Anda di halaman 1dari 15

URGENSI MASALAH DALAM METODELOGI PENELITIAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dengan dosen
pengapu Prof. Dr. Eri Barlian, MS, Nissa Aldani, M.Pd. dan Tendy Roy,
M.Pd

Disusun Oleh:

Adibul Kholish 21087003

M,kurniagus Saputra

PROGRAM STUDI

FAKULTAS

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmatNYA sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih kepada Prof. Dr. Eri Barlian, MS, Nissa Aldani, M.Pd. dan
Tendy Roy, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah metodelogi penelitian.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian memiliki peran krusial dalam mengembangkan pengetahuan,


memahami fenomena, dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang
ada. Dalam proses penelitian, identifikasi dan pemahaman masalah menjadi
langkah awal yang sangat penting. Masalah yang tepat dan relevan akan
memberikan landasan yang kuat bagi metodologi penelitian yang dilakukan.
Oleh karena itu, urgensi masalah dalam metodologi penelitian tidak dapat
diabaikan.
Pentingnya memahami urgensi masalah dalam metodologi penelitian
terletak pada beberapa aspek. Pertama, penelitian yang berlandaskan pada
masalah yang signifikan memiliki potensi untuk memberikan kontribusi nyata
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Masalah yang relevan dan mendesak
cenderung menarik perhatian para peneliti dan memberikan dasar yang kuat
untuk merumuskan tujuan penelitian yang jelas. Selain itu, urgensi masalah juga
berkaitan erat dengan relevansi penelitian terhadap kebutuhan masyarakat atau
dunia industri. Penelitian yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan penting
dan menyelesaikan masalah-masalah aktual dapat memberikan dampak positif
dalam meningkatkan kualitas hidup dan mengatasi tantangan yang dihadapi oleh
masyarakat atau industri.
Dalam konteks metodologi penelitian, urgensi masalah menjadi dasar yang
memotivasi pemilihan metode penelitian tertentu. Metode penelitian yang tepat
akan memberikan kerangka kerja yang sesuai untuk menggali pemahaman yang
mendalam terhadap masalah yang diidentifikasi. Oleh karena itu, pemahaman
akan urgensi masalah membantu peneliti dalam merancang metodologi
penelitian yang efektif dan efisien. latar belakang ini bertujuan untuk menyoroti
pentingnya urgensi masalah dalam konteks metodologi penelitian. Dengan
memahami urgensi masalah, peneliti dapat memastikan bahwa penelitiannya
tidak hanya relevan secara akademis tetapi juga memiliki dampak positif yang
nyata dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat atau
dunia industri.

1
B. Rumusan Masalah
1. bagaimana Pengertian hakekat masalah?
2. Apa Syarat-syarat (ciri-ciri) masalah/ fenomena?
3. Bagaimana Identifikasi masalah penelitian?

C. Tujuan
Ada pun tujuan dari penjelasan pengertian hakekat masalah, identifikasi
masalah, syarat- syarat (ciri-ciri) masalah penomena, perumusan masalah dan
pembatasan masalah, bertujuan agar sekiranya bisa mempermudah calon
peneliti untuk memahami dan menentukan permasalahannya dalam penelitian
kelak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Hakekat Masalah

1. Pengertian Masalah
masalah merupakan sesuatu yang sangat dekat atau sudah
berdampingan dengan makhluk yang hidup, dimana permasalahan akan
timbul apabila sesuatu yang terjadi berbeda dengan seharusnya terjadi.
Menurut (Harianto, 2018 : 5) masalah atau problem adalah perbedaan
antara das solle (yang seharusnya, yang diinginkan, yang dicita-citakan,
yang diharapkan) dengan de sain (yang nyata, yang terjadi). Sedangkan
menurut John Dewey dan Kerlinger secara terpisah memberikan
penjelasan mengenai masalah berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang
awam maupun seorang peneliti. Kesulitan ini menghalangi tercapai sebuah
tujuan baik itu tujuan individu maupun sebuah kelompok. Pengertian
masalah mencakup berbagai konteks dan interpretasi, tergantung pada
bidang atau disiplin ilmu yang membahasnya. Secara umum, masalah
merujuk pada suatu kondisi atau situasi yang dianggap tidak sesuai dengan
harapan atau keinginan, dan memerlukan pemecahan atau penyelesaian.
Masalah bisa muncul dalam berbagai bentuk, baik dalam kehidupan
sehari-hari, ilmu pengetahuan, bisnis, sosial, maupun berbagai bidang
lainnya.

