Kelompok 1:
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa
yang sangat indah.
Penulis memahami makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan
saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami dilain waktu.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….……...ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….…........1
A. Latar Belakang…………………………………………………………….….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….………2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………...…2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….….3
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….……….16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pewarisan atau yang lebih dikenal dengan Hereditas merupakan suatu pewarisan
dari induk pada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut
dengan Genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen.
Kromosom adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat
keturunan (Hereditas). Sedangkan gen adalah unit terkecil yang terletak pada bagian
kromosom yang disebut Loku. Fungsi gen adalah menyampaikan informasi genetik kepada
keturunannya dan mengendalikan perkembangan dan metabolisme sel.
Pewarisan sifat dapat terjadi melalui perkawinan antara dua individu sejenis.
Perkawinan antara dua individu sejenis yang mempunyai sifat beda disebut persilangan.
Sifat beda ditentukan oleh gen di dalam kromosom yang di turunkan dari generasi ke
generasi berikutnya. Persilangan ada 2 macam yaitu persilangan monohibrid dan
persilangan dihibrid. Persilangan dengan satu sifat beda disebut persilangan monohibrid
sedangkan persilangan dengan dua sifat beda disebut persilangan dihibrid. Persilangan ini
sangat berkaitan dengan hukum Mendel.
Secara umum perubahan sifat keturunan disebut dengan mutasi. Mutasi adalah
perubahan materi genetik (gen atau kromosom) suatu sel yang diwariskan kepada
keturunannya. Mutasi dapat disebabkan oleh kesalahan replikasi materi genetika selama
pembelahan sel oleh radiasi, bahan kimia (mutagen), atau virus, atau dapat terjadi selama
proses meiosis. Tetapi ada juga mutasi yang tidak jelas mutagennya, yang diperkirakan
hanya karena suatu kealpaan atau kekeliruan suatu proses metabolisme dalam sel. Hal ini
terjadi karena adanya ilmu kemungkinan (probability), bukan karena pengaruh luar tetapi
karena kebetulan belaka. Tujuan mutasi adalah menghadapi perubahan alam yang
sewaktu-waktu akan timbul. Kalau perubahan sudah muncul, ada dua kemungkinan yang
dapat timbul yaitu sifat yang bermutasi lebih mudah beradaptasi dibandingkan dengan
sifat yang asli, sehingga karakter asli kemungkinan hilang dari peredaran dan sifat yang
bermutasi tidak cocok terhadap lingkungan yang baru, sehingga individu atau populasi
suatu spesies yang memilikinya akan susut atau punah. Berdasarkan hal ini dapat
dikatakan bahwa cocok atau tidaknya bagi individu yang bermutasi tergantung pada
daerah dimana individu atau populasi tersebut tinggal (Warmadewi, 2017).
Pengetahuan mengenai mutasi DNA tidak hanya untuk kebutuhan ilmu semata
namun dapat dijadikan sebagai rujukan penelitian dan penemuan mutakhir kedepannya.
Melalui pengetahuan mutasi DNA tentu diharapkan dapat menyelesaikan masalah
kehidupan yang sebelumnya belum terselesaikan. Oleh karena itu, disusunlah makalah ini
untuk menjelaskan apa dan bagaimana proses mutasi serta contoh-contohnya.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pewarisan sifat.
2. Untuk mengetahui tentang teori Mendel.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi fenotipe pada pewarisan sifat.
4. Untuk mengetahui pengertian dari persilangan.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis persilangan.
6. Mengetahui penghubungan satu pasang basa menyebabkan mutasi butir.
7. Mengetahui penyisipan atau penghapusan nukleotida menyebabkan mutasi
pergeseran kerangka.
8. Mengetahui alasan mutasi merupakan peristiwa acak yang jarang terjadi pada
individu.
9. Mengetahui apa saja senyawa mutagen yang juga bersifat karsinogenik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori Darah; menyatakan bahwa pewarisan sifat dibawa oleh darah. Teori ini
gugur setelah ditemukannya transfusi darah, sebab orang yang menerima
tambahan darah ternyata sifatnya tidak berubah seperti sifat donornya.
2. Teori Preformasi; menyatakan adanya makhluk hidup kecil di dalam gamet
sebagai calon individu baru.
3. Teori Epigenesis (teori ini mengkritik teori Preformasi); menyatakan bahwa sel
telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa akan mengadakan pertumbuhan
sedikit demi sedikit.
4. Teori Pangenesis; menyatakan bahwa setelah ovum dibuahi oleh spermatozoa
maka dalam ovum terdapat tunas-tunas yang tumbuh menjadi makhluk hidup
baru.
5. Teori Heckel; menyatakan bahwa yang bertanggung jawab atas pewarisan sifat
adalah substansi inti dari spermatozoa.
Mendel mencatat 7 sifat yang dianggap kontras pada tanaman Pisum sativum,
yaitu:
Berdasarkan teori Mendel, jika jenis manga bergalur murni yang sifat buahnya
besar tetapi rasanya masam dibastarkan dengan jenis manga lain bergalur murni yang
sifat buahnya kecil namun rasanya manis, kita akan dapat memperoleh jenis mangga
hibrida (hasil pembastaran) dengan sifat buah yang besar dan rasanya manis. Syaratnya,
sifat besar dominan terhadap sifat kecil, dan sifat manis dominan terhadap sifat masam.
Untuk mengetahui bahwa suatu tanaman bergalur murni atau tidak, dapat
dilakukan dengan penyerbukan sendiri. Bila bergalur murni akan selalu menurunkan
keturunan yang sifatnya sama dengan sifat induknya, meski dilakukan penyerbukan
berulang kali dalam beberapa generasi.
Pada persilangan induk jantan dengan induk betina disebut parental dan
disimbolkan dengan hurup P (kapital). Hasil persilangan parental atau keturunannya
disebut anak (filias) dan disimbolkan dengan huruf F (kapital). Persilangan induk jantan
dengan induk betina disebut P1 dan filialnya disebut F1. Persilangan induk jantan F1
dengan induk betina F1 secara acak disebut P2 dan filialnya disebut F2 dan seterusnya.
Galur murni selalu bergenotif homozigot dan disimbolkan dengan dengan dua
huruf yang sama, huruf kapital semua atau huruf kecil semua, misalnya AA untuk sifat
dominant atau aa untuk sifat resesif.
Genotipe adalah sifat yang tidak tampak yang ditentukan oleh pasangan gen atau
susunan gen dalam individu yang menentukan sifat yang tampak. Sifat yang tampak dari
luar atau sifat keturunan yang dapat kita amati sebagai ekspresi dari susunan gen (genotif)
disebut dengan fenotipe.
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Fenotipe Pada Pewarisan Sifat
1. Karakteristik Kromosom
Kromosom merupakan komponen utama dalam proses pewarisan sifat.
Kromosom akan menentukan informasi genetik apa yang diturunkan pada
keturunannya. Kromosom (tubuh) akan mewariskan sifat-sifat fenotipe dari
indukan. Sementara kromosom kelamin akan menentukan jenis kelamin.
2. Karakteristik Gen
Karakteristik gen akan menentukan hasil persilangan dan pewarisan sifat
keturunan.
3. Nutrisi
Jika unsur-unsur tubuh terpenuhi dengan baik terutama protein, proses
pewarisan sifat akan berjalan baik.
4. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan yang baik akan berpengaruh baik pula pada proses
persilangan.
beberapa kesalahan di dalam replikasi yang tidak dapat dihindarkan tetap tidak
yang disebabkan oleh penggantian satu basa dengan basa yang salah dinamakan
mutan subtitusi. Mutasi tersebut akan mengakibatkan perubahan satu kodon gen
yang bersangkutan.
