“GENETIKA REPRODUKSI”
Dosen Pengajar :
Disusun Oleh
Nim : PFB222014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bias selesai pada waktunya. Terimkasih juga penulis ucapkan kepada dosen
pengajar yaitu Ibu Julian Jingsung, SST., M.Kes selaku dosen mata kuliah Feto
Maternal.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih sangat jauh
dari kata sempurna dan tentu juga masih banyak terdapat kekurangan serta
kesalahan pada makalah ini.maka dari itu, penulis sangat mengharapakan kritikan
dan saran dari pembaca untuk makalah ini. Demikian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini. Penulis mohon maaf yang sebesar- besarnya.
2
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN………………………………………………….…………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………...……………………...4
1.2 Rumusan Masalah………………………...……………………..……5
1.3 Tujuan………………………………..……………………….............5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Genetika…………………………………………...………………….6
2.2 Reproduksi………………...…………………………..…………….16
3.1 Kesimpulan………………………………………...……….……….21
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
media cetak yang memuat berita tentang kesehatan reproduksi dan kaitannya
dengan seks. Sekarang, informasi tentang seks dapat diperoleh dan diakses
dengan mudah melalui internet. Bila tidak didasari dengan pengetahuan yang
cukup, mencoba hal baru yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi bisa
memberikan dampak yang akan menghancurkan masa depan remaja dan
keluarga.
Menurut Barbara Nash dan Patricia Gilbert, organ-organ reproduksi
merupakan subyek dari berbagai penyakit. Untuk mencegah hal tersebut
pengetahuan dan pemahaman sejak dini tentang genetika reproduksi
merupakan hal yang sangat penting bagi setiap remaja
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Genetika
2.1.1 Pengertian Genetika
Pengertian genetika yang masih klasik dijumpai pada berbagai
pustaka rujukan beragam maupun buku SMA pada umumnya. Genetika
adalah cabang biologi yang bersangkut-paut dengan pewarisan sifat
(hereditas) dan variasi (Stansfield, 1983). Genetika adalah cabang biologi
yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan ekspresi sifat-sifat menurun
(Klug dan Cummings, 2000).
Penelitian Nusantari (2012) menunjukkan pengertian arti dan ruang
lingkup genetika pada buku teks SMA pada umumnya yang digunakan di
wilayah Indonesia masih pengertian genetika klasik di antaranya:
1. Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk
kepada keturunannya dan mengikuti pola-pola tertentu;
2. Hukum-hukum genetika adalah hukum segregasi dan random
assortment;
3. Teori herediter partikel Mendel yakni induk mewariskan faktor-faktor
herediter (gen) pada keturunannya. Faktor-faktor herediter ini
diturunkan sebagai partikel-partikel yang terpisah dari satu generasi ke
generasi berikutnya;
4. Teori Mendel sangat penting bahkan dijadikan dasar dalam memahami
genetika dan melakukan analisis atas pola-pola pewarisan sifat genetik;
6
5. Hereditas adalah penurunan sifat dari induk kepada keturunannya.
Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar individu mempunyai
perbandingan fenotip maupun genotip yang mengikuti aturan tertentu
yang disebut polapola hereditas.
Jelas bahwa arti genetika seperti di atas masih terikat kuat pada sejarah
tumbuh dan berkembangnya genetika yang bermula dari era J.G. Mendel.
Dalam hal ini memang benar bahwa substansi kajian yang dilaporkan J.G.
Mendel adalah seputar pewarisan sifat.
Pengertian genetika saat ini berdasarkan perkembangan genetika
molekuler. Genetika adalah ilmu yang menganalisis unit keturunan dan
perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk
karakter organisme. Unit keturunan disebut gen yang merupakan suatu
segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi karakter biokimia
atau fisiologis tertentu. Pengertian genetika ini sesuai dengan pengertian
genetika yang dikemukakan para ahli yakni:
7
1. Struktur materi genetik, meliputi: gen, kromosom, DNA, RNA,
plasmid, episom, dan elemen tranposabel.
2. Reproduksi materi genetik, meliputi: reproduksi sel, replikasi DNA,
reverse transcription, rolling circle replication, cytoplasmic
inheritance, dan Mendelian inheritance.
