Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PSIKOLOGI UMUM

GEN, EVOLUSI, DAN LINGKUNGAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum

Dosen Pembimbing : Farida Hidayati, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Disusun Oleh :

Nurul Qurrata A’yun (G0119090)

Rangga Pangestu Adji (G0119094)

Ummi Nur Syahdilah (G0119119)

Zukhrifa Izzatur Rafi’ah (G0119125)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga dapat diselesaikannya
tugas makalah Psikologi Umum ini. Makalah yang berjudul “Psikologi Umum;
Gen, Evolusi, dan Lingkungan” yang disusun guna memenuhi tugas Psikologi
Umum yang dibimbing oleh Ibu Farida Hidayati, S.Psi., M.Psi., Psikolog..

Dapat diselesaikannya makalah ini berkat andil dari berbagai pihak yang
turut serta membantu dalam penyelesaian makalah ini. Terima kasih kami ucapkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat-Nya dalam proses
penyelesaian makalah ini, Ibu Farida Hidayati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. selaku
dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Umum yang telah memberikan tugas dan
bimbingan selama pengerjaan makalah ini, rekan-rekan kelompok dan kelas C
Program Studi Psikologi UNS 2019.

Harapan kami semoga makalah yang telah terusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca , menambah
wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Kami sebagai penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan yang


terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati kami
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun demi menyempurnakan makalah ini.

Penulis,

Surakarta, 9 Oktober 2019

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2

II. ISI DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 4

III. PENUTUP ...................................................................................................... 15


A. Kesimpulan .............................................................................................. 15
B. Saran ......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut KBBI, gen diartikan sebagai bagian kromosom yang


menjadi lokasi sifat-sifat keturunan; evolusi diartikan sebagai perubahan
(pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan
(sedikit demi sedikit); serta lingkungan diartikan sebagai semua yang
memengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan.

Intelegensi merupakan tingkah laku maupun cara seseorang


memecahkan masalah dan memberi respon menghadapi kesulitan dengan
berpikir cepat dalam proses belajar. Intelegensi memberikan pengaruh yang
besar terhadap hasil belajar siswa (Slameto, 2003).

Berdasarkan Penelitian yang dipublikasikan dalam Intelligence


Journal menyatakan bahwa intelegensi pada anak tidak dapat dipengaruhi
oleh apapun, karena merupakan bawaan genetika. Pandangan yang
demikian menimbulkan pemikiran bahwa intelegensi merupakan takdir
yang tidak dapat diubah.

Perkembangan Intelegensi pada anak dapat di pengaruhi oleh pola


asuh orang tua, lingkungan, dan genetik. Walaupun pertumbuhan dan
perkembangan berjalan menurut norma norma tertentu, seorang anak dalam
banyak hal bergantung kepada orang dewasa, misalnya mengenai makanan,
perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan
sebagainya.Oleh karena itu semua orang yang mendapatkan tugas
mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan
berkembang sehingga tidak menciptakan suatu lingkungan yang buruk
(Abdoerrachman, dkk, 2007).

1
Menurut buku Psikologi Umum I, Meskipun telah dilakukan
berbagai penelitian, dan telah disajikan bukti-bukti dari hasil penelitian
masalah gen membawa pengaruh terhadap kecerdasan masih sering muncul
dan menjadi topik perdebatan hingga sekarang. Pengaruh dari keturunan
berkulit putih dan hitam yang hanya fokus pada perbedaan warna kulit tanpa
memperhatikan keadaan lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan genom manusia dan
epigenetika?
2. Apa makna evolusi ?
3. Apa penyebab terjadinya peningkatan dan penurunan trait ?
4. Bagaimana perbedaan pria dan wanita dalam berpasangan
dan kawin ?
5. Bagaimana teori mengenai pewarisan intelegensi ?
6. Bagaimana peran lingkungan dalam kemampuan mental
seseorang ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian genom manusia dan epigenetika.
Mengetahui makna evolusi.
2. Mengetahui penyebab terjadinya peningkatan dan
penurunan trait.
3. Mengetahui perbedaan pria dan wanita dalam berpasangan
dan kawin.
4. Mengetahui teori mengenai pewarisan intelegensi.
5. Mengetahui peran lingkungan dalam kemampuan mental
seseorang.

2
BAB II
ISI

1. Menguak Tabir Rahasia Gen


Gen (gene), adalah unit dasar dari hereditas, yang terletak di kromosom
(chromosome). Kromosom sendiri adalah suatu struktur yg berbentuk seperti
tongkat dan terletak dibtengah-tengah (nukleus) setiap tubuh. Setiap sel sperma
dan sel ovum memiliki 23 kromosom, dan setiap sel tubuh memiliki 46
kromosom (23 pasang).
Kromosom berisikan molekul-molekul DNA (Deoxyribonucleic acid)
yang bentuknya menyerupai untaian benang. 98,8% dari total DNA kita, yang
disebut DNA noncoding, berada di luar gen. DNA ini dahulu disebut DNA
sampah karena dianggap tidak penting. Namun, perubahan pada DNA
noncoding ini mungkin terkait dengan penyakit-penyakit umum.

A. Genom Manusia

Genom (genome) adalah gabungan dari semua gen manusia.


Dalam setiap gen terdapat 4 basa (unsur kimia yg membentuk DNA)
yaitu adenin (A), timin (T), guanin (G), dan sitosin (S).

B. Epigenetika

Epigenetika merupakan studi mengenal perubahan yang terus


menerus terjadi pada ekspresi suatu gen tertentu tanpa perubahan pada
urutan basis DNA; prefiks dari bahasa yunani "epi" yang artinya "diatas"
atau "sebagai tambahan dari"

2. Genetika kesamaan
A. Evolusi dan seleksi alam

Evolusi pada dasarnya merupakan suatu perubahan frekuensi


munculnya gen dalam suatu populasi, suatu perubahan yang secara
umum berlangsungselama beberapa generasi.

3
Seleksi alam merupakan proses evolusi dimana individu-individu
dengan trait yg dipengaruhi secara genetis yg bersifat adaptif di dalam
lingkungan tertentu cenderung dapat bertahan hidup dan bereproduksi
dengan jumlah yang lebih besar daripada individu lainnya; sebagai
hasilnya, trait mereka mwnjadi lebih umum di dalam populasi.

B. Karakteristik Bawaan Manusia


Akibat cara berevolusi spesies ada bayak kempampuan kemampuan,
kecenderungan, dan karakteristik yang sudah ada sejak manusia lahir
atau berkembang secara cepat seiring dengan pendewasaan. Trait ini
tidak hanya mencakup trait yg tampak jelas saja, tetapi juga mencakup
trait yang tidak begitu tampak jelas, seperti:

1. Refleks bayi
Bayi baru lahir dibekali sejumlah refleks-respons yang
sederhana dan otomatis terhadap suatu stimuli tertentu.
2. Ketertarikan terhadap hal-hal baru
Manusia serta bwrbagai spesies lainnya cwnderung tertarik
pada sesuatu hal yang baru. Contohnya saja bayi manusia akan
memperlihatkan ketertarikan yg luar biasa dalam mengamati
dan mendengarkan berbagai hal yg tidak dikenalnya yang tentu
saja mencakup hampir semua aspek di dunia. Bahkan bayi akan
berhenti menyusui apabila melihat orang asing
3. Hasrat untuk menjelajahi dan memanipulasi objek

Kecenderungan bawaan ini dimiliki oleh semua burung dan


mamalia. Bayi mengguncang-guncangkan mainan, memukul
mukulkan botol susu, dan menangkap apapun yang diletakkan
di tangan kecilnya.

4
4. Impuls untuk bermain dan bersenda gurau
Bermain dan bertualang merupakan suatu bentuk adaptasi
biologis karena hal hal tersebut membantu anggota spesies
menemukan makanan dan hal hal lain yang diperlukan untuk
hidup.
5. Keterampilan kognitif dasar

Banyak ahli psikologi evolusi yakin bahwa ketika lahir,


manusia telah dibekali dengan kemampuan untuk secara cepat
dan mudah merespons lingkungan.

3. Warisan Kita Sebagai Manusia: Berpasangan & Kawin.

A. Evolusi dan Strategi Seksual

Para ahli sosiobiologi serta para ahli psikologi evolusi menyatakan


bahwa sebagai reaksi terhadap masalah kelangsungan hidup yang
dihadapi sejak dahulu kala, pria dan wanita telah mengembangkan
sejumlah strategi sekksual dan strategi berpasangan yang berbeda.
Menurut pandangan ini, pria lebih mungkin beradaptasi jika ia memiliki
sifat tidak memilih-milih pasangan, tertarik pada pasangan yang lebih
muda, dan menginginkan kesenangan baru dalam seks, sementara itu,
wanita cenderung berlaku monogami, bersikap pemilih terhadap
pasangannya, dan lebih memilih keamanan dari pada kesenangan baru.

B. Rantai Genetis

1. Stereotip vs perilaku aktual

Perilaku manusia dan binatang lain di dunia nyata sering


kali tidak berhasil menggambarkan kegemaran berganti-ganti
pasangan pada lelaki,maupun sifat pemalu dan pemilih pada
wanita(Barash & Lipton, 2001; Fausto- sterling, 1997;
hrdy,1994; Roughgarden,2004)

5
Perilaku seksual manusia (pada khususnya) begitu
bervariasi dan dapat berubah sesuai waktu dan tempat serta
dalam budaya.

2. Apa yang dikatakan vs apa yang dilakukan

Banyak data yang ditemukan oleh psikolog evolusi dating


dari kuisioner dan wawancara. Tetapi,para kritikus berpendapat
bahwa respons seseorang dapat menjadi panduan yang buruk
bagi pilihan dan sikap mereka yang sebenarnya. Ketika subjek
diminta mebuat peringkat atas kualitas yang mereka lihat dari
calon pasangannya,muncul perbedaan diantara jenis
kelamin,seperti yang diramalkan oleh teori evolusi(Kenrick et
al, 2001)

3. Sampel yang mudah vs sampel representative


Mahasiswa sebagai “sampel yang mudah” terkadang
menghasilkan kesimpulan penelitian yang tidak dapat
diterapkan pada populasi nonmahasiswa. Inilah yang mungkin
terjadi pada banyak penelitian evolusi mengenai sikap terhadap
seks dan pernikahan.

4. Problem Fred Flinstone

Beberapa peneliti mempertanyakan penekanan para


psikolog evolusi terhadap era pleistosen,yang berlangsung 2 juta
sampai dengan 11 ribu tahun yang lalu.

David Buller(2005),seorang filsuf yang tertarik pada psikologi


evolusi,menyimpulkan bahwa “Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa
manusia kontemporer,hanyalah masyarakat pemburu dan pengumpul di era
Pleistosen yang berusaha untuk dapat hidup dan bereproduksi di habitat
suburban yang unik,seperti Fred dan Wilma Flinstone.”

6
Akhirnya,apa yang diperdebatkan antara para ahli evolusi dan
pengkritiknya pada dasarnya menyangkut kekuatan relative antara biologi
dan budaya.

Bagi para pengkritik sosiobiologi dan psikologi evolusi,variasi budaya


mengandung arti bahwa tidak ada satupun strategi seksual bagi manusia
yang ditentukan oleh gen. Apa yang telah diberikan oleh oleh evolusi adalah
otak yang luar biasa fleksibel. Oleh karena itu,dalam hal seks dan
cinta,rantai itu panjang dan fleksibel.

4. Genetika Perbedaan

A. Arti kewarisan (Heritability)

Para ahli genetika perilaku menghitung statistik yang disebut


kewarisan (Heritability),yang mengestimasikan proporsi dari total
variansi suatu trait yang dapat dijelaskan melalui variasi genetis dalam
suatu kelompok. Karena kewarisan dari suatu trait dinyatakan dalam
bentuk proporsi,maka nilai maksimumnya dapat mencapai 1,0.

Berikut fakta-fakta tentang kewarisan :

1. Estimasi kewarisan hanya dapat diterapkan terhadap kelompok khusus


yang berdiam di lingkungan khusus. Pewarisan sifat mungkin bernilai
tinggi di sebuah kelompok dan rendah di kelompok lainnya.

2. Perkiraan pewarisan suatu sifat tidak diterapkan ke setiap individu,


tetapi hanya dapat diterapkan ke variasi dalam suatu kelompok. Anda
mewarisi setengah sifat gen ibu dan setengah gen ayah Anda.
Meskipun demikian, kombinasi gen Anda tidak pernah terlihat
sebelumnya dan tidak akan pernah terlihat lagi. Dalam diri seseorang,
gen dapat menciptakan perbedaan yang luar biasa besar dalam hal
bakat atau kecenderungan sifat,tapi bagi orang lain dapat jauh lebih
berperan.

7
3. Trait dengan tingkat kewarisan yang tinggi dapat dimodifikasi oleh
lingkungan. Para ahli genetika perilaku telah menemukan berbagai
contoh mengenai cara gen-gen berinteraksi dengan lingkungan.
Meskipun tinggi badan sangat terkait dengan factor keturunan,anak
yang kurang gizi mungkin tidak tumbuh setinggi anak yang
memperoleh cukup.

B. Menghitung kewarisan

Trait yang dimiliki suatu keluarga tidak akan memberi banyak


informasi kepada kita karena keluarga dekat biasanya memiliki
lingkungan yang sama.,selain gen. pendekatan yang lebih baik untuk
melihat kewarisan trait adalah dengan mempelajari anak-anak yang
diadopsi. Gen mereka sama dengan gen orang tua kandung mereka, tetapi
dibesarkan di sebuah lingkungan yang berbeda. Pendekatan lainnya
adalah dengan membandingkan kembar identik dan kembar fraternal.
Kembar identik,anak kembar yang berkembang ketika sel telur yang
dibuahi dibagi menjadi dua yang berkembang menjadi embrio yang
terpisah. Adapun kembar fraternal adalah anak kembar yang berkembang
dari dua sel telur terpisah yang dibuahi oleh sperma berbeda;tidak terlalu
sama secara genetis layaknya kakak-beradik lainnya.

5. Keragaman Manusia : Intelegensi

A. Gen dan perbedaan individual

Dalam penelitian,mengenai hereditas, pengukuran terhadap fungsi


intelektual biasanya menggunakan IQ(intelligence quotient). Skor dalam
mencerminkan bagaiman hasil kerja seorang anak dibandingkan dengan
anak lain yang berusia sama. Skor rata-rata untuk setiap kelompok usia
ditetapkan bernilai 100. Dalam penelitian mengenai anak kembar,skor
anak kembar identic selalu memperlihatkan korelasi yang jauh lebih

8
tinggi dibandingkan anak kembar fraternal. Sedangkan dalam sebuah
penelitian lain, korelasi anak adopsi orang tua kandung akan jauh lebih
tinggi daripada mereka yang diadopsi orangtua asuh.

B. Biologi dan Intelegensi

Dengan cara bagaimanakah gen memengaruhi intelegensi?

Salah satu kemungkinannya adalah melalui jumlah sel saraf otak


atau jumlah hubungan di antara sel saraf tersebut sebagaimana yang
tercermin dalam volume total dari substansi kelabu di otak. (grey matter).

Dua penelitian mengenai pemindaian otak yang dilakukan di


Belanda dan Finlandia melaporkan korelasi yang relatif tinggi antara
intelegensi umum dan volume substansi kelabu memiliki korelasi tinggi
pada kembar identik, korelasinya diatas 80% dibandingkan dengan
kembar frenatal yang hanya 50%. Hal ini membuktikan bahwa volume
substansi kelabu sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan (Posthuma et
al., 2002; Thompson et al., 2001)

Proses perkembangan otak juga ikut berpengaruh. Penelitian


longitudinal menggunakan MRI meneliti otak 307 subjek mulai dari
usia kanak – kanak awal hingga remaja akhir. Pada anak anak tercerdas
, terlihat bahwa selubung terluar otak mereka yang berhubungan dengan
berpikir pada awalnya lebih tipis dan mengandung sedikit substansi
kelabu dibanding anak – anak yang lain, tetapi korteks anak anak cerdas
berkembang llebih cepat dan lama dibanding anak anak lain. (Shaw et
al.,2006) puncak perkembangan anak anak cerdas terjadi pada usia 11
atau 12 tahun sedangkan anak dengan IQ rata rata puncak
perkembangannya terjadi pada usia 7 atau 8 tahun.

Penelitian genome- wide association, yang mempelajari sejumlah


besar gen pada 3500 orang dewasa di Inggris dan Norwegia,

9
menemukan bahwa tidak ada satupun gen atau bahkan kelompok genn
tertentu yang bertanggung jawab terhadap IQ (Davies et al., 2011)

Ketika para Ilmuwan berusaha untuk mereplikasi penelitian


sebelumnya yang mengakui adanya antara variasi genetis tertentu dan
kecerdasan. Setelah mempelajari DNA dari sekitar 10000 orang dan
melakukan 32 uji statistik berbeda mereka hanya menemukan satu
korelasi yang signifikan . Mereka menyimpulkan bahwa penemuan
sebelumnya adlah salah, yaitu kaitan antara gen dan IQ hanya ilusi
(Chabris et al., 2012).

C. Perbedaan Kelompok
Kebanyakan masalah yang ada terfokus pada perbedaan IQ antara
kelompok kulit hitam dan kulit putih. Beberapa psikolog telah
mengajukan penjelasan genetis mengenai perbedaan ini dan
menyimpulkan bahwa tidak ada gunanya mengeluarkan dana bagi
program program yang mencoba meningkatkan kemampuan anak anak
ber IQ rendah dari ras manapun ia berasal (Murray, 2008; Rushton &
Jensen, 2005).

Para peneliti menggunakan perkiraan mengenai pewarisan suatu


trait yang hanya didasarkan pada sampel kulit putih untuk
memperkirakan peran hereditas dalam perbedaan kelompok. Ini
merupakan suatu prosedur yang tidak valid.

Perbedaan di antara kelompok ini sepenuhnya terkait lingkungan


, meskipun faktor keturunan yang menyangkut perbedaan tetap 100%
(Lewontin, 1970, 2001). Prinsip yang sama juga berlaku untuk
manusia. Meskipun perbedaan intelektual yang terdapat dalam
kelompok juga bersifat genetis, tidak berarti bahwa perbedaan
antarkelompok juga bersifat genetis. Rata rata orang kulit hitam dan
putih tidak dibesarkan dalam lingkungan yang sama. Hal ini berarti

10
bahwa perbedaan yang tersisa secara eksklusif adalah hasil dari
pengaruh lingkungan (Nisbett, 2009).

Adanya diskriminasi rasial yang diwariskan secara turun


temurun dan kenyataan adanya segregasi anak anak kulit hitam dan
minoritas lainnya, asupan gizi yang lebih sedikit, pendidikan, dukungan
masyarakat, dan kesempatan mengembangkan kecerdasan merupakan
pengaruh lingkungan yang daapat menjadi penyebab timbulnya
perbedaan tersebut.

Berbagai stereotip negatif mengenai kelompok etnis menyebabkan


anggota kelompok meragukan kemampuan mereka sendiri, menjadi cemas
dan sadar diri sehingga menampilkan performa yang lebih buruk
dibandingkan apabila stereotip negatif itu tidak ada.

Sebuah penelitian menemukan bahwa anak anak yang ayahnya


adalah seorang tentara kulit hitam atau putih Amerika yang tinggal di
Jerman setelah Perang Dunia II dan diasuh dalam komunitas Jerman tidak
menunjukaan adanya perbedaan IQ yang berarti (Eyferth, 1961).

Studi lain memperlihatkan hasil yang berlawanan dengan yang


diramalkan oleh teori genetika: Derajat garis keturunan asli orang Afrika (
yang dapat diperkirakan secara kasar berdasarkan warna kulit, analisis
darah, dan silsilah) tidak berhubungan dengan hasil pengukuran intelegensi
( Scar et al., 1977)

Pada kelompok-kelompok yang umumnya diperkirakan berisi


orang orang yang berhasil, penjelasan genetis secara murni pun tidak
memuaskan. Misalnya, meskipun keturunan dari orang Yahudi Ashkenazi
di Eropa cenderung memiliki IQ lebih tinggi daripada orang non Yahudi.
Pencapaian mereka melebihi apa yang diharapkan dari skor IQ nya sendiri
(Nisbett et al., 2012).

11
D. Lingkungan dan Intelegensi

Beberapa pengaruh lingkunagn yang berhubungan fengan


menurunnya kemapuan mental.

1. Kurangnya perawatan selama dalam kandungan

Jika wanita yang sedang mengandung kekurangan gizi, merokok, terserang


infeksi, mengonsumsi obat obatan tertentu, sering terpapar asap rokok,
sering minum minuman beralkohol maka anaknya memiliki resiko
mengalami ketidakmampuan belajar dan ber IQ rendah.

✓ Kurang gizi

Kesenjangan rata rata anak yang kurang gizi dengan yang cukup gizi
mencapai 20 poin (Stoch &Smythe, 1963; Winick, Meyer, & Haris, 1975).

✓ Paparan terhadap bahan beracun

Sejumlah anak-anak terutama dari kelompok minoritas dan miskin


terpapar bahan bahan beracun pada tingkat yang membahayakan. Bahan
tersebut berasal dari debu dan tanah yang terkontaminasi, cat beracun pipas
bekas limbah. Bahan bahan ini dapat membahyakan sistem saraf dan otak.
Yang mengakibatkan IQ rendah dan berprestasi buruk disekolah (Hornung,
Lanphear, & Dietrich, 2009; Koller et al., 2004).

✓ Lingkungan keluarga yang memancing timbulnya stress

Faktor-faktor yang dapat meramalkan berkurangnya kompetensi


intelektual :

• Ayah yang tidak tinggal serumah dengan keluarga

• Ibu yang memiliki sejarah gangguan mental


• Orangtua dengan keterampilan kerja rendah

12
• Sejarah kejadian yang memicu stres diawal kehidupan, seperti
kekerasan dalam keluarga (Sameroff et al.,1987).

Kemungkinan untuk meningkatkan IQ adalah dengan meningkatkan


pendidikan, perawatan kesehatan, pola makan, dan kesempatan kerja pada
orang orang miskin dengan skor IQ rendah sehingg ameningkatkan rata rata
secara keseluruhan.

Dengan demikian meskipun faktor keturunan dapat menghasilkan


variasi potensi intelektual seseorang , tetapi masih ada banyak faktor lain
yang memengaruhi variasi tersebut

6. Dibalik Perdebatan antara Nature dan Nurture

Interaksi antara gen dan lingkungan jauh lebih kompleks. Gen


memengaruhi lingkungan mana yang dirasakan paling cocok dan faktor
faktor lingkungan yang memengaruhi genom dengan cara mutasi dan
perubahan epigenetis

Perkembangan seseorang adalah hasil dari dari dialog dinamis


antara gen dan lingkungannya ditambah kemungkinan kejadian.Pengaruh
genetis dan lingkungan menyatu dan tidak dapat dibedakan dalam
perkembangan seseorang.

7. Psikologi dalam hidup anda

Haruskah anda melakukan tes genetis?

Apakah anda ingin mnjalani uji genetika untuk melihat apakah anda
memiliki sedikit risiko penyakit alzheimer, depresi atau meninggal lebih
dini?

Jika anda mengetahuinya apa yang akan anda lakukan?

Beberapa hal yang harus diingat:

13
✓ gen bukanlah takdir

Gen tidak menentukan sebagian besar trait dan penyakit, gen hanya
memengaruhi probabilitas seseorang dalam mengembangkan trait atau
penyakit.

✓ Informasi genetis dapat digunakan untuk melawan anda

✓ Mengetahui risiko genetis tidak memerintahkan anda untuk


melakukan sesuatu

✓ Pengujian genetis dapat membebaskan atau memberi stigma

✓ Mengetahui disposisi genetis dapat menciptakan diagnosis yang


prematur atau keyakinan yang terkabulkan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menguak Tabir Rahasia Gen
Ilmuwan memahami faktor keturunan(gen) maupun lingkungan saling
berinteraksi dalam menghasilkan trait psikologis dan fisik kita. hidup kita.
Genom selalu berubah sepanjang waktu diakibatkan mutasi epigenetis.

2. Genetika Kesamaan
Ahli psikologi evolusi berpendapat bahwa banyak persamaan
fundamental antar manusia dapat ditelusuri melalui proses evolusi(seleksi
alam).
Pikiran merupakan kumpulan modul mental yang terspesialisasi untuk
mengatasi persoalan spesifik hidup.
3. Warisan Kita Sebagai Manusia: Berpasangan dan Kawin
Masalah pokok yang memisahkan kelompok evolusi dengan para
pengkritiknya merupakan rentang “rantai genetika”.
4. Genetika Perbedaan.
Perkiraan mengenai faktor keturunan hanya dapat diterapkan untuk
menjelaskan perbedaan dalam suatu kelompok khusus yang hidup dalam
lingkungan yang khusus.
5. Keragaman Manusia: Intelegensi
Terdapat perkiraan kewarisan terhadap intelegensi, namun gen tidak
menentukan intelegensi. Variansi sisa skor IQ sebagian besar terkait dengan
pengaruh lingkungan.
Faktor - faktor lingkungan, seperti kurangnya perawatan selama
dalam kandungan, malnutrisi, paparan bahan beracun, dan lingkungan
keluarga yang memicu stres berkaitan dengan lebih rendahnya hasil tes
inteligensi. Sebaliknya, lingkungan yang sehat dan mendukung, serta
beberapa aktivitas pengayaan, dapat meningkatkan performa seseorang

15
dalam tes inteligensi. Peningkatan skor IQ disebabkan oleh pendidikan,
kesehatan dan pekerjaan yang lebih baik.
6. Di Balik Perdebatan Nature dan Nuture

Keturunan dan lingkungan selalu berinteraksi dan menghasilkan trait


psikologis seseorang dan juga sebagian besar ciri-ciri fisik seseorang. Interaksi
tersebut bekerja dalam dua arah.

7. Psikologi dalam Hidup Anda.

Ketika mempertimbangkan untuk melakukan tes genetis, pemikiran kritis


akan mempertimbangkan konsekuensi sosial dan pribadi, seperti pemberian stigma
terhadap hasil tes tersebut akankah membantu mereka menerima dan menghadapi
masalah, atau bahkan dapat mengabulkan harapan.

B. Saran

Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan agar masyarakat lebih


memahami betapa pentingnya lingkungan terhadap pengembangan
intelegensi dan tidak beranggapan bahwa intelegensi hanya dipengaruhi
oleh gen. Selain itu, anggapan mengenai perbedaan intelegensi antara kulit
hitam dan kulit putih sebaiknya tidak diperdebatkan lagi karena terkesan
membandingkan antara dua ras. Sebelum melakukan tes intelegensi
diharapakan dapat memikirkan dampak setelah mengetahui hasil tes
tersebut. Disisi lain diharapkan para pembaca dapat memahami keterkaitan
antara gen,evolusi dan lingkungan serta dapat menilai dan memberikan
pengaruh baik terhadap kehidupan pribadi maupun orang lain.

16
DAFTAR PUSTAKA

Wade,Carole. Carol T.,dan Maryanne G.2014.Psikologi Edisi Kesebelas. Jakarta:


Erlangga

Definisi Intelegensi. (2018, april 18). Retrieved from Universitas Psikologi:


https://www.universitaspsikologi.com/2018/04/definisi-sejarah-faktor-
mempengaruhi-inteligensi.html

2013). Gen Berpengaruh Besar Bagi Kecerdasan. BBC news.com.

17

Anda mungkin juga menyukai