Anda di halaman 1dari 19

HUKUM MENDEL 1 DAN 2

Oleh

Rini Sari Febriani 220104064

Haeril Bayani 2201040

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM
2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Genetika.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah bagi para pembaca
dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Husnul Budiatman
Dani M. Scselaku dosen pengampu mata kuliah genetika yang telah memberikan
tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan mata kuliah yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.

Wassalamua’laikum warahmatullahi wabarakatuh.

Mataram, 6 Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................


A. KONSEP DASAR GENETIKA ..........................................................
1. Pewaris sifat ...................................................................................
2. Gen dan alel....................................................................................
3. Hukum mendel ...............................................................................
B. HUKUM MENDEL DALAM PEWARISAN SIFAT .........................
1. Hukum dominan dan resesif...........................................................
2. Hukum segregasi ............................................................................
3. Hukum assortmen bebas ................................................................
C. PENERAPAN HUKUM MENDEL DALAM GENETIKA ...............
1. Penentuan genotipe dan fenotipe ...................................................
2. Prediksi pewarisan sifat .................................................................
3. Penentuan peluang pewarisan genetic ............................................
4. Studi kasus dalam genetika ............................................................
D. PERCOBAAN MENDEL ....................................................................
1. Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda ........................
2. Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid) ........
3. Persilangan dua Individu dengan Tiga Sifat Beda (Trihibrid) .......
BAB III PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Genetika telah menjadi salah satu cabang ilmu biologi yang sangat
penting, yang memungkinkan manusia untuk memahami lebih dalam
tentang cara sifat-sifat organisme diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi,
genetika telah memberikan wawasan yang mendalam tentang keragaman
genetik dan pewarisan sifat di dalam dunia hayati.
Salah satu tonggak penting dalam sejarah genetika adalah formulasi
Hukum Mendel oleh Gregor Mendel pada abad ke-19. Hukum Mendel,
yang menjelaskan prinsip-prinsip pewarisan sifat, telah menjadi landasan
utama dalam pemahaman tentang pewarisan sifat genetik. Kontribusi
Mendel dalam merumuskan hukum-hukum tersebut telah mengubah
paradigma ilmiah dan membuka jalan bagi perkembangan genetika modern.
Untuk memahami lebih lanjut tentang pewarisan sifat, penting bagi
kita untuk memahami konsep dasar dalam genetika. Struktur DNA, gen,
alel, serta proses segregasi dan assortmen gen menjadi fondasi penting
dalam memahami cara sifat-sifat organisme diwariskan. Melalui
pemahaman akan konsep-konsep dasar ini, kita dapat menjelajahi lebih
dalam tentang keragaman genetik dan mekanisme pewarisan sifat dalam
organisme hidup.
D. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Konsep Dasar Genetika?
2. Seperti Apakah Hukum Mendel Dalam Pewarisan Sifat?
3. Bagaimanakah Penerapan Hukum Mendel Dalam Genetika?
4. Bagaimana Percobaan Mendel?
E. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Genetika
2. Untuk mengetahui Hukum Mendel Dalam Pewarisan Sifat
3. Untuk mengetahui Penerapan Hukum Mendel Dalam Genetika
4. Untuk mengetahui Percobaan Mendel

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR GENETIKA


Genetika merupakan cabang ilmu biologi yang memfokuskan pada studi
tentang pewarisan sifat genetik pada organisme dan suborganisme. Konsep-
konsep dasar dalam genetika mencakup struktur DNA, pewarisan sifat, dan
evolusi. DNA (Deoxyribonucleic Acid) adalah molekul yang menyimpan
informasi genetik untuk semua bentuk kehidupan. Pewarisan sifat menjelaskan
bagaimana karakteristik genetik dari induk dapat diturunkan kepada generasi
berikutnya. Genetika juga mempelajari dampak perubahan genetik terhadap
evolusi organisme, seperti penyesuaian yang dapat meningkatkan ketahanan
organisme terhadap kondisi lingkungan. Gen, sebagai unit genetik, terletak
dalam kromosom, struktur yang membawa informasi genetik dalam bentuk
DNA. Penyusunan DNA dalam kromosom mengatur bagaimana gen diatur dan
mengontrol sintesis protein yang penting bagi fungsi organisme tersebut.1
1. Pewaris sifat
Pewarisan sifat adalah proses yang memungkinkan sifat-sifat
genetik dari induk diturunkan kepada generasi berikutnya. Proses ini
melibatkan beberapa komponen utama, di antaranya adalah kromosom dan
gen. Kromosom merupakan struktur yang membawa informasi genetik
dalam bentuk DNA, yang mencakup gen-gen yang mengkodekan sifat-sifat
organisme seperti warna, ukuran, dan kemampuan. Gen, sebagai unit dasar
genetik, terletak di dalam kromosom dan mengatur ekspresi sifat-sifat
tersebut.

Pewarisan sifat terjadi melalui proses persilangan antara individu, di


mana kombinasi gen dari kedua induk akan ditransfer kepada keturunan.
Pengaturan DNA di dalam kromosom mengontrol bagaimana gen diatur dan
berpartisipasi dalam sintesis protein, yang merupakan aspek penting dalam

1
M.Pd Rahmadina, “Modul Ajar Genetika Dasar,” Jurnal UNIVER05.3 bab 3SITAS ISLAM
NEGERI SUMATERA UTARA (2019): 1–82.

5
pewarisan sifat. Faktor-faktor seperti kompleksitas struktur kromosom dan
mutasi DNA dapat mempengaruhi proses pewarisan sifat dengan
memengaruhi ekspresi gen. Dengan demikian, proses pewarisan sifat
melibatkan interaksi kompleks antara kromosom, gen, dan faktor-faktor
lingkungan, yang bersama-sama membentuk kerangka kerja untuk
penurunan sifat-sifat genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya.2

2. Gen dan alel


Dalam genetika, dua konsep utama yang mendominasi pemahaman
tentang pewarisan sifat adalah gen dan alel. Gen merupakan unit pewarisan
sifat yang terdiri dari DNA yang terbungkus dan terikat oleh protein. Lokus
gen atau letak gen ini terdapat di dalam kromosom, struktur yang membawa
informasi genetik dalam organisme. Alel, di sisi lain, merupakan berbagai
bentuk alternatif dari suatu gen yang dapat mengatur sifat-sifat organisme
seperti warna, ukuran, atau kemampuan.
Alel adalah pasangan gen yang berada pada lokus yang sama pada
kromosom homolog dengan tugas yang sama, dan dapat memiliki efek yang
berbeda terhadap sifat-sifat organisme. Misalnya, dalam gen untuk warna
bunga, alel satu mungkin mengkodekan warna merah, sedangkan alel
lainnya mengkodekan warna putih. Ketika kedua alel ini hadir pada individu
yang sama, mereka dapat menghasilkan fenotipe yang berbeda-beda dalam
hal warna bunga.

Jadi, hubungan antara gen dan alel adalah bahwa gen adalah unit
dasar yang menentukan sifat-sifat organisme, sementara alel adalah
berbagai bentuk alternatif dari gen yang dapat menghasilkan variasi dalam

2
Joan Imanuella, “Pengertian Pewarisan Sifat, Komponen, Serta Prosesnya,” Media Indonesia, last
modified 2023, accessed March 6, 2024,
https://mediaindonesia.com/humaniora/620324/pengertian-pewarisan-sifat-komponen-serta-
prosesnya.

6
sifat-sifat tersebut. Keduanya bekerja bersama-sama dalam proses
pewarisan sifat dan memengaruhi fenotipe organisme.3

3. Hukum mendel
Hukum Mendel merupakan konsep fundamental dalam genetika
yang dijelaskan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya "Percobaan
mengenai Pewarisan Sifat". Hukum Mendel terdiri dari dua prinsip utama,
yaitu Hukum Mendel I (segregasi bebas) dan Hukum Mendel II
(dominansi). Hukum Mendel I, juga dikenal sebagai hukum segregasi
bebas, menjelaskan bahwa gen di dalam alel mengalami pemisahan
(segregasi) secara merata selama pembentukan gamet. Proses ini menjadi
dasar bagi pewarisan sifat yang berbeda secara individu dari satu generasi
ke generasi berikutnya.
Sementara itu, Hukum Mendel II berkaitan dengan pewarisan dua
sifat yang berbeda sekaligus. Menurut prinsip ini, sifat yang dominan akan
diwariskan ke generasi berikutnya, sementara sifat recesif cenderung
tersembunyi dalam fenotipe keturunan.