3. Kerja materi genetik, meliputi: ruang lingkup materi genetik,
transkripsi, modifikasi pasca transkripsi, kode genetik, translasi,
konsep one gen one enzyme, interaksi kerja gen, kontrol kerja gen
pada prokariotik, kontrol kerja gen pada eukariotik, kontrol genetik
terhadap respon imun, kontrol genetik terhadap pembelahan sel,
ekspresi kelamin, perubahan materi genetic.
4. Perubahan materi genetik, meliputi: mutasi, dan rekombinasi.
5. Genetika dalam populasi, dan
6. Perekayasaan materi genetik. (Corebima, 2010).
8
Setiap makhluk hidup memiliki jumlah kromosom yang berbeda.
Misalnya manusia memiliki 46 buah kromosom (23 pasang kromosom
homolog). Pasangan kromosom disebut dengan ploid. Sel tubuh manusia
memiliki dua perangkat kromosom (diploid).
9
lama dan baru.
d. Ribonucleic Acid (RNA)
RNA merupakan rangkaian nukleotida tunggal yang setiap
nukleotidanya (ribonukleotida) tersusun atas gula ribosa, gugus fosfat,
dan sebuah basa nitrogen (adenin (A) dan guanin (G) dari
golongan purin serta sitosin (S) dan urasil (U) dari golongan pirimidin).
RNA dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1) RNA messenger (mRNA) atau RNA duta (RNA d)
Berfungsi sebagai pembawa kode informasi genetic dari DNA
sehingga disebut sebagai kodon.
2) RNA transfer (RNA t)
Berfungsi untuk menerjemahkan kodon dari RNA dan mengangkut
asam amino yang sesuai dengan kodon RNA d dari sitoplasma ke
ribosom untuk disusun menjadi protein (polipeptida).
3) RNA ribosom (RNA r)
4) Berfungsi sebagai mesin perakit asam amino pada proses sintesis
protein.
e. Sintesis Protein
Sintesis protein terjadi di dalam ribosom. Proses sintesis protein terdiri
atas dua tahap, yaitu :
1. Transkripsi
a. DNA mencetak RNA d untuk membawa kode-kode pembentukan
protein berdasarkan pada urutan basa nitrogennya.
b. RNA d keluar dari nukleus menuju ke ribosom di sitoplasma. RNA
d berfungsi sebagai pola cetakan (matriks) untuk menyusun protein
yang diperintahkan DNA.
c. RNA d melekat pada ribosom.
2. Translasi
a. Penerjemahan kode-kode genetik (kodon) oleh RNA t berupa urutan
asam amino-asam amino yang dikehendaki.
b. RNA t yang ada di sitoplasma datang dengan membawa asam
10
amino yang sesuai dengan kodon yang dibawa RNA d berdasarkan
pasangan basa nitrogennya.
c. Asam amino yang dibawa oleh RNA t akan saling bergandingan
dengan ikatan peptida dalam urutan yang sesuai dengan kodon
RNA berdasarkan pasangan basa nitrogennya.
d. Protein yang terbentuk merupakan enzim yang mengatur
metabolisme sel.
2.1.3 Hubungan antar struktur
a. Hubungan Gen dengan DNA
Menurut Bowo (2010), secara substansi sesungguhnya gen
merupakan sepenggal DNA yang diseliputi dan diikat oleh protein,
serta berfungsi sebagai zarah penentu sifat organisme. Selain itu gen
bersifat antara lain:
1. Sebagai suatu materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
2. Mengandung informasi genetika./ sifat herediter.
3. Mengatur perkembangan dan proses metabolism individu.
4. Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel
b. Hubungan Gen dengan Kromosom
Kromosom mengandung DNA. Total keseluruhan informasi
genetik yang disimpan didalam kromosom disebut genom. Genom
DNA tersusun atas gen-gen. satu gen mengandung satu unit informasi
mengenai suatu sifat yang dapat diamati. Gen juga dianggap sebagai
fragmen DNA didalam kromosom (Bio, 2012).
c. Hubungan Gen, Kromosom dan DNA
Bagian utama sebuah sel adalah nukleus, di dalam nukleus terdapat
benang-benang halus yang disebut kromatin. Pada saat sel akan mulai
membelah diri, benang-benang halus tersebut menebal, memendek
dan mudah menyerab warna membentuk kromosom. Kromosom
adalah struktur padat yang terdiri dari dua komponen molekul, yaitu
DNA dan protein. Secara struktural perubahan DNA dan protein
menjadi kromosom di awali pada saat profase. Molekul DNA akan
11
berikatan dengan protein histon dan nonhiston membentuk sejumlah
nukleosom. Unit-unit nukleosom bergabung memadat membentuk
benang yang lebih padat dan terpilin menjadi lipatan-lipatan solenoid.
Lipatan solenoid tersusun padat menjadi benang-benang kromatin.
Benang-benang kromatin akan tersusun memadat membentuk lengan
kromatin. Selanjutnya kromatin akan mengganda membentuk
kromosom.
Menurut Bowo (2010), secara substansi sesungguhnya gen
merupakan sepenggal DNA yang diseliputi dan diikat oleh protein,
serta berfungsi sebagai zarah penentu sifat organisme. Selain itu gen
bersifat antara lain :
1. Sebagai suatu materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
2. Mengandung informasi genetika./ sifat herediter.
3. Mengatur perkembangan dan proses metabolism individu.
4. Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel
12
sifat, maka kita akan mengenal istilah sifat domain dan sifat resesif.
Sifat dominan adalah sifat yang menonjol dan mengalahkan sifat yang
lain. Sedangkan sifat resesif adalah sifat yang kalah atau karakteristik
yang ditutupi.
Pada umumnya gen dominan atau sifat dominan ditulis dengan
huruf kapital sedangkan gen resesif atau sifat resesif ditulis dengan
huruf kecil. Contohnya, seseorang yang memiliki bentuk tubuh tinggi
akan ditulis dengan T (dominan) dan seseorang yang memiliki bentuk
tubuh pendek ditulis dengan huruf t (resesif).
Variasi atau bentuk alternatif dari gen-gen disebut alel. Sifat atau
karakter yang bisa dilihat oleh mata seperti bentuk rambut, warna
kulit, dan jenis cuping telinga. Selain itu dalam pewarisan sifat, kita
juga mengenal dengan istilah fenotipe dan genotipe.
Fenotipe adalah perwujudan dari “ekspresi” gen atau ekspresi
karakter yang bisa kita lihat, sedangkan susunan informasi genetic
dari individu yang mengkode karakter fisik di sebut genotipe.
Fenotipe individu dapat diperkirakan jika kita mengetahui genotipe
masing-masing karena ekspresi gen tergantung pada dominan atau
resesifnya alel.
2) Kromosom
Kromosom penyusun dari sel kelamin berbeda dengan kromosom
di sel tubuh. Di sel kelamin, kromosom bersifat haploid atau tidak
berpasangan, sedangkan pada sel tubuh susunan kromosomnya
disebut diploid atau berpasangan sehingga dapat disimpulkan bahwa
sel kelamin memiliki jumlah kromosom setengah dari sel kromosom
dalam tubuh.
Jumlah kromosom dalam sel tubuh adalah 23 pasang, dikarenakan
kromosom tubuh bersifat diploid (2n) oleh karena itu total dari
kromosom tubuh adalah 23 x 2 = 46 buah kromosom. Penulisan
kromosom kelamin laki-laki dapat dituliskan dengan huruf XY.
Kariotipe atau susunan kromosom laki-laki dapat ditulis dengan
13
rumus 22 AA + XY. Sementara itu kromosom perempuan dapat
dinotasikan dengan huruf XX dan untuk kariotipe atau susunan
kromosom perempuan dapat ditulis dengan rumus 22 AA + XX.
Gen kromosom pada kelamin jantan, yaitu X dan Y keduanya
memiliki peranan yang sangat penting dalam penentuan kelamin saat
sel telur dan sel sperma bertemu. Saat kromosom gen Y pada laki-laki
bertemu dengan kromosom gen X pada perempuan, maka akan
menghasilkan keturunan atau anak dengan jenis kelamin laki-laki
(XY).
Apabila kromosom gen X pada laki-laki bertemu dengan
kromosom gen X pada perempuan maka akan menghasilkan seorang
anak perempuan (XX). Dalam istilah pewarisan sifat, orang tua atau
induk dikenal dengan sebutan parental (P), sedangkan keturunan yang
dihasilkan dalam proses pewarisan sifat disebut dengan sebutan filial
(F).
14
Hasil percobaannya, ditulis dalam makalah yang berjudul Experiments
on Plant Hybridization. Dari situ ia mengusulkan 3 hukum pewarisan
Mendel diantaranya Hukum Segregasi dimana Pada pembentukan gamet,
setiap gen induk (parent) akan berpisah agar gamet (anaknya)
mendapatkan gen dari kedua induk. Hukum Asortasi Bebas dimana Gamet
akan bertemu secara acak. Hukum Dominasi dimana terdapat sifat (alel)
yang mempunyai kemungkinan diturunkan lebih dari sifat yang satunya.
Sifat yang satunya lagi itu resesif.
Seperti halnya bagaimana seorang anak bisa mirip dengan orang
tuanya, dan antara saudara kandung. Selain itu, golongan darah seseorang
juga mengikuti hukum genetika yang ada.
2.2 Reproduksi
2.2.1 Pengertian Reproduksi
Ada dua cara reproduksi yaitu reproduksi seksual dan reproduksi
aseksual. Reproduksi seksual ialah pembentukan individu baru dari
gabungan informasi turun-menurun yang diberikan oleh dua sel
berlainan. Pada kebanyakan organisme sel ini disebut gamet-gamet.
Sedangkan reproduksi aseksual ialah pembentukan individu baru tanpa
meleburkan (menggabungkan) dua gamet.
2.2.2 Organ Reproduksi
1) Pria
Dalam reproduksi, alat kelamin pria berfungsi untuk pruduksi
sel kelamin dan pelepasan sel-sel ini (sperma) ke saluran sel
kelamin wanita. Produksi sperma terjadi di dalam testis. Setiap
testis penuh dengan ribuan saluran (tubulus) seminifer yang
mempunyai panjang lebih dari 200 meter. Dinding tubulus ini terdiri
dari spermatogonium diploid yang mengalami dua kali pembelahan
sel secara meiosis dan menjadi empat sel sperma. Seorang laki-laki
dewasa menghasilkan lebih 100 juta sel sperma setiaphari.
Selain memproduksi sperma, testis (organ endokrin) juga
15
membentuk hormon testosteron yang bertanggung jawab untuk
perkembangan ciri fisik laki-laki, seperti janggut, suara besar, dan
bentuk badan. Testosteron dibuat oleh sel interstisium yang terdapat
di tubulus seminifer.
16
kelenjar endokrin. Sel-selnya mulai membentuk suatu campuran
hormon steroid yang disebut estrogen. Estrogen bertanggung jawab
untuk perkembangan cirri sekunder anak perempuan menjadi
seorang wanita dewasa, seperti pelebaran pelvis (pinggul) dan
perkembangan payudara, alat reproduksi membesar serta rambut
berkembang di sekitar alat genital luar dan ketiak. Selain itu,
estrogen juga memperkembangkan jaringan lemak yang
menyebabkan bentuk badan lebih bulat khas untuk wanita dewasa.
17
terhadap FSH dan LH, dan akan mulai mensekresikan sedikit
estrogen. Menstruasi menjadi tak teratur dan berhenti sama sekali
yang disebut menopause.
Folikel dipengaruhi FSH (folikel stimulating hormon) dan
LH (luteinizing hormone) untuk memproduksi estrogen. Selain itu
LH juga mengincar interstisium pada laki-laki yang dihasilkan oleh
lobus anterior kelenjar pituitari (hipofisis) yang terletak di dasar
otak.
18
Sperma yang masuk akan mencapai telur yang matang di tuba
fallopi dalam waktu 15 menit dan terjadilah fertilisasi.
c. Kehamilan dan Kelahiran
Setelah fertilisasi, embrio mulai berkembang dan berjalan
menuju uterus dalam waktu beberapa hari. Sebagai hasil
pembelahan mitosis yang berulang terbentuklah bola sel yang
berongga disebut blastosis dan setelah satu minggu tertanam di
dinding uterus dan disebut implantasi maka terjadilah kehamilan.
Perkembangan blastosis berlanjut dengan pembelahan sel yang
cepat dan beberapa migrasi sel dari satu tempat ke tempat lain di
dalam embrio yang sedang berkembang maka terbentuklah 2
bagian utama sel dan jaringan yaitu embrio yang akan menjadi bayi
dan membran ekstra embrio yang membentuk amnion, plasent dan
tali pusar. Amnion merupakan kantung yang mengelilingi embrio.
Plasenta bekerja sebagai penerima makanan, oksigen, dan
pembuang karbon dioksida. Sedangkan tali pusar merupakan
penghubung bayi dengan plasenta. Dalam dua bulan, embrio
berkembang menjadi fetus yang lebih kurang rentan terhadap zat
teratogen (bahan kimia) dibanding embrio. Kehamilan
mengganggu siklus menstruasi. Implantasi embrio menghalangi
rusaknya korpus luteum yang biasanya terjadi menjelang akhir
minggu ke empat dari siklus. Akibatnya sekresi progesteron terjadi
terus. Bila dalam lima bulan pertama dari kehamilan, sekresi
progesteron harus dihentikan oleh korpus luteum, kontraksi uterus
segera mulai dan embrio atau fetus akan lahir prematur
(keguguran). Tetapi setelah periode ini korpus luteum tidak lagi
diperlukan. Plasenta sendiri mensekresikan progesteron untuk
memelihara kehamilan pada waktu normal.
Prostaglandin, seperti oksitosin (hormon penyebab
kontraksi kuat uterus), menyebabkan uterus berkontraksi dengan
kuat sehingga mulailah pra-bersalin yaitu membukanya serviks.
19
Amnion pecah dan mengalir melalui vagina akibat kontraksi uterus
yang kuat terjadi terus, kemudian bayi dilahirkan. Tali pusar dapat
terluka dan paru-paru bayi membesar sehingga bisa bernafas.
Aliran darah menuju tali pusar berhenti dan terjadilah pola aliran
darah menuju jantung, aorta, dan arteri-arteri pulmunalis (paru-
paru). Stimulasi menyusui akan bekerja melalui hipotalamus pada
si ibu yang menyebabkan sekresi beberapa hormon (diantaranya
oksitosin) yang perlu untuk sintesis susu dan juga pengeluarannya.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Genetika adalah ilmu yang menganalisis unit keturunan dan perubahan
pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk karakter organisme.
Unit keturunan disebut gen yang merupakan suatu segmen DNA yang
nukleotidanya membawa informasi karakter biokimia atau fisiologis tertentu.
Dalam proses reproduksi kita mempertemukan sel telur (ovum) dengan sel
sperma dimana keduanya sebagai sel untuk membentuk kaskade reproduksi atau
disebut germ cells.
Masing-masing memiliki identitas genetika dalam bentuk haploid (n = 23
Chromosomes). Ketika terjadi fertilisasi antara sel ovum dengan sel sperma maka
jumlahnya akan menjadi diploid (2n=46 termasuk kromosom Autosome (44) dan
Chromosome Seks (XX atau XY)).
Maka dengan digabungkannya kedua sel tersebut maka akan terjadi
penurunan sifat dari orang tua ke anak dan hal ini diatur dalam ilmu genetika,
yang begitu kompleks dan luas tergantung yang ingin diketahui. Bisa dari sifat,
kemungkinan penyakit, warna kulit, golongan darah, dan lain-lain.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan jauh dari kata
sempurna tentunya penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu
pada sumber yang dapat di pertanggung jawabkan nantinya oleh karna itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah di atas.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://mutiarahikmah0.blogspot.com/2015/12/makalah-reproduksi-dan-
genetika.html
https://www.matrapendidikan.com/2016/10/gen-dan-kromosom-dalam-pewarisan-
sifat.html
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/peranan-materi-genetik-dalam-pewarisan-
sifat-10112
/file:///C:/Users/HP/Downloads/Buku-Genetika-Belajar-Genetika-dengan-Mudah-
dan-Komprehensif.pdf
https://www.academia.edu/14783808/MAKALAH_GENETIKA
22