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, masalah dapat ditemukan


dalam berbagai aspek, mulai dari tingkat pribadi hingga masalah bersama-
sama dalam masyarakat. Misalnya, masalah kesehatan, masalah dalam
hubungan interpersonal, masalah keuangan, atau masalah pada tingkat
pekerjaan. Dalam setiap kasus, masalah menjadi sesuatu yang perlu diatasi
atau dipecahkan agar kehidupan dapat berjalan lebih baik. Di dunia ilmu
pengetahuan, masalah menjadi pendorong utama penelitian dan eksplorasi.
Sebuah masalah dianggap sebagai kekosongan pengetahuan atau
pertanyaan yang belum terjawab. Penelitian ilmiah dilakukan untuk
menyelidiki masalah-masalah ini, mengumpulkan data, menganalisis
informasi, dan mencari solusi atau pemahaman yang lebih baik. Dalam
konteks ini, masalah bukan hanya suatu hambatan, tetapi juga peluang

3
untuk mengembangkan pengetahuan.

Dalam mengidentifikasi dan memahami masalah, penting untuk


merinci karakteristik, sumber, dan dampaknya. Karakteristik masalah
mencakup kompleksitas, tingkat urgensi, dan tingkat ketidakpastian.
Sumber masalah dapat berasal dari berbagai faktor, termasuk kebijakan,
perubahan lingkungan, atau faktor internal seperti kurangnya keterampilan
atau sumber daya. Dampak masalah dapat bersifat lokal atau memiliki
konsekuensi yang lebih luas tergantung pada konteks dan skala masalah
tersebut.

2. Hakekat dari Masalah

Hakekat dari masalah mencerminkan inti atau sifat esensial dari suatu kondisi atau
situasi yang menimbulkan ketidaknyamanan, ketidaksesuaian, atau kebutuhan untuk
dicari solusi. Untuk memahami hakekat masalah, perlu melihat beberapa dimensi yang
mencakup aspek-aspek esensial dari masalah itu sendiri.

1. Ketidaksesuaian atau Dissonansi: Masalah seringkali muncul ketika terdapat


ketidaksesuaian antara kondisi yang diharapkan dan kondisi aktual. Ini menciptakan
keadaan di mana keadaan nyata tidak memenuhi harapan atau keinginan, dan
ketidaksesuaian ini menjadi sumber konflik atau ketidaknyamanan.

2. Keterbatasan atau Hambatan: Hakekat masalah juga mencakup unsur keterbatasan


atau hambatan. Masalah muncul ketika ada sesuatu yang menghalangi pencapaian tujuan
atau keinginan, baik itu berupa keterbatasan sumber daya, pengetahuan, atau faktor lain
yang membatasi kemampuan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

3. Konflik atau Tegangan: Masalah sering kali diiringi oleh konflik atau tegangan.
Ketidaksesuaian antara berbagai kepentingan atau nilai dapat menyebabkan konflik, dan
hakekat masalah ini mencerminkan adanya perbedaan atau ketegangan yang perlu
diselesaikan.

4. Kondisi yang Perlu Pemecahan: Pada dasarnya, masalah adalah kondisi yang
memerlukan pemecahan atau intervensi. Hakekat masalah adalah adanya kebutuhan
untuk menemukan solusi atau strategi untuk mengatasi ketidaksesuaian atau hambatan
yang dihadapi.

4
5. Tantangan untuk Perubahan: Masalah seringkali melibatkan kebutuhan untuk
beradaptasi atau berubah. Hakekat masalah mencerminkan tantangan untuk mengubah
keadaan yang tidak memuaskan menjadi situasi yang lebih baik, sejahtera, atau sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.

6. Keberadaan Dampak atau Konsekuensi: Setiap masalah memiliki dampak atau


konsekuensi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hakekat masalah mencakup
pemahaman tentang bagaimana masalah tersebut memengaruhi individu, kelompok, atau
sistem secara keseluruhan.

7. Keterkaitan dengan Konteks dan Nilai: Hakekat masalah juga terkait erat dengan
konteks dan nilai-nilai yang berlaku. Apa yang dianggap sebagai masalah dapat
bervariasi antarbudaya, antarindividu, atau antarsistem. Oleh karena itu, pemahaman
terhadap nilai-nilai dan konteks sangat penting untuk memahami hakekat masalah.

8. Peluang untuk Pertumbuhan dan Pembelajaran: Meskipun masalah sering


dianggap sebagai sesuatu yang perlu diatasi, hakekatnya juga dapat menjadi peluang
untuk pertumbuhan dan pembelajaran. Melalui pemecahan masalah, individu atau sistem
dapat mengembangkan keterampilan, wawasan, dan kapasitas untuk mengatasi tantangan
di masa depan.

