Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PSIKOLOGI

TAHAPAN PERKEMBANGAN BIOPSIKOLOGI


(MASA INFANCY)

Disusun oleh :
1. CATHERINE TRINITA
2. DATI NOVRILA BRIGADENIA S.
3. DILA HANDRIANI
4. HONESTY PUTRI CAHYANI
5. SEPTIANA PUTRI

KELAS : DIII KEPERAWATAN REG XXII D


KELOMPOK :8

PRODI DIII KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA
2019

1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan , karena kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Tahapan Perkembangan
Biopsikologi (Masa Infancy) “.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi. Dalam
makalah ini membahas tentang Masa Infancy.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Untung H.,
S.Pd.,S.SiT.,M.Kep .Atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan khususnya kepada
pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif
sangat kami harapkan dari pembaca guna meningkatkan pembuatan makalah.

Palangka Raya , 19 Agustus 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................4
1.3 TUJUAN......................................................................................................................4
BAB IIPEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Pengertian Masa Infancy (Bayi).......................................................................................5
2.2 Aspek-aspek yang berkembang pada masa bayi.........................................................5
2.3 Masalah-masalah dalam periode bayi.........................................................................6
2.4 Peran lingkungan terhadap perkembangan bayi..........................................................7
2.5 Persepsi pada masa bayi..............................................................................................7
BAB IIIPENUTUP.................................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

3
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa bayi sangat peka terhadap
lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat
singkat dan tidak dapat diulang kembali (Depkes, 2009).
Bayi adalah individu yang lemah dan memerlukan adaptasi. Kesulitan
proses adaptasi akan menyebabkan bayi mengalami penurunan berat badan,
keterlambatan perkembangan, perilaku yang tidak teratur bahkan bisa sampai
meninggal dunia, sehingga bayi sangat memerlukan peran seorang ibu (Mansur,
2009). Seorang ibu adalah perawat utama bagi bayi. Sebaik-baik orang lain
mengasuh bayi, jauh lebih baik seorang ibu karena ibu sekaligus memberikan
kasih sayang kepada bayinya. Jika bayi merasa disayangi dan dicintai ibunya,
maka dalam dirinya akan muncul basic trust (kepercayaan dasar), sehingga bayi
akan merasa aman (Indiarti, 2008).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu infancy ?
2. Apa aspek-aspek perkembangan pada masa bayi?
3. Bagaimana masalah-masalah dalam periode bayi ?
4. Bagaimana peran lingkungan terhadap perkembangan bayi?
5. Apa persepsi pada masa bayi?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui perkembangan pada masa infancy
2. Untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan pada masa bayi
3. Untuk mengetahui masalah dalam periode bayi
4. Untuk mengetahui peran lingkungan dan persepsi dalam perkembangan
pada masa bayi.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Masa Infancy (Bayi)
Masa bayi dianggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode
kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku,
sikap, dan pola ekspresi emosi terbentuk. Masa bayi berlangsung dua tahun
pertama setelah periode bayi baru lahir. Periode Infancy adalah 0-12 bulan.
Masa bayi disebut juga :
1. Masa dasar yang sesungguhnya.
2. Masa di mana perubahan dan perubahan berjalan pesat.
3. Masa berkurangnya ketergantungan
4. Masa meningkatnya individualitas
5. Masa permulaan berkembangnya penggolongan peran seks.
6. Masa yang menarik
7. Masa permulaan kreativitas
8. Masa berbahaya

Secara umum, ada 3 (tiga) tahap perkembangan perceptual/


perkembangan atensi pada masa infancy (Gibson, 1998), yaitu :

a. Tahap Pertama (awal kelahiran – 4 bulan)

Bayi telah mampu mengendalikan kepala dan seluruh badannya sehingga bayi
akan dapat mengarahkan penglihatan dan pendengarannya kepada objek-objek
yang dijumpai.

b. Tahap kedua (4 bulan – 7 bulan)

Pada tahap ini bayi telah mampu mengendalikan lengan dan tangannya,
sehingga bayi dapat menjangkau dan menggenggam benda-benda.

c. Tahap ketiga (8 bulan – 12 bulan)

Pada tahap ini atensi bayi meluas kepada susunan stimulus yang lebih luas
karena bayi sudah dapat merangkak, berpindah-pindah tempat (locomotion),
serta mengeksplorasi hal-hal yang ada dibalik tabir/penghalang.

6
2.2Pengertian Masa Infancy Menurut Para Ahli

Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis


perkembangan seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini
bayi sangat peka terhadap lingkungan dan dikatakan masa keemasan
karena masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat
diulang kembali (Departemen Kesehatan, 2009).Di Indonesia tahun 2012
tercatat jumlah bayi sebanyak 4.462.562 jiwa(Data Statistik Indonesia
2012).Sedangkan menurut Data Statistik Indonesia Tahun 2014 jumlah bayi di
Sumatera Barat 113.534 jiwa dan jumlah bayi di kota Padang 17.534 jiwa.Masa
bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat
peka terhadap lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa
bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali
(Departemen Kesehatan, 2009).Usia perkembangan bayi terbagi 2 yaitu,
neonatus sejak lahir sampai usia 28 hari dan bayi dari usia 29 hari sampai
12 bulan ( WHO, 2013). Sedangkan menurut Rusli ( 2013 ) bayi adalah
anak usia 0 sampai 12 bulan. Setiap bayi mengalami tahap pertumbuhan
dan perkembangan dalam masa hidupnya.Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan, bersifat kontinyu
dan pertumbuhan merupakan bagian dari proses perkembangan (Wong, 2009).
Pertumbuhan yang meliputi perubahan tinggi badan, berat badan,

gigi, struktur tulang,dan karakteristik seksual. Pertumbuhan ini


bersifat kuantitatif.Sedangkan perkembangan seperti perkembangan motorik,
sensorik, koknitif danpsikososial bersifat kualitatif (Potter & Perry 2005).Bayi
adalah individu yang lemah dan memerlukan proses adaptasi. Bayi harus
dapat melakukan 4 penyesuaian agar dapat tetaphidup yaitu penyesuaian
perubahan suhu, menghisap dan menelan, bernafas dan pembuangan
kotoran. Kesulitan penyesuaian atau adaptasi akan menyebabkan bayi
mengalami penurunan berat badan, keterlambatan perkembangan bahkan
bisa sampai meniggal dunia (Mansur, 2009).Untuk mengetahui tumbuh
kembang anak terutama pertumbuhan fisiknya digunakan parameter
antropometri. Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang
terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua
kelompok umur. Padausia beberapa hari, berat badan akan mengalami
penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan lahir.
Hal ini disebabkan karena keluarnya menconium dan air seni yang belum
diimbangi asupan yang mencukupi, misalnya produksi ASI yang belum
lancar. Umumnya, berat badan akan kembali mencapai berat lahir pada hari ke
sepuluh.Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I adalah
sekitar 700-1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500-600 gram/bulan,

7
pada triwulan III sekitar 350-450 gram/bulan, dan triwulan IV sekitar 250-
350 gram per bulan(Hidayat.A.A, 2009).

Berat badan bayi sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan, gizi,


lingkungan, jenis kelamin, status sosial ( Chomaria,N, 2015). Berat badan
salah satu indikator antropometrik untuk menilai tumbuh pada bayi atau
anak. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menaikkan berat
badan bayi yaitu memberikan gizi yang baik.Gizi berupa nutrisi yang
adekuat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi (Kemenkes 2010).Nutrisi
yang cukup dan seimbang dapat meningkatkan berat badan bayi, sebalikya
nutrisi yang kurang dapat menurunkan berat badan bayi. Setelah bayi
lahir, harus diupayakan pemberian ASI secara ekslusif yaitu pemberian
ASI selama 6 bulan. Setelah 6 bulan anak diberikanmakanan tambahan
atau makanan pendamping. Pemberian makanan tambahan ini penting
untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi yang mulai meningkat pada masa bayi dan masa pertumbuhan
selanjutnya. Selain pemberian nutrisi yang cukup dan seimbang perlu
dilakukan perawatan kesehatan dasar berupa imunisasi, kontrol ke
Puskesmas/Posyandu secara berkala untuk memantau kesehatan
anak (Nursalam,2008)

Masa Bayi adalah Masa di Mana Pertumbuhan dan Perubahan Berjalan Pesat

Bayi berkembang pesat baik secara fisik atau psikologis. Pertumbuhan dan
perubahanintelek akan berjalan sejajar dengan perubahan fisik dan bayi pun
mampu mengungkapkan apayang mereka inginkan. Dengan cepatnya
pertumbuhan ini, perubahan tidak hanya terjadi dalam penampilan tetapi juga
dalam kemampuan. Bayi lambat laun menjadi tidak segemuk seperti padahari
dilahirkan dan anggota tubuh berkembang dalam perbandingan yang lebih baik
terhadapkepala yang besar. Perubahan dalam perbandingan tubuh disertai
dengan pertumbuhan tinggi dan berat tubuh. Meskipun pertumbuhan pesat
terjadi pada seluruh periode bayi, namun yang terpesatadalah dalam tahun
pertama (Hurlock, 2003: 77)

Bayi adalah seorang makhluk hidup yang belum lama lahir (Muchtar, 2002).

Menurut Soetjiningsih (2004)

2.3Aspek-aspek yang berkembang pada masa bayi

1. Fisik
Pada masa bayi, perkembang fisik secara jelas dapat diamati, pada
enam bulan pertumbuhannya terus bertambah dengan pesat. Tahun

8
pertama peningkatan lebih kepada berat dan tinggi. Selama tahun
kedua terjadi penurunan. Selain itu, yang berkembang ialah proporsi,
tulang, otot dan lemak, bangun tubuh, gigi, susunan saraf, dan organ
perasa.
2. Psikologis
Secara psikologis, pada masa bayi terjadi pembentukan pola-pola
fundametalis dan kebiasaan mengenali wajah orang-orang yang berarti
bagi dirinya. Mulai merasakan sentuhan ‘touching’ oleh orang-orang
tertentu. Oleh karena itu, Piaget membedakan dua tahap
perkembangan inteligensi pada manusia yaitu sensori motor (sejak
lahir sampai dua tahun) dan tahap konseptual (usia dua tahun sampai
dewasa)
3. Motorik
Perkembangan masa bayi pada aspek motorik ini dapat diamati dan
terlihat reaksi-reaksi spontan yang berulang dilakukan dan tidak
dikoordinasi. Namun lama-kelamaan terjadi secara efektif. Hal ini
terlihat pada merangkak, berjalan, dan memainkan benda-benda.
Perkembang motorik terlihat adanya arah
4. Perkembangan Bicara
Sebelum mampu berbicara, bayi lebih dahulu dapat mengerti apa yang
dikatakan tanpa dapat bereaksi dengan kata hanya dengan ekspresi dan
gerakan. Oleh karena itu, mimic dan ekspresi bayi juga dapat
dimengerti setelah usia 3 bulan. Rata-rata bayi belajar menyampaikan
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan pada usia tahun-tahun pertama
yang disebut komunikai prabicara. Bentuk-bentuk prabicara antara
lain : menangis, berceloteh, isyarat, dan ungkapan-ungkapan emosi.
5. Perkembangan Emosi
Pada bayi terdapat pola emosi tertentu yang bersifat umum seperti
kemarahan (menjerit, meronta, menendang, mengibaskan tangan,
memukul), ketakutan (takut terhadap ruang gelap, tempat tinggi, dan
binatang), rasa ingin tahu tentang mainan baru, menjulurkan lidah,
membuka mulut, memegang, melempar, membolak-balik),
kegembiraan (tersenyum, tertawa, menggerakkan lengan serta
kakinya), afeksi (memeluk mainan kesayangannya, mecium barang-
barang kesayangannya)
6. Perkembanga Kongnitif
Perkembangan konsep merupakan hasil asosiasi dari arti dengan
benda dan orang-orang. Piaget menamakan tahap perkembangan ini
tahap ‘sensomotorik’ dalam perkembangan konsep. Pada akhir masa

9
perkembangan ini bayi mulai menyusun kata-kata menjadi kalimat
sederhana yang dimulai dengan “siapa” “apa” dan “di mana”
7. Perkembangan Moral
Bayi belum memiliki nilai dan suara hati. Lambat laun bayi
mempelajari kode moral dari orangtuanya dan orang-orang yang dekat
dengannya. Bayi menilai benar atau salah suatu perbuatan berdasarkan
kesakitan atau kesenangan yang dirasakannya.

2.4Masalah-masalah dalam periode bayi


Masalah-masalah yang dapat membahayakan fisik dan perlu mejadi
perhatian orang tua dan lingkungannya ialah : kematian, penyakit,
kecelakaan, kurang gizi dan gemuk. Masalah-masalah yang berhubungan
dengan psikologis perkembangan motorik: bahaya dalam berbicara dan
emosi (kurangnya kasih sayang, tekanan serta takut dan marah, kasih
sayang yang berlebihan serta emosi yang kuat) dan bahaya social serta
bahaya bermain, pengertian, moralitas, hubungan keluarga, dan
perkembang kepribadian.

2.5Peran lingkungan terhadap perkembangan bayi


Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, belum dapat
makan, baru punya reflex menelan dan menghisap. Sebagaimana terlihat
pada aspek-apek perkembangan, tampak bahwa peranan lingkungan
sangat penting. Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama
yang diharapkan dapat :
1. Memberikan rangsangan agar sensormotoriknya dapat bereaksi
2. Memerhatikan kesehatan dan gizi karena bayi belum dapat menolong
diri sendiri
3. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berekembangnya
kemampuan berbicara
4. Memberikan model tentang konsep moral dan nilai yang benar dan
salah
5. Memberikan pujian atas kemajuan yang mereka capai
6. Membeikan kebiasaan bermain yang konstruktif

2.6Persepsi pada masa bayi


Para psikologi membuat perbedaan yang penting antara sensasi dan
persepsi, sensasi dapat diartikan suatu proses masuknya informasi
tentang lingkungan yang diambil oleh sensor reseptor lalu di transfer ke
otak. Adapun persepsi adalah suatu hal yang menunjuk kepada

10
interpretasi oleh otak dalam hal ini dibantu oleh sensor input. Menurut
Gibson dan Spelke (1983, p.2), Persepsi adalah permulaan dari
pengetahuan dan persepsi menjadi bagian yang penting dalam hal itu.
Sebagai orang dewasa kita sudah pasti dapat membedakan suara burung
bernyanyi atau suara daun pada pohon yang berdesir, namun lain halnya
pada bayi. Dengan pengalaman terbatas mereka, pasti sulit memahami
suara yang berbeda, kemungkinan variasi stimuli sel mereka masih sulit
merespon atau mendeteksi rangsangan yang berbeda-beda.
1. Periode krisis dalam pengembangan teropong dwikanta
Pengembangan pandangan teropong Dwikanta terjadi pada suatu
periode krisis sekitar tiga atau empat tahun bayi. Banyak sel yang
berkenaan dengan selaput visual yang menjawab secara binocular.
Stimulus visual ditunjukkan untuk mata mana pun.

2. Kedalaman persepsi dan efek pergerakan


Pandangan teropong Dwikanta sangat bermanfaat untuk mendalami
persepsi. Studi bayi manusia yang terbatas dalam aktivitas pada awal
tahun hidup belum menemukan definisi untuk mendalami persepsi.
Perbedaan budaya sangat sulit untuk menginterpretasikannya. Karena
kumpulan faktor yang salah satunya ialah hal keturunan . Pengalaman
budaya akan mempengaruhi pengembangan visual.
3. Persepsi menyangkut wajah manusia
Fantz (1961), menulis Degree of pilihan yang rill yaitu konsistensi
antar bayi. Eksperimennya menyatakan bahwa ada suatu maksud yang
primitif yang tak terpelajari dalam persepsi bayi.
4. Spesial persepsi, kesetiaan ukuran dan konsep objek
Pada usia 3 sampai 6 bulan, bayi sepertinya mengembangkan
penyajian mental atau bagan stimuli visual seperti muka atau pola
teladan. Pada usia 20 hari bayi menunjukkan pergerakan seperti
menjatuhkan tangannya, menggerakkan kepala, dan membuka mata
dengan sangat lebar.
5. Persepsi tentang indra pendengar
Disini akan dilihat bahwa bayi menjawab dan menangkap bunyi atau
suara. Karena sejak dini, stimuli tentang indra pendengar sangat
penting kedua-duanya untuk pengembangan bahasa.
6. Intersensori persepsi
Yaitu koordinasi informasi dari sesuatu yang berbeda yang dilakukan
berhubungan dengan perasaan.
7. Pengaruh lingkungan

11
Kita mengetahui dari berbagai sumber bahwa pengaruh manipulasi
lingkungan mempebesar visual manusia. Secara alami, manusia telah
mengalami pengembangan lingkungan visual yang berbeda, baik
melalui penyakit atau perbedaan budaya.
Teori piaget telah ditekuni sepanjang masa jayanya. Meski pada
awalnya berkembang dengan lambat di United Kingdom dan Amerika
Serikat, tetapi tahun 1950 dan 1960 ambisinya menguasai kerangka
dominan. Pada 1975 dan 1980 telah terlihat evaluasi yang lebih kritis.
Tak seorang pun menyangkal ketinggian prestasi piaget, meski dalam
pekerjaannya tedapat beberapa keberatan dalam metode praktiknya.
Ada empat buah tahap perkembangan kognitif Piaget :
 Tahap Sensori ( Sensori Motor Stage)
Pada tahap ini, anak (usia ±2 tahun) mengkonstruksikan
pemahaman mengenal dunia dengan mengkoordinasikan
pengalaman sensori mereka dengan tindakan fisik, motorik
karena itu disebut sensori motorik. Pada tahapan ini anak hanya
mempunyai pola refleks untuk bertindak. Dimana pada anak
usia sekitar 2 tahun, telah mempunyai pola motorik yang
kompleks dan mulai beroperasi dengan simbol-simbol
sederhana.
 Tahap Pra-Operasinal (Pre-Operational Stage)
Pada tahap ini, anak-anak usia ± 2-7 tahun mulai
mempresentasikan ulang dunia dengan kata-kata, cerita dan
gambar. Pemikiran identik sudah lebih dari sekadar hubungan
sederhana antara informasi sensoris dan aktivitas fisik.
 Tahap Operasinal Konkret (Concrete Operational Stage)
Pada tahap ini, anak usia ± 7-11 tahun dapat melakukan operasi
dan penalaran logis, menggantikan pemikiran intuitif, sepanjang
penalaran dapat diaplikasikan pada contoh khusus atau konkrit.
Pemikir pada tahap operasional konkrit tidak dapat
membayangkan langkah-langkah yang diperlukan karena masih
terlalu abstrak pada tahap perkembangan ini.
 Tahap Operasional Formal (Formal Operational Stage)
Pada tahap ini, individu usia antara ± 11-15 tahun bertindak
melebihi dunia pengalaman yang aktual dan nyata dalam
berpikir lebih abstrak dan logis. Sebagai bagian dari
kemampuan untuk berpikir lebih abstrak, mengembangkan
cerita yang ideal, mulai berpikir mengenai masa depan ataupun
apa yang akan mereka capai. Bersifat lebih sistematis,

12
mengembangkan hipotesis tentang mengapa situasi terjadi dan
mengujinya.
8. Pemikiran
TIdak ada garis yang jelas antara keempat tahapan utama
perkembangan kognitif formal. Karena pada setiap tahapan berkaitan
dengan usia dan mengandung cara berpikir yang berbeda satu sama
lain dalam menggunakan kuantitatif data yang sangat relative.
9. Bahasa
Komunikasi merupakan sitem yang ada di setiap spesies, baik manusai
maupun hewan. Dan mengenai system komunikasi jarak jauh yang
fleksibel ialah bahasa manusia. Aspek yang mendukung
perkembangan bahasa.
 Peranan suara (phonology)
 Tata bahasa (syntax)
 Arti kata (semantik)
 Pengetahuan konteks sosial (pragmatic)
10.Rangkaian dalam perkembangan bahasa
Persamaan dalam seluruh kehidupan bermasyarakat manusia dalam
rangkaian perkembangan bahasa dimana anak akan mengalami
peningkatan positif melalui peranan suara/bunyi (phonology)
penggunaan kata (syntax), arti dari kata itu sendiri (semantik), dan
belajar memadukan kata mereka (pragmatik) contoh: Seorang anak
yang berbicara dengan menggunakan pidgin, dialek dari bahasa
Jepang, Inggris, ataupun Perancis. Mereka akan membentuk bahasa
dengan strategi dan aturan. Kita dapat melihat sejak saat bayi baru
lahir untuk melihat proses kompleks perolehan bahasa dimulai.
 Di tahun pertama
- Menangis, mengeluh, marah (satu bulan)
- Pada masa ini orang tua sulit mengartikan antara tangisan
karena lapar dan sakit
 Cara membedakan tangisan bayi
- Bayi lapar : biasanya diawali dengan sikap diam yang
kemudian disusul dengan tangisan yang mengeras dan lebih
beritme.
- Tangisan marah : sama seperti ciri-ciri sebelumnya
- Tangisan sakit : biasanya secara tiba-tiba dan bervolime
besar, berlangsung lama diikuti diam yang berlangsung lama
serta terengah-engah

13
Kaye (1984, P.66) mengatakan bahwa, ini merupakan periode
“Shared rhythms and regulations” yaitu dimana para orang tua
membangun dialog, memperkenalkan komunikasi dengan karakteristik
dunia orang dewasa. Di umur 6 sampai 9 bulan. Bayi telas mampu
mengenal/mengucapkan beberapa vokal dan beberapa konsonan serta
membuat echolia, atau frekuensi perulangan kata, miasal “papa papapa”
atau “mamama”. Orang tua harus banyak berusaha keras untuk
menerka/mengartikan maksud perilaku dan suara bayi, kenyataannya
orang tua sering kali susah mengartikan hal tersebut yang mengakibatkan
sulitnya proses mengintergrasikan si anak dalam sistem sosial mereka.
Pada masa ini, bahasa yang digunakan oleh bayi belum dapat mewakilkan
dirinya untuk menyatakan maksud yang sebenarnya.
 First Word/kata pertama
Pada masa ini kita akan terkecoh dengan perkataan pertama
(first word) dari si bayi. Meskipun kata-kata ini dapat dianggap
sebagai kata jika anak menggunakan kata-kata tersebut
konsisten untuk menunjuk atau mengungkapkan objek dalam
suatu situasi.
 Kalimat
Pada umur 18 bulan, bayi dapat membentuk dan
mengombinasikan kata-kata ke dalam kalimat.Ujaran dimana
kata-kata ini mempunyai arti yang singkat anak mempunyai
sebuah karakteristik cara untuk menanyakan lebih banyak
informasi dari segala yang mereka ingin ketahui.
 Dari 2 sampai 3 tahun
Pada usia ini, anak secara teratur memproduksi tiga sampai
empat kata ujaran. Setelah itu, anak akan mengalami
perkembangan yang signifikan dalam aturan gramatikal khsus
penggunaan proposisi dan kata kerja yang tidak beraturan dan
anak telah dapat mengurutkan kalimat.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Masa bayi merupakan masa dimana kehidupan seorang anak  hanya
dihabiskan untuk tidur, makan, buang kotoran dan melakukan gerakan –
gerakan yang spontan. Dan masa ini merupakan masa terpenting dalam proses 
pembentukan dan pengembangan kepribadian seorang anak. Pada masa ini
terdapat karakteristik – karakteristik bayi pada masa lahir diantaranya adalah
banyak tidur, tidur aktif, malas – malasan, waspada, rewel, dan menangis.
Dimana keadaan itu dilakukan oleh si bayi karena ada keadaan – keadaan yang
membuat si bayi melakukan hal seperti itu.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/embjpic/55301fd26ea834692f8b45ad/perkembangan-bahasa-pada-
di-masa-infancy

Yudrik, Jahja. (2011). Perkembang Psikologi, Jakarta : Prenadamedia Group

Kartono, Kartini. (1995) Psikologi Anak, Bandung : Mandar Maju

Hurlock, Elizabeth. (1980) Psikologi Perkembangan Edisi 5, Jakarta : Erlangga

16

Anda mungkin juga menyukai