Anda di halaman 1dari 12

RUANG LINGKUP DAN KONSEP DASAR PSIKOLOGI BELAJAR

MAKALAH
PSIKOLOGI BELAJAR

Oleh :

Janiar Nurul Safitri


NIM : 1810911019
Moh.Ubaidillah Al Amin
NIM : 1810911003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah
SWT. yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya serta Taufik
dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Psikologi Belajar dengan baik.
Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari zaman
jahiliyah dan zaman tidak berakhlaq kepada zaman yang berilmu
pengetahuan dan berakhlaq mulia seperti yang kita rasakan pada saat
sekarang ini dan mudah –mudahan kita semua mendapatkan syafaat
atau pertolonganya.
Alhamdulilah, pada kesempatan kali ini, kami mendapat tugas
dari dosen kami yaitu Bapak Badrut Tamam M.Pd.I untuk menyusun
sebuah makalah yang berjudul “Ruang Lingkup dan Konsep Dasar
Psikologi Belajar”.
Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca dapat menambah
wawasan yang berkaitan dengan aktifitas kejiwaan manusia dan
macam-macamnya.
Akhir kata kami selaku penulis menyadari penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.

Jember, 7 Oktober 2019

PENULIS
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Psikologi Belajar
2.2 Ruang Lingkup Belajar
2.3 Konsep Psikologi
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk yang belajar. Maka, untuk sampai


pada derajat yang disebut belajar manusia harus mampu mengadakan
atau melakukan perubahan-perubahan. Baik itu perubahan terhadap
individu ataupun bahkan secara global. Namun, perubahan-perubahan
yang diharapkan adalah perubahan ke arah yang baik, perubahan yang
menjadikan menusia menjadi makhluk yang memelihara alam semesta
sesuai dengan mandat Alloh SWT. Sehingga manusia harus mencari
dan mencapai hakikat belajar sampai sedalam-dalamnya.
Hakikat belajar yang hendak diuraikan dalam makalah ini
meliputi arti belajar, sifat dan dasar proses belajar yang banyak
berlangsung di sekolah-sekolah. Hal ini dimaksutkan agar pembaca
mempunyai gambaran yang sesungguhnya mengenai belajar, terutama
belajar yang dilangsungkan di sekolah-sekolah tau kampus.
Pengertian belajar dalam uraian ini sengaja dibatasi dalam ruang
lingkup bangku sekolah atau perguruan tinggi mengingat hakikat
belajar itu sendiri amat luasnya sehingga perhatian kita menjadi lebih
terfokus.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu psikologi belajar ?
2. Apa saja aspek atau ruang lingkup kajian psikologi belajar ?
3. Bagaimana konsep psikologi belajar ?

1.3. TUJUAN MAKALAH


1. Untuk mengetahui maksut dari psikologi belajar.
2. Untuk menetahui ruang lingkup kajian psikologi belajar
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep psikologi belajar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Psikologi Belajar.

Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno : psyche = jiwa dan logos


= kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang jiwa mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa mental itu
secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi
membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut
yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga
Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dan proses mental. Secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai
proses prilaku dan proses-proses mental. Psikologi merupakan salah
satu bagian dari ilmu prilaku atau ilmu sosial.

