Anda di halaman 1dari 65

PERMASALAHAN

PENELITIAN
METODE PENELITIAN KUANTITATIF
KELOMPOK 2
G0119091 Nurutaqi Kafabihi S.
G0119116 Tennasya Ovie D N
G0119118 Tufaila Hafsha Addinisa
G0119121 Wheni Rosita Sari
TABLE OF CONTENTS
PENGERTIAN
01 PERMASALAHAN

SUMBER-SUMBER
02 IDENTIFIKASI MASALAH

03 RUMUSAN MASALAH
PENELITIAN
01 PENGERTIAN
PERMASALAHAN
PENGERTIAN PERMASALAHAN
Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan
sehari-hari, tak ada seorangpun yang tak luput dari masalah baik
masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah yang sifatnya berat.
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus
dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara
kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik.
PENGERTIAN MASALAH MENURUT
BEBERAPA AHLI

Sugiyono James Stoner


Masalah diartikan sebagai penyimpangan Masalah suatu situasi menghambat
antara yang seharusnya dengan apa yang organisasi untuk mencapai satu atau
benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, lebih tujuan.
antara aturan dengan pelaksanaan, antara
rencana dengan pelaksana.

Prajudi Atmosudirjo Roger Kaufman


Masalah adalah sesuatu yang menyimpang Masalah adalah suatu kesenjangan yang
dari apa yang diharapkan, direncanakan, perlu ditutup antara hasil yang dicapai
ditentukan untuk dicapai sehingga pada saat ini dan hasil yang diharapkan.
merupakan rintangan menuju tercapainya
tujuan.
PENGERTIAN MASALAH MENURUT
BEBERAPA AHLI

Suryabrata Fred N. Kerlinger


Masalah adalah kesenjangan antara harapan Suatu masalah adalah sebuah kalimat tanya
(das sollen) dengan kenyataan (das sein), atau pertanyaan yang menanyakan: Hubungan
antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara apakah yang terdapat antara dua variabel atau
yang seharusnya (what lebih? Jawabannya adalah yang dicari dalam
should be) dengan yang ada (what it is) penelitian.

Ditambahkan Natasyah Dwi Ramadina (G0119085)


Kerlinger, Fred, N. 1986. Azas-azas Penelitian Behavioral (terjemahan).Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Masalah Penelitian adalah sesuatu hal atau
kejadian yang berupa kesenjangan antara
kenyataan dengan yang sesuatu diharapkan
dengan baik
02
SUMBER-SUMBER
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
SUMBER PERMASALAHAN

Menurut Hardani ( 2000 ), Dari masalah-masalah yang ada, peneliti perlu mengidentifikasi,
memilih dan merumuskannya. Beberapa hal yang dapat dijadikan sumber masalah adalah:

Pertemuan Bacaan
Ilmiah Intuisi

Pengalaman
Sumber masalah

Pemegang Wawancara dan


otoritas Penyebaran
Pengamatan Kuisoner
SUMBER PERMASALAHAN MENURUT HARDANI

1. Bacaan
Jurnal-jurnal penelitian merupakan laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber
masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian
lebih lanjut yang berkaitan dengan penelitian tersebut.
Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan
penelitian, hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang
belum terjawab.

2. Pertemuan Ilmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi, konferensi
dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang memerlukan
jawaban melalui penelitian.

3. Pernyataan pemegang kekuasaan (otoritas)


Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figur yang dianut oleh orang-
orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tesebut dapat
dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas disini dapat bersifat Formal dan non formal.
SUMBER PERMASALAHAN MENURUT HARDANI
4. Pengamatan (observasi)
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak
direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan
suatu masalah (sumber masalah).

5. Wawancara dan penyebaran kuesioner


Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan
masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tersebut. Demikian juga menyebarkan angket kepada
masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut.

6. Pengalaman
Pengalaman memang dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik.Tetapi tidak semua pengalaman yang
dimiliki seseorang itu selalu positif, tetapi kadang-kadang sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang
diperolehnya sendiri maupun dari orang lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui
penelitian.

7. Intuisi
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah.Masalah penelitian tersebut muncul dalam
pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan.
SUMBER PERMASALAHAN

Menurut James H. MacMillan dan schumanher (dalam Hadjar (1996)), masalah penelitian dapat
bersumber dari :

1. Observasi
Masalah yang muncul dari observasi merupakan jenis masalah yang didapatkan dari
pengamatan pada sebuah objek. Sebuah fenomena akan dianggap sebuah masalah jika hal
tersebut sudah terbatas atau tidak sesuai antara keharusan dan fakat yang ada di lapangan.

2. Dedukasi dari teori


Banyak hasil penelitian akan menghasilkan banyak teori, dan biasanya beberapa teori akan
saling menguatkan atau saling melemahan satu sama lain. Kebenaran dari teori ini tidak hanya
benar terhadap rasio tapi juga harus dibuktikan secara empiris. .Meskipun demikian,
kebanyakan masalah yang muncul dari Deduksi terhadap teori pada umumnya digunakan untuk
mencoba keberlakuan suatu teori yang pada sekelompok objek penelitian
SUMBER PERMASALAHAN
Menurut James H. MacMillan dan schumanher (dalam Hadjar (1996)), masalah penelitian dapat
bersumber dari :

3. Kepustakaan
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dikaji ulang baik dengan atau
variasi. Hal ini menjadi sumber untuk menentukan masalah yang perlu diangkat untuk diteliti,
karena selalu ada saran untuk penelitian penelitian selanjutnya.

4. Masalah sosial
Terdapat di sekitar atau yang baru menjadi berita terhangat dapat menjadi sumber masalah
penelitian.

5. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat menimbulkan masalah yang memerlukan jawaban empiris untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Pengalaman dan pengamatan kita terhadap
lingkungan akan memicu pertanyaan “ ah mengapa … “, “ bagaimana bisa … “ atau “ apa
yang menyebabkan ..” semakin tajam pengamatan kita akan semakin mudah terungkapnya
masalah.
SUMBER PERMASALAHAN
Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara
pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetensi.

1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan. Seseorang yang mengalami perubahan tentu akan
muncul masalah. Misalnya, seseorang yang selalu menggunakan mesin ketik manual lalu mencoba menggunakan
computer
2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan. Suatu rencana yang sudah ditetapkan
namun hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana tersebut, hal tersebut akan menjadi masalah. Untuk
menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan dengan
kenyataan.
SUMBER PERMASALAHAN Stonner (1982)

3. Ada pengaduan. Contohnya, saat kita menjual produk dalam media online, kemudian pelanggan memberi pengaduan kepada
pihak yang berwenang dengan begitu semua orang yang tahu pengaduan tersebut akan tidak jadi membeli produk kita.
Hal ini sudah dipandang sebagai masalah. Dengan demikian masalah penelitian dapat digali dengan cara menganalisis isi
pengaduan.
4. Ada kompetisi. adanya saingan atau kompetisi sering menimbulkan masalah besar jika tidak ada perjanjian atau kerja sama
yang baik.
SUMBER PERMASALAHAN
Menurut Ranjit Kumar, Kebanyakan penelitian di bidang humaniora berkisar pada 4 P’s :
• Manusia
• Permasalahan
• Program
• Fenomena
Penekanan pada “P” tertentu mungkin berbeda dari studi ke studi tetapi pada umumnya dalam
praktiknya, kebanyakan studi penelitian didasarkan pada setidaknya kombinasi dari kedua permasalahan.
Kita bisa memilih sekelompok individu untuk memeriksa keberadaan isu atau masalah tertentu yang
berkaitan dengan kehidupan mereka, untuk memastikan sikap mereka terhadap suatu permasalahan,
untuk menetapkan adanya keteraturan (fenomena), atau untuk mengevaluasi efektivitas suatu
intervensi (program). Fokus kita untuk masalah penelitian mungkin studi tentang suatu masalah, atau
asosiasi dengan fenomena tersebut. Sebagai contoh:
• Hubungan antara penganguran dengan kejahatan jalanan
• Merokok dengan kanker
• Kesuburan dengan kematian
Setiap studi penelitian memiliki dua aspek, yaitu: Manusia/Orang memberi Anda
“studi populasi” sedangkan ketiga P’s lainnya melengkapi “Subjek Area”.

Ditambahkan Trinia Rizqi S. (G0119117)


Kumar, R. (2011). Research Methodology : A Step-by-Step Guide for Beginners (3 ed.). London: SAGE Publicatins Lcd.
SUMBER PERMASALAHAN Ranjit Kumar
Aspek masalah penelitian:
Aspek pada studi Tentang Mempelajari
Studi populasi Manusia Individu, organisasi, Mereka memberikan kita informasi yang diperlukan
kelompok, komunitas atau kita mengumpulkan informasi dari atau
tentang mereka (darimana informasi dikumpulkan)

Subjek Area Masalah Masalah, situasi, asosiasi, Informasi yang kita butuhkan dikumpulkan untuk
kebutuhan, komposisi menemukan jawaban pertanyaan layanan
penduduk, profil, dll. penelitian kita (informasi mana yang akan
dikumpulkan)

Program Isi, struktur, hasil, atribut,


kepuasan, konsumen,
penyedia, dll.

fenomena Sebab-akibat, hubungan,


mempelajari fenomena itu
sendiri, dll.

Ditambahkan Trinia Rizqi S. (G0119117)


Kumar, R. (2011). Research Methodology : A Step-by-Step Guide for Beginners (3 ed.). London: SAGE Publicatins Lcd.
PERTIMBANGAN SELEKSI MASALAH
Terdapat dua kepentingan yang harus dijadikan pertimbangan dalam menyeleksi masalah :

1. Pertimbangan yang didasarkan atas keberadaan penelitian itu sendiri


● Contoh :
- Apakah masalah yang akan saya teliti cukup baik dalam arti sesuai dengan minat,
dan kebutuhan saya?
- Apakah saya mempunyai kompetensi yang diperlukan untuk merancang dan
melaksanakan jenis penelitian ini?
- Apakah saya cukup terampil untuk mengembangkan desain penelitian,
menentukan alat dna prosedur penelitian, mengolah data dan menafsirkan
sehingga kesimpulan dapat diambil?

2. Pertimbangan yang didasarkan pada pertimbangan sosial


● Contoh :
- Apakah penelitian saya ini kelak dapat menyumbangkan sesuatu bagi
perkembangan ilmu?
- Apakah penelitian saya ini memberi nilai praktis bagi teman seprofesi atau
orang lain?
- Apakah penelitian saya ini dapat merangsan penelitian bagi orang lain?
Kriteria Perumusan Masalah yang Baik
Ada beberapa kriteria dalam merumuskan problematika penelitian yang baik,
sebagaimana dikemukakan para ahli berikut ini.

A. Menurut Fraenkel dan Wallen (2010) masalah penelitiaan biasanya ditunjukkan


sebagai pertanyaan. Karakteristik pertanyaan penelitian yang baik menurutnya
adalah:
● Pertanyaan itu harus feasible, artinya pertanyaan atau masalah penelitian itu
dapat memungkinkan untuk diteliti, dipandang dari segi waktu, energi, atau biaya.
● Pertanyaan itu harus jelas, artinya pertanyaan tersebut harus dirumuskan
dengan kalimat yang sederhana yang dapat disepakati maknanya oleh sebagian
besar masyarakat.
● Pertanyaan itu harus signifikan, maksudnya bahwa masalah penelitian itu akan
memberikan sumbangan pengetahuan yang penting bagi manusia.
● Pertanyaan itu harus etis, artinya pertanyaan atau permasalahan tersebut
apabila diteliti tidak akan merusak atau membahayakan manusia atau lingkungan
alam dan lingkungan manusia.
Kriteria Perumusan Masalah yang Baik
B. Berikutnya Jhon W. Best (2007) menyatakan bahwa masalah penelitian dikatakan baik
(tepat dan pantas diajukan sebagai masalah penelitian), apabila pertanyaan-pertanyaan
penjajakan berikut dapat terjawab, yaitu:

● Apakah masalah tersebut dapat dijawab secara efektif melalui proses penelitian?
Apakah bisa dikumpulkan data relevan yang diperlukan untuk menjawab masalah
tersebut?
● Apakah masalah tersebut membawa hasil temuan yang cukup bermakna? Apakah
mengandung sesuatu yang penting di dalam masalah tersebut? Apakah pemecahan
masalah atau penemuannya nanti akan memberikan sesuatu yang baru kepada
khasanah teori dan praktek pendidikan?
● Apakah masalah tersebut merupakan sesuatu yang baru? Apakah masalah tersebut
sudah diteliti sebelumnya? Hal ini untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu.
● Apakah masalah tersebut memungkinkan (fisibel) untuk diteliti? Hal ini termasuk
kesesuaian masalah dengan latar belakang si peneliti,
Kriteria Perumusan Masalah yang Baik
C. Menurut Donald Ary dan kawan-kawan (dalam arief Furchan, 2002) menyatakan ada
beberapa kriteria permasalahan yang baik, yaitu:

● Masalah hendaknya merupakan masalah yang pemecahannya akan memberikan


sumbangan kepada bangunan pengetahuan dibidang pendidikan.
● Masalah itu hendaknya merupakan masalah yang akan membawa kepada persoalan-
persoalan baru dan demikian juga kepada penelitian-penelitian berikutnya
● Permasalahan hendaknya merupakan permasalahan yang dapat diteliti
● Permasalahan itu harus sesuai bagi si peneliti, menarik bagi si peneliti, sesuai dengan
bidang yang dikuasai dan waktu yang tersedia baginya.
Kriteria Perumusan Masalah yang Baik
D. Menurut Arikunto (2009) bahwa permasalahan penelitian yang baik perlu mempertimbangkan
hal-hal berikut:

● Permasalahan tersebut harus sesuai dengan bidang ilmu yang sudah dan atau yang
sedang didalami. Untuk dapat melaksanakan kegiatan penelitian dengan baik seseorang
harus menguasai dua hal, yaitu: materi atau substansi dari bidang ilmu yang akan diteliti,
dan teknik atau metodologi untuk melakukan penelitian dengan baik dan benar.
● Permasalahan yang dipilih harus sesuai dengan minat calon peneliti.
● Permasalahan yang dipilih harus penting dalam arti mempunyai kemanfaatan yang luas.
Kriteria Perumusan Masalah yang Baik
E. Menurut Fred N. Kerlinger, ada tiga kriteria untuk menentukan permasalahan yang baik dan
pernyataan masalah yang baik.
● Pertama, masalah itu harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan
demikian, masalah itu mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti : Apakah A terkait dengan B?
Bagaimakah A dan B terkait dengan C?
● Kedua, masalahnya harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan. Hikmah
pertanyaan ialah mengajukan soal atau masalahnya secara langsung. Tujuan kajian tidak sama dengan
masalah yang dikaji itu. Contoh : Tujuan telaah Hurlock misalnya, adalah untuk menjelaskan tentang
penggunaan insentif dalam sekolah. Masalahnya adalah pertanyaan tentang hubungan antara insentif
dan prestasi. Cara sederhana adalah cara yang terbaik, yaitu ajukan pertanyaan.
● Ketiga, kriteria ketiga ini biasanya sulit dipenuhi. Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan
dengan cara tertentu yang menyiratkan adanya kemungkinan pengujian empiris. Suatu masalah yang
tidak memuat implikasi pengujian hubungan atau hubungan-hubungan yang dinyatakannya, bukanlah
masalah ilmiah.

Ditambahkan Salma Arfia Fadhilah (G0119100)


Kerlinger, F. N. (1990). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kriteria Perumusan Masalah yang Baik
F. Menurut Iwan Hermawan , Ada beberapa indicator dalam mengangkat sebuah masalah yang
dapat dijadikan sebagai bahan penelitian antara lain :
● Apabila sesuatu, peristiwa, atau fenomena yang terjadi menimbulkan keraguan atau
ketidakpastian.
● Apabila terjadi kesenjanjangan antara harapan (das solen) dengan kenyataan (das sein).
● Apabila cara-cara berpikir yang berbeda menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang
berlawanan.
● Apabila terjadi peristiwa peristiwa yang mengancam (seperti epidemic, banjir, longsor,
dekadensi moral, dsb.)

Ditambahkan Nurul Qurrata A’yun (G0119090)


S., I H.(2019). Metodologi Penelitian Pendidikan. Kuningan: Hidayatul Quran Kuningan.
Kriteria Perumusan Masalah yang Baik

Selain itu, menurut Iwan Hermawan, Layak tidaknya masalah itu diteliti, pada umumnya ditinjau
dari beberapa kriteria, antara lain:
● Bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan, khususnya proses dan hasil pembelajaran
● Mengandung nilai-nilai keilmuan atau pengetahuan ilmiah
● Tersedianya data atau informasi di lapangan
● Datanya mudah diukur,diolah dan ditafsirkan
● Peneliti memiliki kemampuan untuk menelitinya.

Ditambahkan Nurul Qurrata A’yun (G0119090)


S., I H.(2019). Metodologi Penelitian Pendidikan. Kuningan: Hidayatul Quran Kuningan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa problematika penelitian
yang baik, apabila problematika penelitian tersebut memenuhi dua kriteria yaitu kriteria yang
bersifat subyektif dan bersifat obyektif.
Kriteria subyektif berhubungan dengan si peneliti, yaitu yang menyangkut
(1) kemampuan dan keahlian;
(2) minat;
(3) biaya penelitian yang dimiliki;
(4) waktu yang tersedia;
(5) alat-alat dan fasilitas yang tersedia si peneliti dalam melakukan
penelitian;
(6) penguasaan metodologi penelitian.

Sedangkan pertimbangan obyektif merupakan pertimbangan yang datang


dari arah masalahnya itu sendiri. Pertimbangan obyektif ini mengarah
kepada pemberian sumbangan kemanfaatan, yang meliputi
(1) pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan;
(2) pemecahan masalah-masalah praktis.
FAKTOR INTERNAL & EKSTERNAL
DALAM MENETAPKAN MASALAH
Menurut Winarno Surachmad (1989) menyatakan beberapa faktor
internal dan eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan
masalah, yaitu:

▪ Apakah masalah itu berguna untuk dipecahkan?


▪ Apakah terdapat kepandaian yang diperlukan untuk pemecahan
masalah itu?
▪ Apakah masalah itu sendiri menarik untuk dipecahkan?
▪ Apakah masalah ini memberikan sesuatu yang baru (aktual)?
▪ Apakah untuk pemecahan masalah tersebut dapat diperoleh data
yang secukupnya?
▪ Apakah masalah itu terbatas sedemikian rupa sehingga jelas
batas-batasnya dan dapat dilaksanakan pemecahannya?
Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian dikembangkan berdasarkan
penelitian menurut tingkat eksplanasi (level of explanation). Bentuk masalah dapat
dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

1. Permasalahan deskriptif
Merupakan suatu masalah yang berkaitan dengan pertanyaan
terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih.
Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk membuat perbandingan variabel satu
dengan variabel lain, dan juga tidak bermaksud mengetahui hubungan antar
variabel. Penelitian semacam ini disebut sebagai penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif :
a. Seberapa efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia?
b. Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
pemerintah daerah di bidang pendidikan?
c. Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-
murid sekolah di Indonesia?
Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian

2. Permasalahan komparatif,
Merupakan suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan variabel satu
dengan lainnya.
Contoh rumusan masalah komparatif :
a. Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta? (variable
penelitian : prestasi belajar pada dua sample yaitu sekolah negeri dan swasta)
b. Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal dari Guru,
Pegawai Swasta, dan pedagang? (dua variable tiga sample)
c. Adakah perbedaan produktivitas karya ilmiah antara Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta?
(satu variable 2 sample
Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian
3. Permasalahan asosiatif
Merupakan suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menjelaskan hubungan antara dua
variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan, yaitu:

❖ Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang munculnya
secara bersama. Contoh rumusan masalah :
a. Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan
terhadap murid sekolah? (Variable pertama adalah penjualan es dan variable
keduanya adalah kejahatan).
b. Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah?
c. Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid
sekolah?
d. Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jumlah penduduk
Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian

❖ Hubungan kausal adalah hubungan bersifat sebab-akibat. Dalam penelitian ini, terdapat
variabel independen dan variabel dependen.
Contoh :
a. Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak? (variable
independen : pendidikan orang tua, variable dependen : prestasi belajar anak)
b. Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di SMA?
c. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan
memperoleh pekerjaan?
Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian
❖ Hubungan interaktif/ reciprocal/ timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian ini tidak
diketahui variabel independen dan variable dependen. Perlu diingat, bahwa tidak semua masalah
dapat diteliti, dan tidak semua masalah penelitian dapat dijawab. Contoh :
a. Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan A. Dapat dinyatakan
bahwa motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
b. Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya,
demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
Agar suatu masalah dapat diteliti maka suatu masalah atau pertanyaan penelitian haruslah sedemikian rupa,
sehingga pengumpulan data akan dapat memberikan jawabannya. Sebab, banyak masalah atau pertanyaan
penelitian yang tidak dapat dijawab jika hanya didasarkan pada informasi. Pada umumnya, rumusan masalah
dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif mencakup beberapa persyaratan, antara lain:

1. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,


2. Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat,
3. Rumusan masalah harus didukung adanya data,
4. Rumusan masalah mengandung hubungan dua variable atau lebih, dan
5. Rumusan masalah berorientasi pada suatu teori tertentu.
03
RUMUSAN MASALAH
PENELITIAN
Tahap paling menentukan paling bermakna dalam suatu penelitian adalah merumuskan atau
mengembangkan masalah. Tampaknya mengidentifikasi masalah tampak sangat mudah, namun, apabila
dihadapkan dengan rumusan masalah maka akan menempatkan di posisi yang membingungkan.
Pengalaman pengalaman penelitian dari para peneliti sering dihadapkan kebingungan saat
merumuskan masalah. Hal-hal tersebut di sebabkan oleh beberapa hambatan dibawah ini :
1. Kurangnya akan pengertian dari hakikat dan sifat Pendidikan
2. Belum memahami atau mengalami aktifitas pemecahan masalah secara sistematis
3. Kecilnya minat dan motivasi untuk menerobos hambatan psikologi
4. Kurangnya pembiasaan berpikir logis dalam mengevaluasi dang meng utak-atik pernyataan
psikologi
Para pakar psikologis kognitif (Dewey, Weirthemer, Bolton, Ausubel dan lain lain) menyatakan bahwa
berpikir pemecahan masalah itu mengandung 3 fase :

1. Berpikir Kritis analitis


Berpikir kritis analitis menekankan pada kemampuan seseorang mengoperasikan kemampuan
evaluasi seseorang terhadap informasi secara tepat, benar, cocok, dan efektif. Dalam
kegiatan berpikir kritis dan analitis terdapat kegiatan berpikir
a. Memahami masalah untuk menemukan pemecahannya
b. Menilai suatu penelitian didasarkan pada analitis informasi dari berbagai sumber
2. Berpikir kreaitif
Berpikir kreatif adalah berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru paling tidak bagi
peneliti itu sendiri. Untuk menghasilkan sesuatu yang baru tadi, intensitas dan kualitas
berpikir dilatar belakangi oleh kepribadian pemikir, seperti ketekunan, keingintauan,
kemauan, dan reaksi positif dalam menemukan hal baru.
3. Berpikir intuitif
Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah kehidupan
dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan antara yang
seharusnya dengan kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia
antara harapan dan kenyataan. Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang
baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi
lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti
.
1. Kriteria Masalah Penelitian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian.
a) Memiliki nilai penelitian Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau
bermanfaat yang positif.
b) Memiliki fisibilitas Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau
dijawab.
2. Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:
a) Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut.
b) Batas-batas masalah yang jelas.
c) Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya.
d) Adanya biaya yang diperlukan.
e) Tidak bertentangan dengan hukum.
f) Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah
disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti.
3. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik
Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:
a) Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah
tersebut.
b) Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
c) Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
d) Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
e) Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
f) Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat,
ideologi, dan kepercayaan agama
CARA MERUMUSKAN MASALAH
Masalah dapat diartikan sebagai kesenjangan atau penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang sebenarnya terjadi. Masalah dapat dikatakan
sebagai sesuatu yang memerlukan pemecahan/ solusi. Pemecahan masalah
tersebut dilakukan melalui penelitian, sehingga pada dasarnya penelitian
dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat digunakan untuk pemecahan
suatu masalah.
● Kunci utama untuk menemukan titik awal masalah yang dapat dicari
jawabannya melalui penelitian adalah kepekaan terhadap keadaan di sekitar
lingkungan. Artinya, peneliti harus mampu “membaca” keadaan lingkungan,
kemudian rajin membaca pustaka yang terkait dengan masalah tersebut
untuk mencari tahu apakah sudah pernah dijawab atau ditemukan oleh orang
(peneliti) lain.

● Masalah penelitian seharusnya dirumuskan secara spesifik sehingga dapat


dilakukan pengujian secara empiris. Apabila masalah yang dirumuskan terlalu
umum, maka akan menyulitkan tahapan pemecahan masalah karena pokok
permasalahannya tidak jelas. Hubungan antara ketepatan rumusan masalah
dan cara pemecahannya disajikan dalam Tabel 3.1.
• Untuk menemukan masalah juga dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis masalah,
yaitu dengan bantuan menyusun ke dalam pohon masalah. Dengan analisis masalah, maka
permasalahan dapat diketahui mana masalah yang penting, yang kurang penting, dan yang
tidak penting. Melalui analisis masalah juga dapat diketahui akar-akar permasalahannya.
• Untuk dapat melakukan analisis masalah, maka pertama-tama peneliti harus mampu
mendudukkan masalah dalam konteks keseluruhan secara sistematik. Dalam konteks tersebut
akan terlihat hubungan antara satu masalah dengan masalah yang lain, baik yang
mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh sebagai berikut.
Dikemukakan bahwa sistem pendidikan pada tingkat kelas, yang terdiri atas input, proses (interaksi
antara murid, kurikulum, guru, sarana pendidikan dan ruang kelas/tempat), sistem evaluasi belajar,
dan output yang berupa lulusan. Melalui gambar dibawah, masalah kualitas hasil lulusan yang rendah
misalnya akan dapat dianalisis tentang factor-faktor yang mempengaruhi.
MERUMUSKAN JUDUL
PENELITIAN
Judul penelitian merupakan sesuatu hal yang akan dibaca
pertama kali. Oleh karena itu, judul memiliki peran yang
sangat penting karena akan menentukan ketertarikan
pembaca terhadap penelitian.
SYARAT JUDUL PENELITIAN YANG BAIK
1. Informatif;
2. Tidak menggunakan kalimat yang terlalu panjang (Maksimal 12 kata untuk bahasa
Indonesia dan 10 kata untuk bahasa Inggris);
3. Boleh menggunakan anak judul;
4. Diupayakan menghindari kata pendahuluan, studi, dan analisis;
5. Jangan menggunakan singkatan kata;
6. Menarik minat peneliti;
7. Mampu dilaksanakan oleh calon peneliti;
8. Berbeda dengan judul penelitian yang sudah ada;
9. Saat menentukan judul penelitian hendaknya memungkinkan tersedianya data
lengkap yang dapat memudahkan peneliti.
CONTOH JUDUL PENELITIAN
1. Pengaruh Kepuasan Kompensasi Terhadap Komitmen Pekerjaan Karyawan
2. Pengaruh Kepemimpinan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja
Karyawan
3. Manfaat Informasi Akuntansi Untuk Memprediksi Risiko Investasi Saham
Judul penelitian seharusnya mencerminkan substansi latar belakang. Adapun substansi latar belakang pada
umumnya mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Situasi atau keadaan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti,
2. Alasan peneliti memilih tema dan masalah penelitian,
3. Hal-hal yang berkaitan dengan telah atau belum diketahuinya masalah yang akan diteliti,
4. Penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji teori, maka uraian latar belakang diawali dengan
penjelasan variabel dependen. Dengan kata lain, menguraikan secara piramida terbalik,
5. Menguraikan tentang kesenjangan penelitian (research gap) sehingga menjadi alasan mengapa suatu
teori penting untuk diuji,
6. Penting juga dalam penelitian kuantitatif untuk melakukan observasi awal.
Terdapat empat hal yang harus dipenuhi bagi terpilihnya judul penelitian, yaitu:
1. Harus sesuai dengan minat peneliti,
2. Harus dapat dilaksanakan,
3. Harus tersedia faktor pendukung,
4. Harus bermanfaat.

Meskipun judul penelitian merupakan sesuatu hal yang kali pertama dibaca, namun tahap
awal penelitian sebaiknya tidak dimulai dari pencarian judul. Penelitian muncul dari adanya
masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan memerlukan jawaban untuk
mengatasinya. Penelitian juga terbangun oleh rasa ingin tahu terhadap fenomena yang
diminati dan perlu dicari jawabannya.
PERUMUSAN TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan melalui proses analisis data. Tujuan penelitian pada
hakikatnya menggambarkan esensi pelaksanaan penelitian yang diwujudkan
untuk mengkaji aspek masalah tertentu yang berkaitan erat dengan masalah
yang disampaikan dalam bentuk kalimat pernyataan. Tujuan penelitian haruslah
sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan. Fungsi dari tujuan penelitian
adalah:
1. Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah
2. Untuk menerangkan hubungan di antara berbagai kejadian
3. Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
4. Untuk memperlihatkan efek tertentu.
Tujuan penelitian yang baik harus terdapat beberapa indicator di bawah ini :
1. Apakah tujuan penelitian tersebut berhubungan erat dengan masalah
penelitian. Tujuan penelitian tidak berdiri sendiri, tujuan penelitian harus tetap
memperhatikan masalah penelitian. Sehingga tujuan penelitian benar-benar
menjawab persoalan-persoalan dan penyataan yang telah disampaikan oleh latar
belakang penelitian
2. Apakah masalah dalam latar belakang yang telah disusun peneliti dapat
diketahui jawabannya melalui tujuannya. Tujuan penelitian yang baik harus
mampu menunjukan bahwa masalah penelitian akan terjawab dan tercapai
dengannya,sebaliknya tujuan yang tidak baik tidak berhubungan sama sekali
dengan permasalahannya.
• Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditetapkan dan
jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian. Beberapa sifat yang harus dipenuhi
sehingga tujuan penelitian dikatakan baik yaitu: spesifik, terbatas, dapat diukur, dan
dapat diperiksa dengan melihat hasil penelitian.

• Tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan


menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut. Tujuan dapat
beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut. Tidak satu orang yang mampu
mengajukan semua pertanyaan, dan demikian pula tak seorangpun sanggup menemukan
semua jawaban bahkan hanya untuk satu pertanyaan saja. Maka, kita perlu membatasi
upaya kita dengan cara membatasi tujuan penelitian
MACAM-MACAM TUJUAN PENELITIAN

Terdapat bermacam tujuan penelitian, dipandang dari usaha untuk membatasi ini, yaitu:

1. Eksplorasi
Umumnya, peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tuga macam maksud, yaitu:
a) Memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami
b) Menguji kelayakan dalam melakukan penelitian/studi yang lebih mendalam
nantinya
c) Mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih
mendalam hasil penelitian eksplorasi, karena merupakan penelitian
penjelajahan, maka sering dianggap tidak memuaska keingintahuan awal dan
nantinya ingin lebih
MACAM-MACAM TUJUAN PENELITIAN
2. Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau
membedakannya dengan fenomena yang lain.

3. Prediksi
Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang
memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan
mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y). Prediksi sering kita pakai sehari-hari, misalnya
dalam menerima mahasiswa baru, kita gunakan skor minimal tertentu—yang artinya
dengan skor tersebut, mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam
studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan
studi nantinya)
MACAM-MACAM TUJUAN PENELITIAN
4. Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena
atau lebih. Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu
eksplanasi (keterkaitan sebab-akibat) valid atau tidak, atau menentukan mana
yang lebih valid diantara dua (atau lebih) eksplanasi yang saling bersaing.
Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat bertujuan menjelaskan, misalnya,
“mengapa” suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi
dari kota-kota tipe lainnya

5. Penelitian aksi (tindakan)


Dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan
untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu. Penelitian ini umumnya
dilakukan dengan eksperimen tidakan dan mengamati hasilnya; berdasar hasil
tersebut disusun persyaratan solusi. Misal, diketahui fenomena bahwa meskipun
suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang, orang tetap memakai AC
(tidak mematikannya).
BENTUK TUJUAN PENELITIAN

Secara umum tujuan penelitian sendiri tersusun oleh dua bentuk :


1. Tujuan umum, yang merupakan tujuan akumulasi dan masih bisa di uraikan lebih sederhana
2. Tujuan khusus, rincian yang lebih detail dari tujuan umum.
Contoh
Tujuan umum
❑ Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
Tujuan khusus
❑ Mengetahui kemampuan belajar siswa terhadap prestasi saat pembelajaran
❑ Mengetahui motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa
❑ Mengetahui hubungan kondisi mood dengan prestasi belajar siswa saat pembelajaran
PERUMUSAN MANFAAT PENELITIAN
Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna bagi praktik pengambilan keputusan
dalam artian yang cukup jelas. Sedikitnya terdapat dua manfaat penelitian, yaitu:
1. Manfaat teoretis : Manfaat teoretis penelitian dilakukan dengan harapan hasil
yang diperoleh dapat bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan dan keilmuan.
2. Manfaat praktis : Manfaat praktis dimaknai bahwa hasil penelitian diharapkan
dapat bermanfaat bagi masyarakat atau komunitas publik secara keseluruhan atau
stakeholder secara khusus.
FUNGSI PENELITIAN
Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap
permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat
digunakan untuk pemecahan masalah. Pemecahan dan jawaban terhadap
permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana hanya
dalam penelitian dasar (basic research) dan dapat spesifik seperti biasanya
ditemui pada penelitian terapan (applied research).
FUNGSI PENELITIAN
1. Mendiskripsikan, memberikan, data atau informasi. Penelitian dengan tugas
mendiskripsi gejala dan peristiwa yang terjadi, maupun gejala-gejala yang terjadi
disekitar kitaperlu mendapat perhatian dan penanggulangan.gejala dan peristiwa
yang terjadi itu ada yang besar dan ada pula yang kecil tetapi, kalau dilihat dari
segi perkembangan untuk masa datang perlu mendapat perhatian segera.

2. Menerangkan data atau kondisi atau latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau
fenomena. Penelitian dengan tugas menerangkan. Berbeda dengan penelitian yang
menekankan pengungkapan peristiwa apa adanya, maka penelitian dengan tugas
menerangkan peristiwa jauh lebih kompleks dan luas. Dapat dilihat dari hubungan
suatu dengan hubungan yang lain.

3. Menyusun teori, Penyusunan teori baru memakan waktu yang cukup panjang
karena akan menyangkut pembakua dalam berbagai instrumen, prosedur maupun
populasi dan sampel.
4. Meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi Suatu peristiwa yang mungkin
terjadi berdasarkan data-data yang telah diketahui dan dikumpulkan, informasi
yang didapat akan sangat berarti dalam memperkirakan kemungkinan yang akan
terjadi untuk melalui masa berikutnya. Melalui penelitian dikumpulkan data
untuk meramalkan beberapa kejadian atau situasi masa yag akan datang.

5. Mengendalikan peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi. Melalui penelitian


juga dapat dikendalikan peristiwa maupun gejalagejala. Merancang sedemikian
rupa suatu bentuk penelitian untuk mengendalikan peristiwa itu.
Perlakuannya disusun dalam rancangan adalah membuat tindakan
pengendalian pada variabel lain yang mungkin mempengaruhi peristiwa itu.
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik.
DAFTAR PUSTAKA
Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., & Fardani, R. A. (2020). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Kerlinger, F. N. (1986). Azas-azas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Kumar, R. (2011). Research Methodology : A Step-by-Step Guide for Beginners (3 ed.). London: SAGE
Publicatins Lcd.
Kumar, R. (2011). Research Methodology : A Step-by-Step Guide for Beginners. London: SAGE Publicatins
Lcd.
Kurniawan, A. W., & Puspitaningtyas, Z. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pandiva Buku.
S., I. H. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif & Mixed Methode. Kuningan: Hidayatul
Quran Kuningan.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
Syahrum, & Salim. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Citapustaka Media.
TANYA JAWAB
● Sherly : Bagaimana pemikiran antara keahlian dengan minat menjadi satu kesatuan dalam penelitian?
Karena kemampuan dan keahlian berbeda-beda.
Jawab : tergantung framingnya apa, contohnya masalah kursi untuk orang kidal. Motivasi dan prestasi
belajar akan dibahas dalam psikologi sedangkan anak teknik membicarakan ukuran kursi yang nyaman,
produk yang aman sedangkan untuk menghitung biaya, masuk dalam anak ekonomi.

● Tarissa : bagaimana kalau peneliti meneliti hal yang bukan baru dan penelitiannya sudah lebih dari 10
tahun?
Jawab : ada juga riset yang bersifat replikasi tetapi terdapat perbedaan dalam penelitiannya adalah
konteksnya. Setiap jurnal pasti ada pengulangan dan itu terus yang dibahas, tapi pasti ada sesuatu yang
berbeda, entah person, kelompok, umur, dll.

● Trisnia : bagaimanakah cara mengetahui minat penelitian kita?


Jawab : sama seperti sherly. Kajian riset akan menjadi sangat spesifik. Kalau berbicara minat tidak
hanya dibatasi oleh kata saya sosiolog , psikolog, dll tetapi sebuah masalah penelitian akan semakin
spesifik lagi pada bidang yang dikaji itu apa.
TANYA JAWAB
● Rifdah : apa perbedaan antara kausalitas dengan korelasi?
Jawab : kausalitas ada dua cara untuk membuktikan, bisa dijelaskan non eksperimen dan eksperimen.
Eksplanasi menjelaskan tidak sekadar menunjukkan atau membuktikan. Dalam hubungan simetris
mengenai jumlah es yang terjual dengan kejahatan diuji dengan korelasi tapi tidak bisa menjelaskan
hubungannya jadi hanya korelasi saja.

● Sinung : bagaimana rumusan masalah bisa ditaruh dalam rumusan masalah penelitian?
Jawab : ini sudah ada dalam kriteria masalah penelitian dalam slide 38. bersifat fisibel, terdapat batasan
masalah secara jelas.

● Shofi : bagaimanakah contoh hubungan antara menetapkan perumusan masalah dengan pemecahan
masalah?
Jawab : misal dalam mencocokkan jawaban pada pelajaran matematika. Caranya salah tapi jawabannya
benar. Kemungkinan bahwa terdapat jalan alternatif atau hanya kebetulan saja. Akan tetapi, yang paling
tepat adalah suatu masalah yang sudah benar untuk memecahkannya menggunakan jalan yang benar
pula.

Anda mungkin juga menyukai