Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET

PEWARISAN SIFAT DOMINAN PADA


SEORANG ANAK

NAMA : MUHAMMAD AWALUDDIN JAYA


(3181131013)
RUTH MEILINDA
(3183331008)
RYAN PASBON PASARIBU
(3183331026)
SARI MARITO SITUMEANG
(3181131002)

KELAS : C 2018
MATA KULIAH : IPA DASAR
DOSEN PENGAMPU : Dr. NINA NOVIRA, M.Si

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas Rahmat dan bimbingan Nya sehingga Mini Riset mata kuliah Ipa Dasar yang
berjudul “Pewarisan Sifat Pada Anak Kembar” ini dapat terselesaikan tepat
waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah Mini Riset ini tidaklah sempurna. Oleh
karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran demi kebaikan penulisan di
masa yang akan datang. Semoga makalah Mini Riset ini dapat bermanfaat bagi
setiap orang yang membacanya.

Medan, 13 November 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori ............................................................................................... 4
2.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 10
2.3 Metode Penelitian....................................................................................... 11
2.4 Hasil Penelitian .......................................................................................... 12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 14
3.2 Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

“Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Begitulah pepatah yang menyatakan
bahwa seorang anak umumnya memiliki kemiripan dengan orang tuanya. Secara
biologis, pepatah tersebut ilmiah karena seorang anak selalu mewarisi gen dari
kedua orang tua nya. Gen tersebutlah yang membawa sifat sifat tertentu, baik
yang tampak secara fisik maupun yang tidak tampak secara fisik. Prinsip tentang
gen dan pewarisan sifat pertama kali dikemukakan oleh Gregor Johnn Mendel.
Mendel mempelajari sifat yang diturunkan pada tanaman buncis dan menemukan
teori persilangan untuk gen-gen yang independen. Teori tersebut menyatakan
bahwa gen dari anak merupakan perpaduan (persilangan) dari gen-gen kedua
orang tua nya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pewarisan sifat?


2. Apa sajakah prinsip-prinsip dalam hereditas?
3. Apa yang dimaksud dengan gen dan kromosom?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pewarisan sifat.


2. Untuk mengetahui istilah-istilah dalam hereditas
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan gen dan kromosom

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori

A. Pengertian Pewarisan Sifat

Sebelum maupun sesudah terbitnya buku Mendel (1866), banyak teori


hukum pewarisan sifat yang dikemukaan oleh para ahli, antara lain sebagai
berikut :
Teori Darah; menyatakan bahwa pewarisan sifat dibawa oleh darah. Teori ini
gugur setelah ditemukannya transfusi darah, sebab orang yang menerima
tambahan darah ternyata sifatnya tidak berubah seperti sifat donornya. Teori
preformasi; menyatakan adanya makhluk hidup kecil didalam gamet sebagai
calon individu baru. Teori Epigenesis; (teori ini mengkritik teori preformasi);
menyatakan bahwa sel telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa akan
mengadakan pertumbuhan sedikit demi sedikit. Teori Pangenesis; menyatakan
bahwa setelah ovum dibuahi oleh spermatozoa maka dalam ovum terdapat tunas-
tunas yang tumbuh menjadi makhluk hidup baru. Teori Heckel; menyatakan
bahwa yang bertanggung jawab atas pewarisan sifat adalah substansi inti dari
spermatozoa. Namun dengan kemajuan teknologi terbukti bahwa pendapat
Mendel adalah yang paling benar, yaitu sifat menurun dibawa oleh faktor penentu
(yang sekarang disebut dengan istilah gen) dan ditentukan oleh separuh dari induk
jantan (spermatozoa) dan separuh dari induk betina (ovum). Pewarisan Sifat
menurut Mendel untuk membuktikan kebenaran teorinya, Gregor Johann Mendel
melakukan eksperimen dengan membastarkan tanaman-tanaman yang dipilih
adalah tanaman kacang kapri (pisum Sativum), karena memilki kelebihan-
kelebihan sebagai berikut :

1. Mudah melakukan penyerbukan silang.


2. Mudah didapat.
3. Mudah hidup atau mudah dipelihara

4
4. Cepat berbuah atau berumur pendek.
5. Dapat terjadi penyerbukan sendiri.

Terdapat jenis-jenis yang memiliki sifat beda yang menyolok, misalnya :

1. Warna bunga; ungu atau putih


2. Warna biji; hijau atau kuning
3. Bentuk biji; bulat atau kisut
4. Sifat kulit; halus atau kasar
5. Letak bunga; aksial atau terminal; aksial artinya terletak di sepanjang batang,
terminal artinya terletak pada ujung batang.
6. Ukuran batang; tinggi atau pendek.

Berdasarkan hereditas menurut Mendel, jika jenis mangga bergalur murni


yang sifat buahnya besar tetapi rasanya masam dibastarkan dengan jenis mangga
lain bergalur murni yang sifat buahnya kecil namun rasanya manis, kita akan
dapat memperoleh jenis mangga hibrida (hasil pembastaran) dengan sifat buah
yang besar dan rasanya manis. Syaratnya, sifat besar dan rasanya manis.
Syaratnya, sifat besar dominan terhadap sifat kecil, dan siafat manis dominan
terhadap sifat masam. Untuk mengetahui bahwa suatu tanaman bergalur murni
atau tidak, dapat dilakukan penyerbukan sendiri. Tanaman bergalur murni akan
selalu menghasilkan keturunan yang sifatnya sama dengan sifat induk, meski
dilakukan penyerbukan berulang kali dalam beberapa generasi. Pada persilangan,
induk jantan dan betina disebut parental (tertua) dan disimbolkan dengan huruf P
(huruf kapital). Hasil persilangan parental disebut filius (anak) dan disimbolkan
dengan huruf F (huruf kapital). Persilangan induk jantan dengan induk betina
disebut P1, dan filialnya disebut F1. Persilangan antara jantan F2 dengan betina
F2 secara acak disebut P2, sedangkan filialnya disebut F2, dan seterusnya. Galur
murni selalu bergenotipe homozigot dan disimbolkan dengan dua huruf yang
sama, huruf kapital semua atau huruf kecil semua. Misalnya BB (untuk sifat
dominan) atau bb (untuk sifat resesif). Genotipe ialah sifat tidak tampak yang
ditentukan oleh pasangan gen dalam individu. Sifat yang tampak dari luar atau
yang dapat kita amati dengan panca indra disebut fenotipe.

5
Contoh : Sifat warna bulu biru pada ayam adalah fenotipe; disimbolkan BB, maka
BB adalah genotipe. Sifat pemarah adalah fenotipe; disimbolkan RR, maka RR
adalah genotipe.

Menurut Stern (1930), genotipe dan faktor lingkungan dapat


mempengaruhi fenotipe. Dengan demikian, dua genotipe yang sama dapat
menunjukan fenotipe yang berbeda apabila lingkungan bagi kedua genotipe
tersebut berlainan. Genotipe homozigot BB dan RR disebut homozigot resesif. B
(huruf kapital) dengan b (huruf kecil) atau R dengan r merupakan pasangan gen
yang masing-masing disebut alel. Menurut letaknya, alel adalah gen-gen yang
terletak pada lokus yang bersesuaian didalam kromosom homolog, sedangkan jika
dilihat dari pengaruh gen pada fenotipe, alel adalah anggota dari pasangan gen
yang memiliki pengaruh yang sama atau berlawanan untuk suatu sifat. Contoh: B
menentukan sifat warna biru pada bulu ayam, sedangkan b menentukan warna
selain biru (putih misalnya), maka B merupakan alel dari b. R (pemarah), alelnya r
(penyabar). Jadi B bukan alel dari r, demikian pula R bukan alel dari b, karena
menentukan sifat yang berbeda. Jika genotipe suatu individu terdiri dari pasangan
alel yang tidak sama, maka disebut genotipe heterozigot (hetero = lain; zigot =
hasil penyatuan gamet jantan dan gamet betina sampai terjadi pembelahan).
Sedangkan jika genotipe terdiri dari pasangan alel yang sama, disebut homozigot.
Perlu dipahami bahwa huruf-huruf BB, bb, RR, rr dan sebagainya yang kita sebut
genotipe, dengan penotipe : warna biru >< putih, sifat pemarah >< penyabar,
merupakan suatu perjanjian yang disepakati bersama (suatu konvensi). Beberapa
konvensi lain seperti berikut ini. Sifat gen-gen dominan (yang bersifat alelnya)
disimbolkan dengan huruf besar, sedangkan gen yang tertutup alelnya disebut
resesif dan disimbolkan dengan huruf yang sama dengan gen dominan, tetapi
huruf kecil. Contoh : Besar dominan terhadap kecil, dapat ditulis dengan simbol
sebagai berikut: B > b atau R > r. Biru dominan terhadap putih, dapat dituliskan
dengan simbol sebagai berikut : M > m atau B > b. Genotipe individu heterozigot
dituliskan dengan dua huruf; gen dengan sifat dominan dituliskan dengan huruf
besar didepan dan sifat resesif alelnya dituliskan dengan huruf kecil di belakang.
Contoh : Bb, bukan bB Rr, bukan rR. Dua genotipe yang berbeda dapat
mempunyai fenotipe yang sama. Contoh : RR, fenotipenya pemarah Rr,