Perbedaan utama antara Hukum Mendel I dan II terletak pada sifat


yang disilangkan. Hukum Mendel I fokus pada segregasi bebas gen individu
dalam pembentukan gamet, sementara Hukum Mendel II menyoroti
pewarisan dua sifat yang berbeda sekaligus. Meskipun keduanya
menggambarkan aspek-aspek pewarisan sifat, fokusnya berbeda dalam
menangani proses genetik yang terlibat dalam pembentukan keturunan.
Dengan pemahaman atas Hukum Mendel, ilmu genetika telah mampu
memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana sifat-sifat
organisme diturunkan secara genetik, serta memprediksi kemungkinan
kombinasi gen dalam keturunan. Hal ini membuka jalan bagi berbagai
aplikasi dalam bidang biologi, pertanian, kesehatan, dan evolusi, yang

3
Renatha Swasty, “Belajar Biologi: Mengenal Gen Dan Alel,” Medcom.Id, last modified 2023,
accessed March 6, 2024, https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/VNx0DPqN-
belajar-biologi-mengenal-gen-dan-alel.

7
mendorong pemahaman lebih lanjut tentang keragaman dan pewarisan sifat
dalam kehidupan.4

B. HUKUM MENDEL DALAM PEWARISAN SIFAT


Hukum Mendel dalam pewarisan sifat terdiri dari dua hukum utama:
Hukum Mendel I (Segregasi Bebas) dan Hukum Mendel II (Pengelompokan
Gen Secara Bebas). Hukum Mendel I menyatakan bahwa gen dalam alel
mengalami pemisahan secara bebas, sementara Hukum Mendel II menjelaskan
bagaimana sifat-sifat diwariskan dalam organisme tanpa ketergantungan satu
sama lain. Keduanya sangat penting dalam memahami pewarisan sifat dari satu
generasi ke generasi berikutnya.5
1. Hukum Dominan dan Resesif
Hukum dominan dan resesif menjelaskan pewarisan sifat dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Menurut hukum dominan, jika ada dua alel
berbeda, salah satu akan menjadi dominan dan menunjukkan sifat yang
nampak, sementara yang lainnya resesif dan hanya akan muncul jika alel
dominan tidak hadir. Contoh, dalam silangan kelinci berbulu hitam
(dominan) dengan berbulu putih (resesif), fenotip F1 akan 100% berbulu
hitam karena alel dominan akan muncul. Jika alel dominan tidak hadir,
fenotip F2 akan memiliki perbandingan 50% berbulu hitam dan 50%
berbulu putih karena alel resesif akan muncul.6
2. Hukum segregasi
Hukum segregasi adalah hukum yang mengatakan bahwa gen dalam
alel mengalami pemisahan (segregasi) secara bebas. Dalam pembentukan
gamet (sel kelamin anak), kedua gen induk (orang tua) yang merupakan
pasangan alel akan memisah sehingga gen tersebut dapat muncul secara

4
Susilawati and Nurhasanah Bakhtiar, Biologi Dasar Terintegrasi, 2018.
5
Nandy, “Hukum Mendel: Pengertian, Perbedaan, Percobaan, Dan Penyimpangan Semu Hukum
Mendel,” Gramedia Blog, accessed March 6, 2024, https://www.gramedia.com/literasi/hukum-
mendel/.
6
Penulis Any Suhaeny, M Si, and A Kompetensi, “Biomedik L,” no. Gambar 125 (n.d.): 81–108,
https://www.mendeley.com/download-desktop/?switchedFrom=/downloads.

8
bebas dalam gamet anak. Hukum segregasi bebas ini menjelaskan bahwa
gen dalam alel akan memisahkan atau bersegregasi secara bebas.
Contohnya, jika gen A dan gen a merupakan pasangan alel dalam
organisme, maka pada pembentukan gamet, gen A dan gen a akan
memisahkan secara bebas. Jadi, gamet yang dihasilkan dapat mengandung
gen A atau gen a, tetapi tidak bergabung kembali secara bebas. Ini sangat
penting dalam mengerti bagaimana gen diwariskan dari generasi ke generasi
lainnya.7
3. Hukum assortmen bebas
Hukum assortmen bebas atau hukum kedua Mendel adalah hukum
yang mengatakan bahwa gen-gen dalam alel akan berassortmen
(berpemisahan) secara bebas. Dalam pembentukan gamet (sel kelamin
anak), kedua gen induk (orang tua) yang merupakan pasangan alel akan
berassortmen secara bebas. Hukum ini menjelaskan bagaimana gen-gen
dalam alel akan berpemisahan secara bebas, sehingga kemungkinan
terbentuknya sifat baru di dalam generasi berikutnya.
Pada pembentukan gamet, kedua gen induk yang merupakan
pasangan alel akan memisahkan secara bebas. Jadi, gamet yang dihasilkan
dapat mengandung gen yang berbeda, tetapi tidak bergabung kembali secara
bebas. Ini sangat penting dalam mengerti bagaimana gen diwariskan dari
generasi ke generasi lainnya.8
C. PENERAPAN HUKUM MENDEL DALAM GENETIKA
Hukum Mendel dalam genetika merujuk pada dua prinsip utama: Hukum
Mendel I (Segregasi Bebas) dan Hukum Mendel II (Assortmen Bebas). Hukum
Mendel I menyatakan bahwa gen dalam alel memisahkan secara bebas saat
pembentukan sel kelamin anak. Ini menjelaskan bagaimana gen diwariskan dari
orang tua ke anak, membuka kemungkinan terbentuknya variasi genetik.

