Anda di halaman 1dari 13

HAKIKAT PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN

ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Dr. Humaida br. Hasibuan M. Ag

DISUSUN OLEH:

NURHAIYANA (0308193144)

NANDA FADILLAH (0308192060)

NOVIA SAPUTRI (0308193116)

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2020
2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah swt yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya,
sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta
salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw, suri
tauladan kita dan semoga kelak di yaumil akhir kita diakui sebagai umatnya.

Terima kasih pemakalah ucapkan kepada dosen atas arahan dan bimbingannya.
Pemakalah menyadari makalah yang dibuat ini tidaklah sempurna, oleh karena itu, pemakalah
mengharapkan kritik dan saran yang membangun motivasi bagi pemakalah, agar kelak bisa
menghasilkan yang lebih baik.

Akhirnya, semoga makalah yang dibuat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
sebagai bahan pembelajaran dalam bidang Filsafat Pendidikan Islam.

Medan, 21 Desember 2020

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

PENGANTAR.................................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumus Masalah....................................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2

A. Makna Pendidik...................................................................................................................2
B. Tugas-Tugas Pendidik dalam perspektif pendidikan islam.................................................4
C. Kepribadian pendidik dalam perspektif pendidikan islam...................................................6

BAB III PENUTUP........................................................................................................................9

A. Kesimpulan..........................................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah suatu bentuk interaksi manusia. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pendidikan menuntut terwujudnya manusia Indonesia yang berkualitas, cerdas,
beriman, beriptek dan berakhlakul karimah sebagai tujuan dari pendidikan, maka perlu
pengamatan dari segi aktualisasinya bahwa pendidikan merupakan proses interaksi antara
pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan dari sebuah proses pendidikan. 
Pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta didik guna
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Pendidik, peserta didik, tujuan, media,
dan lingkungan merupakan unsur-unsur pendidikan yang saling terkait antara yang satu dengan
yang lainnya.
Pendidik merupakan salah satu unsur pendidikan yang sangatlah penting. Karena pendidik
merupakan unsur yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya suatu tujuan pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. MAKNA PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM


Guru atau pendidik adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
Kemudian guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di
tempat-tempat tertentu, tidak harus di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di
surau atau mushola, di rumah dan sebagainya. Beberapa ahli memberikan Pengertian dari
pengertian guru sebagai berikut1 :

1. Menurut Dri Atmaka, pendidik atau guru adalah orang yang bertanggung jawab untuk
memberikan bantuan kepada siswa dalam pengembangan baik fisik dan spiritual.
2. Menurut Husnul Chotimah, pengertian guru adalah orang yang memfasilitasi proses
peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik.
3. Menurut Ngalim Purwanto, pengertian guru adalah orang yang pernah memberikan suatu
ilmu atau kepandaian kepada seseorang mampu kepada sekelompok orang.
4. Menurut Mulyasa, pengertian guru adalah seseorang yang memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta mampu
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
5. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pengertian guru adalah tenaga
pendidik professional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Menurut Abuddin Nata, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 2
Guru atau pendidik dalam konsep Islam dapat berperan sebagai murabbi, mu’allim, muaddib,
mursyid, mudarris, multi, danmuzakki. Sebagaimana terdapat pada Hadist Nabi SAW:

1
DewiSafitri, Menjadi Guru Profesional, (Riau: PT. Indragiri Dot Com, 2019), h. 8.
2
AbuddinNata, FilsafatPendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 159.

2
Artinya: Telah diriwayatkan dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda: “Jadilah pengajar dan
janganlah (hindarilah) menjadi orang yang kejam, karena pengajar itu lebih baik dari pada
orang yang kejam (berbuat kekerasan)”. (H.R Bukhari)

Adapun dosen adalah pendidik professional dan ilmuan dengan tugas utama
mentranformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Guru besar atau
professor yang selanjutnya disebut professor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang
masih mengajar dilingkungan satuan pendidikan tinggi.3

Dalam konteks kajian pendidikan Islam, pendidik disebut juga dengan murabbi, mu’allim,
dan muaddib. Ketiga istilah itu mempunyai makna yang berbeda, sesuai dengan konteks kalimat,
walaupun dalam situasi tertentu mempunyai kesamaan makna.4

1. Pengerian Murabbi

Kata rabb sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an Surah Al-Fatihah[1]: 2, mempunyai
kandungan makna yang berkonotasi dengan istilah Al-Tarbiyah. Sebab kata rabb (tuhan) dan
murabbi(pendidik) berasal dari akar kata yang sama. Berdasarkan hal ini, maka Allah adalah
Pendidik Yang Maha Agung bagi seluruh alam semesta.

