1. Identifikasi dan
kelompokkan sumber
daya perusahaan.
Nilailah kekuatan dan
kelemahan relative
terhadap pesaing. Sumber Daya
Identifikasi peluang
untuk pemanfaatan
sumber daya yang
lebih baik.
1. Identifikasi dan kelompokkan sumber daya-sumber daya perusahaan dari segi kekuatan
dan kelemahannya.
2. Gabungkan sumber daya-sumber daya perusahaan ke dalam kapabilitas khusus. Ini
merupakan kompetensi inti atau kompetensi khusus perusahaan yang merupakan
pembelajaran kolektif dalam organisasi, khususnya bagaimana mengkoordinasi berbagai
keahlian produksi dan mengintegrasi berbagai aliran teknologi.
3. Evaluasi potensi laba dari suber daya-sumber daya dan kapabilitas dari segi potensinya
untuk menghasilkan keunggulan kompetitif yang dapat dipertahankan, dan kelayakan
kembaliannya (Kapabilitas untuk menghasilkan laba yang berasal dari penggunaan
sumber daya-sumber daya dan kapabilitas tersebut).
4. Pilih strategi yang mengeksploitasi sumber daya-sumber daya dan kapabilitas relative
perusahaan terhadap peluang-peluang eksternal.
5. Identifikasi kesenjangan-kesenjangan sumber daya dan curahkan investasi dalam
memperbaiki kelemahan-kelemahan.
Grant menyatakan bahwa pada langkah 2, yaitu pada saat sumber daya organisasi
digabungkan, hasilnya akan berupa sejumlah kapabilitas. Kapabilitas organisasi adalah
keahlian-keahlian yang ada pada individu-individu dalam organisasi tersebut. Satu contoh
kapabilitas semacam itu adalah yang dilakukan oleh Procter & Gamble dnegan
pengembangan dan penggunaan konsep manajemen merek sebagai satu cara untuk
mengelola berbagai macam produknya.
Selanjutnya Grant menyatakan bahwa dalam langkah 3, ada empat karaktersitik
sumber daya dan yang merupakan factor penting dalam mempertahankan keunggulan
kompetitif.
Durabilitas: Tingkat yang menunjukkan daya tahan sumber daya dan perusahaan
menjadi berkurang atau ketinggalan jaman.
Transparansi: Kecepatan perusahaan pesaing untuk mampu memahami hubungan
sumber daya dan yang mendukung kesuksesan strategi perusahaan.
Transferabilitas: Kecakapan para pesaing untuk mengumpulkan sumber daya dan
yang perlu untuk mendukung tantangan bersaing. Meniru sumber daya primer
perusahaan lain seperti air mineral pegunungan Rocky Mountain mungkin adalah hal
yang sulit apabila penirunya berlokasi di daerah Alabama. Beberapa sumber daya
seperti merek dagang tidak mungkin dapat dialihkan tanpa membeli merek dagang
tersebut.
Replikabilitas: Kecakapan pesaing untuk menggunakan sumber daya dan untuk
meniru kesuksesan perusahaan. Sebagaimana disebutkan dalam contoh Procter &
Gamble, meskipun pesaing dapat merekrut manajer merek P&G, ia masih tetap sulit
meniru kesuksesan P&G dengan konsepnya.
Tahap-tahap pengembangan
Dalam menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan perusahaan, analisis harus
memperhatikan tingkat perkembangan sistem informasi perusahaan penelitian yang dilakukan
oleh Sloan School of Management MIT (disponsori oleh Arthur Anderson & Co. dan pihak-pihak
lain) menemukan 4 tahap berbeda dari pengembangan system informasi.
Dalam Tahap Pertama, perusahaan menggunakan sistem informasi untuk meningkatkan
efisiensi usaha yang ada melalui tagihan pelanggan, pemasukan data, dan penulisan laporan.
Dalam tahap ini, sistem informasi menolong perusahaan untuk menghemat uang tetapi belum
dapat digunakan menjadi suatu keunggulan kompetitif. Contohnya yaitu ketika American Airlines
pertama kali memasang system reservasi yang terkomputerisasi untuk melacak tempat duduk yang
tersedia pada penerbangan-penerbangannya.
Dalam Tahap Kedua, perusahaan mencoba membedakan dirinya dari pesaing lain dengan
menggunakan system informasinya yang sudah terpasang untuk memperkenalkan produk dan jasa
batu, yang dapat disampaikan secara elektronis kepada pelanggan yang ada. Dalam tahap ini,
America Airlines menghubungkan sistem Sabre ke kantor-kantor agen penjualan. Karena tindakan
tersebut mempermudah pemesanan bagi agen-agen perjalanan, maka penjualan tiket American
Airlines pun meningkat.
Dalam Tahap Ketiga, perusahaan mencoba menjual produk dan jasa berbasis informasi
kepada pelanggan baru. Pada tahap ini, American Airlines membuka siste Sabre untuk perusahaan
penerbangan pesaing. Tidak saja American Airlines memperoleh pemasukan dari memproses tiket
perusahaan penerbangan lainnya, tetapi penjualan tiket juga semakin naik.
Dalam Tahap Keempat, perusahaan mengembangkan produk-produk dan jasa berbasis
informasi yang baru dan inovatif secara berkelanjutan. Pada tahap ini, American Airlines mulai
menjual informasi yang dikumpulkannya melalui agen-agen perjalanan. American Airlines
menggunaka database pelanggan untuk menyusun suatu program bonus, dengan cara
mengakumulasi jumlah mil (jarak terbang) pelanggan-pelanggannya untuk kemudian memberi
penerbangan gratis bagi pelanggan yang sudah mencapai jumlah mil tertentu.