Dengan memahami hakekat masalah, seseorang atau kelompok dapat lebih efektif dalam
menghadapi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Ini melibatkan kemampuan
untuk melihat masalah dari berbagai perspektif, mengidentifikasi akar penyebab, dan
mengembangkan solusi yang memadai. Hakekat masalah juga mencerminkan sifat
intrinsik manusia untuk terus mencari pemahaman, meningkatkan kondisi, dan
menghadapi tantangan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.

B. Syarat-Syarat Masalah

Syarat-syarat atau ciri-ciri masalah atau fenomena dalam lingkup metodologi


penelitian memiliki peran krusial dalam menentukan apakah suatu isu layak dijadikan
fokus penelitian atau tidak. Berikut adalah beberapa syarat atau ciri-ciri yang menjadi
pertimbangan dalam menentukan masalah penelitian:

5
1. Relevansi: Masalah penelitian harus relevan dengan tujuan penelitian dan konteks
yang bersangkutan. Dalam metodologi penelitian, relevansi menentukan sejauh
mana pemecahan masalah tersebut dapat memberikan kontribusi pada
pemahaman umum atau perkembangan pengetahuan di bidang tertentu.
2. Ketidakpastian atau Kekurangan Pengetahuan: Masalah penelitian sebaiknya
muncul ketika terdapat ketidakpastian atau kekurangan pengetahuan dalam
literatur atau pemahaman umum. Penelitian dimaksudkan untuk mengisi celah-
celah pengetahuan ini dan memberikan kontribusi baru kepada domain
pengetahuan yang bersangkutan.
3. Fasilitas Penelitian: Penting untuk mempertimbangkan ketersediaan fasilitas,
sumber daya, dan data yang diperlukan untuk meneliti masalah tersebut. Masalah
yang terlalu sulit atau tidak memungkinkan untuk diteliti dengan sumber daya
yang ada mungkin tidak praktis untuk diangkat sebagai objek penelitian.
4. Pentingnya Masalah: Penting untuk menentukan sejauh mana masalah tersebut
dianggap signifikan oleh komunitas ilmiah atau masyarakat yang bersangkutan.
Masalah yang dianggap penting atau mendesak seringkali lebih mungkin
mendapatkan dukungan dan perhatian.
5. Spesifik dan Jelas: Ciri-ciri masalah yang baik adalah spesifik dan jelas. Peneliti
harus dapat merinci masalah dengan tepat, menjelaskan batasan-batasan, dan
mengidentifikasi aspek-aspek yang akan diteliti. Masalah yang abstrak atau
ambigu dapat menyulitkan proses penelitian.
6. Ketidaksesuaian atau Ketegangan: Masalah sering kali muncul ketika terdapat
ketidaksesuaian antara kondisi aktual dan kondisi yang diharapkan. Identifikasi
ketidaksesuaian atau ketegangan ini menjadi landasan penting untuk merumuskan
pertanyaan penelitian.
7. Keterkaitan dengan Tujuan Penelitian: Masalah penelitian harus konsisten
dengan tujuan penelitian yang ditetapkan. Sebuah masalah yang tidak mendukung
tujuan penelitian akan merugikan integritas keseluruhan penelitian.
8. Keterlibatan Stakeholder: Melibatkan pihak-pihak terkait atau stakeholder dapat
membantu memastikan bahwa masalah yang dipilih benar-benar mencerminkan
kebutuhan dan kepentingan masyarakat atau kelompok tertentu.
9. Potensial untuk Pemecahan atau Penyelesaian: Dalam metodologi penelitian,
penting untuk mempertimbangkan apakah masalah tersebut dapat dipecahkan atau

6
setidaknya dapat diatasi dengan pendekatan penelitian yang tepat. Masalah yang
tidak dapat dipecahkan mungkin tidak sesuai sebagai fokus penelitian.
10. Pengaruh Terhadap Bidang Pengetahuan: Masalah penelitian yang baik akan
memiliki potensi untuk memberikan dampak positif pada perkembangan atau
pemahaman dalam bidang pengetahuan yang bersangkutan. Sebuah masalah yang
dapat memperkaya atau merubah paradigma di bidang tertentu dianggap sangat
berharga dalam penelitian.

Dengan memperhatikan ciri-ciri ini, peneliti dapat mengidentifikasi masalah penelitian


yang relevan, berarti, dan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap
pengetahuan dan pemahaman di bidang yang bersangkutan.

