Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Memfasilitasi Perkembangan Sosial-Emosi Peserta Didik”


Diajukan untuk memenuhi salah salah satu tugas mata kuliah sistem politik Indonesia yang di ampu oleh Bapak Edi Kusnadi,
S.Pd. M.Pd.  .)

Oleh Kelompok :
o Deni Setiawan 41032161200022
o Ilmi Micelia Putri 41032161200005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puju bagi allah SWT. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan
dari-Nya. Kami berlindung kepada allah dari kejahatan diri dan keburukan amal
perbuatan kami. Puji syukur kehadirat illahirabbi yang selalu tercurah limpahkan atas
terselesaikan nya makalah ini. Tanpa berkah dan kemurahan-Nya saya tidak mungkin
dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam
kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Makalah ini di susun sebagai salah satu tugas untuk mata kuliah Psikologi Pendidikan. Di
dalam makalah ini terdapat materi-materi mengenai memfasilitasi perkembangan social-
emosi peserta didik, Cara serta solusi yang dapat di lakukan semua akan tertuang di
dalam makalah ini. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Memfasilitasi perkembangan social-emosi peserta didik bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Edi Kusnadi, S.Pd. M.Pd. , selaku dosen
pengampu Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan materi makalah yang di berikan.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandung, 12 Maret 2021