Kata “tarbiyah’ merupakan masdhar dari rabb-yurabbi. Kata ini ditemukan dalam al-Qur’an
Surah Al-Isra’[17]: 24. Di dalam surah tersebut, kata tarbiyah digunakan untuk mengungkapkan
pekerjaan orangtua yang mengasuh anaknya sewaktu kecil. Pengasuhan ini meliputi pekerjaan
memberi makanan, minuman, pengobatan, memandikan, menidurkan dan kebutuhan lainnya
sebagai bayi. Semua itu dilakukan dengan rasa kasih sayang.

2. PengertianMu’allim

Mu’allim berasal dari al-fi’lal-madhi ’allama, mudhari’nyayu’allimu dan mashdar-nyaal-


ta’lim. Artinya, telah mengajar, sedang mengajar, dan pengajaran. Kata mu’allim memiliki arti
pengajar atau orang yang mengajar. Istilah mu’allim sebagai pendidik dalam Hadits Rasulullah

3
Abuddin Nata, IlmuPendidikan Islam, cet. I, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 159.
4
Rijal Sabri, Karakteristik Pendidik Ideal dalam Tinjauan Alquran, (Medan, 2017) h. 14

3
adalah kata yang paling umum dikenal dan banyak ditemukan .Mu’allim merupakan al-isim al-
fail dari‘allama yang artinya orang mengajar,

Terdapat dalam al-Qur’an Surah Al-Baqarah[2]: 251, mu’allim adalah orang mampu untuk
merekontruksi bangunan ilmu secara sistematis dalam pemikiran peserta didik dalam bentuk ide,
wawasan, kecakapan, dan sebagainya, yang adakaitannya dengan sesuatu. Mu’allim adalah orang
yang memiliki kemampuan unggul dibandingkan dengan peserta didik, yang dengannya ia
dipercaya menghantarkan peserta didik kearah kesempurnaan dan kemandirian.

3. Pengertian Mu’addib

Mu’addib merupakan al-ism al-fail dari madhi-nya addaba yang artinya orang yang
mendidik. Secara bahasa mu’addib merupakan bentukan mashdar dari kata addaba yang berarti
memberi adab, mendidik. Adab dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan tata karma, sopan
santun, akhlak, budi pekerti. Anak yang beradab biasanya dipahami sebagai anak yang sopan
yang mempunyai tingkah laku yang terpuji.

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan dan kematangan
aspek rohani dan jasmani anak. Pendidik itu bisa saja orang tua dari siterdidik itu sendiri, atau
orang lain yang diserahi tanggung jawab oleh orang tua.

B. TUGAS-TUGAS PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Di dalam Islam tugas seorang pendidik merupakan tugas yang sangat mulia, hal ini sesuai
dengan ajaran islam yang menempatkan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi derajatnya
bila dibandingkan dengan manusia lainnya.

Imam Al-Ghazali mengemukakan bahwa tugas seorang pendidik adalah menyempurnakan,


membersihkan, menyucikan, serta membawa hati manusia untuk bertaqarrub kepada Allah Swt.5

Secara umum tugas seorang pendidik adalah mendidik. Dalam artian seorang pendidik
melakukan kegiatan belajar mengajar, baik memberikan ilmu, memberi contoh, memuji,
memberikan dorongan, menghukum, dan lain sebagainya. Selain itu seorang pendidik juga harus

5
Arifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Op. Cit., h. 74

4
menjadi motivator dan fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar untuk mengembangkan
potensi seorang anak didik menjadi lebih baik lagi dan semakin dipahami.

Di dalam suatu kegiatan belajar pendidik juga harus memiliki strategi/metode dalam
mengajar. Di mana dalam strategi juga dibicarakan pendekatan pengajaran dalam penyampaian
informasi, memilih sumber belajar, penunjang pengajaran, menentukan dan menjelaskan peranan
siswa.6

Hal tersebut dilakukan agar setiap peserta didik bisa memahami apa yang dijelaskan oleh
guru dan bisa melakukannya dalam kegiatan sehari-hari. Tugas seorang pendidik sudah
tercantum dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Bab XI pasal 39, yaitu :

1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,


pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan
2) Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama pendidik pada perguruan tinggi.7

Ada beberapa tugas pendidik yang dapat disebutkan antara lain :

1) Mengetahui karakter seorang murid


2) Guru harus berusaha meningkatkan keahliannya, baik dalam bidang yang diajarkannya
maupun dalam cara mengajarkannya
3) Guru harus mengamalkan ilmunya, jangan berbuat berlawanan dengan ilmu yang
diajarkannya.8

Selain itu terdapat tugas pendidik yang dapat dijabarkan dalam beberapa pokok pikiran,
yaitu:

1) Sebagai pengajar {instruksional} yang bertugas merencanakan program yang disusun dan
akhirnya dengan pelaksanaan penilaian setelah program tersebut dilaksanakan.

Usman dan Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, {Jakarta : Ciputar Pers, 2002}., h. 23
7
Hasan Basri dan Bani Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam {Jilid II}, {Bandung : CV Pustaka Setia, 20l0}., h. 77
8
Khoirin Rosyadi, Pendidikan Profetik, Op. Cit., h. 70

5
2) Sebagai pendidik {aducator} yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kecerdasan
kepribadian sempurna {insane kamil}, seiring dengan tujuan penciptaanya.
3) Sebagai pemimpin {managerial} yang memimpin, mengendalikan diri {baik diri sendiri,
peserta didik, maupun masyarakat}, upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
pengontrolan, dan partisipasi atas program yang di lakukan.9

Melihat tugas seorang pendidik diatas, kita dapat berpikir bahwa tugas dan tanggung jawab
yang dipikul oleh para pendidik sangat berat sekaligus sangat mulia, karena pendidik memiliki
tanggung jawab untuk menjadikan peserta didik seperti yang dituntut oleh keinginan agama,
selain itu oleh pendidiklah para peserta didik bisa mencapai cita-cita yang diinginkannya dan
menjadi orang yang berbudi pekerti luhur serta mempunyai sopan santun.

C. KEPRIBADIAN PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan


pribadi para peserta didik. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat
penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber
daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada
umumnya. Berangkat dari hal tersebut maka sebelum membangun kepribadian anak, maka
seorang guru juga harus mempunyai kepribadian yang baik.

Menurut Al Ghazali, sebagaimana dikutib oleh Muhaimin menyatakan bahwa,


kompetensi personal-religius mencakup:

 Kasih sayang terhadap peserta didik dan memperlakukannya sebagaimana anaknya sendiri.
 Peneladanan pribadi Rasulullah Saw.
 Bersikap objektif
 Bersikap luwes dan bijaksana dalam menghadapi peserta didik
 Bersedia mengamalkan ilmunya. Sedangkan Ahmad  Tafsir  mengemukakan  bahwa  sifat-
sifat  yang  perlu dimiliki guru adalah Kasih sayang kepada anak didik, Lemah lembut,
Rendah hati, Menghormati ilmu yang bukan pegangannya, Adil, Menyenangi ijtihad,
Konsekuen, perkataan sesuai dengan perbuatan, Sederhana.

9
Atifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Op. Cit., h. 55-57

6
Mengenai kompetensi kepribadian seorang guru minimal dapat dijelaskan dalam beberapa
kepribadian yaitu:

 Pertama, mempunyai kematangan, artinya Kematangan (mantap) diperlukan oleh orang yang


mengharapkan kepribadiannya dihormati dan dihargai oleh manusia, terlebih seorang guru
dan teladan generasi muda.
 Kedua, dewasa artinya Tugas mendidik antara lain, harus dilakukan bagi seorang pendidik
yang sudah dewasa, baik dewasa dalam ilmunya dan juga umurnya. Sebab anak-anak tidak
dapat dimintai pertanggung jawaban.
 Ketiga, arif dan bijaksana artinya Allah memerintahkan umat Islam untuk mengembangkan
sikap arif dan bijaksana dalam melakukan dan menyelesaikan suatu aktivitas, seperti
mengajar, mendidik para murit-muritnya (berdiskusi dan bermusyawarah) serta bertawakal
kepada Allah Swt.
 Keempat, berwibawa diartikan sebagai sikap atau penampilan yang dapat menimbulkan rasa
segan dan hormat, sehingga anak didik merasa memperoleh pengayoman dan perlindungan.
 Kelima, menjadi suri tauladan yang baik (Uswatun hasanah) artinya Seorang guru adalah
sebagai panutan para murit-muritnya. Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode
yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek
moral, spiritual, dan etos sosial anak.
 Keenam, berakhlak mulia. Akhlaq merupakan fitrah bagi setiap insan. Diatasnyalah risalah
Islam tumbuh dan karenalah Rasulullah saw diutus. 
 Ketujuh, keikhlasan artinya merupakan sebagian sifat-sifat guru pendidikan Islam yang harus
dimiliki. Pendidik hendaknya mencanangkan niatnya semata-mata karena Allah dalam
seluruh pekerjaan edukatifnya, baik berupa perintah, larangan, nasehat, pengawasan, atau
hukuman
 Kedelapan, Sabar dalam mengajarkan ilmu. Menurut Al-Ghazali, karakter shobir (sabar)
terkait dengan dua aspek, yaitu: pertama, fisik (badani), yaitu menahan diri (sabar) dari
kesulitan dan kelelahan badan dalam menjalankan perbuatan yang baik. Dalam kesabaran ini
sering kali mendatangkan rasa sakit, luka dan memikul beban yang
berat; kedua, psikis (nafsi), yaitu menahan diri dari natur dan tuntutan hawa nafsu.10

10
Darajat, Zakiyah, (Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 2005)

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hakikat seorang pendidik kaitannya dalam pendidikan Islam adalah mendidik dsan sekaligus
di dalamnya mengajar sesuai dengan keilmuwan yang dimilikinya. Secara umumnya pendidik
adalah orang yang memiliki tanggungjawab mendidik. Dan bila dipersempit pengertian pendidik
adalah guru yang dalam hal ini di suatu lembaga sekolah. Perlu digarisbawahi bahwa sebenarnya
tugas mendidik adalah pada pihak orang tua (ayah, ibu) atau keluarga. Tetapi mungkin karena
banyak tuntutan perkembangan zaman sehingga banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya
di lembaga pendidikan masing-masing.
Menjadi seorang pendidik terdapat juga syarat-syarat yang harus dimiliki oeh seseorang.
Apalagi dalam perkembangannya pemerintah telah mencanangkan program sertifikasi guru yang
harus dipenuhi untuk menjadi seorang pendidik (guru). Dengan tujuan upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.

B. SARAN
Penyusun makalah ini hanya manusia yang memiliki keterbatasan ilmunya, yang hanya
mengandalkan referensi rujukan yang telah ada saja. Oleh karena itu, penyusun menyarankan
agar para pembaca yang ingin mendalami masalah Hakikat Pendidik Dalam Perspektif
Pendidikan Islam diharapkan agar setelah membaca makalah ini, kemudian membaca sumber-
sumber lain yang lebih komplit, yang tidak hanya sebatas membaca makalah ini saja.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Abuddin, 2005, Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Darajat, Zakiyah, 2005, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang.
Dewi Safitri, Dewi, 2019, Menjadi Guru Profesional. Riau: PT. Indragiri Dot Com.
Hasan Basri dan Bani Ahmad Saebani, 2010, Ilmu Pendidikan Islam {Jilid II}, Bandung : CV
Pustaka Setia,
Nata, Abuddin, 2010, IlmuPendidikan Islam, cet. I, Jakarta: Kencana.
Sabri, Rijal. 2017, Karakteristik Pendidik Ideal dalam Tinjauan Alquran. Medan.
Usman dan Basyiruddin, 2020, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : Ciputar Pers.

Anda mungkin juga menyukai