6
fenotipenya juga pemarah. Akan tetapi, untuk genotipe penyabar selalu rr. Jadi,
fenotipe sifat resesif selalu bergenotipe homozigot; yang berarti selalu bergalur
murni. Dalam teori pewarisan sifat menurut Mendel dikenal adanya macam-
macam persilangan, yaitu persilangan monohibrid, dihibrid, persilangan resiprok,
backcross, dan testcross.

B. Hereditas

Dalam kedudukannya pada proses pendidikan, hereditas dapat diartikan


sebagai pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak
orang tuanya. Pewarisan ini terjadi melalui proses genetis. (Westy
Soemanto:1987,78). Itulah sebabnya maka dalam dunia pendidikan juga
dibutuhkan ilmu ilmu biologi yang memang mempunyai kaitan erat dengan
psikologi pertumbuhan anak.

Pembahasan tentang hereditas sebagai sebuah gejala yang dialami oleh


seorang anak tentu akan mengarah pada proses berlangsungnya hereditas tersebut,
kemudian prinsip prinsip apa yang akan muncul dari keberlangsungan hereditas.
Berikut akan dijabarkan satu persatu.

Proses Hereditas

Hereditas pada seorang anak adalah berupa warisan “specific genes” yang
berasal dari kedua orang tuanya “Genes” ini terhimpun di dalam kromosom
kromosom atau “colored bodies”. Kromosom kromosom, baik dari pihak ayah
ataupun dari pihak ibu berinteraksi membentuk pasangan pasangan. Dua anggota
dari masing masing pasangan memiliki bentuk dan fungsi yang sma.

Dalam pada itu masing masing individu mulai hidup dengan satu sel di
dalam indung telur yang telah dibuahi oleh satu sperma. Sel ini berbagi menjadi
dua, masing masing berbagi lagi menjadi dua, sekali lagi menjadi dua dan
seterusnya sehingga membentuk organ. Proses pembagian sel ini disebut dengan
“mitosis”. Menurut para ahli disebutkan bahwa; semua sel dalam badan memiliki
hereditas identik sebagai akibat dari adanya proses individuasi dan diferensiasi
(Wasty Soemanto:1987,79).

7
Namun yang pasti setiap sel terdeferensiasi sebagian menjadi sel mata, sebagian
menjadi sel telinga dan seterusnya. Kelangsungan proses di atas terjadi apabila
dua individu berlainan jenis kelamin melakukan perkawinan terjadilah proses
genetis seperti tadi kesemuanya dalam rangka membentuk individu baru.

Dalam hal ini Janathan L. Freeman memberi penegasan :

Along the length of each chromosome are a number of areas called genes. The
structure of the DNA in a pair of genes (one on each chromosome) determines the
exact chemical nature of paraticular proteins within the cell. Since these proteins,
called enzymes, control the function of the cell, ultimately it is the genes that
determine how the cell functions. (jonathan L. Freeman:1978,243).

Kutipan diatas menjelaskan bahwa telah ditemukan adanya ketentuan ketentuan


yang alami berlaku untuk proses genetika dari orang tua kepada anak. Sehingga
rumus DNA menjadi populer sebagai panduan untuk melihat hal ini, apa dan
bagaimana dasar dasar biologi yang dapat memberikan konstribusi terhadap anak
sebagai keturunan.

Untuk catatan dalam hal ini bahwa dalam pendekatan biologis terdapat
satu aturan sistem yang memberikan pedoman bagi psikologi pendidikan dimana
anak dalam kelahiran danpertumbuhan telah diawali dari adanya garis keturunan
yang tidak terpisah dengan orang tuanya. Untuk itu nativisme yang menjadi aliran
dalam hal ini sangat penting sebagai bagian kajian yang harus ditelusuri lebih
jauh.

Prinsip Prinsip Hereditas

Prinsip dalam hal ini adalah aturan yang memang menjadi hukum atau
bagian teori yang menjadi pedoman bagi ilmuan atau pengguna untuk menjadikan
hereditas sebagai landasan pendidikan. Dari beberapa penelitian tentang prinsip
hereditas menurut catatan (Tadjab:1994,29) bahwa diketemukan beberapa hal
yang utama yakni :

8
1. Prinsip reproduksi; artinya menghasilkan atau membuat kembali. Dalam hal ini
proses penurunan sifat atau ciri hereditas tersebut melalui sel benih, kemudian
cirinya dalam bentuk nyata, maka nak harus mengulang kembali dari awal
pertumbuhan dan perkembangan serta pengalaman yang telah dialami oleh
generasai pendahulunya.
2. Prinsip konformitas; yakni setiap jenis makhluk menurunkan jenisnya sendir
dalam hal ini tidak akan melahirkan atau menurunkan sifat sifat atau ciri ciri
makhlik lain yang bukan ciri/sifatnya. Prinsip ini termasuk aliran yang
menolak bahwa manusia adalah keturunan dari makhluk jenis lain.
3. Prinsip variasi; artinya setiap individu disamping mewarisi sifat atau ciri umum
yang sama, juga mewarisi sifat atau ciri yang berbeda beda. Anak yang berasal
dari orang tua yang sama, bahkan anak kembar sekalipun mempunyai sifat atau
ciri yang berbeda. Adalah tidak benar bila dua orang manusia mempunyai sifat
dan ciri yang persisi sama di muka bumi ini.
4. Prinsip regresi filial; adalah sifat atau ciri yang diturunkan dari generasi
kegenerasi akan cenderung menuju kearah rata rata. Prinsip ini memberikan
pengertian bahwa anak dari orang tua yang sangat cerdas menunjukkan
kecenderungan untuk menjadi kurang cerdas daripada orang tuanya.
Sebaliknya anak dari orang tua yang lemah akan cenderung menjadi lebih
pintar.

C. Gen dan Kromosom

Genetika (kata serapan dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa
Inggris: genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani: γέννω, genno yang berarti
"melahirkan") adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada
organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Secara singkat dapat
juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya.
Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi
kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional
tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.

9
Dalam kaitannya dengan genetika, DNA memiliki peran/ kontribusi yang
amat penting. DNA adalah bahan genetik mendasar yang mengontrol sifat-sifat
makhluk hidup, terkeskpresikan dalam bentuk polipeptida, meskipun tidak
seluruhnya adalah protein (dapat diekspresikan sebagai RNA yang memiliki
reaksi katalitik, seperti SNRPs).
Francis Crick menjelaskan aliran informasi yang dibawa oleh DNA dalam
rangkaian The Central Dogma, yang berbunyi Aliran informasi DNA dapat
diterukan ke sel-sel maupun individu lainnya dengan replikasi, dapat
diekspresikan menjadi suatu sinyal perantara dalam bentuk RNA, yang kemudian
dapat ditranslasikan menjadi polipeptida, unit pembangun suatu fenotipe dari
organisme yang ada. Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah subselular
(molekular) hingga populasi. Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan:
Material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik), bagaimana
informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan bagaimana informasi itu
dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan genetik).

Pengertian Kromosom adalah kromatin yang merapat, memendek dan


membesar pada waktu terjadi proses pembelahan dalam inti sel (nucleus),
sehingga bagian-bagiannya dapat terlihat dengan jelas di bawah mikroskop biasa.
Kromosom berasal dari kata chroma = berwarna, dan soma = badan. Terdapat di
dalam plasma nucleus, berupa benda-benda berbentuk lurus seperti batang atau
bengkok, dan terdiri dari bahan yang mudah mengikat zat warna.

Kromosom adalah struktur yang terdiri dari benang-benang halus yang


mulai tampak pada waktu sel mulai mempersiapkan diri untuk membelah.
Kromosom juga merupakan bagian inti sel yang membawa, menentukan sifat-sifat
yang akan diturunkan dalam individu organisme yang bersangkutan. Komposisi
kimia dari kromosom adalah : 1) DNA 16%, 2) RNA 12%, dan 3) Nukleoprotein
72%. Nukleoprotein terdiri dari berbagai jenis protein yaitu protamin, histon,
nonhiston dan berbagai enzim, diantaranya polymerase DNA dan RNA, isomerase
(Subowo, 1995).

Pada makhluk tingkat tinggi, sel somatik (sel tubuh, kecuali sel kelamin)
mengandung satu stel kromosom yang diterimanya dari kedua induk atau orang

10
tua. Jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). Sel kelamin
(gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom yang terdapat di
dalam sel somatik, karena itu jumlah kromosom dalam gamet dinamakan haploid
(n).

Istilah kromosom pertama kali diperkenalkan oleh W. Waldeyer pada


tahun 1888, walaupun Flemming (1879) telah melihat pembelahan kromosom di
dalam inti sel. Ahli yang mula-mula menduga bahwa benda-benda tersebut
terlibat dalam mekanisme keturunan ialah Roux (1887) melaporkan bahwa
banyaknya benda itu di dalam nucleus dari mahkluk yang berbeda adalah
berlainan, dan jumlahnya tetap selama hidupnya. Morgan (1993), menemukan
fungsi kromosom dalam pemindahan sifat- sifat genetik. Beberapa ahli lainnya
seperti Heitz (1935), Kuwanda (1939), Gritter (1940) dan Kauffmann (1948),
kemudian menyusul memberi keterangan lebih banyak tentang morfologi
kromosom.

2.2 Lokasi Penelitian

Tempat : Universitas Negeri Medan


Alamat : Jln. William Iskandar Pasar V
Responden : Mahasiswa Unimed
Waktu : 15 November

2.3 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang kami pakai dalam penelitian ini ada 2 metode, yaitu :

1.) Metode Penelitian Kuantitatif :


Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak
awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan

11
dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik
bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.

Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai


metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan

2.) Metode Penelitian Kualitatif :


Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam buku Moleong (2004:3)
mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian
yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu
masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode
penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth
analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi
kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari
masalah lainnya.

12
2.4 Hasil Penelitian

Dari penelitian yang kami lakukan bahwa sampel pertama yaitu seorang
perempuan menyatakan sifatnya lebih dominan kepada ayahnya. Ia menyatakan
gen yang diturunkan ayahnya lebih dominan daripada ibu nya. Sifat dan karakter
ayahnya hampir sama dengan nya. Sampel kedua yang kami teliti adalah seorang
anak laki-laki yang menyatakan sifatnya lebih dominan kepada nenek dan kakek
nya dia menyatakan bahwa rambut,hidung dan sifat nya lebih dominan terhadap
kakek dan nenek nya.

Hal ini menyatakan bahwa sampel pertama dan kedua, pewarisan sifat
yang diturunkan oleh orang tua nya bersifat silang. Selain dari orang tuanya,
pewarisan sifat dapat diturunkan dari kakek atau neneknya karena masih memiliki
hubungan darah yang kuat.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi yang dapat kami ambil kesimpulan dari hasil dari miniriset kami
tentang pewarisan sifat adalah ciri-ciri atau sifat- sifat mahluk hidup yang
diturunkan dari generasi ke generasi atau di turunkan dari induk kepada anaknya.
Dimana kromosom lah yang menetukan ciri-ciri tubuh, dan gen pula susunan yang
menetukan sifat dasar suatu mahluk hidup

3.2 Saran

Hereditas merupakan suatu bahan pelajaran yang penting kita pelajari dan
mengerti. Karena di dalam hereditas kita aakan dapat memahami dan mengerti
tentang bagaimana sifat dari induk itu diturunkan kepada anak, bagaimana suatu
penyakit itu bisa menurun dari generasi kegenerasi berikutnya serta bagaimana
cara menghindari penyakit menurun yang tidak kita inginkan terjadi atau dialami
oleh generasi selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://yeyenbio.wordpress.com/pewarisan-sifat-menurut-mendel/ (diakses
24 November 2018)

https://febisilvia48.wordpress.com/2013/05/04/faktor-hereditas-dan-
prinsip-prinsipnya/amp/ (diakses 24 November 2018)

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Genetika

15

Anda mungkin juga menyukai