Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ HAKIKAT DAN KONSEP GENETIKA”

Dosen Pengampu : Iin Indra, M.Pd

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Pengembangan Konsep Dasar Sains IPS SD

KELOMPOK 1

1. Hernia Efendi
2. Baiq Yunita Kumalasari (220102256)
3. Liza Amelia (220102271)
4. Nuraeni (220102282)
5. Widia Wati (220102292)

PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HAMZANWADI

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan
sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Iin Indra, M.Pd. sebagai dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Konsep Dasar Sains SD yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B.Rumusan Masalah

C.Tujuan Dan Kegunaan

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Genetika

B. Prinsip-prinsip Genetika

C. Istilah-istilah Genetika

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAPTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Genetika adalah cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat makhluk
hidup, mekanismenya, dan materi pewarisannya. Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah
subselular (molekular) hingga populasi. Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan
mengenai material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik), bagaimana
informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan bagaimana informasi itu dipindahkan dari
satu individu ke individu yang lain (pewarisan genetik), serta mekanisme pewarisan
informasi itu sendiri (meiosis, gametogenesis dan hukum Mendel).

Perkembangan genetika hingga saat ini amat pesat yang diawali sejak era Mendel,
Watson-Crick, genetika molekular, hingga rekayasa genetika. Pesatnya perkembangan di
bidang genetika menyebabkan materi yang dapat dikumpulkan dan informasi yang dapat
disampaikan sudah begitu beragam dan padat. Oleh karena itu untuk mempermudah dalam
penguasaannya beberapa ahli mengelompokkan genetika, sehingga dikenal beberapa macam
genetika berdasarkan sudut pandang. Pengelompokan di bidang genetika seperti; genetika
Mendel, genetika modern, genetika tumbuhan, genetika molekular, genetika hewan, genetika
mikroba, dan genetika manusia. Untuk dapat memahami genetika secara keseluruhan
diperlukan pengelompokan konsep. Kelompok konsep yang memiliki urutan-urutan konsep
menuju ke pemahaman dasar mengenai pewarisan. Dalam hal ini genetika hanya dibedakan
antara mahluk hidup tingkat tinggi atau rendah, dan genetika molekular.

Konsep-konsep genetika umumnya dianggap bersifat abstrak sehingga sulit untuk dipahami
(Corebima, 2009) baik oleh guru maupun siswa. Materi genetika juga bersifat esoterik (Tsui
& Treagust, 2003). Penyajian konsep genetika hendaknya tidak menggunakan pendekatan
sejarah, namun menggunakan pendekatan konsep agar konsepnya mudah dipahami
(Corebima, 2009). Konsep-konsep genetika direorganisasi sehingga menimbukan
pemahaman yang utuh atau komprehensif dan memunculkan kerangka konseptual yang jelas.
Dinyatakan oleh Lewis, et al. (2000a, b, c) dan Marbach-Ad (2001) dalam Chattopadhyay
(2005) bahwa cara penyajian dan proses penyampaian konsep genetika terkotak” dan “tanpa
memberikan kerangka kerja konseptual”; konsep yang satu dengan yang lain tidak
bersambungan dan tidak membentuk hirarki yang mudah dipahami. Kenyataan tersebut
menyebabkan kesulitan pemahaman terhadap konsep genetika yang akhirnya dapat
melahirkan miskonsepsi atau kesalahan pemahaman terhadap konsep.

Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang materi genetik. Secara luas genetika
membahas 7 konsep utama: 1) arti dan ruang lingkup Genetika, 2) struktur materi genetik,
meliputi: kromosom, DNA, RNA, plasmid, episom, dan elemen tranposabel, 3) reproduksi
materi genetik, meliputi: reproduksi sel, replikasi DNA semikonservatif, reverse
transcription, rolling circle replication, cytoplasmic inheritance, dan Mendelian inheritance,
4) kerja materi genetik, meliputi: ruang lingkup materi genetik, transkripsi, modifikasi pasca
transkripsi, kode genetik, translasi, konsep one gen one enzyme, interaksi kerja gen, kontrol
kerja gen pada prokariotik, kontrol kerja gen pada eukariotik, kontrol genetik terhadap respon
imun, kontrol genetik terhadap pembelahan sel, ekspresi kelamin, 5) perubahan materi
genetik, meliputi: mutasi, dan rekombinasi, 6) genetika dalam populasi, dan 7) perekayasaan
materi genetik.

B. Rumusan Masalah

Apa itu Hakikat Genetika?


Apa itu Prinsip Genetika?
Apa Saja Istilah-istilah Genetika?

C.Tujuan dan Kegunaan


1. Untuk mengetahui Hakikat Genetika
2. Untuk mengetahui Prinsip-pinsip Genetika
3. Untuk mengetahui Istilah-istilah Genetika

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Genetika
1. Pengertian Genetika
Kata genetika pada dasarnya merupakan kata saduran yang diambil dari bahasa Inggris yaitu
kata genetics. Kata geneties sendiri berasal dari salah satu kata yang ada dalam Bahasa
Yunani yaitu Genno yang memiliki arti melahirkan. Jika diartikan dari arti katanya, maka
genetika merupakan salah satu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk lahirnya gen
makhluk hidup.
Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari pewarisan sifat gen pada
organisme. Pada hakikatnya, genetika membahas tentang bagaimana informasi genetik
diturunkan dari generasi ke generasi dan bagaimana gen memengaruhi ciri-ciri fisik, perilaku,
dan fungsi organisme. Dengan memahami genetika, kita dapat menjelaskan berbagai
fenomena dalam kehidupan seperti persamaan atau perbedaan antara individu, perkembangan
embrio, penyakit genetik, serta evolusi spesies. Genetika juga memainkan peran penting
dalam bidang kesehatan, pertanian, dan konservasi lingkungan. Melalui penelitian genetika,
ilmuwan dapat mengidentifikasi gen penyebab penyakit, mengembangkan metode pemuliaan
tanaman yang lebih baik, mendukung upaya konservasi spesies yang terancam punah, dan
bahkan memberikan wawasan tentang sejarah evolusi kehidupan di Bumi.

Genetika adalah cabang biologi yang bersangkut-paut dengan pewarisan sifat


(hereditas) dan variasi (Stansfield, 1983). Genetika adalah cabang biologi yang berhubungan
dengan pewarisan sifat dan ekspresi sifat-sifat menurun (Klug dan Cummings, 2000).
Penelitian Nusantari (2012) menunjukkan pengertian arti dan ruang lingkup genetika pada
buku teks SMA pada umumnya yang digunakan di wilayah Indonesia masih pengertian
genetika klasik di antaranya: 1) Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari
induk kepada keturunannya dan mengikuti pola-pola tertentu; 2) Hukum-hukum genetika
adalah hukum segregasi dan random assortment; 3) Teori herediter partikel Mendel yakni
induk mewariskan faktor-faktor herediter (gen) pada keturunannya. Faktor-faktor herediter
ini diturunkan sebagai partikel- partikel yang terpisah dari satu generasi ke generasi
berikutnya; 4) Teori Mendel sangat penting bahkan dijadikan dasar dalam memahami
genetika dan melakukan analisis atas pola-pola pewarisan sifat genetik; 5) Hereditas adalah
penurunan sifat dari induk kepada keturunannya. Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan
antar individu mempunyai perbandingan fenotip maupun genotip yang mengikuti aturan
tertentu yang disebut polapola hereditas.

 pengertian genetika yang dikemukakan para ahli yakni:


1. Genetika adalah cabang biologi yang mengacu (denoted) kepada studi tentang gen
(Brown, 1989).
2. Genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat yang mencakup struktur dan fungsi gen,
serta cara pewarisan gen-gen dari satu generasi ke generasi berikutnya (Russel, 1992).
3. Genetika mempelajari tentang gen. Gen adalah konsep dasar yang akan digunakan dalam
komunikasi ilmu pengetahuan secara umum pada saat ini dan masa yang akan datang
(Venville, 2002).
4. Genetika diartikan sebagai ilmu cabang biologi yang mengkaji materi genetik tentang
strukturnya, reproduksinya, kerjanya (ekspresi), perubahan dan rekombinasinya,
keberadaannya dalam populasi, serta perekayasaannya (Corebima, 2010).

B. Prinsip-Prinsip Genetika
1) 1.Hukum Pewarisan Genetik Mendel: Prinsip-prinsip yang dijelaskan oleh Gregor
Mendel, seperti hukum segregasi dan hukum assortment bebas, yang menyatakan
cara gen diturunkan dari generasi ke generasi.
2) Dominansi dan Resesif: Konsep bahwa dalam pasangan alel, satu alel dapat
mendominasi yang lain (alel dominan) sementara yang lainnya tertindas (alel
resesif).
3) Pola Pewarisan Mendelian: Pewarisan sifat-sifat genetik mengikuti pola-pola
tertentu, seperti pewarisan autosomal versus pewarisan seksual.
4) Interaksi Gen: Gen-gen dalam genom bisa berinteraksi dengan cara yang
kompleks, seperti epistasis, di mana ekspresi gen satu dapat mempengaruhi
ekspresi gen lain.
5) Homozigot dan Heterozigot: Organisme dapat memiliki dua alel yang sama
(homozigot) atau dua alel yang berbeda (heterozigot) untuk suatu gen.
6) Mutasi Genetik: Perubahan pada urutan DNA yang dapat menghasilkan variasi
genetik baru dan pada beberapa kasus, menyebabkan penyakit.
7) Ekspresi Genetik: Proses di mana informasi genetik dalam DNA diekspresikan
melalui sintesis protein, serta regulasi ekspresi gen yang mengontrol aktivitas gen.
8) Penyakit Genetik: Adanya gangguan genetik yang dapat mengakibatkan penyakit
pada individu atau menyebabkan kelainan dalam pewarisan sifat.
9) Evolusi Genetik: Melalui seleksi alam dan variasi genetik, spesies dapat
berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan mereka.

Perkembangan genetika sebagi ilmu tidak lepas dari percobaan yang dilakukan Mendel pada
Pisum sativum. Mendel berhasil menjelaskan bagaimana sifat diwariskan dari tetuanya
kepada anak dalam suatu persilangan antar tanaman dengan sifat yang berbeda. Pisum
sativum memiliki keuntungan digunakan dalam percobaan genetika karena mudah didapat,
mempunyai keragaman yang jelas bisa dibedakan meliputi warna biji, bentuk biji, warna
bunga. Pisum sativum memiliki bunga cukup besar sehingga memudahkan pesilangan buatan.
Pada persilangan dengan satu sifat beda, mendel menyilangkan tanaman dengan bunga ungu
dengan tanaman berbunga putih dan dihasilkan tanaman berbunga ungu (F1). Sifat bunga
ungu ini disebut dominan. Jika F1 disilangkan dengan F1 maka dihasilkan bunga F2 dengan
perbandingan ungu putih 3:1. Sifat yang diamati disebut fenotipe, sedangkan faktor yang
mengendalikan disebut genotipe.

Pada persilangan dengan dua sifat beda, misalnya bulat kuning (RRYY) dengan hijau
keriput (rryy), dihasilkan F1 bulat kuning (RrYy). Jika F1 diselangkan dengan F1. diperoleh
perbandingan bulat kuning. bulat hijau, keriput kuning, keriput hijau dengan perbandingan
9:3:3:1. Dari persilangan ini maka ditetapkan hukum mendel I atau hukum segregasi dan
hukum mendel II atau hukum pisah bebas. Konsep umum mengenai cara kerja gen atau
ekspresi gen adalah berdasarkan kedominanan dan keresesifan. Artinya, alel terekspresi
secara komplit pada fenotipe atau tidak terekspresi sama sekali. Prinsip ini merupakan prinsip
Mendel. Tetapi penelitian membuktikan bahwa terdapat banyak macam aksi gen dan interaksi
yang mempengaruhi pola segregasi. Tipe dari aksi gen dapat dibedakan menjadi dua katagori
umum yaitu antar alel pada lokus yang sama (intralokus) dan antar alel pada lokus-lokus yang
berbeda (interlokus).

a. Interaksi intralokus
Terdapat tiga macam interaksi intralokus. Tipe pertama adalah dominan seperti yang
disimpulkan oleh mendel dalam penelitiannya. Pada tipe dominan, rasio F2 dari dua tetua
homozigot adalah 3:1. Tipe kedua adalah tidak dominan (no-dominance/incomplete
dominance). Pada tipe ini fenotipe dari heterozigot berada di tengah-tengah di antara kedua
tetua. Contohnya adalah pada persilangan bunga pukul empat merah dan putih dihasilkan
bunga merah muda pada F1. F2nya menyebar dengan rasio 1 merah: 2 merah muda: 1 putih.
Tipe ketiga adalah overdominance. Pada situasi ini heterozigot memiliki nilai fenotipe di luar
kisaran antara kedua tetua.

b. Interaksi interlokus

Interaksi interlokus menyebabkan distribusi F2 berubah. Ekspresi dari alel berubah karena
kehadiran atau ketakhadiran alel atau alel-alel pada lokus yang berbeda. Tipe aksi gen lainnya
yang tidak termasuk epistasis adalah additive gene action. Pada aditif tiap alel pada satu lokus
akan menambah atau mengurangi derajat nilai fenotipe. Contohnya adalah pada warna bagian
dalam biji gandum. Warna biji gandum ditentukan oleh 3 lokus R1, R2 dan R3 dengan 2 alel
pada tiap lokus. Warna biji bervariasi dari merah gelap ke putih dan intensitas warna
tergantung pada jumlah dari alel yang menambah warna. Warna merah gelap adalah
RIRIR2R2R3R3, sedangkan putih adalah rir1r2r2r3r3. Jika disilangkan, maka Finya adalah
Rir1R2r2R3r3 menunjukkan warna intermediet diantara kedua tetuanya. Pada F2 akan
muncul sebuah seri warna yang sebarannya seperti sebaran normal antara dua fenotipe yang
ekstrim.

Jika disilangkan RIRIR2R2r3r3 dengan rir1r2r2R3R3, dimana satu tetua merah gelap
dan satu tetua sedikit merah, maka Finya akan menunjukkan warna intermediet. F2nya akan
menyebar dari sangat gelap ke putih. Pada persilangan ini, keturunannya berada di luar batas
fenotipe tetua merah gelap dan tetua sedikit merah. Hal ini disebut segregasi transgresive.
Pada aksi gen, kadang-kadang terjadi genotipe-genotipe yang sama tetapi tidak
mengekspresikan fenotipe yang sama walaupun keadaan lingkungan seragam. Perbedaan ini
disebut perbedaan dalam penetrasi. Penetrasi adalah presentase individu untuk genotype
tertentu yang menampilkan fenotipe dari genotype tersebut. Contohnya, suatu organisme
yang bergenotipe aa atau A tetapi tidak menunjukkan fenotipe yang sebagaimana normalnya
bergenotipe aa atau A karena adanya gen-gen epistasis atau supresor, atau karena efek
lingkungan.

c. Kondisi lingkungan yang penting


 Cahaya: Lamanya penyinaran atau lamanya periode gelap dapat menginduksi
munculnya bunga pada beberapa species tanaman
 Suhu: Banyak proses biokimia dipengaruhi oleh suhu. Lintasan reaksi biokimia
melibatkan enzim yang peka terhadap suhu. Perubahan suhu dapat mengubah
fenotipe.
 Nutrisi: Contohnya, efek beberapa genotype baru dapat dilihat hanya kalau tanaman
dalam lingkungan stress.
 Perlakuan buatan: Ekspresi suatu sifat bisa tidak nampak karena pemberian senyawa
kimia atau hormon.

d. Variasi/Keanekaragam genetic

Variasi atau keanekaragaman genetik sangat penting karena jika tidak terdapat variasi
genetik, maka apabila terjadi perubahan lingkungan yang cukup keras akan dapat
mengakibatkan punahnya suatu spesies pada habitat alaminya. Keragaman genetik dalam
bentuk variasi alelik disebabkan oleh mutasi. Mutasi terjadi secara spontan dengan frekuensi
yang bervariasi tergantung pada lokus dan informasi genetic dari area sekitamya pada
kromosom. Mutasi menghasilkan perubahan DNA, yang akibatnya mengubah enzim-enzim
dan menyebabkan variasi dalam mekanisme fisiologi yang nantinya dievaluasi melalui proses
seleksi alam.

e. Migrasi tanaman dan evolusi yang diarahkan manusia

Campur tangan manusia mempunyai kontribusi yang sangat signifikan pada evolusi
tanaman. Saat manusia memulai kultur dan mendomestikasi tanaman, mereka menyeleksi
genotipe-genotipe yang paling baik yang memenuhi kebutuhan. Sifat seperti kestabilan
produksi merupakan sifat yang sangat diinginkan. Karakter-karakter lain seperti wama, rasa
juga merupakan contoh-contoh sifat yang diinginkan. Dengan berpindahnya manusia dari
satu area ke area lainnya, tanaman atau benih juga dibawa dan diuji di daerah mereka yang
baru. Proses ini disebut introduksi. Introduksi merupakan hal penting dalam pemuliaan
tanaman, karena menawarkan potensi penggunaan genotipe berbeda untuk meningkatkan
penampilan tanaman pada daerah tertentu.

f. Preservasi

Manusia wajib melestarikan plasma nutfah untuk kepentingan manusia sendiri. Pada
dasarnya ada dua cara untuk melestarikan plasma nutfah tanaman yaitu secara in situ dan ex
situ. Pelestarian in situ dilakukan di tempat tumbuh aslinya (pelestarian habitat alaminya).
Contohnya adalah cagar alam, hutan lindung. Cagar alam merupakan cara pelestarian pasif
dan dianggap ideal karena juga melestarikan lingkungan sekitar. Pelestarian ex situ
merupakan pelestarian di luar habitat alaminya. Pelestarian ex situ dilakukan dengan
memindahkan individu yang dilestarikan dari tempat alaminya ke tempat lain. Pelestarian ex
situ merupakan cara pelestarian aktif.

C. Istilah-Istilah Genetika
a. Parental: induk atau orang tua atau tetua. Parental disingkat P. ·
b. Filial: keturunan yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan parental. Keturunan
pertama disingkat F1, keturunan kedua disingkat F2, keturunan ketiga disingkat F3,
dan seterusnya.
c. Dominan: sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan
sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya. ·
d. Gen dominan: gen yang dapat mengalahkan atau menutupi gen lain yang merupakan
pasangan alelnya dan memakai simbol huruf besar.
e. Resesif: sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat
ini dapat dikalahkan oleh sifat pasangannya. ·
f. Gen resesif: gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang merupakan
pasangan alelnya dan memakai simbol huruf kecil. ·
g. Genotip: susunan genetik suatu sifat yang dikandung suatu individu yang
menyebabkan munculnya sifat- sifat pada fenotip. ·
h. Fenotip: sifat lahiriah yang merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau diamati. ·
i. Alel: anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternatif sesamanya. Gen-gen ini
terletak pada lokus yang bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog.
j. Homozigot: pasangan alel dengan gen yang sama, keduanya gen dominan atau resesif.
k. Heterozigot: pasangan alel dengan gen yang tidak sama, yang satu gen dominan dan
lainnya gen resesif. ·Pembastaran: perkawinan antara dua individu yang mempunyai
sifat beda. Pola Hereditas Hukum Mendel Hukum Mendel I (Hukum Segregasi)adalah
pernyataan bahwa ketika berlangsung
l. Kromosom: Kromosom adalah struktur dalam inti sel yang terdiri dari DNA yang
terikat denganhiston dan protein lain.
m. Autosom (atau biasa disebut kromosom tubuh) adalah semua kromosom
selainkromosom kelamin. Artinya, autosom tersebar di seluruh tubuh makhluk
hidup,kecuali pada sel
n. Haploid : individu dengan separuh jumlah genom sel normal; keadaan sel separuh
jumlahgenom sel normal, biasa dilambangkan dengan x = n.
o. Diploid : sebutan untuk sel atau individu yang memiliki sel dengan dua set genom.
p. Dominan : Gen dikatakan dominan apabila gen tersebut bersama dengan gen lain
(genpasangannya), akan menutup peran/sifat gen pasangannya tersebut.
Dalampersilangan gen, dominan ditulis dengan huruf besar.
q. Resesif : Gen dikatakan resesif apabila berpasangan dengan gen lain yang dominan ia
akantertutup sifatnya (tidak muncul) tetapi jika ia bersama gen resesif
lainnya(alelanya) sifatnya akan muncul. Dalam genetika gen resesif ditulis dengan
hurufkecil.
r. sel gamet (sperma dan ovum). Autosom ini biasanya selaluberpasangan satu sama lain
sehingga disebut kromosom homolog. Pada manusia,baik laki- laki maupun
perempuan, memiliki 22 pasang autosom.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa ilmu genetika lahir jauh
setelah manusia ada namun sebenarnya secara tidak sadar manusia telah menerapkan prinsip-
prinsip genetika dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada cabang ilmu biologi
terfokus pada pewarisan sifat yang terjadi pada organisme. makhluk hidup (tumbuhan,
hewan, dan manusia) maupun suborganisme makhluk hidup (virus dan prion). Dalam
perkembangan selanjutnya Ilmu genetika ini sangat berperan dan memberikan sumbangan
yang sangat besar baik untuk bidang kedokteran atau agroteknologi. Genetika merupakan
ilmu yang mempelajari tentang penurunan sifat. Sifat sifat yang terbentuk pada individu baru
tersebut.

B. Saran
Saran untuk makalah ini yaitu agar makalah ini sekiranya dipahami agar kita mengetahui
bagaimana hakekat dan konsep genetika hingga sekarang. Penulis menyadari bahwa makalah
ini memiliki banyak kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangungan tentang pembahasan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Paramita Cahyamingrum Mendellion genetics 2015 diakses dari


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/paramita-cahyaningrum-kuswandimsc/2a
genetika-mendel.pdf (diakses tanggal 3 maret 2017). 3.Darmano
Suryo. 2010. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sumber: http//biotechnology.usask. Diakses pada tanggal 18-7-2014
Wikipedia. 2012. Concept. Dimodifikasi pada 13 November 2012, (Online),
(http://en.wikipedia. org/wiki/Concept), diakses 17 November 2010

Anda mungkin juga menyukai