Seringkali penggantian satu asam amino oleh yang lain tidak menyebabkan
mutasi seperti ini dinamakan . Pada kasus lain, residu asam mutasi diam amino
yang digantikan dapat bersifat kritis dan menyebabkan protein sama sekali tidak
sel. Contohnya, residu serin spesifik merupakan bagian vital tempat aktif pada
bagian enzim serin. Mutasi butir pada kodon residu serin ini, menyebabkan
kehilangan aktivitas total enzim serin yang disandi oleh gen yang telah mengalami
mutasi.
proteinnya tetap mampu berfungsi, tetapi sifatnya berbeda sehingga tidak seefisien
produk protein yang normalnya. Sebagai contoh, apabila protein mutan merupakan
enzim, mungkin terjadi peningkatan K , penurunan V atau kedu m maks anya. Mutan
yang membentuk protein yang sudah berubah tetapi masih sebagian berfungsi
tersebut. Mutasi ini dapat menyebabkan keturunan lebih mampu bertahan pada
Subtitusi satu basa terhadap basa lainnya hanya merupakan sebagain kecil
mutasi permanen yang terjadi pada bakteri. Yang lebih sering terjadi dan lebih
(mutasi penghapusan).
pasang basa pada suatu gen, peristiwa ini dapat mengakibatkan jenis kerusakan
genetik yang lebih ekstensif. Konsekuensi mutasi serupa ini adalah perusakan sifat
kolinearitas normal di antara kodon-kodon pada urutan DNA dan urutan asam
amino polipeptida yang disandinya. Perusakan ini akan dimulai pada tempat
masuknya (tersisipnya) atau hilangnya basa yang bersangkutan, karena akan terjadi
memiliki urutan asam amino secara benar sampai pada titik mutasi tetapi akan
memiliki urutan asam amino yang kacau, yang sama sekali berbeda dari urutan
yang lebih pendek dan belum sempurna dibuat terpaksa dilepaskan. Sebagian besar
mutasi pergeseran kerangka satu basa mengakibatkan produk gen yang tidak aktif
secara biologik.
kedua. Jika mutasi pergeseran kerangka gen tertentu disebabkan oleh hilangnya
satu pasangan basa, mutasi kedua pada gen yang sama, yang melibatkan
kerangka bacaan normal setelah titik tempat terjadinya mutasi yang kedua. Mutasi
(terbebaskan) atau diperoleh. Dalam hal ini, produk polipeptida yang dibentuk
akan kehilangan satu (atau mendapatkan satu) asam amino pada titik tertentu,
tetapi asam amino yang lain tetap berada pada urutan yang benar. Mutasi seperti
ini biasanya tidak berbahaya. Mutasi pergeseran kerangka mutasi penekanan, dan
mutasi tiga basa, mula-mula penting dalam menerangkan bahwa sandi genetik
pipih dan berukuran relatif besar, yang menyerupai basa atau pasangan basa
kelebihan basa pada DNA. Bilamana untai yang telah berubah ini melakukan
replikasi. kelebihan basa ini dapat masuk ke dalam untai anak melalui pasangan
individu. Peluang terjadinya mutasi pada kehidupan sel E. coli hanya kira-kira 1
antara 10 . ini dihitung dari kejadian alamiah penyakit hemofili yaitu sangguan 5
antara penyakit genetik pertama pada manusia yang ditemukan. Kasus yang
dipelajari adalah penyakit menurun keluarga kerajaan Inggris, yang menimpa Ratu
Victoria. Hemofili telah dilacak melalui tiga generasi turunannya pada keluarga
kerajaan Inggris, Prusia, Spanyol, Yunani, dan Rusia. Walaupun beberapa mutasi
pada DNA manusia bersifat diam, tidak berbahaya atau diinginkan, dan tidak
menghambat akivitas atau fungsi normal manusia. Mutasi sampai 2500 jenis gen
manusia telah diamati sampai saat ini, banyak diantaranya yang menghambat
fungsi tubuh atau pada akhirnya mematikan. Mungkin semua gen manusia lainnya
genetik menjadi salah satu tantangan terbesar bagi ilmu biokimiawi dan kedokteran
lebih besar untuk mengalami kanker kandung kemih dibandingkan dengan manusia
lain pada umumnya. Memang, telah diprediksi bahwa sampai 90% kanker manusia
dapat disebabkan oleh adanya senyawa fisika atau kimia berbahaya yang mampu
mengubah sel normal menjadi sel ganas. Karena alasan ini, perhatian masyarakat
kimia industri seperti bahan pangan tambahan, gas buangan mobil, pewarna,
Akan tetapi problem ini tidak mudah karena diduga sedikitnya ada 50.000 jenis
senyawa kimia yang saat ini digunakan di industri untuk membuat berbagai produk
yang banyak kita manfaatkan. Setiap tahun, lebih dari 1000 senyawa kimia yang
ditemukan dan dipergunakan oleh kita. Selanjutnya, uji hewan yang dilakukan
secara intensif terhadap senyawa kimia tertentu untuk mengetahui toksisitas dan
sampai $100.000. Jadi, nampaknya tidak mungkin melakukan uji hewan bagi
lingkungan manusia.
kimia. Uji ini sangat murah dan dapat dilakukan dengan cepat (kurang dari 1 hari).
merupakan mutagen. Uji ini menggunakan mutan bakteri yang umum dijumpai
tidak dapat membuat histidin sendiri. Bakteri ini mengalami gangguan genetik
prekursor normalnya. Mutasi kembali ini mudah dideteksi karena bakteri tersebut
akan tumbuh pada mesium yang mengandung amonia sebagai sumber nitrogen,
tetapi yang tidak mengandung histidin. Karena kecepatan mutasi kembali ini
karsinogen. Medium tanpa histidin yang digunakan dalam uji ini diperkaya oleh
ekstrak hati tikus, yang menyediakan enzim retikulum endoplasmik yang mampu
Lebih dari 3000 senyawa kimia yang telah dipastikan sebagai senyawa
mutagenik pada tingkat lebih dari 90% pada uji bakteri ini. Tingginya korelasi
senyawa kimia alat prediksi telah diuji oleh percobaan Ames ini, termasuk contoh
Serikat, yang digunakan oleh sepuluh juta orang ternyata bersifat mutagenic.
tidak lagi bersifat mutagenik. Beberapa jenis variasi dan adaptasi uji Ames
3.1 Kesimpulan
Pewarisan sifat atau hereditas adalah pewarisan ciri fenotipe dari induk kepada
keturunannya. Teori pewarisan sifat sudah banyak dikemukakan oleh para ahli. Namun,
dengan kemajuan teknologi terbukti bahwa pendapat Mendel adalah yang paling benar,
yaitu sifat menurun dibawa oleh faktor penentu (yang sekarang disebut dengan istilah
gen) dan ditentukan oleh separuh dari induk jantan (spermatozoa) dan separuh dari induk
betina (ovum).
Pewarisan sifat ditentukan oleh kromosom dan gen. Hasil dari kromosom dan gen
dapat dilihat dari fenotipe. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fenotipe pada
pewarisan sifat, yaitu: karakteristik kromosom, karakteristik gen, nutrisi, kondisi
lingkungan.
3.2 Saran
Dengan mempelajari pewarisan sifat kita dapat dengan mudah
mengembangbiakkan hewan atau tumbuhan agar dapat memiliki sifat-sifat unggul. Sifat
unggul hewan atau tumbuhan bisa diperoleh dengan melakukan persilangan antara
hewan atau tumbuhan yang ingin kita dapatkan sifat unggulnya. Kita juga dapat
melakukan rekayasa genetika. Rekayasa genetika adalah suatu teknik untuk mengubah
gen makhluk hidup agar makhluk hidup tersebut memiliki sifat unggul. Rekayasa genetika
juga berguna untuk menghilangkan sifat jelek pada induk sehingga tidak diturunkan
kepada keturunannya.
Untuk lebih memahami mengenai mutasi DNA disarankan untuk banyak membaca buku
besar biokimia dan jurnal-jurnal terbarukan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., B. Williamson, & R.J. Heyden. 2004. Biology: Exploring Life. Needham.
Pearson-Prentice Hall.
Purves, W.K., D. Sadava, G.H. Orians, & H.C. Heller. 2004. Life: The Science of Biology. 7th
ed. Sunderland. Sinauer Associates, Inc. & W.H. Freeman and Company.
Gembong Tjitrosoepomo, DKK.1979. Biologi SMA Jilid III, Cetakan ke-3. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Sastrodinoto, DKK.,M 1981. Biologi Umum, Yayasan Studi Kurikulum Biologi. Jakarta :
Penerbit PT Gramedia.