(HEREDITY)
MAKALAH
MAKASSAR
1
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah stw. Yang telah memberikan
berkat dan rahmat-NYA kepada kami. Sehingga kami mampu menyelesaikan
Makalah dengan judul “Pola Pewarisan Sifat Pada Manusia ”. Sebelumnya kami
pribadi mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen yang telah berkenan
memberikan tugas ini sehingga kami mengerti arti penting dalam pembuatan
sebuah makalah dan mengerti dari topic yang diangkat
Semoga makalah ini bisa menjadi sumber tambahan pada hal yang terkait
dengan Kepentingan Pendidikan Biologi, khususnya Struktur Hewan yang
membahas Jaringan Pengikat.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini yang penuh
dengan keterbatasan kekurangan. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik
yang konstruktif sangat Kami harapkan dari pembaca guna peningkatan dan
perbaikan pada pembuatan Makalah mendatang.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................................................. 1
A. Latar belakang
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................................................................... 3
1. Gen...................................................................................................................... 3
2. Kromosom........................................................................................................... 4
3. Lingkungan.......................................................................................................... 7
1. Pautan............................................................................................................... 22
3. Pautan Sex......................................................................................................... 23
5. Determinasi sex................................................................................................. 25
6. Gen Lethal......................................................................................................... 26
1. Golongan Darah................................................................................................ 27
3
F. Manfaat Pewarisan Sifat bagi kehidupan 33
BABIII............................................................................................................................................................... 35
PENUTUP......................................................................................................................................................... 35
A. Simpulan 35
B. Saran 36
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................37
4
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya kirannya peribahasa ini benar
adanya, seorang anak akan mewarisi karakteristik atau sifat dari kedua orang
tuannya. Seorang laki-laki yang memiliki rambut hitam keriting menikah dengan
seorang perempuan berambut hitam lurus maka kemungkinan anak-anaknya juga
memiliki rambut hitam keriting, rambut hitam lurus dan rambut ikal. Contoh lain,
seorang laki-laki yang bergolongan darah B menikah dengan perempuan golongan
darah O maka kemungkinan anak-anak mereka bergolongan darah B atau O.
Penting untuk mengetahui bagaimana dan seperti apa sifat-sifat tersebut dapat
diturunkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dimasa
mendatang.
Penerusan sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya disebut pewarisan-
sifat atau hereditas (heredity, dari kata latin here, pewaris). Bidang sains yang
mempelajari tentang hereditas dan variansinya disebut dengan Genetika. Prinsip
tentang pewarisan sifat pertama kali dikemukakan oleh Gregor Johnn Mendel
(1822 1884) dari Austria. Karena jasanya itu beliau dijuluki sebagai Bapak
Genetika. Mendel mempelajari sifat yang diturunkan pada tanaman buncis dan
menemukan teori persilangan untuk gen-gen yang independen. Teori tersebut
menyatakan bahwa gen dari anak merupakan perpaduan (persilangan) dari gen-
gen dari kedua orang tuanya.
Pada paper ini akan kami bahas faktor-faktor apa saja yang membawa sifat-
sifat yang turunkan dari induk kepada anakannya, bagaimana pola-pola hereditas
terbentuk dan bagaimana suatu penyakit dapat diturunkan.
5
B. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka tujuan dalam pembuatan paper
ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan bagian dari tubuh yang berperan dalam proses hereditas
2. Memahami istilah-istilah yang digunakan dalam mempelajari hereditas
3. Menjelaskan pola-pola hereditas
4. Menjelaskan hereditas pada manusia serta kelainan-kelainan yang
diturunkan
5. Memahami manfaat dari pewarisan sifat bagi kehidupan
6. Melakukan pemetaan KD terkait dengan materi Hereditas (pewarisan sifat)
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PEWARISAN SIFAT
Dahulu orang beranggapan bahwa sifat seseorang diwariskan kepada
keturunannya melalui darah yang mengandung tunas-tunas dari berbagai alat
tubuh (teori pangenensis). Teori ini dikeluarkan oleh Charles Darwin (1809-
1882). Oleh karena itu, seseorang disebut berdarah Belanda untuk menunjukkan
bahwa dia adalah keturunan orang Belanda. Ternyata, pendapat itu tidak benar
sejak Galton (1822-1911) melalui eksperimennya membuktikan bahwa darah
kelinci putih yang dipindahkan ke tubuh kelinci hitam dan sebaliknya, ternyata
tidak memunculkan kelinci belang (hitam-putih). Contoh lain yang bisa kita
cermati pada masa sekarang ini bahwa pernyataan atau pendapat itu salah, orang
yang menerima transfusi darah dari orang lain, sifatnya tidak menampakkan sifat
baru sesuai dengan sifat orang yang mendonorkan darahnya. Akhirnya teori ini
pun gugur.
Keturunan merupakan hasil perkembangbiakan secara generatif yang
didahului oleh peristiwa peleburan inti gamet jantan dengan inti gamet betina. Di
dalam inti sel terdapat kromosom, dan di dalam kromosom terdapat gen. Dengan
demikian, individu baru hasil perkembangbiakan generatif membawa sifat-sifat
kedua induknya. Gen dan kromosom inilah yang membawa sifat yang diturunkan.
Selain dipengaruhi faktor genetik sifat suatu organisme juga dipengaruhi oleh
faktor luar yaitu lingkungan.
B. Faktor Penentu Sifat Organisme
Gen
Gen adalah unit hereditas yang mengontrol sifat-sifat suatu organisme.
Ada juga yang menyatakan gen adalah substansi hereditas penentu sifat-sifat
individu yang menyusun kromosom. Di lain pihak gen adalah suatu unit
keturunan (pembawa sifat) berupa suatu segmen tertentu dari molekul ADN
(Asam Dioksiribo Nukleat), umumnya terletak di kromosom, dan memperlihatkan
ekspresinya berupa penampakan luar yang bisa diamati dan dirasakan, biasanya
7
dinyatakan dengan simbol huruf tunggal. Bisa ditulis dengan huruf kapital untuk
gen yang bersifat dominan dan huruf kecil untuk gen yang bersifat resesif.
Misalnya gen untuk sifat batang tinggi (dominan) ditulis dengan huruf (T) dan
sifat untuk batang rendah (resesif) ditulis dengan (t). Jumlah gen pada satu
makhluk hidup sangat banyak, sesuai dengan jumlah sifat yang dimilikinya.
Masing-masing sifat ditentukan oleh satu gen. Gen menempati lokasi tertentu
pada kromosom. Letak gen dalam kromosom seolah-olah berderetan pada tempat
yang disebut dengan lokus.
8
Seorang pemuda Amerika, Walter S. Sutton (1876-1916) mengetahui bahwa
antara perubahan-perubahan yang berlangsung pada kromosom (= tingkah laku
kromosom) dan pemindahan gen menurut Mendel terdapat pararelisme. Karena
itu, dalam tahun 1902 ia merumuskan teori kromosom, yang antara lain
menyatakan bahwa faktor-faktor yang diwariskan kepada keturunannya (gen)
terdapat di dalam kromosom, seperti pada Gambar 1 di atas.
Kromosom
Kromosom merupakan susunan seperti benang yang terdiri atas ADN dan
protein yang terdapat di dalam inti sel hewan ataupun sel tumbuhan. Kromosom
berbentuk batang dapat lurus atau bengkok. Pada kromosom terdapat sentromer
atau kinetokor, yaitu bagian bening yang merupakan penyimpitan primer yang
terletak pada pertemuan lengan-lengannya. Fungsi sentromer berkaitan dengan
gerakan kromosom pada saat anafase sehingga sentromer dipandang sebagai
tempat perlekatan kromosom pada spindel pembelahan. Pada umumnya
kromosom hanya mempunyai satu buah sentromer (monosentrik), tetapi mungkin
juga ada kromosom yang memiliki dua buah sentromer (disentrik), dan bahkan
mungkin juga ada yang polisentrik. Kromosom hanya tampak pada saat sel akan
membelah. Pada waktu itu, kromosom berduplikasi membentuk dua anakan yang
masih terikat satu sama lain di bagian sentromer.
Tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel yang beraneka ragam bentuk dan
ukurannya. Semua sel yang menyusun tubuh makhluk hidup, kecuali sel kelamin
atau sel nutfah (gamet) disebut sel somatik. Sel nutfah atau gamet adalah sel
kelamin suatu organisme, seperti ovum dan sperma. Dalam satu sel tubuh terdapat
sepasang kromosom yang diterima dari kedua orang tua atau induknya. Sepasang
kromosom ini disebut kromosom homolog. Satu bagian diterima dari induk jantan
dan satu bagian diterima dari induk betina. Oleh karena itu jumlah kromosom di
dalam sel tubuh dinamakan diploid (dilambangkan dengan 2n). Sedangkan sel
kelamin hanya mengandung setengah dari jumlah sel tubuh (dilambangkan
dengan n) yang bersifat haploid. Akibat dari proses fertilisasi inti ovum oleh inti
sperma terbentuklah zigot. Zigot mendapat kromosom dari inti sperma sebanyak n
kromosom dan dari inti ovum sebanyak n kromosom. Oleh karena itu, zigot
memiliki sel tubuh yang diploid (2n kromosom).
9
Table 1. Jumlah Kromosom Pada Beberapa Jenis Makhluk Hidup
Jumlah Kromosom
No Nama Makhluk Hidup Sel Sel Kelamin
Tubuh (n)
(2n)
1 Manusia (Homo sapiens) 46 buah 23 buah
2 Orang utan (Pongo pygmaeus) 48 buah 24 buah
3 Simpansee (Pan troglodytes) 48 buah 24 buah
4 Anjing (Canis familiaris) 78 buah 39 buah
5 Kucing (Felis domestica) 38 buah 19 buah
6 Kuda (Equus caballus) 64 buah 32 buah
7 Kodok (Xenopus laevis) 36 buah 18 buah
8 Lalat buah (Drosophila melanogaster) 8 buah 4 buah
9 Padi (Oryza sativa) 12 buah 6 buah
10
terdiri atas dua macam, yaitu kromosom X yang menentukan jenis kelamin betina
dan kromosom Y yang menentukan jenis kelamin jantan.
Manusia dan sebagian besar mammalia memiliki sepasang gonosom. Secara
normal, tubuh seorang perempuan memiliki sepasang kromosom X (XX),
sedangkan laki-laki normal memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y
(XY). Dengan demikian, susunan kromosom sel tubuh seorang wanita normal
dapat ditulis dengan formula 44A + XX atau 22AA + XX, sedangkan untuk laki-
laki normal, susunan kromosom sel tubuhnya dapat ditulis dengan formula 44A +
XY atau 22AA + XY. Pada sel tubuh lalat buah (Drosophila melanogaster)
terdapat delapan buah kromosom, yaitu tiga pasang autosom (dilambangkan A)
dan sepasang gonosom yang dilambangkan dengan XX untuk lalat buah betina
dan XY untuk lalat buah jantan. Formula kromosom untuk lalat buah betina 3AA
+ XX , sedangkan untu lalat buah jantan 3AA + XY. Untuk sel kelamin lalat buah,
susunan kromosomnya adalah 3A + X untuk lalat buah betina, dan 3A + X dan 3A
+ Y.
Lingkungan
Organisme adalah produk dari hereditas dan lingkungan mereka. Tinggi
badan anda mungkin mirip dengan orang tua Anda, tetapi mereka juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti nutrisi dan olahraga. Sebuah Contoh
umum dari interaksi keturunan dan lingkungan adalah warna yang dimiliki oleh
kucing Siam. Kucing ini mewarisi gen untuk enzim yang menghasilkan pigmen
gelap di bulu mereka. Enzim ini berfungsi terbaik di suhu di bawah suhu tubuh
normal kucing. Kucing Siam memiliki tanda gelap pada mereka telinga, hidung,
kaki, dan ekor, semua bidang dengan rendah temperatur. Jika perut kucing yang
dicukur dan kompres es diterapkan, pengganti rambut akan gelap. Demikian juga,
ekor yang terus hangat oleh kain pembungkus akan segera ditutupi dengan bulu
berwarna terang. Perubahan ini bersifat sementara, namun, kecuali paket es atau
pembungkus disimpan di tempat. Contoh ini menunjukkan bahwa lingkungan
memiliki dampak yang kuat pada gen ekspresi.
11
Gambar 2. Kucing Siam
C. Istilah-istilah dalam Hereditas
1. Sel Haploid dan Diploid Yaitu sel yang memiliki kromosom dalam keadaan
berpasangan atau sel yang memiliki dua set atau dua perangkat kromosom.
Misalnya sel tubuh manusia memiliki 46 buah kromosom yang selalu dalam
keadaan berpasangan sehingga disebut diploid (2n) (di berarti dua, ploid
berarti set/ perangkat).
Sedangkan sel kelamin manusia memiliki kromosom tidak berpasangan . Hal
ini terjadi karena pada saat pembentukan sel kelamin, sel induk yang bersifat
diploid membelah secara meiosis, sehingga sel kelamin anaknya hanya
mewarisi setengah dari kromosom induknya. Maka dalam sel kelamin
(gamet) manusia terdapat 23 kromosom yang tidak berpasangan atau hanya
memiliki seperangkat atau satu set kromosom saja, disebut haploid (n).
2. Genotip adalah susunan gen yang menentukan sifat dasar suatu makhluk
hidup dan bersifat tetap. Dalam genetika genotip ditulis dengan menggunakan
simbol huruf dari huruf paling depan dari sifat yang dimiliki oleh individu.
Setiap karakter sifat yang dimiliki oleh suatu individu dikendalikan oleh
sepasang gen yang membentuk alel. Sehingga dalam genetika simbol genotip
ditulis dengan dua huruf. Jika sifat tersebut dominan, maka penulisannya
menggunakan huruf kapital dan jika sifatnya resesif ditulis dengan huruf
kecil. Genotip yang memiliki pasangan alel sama, misalnya BB atau bb,
merupakan pasangan alel yang homozigot. Individu dengan genotip BB
disebut homozigot dominan, sedangkan individu dengan genotip bb disebut
homozigot resesif .Untuk genotip yang memiliki pasangan alel berbeda
misalnya Bb, merupakan pasangan alel yang heterozigot.
12
3. Fenotip adalah sifat yang tampak pada suatu individu dan dapat diamati
dengan panca indra, misalnya warna bunga merah, rambut keriting, tubuh
besar, buah rasa manis, dan sebagainya. Fenotip merupakan perpaduan dari
genotip dan faktor lingkungan. Sehingga suatu individu dengan fenotip sama
belum tentu mempunyai genotip sama.
4. Sifat dominan Gen dikatakan dominan apabila gen tersebut bersama dengan
gen lain (gen pasangannya), akan menutup peran/sifat gen pasangannya
tersebut. Dalam persilangan gen, dominan ditulis dengan huruf besar.
5. Sifat Resesif Gen dikatakan resesif apabila berpasangan dengan gen lain yang
dominan ia akan tertutup sifatnya (tidak muncul) tetapi jika ia bersama gen
resesif lainnya (alelanya) sifatnya akan muncul. Dalam genetika gen resesif
ditulis dengan huruf kecil.
6. Intermediet adalah sifat suatu individu yang merupakan gabungan dari sifat
kedua induknya. Hal ini dapat terjadi karena sifat kedua induk yang muncul
sama kuat (kodominan). Misalnya bunga warna merah disilangkan dengan
bunga warna putih, menghasilkan keturunan berwarna merah muda.
7. Hibrid adalah hasil perkawinan antara dua individu yang memiliki sifat beda.
Bila individu tersebut memiliki satu sifat beda disebut monohibrid, dua sifat
beda disebut dihibrid, tiga sifat beda trihibrid, dan sebagainya.
8. Homozigot Adalah pasangan gen yang sama. Homozigot dibedakan menjadi
dua, yaitu homozigot dominan (Misal AA) dan homozigot resesif (Misal aa).
9. Heterozigot Adalah pasangan gen yang berlainan. Contoh Aa dan Mm.
10. Alel Adalah gen yang merupakan pasangan dari bentuk alternatif terhadap
sesamanya dan terletak pada lokus yang bersesuaian pada kromosom
homolog. Contoh : Bb, B adalah alel dari b, dan b adalah alel dari B.
11. Parental Adalah individu yang merupakan induk, biasanya diberi notasi P.
12. Filial Adalah keturunan yang dihasilkan dari persilangan dua induk dan
biasanya diberi notasi F.
13. ♂: tanda kelamin jantan
14. ♀: tanda kelamin betina
13
D. Pola Pola Hereditas Lain
Pola-pola hereditas mempelajari berbagai macam cara pewarisan sifat, yang
meliputi: Pautan (linkage), Pindahsilang (crossing over), Pautan sex (sex linkage),
Gagal berpisah (non disjunction), Determinasi sex dan Gen letal
a. Pautan
Pautan/Tautan (linkage) adalah suatu keadaan dimana terdapat banyak gen
dalam satu kromosom. Pengertian ini biasanya mengacu pada kromosom tubuh
(autosom). Akibatnya bila kromosom memisah dari kromosom homolognya, gen-
gen yang berpautan tersebut selalu bersama. Semisal suatu genotif AaBb
mengalami pautan antar gen dominan dan antar gen resesif, maka A dan B
terdapat dalam satu kromosom, sedangkan a dan b terdapat pada kromosom
homolognya. Bila terjadi pembelahan meiosis maka gamet yang terbentuk ada
dua macam, yaitu AB dan ab.
Ciri Pautan:
- semisal pada AaBb, gamet hanya 2 macam
- jika di test cross hasilnya adalah 1 : 1
14
dua yang terakhir (heterogamet) disebut kombinasi baru (KB) atau
rekombinan (RK) yang merupakan hasil peristiwa pindahsilang.
Prosentase terbentuknya kombinasi baru saat terjadi pindah silang disebut Nilai
Pindah Silang (NPS) yang dapat dihitung dengan rumus berikut:
15
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa gen yang menyebabkan warna mata
pada lalat terdapat pada kromosom X. Mata merah disebabkan gen dominan M,
dan mata putih disebabkan gen resesif m. Hasil persilangan pada F, induk jantan
yang bermata putih mewariskan gen m pada anak betina, sedangkan induk
betina yang bermata merah mewariskan gen M pada anak jantan.
Ingat ,
Pada anak jantan, X berasal dari induk betina
Pada anak betina, X berasal dari kedua induk
Inilah yang disebut konsep pewarisan sifat menyilang (criss cross inheritance)
d. Gagal Berpisah (non disjunction)
Gagal berpisah (non disjunction) merupakan kegagalan kromosom homolog
untuk memisahkan diri saat pembelahan meiosis. Akibatnya terdapat gamet
yang lebih atau kurang jumlah kromosomnya.
Contohnya persilangan antara Drosophilla melanogaster dimana lalat betina
mengalami gagal berpisah. Lalat betina yang mengalami gagal berpisah
membentuk tiga macam kemungkinan gamet yaitu X, XX, dan 0. Bila lalat jantan
yang mengalami gagal berpisah kemungkinan gametnya adalah X, Y, XX, YY, dan
0.
P : XY x XX (gagal berpisah)
G : X X
Y XX
0
F : XX : betina normal
XY : jantan normal
XXX : betina super (biasanya mati)
XXY : betina (fertil)
XO : jantan (steril)
YO : jantan (lethal)
16
Gamet hasil gagal berpisah pada:
- betina : X, XX, 0
- jantan : X, Y, XX, YY, 0
e. Determinasi sex
Determinasi sex adalah cara penentuan jenis kelamin pada hewan dan manusia
yang dilambangkan dengan huruf tertentu.
Khusus pada Drossophila, penentuan jenis kelamin didasarkan pada Index
Kelamin yang merupakan rasio antara jumlah kromosom X dengan jumlah
pasangan autosom. Bila rasionya lebih besar atau sama dengan setengah, jenis
kelaminnya jantan. Bila lebih besar atau sama dengan satu jenis kelaminnya
betina. Dan bila lebih besar dari setengah dan lebih kecil dari satu lalat tersebut
merupakan lalat intersex.
Pada makhluk hidup lain penentuan jenis kelaminnya seperti pada tabel berikut:
17
f. Gen Lethal
Gen lethal merupakan gen yang menyebabkan kematian individu yang
memilikinya bila dalam keadaan homozigot. Ada dua jenis gen lethal, yaitu lethal
dominan dan lethal resesif.
Lethal dominan menyebabkan kematian dalam keadaan homozigot dominan.
Contoh: persilangan antara tikus kuning dengan sesamanya
p : tikus kuning x tikus kuning
Kk Kk
F : KK : tikus kuning (lethal)
2Kk : tikus kuning
kk : normal
Rasio fenotif yang hidup antara tikus kuning : normal = 2 : 1 karena tikus kuning
homozigot dominan selalu lethal.
Lethal resesif menyebabkan kematian dalam keadaan homozigot resesif.
Contoh: persilangan antara jagung berdaun hijau dengan sesamanya
p : jagung berdaun hijau x jagung berdaun hijau
Hh Hh
F : HH : berdaun hijau
2Hh : berdaun hijau
hh : berdaun pucat (albino) lethal
Dari pesilangan di atas hanya tiga yang kemungkinannya dapat hidup yaitu yang
bergenotif HH dan Hh. Sedangkan yang bergenotif hh mati karena tidak dapat
membentuk klorofil.
18
Golongan Darah
Terdapat 3 jenis sistem penggolongan darah pada manusia, yaitu sistem ABO,
MN, dan sistem Rhesus. Perhatikan tabel di bawah ini!
a. Golongan Darah Sistem ABO
Golongan darah manusia ditentukan menurut sistem A B O. Dari
sistem ini, golongan darah manusia terdapat empat tipe yaitu: golongan
darah A, golongan darah B, golongan darah AB, dan golongan darah O.
Ini didasarkan atas ada tidaknya antigen A dan anti gen B di dalam
eritrositnya. Adanya anti gen ditentukan oleh gen di dalam kromosom.
Keempat golongan darah itu ditentukan oleh tiga macam alel. Simbul
yang digunakan adalah huruf I berasal dari Isoaglutinasi atau huruf L
berasal dari Lanstainer, yaitu orang yang menemukan golongan darah.
Dengan demikian kombinasi genotipe golongan darah terdapat sebanyak
enam macam genotipe.
Table 3. Hubungan Golongan Darah dan Kombinasi Genotipe Serta Antigen
dalam Eritrosit
19
AB A dan B IAIB
O - IOIO
Dalam hal ini, antara IA dengan IB tidak ada yang lebih dominan, sehingga
antara orang yang bergenotipe IAIB bergolongan darah AB atau kedua alel
tersebut bersifat kodominan. Sedangkan alel IA > IO dan IB > IO
20
Gamet
1. Rhesus IRhIRh, IRhIrh IRh dan Irh
positif
2. Rhesus Irh Irh Irh
negatif
21
d. Cacat dan Penyakit yang Menurun yang Terpaut Kromosom seks
1) Sindrom Klinefelter,
penderita memiliki kromosom 2n + 1, Kariotipe: 22AA + XXY. Trisomi
terjadi pada gonosomnya. Biasanya testis penderita tidak tumbuh,
sehingga mandul (testiculair disgenesis). Gejala lain penderita ini adalah
terjadi pertumbuhan payudara tetapi kelaminnya dikenal sebagai laki-laki.
2) Hemofilia
Hemophilia adalah penyakit keturunan yang yang mengakibatkan darah
seseorang sukar membeku. Penderita hemophilia jika terluka, darahnya
akan membeku sekitar 50 menit hingga 2 jam. Hal ini dapat
mengakibatkan penderita mengalami kehilangan banyak darah dan dapat
menyebabkan kematian.
Penyakit ini dikendalikan oleh gen resesif (h) yang terpaut kromosom X.
Genotipe wanita hemophilia:
HH = XHXH = homozigot dominan
= normal
Hh = XHXh = heterozigot
= (carrier) pembawa sifat
hh = XhXh = homozigot resesif
= penderita hemophilia
Genotype laki-laki hemophilia:
XHY = laki-laki normal
h = laki-lakihemofilia
X Y
Wanita X CXC, XCXc c c
X X
22
Pria X CY c
X Y
P : XCB Xcb x XCB Y
(carier buta warna) (normal)
G : XCB, Xcb XCB, Y
4) Anodontia
Anodontia adalah kelainan yang dibawa koomosom x dan muncul dalam
keadaan resesif. Kelainan ini mengakibatkan penderita tidak memiliki gigi
(ompong)
5) Hypertrichosis
Hypertrichosis merupakan sifat keturunan berupa tumbuhnya rambut di
bagian tertentu dari daun telinga, wajah, an anggota tubuh lainnya.
Penyebabnya adalah gen-gen resesif (h)yang terpaut pada kromosom Y.
kelainan ini hanya dimiliki oleh laki-laki.
23
e. Cacat dan Penyakit yang Menurun yang Terpaut Kromosom Autosom
1) Sindrom Down,
Penderita memiliki kromosom 2n + 1, kariotipe = 45A + XX atau 45A +
XY. Trisomi terjadi pada autosom, pada kromosom nomor 21. Penderita
menunjukkan gejala kaki pendek, mata sipit, berjalan lambat. Hal ini
disebut mongolismeAlbino
Albino merupakan kenainan yang disebabkan tubuh seseorang tidak
mampu memproduksi pigmen melanin. Sehingga rambut dan badannya
putih. Cacat albino memiliki penglihatan yang peka terhadap cahaya. Hal
ini disebabkan irisnya tidak memiliki pigmen.
Albino disebabkan oleh gen resesif a. orang normal memiliki genotipe Aa,
atau AA. Sedangkan orang albino memiliki genotipe aa.
2) Polidaktili
Polidaktili merupakan kelainan memiliki kelebihan jumlah jari tangan dan
kaki. Cacat enurun ini di wariskan oleh gen autosom dominan P.
sedangkan gen p untuk normal.orang normal memiliki genotipe pp,
sedangkan orang polodaktili genotipenya PP ataupun P.
3) Fenilketorunia
Fenilketorunia marupakan kelainan pada manusia yang tidak mampu
melakukan metabolisme fenilanin. Akibatnya fenilanin tertimbun di darah
dan akibatnya dibuang melalui ginjal.
4) Brahidaktili
Brachidaktili merupakan kelainan pada ruas-ruas jari yang memendek
pada anusia. Kelainan ini disebabkan leh gen dominan B yang bersifat
letal jika dalam keadaan homozigot dominan (BB).
Dalam keadaan heterozigot (Bb), individumenderita kelainan brahidaktil,
sedangkan genotipe bb, individu dalam keadaan normal.
5) Talasemia
talasemia merupakan kelainan genetik (penyait genetik) yang disebabkan
oleh rendahnya kemampuan pembentukan hemoglobin akibat ganggauan
salah satu ranta globin. Talasemia mengakibatkan kemampuan eritrosit
dalam mengangkut oksigen rendah (anemia).
24
Talasemia dibedakan menjadi talasemia mayor dan talasemia minor.
Talasemia mayor bergenotipe Th Th biasanya mengakibatkan kematian.
Sedangkan talasemia minor (bergenotipe Th Th) tidak mengakibatkan
kematian.
6) Dentinogenesis Imperfecta
Dentinogenesis Imperfecta merupakan kelainan pada gigi manusia yang
mengakibatkan tulang gigi (dentin) berwarna seperti air susu.
Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan Dt. Sedangkan pada kondisi
normal dikendalikan oleh gen dt.
7) Kebotakan
Kebotakan disebabkan oleh gen dominan B. adapun gen b b
mengakibatkan rambut normal. Genotipe BB mengakibatkan orang
kebotakan. Genotipe Bb pada seorang laki-laki dapat menyebabkan
kebotakan, sedangkan genotipe Bbpada seorang perempuan tidak
menyebabkan kebotakan karena hormone estrogen yang dimiliki
perempuan menitip sifat kebotakan tersebut.
8) Anonychia
Anonychia Adalah kelainan pada sebagian jari, sehingga sebagian jari
tidak terdapat kuku. Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan Ac.
Sedangkan alelnya ac tidak menimbulkan kelainan (normal).
9) Sickle- cell anemia
Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan S dan alel gen s untuk sifat
normal. Dalam keadaan homozigot dominan SS bersifat letal.
Penderita Sickle- cell anemia mempunyai hemoglobin tidak normal.
Sehingga eritrosit berbentuk bulan sabit. Sel darah mudah rusak sehingga
mengakibatkan anemia bagi penderita.
F.Manfaat Pewarisan Sifat bagi kehidupan
Dengan semakin berkembangnya ilmu genetika telah banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
Salah satu prinsip genetika yang diterapkan dalam bidang pertanian dan
peternakan adalah dihasilkannya bibit unggul.
25
Beberapa bibit unggul pada tanaman pangan dan hewan ternak sudah
ditemukan. Misalnya, untuk tanaman pangan diperolehnya bibit padi unggul,
kentang, jagung, papaya, kedelai, dan tomat yang semuanya ini bersifat unggul.
Pada hewan ternak misalnya sapi pedaging, babi unggul, sapi perah, unggas
pedaging atau petelur, dan berbagai jenis ikan. Bibit unggul ini diperoleh melalui
persilangan dan seleksi.
Perkawinan silang dilakukan terhadap dua individu yang memiliki
sifat unggul tertentu dengan harapan untuk menghasilkan keturunan yang
memiliki gabungan sifat unggul dari kedua induknya untuk selanjutnya akan
dijadikan bibit. Biasanya bibit unggul yang disebarluaskan kepada petani atau
peternak merupakan galur murni dengan genotipe dominan homozigot, sehingga
sifat unggulnya akan terus nampak meskipun ditanam berulangkali.
Mencari bibit unggul merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
produksi pangan. Sifat unggul yang dimaksud biasanya sifat yang sesuai dengan
kepentingan manusia (sesuai dengan tujuan manusia). Tumbuhan dan hewan bibit
unggul diharapkan memiliki sifat-sifat menonjol (unggul), antara lain tahan
terhadap penyakit, umur lebih pendek (cepat menghasilkan), produksi tinggi, rasa
enak, hasil tidak cepat rusak/busuk, tahan kering, dan cepat beradaptasi dengan
lingkungan.
Selain pada tumbuhan dan hewan, konsep genetika ini juga bisa diterapkan
dalam kehidupan manusia yaitu dalam menentukan pasangan hidup manusia
kelak. Karena manusia juga ingin memperbaiki kehidupan dan melestarikan
jenisnya, maka manusia sebagai salah satu agen genetika memiliki kriteria tertentu
untuk menentukan pasangan hidupnya dengan memperhatikan Bibit, Bebet dan
Bobot.
Andaikata ketiga kriteria di atas bisa diterapkan maka keturunan yang dihasilkan
dari suatu proses perkawinan, diharapkan memiliki sifat-sifat unggul yang
dimiliki oleh orang tuanya. Sehingga konsep genetika secara empiris bisa
diterapkan, terutama dalam memilih pasangan hidup sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh si pemilih
26
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pewarisan Sifat dapat di tentukan oleh Kromosom dan Gen. Kromosom adalah
struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat
keturunan (Hereditas). Sedangkan Gen adalah unit terkecil yang terletak pada
bagian Kromosom yang disebut lokus. Fungsi Gen adalah menyampaikan
informasi genetik kepada keturunannya dan mngendalikan perkembangan dan
metabolisme sel
2. Istilah-istilah yang perlu difahami dalam belajar tentang hereditas: haploid,
diploid, dominan, resesif, genotif, fenotif, hybrid, filial, alel, homozigot,
heterozigot, parental dan filial.
3. Pola-pola hereditas mempelajari berbagai macam cara pewarisan sifat, yang
meliputi: Pautan (linkage), Pindahsilang (crossing over), Pautan sex (sex
linkage), Gagal berpisah (non disjunction), Determinasi sex dan Gen letal
4. Pewarisan sifat pada manusia diwariskan melalui kromosom autosomal dan
gonosom. Baik secara dominan maupun resesif, homozigot maupun
heterozigot.
5. Manfaat pewarisan sifat dalam kehidupan dapat dilihat dalam bidang pertanian
dan peternakan adalah dihasilkannya bibit unggul. Pada manusia digunaka
untuk memperbaiki kehidupan dan melestarikan jenisnya.
B. SARAN
Dalam membelajaran materi hereditas kepada siswa, guru harus menggunakan
alat dan media yang tepat sehingga dapat membantu dalam proses belajar
mengajar, mengingat dalam materi hereditas atau genetika ini memerlukan
penjelasan yang lebih kongrit misalkan dengan menggunakan benik genetika, atau
pemberian tugas membuat pedigree dari silsilah keluarga masing-masing siswa,
27
sehingga memudahkan mengetahui sifat-sifat yang diturunkan dari orang tua
kepada anak-anaknya.
28
DAFTAR PUSTAKA
29