2.2. Ruang Lingkup Belajar

Setiap disiplin ilmu yang ada semuanya mempunyai ruang


lingkup pembahasan masing-masing. Sehingga apa yang akan dikaji
dalam suatu topik tidak akan keluar dari pembahasan pokoknya, dan
ini menjadikan suatu disiplin ilmu tersebut menjadi tepat sasaran
bahasanya dan sebagainya. Dan ruang lingkup juga tidak hanya dalam
materi perkuliahan dan sekolah-sekolah saja, melainkan juga yang
bukan dari itu. Oleh karenanya, agar lebih tahu sedikit tentang ruang
lingkup, berikut akan diuraikan sedikit mengenai pengertianya.
Ruang lingkup adalah batasan. Ruang lingkup juga dapat
dikemukakan melalui variabel-variabel yang diteliti, populasi atau
subyek penelitian dan lokasi penelitian. Penggambaran ruang lingkup
dapat kita nilai dari data karakteristik responden perlu dilakukan untuk
memperoleh gambaran yang komperehensif tentang bagaimana
keadaan responden penelitian yang dilakukan, yang boleh jadi
diperlukan untuk melihat data hasil pengukuran variabel-variabel
pengukuran yang diteliti.
Lebih jelasnya ruang lingkup adalah suatu batasan dalam
sebuah pembahasan materi atau sesuatu agar tidak keluar dari alur
pembahasan, dan selalu terkait dalam tema yang bersangkutan.
Sebagai sebuah disiplin ilmu yang merupakan cabang dari
psikologi, yang kajianya dikhususkan pada masalah belajar, maka
psikologi belajar memiliki ruang lingkup disekitar masalah belajar
saja. Oleh karenanya tidak aneh apabila ruang lingkup psikologi
belajar terdapat juga dalam kajian psikologi pendidikan. Ini
dikarenakan psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan berusaha
menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan fakta-fakta
mengenai tingkah laku manusia yang tela ditentukan secara ilmiah.
Karenanya, masalah belajar mendapat sorotan yang besar dalam
psikologi pendidikan.
Psikolgi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu masalah belajar,
proses belajar dan situasi belajar. Berikut uraian-uraian mengenai hal
tersebut :
1. Pokok Bahasan Mengenai Belajar
Ada beberapa pokok bahasan mengenai belajar yaitu :
a. Teori-teori belajar
b. Prinsip-prinsip belajar
c. Hakikat belajar
d. Jenis-jenis belajar
e. Aktifitas-aktifitas belajar
f. Teknik belajar efektif
g. Karakteristik perubahan hasil belajar
h. Manifestasi perilaku belajar
i. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
2. Pokok Bahasan Mengenai Proses Belajar
Berikut ini pokok bahasan mengenai proses belajar yaitu :
a. Tahapan perbuatan belajar
b. Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi selama belajar
c. Pengaruh pengalaman belajar terhadap perilaku individu
d. Pengaruh motifasi terhadap periaku belajar
e. Signifikansi perbedaan individual dalam kecepatan
memproses kesan dan keterbatasan kapasitas individu dalam
belajar
f. Masalah proses lupa dan kemampuan individu memproses
perolehanya melalui transfer belajar.
3. Pokok Bahasan Mengenai Situasi Belajar
Adapun pokok bahasan mengenai situasi belajar yaitu :
a. Suasana dan keadaan lingkungan fisik
b. Suasana dan keadaan lingkungan non fisik
c. Suasana dan keadaan lingkungan sosial
d. Suasana dan keadaan lingkungan non sosial

2.3. Konsep Psikologi Belajar

Konsep yang dikembangkan dalam ilu psiologi seperi motivasi,


konsep diri, sikap, persepsi, frustrasi, sugesti, prestasi, crowding
(kerumunan masa), imitasi, kesadaran.
1. Motivasi
Motivasi adalah suatu keadaan dan ketegangan individu yang
membangkitkan dan memelihara serta mengarahkan tingkah laku yang
mendorong (drive) menuju pada suatu tujuan (goal) untuk mencapai
suatu kebutuhan (need). Peranan motivasi dalam kehidupan manusia
sangat penting, bahkan menurut McCLelland (1953;1961), seseorang
dianggap memiliki motivasi untuk bereprestasi, jika ia memiliki
keinginan untuk berkarya (berprestasi) lebih baik dari karya (prestasi)
orang lain. Jika pada umumnya psikologi banyak bertanya
“bagaimana”, seperti bagaimana Anda dapat mempelajari kebiasaan
itu? Maka dalam motivasi Anda akan menjawab pertanyaan :
“mengapa”. Contohnya, “Mengapa Anda melakukan tindakan itu?
Dalam menjawab pertanyaan “mengapa” tersebut, kita dapat
mengemukakan jawaban atas dasar beberapa pendekatan (Apter,1996:
688-689).
2. Konsep Diri
Konsep diri merupakan penilaian tentang dirinya oleh orang
lain yang menyankut aspek physical, perceptual, dan attitudinal (fisik,
persepsi, dan kesikapan). Konsep diri pun merupakan penilaian
tentang dirinya yang sering diibaratkan sama dengan/serupa dengan
hasil penilaian orang lain. Dengan demikian, konsep diri merupakan
sebuah produk kekuatan dan social yang merupakan agen penciptaan
diri.
3. Sikap
Konsep sikap merujuk pada masalah yang lebih banyak bersifat
evaluatif afektif terhadap suatu kecenderungan atas reaksi yang
dipilihnya. Sikap pun menunjukkan penilaian kita apakah itu bersifat
positif ataupun negative terhadap bermacam-macam entitas, misalnya
individu, kelompok, obnek, tindakan, dan lembaga (Manis, 2000: 49).

4. Persepsi
Istilah Persepsi dalam Kamus Lengkap Psikologi karya Chaplin
(1999: 358), memiliki arti:Proses mengetahui atau mengenali objek
dan kejadian objektif dengan bantuan indra.
Persepsi mengacu kepada mekanisme yang menjadi alat kita
menyadari dan memproses informasi tentang stimuli ataupun dunia
eksternal, baik itu yang menyangkut kualitas kognitif maupun afektif.
Aristoteles mengklasifikasikan indra kita menjadi lima (panca)
kategori, yaitu penglihatan (vision), pendengaran (audition),
penciuman (olfaction), perasa (gustation), dan perabaan (groping).
Frustrasi
Frustasi merupakan suatu reaksi emosional yang disebabkan
oleh gagal atau terhalangnya pencapaian tujuan yang
diharapkan.Tidak semua tindakan agresif merupakan hasil frustrasi
yang dialami sebelumnya. Sebab tindakan agresi instrumental yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu tidak harus disertai frustrasi
yag dialami sebelumnya.
5. Sugesti
Sugesti merupakan bagian dari bentuk interaksi social yang
menerima dengan mudah pengaruh orang lain tanpa diseleksi dengan
pemikiran yang kritis. Tanpa penggunaan kekuatan fisik atau paksaan.
Namun tidak berarti bahwa sugesti semata-mata dari pengaruh
eksternal (heterosugesti) karena sugesti secara luas merupakan
pengaruh psikis yang berasal dari orang lain maupun diri sendiri atau
otosugesti (Belen, 1994: 253).
Contoh sugesti yang disebabkan oleh kelelahan fisik dan
mental, misalnya seorang dosen dapat memberikan nilai yang besar
dan tidak sesuai dengan kemampuan daya pikir mahasiswa yang
sebenarnya karena kebenaran berkas jawaban ujiannya yang
berbentuk uraian ada pada urutan 79 dari sejumlah mahasiswa 82
orang.
6. Prestasi
Prestasi merupakan pencapaian atau hasil yang telah dicapai
yang memerlukan suatu kecakapan/keahlian dalam tugas-tugas
akademis maupunnon akademis (Chaplin, 1993: 310). Berkaitan
dengan teori N‟Ach ( Need for Achievement) McClelland, bahwa
seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, tidaklah semata-
mata karena mengejar materi dan meningkatkan status social,
melainkan memiliki nilai dan kebanggan tersendiri secara batiniah
(dari dalam) yang tidak dapat diukur secara materi maupun gengsi.
7. Crowding (Kerumunan Massa)
Crowding (kerumunan massa) merupakan suatu kumpulan
orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama walaupun
mungkin tidak saling mengenal dengan emosi-emosi yang mudah
dibangkitkan dan tidak kritis (Chaplin 1999:118). Menurut Gustav Le
Bon (1841-1932), seorang ahli psikologi social Prancis yang terkenal
dengan bukunya Psychologie des foules (1895) bahwa suatu massa
seakan-akan memiliki suatu jiwa tersendiri yang berlainan sifatnya
dengan jiwa individu satu persatu.
Dengan demikian, seorang individu yang bergabung dalam
massa tersebut sebagai anggota massa itu akan berpengalaman dan
bertingkah laku secara berlainan dibandingkan dengan pengalaman
dan tingkah lakunya sehari- hari selaku individu. Jiwa massa tersebut
lebih mudah tersinggung, bersikap menerabas, lebih mudah terbawa
oleh sentiment-sentimen, kurang rasional, suggestible, mudah
mengimitasi agresi dan kekerasan, serta lebih bersifat primitive dalam
arti buas, beringas, tidak rasional, penuh sentiment, serta sukar
dikendalikan (Gerungan, 2000: 34).
8. Imitasi
Imitasi merupakan salah satu proses interaksi social yang
banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan meniru perbuatan
orang lain secara disengaja. Pengaruhnya dapat positif dan negative.
Secara positif, imitasi dapat menimbulkan pengaruh makin patuhnya
terhadap norma-norma yang berlaku, terutama dalam system
masyarakat patrimonial (patronase). Sedangkan secara negative,
seperti dengan maraknya penyiaran film-film kekerasan maka di
masyarakat dan sekolah pun kekerasan makin meningkatkan
intensitasnya.
9. Kesadaran
Konsep kesadaran memiliki makna inti yang merujuk pada
suatu kondisi atau kontinum dimana kita mampu merasakan, berpikir,
dan membuat persepsi (Wright, 2000:162). Kesadaran pun sangat
dipengaruhi oleh sudut pandang individual, dan kita mungkin dapat
mengatakan bahwa aspek- aspek subjektif dari kesadaran itu berada di
luar penjelasan system ilmu pengetahuan yang didasarkan pada
pemahaman bersama, bahkan berada di luar semua makna yang
terkonstruksikan secara social.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
\
1) Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno : psyche = jiwa dan logos
= kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmuyang mempelajari
tentang jiwa mental.
2) Belajar adalah usaha sadar dari individu untuk memahami dan
menguasai pengetahuan dan keterampilan sika-sikap dan nilai-
nilai, guna meningkatkan kualitas tingkah lakunya dalam
rangka mengembangkan kepribadianya.
3) Ada beberapa peran penting dalam psikologi dalam proses
belajar.
a. Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi
perkembanganya, tabiat, kemampuan, kecerdasan,
motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-
lain.
b. Memahami prinsip dan teori belajar.
c. Meilih metode belajar dan pengajaran.
d. Menetapkan tujuan belajar dn pengajaran.
e. Menciptakan situasi belajar dan pengajaran yang kondusif
f. Memilih dan menetapkan isi pengajaran.
g. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar.
h. Memilih alat bantu belajar dan pengajaran.
i. Menilai hasil belajar
j. Membimbing perkembangan siswa.
4) Psikolgi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu masalah belajar,
proses belajar dan situasi belajar.
3.2 Saran
Dalam kegiatan pembelajaran, sangat diperlukan
interaksi yang baik antar siswa dan guru agar tecipta proses
belajar mengajar yang kondusif. Belajar tidak harus dilakukan
secara terforsir, tetapi belajar dapat dilakukan sedikit demi
sedikit secara bertahap dan terus-menerus.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Latif, Juraid. 2006. Manusia filsafat dan sejarah. Jakarta : PT Bumi Aksara

Hamdallah Fandi, Riefky. 2011. Penggertian Ruang


lingkup. Http://Riefky hamdllah fandi.wordpress.com/ 2011/04/25/pengrtian-
ruang-lingkup/.

Hakim, zainal. 2013.Peran sosiologi dalam pendidikan .


Julias HR . 2010. Pengertian hakikat

Atmaja prawira,Purwa .2012. Psikologi pendidikan dalam perspektif baru.


Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai