Anda di halaman 1dari 14

RUMUSAN MASALAH DAN TELAAH LITERATUR

Dosen Pengampu : Dr. Lilis,SE,MSi

Disusun oleh:

Soni Saputra 17.0102.0007


Ghifari Yusuf A. 19.0102.0003
Agil Zamzam K. 19.0102.0005

Akuntansi 19A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
karunia Nyalah kami dari kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah
yang berjudul Rumusan Masalah dan Telaah Literatur.Penulisan makalah ini
bertujuan guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah “Metoda Penelitian".
Disamping itu makalah ini diharapkan dapat menjadikan sarana pembelajaran serta
dapat menambah wawasan dan pengetahuan.Disamping itu penulis juga menyadari
akan segala kekurangan dan ketidaksempurmaan, baik dari segi penulisan maupun
dari cara penyajiannya. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima kritik
dan saran demi perbaikin makalah ini di masa yang akan datang,Penyusun berharap
mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan para
pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
A. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN 4
1. Rumusan masalah Deskriptif 4
2. Rumusan Masalah Komparatif 4
3. Rumusan Masalah Asosiatif 5
B. PROSES PENELITIAN 5
C. SUMBER MASALAH 6
D. MENEMUKAN MASALAH 7
E. CIRI-CIRI MASALAH YANG BAIK 8
Rumusan Masalah Yang Baik ( Sugiyono, 2004 ) : 9
Perumusan Masalah Penelitian 9
Pentingnya Perumusan Masalah 10
F. TINJAUAN PUSTAKA 10
G. KAJIAN TEORITIS 11
H. PENELITIAN TERDAHULU 12
KESIMPULAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14

3
A. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian
ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. (level of
explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah
deskriptif, komparatif dan asosiatif.

1. Rumusan masalah Deskriptif


Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini
peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini
untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
1. Seberapa baik kinerja Kabinet Bersatu?
2. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri Berbadan
Hukum?
3. Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga di Jakarta?
4. Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyarakat terhadap
peLayanan pemerintah daerah di bidang kesehatan?

2. Rumusan Masalah Komparatif


Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh Rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut.
1. Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pegawai Negeri, BUMN dan
Swasta? (satu variabel pada 3 sampel).
2. Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
3. Adakah perbedaan, kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai Swasta
Nasional, dan Perusahaan asing (dua variabel, pada dua sampel).

4
4. Adakah perbedaan kenyamanan naik Kereta Api dan Bus menurut berbagai
kelompok masyarakat.
5. Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan taka yang berasal dari kota dan
desa, gunung (satu variabel pada 3 sampel).
6. Adakah perbedaan tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten A dan B dalam
hal pelayanan kesehatan?
7. Adakah perbedaan kualitas manajemen antara Bank Swasta dan Bank
Pemerintah.

3. Rumusan Masalah Asosiatif


Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga
bentuk hubungan yaitu; hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif
resiprokal/timbal balik.

B. PROSES PENELITIAN
Dalam proses penelitian dasar terdapat beberapa komponen yang mendasar
tentang proses penelitian sebagai berikut
1. Rumusan masalah : Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat
pertanyaan. Dengan pertanyaan ini maka akan dapat membantu peneliti untuk
kegiatan penelitian selanjutnya.
2. Landasan Teori : teori dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan
masalah penelitian tersebut. Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru
menggunakan teori tersebut yaitu hipotesis
3. Perumusan Hipotesis : Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara
tersebut, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk
itu peneliti melakukan pengumpulan data.
4. Pengumpulan Data : Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang
telah ditetapkan oleh peneliti. Bila populasi terlalu luas, sedangkan peneliti
memiliki keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut. Bila peneliti bermaksud membuat
generalisasi, maka sampel yang diambil harus representatif, dengan teknik random
sampling.

5
5. Analisis Data : Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam
penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan
dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat
berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan
statistik. inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang diambil secara
random.
6. Kesimpulan dan Saran : Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap
rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul. Jadi kalau rumusan
masalah ada lima, maka kesimpulannya juga ada lima. Karena peneliti melakukan
penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban
untuk memberikan saran-saran. Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah
dapat dipecahkan. Saran yang diberikan harus berdasarkan kesimpulan hasil
penelitian. Jadi jangan membuat saran yang tidak berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan.

C. SUMBER MASALAH
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan
apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan
pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stormer (1982) mengemukakan
bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan
antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan
kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak
diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah.
Orang yang biasanya menjadi pimpinan pada bidang pemerintahan harus berubah
ke bidang bisnis. Hal ini pada awalnya tentu akan muncul masalah
2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan
kenyataan
Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan
dari rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Mungkin masih ingat bahwa pada
era orde baru direncanakan pada tahun 2000 Bangsa Indonesia akan tinggal landas

6
tetapi ternyata tidak, sehingga muncuL masalah. Dengan adanya reformasi
diharapkan harga-harga akan turun, ternyata tidak, sehingga timbul masalah
3. Ada pengaduan
Dalam suatu organisasi yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah
ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan,
maka timbuL masaLah dalam organisasi itu.

4. Ada Kompetisi
Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar, bila
tidak dapat memanfaatkan untuk kerja sarna. Perusahaan Pos dan Giro merasa
mempunyai masalah setelah ada biro jasa lain yang menerima titipan surat, titipan
barang, ada handphone yang dapat digunakan untuk SMS, internet, e-mail.
Perusahaan Kereta Api memandang angkutan umum jalan raya dengan Bus
sebagai pesaing, sehingga menimbulkan masalah. Tetapi mungkin PT. Telkom
kurang mempunyai masalah karena tidak ada perusahaan lain yang memberikan
jasa yang sarna lewat telepon kabel, tetapi menjadi masalah setelah ada saingan
telepon genggam (handphone).

D. MENEMUKAN MASALAH
Pada dasarnya setiap orang memiliki masalah, bahkan orang yang tidak
mempunyai masalah akan dimasalahkan oleh orang lain (hanya orang gila yang tidak
mempunyai masalah). Namun seperti telah dikemukakan bahwa menemukan masalah
yang betul-betul masalah bukanlah pekerjaan mudah. Oleh karena itu bila masalah
penelitian telah ditemukan, maka pekerjaan penelitian telah 50% selesai. Dengan
demikian pekerjaan menemukan masalah merupakan 50% dari kegiatan penelitian.
Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara melakukan pendekatan
formal dan informal :
a. Pendekatan Formal
1. Analogi. Analogi merupakan penemuan masalah dengan cara mengadaptasi
masalah dari suatu pengetahuan dan menerapkannya ke bidang pengetahuan
baru dari sisi peneliti, dengan adanya persyaratan bahwa kedua bidang
tersebut harus memiliki kesesuaian dalam hal-hal yang penting.

7
2. Renovasi. Renovasi merupakan sebuah metode menemukan masalah
penelitian yakni dengan cara mengganti, mengurangi atau menambahkan suatu
unsur baru untuk meningkatkan kebenaran suatu teori.
3. Dialektikal. Dialektikal adalah bantahan terhadap suatu teori tertentu.
Ekstrapolasi: Cara penemuan masalah dengan ekstrapolasi adalah dengan
membuat trend suatu teori atau trend permasalahan yang dihadapi.
4. Morfologi. merupakan pengujian kemungkinan-kemungkinan kombinasi yang
terkandung dalam sebuah permasalahan yang kompleks.
5. Dekomposisi. Dekomposisi merupakan cara penjabaran suatu permasalahan ke
dalam komponen-komponennya.
6. Agregasi. Agregasi adalah kebalikan dari dekomposisi. Peneliti dapat
mengambil hasil-hasil penelitian atau teori dari beberapa bidang atau beberapa
penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalahan yang
lebih rumit dan kompleks
b. Pendekatan Non formal
1. Konjektur. Konjektur adalah permasalahan yang ditemukan dengan naluriah
(fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya), dan tanpa dasar-dasar yang
jelas. Pendekatan ini biasa dilakukan oleh orang yang memiliki intuisi dan
kepekaan terhadap fenomena penelitian. Bila kemudian dasar-dasar atau latar
belakang permasalahan dapat dijelaskan, maka penelitian dapat diteruskan
secara alamiah.
2. Fenomenologi. Menemukan permasalahan-permasalahan baru yang
berhubungan dengan fenomena-fenomena yang dapat diamati. Pendekatan ini
paling umum dilakukan oleh peneliti pemula seperti mahasiswa yang sedang
menempuh skripsi.
3. Konsensus. Penemuan permasalahan dari hasil kesepakatan-kesepakatan,
misalnya kesepakatan para ahli dalam suatu bidang yang sama.
4. Pengalaman. Pengalaman juga merupakan sumber permasalahan yang dapat
dijadikan kajian penelitian, baik pengalaman yang gagal maupun pengalaman
yang sukses di masa lalu.

E. CIRI-CIRI MASALAH YANG BAIK


Pemilihan atau penetapan masalah yang dikatakan baik dalam penelitian perlu
menjadi pertimbangan peneliti. Masalah dapat dikatakan baik jika memiliki:

8
1. Kontribusi
Salah satu ciri masalah yang baik adalah dapat memberi kontribusi kepada
beberapa aspek, antara lain:\
a. pengembangan teori baru
b. perbaikan metode
c. manfaat dan implikasi aplikatif
2. Orisinalitas

Bukan merupakan pengulangan terhadap penelitian lain, seperti:

a. masalah yang diteliti


b. kerangka konsep
c. pendekatan
3. Pernyataan Permasalahan
a. pernyataan penelitian
b. gambaran asosiasi dua atau lebih fenomena terukur
4. Aspek Kelayakan (Feasibility)
a. dapat dijawab
b. pertimbangan waktu dan biaya
c. tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
d. daya dukung fasilitas dan sumber daya lain

Rumusan Masalah Yang Baik ( Sugiyono, 2004 ) :


a. Masalah harus feasible artinya masalah tersebut harus dapat dicarikan
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana,
tenaga dan waktu.
b. Masalah harus jelas yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama
terhadap masalah tersebut.
c. Masalah harus signifikan artinya jawaban atas masalah itu harus memberikan
kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan
manusia.
d. Masalah bersifat etis artinya tidak berkenaan dengan hal-hal etika, moral,
nilai-nilai keyakinan dan agama

9
Perumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah berbeda dengan identifikasi masalah. Kalau masalah yang
sudah teridentifikasi merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi, sementara rumusan masalah merupakan suatu kalimat pernyataan yang
disusun berdasarkan adanya masalah tersebut dan akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data dalam suatu proses penelitian.

Pentingnya Perumusan Masalah


Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap
penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian.
Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan
tidak akan membuahkan hasil apa-apa. Perumusan masalah disebut juga sebagai
research questions atau research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang
mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena
mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara
fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai
akibat. Penentuan perumusan masalah sangat penting dan berfungsi dalam
menetapkan:
a. Langkah awal yaitu untuk:
- Mengembangkan Kerangka Konsep.
- Konseptualisasi dan Operasionalisasi.
- Desain Penelitian
b. Prediksi keberhasilan penelitian.
c. Memilih judul dan menuliskan tujuan penelitian.
d. Menilai Orisinalitas studi vs. Plagiarisme.

F. TINJAUAN PUSTAKA
Peninjauan pustaka dimaksudkan untuk mempertajam metodologi,mempertajam
tinjauan teoritis, dan memperoleh informasi mengenai penelitian sejenis yang telah
dilakukan oleh peneliti lain. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji berdasarkan
pada tiga kriteria, yaitu:
1. Relevansi, yaitu sumber tinjauan teori sesuai dengan variabel-variabel yang
diteliti. Makin sesuai/cocok antara variabel-variabel yang diteliti dengan teori
yang dikemukakan, makin baik studi kepustakaan tersebut.

10
2. Kelengkapan, berkenaan dengan banyaknya kepustakaan yang dibaca, makin
banyak kepustakaan yang dibaca atau dikemukakan, berarti makin lengkap
kepustakaan, makin baik studi kepustakaan.
3. Kemutakhiran, yaitu sumber yang dipakai acuan hendaknya yang terbaru dan
mempunyai kualifikasi yang memadai, beberapa pendapat mengatakan biasanya
dari terbitan 10 tahun terakhir untuk buku teks dan 1 tahun untuk jurnal, kecuali
penelitian historis.

Sumber Pustaka
Dalam pencarian teori, peneliti akan berupaya mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber
kepustakaan yang dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian
(skripsi, tesis dan disertai) dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran,
dll). Dengan demikian kalau dibedakan menurut jenisnya sumber pustaka dibedakan
menjadi dua bagian antara lain:
1. Sumber Bacaan Umum
a. Ensiklopedia
b. Teks
c. Monograf
d. Leaflet
2. Sumber Bacaan Khusus
a. Buku
b. Jurnal
c. Laporan periodik
d. Bulletin penelitian
e. Annual review
f. Tesis
g. Disertasi
h. Sumber-sumber lain
Keseluruhan upaya tersebut, dikatakan sebagai upaya studi kepustakaan untuk
penelitian. Istilah studi kepustakaan digunakan dalam berbagai istilah oleh para ahli,
diantaranya yang dikenal adalah: tinjauan pustaka, tinjauan teoritis dan tinjauan teori.
Penggunaan istilah-istilah tersebut, pada dasarnya merujuk pada upaya umum yang
harus dilalui untuk mendapatkan teori-teori yang relevan dengan topik penelitian.

11
G. KAJIAN TEORITIS
Kajian teoritis adalah ilmu yang mengajarkan tentang teori-teori atau pendapat
yang didasarkan pada penelitian dan penemuan. Kajian teoritis dibagi menjadi
beberapa kelompok.
1. Konsep
Sejumlah pengertian atau karakteristik, yang dikaktifkan dengan peristiwa, objek,
kondisi, situasi, dan perilaku tertentu.
2. Konstruk
Jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstrak yang lebih tinggi dari
pada konsep dan diciptakan untuk teori tertentu.
3. Variable
Variabel adalah suatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai.

H. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu sangat penting dasar pijakan dalam rangka penyusunan
penelitian. Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh penelitian
terdahulu. Tujuanya untuk mengetahui bagunan keilmuan yamg sudah diletakkan oleh
orang lain, sehingga penelitian yang akan dilakukan benar-benar baru dan belum
diteliti oleh orang lain. Dengan kata lain, dengan menelaah penelitian terdahulu,
seseorang akan dengan mudah melokalisasi kontribusi yang akan dibuat.

12
KESIMPULAN

Dari kesimpulan materi diatas dapat disimpulkan bahwa untuk membuat laporan
penelitian yang baik dan benar dan sesuai kaidah metode penelitian dengan mengikuti
pedoman dalam menyusun laporan penelitian dimulai dari mengumpulkan data
berupa pertanyaan yang digunakan untuk merumuskan masalah penelitian,kemudian
melakukan penelitian di lapangan untuk memulai proses penelitian,kemudian
mengetahui sumber masalah & menemukan masalah yang ada di lapangan,kemudian
menyusun daftar tinjauan pustaka yang sesuai dan up to date dengan masalah yang
ada,dan mencari sumber pustaka yang berguna untuk menambah informasi dalam
menyusun laporan penelitian.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono.2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.


Sugiyono.2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Cetakan keduabelas, Alfabeta
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif.jakarta: Kencana Prenada media Group
Mochamad rachmat, Sudibyo Supardi, Surahman Metodologi Penelitian. Jakarta Selatan:
Pusdik SDM Kesehatan

14

Anda mungkin juga menyukai