Ketua Kelompok
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembahasan..................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Perkembangan Sosial dan Emosi Peserta Didik........................................................5
2.2 Solusi Untuk Perkembangan Sosial dan Emosi Peserta Didik.....................................................6
2.3 Contoh Penerapan Fasilitas Perkembangan Peserta Didik..........................................................7
2.4 Manfaat dari Solusi Memfasilitasi Perkembangan Sosial dan Emosi Peserta Didik..................9
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................11
3.2 Kritik dan Saran............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fasilitas setiap peserta didik untuk perkembangan social dan emosinya merupakan hal yang
paling penting dalam membantu pertumbuhan peserta didik tersebut. Solusi serta cara yang
baik bagi pendidik mementingan perkembangan peserta didik serta memfasilitasi nya dengan
hal-hal yang membantu perkembangan peserta didik.
Banyak generasi anak-anak yang tidak dapat atau mampu mengontrol bagaimana
perkembangan yang mereka miliki social atau emosi nya, hal penting tersebut merujuk pada
sebuah pendidik untuk lebih membantu perkembangan yang terjadi pada peserta didik dari
segi emosi atau social. Bimbingan serta arahan yang mereka butuh kan atau bahkan fasilitas
mengolah pola fikir mereka mengenai emosi dan social nya.
Hal itu yang menjadi acuan fasilitas seperti apa yang dapat di berikan kepada peserta didik
untuk mengembangkan emosi dan social nya? Cara bagaimana pendidik mengarahkan atau
mengajarkan peserta didik lah yang dapat di lakukan, entah dari cara bermain atau
memberikan pengetahuan hal-hal mengenai emosi serta social , agar para peserta didik lebih
paham cara mereka mengembangkan emosi dan sosialnya.
Cara pertama ialah mengajaknya bermain agar mereka mampu berorganisasi dengan
lingkungannya serta secara tidak langsung melatih emosi yang ada pada diri mereka ,
perkembangan nanti nya lah yang akan menunjukan hasil dari itu semua.
Aspek perkembangan anak yang perlu dikembangkan oleh pendidik salah satunya adalah
aspek perkembangan sosial. Sejak dini anak harus diajarkan untuk memiliki sikap kerjasama
yang baik dengan teman sebaya, hal ini dapat diperoleh anak dari lingkungan keluarga,
masyarakat dan lingkungan sekolah, yaitu pertama kali anak memasuki sekolah seperti
pendidikan anak usia dini atau taman kanak-kanak.
1.2 Rumusan Masalah
Terdapat beberapa masalah yang terjadi di dalam perkembangan peserta didik dalam hal
emosi serta social nya diamana hal itu dapat di uraikan sebagai berikut :
- Apa pengertian dari perkembangan emosi dan social peserta didik?
- Bagaimana solusi yang dapat di terapkan kepada peserta didik?
- Seperti apa contoh penerapan nya dalam perkembangan peserta didik?
- Apa manfaat dari beberapa fasilitas perkembangan anak?
1.3 Tujuan Pembahasan
Tujuan makalah pembahasan mengenai Memfasilitas perkembangan emosi dan social peserta
didik adalah untuk lebih memahami, mengetahui dan mendapatkan solusi untuk masalah
perkembangan anak sosisal dan emosi nya serta kita akan jauh lebih mudah menghadapi
perkembangan emosi serta social peserta didik. Sehingga kita tidak sulit untuk mengetahui
atau mempelajari beberapa hal mengenai hal itu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perkembangan Sosial dan Emosi Peserta Didik
Menurut Hurlock “Perkembangan sosial emosional adalah perkembangan perilaku yang
sesuai dengan tuntunan sosial, dimana perkembangan emosional adalah suatu proses dimana
anak melatih rangsangan-rangsangan sosial terutama yang didapat dari tuntutan kelompok
serta belajar bergaul dan bertingkah laku”.
Sedangkan menurut Salovey dan John Mayer yang dikutip dalam buku Ali Nugraha
“Pengembangan sosial emosional meliputi: empati, mengungkapkan dan memahami
perasaan, mengalokasi rasa marah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai
kemampuan menyelesaikan masalah antara pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, kesopanan
dan sikap hormat”.
Menurut pendapat saya perkembangan social dan emosional anak ialah suatu sikap atau
prilaku yang di tunjukan dalam setiap perbuatan anak dalam hal bersosial atau menyelesaikan
masalah dengan pola fikir perkembangan peserta didik dalam proses pertumbuhan nya.
Bersinggungan dengan perkembangan sosial, begitu pula sebaliknya membahas
perkembangan sosial harus melibatkan emosional, sebab keduanya terintegrasi dalam bingkai
kejiwaan yang utuh.
Masa emas bagi peserta didik ialah pada saat TK atau kanak-kanak, otak mereka
mulai menangkap beberapa hal kegiatan yang mereka lihat, entah dari lingkungan
sosialnya, orang tua nya maupun teman sebayanya. Maka dari itu perkembangan
social emosi anak harus di fasilitasi sejak mereka mampu berkembang pada usia dini.
Sehingga saat mereka beranjak dewasa mereka akan berprilaku sesuai dengan pada
saat masa emas mereka di mulai.
Dimana pada saat itu dengan bermain anak-anak mampu mengembangkan atau
mengontrol emosi social yang di milikinya. Oleh karena itu, psikologi pendidikan
pada anak memperhatikan perkembangan anak dari awal mula perkembangan otak
mereka berjalan dengan berkembang. Lama sebelum matanya dapat melihat dengan
jelas, bayi yang baru dilahirkan akan merespon bunyi atau suara dan memusatkan
perhatian pada asal suara sebagaimana layaknya orang dewasa. Hal ini menunjukkan
bahwa manusia secara kodrati adalah makhluk sosial yang menunjukkan ketertarikan
pada relasi sosial.
2.2 Solusi Untuk Perkembangan Sosial dan Emosi Peserta Didik
1. Bermain merupakan solusi bagi peserta didik untuk mendapatkan fasilitas bagi
perkembangan social dan emosional yang mereka miliki.
Para pakar sering mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Dengan main anak
belajar, artinya anak yang belajar adalah anak yang bermain, dan anak yang bermain adalah
anak yang belajar. Bermain dilakukan anak-anak dalam berbagai bentuk saat sedang
melakukan aktivitas, mereka bermain ketika berjalan, berlari, mandi, menggali tanah,
memanjat, melompat, bernyanyi, menyusun balok, menggambar dan lain sebagainya.
Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak.
Selain itu, bermain manjadi cara yang baik bagi anak dalam memahami diri, orang lain, dan
lingkungan. Pada saat bermain, anak-anak mengarahkan energi mereka untuk melakukan
aktivitas yang mereka pilih sehingga aktivitas ini merangsang perkembangannya. Bagi anak,
bermain membawa harapan tentang dunia yang memberikan kegembiraan dan
memungkinkan anak berkhayal tentang sesuatu atau seseorang. “Bermain juga merupakan
tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak karena melalui bermain anak dapat
memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas,
bahasa, emosi, sosial, nilai dan sikap hidup” (Moeslichatoen, 1998: 32).

Menurut Piaget, “Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulangulang dan
menimbulkan kesenangan atau kepuasan bagi diri seseorang”. Menurut Parten, “Bermain
adalah suatu kegiatan sebagai sarana bersosialisasi dan dapat memberikan kesempatan anak
bereksplorasi, menemukan, mengekpresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara
menyenangkan”. Sedangkan menurut Docket dan Fleer, “Bermain merupakan kebutuhan
bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat
mengembangkan kemampuan dirinya”.

Dari bebrapa pendapat di atas bahwa memang bermain merupakan pengaruh besar terhadap
perkembangan social dan emosional peserta didik agar mereka mampu melakukan hal yang
mampu menguji social dan emosional yang mereka miliki.
Tak menutup kemungkinan karena bermasin mereka bertemu teman sebaya atau masyarakat
yang ada di lingkungan nya agar peserta didik mampu memahami bagaimana cara ia
bersosialisasi dengan baik kepada seluruh orang-orang yang ada di sekitarnya. Namun untuk
anak usia dini bentuk dan alat permainan harus memiliki nilai-nilai edukatif, dalam rangka
sebagai sarana mengembangkan potensi anak-anak.
2. Strategi Pembelajaran untuk perkembangan social dan emosi peserta didik
Jika ada pembelajaran berlangsung, sebenarnya di situ terdapat strategi-strategi
pembelajaran. Setiap pengajar/pendidik biasanya memiliki teknik pengajaran berbeda
dengan pengajar lainnya. Yang mana, tidak ada strategi yang paling baik, dan
sempurna, karena semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Secara umum, strategi pembelajaran adalah kumpulan teknik atau metode yang
digunakan oleh seorang pendidik saat memberikan materi ajar kepada para peserta
didik. Meskipun metode diantara pengajar bisa berbeda, tapi tetap berorientasi pada
penciptaan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan.

 Faktor Perkembangan social dan emosi peserta didik


Faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik diantaranya :
1. Lingkungan Sosialnya
2. Orang tuanya
3. Teman sebaya nya
4. Masyarakat sekitar
Memfasilitasi perkembangn social dan emosional peserta didik dapat di lihat dari
bagaimana ia meniru orang-orang yang ada di sekitarnya. Entah lingkungan
sosialnya, orang tuanya, teman sebaya nya, dan masyarakat sekitar secara tidak
langsung peserta didik menangkap dari beberapa hal yang terjadi di sekitarnya.
Apabila kondisi lingkungan anak dapat memfasilitasi dan memberi ruang positif
maka anak akan dapat meningkatkan kemampuan kerjasamanya dengan baik,
begitupun sebaliknya. Namun, anak akan memiliki kemampuan kerjasama yang
baik, apabila orang tua memberikan pola asuh yang baik, tidak banyak para orang
tua tidak memperhatikan bahwa kemampuan kerjasama itu penting untuk
diperhatikan pada kehidupan anak. Hal ini dikarenakan anak akan dapat
mempelajarinya sendiri nanti ketika memasuki masa sekolah, padahal
kemampuan kerjasama anak juga diperoleh di dalam keluarga dan lingkungan
Jadi solusi terbaik hanya ada pada lingkungan sekitar serta didikan dari orang tua
sejak dini. Agar kelak perkembangan social emosional anak semakin pesat
mereka mampu memahami banyak hal yang mereka lihat serta memiliki ajaran
atau didikan serta arahan yang orang tua atau guru mereka berikan.

2.3 Contoh Penerapan Fasilitas Perkembangan Peserta Didik


Ketika mulai tergabung dalam kelompok bermain dan taman kanakkanak, anak usia pra-
sekolah akan belajar mengembangkan interaksi sosialnya dengan lebih luas. Tidak hanya
dengan anggota keluarga yang lain tetapi juga terhadap guru, teman sebaya beserta anggota
keluarga teman tersebut. Untuk sukses dalam beradaptasi dengan lingkup pergaulan yang
makin meluas tersebut tentu saja keterampilan anak harus dilatih. Sesuai dengan tugas
perkembangan anak, maka kegiatan bermain merupakan sarana yang paling tepat untuk
mengembangkan keterampilan sosial anak.
Dalam Strategi Pembelajaran ada beberapa contoh yang sering di lakukan oleh para pendidik
diantaranya :
1. Saling Tukar Pengetahuan
Strategi active sharing knowledge berarti saling berbagi pengetahuan. Strategi ini didesain
untuk mengamati kapasitas pengetahuan peserta didik. Strategi pembelajaran ini bisa
diterapkan pada semua jenis mata pelajaran. Sedikit mirip dengan strategi brainstorming
yang mengajak peserta didik untuk selalu aktif dan berani dalam mengungkapkan
pendapatnya. Kesuksesan strategi ini bisa dilihat melalu kerjasama tim saat mereka saling
bertukar pengetahuan dengan teman teman-temannya.
2. Semua Adalah Guru
Penggunaan strategi pembelajaran “Everyone is teacher” semua peserta didik bisa  menjadi
guru. Dalam penerapan strategi ini, peserta didik akan memainkan peran sebagai guru
dihadapan teman-temannya. Melaui cara ini, peserta akan aktif dalam pembelajaran. Selain
itu, ini juga secara tidak langsung melatih mental siswa untuk berdiri di depan kelas.

3. Kartu Index
Penggunaan kartu index juga merupakan strategi aktif dalam memahami peserta didik,
kaitannya dengan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah mereka dapatkan.
Dengan penggunaan strategi ini, para peserta didik akan belajar mandiri dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru.
4. Pencarian Informasi
Dengan perkembangan teknologi, media pembelajaran juga semakin berkembang. Strategi
pembelajaran pencarian informasi ini bisa memberikan kesempatan kepada seluruh peserta
didik dalam mencari informasi melalui media, yang bisa mendukung mereka untuk
memperoleh informasi yang ada kaitannya dengan topik atau tema yang menjadi tugas
mereka.

Ada banyak media online/offline yang bisa diakses oleh peserta didik. Mulai dari elektronik,
internet sampai yang cetak. Dengan banyaknya media sumber, ini akan membuat informasi
yang didapatkan juga bervariasi.
5. Strategi Group To Group
Strategi group to group ini sedikit berbeda. Penerapannya bisa di dalam kelas juga bisa di
luar kelas. G 2 G ini strategi penggabungan 2 atau 3 kelompok yang belajar pada tempat
yang berbeda. Peserta didik akan berinteraksi langsung dengan peserta lain, dengan begitu
mereka akan mendapatkan pengalaman yang bermakna.

Peran guru menyiapkan beberapa materi belajar (topik). Setelah kegiatan belajar diluar
selesai, peserta didik akan kembali ke dalam kelas dan berbagi pengalaman tentang tema
yang mereka bahas dalam kelompok.
6. Pertanyaan Peserta Didik
Strategi pembelajaran yang terfokus pada pertanyaan siswa sangat tepat digunakan bagi
tenaga pengajar yang ingin melihat pemahaman peserta didik yang sudah dipelajari
sebelumnya. Penerapannya cukup simple. Para peserta didik diberikan kesempatan untuk
menuliskan pertanyaan diatas selembar kertas. Setelah semuanya selesai, pertanyaan itu
digeser ke teman yang berada disamping kanan (searah jarum jam) lalu dikomentari oleh
setiap peserta. Strategi ini juga sangat cocok untuk membantu peserta didik yang kurang aktif
untuk menuangkan idenya dan bisa diketahui oleh peserta didik lain.

Contoh penerapan diatas merupakan beberapa cara dari banyak cara yang ada untuk
meningkatkan perkembangan emosi social pada peserta didik, agar mereka mampu
beradaptasi dengan baik dan berorganisasi sesuai dengan lingkungan di sekolahnya. Maka
dari itu hal yang paling di utamakan ialah social dan emosi yang selalu berkaitan satu sama
lain.
2.4 Manfaat dari Solusi Memfasilitasi Perkembangan Sosial dan Emosi Peserta Didik
Adapun salah satu aspek perkembangan yang dapat dioptimalkan dalam kegiatan bermain
menurut Diana Mutiah, yaitu: bermain untuk pengembangan socialemosional. Maksudnya
adalah sebagai berikut :
a. Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan mengorganisasi dan
menyelesaikan masalah. Anak-anak yang bermain mesti berpikir tentang bagaimana
mengorganisasi materi sesuai dengan tujuan mereka bermain. Anak-anak yang bermain
“dokter-dokteran”. Misalnya, harus berpikir dimana ruang dokter, apa yang digunakan
sebagai stetoskop anak juga akan memikirkan tugas dokter dan mempertimbangkan materi-
materi tertentu, seperti warna, ukuran dan bentuk agar sesuai dengan karakteristik dokter
yang diperankan. Selama bermain anak menemukan pengalaman baru, memanipulasi benda
dan alat-alat, berinteraksi dengan anak lain, dan mulai menyusun pengetahuan tentang dunia.
Bermain menyediakan kerangka bagi anak untuk mengembangkan pengetahuan mereka
tentang diri mereka sendiri, orang lain dan lingkungannya.

b. Bermain meningkatkan kompetensi social anak. Menurut Catron dan Allen (1999) dalam
Diana Mutiah menjelaskan bahwa bermain mendukung perkembangan sosialisasi dalam hal-
hal berikut :
Interaksi sosial, yakni interaksi dengan teman sebaya, orang dewasa, dan memecahkan
konflik
1) Kerja sama, yakni interaksi saling membantu, berbagi, dan pola bergiliran.
2) Menghemat sumber daya, yakni menggunakan dan menjaga benda-benda dan lingkungan
secara tepat.
3) Peduli terhadap orang lain, seperti memahami dan menerima perbedaan individu,
memahami masalah multibudaya.

c. Bermain membantu anak mengekspresikan dan mengurangi rasa takut. Suatu studi
melaporkan adanya reaksi sekelompok anak setelah menyaksikan kecelakaan di taman
bermain dan mendeskripsikan bagaimana melampiaskan tekana itu melalui bermain. Anak-
anak dalam kelompok yang berbeda, tetapi setiap kelompok mengungkapkan ketakutan
mereka dan mencoba membebaskan melalui permainan “rumah sakitrumah sakitan”. Barnett
menemukan bahwa anak-anak ketakutan, akan terkurang rasa takutnya setelah mereka
mengekpresikan ketakutannya ke dalam bermain.

d. Bermain membantu anak menguasai konflik dan trauma sosial. Bermain membantu
perkembangan emosi yang sehat dengan cara menawarkan kesembuhan dari rasa sakit dan
kesedihan. Melalui bermain anak belajar menyerap, mengekspresikan, dan menguasai
peranan mereka secara positif dan konstruktif.

e. Bermain membantu anak mengenali diri mereka sendiri. Bermain memberikan kesempatan
kepada anak-anak untuk menjadi diri mereka sendiri, mengenal diri mereka sendiri, untuk
membentuk disain kehidupan yang lebih baik. Anakanak lebih memahami diri mereka sendiri
dalam hubungannya dengan dunia karena pengalaman bermain memungkinkan mereka
menemukan jawaban dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam hati mereka. Mengenal
diri sendiri mempunyai implikasi yang penting bagi hubungan antar manusia. Anak belajar
tentang diri mereka sendiri sebagai individu-individu yang terpisah dan unik yang
mempunyai pikiran dan perasaan yang bermacam-macam pula, yang direalisasikan melalui
pengalaman bermain imajinatif. Selain itu, mendorong anak untuk memahami dan menerima
emosi mereka sendiri menimbulkan perkembangan diri yang lebih baik, meningkatkan
hubungan serta kapasitas mereka untuk menghadapi tekanan dan perubahan.

Manfaat yang dapat di peroleh dari beberapa hal di atas untuk fasilita sperkembangan social
emosional peserta didik sehingga mampu menerapkan dan menjalankan nya dengan berjalan
seiring waktu, sesuai dengan keperluan dan kebutuhan peserta didik dalam proses
perkembangan social dan emosionalnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perkembangan pada peserta didik pasti akan terus berkembang seiring berjalan nya waktu,
maka dari itu setiap peserta didik pasti melalui proses atau pun pembelajaran yang mereka lalui
untuk membantu proses bersosialisasi atau pun emosional yang saling terikat satu sama lain.
Peran atau factor dari banyak pihak lah yang mampu membantu menyebabkan perkembangan
mereka berjalan baik atau buruknya. Bagaimana didikan orang tua, guru maupun dari cara ia
bersosialisasi di dalam lingkungan masyarakatnya. Sehingga banyak peran yang mampu
menyebabkan perkembangan social dan emosi anak berkembang.
Sejak dari bayi setiap manusia jugamampu menangkap bunyi atau melihat banyak hal, sehingga
itu merupakan kodrat manusia sebagai mahluk hidup yang mampu menangkap banyak hal yang
terjadi yang ada di lingkungan mereka.
Perkembangan emosional dan social juga merupakan hal yang saling berkaitan atau terikat satu
sam lain, karena social dan emosional lah peserta didik mampu mengendalikan berbagai macam
hal seperti : Kerja sama antar tim, beroganisasi atau bersosialisasi dengan masyarakatnya serta
peserta didik pun harus mampu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan sendirinya.
Terutama dengan pengendalian social dan emosional nya. Orang tua merupakan hal yang paling
utama dalam membantu proses perkembangan social dan emosional peserta didik, serat orang tua
mampu memfasilitasi nya dengan hal-hal yang baik kepada anaknya dalam proses perkembangan
nya. Lingkungan,teman sebaya dan masyarakat juga ikut berperan dalam memfasilitasi
perkembangan social dan emosi pada peserta didik.
Beberapa solusi serta manfaat yang telah di berikan agar mampu menjadikan peserta didik yang
memiliki social dan emosional yang baik dalam segala hal atau pemecahan suatu masalah yang
mereka hadapi.
3.2 Kritik dan Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang dan kekurangan dalam penulisan makalah
ini, serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
menyempurnakan dan menambah kekurangan yang ada di dalam makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Yanti Lubis, Mira,. MENGEMBANGKAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI


MELALUI BERMAIN,. 2019. ( Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2, No. 1, Mei
2019)
https://www.websitependidikan.com/2017/07/contoh-strategi-pembelajaran-yang-memfasilitasi-
pengembangan-kreativitas-kecerdasan-minat-peserta-didik.html Diakses pada tanggal 15 Maret
2021, pada Pukul 15.00

Anda mungkin juga menyukai