkali

menimbulkan kodon terminasi internal yang mengakibatkan rantai polipeptida

yang lebih pendek dan belum sempurna dibuat terpaksa dilepaskan. Sebagian besar

mutasi pergeseran kerangka satu basa mengakibatkan produk gen yang tidak aktif

secara biologik.

Kadang-kadang mutasi pergeseran kerangka dapat diatasi oleh mutasi

kedua. Jika mutasi pergeseran kerangka gen tertentu disebabkan oleh hilangnya

satu pasangan basa, mutasi kedua pada gen yang sama, yang melibatkan

penambahan satu pasangan basa setelah pasangan pertama, dapat mengembalikan

kerangka bacaan normal setelah titik tempat terjadinya mutasi yang kedua. Mutasi

kedua karenanya dinamakan mutasi penekanan. Kadang-kadang, 'walaupun hal ini

amat jarang terjadi, serangkaian tiga basa berurutan menjadi terhilang

(terbebaskan) atau diperoleh. Dalam hal ini, produk polipeptida yang dibentuk

akan kehilangan satu (atau mendapatkan satu) asam amino pada titik tertentu,

tetapi asam amino yang lain tetap berada pada urutan yang benar. Mutasi seperti

ini biasanya tidak berbahaya. Mutasi pergeseran kerangka mutasi penekanan, dan

mutasi tiga basa, mula-mula penting dalam menerangkan bahwa sandi genetik

tediri dari triplet nukleotida.

Mutasi pergeseran kerangka dapat dirangsang oleh molekul basa, berbentuk

pipih dan berukuran relatif besar, yang menyerupai basa atau pasangan basa

normal. Molekul ini cenderung melakukan penyisipan (interkalasi) di antara dua

pasangan basa yang terletak berurutan, dan sebagai akibatnya menambahkan

kelebihan basa pada DNA. Bilamana untai yang telah berubah ini melakukan

replikasi. kelebihan basa ini dapat masuk ke dalam untai anak melalui pasangan

basa yang salah dengan molekul penyisip ini.


2.8 Mutasi Adalah Peristiwa Acak yang Jarang Terjadi pada Individu
Mutasi pada kehidupan yang sebenarnya sangat jarang teriadi pada

individu. Peluang terjadinya mutasi pada kehidupan sel E. coli hanya kira-kira 1

berbanding 10 . Bagi sel manusia, kemungkinan ini lebih besar, mungkin 1 di 9

antara 10 . ini dihitung dari kejadian alamiah penyakit hemofili yaitu sangguan 5

genetik di dalam mekanisme pembekuan darah yang menimbulkan perdarahan

berkepanjangan sebelum pembekuan darah teriadi. Hemofili merupakan satu di

antara penyakit genetik pertama pada manusia yang ditemukan. Kasus yang

dipelajari adalah penyakit menurun keluarga kerajaan Inggris, yang menimpa Ratu

Victoria. Hemofili telah dilacak melalui tiga generasi turunannya pada keluarga

kerajaan Inggris, Prusia, Spanyol, Yunani, dan Rusia. Walaupun beberapa mutasi

pada DNA manusia bersifat diam, tidak berbahaya atau diinginkan, dan tidak

menimbulkan masalah, banyak akibat gangguan genetik yang mungkin

menghambat akivitas atau fungsi normal manusia. Mutasi sampai 2500 jenis gen

manusia telah diamati sampai saat ini, banyak diantaranya yang menghambat

fungsi tubuh atau pada akhirnya mematikan. Mungkin semua gen manusia lainnya

yang mengalami mutasi belum terdeteksi. Itulah sebabnya kita dapat

mengharapkan penemuan sekian banyak penyakit genetik manusia sejalan dengan

peningkatan metode yang mampu mendeteksi akibat mutasi tersebut. Penyakit

genetik menjadi salah satu tantangan terbesar bagi ilmu biokimiawi dan kedokteran

bagi pengenalan dan pengobatannya.

2.9 Senyawa Mutagen yang juga Bersifat Karsinogenik


Bukti statistik secara meyakinkan menunjukkan bahwa manusia terusmenerus
bersinggungan dengan beberapa senyawa kimia, terutama di lingkungan

kerja, akan mengalami peningkatan terjadinya sejenis kanker. Contohnya, pekerja

pada industri kimia yang menggunakan atau memproduksi naftilamin berpeluang

lebih besar untuk mengalami kanker kandung kemih dibandingkan dengan manusia

lain pada umumnya. Memang, telah diprediksi bahwa sampai 90% kanker manusia

dapat disebabkan oleh adanya senyawa fisika atau kimia berbahaya yang mampu
mengubah sel normal menjadi sel ganas. Karena alasan ini, perhatian masyarakat

cukup besar terhadap kemungkinan pengaruh karsinogenik senyawa-senyawa

kimia industri seperti bahan pangan tambahan, gas buangan mobil, pewarna,

penyedap rasa, obat-obatan, kosmetik dan senyawa kimia lainnya yang

melingkungi kita secara terus-menerus. Banyak usaha yang sedang dikembangkan

untuk menguji kemungkinan pengaruh karsinogenik senyawa-senyawa tersebut.

Akan tetapi problem ini tidak mudah karena diduga sedikitnya ada 50.000 jenis

senyawa kimia yang saat ini digunakan di industri untuk membuat berbagai produk

yang banyak kita manfaatkan. Setiap tahun, lebih dari 1000 senyawa kimia yang

ditemukan dan dipergunakan oleh kita. Selanjutnya, uji hewan yang dilakukan

secara intensif terhadap senyawa kimia tertentu untuk mengetahui toksisitas dan

karsinogenitasnya mungkin memerlukan 2 atau 3 tahun dan dapat memerlukan

sampai $100.000. Jadi, nampaknya tidak mungkin melakukan uji hewan bagi

pengaruh karsinogenik potensial semua senyawa kimia yang terdapat di

lingkungan manusia.

Bruce Ames dan koleganya di Universitas California telah

mengembangkan uji bakteri sederhana, bagi sifat-sifat karsinogen suatu senyawa

kimia. Uji ini sangat murah dan dapat dilakukan dengan cepat (kurang dari 1 hari).

Uji ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa senyawa karsinogenik juga

merupakan mutagen. Uji ini menggunakan mutan bakteri yang umum dijumpai

yaitu Salmonella typhimurium yang memerlukan histidin untuk tumbuh, karena

tidak dapat membuat histidin sendiri. Bakteri ini mengalami gangguan genetik

pada enzim-enzim lintas biosintesis histidinnya. Kadang-kadang, mutan yang

memerlukan histidin ini mengalami mutasi spontan ke arah asalnya, sehingga

bakteri memperoleh kembali kapasitas normal untuk membuat histidin dari

prekursor normalnya. Mutasi kembali ini mudah dideteksi karena bakteri tersebut

akan tumbuh pada mesium yang mengandung amonia sebagai sumber nitrogen,

tetapi yang tidak mengandung histidin. Karena kecepatan mutasi kembali ini

meningkat dengan pesat oleh mutagen, kita dapat membandingkan mutagenisitas


relatif berbagai senyawa, yaitu senyawa-senyawa yang dicurigai sebagai

karsinogen. Medium tanpa histidin yang digunakan dalam uji ini diperkaya oleh

ekstrak hati tikus, yang menyediakan enzim retikulum endoplasmik yang mampu

melakukan hidroksilasi atau mengubah banyak senyawa organik asing menjadi

bentuk akhir dengan sifat-sifat karsinogenik.

Lebih dari 3000 senyawa kimia yang telah dipastikan sebagai senyawa

karsinogenik melalui uji hewan percobaan (Metode Ames) ternyata bersifat

mutagenik pada tingkat lebih dari 90% pada uji bakteri ini. Tingginya korelasi

diantara karsinogenisitas dan mutagenisitas menunjukkan bahwa uji bakteri

merupakan alat prediksi karsinogenisitas yang dapat dipercaya. Hampir 3000

senyawa kimia alat prediksi telah diuji oleh percobaan Ames ini, termasuk contoh

senyawa kimia industri, bahan pengawet makanan, pestisida, senyawa penyedap

rasa, polimer dan monomersintetik dan bahan-bahan kosmetik. Banyak produkproduk


tersebut yang telah ditemukan bersifat mutagenik. Contohnya, ditemukan

bahwa 90% bahan pewarna rambut yang pernah diperdagangkan di Amerika

Serikat, yang digunakan oleh sepuluh juta orang ternyata bersifat mutagenic.

Industri kosmetik telah mengganti formula preparat pewarna tersebut, sehingga

tidak lagi bersifat mutagenik. Beberapa jenis variasi dan adaptasi uji Ames

sekarang banyak dipergunakan untuk melakukan pengujian produk-produk kimia

yang mungkin bersifat karsinogenik.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pewarisan sifat atau hereditas adalah pewarisan ciri fenotipe dari induk kepada
keturunannya. Teori pewarisan sifat sudah banyak dikemukakan oleh para ahli. Namun,
dengan kemajuan teknologi terbukti bahwa pendapat Mendel adalah yang paling benar,
yaitu sifat menurun dibawa oleh faktor penentu (yang sekarang disebut dengan istilah
gen) dan ditentukan oleh separuh dari induk jantan (spermatozoa) dan separuh dari induk
betina (ovum).

Pewarisan sifat ditentukan oleh kromosom dan gen. Hasil dari kromosom dan gen
dapat dilihat dari fenotipe. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fenotipe pada
pewarisan sifat, yaitu: karakteristik kromosom, karakteristik gen, nutrisi, kondisi
lingkungan.

Persilangan adalah perkawinan antar individu ataupun populasi yang berbeda


secara genetik untuk menghasilkan gabungan sifat atau rekombinasi gen dari kedua
individu pada keturunan- keturunan. Persilangan ada 4 jenis, yaitu: persilangan
monohibrid yang ialah persilangan dengan satu sifat beda, persilangan dihibrid yang ialah
persilangan dengan dua sifat beda, persilangan resiprok yang ialah persilangan dengan
gamet jantan dan gamet betina dipertukarkan sehingga menghasilkan keturunan yang
sama, persilangan backcross dan testcross yang ialah persilangan individu f1 dengan salah
satu induknya yang dominan atau resesif.

Mutasi merupakan perubahan yang bersifat menurun pada genom organisme


bersangkutan yang bersifat permanen akibat dari beberapa kesalahan didalam replikasi
yang tidak dapat dihindarkan. Mutasi dapat menyebabkan keturunan lebih mampu
bertahan pada keadaan buruk. Bahkan, serangkaian mutasi yang diinginkan dapat
menimbulkan evolusi spesies baru. Apabila suatu mutasi disebabkan oleh penyisipan atau
penghapusan satu pasang basa pada suatu gen, peristiwa ini dapat mengakibatkan jenis
kerusakan genetik yang lebih ekstensif. Mutasi pada kehidupan yang sebenarnya sangat
jarang teriadi pada individu. Peluang terjadinya mutasi pada kehidupan se hanya kira-kira
1 ber l E.coli banding 109 . Bagi sel manusia, kemungkinan ini lebih besar, mungkin 1 di
antara 10 . 5 Senyawa karsinogenik juga merupakan mutagen.

3.2 Saran
Dengan mempelajari pewarisan sifat kita dapat dengan mudah
mengembangbiakkan hewan atau tumbuhan agar dapat memiliki sifat-sifat unggul. Sifat
unggul hewan atau tumbuhan bisa diperoleh dengan melakukan persilangan antara
hewan atau tumbuhan yang ingin kita dapatkan sifat unggulnya. Kita juga dapat
melakukan rekayasa genetika. Rekayasa genetika adalah suatu teknik untuk mengubah
gen makhluk hidup agar makhluk hidup tersebut memiliki sifat unggul. Rekayasa genetika
juga berguna untuk menghilangkan sifat jelek pada induk sehingga tidak diturunkan
kepada keturunannya.

Untuk lebih memahami mengenai mutasi DNA disarankan untuk banyak membaca buku
besar biokimia dan jurnal-jurnal terbarukan.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., B. Williamson, & R.J. Heyden. 2004. Biology: Exploring Life. Needham.
Pearson-Prentice Hall.

Purves, W.K., D. Sadava, G.H. Orians, & H.C. Heller. 2004. Life: The Science of Biology. 7th
ed. Sunderland. Sinauer Associates, Inc. & W.H. Freeman and Company.

Gembong Tjitrosoepomo, DKK.1979. Biologi SMA Jilid III, Cetakan ke-3. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Sastrodinoto, DKK.,M 1981. Biologi Umum, Yayasan Studi Kurikulum Biologi. Jakarta :
Penerbit PT Gramedia.

Deptan. 2004. Pemuliaan dan bioteknologi tanaman, Jakarta: Departemen Pertanian


Pusat.

Michael R.Cumming. 1991. Human heredity (2eds).USA: West Publishing Company.

Suryo. 1986. Genetika, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Lasinrang Aditia. 2012. Biologi Dasar (Pewarisan Sifat). Makalah

Lehninger, 1992, , diterjemahkan oleh Thenawijaya, Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3 M.,


Erlangga, Jakarta.

Warmadewi, D.A., 2017, , Universitas Udayana, Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai