PENELITIAN
METODE PENELITIAN KUANTITATIF
KELOMPOK 2
G0119091 Nurutaqi Kafabihi S.
G0119116 Tennasya Ovie D N
G0119118 Tufaila Hafsha Addinisa
G0119121 Wheni Rosita Sari
TABLE OF CONTENTS
PENGERTIAN
01 PERMASALAHAN
SUMBER-SUMBER
02 IDENTIFIKASI MASALAH
03 RUMUSAN MASALAH
PENELITIAN
01 PENGERTIAN
PERMASALAHAN
PENGERTIAN PERMASALAHAN
Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan
sehari-hari, tak ada seorangpun yang tak luput dari masalah baik
masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah yang sifatnya berat.
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus
dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara
kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik.
PENGERTIAN MASALAH MENURUT
BEBERAPA AHLI
Menurut Hardani ( 2000 ), Dari masalah-masalah yang ada, peneliti perlu mengidentifikasi,
memilih dan merumuskannya. Beberapa hal yang dapat dijadikan sumber masalah adalah:
Pertemuan Bacaan
Ilmiah Intuisi
Pengalaman
Sumber masalah
1. Bacaan
Jurnal-jurnal penelitian merupakan laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber
masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian
lebih lanjut yang berkaitan dengan penelitian tersebut.
Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan
penelitian, hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang
belum terjawab.
2. Pertemuan Ilmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi, konferensi
dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang memerlukan
jawaban melalui penelitian.
6. Pengalaman
Pengalaman memang dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik.Tetapi tidak semua pengalaman yang
dimiliki seseorang itu selalu positif, tetapi kadang-kadang sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang
diperolehnya sendiri maupun dari orang lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui
penelitian.
7. Intuisi
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah.Masalah penelitian tersebut muncul dalam
pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan.
SUMBER PERMASALAHAN
Menurut James H. MacMillan dan schumanher (dalam Hadjar (1996)), masalah penelitian dapat
bersumber dari :
1. Observasi
Masalah yang muncul dari observasi merupakan jenis masalah yang didapatkan dari
pengamatan pada sebuah objek. Sebuah fenomena akan dianggap sebuah masalah jika hal
tersebut sudah terbatas atau tidak sesuai antara keharusan dan fakat yang ada di lapangan.
3. Kepustakaan
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dikaji ulang baik dengan atau
variasi. Hal ini menjadi sumber untuk menentukan masalah yang perlu diangkat untuk diteliti,
karena selalu ada saran untuk penelitian penelitian selanjutnya.
4. Masalah sosial
Terdapat di sekitar atau yang baru menjadi berita terhangat dapat menjadi sumber masalah
penelitian.
5. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat menimbulkan masalah yang memerlukan jawaban empiris untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Pengalaman dan pengamatan kita terhadap
lingkungan akan memicu pertanyaan “ ah mengapa … “, “ bagaimana bisa … “ atau “ apa
yang menyebabkan ..” semakin tajam pengamatan kita akan semakin mudah terungkapnya
masalah.
SUMBER PERMASALAHAN
Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara
pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetensi.
1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan. Seseorang yang mengalami perubahan tentu akan
muncul masalah. Misalnya, seseorang yang selalu menggunakan mesin ketik manual lalu mencoba menggunakan
computer
2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan. Suatu rencana yang sudah ditetapkan
namun hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana tersebut, hal tersebut akan menjadi masalah. Untuk
menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan dengan
kenyataan.
SUMBER PERMASALAHAN Stonner (1982)
3. Ada pengaduan. Contohnya, saat kita menjual produk dalam media online, kemudian pelanggan memberi pengaduan kepada
pihak yang berwenang dengan begitu semua orang yang tahu pengaduan tersebut akan tidak jadi membeli produk kita.
Hal ini sudah dipandang sebagai masalah. Dengan demikian masalah penelitian dapat digali dengan cara menganalisis isi
pengaduan.
4. Ada kompetisi. adanya saingan atau kompetisi sering menimbulkan masalah besar jika tidak ada perjanjian atau kerja sama
yang baik.
SUMBER PERMASALAHAN
Menurut Ranjit Kumar, Kebanyakan penelitian di bidang humaniora berkisar pada 4 P’s :
• Manusia
• Permasalahan
• Program
• Fenomena
Penekanan pada “P” tertentu mungkin berbeda dari studi ke studi tetapi pada umumnya dalam
praktiknya, kebanyakan studi penelitian didasarkan pada setidaknya kombinasi dari kedua permasalahan.
Kita bisa memilih sekelompok individu untuk memeriksa keberadaan isu atau masalah tertentu yang
berkaitan dengan kehidupan mereka, untuk memastikan sikap mereka terhadap suatu permasalahan,
untuk menetapkan adanya keteraturan (fenomena), atau untuk mengevaluasi efektivitas suatu
intervensi (program). Fokus kita untuk masalah penelitian mungkin studi tentang suatu masalah, atau
asosiasi dengan fenomena tersebut. Sebagai contoh:
• Hubungan antara penganguran dengan kejahatan jalanan
• Merokok dengan kanker
• Kesuburan dengan kematian
Setiap studi penelitian memiliki dua aspek, yaitu: Manusia/Orang memberi Anda
“studi populasi” sedangkan ketiga P’s lainnya melengkapi “Subjek Area”.
Subjek Area Masalah Masalah, situasi, asosiasi, Informasi yang kita butuhkan dikumpulkan untuk
kebutuhan, komposisi menemukan jawaban pertanyaan layanan
penduduk, profil, dll. penelitian kita (informasi mana yang akan
dikumpulkan)
● Apakah masalah tersebut dapat dijawab secara efektif melalui proses penelitian?
Apakah bisa dikumpulkan data relevan yang diperlukan untuk menjawab masalah
tersebut?
● Apakah masalah tersebut membawa hasil temuan yang cukup bermakna? Apakah
mengandung sesuatu yang penting di dalam masalah tersebut? Apakah pemecahan
masalah atau penemuannya nanti akan memberikan sesuatu yang baru kepada
khasanah teori dan praktek pendidikan?
● Apakah masalah tersebut merupakan sesuatu yang baru? Apakah masalah tersebut
sudah diteliti sebelumnya? Hal ini untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu.
● Apakah masalah tersebut memungkinkan (fisibel) untuk diteliti? Hal ini termasuk
kesesuaian masalah dengan latar belakang si peneliti,
Kriteria Perumusan Masalah yang Baik
C. Menurut Donald Ary dan kawan-kawan (dalam arief Furchan, 2002) menyatakan ada
beberapa kriteria permasalahan yang baik, yaitu:
● Permasalahan tersebut harus sesuai dengan bidang ilmu yang sudah dan atau yang
sedang didalami. Untuk dapat melaksanakan kegiatan penelitian dengan baik seseorang
harus menguasai dua hal, yaitu: materi atau substansi dari bidang ilmu yang akan diteliti,
dan teknik atau metodologi untuk melakukan penelitian dengan baik dan benar.
● Permasalahan yang dipilih harus sesuai dengan minat calon peneliti.
● Permasalahan yang dipilih harus penting dalam arti mempunyai kemanfaatan yang luas.
Kriteria Perumusan Masalah yang Baik
E. Menurut Fred N. Kerlinger, ada tiga kriteria untuk menentukan permasalahan yang baik dan
pernyataan masalah yang baik.
● Pertama, masalah itu harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan
demikian, masalah itu mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti : Apakah A terkait dengan B?
Bagaimakah A dan B terkait dengan C?
● Kedua, masalahnya harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan. Hikmah
pertanyaan ialah mengajukan soal atau masalahnya secara langsung. Tujuan kajian tidak sama dengan
masalah yang dikaji itu. Contoh : Tujuan telaah Hurlock misalnya, adalah untuk menjelaskan tentang
penggunaan insentif dalam sekolah. Masalahnya adalah pertanyaan tentang hubungan antara insentif
dan prestasi. Cara sederhana adalah cara yang terbaik, yaitu ajukan pertanyaan.
● Ketiga, kriteria ketiga ini biasanya sulit dipenuhi. Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan
dengan cara tertentu yang menyiratkan adanya kemungkinan pengujian empiris. Suatu masalah yang
tidak memuat implikasi pengujian hubungan atau hubungan-hubungan yang dinyatakannya, bukanlah
masalah ilmiah.
Selain itu, menurut Iwan Hermawan, Layak tidaknya masalah itu diteliti, pada umumnya ditinjau
dari beberapa kriteria, antara lain:
● Bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan, khususnya proses dan hasil pembelajaran
● Mengandung nilai-nilai keilmuan atau pengetahuan ilmiah
● Tersedianya data atau informasi di lapangan
● Datanya mudah diukur,diolah dan ditafsirkan
● Peneliti memiliki kemampuan untuk menelitinya.
1. Permasalahan deskriptif
Merupakan suatu masalah yang berkaitan dengan pertanyaan
terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih.
Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk membuat perbandingan variabel satu
dengan variabel lain, dan juga tidak bermaksud mengetahui hubungan antar
variabel. Penelitian semacam ini disebut sebagai penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif :
a. Seberapa efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia?
b. Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
pemerintah daerah di bidang pendidikan?
c. Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-
murid sekolah di Indonesia?
Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian
2. Permasalahan komparatif,
Merupakan suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan variabel satu
dengan lainnya.
Contoh rumusan masalah komparatif :
a. Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta? (variable
penelitian : prestasi belajar pada dua sample yaitu sekolah negeri dan swasta)
b. Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal dari Guru,
Pegawai Swasta, dan pedagang? (dua variable tiga sample)
c. Adakah perbedaan produktivitas karya ilmiah antara Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta?
(satu variable 2 sample
Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian
3. Permasalahan asosiatif
Merupakan suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menjelaskan hubungan antara dua
variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan, yaitu:
❖ Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang munculnya
secara bersama. Contoh rumusan masalah :
a. Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan
terhadap murid sekolah? (Variable pertama adalah penjualan es dan variable
keduanya adalah kejahatan).
b. Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah?
c. Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid
sekolah?
d. Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jumlah penduduk
Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian
❖ Hubungan kausal adalah hubungan bersifat sebab-akibat. Dalam penelitian ini, terdapat
variabel independen dan variabel dependen.
Contoh :
a. Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak? (variable
independen : pendidikan orang tua, variable dependen : prestasi belajar anak)
b. Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di SMA?
c. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan
memperoleh pekerjaan?
Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian
❖ Hubungan interaktif/ reciprocal/ timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian ini tidak
diketahui variabel independen dan variable dependen. Perlu diingat, bahwa tidak semua masalah
dapat diteliti, dan tidak semua masalah penelitian dapat dijawab. Contoh :
a. Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan A. Dapat dinyatakan
bahwa motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
b. Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya,
demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
Agar suatu masalah dapat diteliti maka suatu masalah atau pertanyaan penelitian haruslah sedemikian rupa,
sehingga pengumpulan data akan dapat memberikan jawabannya. Sebab, banyak masalah atau pertanyaan
penelitian yang tidak dapat dijawab jika hanya didasarkan pada informasi. Pada umumnya, rumusan masalah
dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif mencakup beberapa persyaratan, antara lain:
1. Situasi atau keadaan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti,
2. Alasan peneliti memilih tema dan masalah penelitian,
3. Hal-hal yang berkaitan dengan telah atau belum diketahuinya masalah yang akan diteliti,
4. Penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji teori, maka uraian latar belakang diawali dengan
penjelasan variabel dependen. Dengan kata lain, menguraikan secara piramida terbalik,
5. Menguraikan tentang kesenjangan penelitian (research gap) sehingga menjadi alasan mengapa suatu
teori penting untuk diuji,
6. Penting juga dalam penelitian kuantitatif untuk melakukan observasi awal.
Terdapat empat hal yang harus dipenuhi bagi terpilihnya judul penelitian, yaitu:
1. Harus sesuai dengan minat peneliti,
2. Harus dapat dilaksanakan,
3. Harus tersedia faktor pendukung,
4. Harus bermanfaat.
Meskipun judul penelitian merupakan sesuatu hal yang kali pertama dibaca, namun tahap
awal penelitian sebaiknya tidak dimulai dari pencarian judul. Penelitian muncul dari adanya
masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan memerlukan jawaban untuk
mengatasinya. Penelitian juga terbangun oleh rasa ingin tahu terhadap fenomena yang
diminati dan perlu dicari jawabannya.
PERUMUSAN TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan melalui proses analisis data. Tujuan penelitian pada
hakikatnya menggambarkan esensi pelaksanaan penelitian yang diwujudkan
untuk mengkaji aspek masalah tertentu yang berkaitan erat dengan masalah
yang disampaikan dalam bentuk kalimat pernyataan. Tujuan penelitian haruslah
sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan. Fungsi dari tujuan penelitian
adalah:
1. Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah
2. Untuk menerangkan hubungan di antara berbagai kejadian
3. Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
4. Untuk memperlihatkan efek tertentu.
Tujuan penelitian yang baik harus terdapat beberapa indicator di bawah ini :
1. Apakah tujuan penelitian tersebut berhubungan erat dengan masalah
penelitian. Tujuan penelitian tidak berdiri sendiri, tujuan penelitian harus tetap
memperhatikan masalah penelitian. Sehingga tujuan penelitian benar-benar
menjawab persoalan-persoalan dan penyataan yang telah disampaikan oleh latar
belakang penelitian
2. Apakah masalah dalam latar belakang yang telah disusun peneliti dapat
diketahui jawabannya melalui tujuannya. Tujuan penelitian yang baik harus
mampu menunjukan bahwa masalah penelitian akan terjawab dan tercapai
dengannya,sebaliknya tujuan yang tidak baik tidak berhubungan sama sekali
dengan permasalahannya.
• Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditetapkan dan
jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian. Beberapa sifat yang harus dipenuhi
sehingga tujuan penelitian dikatakan baik yaitu: spesifik, terbatas, dapat diukur, dan
dapat diperiksa dengan melihat hasil penelitian.
Terdapat bermacam tujuan penelitian, dipandang dari usaha untuk membatasi ini, yaitu:
1. Eksplorasi
Umumnya, peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tuga macam maksud, yaitu:
a) Memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami
b) Menguji kelayakan dalam melakukan penelitian/studi yang lebih mendalam
nantinya
c) Mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih
mendalam hasil penelitian eksplorasi, karena merupakan penelitian
penjelajahan, maka sering dianggap tidak memuaska keingintahuan awal dan
nantinya ingin lebih
MACAM-MACAM TUJUAN PENELITIAN
2. Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau
membedakannya dengan fenomena yang lain.
3. Prediksi
Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang
memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan
mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y). Prediksi sering kita pakai sehari-hari, misalnya
dalam menerima mahasiswa baru, kita gunakan skor minimal tertentu—yang artinya
dengan skor tersebut, mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam
studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan
studi nantinya)
MACAM-MACAM TUJUAN PENELITIAN
4. Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena
atau lebih. Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu
eksplanasi (keterkaitan sebab-akibat) valid atau tidak, atau menentukan mana
yang lebih valid diantara dua (atau lebih) eksplanasi yang saling bersaing.
Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat bertujuan menjelaskan, misalnya,
“mengapa” suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi
dari kota-kota tipe lainnya
2. Menerangkan data atau kondisi atau latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau
fenomena. Penelitian dengan tugas menerangkan. Berbeda dengan penelitian yang
menekankan pengungkapan peristiwa apa adanya, maka penelitian dengan tugas
menerangkan peristiwa jauh lebih kompleks dan luas. Dapat dilihat dari hubungan
suatu dengan hubungan yang lain.
3. Menyusun teori, Penyusunan teori baru memakan waktu yang cukup panjang
karena akan menyangkut pembakua dalam berbagai instrumen, prosedur maupun
populasi dan sampel.
4. Meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi Suatu peristiwa yang mungkin
terjadi berdasarkan data-data yang telah diketahui dan dikumpulkan, informasi
yang didapat akan sangat berarti dalam memperkirakan kemungkinan yang akan
terjadi untuk melalui masa berikutnya. Melalui penelitian dikumpulkan data
untuk meramalkan beberapa kejadian atau situasi masa yag akan datang.
● Tarissa : bagaimana kalau peneliti meneliti hal yang bukan baru dan penelitiannya sudah lebih dari 10
tahun?
Jawab : ada juga riset yang bersifat replikasi tetapi terdapat perbedaan dalam penelitiannya adalah
konteksnya. Setiap jurnal pasti ada pengulangan dan itu terus yang dibahas, tapi pasti ada sesuatu yang
berbeda, entah person, kelompok, umur, dll.
● Sinung : bagaimana rumusan masalah bisa ditaruh dalam rumusan masalah penelitian?
Jawab : ini sudah ada dalam kriteria masalah penelitian dalam slide 38. bersifat fisibel, terdapat batasan
masalah secara jelas.
● Shofi : bagaimanakah contoh hubungan antara menetapkan perumusan masalah dengan pemecahan
masalah?
Jawab : misal dalam mencocokkan jawaban pada pelajaran matematika. Caranya salah tapi jawabannya
benar. Kemungkinan bahwa terdapat jalan alternatif atau hanya kebetulan saja. Akan tetapi, yang paling
tepat adalah suatu masalah yang sudah benar untuk memecahkannya menggunakan jalan yang benar
pula.