Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dengan dosen
pengapu Prof. Dr. Eri Barlian, MS, Nissa Aldani, M.Pd. dan Tendy Roy,
M.Pd
Disusun Oleh:
M,kurniagus Saputra
PROGRAM STUDI
FAKULTAS
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. bagaimana Pengertian hakekat masalah?
2. Apa Syarat-syarat (ciri-ciri) masalah/ fenomena?
3. Bagaimana Identifikasi masalah penelitian?
C. Tujuan
Ada pun tujuan dari penjelasan pengertian hakekat masalah, identifikasi
masalah, syarat- syarat (ciri-ciri) masalah penomena, perumusan masalah dan
pembatasan masalah, bertujuan agar sekiranya bisa mempermudah calon
peneliti untuk memahami dan menentukan permasalahannya dalam penelitian
kelak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Masalah
masalah merupakan sesuatu yang sangat dekat atau sudah
berdampingan dengan makhluk yang hidup, dimana permasalahan akan
timbul apabila sesuatu yang terjadi berbeda dengan seharusnya terjadi.
Menurut (Harianto, 2018 : 5) masalah atau problem adalah perbedaan
antara das solle (yang seharusnya, yang diinginkan, yang dicita-citakan,
yang diharapkan) dengan de sain (yang nyata, yang terjadi). Sedangkan
menurut John Dewey dan Kerlinger secara terpisah memberikan
penjelasan mengenai masalah berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang
awam maupun seorang peneliti. Kesulitan ini menghalangi tercapai sebuah
tujuan baik itu tujuan individu maupun sebuah kelompok. Pengertian
masalah mencakup berbagai konteks dan interpretasi, tergantung pada
bidang atau disiplin ilmu yang membahasnya. Secara umum, masalah
merujuk pada suatu kondisi atau situasi yang dianggap tidak sesuai dengan
harapan atau keinginan, dan memerlukan pemecahan atau penyelesaian.
Masalah bisa muncul dalam berbagai bentuk, baik dalam kehidupan
sehari-hari, ilmu pengetahuan, bisnis, sosial, maupun berbagai bidang
lainnya.
3
untuk mengembangkan pengetahuan.
Hakekat dari masalah mencerminkan inti atau sifat esensial dari suatu kondisi atau
situasi yang menimbulkan ketidaknyamanan, ketidaksesuaian, atau kebutuhan untuk
dicari solusi. Untuk memahami hakekat masalah, perlu melihat beberapa dimensi yang
mencakup aspek-aspek esensial dari masalah itu sendiri.
3. Konflik atau Tegangan: Masalah sering kali diiringi oleh konflik atau tegangan.
Ketidaksesuaian antara berbagai kepentingan atau nilai dapat menyebabkan konflik, dan
hakekat masalah ini mencerminkan adanya perbedaan atau ketegangan yang perlu
diselesaikan.
4. Kondisi yang Perlu Pemecahan: Pada dasarnya, masalah adalah kondisi yang
memerlukan pemecahan atau intervensi. Hakekat masalah adalah adanya kebutuhan
untuk menemukan solusi atau strategi untuk mengatasi ketidaksesuaian atau hambatan
yang dihadapi.
4
5. Tantangan untuk Perubahan: Masalah seringkali melibatkan kebutuhan untuk
beradaptasi atau berubah. Hakekat masalah mencerminkan tantangan untuk mengubah
keadaan yang tidak memuaskan menjadi situasi yang lebih baik, sejahtera, atau sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
7. Keterkaitan dengan Konteks dan Nilai: Hakekat masalah juga terkait erat dengan
konteks dan nilai-nilai yang berlaku. Apa yang dianggap sebagai masalah dapat
bervariasi antarbudaya, antarindividu, atau antarsistem. Oleh karena itu, pemahaman
terhadap nilai-nilai dan konteks sangat penting untuk memahami hakekat masalah.
Dengan memahami hakekat masalah, seseorang atau kelompok dapat lebih efektif dalam
menghadapi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Ini melibatkan kemampuan
untuk melihat masalah dari berbagai perspektif, mengidentifikasi akar penyebab, dan
mengembangkan solusi yang memadai. Hakekat masalah juga mencerminkan sifat
intrinsik manusia untuk terus mencari pemahaman, meningkatkan kondisi, dan
menghadapi tantangan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
B. Syarat-Syarat Masalah
5
1. Relevansi: Masalah penelitian harus relevan dengan tujuan penelitian dan konteks
yang bersangkutan. Dalam metodologi penelitian, relevansi menentukan sejauh
mana pemecahan masalah tersebut dapat memberikan kontribusi pada
pemahaman umum atau perkembangan pengetahuan di bidang tertentu.
2. Ketidakpastian atau Kekurangan Pengetahuan: Masalah penelitian sebaiknya
muncul ketika terdapat ketidakpastian atau kekurangan pengetahuan dalam
literatur atau pemahaman umum. Penelitian dimaksudkan untuk mengisi celah-
celah pengetahuan ini dan memberikan kontribusi baru kepada domain
pengetahuan yang bersangkutan.
3. Fasilitas Penelitian: Penting untuk mempertimbangkan ketersediaan fasilitas,
sumber daya, dan data yang diperlukan untuk meneliti masalah tersebut. Masalah
yang terlalu sulit atau tidak memungkinkan untuk diteliti dengan sumber daya
yang ada mungkin tidak praktis untuk diangkat sebagai objek penelitian.