7
C. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah proses pengenalan, pemahaman, dan penentuan suatu


kondisi atau isu yang dianggap sebagai titik fokus atau permasalahan yang akan
diinvestigasi dalam konteks penelitian. Dalam tahap identifikasi masalah, peneliti
berupaya untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai ketidaksesuaian atau
kebutuhan yang muncul dalam suatu bidang atau konteks tertentu. Proses ini merupakan
langkah awal yang kritis dalam perencanaan penelitian dan membentuk dasar untuk
perumusan tujuan, pertanyaan penelitian, serta kerangka kerja penelitian.

Pentingnya identifikasi masalah dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertama,


identifikasi masalah membantu dalam mendefinisikan ruang lingkup penelitian dengan
menetapkan batasan dan memperinci area yang perlu dijelajahi. Kedua, hal ini membantu
menentukan kriteria keberhasilan penelitian dengan memberikan dasar untuk
mengevaluasi pencapaian tujuan yang diharapkan. Ketiga, identifikasi masalah
mengarahkan fokus dan energi penelitian dengan menentukan aspek-aspek yang paling
relevan dan penting. Keempat, proses ini memberikan dasar rasional atau alasan mengapa
penelitian tersebut penting dan perlu dilakukan. Kelima, identifikasi masalah
memengaruhi pemilihan metode penelitian yang tepat, memastikan kesesuaian antara
masalah dan pendekatan penelitian. Keenam, hal ini melibatkan pertimbangan etika,
terutama dalam konteks partisipasi manusia atau isu-isu sensitif, untuk memastikan
bahwa penelitian dilakukan dengan integritas dan kepatuhan pada prinsip-prinsip etika
penelitian. Ketujuh, identifikasi masalah merangsang pemikiran kreatif dan inovasi,
membuka peluang untuk menciptakan solusi baru atau melibatkan pendekatan baru.
Delapan, melalui identifikasi masalah, peneliti dapat melibatkan pihak terkait atau
stakeholder yang relevan, memberikan perspektif yang lebih lengkap. Kesembilan, hal ini
membantu peneliti memahami potensi dampak sosial atau praktis dari penelitian,
memastikan bahwa hasil penelitian memberikan manfaat yang nyata. Kesepuluh,
identifikasi masalah memastikan bahwa penelitian memiliki signifikansi dan relevansi di
dalam dan luar lingkup akademis, memberikan kontribusi pada pemahaman atau
pengetahuan yang lebih baik.

8
Proses ini melibatkan pengenalan dan pemahaman mendalam terhadap kondisi atau
isu tertentu yang akan diinvestigasi. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil
untuk mengidentifikasi masalah penelitian:

1. Review Literatur: Membaca literatur terkait di bidang penelitian yang diminati


adalah langkah awal yang penting. Ini membantu peneliti untuk memahami latar
belakang penelitian, mengetahui penelitian-penelitian terdahulu, dan
mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan atau pertanyaan-pertanyaan yang
belum terjawab.
2. Observasi dan Pengamatan: Melakukan observasi langsung terhadap
lingkungan atau situasi yang akan diteliti dapat memberikan wawasan yang
berharga. Pengamatan ini dapat membantu dalam mengidentifikasi potensi
masalah atau ketidaksesuaian yang mungkin ada.
3. Wawancara: Berbicara dengan para ahli, praktisi, atau pihak yang terlibat
langsung dengan masalah yang mungkin dihadapi dapat memberikan perspektif
yang lebih dalam. Wawancara ini membantu peneliti untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih kontekstual dan memahami sudut pandang yang berbeda.
4. Analisis Data yang Sudah Ada: Menganalisis data yang sudah ada, baik dalam
bentuk statistik, laporan, atau dokumentasi lainnya, dapat membantu peneliti
mengidentifikasi tren atau pola yang mungkin menjadi sumber masalah. Analisis
data yang cermat dapat memberikan petunjuk tentang keadaan yang perlu
dicermati lebih lanjut.
5. Brainstorming: Mengadakan sesi brainstorming dengan rekan penelitian atau tim
dapat menjadi cara kreatif untuk mengidentifikasi masalah. Diskusi kelompok
dapat membawa berbagai sudut pandang dan membantu merumuskan pertanyaan
penelitian yang relevan.
6. Refleksi pada Pengalaman Pribadi atau Profesional: Peneliti seringkali
menemukan inspirasi untuk masalah penelitian dari pengalaman pribadi atau
profesional mereka. Pemahaman mendalam tentang suatu bidang dapat
memunculkan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang signifikan.
7. Melibatkan Pihak Terkait atau Stakeholder: Melibatkan pihak terkait atau
stakeholder yang terkait dengan bidang penelitian dapat membantu
mengidentifikasi masalah yang relevan dengan kebutuhan atau kepentingan
mereka. Partisipasi mereka dapat memberikan pandangan yang berharga.

