Anda di halaman 1dari 5

Nama : Soni Saputra

Kelas : Akuntansi 20A

Npm : 17.0102.0007

AKUNTANSI DESA

A. Pengertian Desa
UU No. 6 Tahun 2014 menyatakan desa adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
a. Karakteristik akuntansi desa :
1. Aspek Morfologi
2. Aspek ekonomi
3. Aspek social Budaya
4. Aspek jumlah penduduk
5. Aspek hukum
b. Kewenangan Desa
UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan kewenangan desa meliputi:
1. Kewenangan berdasarkan hak asal-usul.
2. Kewenangan lokal berskala desa.
3. Kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota.
4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. Perencanaan dan penganggaran desa
a. Pengertian RPJMdesa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) berdasarkan PP No.
43 Tahun 2014 adalah rencana kegiatan pembangunan desa untuk jangka waktu 6
(enam) tahun, yang mana rancangan ini memuat visi dan misi kepala desa, arah
kebijakan pembangunan desa, serta rencana kegiatan yang meliputi bidang
penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
masyarakat desa, dan pemberdayaan masyarakat desa (Permendagri No. 114 Tahun
2014).
a) Tujuan RPJMdesa
1. Mewujudkan perencanaan pembangunan desa sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan keadaan setempat.
2. Menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat
terhadap program pembangunan di desa.
3. Memelihara dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan di
desa.
4. Menumbuhkembangkan dan mendorong peran serta masyarakat
dalam pembangunan di desa.
b) Rencana kegiatan RPJMdesa
Rencana kegiatan yang dapat dimasukkan dalam rancangan RPJMDesa.
1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan desa
2. Bidang pelaksanaan pembangungan desa
3. Bidang pembinaan kemasyarakatan
4. Bidang pemberdayaan masyarakat
c) Krgiatan RPJmDesa
Tim penyusun RPJMDesa melaksanakan kegiatan berupa:
1. penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota
2. Pengkajian keadaan desa
3. Penyusunan rancangan RPJMDesa
4. Penyempurnaan rancangan RPJMDesa
C. Rencana Kerja Pemerintah desa
Kepala desa menyusun RKPDesa dengan mengikutsertakan masyarakat desa.
Penyusunan RKPDesa dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:
1. Penyusunan perencanaan pembangunan desa melalui musyawarah desa
2. Pembentukan tim penyusun RKPDesa
3. Pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke
desa
4. Pencermatan ulang dokumen RPJMDesa
5. Penyusunan rancangan RKPDesa
6. Penyusunan RKPDesa melalui musyawarah perencanaan pembangunan desa
7. Penetapan RKPDesa
8. Perubahan RKPDesa
9. Pengajuan daftar usulan RKPDesa
D. Anggaran Pendapatan dan Belanja desa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) merupakan rencana
keuangan tahunan pemerintah desa. APBDesa merupakan dokumen formal hasil
kesepakatan antara pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa yang berisi tentang
belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah desa selama satu tahun
dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau
pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. APBDesa
disusun dengan memerhatikan RPJMDesa, RKPDesa, dan APBDesa tahun sebelumnya.
E. Pengelolaan Keuangan Desa
Pelaksanaan keuangan Desa
1. Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebut bahwa pengelolaan keuangan desa
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.
2. Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif,
serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
3. Akuntabilitas keuangan desa bersifat horisontal dan juga vertikal.
Kebijakan Pelaksanaan APBDesa
APBDesa => alat mengoordinasikan aktivitas perolehan pendapatan dan penerimaan
pembiayaan, serta menjadi landasan belanja dan pengeluaran pembiayaan bagi
pemerintah desa untuk suatu periode tertentu.
Beberapa kebijakan terkait pelaksanaan APBDesa berdasarkan Permendagri No. 113
Tahun 2014.
1. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan
desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.
2. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya,
maka pengaturannya ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota.
3. Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap
dan sah.
4. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain
yang ditetapkan dalam peraturan desa.
5. Bendahara dapat menyimpan uang dalam kas desa pada jumlah tertentu dalam
rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa yang jumlahnya
ditetapkan dalam peraturan bupati/walikota.

F. Penatausahaan Keuangan desa


1. Penerimaan dan Pengeluaran kas
Penerimaan kas oleh pemerintah desa menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014
dapat berupa pendapatan desa yang bersumber dari pendapatan asli desa, pendapatan
transfer, pendapatan lain-lain, ataupun yang bersumber dari penerimaan
pembiayaan.Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebut bahwa penatausahaan
penerimaan dan pengeluaran tersebut wajib dilaksanakan dengan menggunakan: buku kas
umum, buku pembantu pajak, dan buku bank.
2. Memposting dalam buku Besar
Salah satu tahapan dalam penatausahaan keuangan desa yang cukup menyita
waktu dan tenaga adalah memposting. Memposting adalah proses memindahkan
catatan dari buku kas umum desa dan buku bank desa ke setiap akun/rekening yang
ada di buku besar.
3. Menyusun Neraca saldo
Tahap yang diperlukan sebelum mempersiapkan laporan APBDesa adalah
menyusun neraca saldo
4. Penyesuaian diakhir Periode
Setelah menyusun neraca saldo, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap
rekening - rekening non APBDesa terutama rekening-rekening aset lancar dan aset
nonlancar
5. Penyusunan Laporan
Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, kepala desa menyampaikan
laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati/walikota melalui camat berupa
laporan semester pertama dan laporan semester akhir tahun.
6. Prosedur Penutupan Buku setiap akhir Bulan
Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, bendahara desa berkewajiban
melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran, serta melakukan tutup
buku pada setiap akhir bulan secara tertib.

G. Aset lancer
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah desa sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/ atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah desa
maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
H. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah desa atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.

Anda mungkin juga menyukai