4. Pentingnya Masalah: Penting untuk menentukan sejauh mana masalah tersebut
dianggap signifikan oleh komunitas ilmiah atau masyarakat yang bersangkutan.
Masalah yang dianggap penting atau mendesak seringkali lebih mungkin
mendapatkan dukungan dan perhatian.
5. Spesifik dan Jelas: Ciri-ciri masalah yang baik adalah spesifik dan jelas. Peneliti
harus dapat merinci masalah dengan tepat, menjelaskan batasan-batasan, dan
mengidentifikasi aspek-aspek yang akan diteliti. Masalah yang abstrak atau
ambigu dapat menyulitkan proses penelitian.
6. Ketidaksesuaian atau Ketegangan: Masalah sering kali muncul ketika terdapat
ketidaksesuaian antara kondisi aktual dan kondisi yang diharapkan. Identifikasi
ketidaksesuaian atau ketegangan ini menjadi landasan penting untuk merumuskan
pertanyaan penelitian.
7. Keterkaitan dengan Tujuan Penelitian: Masalah penelitian harus konsisten
dengan tujuan penelitian yang ditetapkan. Sebuah masalah yang tidak mendukung
tujuan penelitian akan merugikan integritas keseluruhan penelitian.
8. Keterlibatan Stakeholder: Melibatkan pihak-pihak terkait atau stakeholder dapat
membantu memastikan bahwa masalah yang dipilih benar-benar mencerminkan
kebutuhan dan kepentingan masyarakat atau kelompok tertentu.
9. Potensial untuk Pemecahan atau Penyelesaian: Dalam metodologi penelitian,
penting untuk mempertimbangkan apakah masalah tersebut dapat dipecahkan atau
6
setidaknya dapat diatasi dengan pendekatan penelitian yang tepat. Masalah yang
tidak dapat dipecahkan mungkin tidak sesuai sebagai fokus penelitian.
10. Pengaruh Terhadap Bidang Pengetahuan: Masalah penelitian yang baik akan
memiliki potensi untuk memberikan dampak positif pada perkembangan atau
pemahaman dalam bidang pengetahuan yang bersangkutan. Sebuah masalah yang
dapat memperkaya atau merubah paradigma di bidang tertentu dianggap sangat
berharga dalam penelitian.
7
C. Identifikasi Masalah
8
Proses ini melibatkan pengenalan dan pemahaman mendalam terhadap kondisi atau
isu tertentu yang akan diinvestigasi. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil
untuk mengidentifikasi masalah penelitian:
9
8. Mengamati Perkembangan Terkini: Mengikuti berita, perkembangan
teknologi, atau isu-isu aktual di bidang yang diminati dapat membantu
mengidentifikasi masalah yang baru muncul atau yang sedang berkembang.
9. Pertimbangkan Aspek Etika dan Kemanusiaan: Selama proses identifikasi
masalah, penting untuk mempertimbangkan aspek etika dan kemanusiaan yang
mungkin terkait dengan penelitian tersebut. Masalah yang melibatkan hak asasi
manusia atau isu etis dapat menjadi prioritas untuk diteliti.
10. Pendekatan Sistematis: Identifikasi masalah penelitian sebaiknya dilakukan
dengan pendekatan sistematis. Memahami masalah sebagai bagian dari suatu
sistem dan melihat hubungan antar-komponen dapat membantu mendapatkan
gambaran yang lebih komprehensif.
10
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pertama, hakekat masalah mencerminkan esensi atau inti dari suatu kondisi yang
memerlukan perhatian atau penyelesaian. Masalah muncul ketika terjadi ketidaksesuaian
antara kondisi yang diharapkan dan kenyataan, dan dapat bersifat multifaset,
membutuhkan pemahaman mendalam untuk merumuskan solusi yang tepat.
Kedua, syarat-syarat atau ciri-ciri masalah dan fenomena menjadi panduan dalam
mengidentifikasi masalah penelitian yang relevan. Ketidaksesuaian, dampak negatif,
ketidakpastian, keterbatasan sumber daya, dan konflik menjadi tanda-tanda bahwa suatu
kondisi memenuhi kriteria sebagai masalah yang perlu dipecahkan atau dipahami lebih
lanjut.
Ketiga, proses identifikasi masalah penelitian adalah langkah kritis dalam perencanaan
penelitian. Dengan melakukan review literatur, observasi, wawancara, analisis data, dan
pendekatan sistematis lainnya, peneliti dapat mengenali masalah yang relevan,
memberikan dasar yang kuat untuk merumuskan pertanyaan penelitian, dan memandu
pemilihan metode penelitian yang tepat.
B. Saran
Untuk memperkaya dan memperkuat proses penelitian, disarankan agar peneliti
tetap berfokus pada pemahaman mendalam terhadap hakekat masalah yang dipilih,
11
dengan memperhatikan syarat-syarat atau ciri-ciri yang relevan. Dalam identifikasi
masalah penelitian, peneliti sebaiknya memanfaatkan berbagai metode seperti review
literatur, wawancara, dan observasi untuk merinci masalah secara spesifik. Selain itu,
melibatkan pihak terkait dan stakeholder dapat memberikan perspektif yang berharga dan
memastikan relevansi serta dampak positif dari penelitian. Proses ini seharusnya
senantiasa berjalan secara sistematis dan kreatif, mengintegrasikan pendekatan yang
sesuai dengan lingkup penelitian. Dengan demikian, penelitian dapat lebih efektif,
relevan, dan memiliki dampak yang berarti dalam menjawab tantangan atau mengisi
celah pengetahuan yang diidentifikasi.
12
Daftar Pustaka