9
8. Mengamati Perkembangan Terkini: Mengikuti berita, perkembangan
teknologi, atau isu-isu aktual di bidang yang diminati dapat membantu
mengidentifikasi masalah yang baru muncul atau yang sedang berkembang.
9. Pertimbangkan Aspek Etika dan Kemanusiaan: Selama proses identifikasi
masalah, penting untuk mempertimbangkan aspek etika dan kemanusiaan yang
mungkin terkait dengan penelitian tersebut. Masalah yang melibatkan hak asasi
manusia atau isu etis dapat menjadi prioritas untuk diteliti.
10. Pendekatan Sistematis: Identifikasi masalah penelitian sebaiknya dilakukan
dengan pendekatan sistematis. Memahami masalah sebagai bagian dari suatu
sistem dan melihat hubungan antar-komponen dapat membantu mendapatkan
gambaran yang lebih komprehensif.

Setelah langkah-langkah identifikasi dilakukan, peneliti dapat merinci masalah penelitian


menjadi pernyataan masalah yang jelas dan merumuskan pertanyaan penelitian yang
dapat dijawab melalui desain penelitian yang tepat. Identifikasi masalah yang baik
memberikan dasar yang kuat untuk perjalanan penelitian selanjutnya.

10
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pemahaman terhadap hakekat masalah, syarat-syarat


(ciri-ciri) masalah atau fenomena, dan proses identifikasi masalah penelitian merupakan
elemen-elemen kunci dalam konteks penelitian.

Pertama, hakekat masalah mencerminkan esensi atau inti dari suatu kondisi yang
memerlukan perhatian atau penyelesaian. Masalah muncul ketika terjadi ketidaksesuaian
antara kondisi yang diharapkan dan kenyataan, dan dapat bersifat multifaset,
membutuhkan pemahaman mendalam untuk merumuskan solusi yang tepat.

Kedua, syarat-syarat atau ciri-ciri masalah dan fenomena menjadi panduan dalam
mengidentifikasi masalah penelitian yang relevan. Ketidaksesuaian, dampak negatif,
ketidakpastian, keterbatasan sumber daya, dan konflik menjadi tanda-tanda bahwa suatu
kondisi memenuhi kriteria sebagai masalah yang perlu dipecahkan atau dipahami lebih
lanjut.

Ketiga, proses identifikasi masalah penelitian adalah langkah kritis dalam perencanaan
penelitian. Dengan melakukan review literatur, observasi, wawancara, analisis data, dan
pendekatan sistematis lainnya, peneliti dapat mengenali masalah yang relevan,
memberikan dasar yang kuat untuk merumuskan pertanyaan penelitian, dan memandu
pemilihan metode penelitian yang tepat.

Secara keseluruhan, pemahaman hakekat masalah, pengenalan ciri-ciri masalah, dan


proses identifikasi masalah penelitian adalah fondasi penting bagi kesuksesan penelitian.
Dengan merinci masalah secara tepat, penelitian dapat diarahkan untuk memberikan
kontribusi yang signifikan pada pemahaman, pengetahuan, dan solusi di berbagai bidang
penelitian.

B. Saran
Untuk memperkaya dan memperkuat proses penelitian, disarankan agar peneliti
tetap berfokus pada pemahaman mendalam terhadap hakekat masalah yang dipilih,

11
dengan memperhatikan syarat-syarat atau ciri-ciri yang relevan. Dalam identifikasi
masalah penelitian, peneliti sebaiknya memanfaatkan berbagai metode seperti review
literatur, wawancara, dan observasi untuk merinci masalah secara spesifik. Selain itu,
melibatkan pihak terkait dan stakeholder dapat memberikan perspektif yang berharga dan
memastikan relevansi serta dampak positif dari penelitian. Proses ini seharusnya
senantiasa berjalan secara sistematis dan kreatif, mengintegrasikan pendekatan yang
sesuai dengan lingkup penelitian. Dengan demikian, penelitian dapat lebih efektif,
relevan, dan memiliki dampak yang berarti dalam menjawab tantangan atau mengisi
celah pengetahuan yang diidentifikasi.

12
Daftar Pustaka

Hatrianto I. 2018. penyandang masalah kesejahteraan sosial dalam rehabilitasi


dan pekerjaan sosialisasi. Yogyakarta: UNY Press

Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana


Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai