Anda di halaman 1dari 40

1

2
Berdasarkan gambar diberikan penjelasan
sebagai berikut:
 Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah.
Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang
dibawa oleh peneliti harus sudah jelas.
 Setelah masalah diidentifikasikan, dan dibatasi,
maka selanjutnya masalah tersebut dirumuskan.
Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan
dalam kalimat pertanyaan. Dengan pertanyaan
ini maka akan dapat memandu peneliti untuk
kegiatan penelitian selanjutnya.

3
Berdasarkan rumusan masalah tersebut,
maka peneliti menggunakan berbagai
teori untuk menjawabnya. Jadi teori
dalam penelitian kuantitatif ini digunakan
untuk menjawab rumusan masalah
penelitian tersebut. Jawaban terhadap
rumusan masalah yang baru menggunakan
teori tersebut dinamakan hipotesis, maka
hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban
sementara terhadap rumusan masalah
penelitian.

4
 Hipotesis yang masih merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah tersebut,
selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara
empiris berdasarkan data dari lapangan. Untuk itu
peneliti melakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu
yang telah ditetapkan oleh peneliti. Bila populasi
terlalu luas, sedangkan peneliti memiliki
keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi tersebut. Bila peneliti bermaksud
membuat generalisasi, maka sampel yang diambil
harus representatif, dengan teknik random
sampling.

5
 Meneliti adalah mencari data yang teliti/akurat.
Untuk itu peneliti perlu menggunakan instrumen
penelitian. Dalam ilmu-ilmu alam, teknik, dan
ilmu-ilmu empirik lainnya, instrumen penelitian
seperti termometer untuk mengukur suhu,
timbangan untuk mengukur berat semuanya
sudah ada, sehingga tidak perlu membuat
instrumen. Tetapi dalam penelitian sosial
seperti pendidikan, sering instrumen akan
digunakan untuk meneliti belum ada, sehingga
peneliti harus membuat atau mengembangkan
sendiri. Agar instrumen dapat dipercaya, maka
harus diuji validitas dan reliabilitasnya.

6
 Setelah instrumen teruji validitas dan
reliabilitasnya, maka dapat digunakan untuk
mengukur variabel yang telah ditetapkan untuk
diteliti. Instrumen untuk pengumpulan data
dapat berbentuk test dan nontest. Untuk
instrumen yang berbentuk nontest, dapat
digunakan sebagai kuesioner, pedoman
observasi dan wawancara.

7
 Data yang telah terkumpul selanjutnya
dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab
rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan.
Dalam penelitian kuantitatif analisis data
menggunakan statistik. Statistik yang digunakan
dapat berupa statistik deskriptif dan
inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat
berupa statistik parametris dan statistik
nonparametris. Peneliti menggunakan statistik
inferensial bila penelitian dilakukan pada
sampel yang diambil secara random.

8
 Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan
diberikan pembahasan. Penyajian data dapat
mengunakan label, tabel distribusi frekuensi,
grafik garis, grafik batang, piechart (diagram
lingkaran), dan pictogram. Pembahasan
terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan
yang mendalam dan interprestasi terhadap
data-data yang telah disajikan.

9
 Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka
selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban
singkat terhadap setiap rumusan masalah berdasarkan data yang
telah terkumpul. Jadi kalau rumusan masalah ada lima, maka
kesimpulannya juga ada lima. Karena peneliti melakukan
penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti
berkewajiban untuk memberikan saran-saran. Melalui saran-
saran tersebut diharapkan masalah dapat dipecahkan. Saran
yang diberikan harus berdasarkan kesimpulan hasil penelitian.
Jadi jangan membuat saran yang tidak berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan. Apabila hipotesis penelitian
yang diajukan tidak terbukti, maka perlu dicek apakah ada yang
salah dalam penggunaan teori, instrumen, pengumpulan,
analisis data, atau rumusan masalah yang diajukan.

10
11
1. Penelitian itu dilakukan guna mendapatkan
data yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah. Untuk itu setiap
penelitian yang akan dilakukan selalu
berangkat dari masalah.
2. Masalah dapat diartikan sebagai
penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi.

12
 Hal-hal yang dapat dipermasalahkan
dalam penelitian adalah masalah
(problem) atau peluang (opportunity):
 Masalah diartikan sebagai situasi dimana
suatu fakta yang terjadi sudah menyimpang
dari batas toleransi yang diharapkan
 Peluang merupakan suatu kondisi eksternal
yang menguntungkan jika dapat diraih
dengan usaha-usaha tertentu, tetapi dapat
juga secara langsung ataupun tidak
langsung menjadi suatu ancaman bila
peluang itu dimanfaatkan pesaing (Umar,
2002, 20).
13
14
 Masalah tidak selalu berarti bahwa ada
sesuatu yang secara serius ”salah” dengan
situasi saat ini yang perlu segera diperbaiki.
Suatu masalah bisa saja menunjukkan
”minat” terhadap persoalan.

15
 Dengan demikian masalah dapat dibedakan
menjadi dua kategori:
 Masalah penelitian terapan:
 Masalah bisnis saat ini, dimana manajer mencari sebuah
solusi;
 Situasi yang mungkin bukan merupakan masalah apapun
saat ini, tetapi dirasa oleh manajer ada peluang untuk
peningkatan;
 Masalah penelitian dasar:
 Bidang dimana sejumlah kejelasan konsep diperlukan
untuk penyusunan teori yang lebih baik;
 Situasi dimana seorang peneliti mencoba menjawab
sebuah pertanyaan penelitian secara empiris karena
berminat terhadap topik tersebut (Sekaran, 2006, 90-92).

16
1. Terdapat penyimpangan antara
pengalaman dengan kenyataan.
Orang yang biasanya menjadi pimpinan pada
bidang pemerintahan harus pindah ke bidang
bisnis. Hal ini pada awalnya tentu akan muncul
masalah. Orang biasanya menulis dengan mesin
ketik manual harus ganti dengan komputer, dan
lain-lainnya. Biasanya mengelola daerah dengan
sistem sentralisasi berubah menjadi
desentralisasi, maka akan muncul masalah.

17
2. Terdapat penyimpangan antara apa yang
telah direncanakan dengan kenyataan.
Direncanakan akan mendapat keuntungan yang
tinggi, tetapi kenyataannya tidak. Dengan
adanya reformasi maka harga-harga akan turun,
ternyata kenyataannya tidak. Direncanakan
jumlah penjualan mobil pada tahun ini 1000
unit, ternyata realisasinya hanya 600 unit dan
lain-lainnya.

18
3. Ada pengaduan.
Dalam suatu organisasi bisnis yang tadinya tenang
tidak ada masalah, ternyata setelah ada pihak
tertentu yang mengadukan produk maupun
pelayanan yang diberikan, maka timbul masalah
dalam organisasi itu. Pikiran pembaca yang dimuat
dalam koran atau' majalah yang mengadukan
kualitas produk atau pelayanan suatu lembaga,
dapat dipandang sebagai masalah, karena diadukan
lewat media banyak orang yang menjadi tahu akan
kualitas produk dan kualitas pelayanan. Dengan
demikian orang tidak akan membeli lagi atau tidak
menggunakan jasa lembaga itu lagi.

19
4. Ada kompetisi
Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan
masalah besar, bila tidak dapat memafaatkan untuk kerja
sama.
Misalnya semula hanya ada satu perusahaan yang menghasilkan
produk minuman tertentu, ternyata muncul perusahaan lain
yang menghasilkan produk sama dengan merk lain. Perusahaan
Pos dan Giro merasa mempunyai masalah setelah ada biro jasa
lain yang menerima titipan surat. Perusahaan Kerata Api
memandang angkutan umum jalan raya dengan Bus sebagai
pesaing, sehingga menimbulkan masalah. Tetapi mungkin PT.
Telkom kurang mempunyai masalah karena tidak ada
perusahaan lain yang memberikan jasa yang sama lewat
telepon kabel, tetapi menjadi masalah setelah ada saingan
telepon genggam (hand phone)
20
21
 Setidaknya harus terlihat:
 Apa variabelnya
 Apa objeknya
 Dimana lokasinya
 Contoh:
Hubungan Penganggaran dengan Kinerja Manajer PT. HAN
Medan
Variabel Variabel Objek
Lokasi

22
 Yang Mana Variabel, objek dan lokasi penelitiannya?
 Dampak sikap pimpinan dan kompensasi terhadap turnover
karyawan-karyawan di KIM Medan
 Analisis minat beli sepeda motor di kalangan mahasiswa
Perguruan Tinggi Swasta di Medan
 Perbedaan komitmen bekerja dosen Perguruan Tinggi Swasta
dan Perguruan Tinggi Negeri di Sumatera Utara.
 Pengaruh Peran Komite Audit, Direksi,dan Auditor Internal
terhadap Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Corporate
Governance (Survei pada Bank dan Perusahaan Asuransi di BEI)
 Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
terhadap Kinerja Manajer pada Perusahaan Manufaktur di
Sumatera Utara

23
1) Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut
harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber
yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga
dan waktu.
2) Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan
persepsi yang sama terhadap masalah tersebut.
3) Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas
masalah itu harus memberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu dan pemecahan masalah
kehidupan manusia.
4) Masalah bersifat etis, yaitu penelitian tidak
berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral,
nilai-nilai keyakinan dan agama. (Ini hanya berlaku
untuk penelitian kuantitatif karena sulit
mengukurnya, untuk penelitian kualitatif tidak harus
seperti ini)
24
1) Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan deskriptif adalah suatu rumusan masalah
yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap
keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel
yang berdiri sendiri, bukan variabel independen,
karena kalau variabel independen selaiu dipasangkan
dengan variabel dependen).
Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang
lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya
dinamakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang populer dalam bidang
bisnis (Emory, 1985).

25
Contoh rumusan masalah Deskriptif (yang dicetak
miring adalah variabel penelitian):

1) Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan di PT.


Samudra?
2) Seberapa baik interaksi kerja karyawan di industri A?
3) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap adanya
impor gula yang tanpa dibebani bea masuk ?
4) Seberapa tinggi efektivitas perdagangan dengan
sistem multylevel?
5) Seberapa tinggi jumlah barang yang terjual, dan
keuntungan PT. Petani (dua variabel).

26
Rumusan masalah komparatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda.
Contoh Rumusan masalahnya:
1.Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pegawai Negeri, BUMN dan Swasta?
(satu variabel pada 3 sampel).
2.Adakah perbedaan, kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai Swasta
Nasional, dan Perusahaan asing (dua variabel, pada dua sampel)?
3.Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota dan
desa, gunung (satu variabel pada 3 sampel)?
4.Adakah perbedaan kualitas manajemen antara Bank Swasta dan Bank Pemerintah?
5.Adakah perbedaan loyalitas antara pelanggan Pegawai Negeri Sipil dengan
Pegawai Swasta?

27
 Rumusan masalah asosiatif adalah suatu
pertanyaan penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel
atau lebih.
 terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
hubungan simetris, hubungan kausal, dan
interaktif/resiprocal/timbal balik.

28
RUMUSAN
MASALAH
DESKRIPTIF

BENTUK-BENTUK RUMUSAN
RUMUSAN MASALAH
MASALAH KOMPARATIF BENTUK
SIMETRIS

RUMUSAN
MASALAH BENTUK
ASOSIATIF KAUSAL

BENTUK
INTERKTIF

29
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara
dua variabel atau lebih yang kebetulan
munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal
maupun interaktif, contoh rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
a) Adakah hubungan antara banyaknya bunyi
burung prenjak dengan tamu yang datang Hal
ini bukan berarti yang menyebabkan tamu
datang adalah bunyi burung (di pedesaan Jawa
tengah ada kepercayaan kalau di depan rumah
ada bunyi burung Prenjak,maka diyakini akan
ada tamu, di Jawa Barat, kupu-kupu dan tamu).

30
b) Adakah hubungan antara banyaknya semut di
pohon dengan tingkat manisnya buah
c) Adakah hubungan antara warna rambut dengan
kemampuan marketing?
d) Adakah hubungan antara sering datang ke
Gunung Kawi dengan prestasi bisnisl

Contoh judul penelitiannya


1) Hubungan antara banyaknya radio di pedesaan
dengan jumlah sepatu yang terjual
2) Hubungan antara tinggi badan dengan prestasi
kerja di bidang pemasaran
3) Hubungan antara es yang terjual dengan tingkat
kejahatan.
31
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi
disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan
dependen (dipengaruhi), contoh:
a) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
b) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan manajer terhadap
iklim kerja perusahaan ?
c) Seberapa besar pengaruh tata ruang toko terhadap jumlah
pengunjung?
d) Seberapa besar pengaruh ruang toko yang diberi AC dan
keramahtamahan pelayan terhadap nilai penjualan?
Contoh judul penelitiannya:
(a) Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di departemen X.
(b) Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap
efisiensi kerja di PT. Samudra.
Contoh pertama dengan satu variabel independen dan contoh kedua
dengan dua variabel independen.
32
Hubungan interaktif atau resiprocal adalah hubungan yang
saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana
variabel
independen dan dependen, contoh:
a) Hubungan antara motivasi dan prestasi. Disini dapat
dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga
prestasi mempengaruhi motivasi.
b) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan.
Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga
orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan
karena gizi terpenuhi.
c) Hubungan antara iklan dengan nilai penjualan. Makin
banyak biaya yang dikeluarkan untuk iklan maka akan
semakin banyak penjualan. Demikian juga semakin
banyak penjualan, maka akan semakin banyak biaya
yang disediakan untuk iklan.
33
 Penelitian asosiatif, misalnya:
pengaruh...terhadap;
hubungan...dengan,
dampak...terhadap;
peranan...terhadap; dan lain-lain.
 Penelitian komparatif:
perbedaan...antara...dengan...;
komparasi... antara...dengan...;
perbandingan...antara...dengan...; dan
lain-lain.
 Penelitian deskriptif: bebas

34
35
a) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
b) Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai
atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai
"variasi" antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain.
c) Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang
keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan,
sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja,
merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat,
ukuran, bentuk, dan warna merupakan atribut-atribut
dari obyek. Bahan baku pabrik, teknologi produksi,
pengendalian mutu, pemasaran, advertensi, nilai
penjualan, keuntungan adalah merupakan contoh
variabel dalam kegiatan maupun ilmu bisnis.

36
1) Variabel Independen. variabel ini sering disebut
sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2) Variabel Dependen. sering disebut sebagai variabel
output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
3) Variabel Moderator, adalah variabel yang
mempengaruhi (memperkuat dan mem perlemah)
hubungan antara variabel independen dengan
dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel
independen ke dua.

37
4) Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen
dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang
terletak di antara variabel independen dan dependen,
sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
5) Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen
terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh
peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat
membandingkan, melalui penelitian eksperimen.

38
 Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, yang dilandasi
pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat
diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal
(sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan
penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa
variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan
diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma
penelitian atau model penelitian.
 Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang
menunjukkan hubungan antara variabel yang akan
diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah
rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian,
teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis
dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang
akan digunakan.

39
40

Anda mungkin juga menyukai