7
Nandy, “Hukum Mendel: Pengertian, Perbedaan, Percobaan, Dan Penyimpangan Semu Hukum
Mendel.”
8
Susilawati and Bakhtiar, Biologi Dasar Terintegrasi.

9
Sementara Hukum Mendel II menyatakan bahwa gen-gen dalam alel
berassortmen secara bebas saat pembentukan sel kelamin. Ini juga berkontribusi
pada variasi genetik dengan memungkinkan kombinasi alel yang berbeda dalam
keturunan. Kedua prinsip ini penting untuk memahami bagaimana sifat-sifat
organisme diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, serta
bagaimana variasi genetik dapat terjadi dalam populasi.9

1. Penentuan genotipe dan fenotipe


Penentuan genotipe dan fenotipe adalah bagian penting dari
memahami pewarisan sifat pada organisme. Genotip merujuk pada
kombinasi genetik yang dimiliki individu, sementara fenotip adalah sifat
yang terlihat. Genotip terbentuk dari alel-alel dalam DNA individu,
sementara fenotip dipengaruhi oleh interaksi antara genotip dan lingkungan.
Dalam genetika klasik, genotip adalah sifat-sifat yang ditentukan
oleh gen individu, sedangkan fenotip adalah apa yang terlihat secara fisik.
Memahami genotip dan fenotip penting untuk memahami bagaimana sifat
diwariskan dan bagaimana gen-gen berpengaruh pada organisme.10

2. Prediksi pewarisan sifat


Prediksi pewarisan sifat adalah proses memperkirakan sifat yang
akan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mendel
mengembangkan dua hukum penting dalam genetika: Hukum Mendel I
(Segregasi Bebas) dan Hukum Mendel II (Assortmen Bebas). Hukum
Mendel I menjelaskan bagaimana gen dalam alel terpisah secara bebas saat
pembentukan sel kelamin anak. Ini membuka kemungkinan terbentuknya
sifat baru di generasi berikutnya.
Sementara Hukum Mendel II menyatakan bahwa gen-gen dalam alel
akan terpisah secara bebas saat pembentukan sel kelamin. Ini juga
berkontribusi pada kemungkinan variasi sifat pada generasi berikutnya.

9
Susilawati and Bakhtiar, Biologi Dasar Terintegrasi.
10
Rahmadina, “Modul Ajar Genetika Dasar.”

10
Prediksi pewarisan sifat penting untuk memahami bagaimana sifat
diwariskan dan bagaimana gen-gen berpengaruh pada organisme.11

3. Penentuan peluang pewarisan genetic


Penentuan peluang pewarisan genetik adalah proses mengestimasi
kemungkinan sifat yang akan diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Mendel mengembangkan dua hukum penting dalam genetika:
Hukum Mendel I (Segregasi Bebas) dan Hukum Mendel II (Assortmen
Bebas). Hukum Mendel I menjelaskan bagaimana gen dalam alel terpisah
secara bebas saat pembentukan sel kelamin anak, membuka kemungkinan
terbentuknya sifat baru di generasi berikutnya.
Sementara itu, Hukum Mendel II menyatakan bahwa gen-gen dalam
alel akan terpisah secara bebas saat pembentukan sel kelamin, juga
berkontribusi pada variasi sifat pada generasi berikutnya. Dalam penentuan
peluang pewarisan genetik, penting untuk mengidentifikasi sifat yang akan
diturunkan dari generasi ke generasi. Peluang ini bergantung pada
kombinasi gen-gen yang membentuk sifat genetik organisme. Ini penting
untuk memahami bagaimana sifat diwariskan dan bagaimana gen-gen
memengaruhi sifat organisme.12

4. Studi kasus dalam genetika


Di dalam dunia genetika, studi kasus menjadi jendela yang
memperlihatkan kompleksitas serta keajaiban di balik pewarisan sifat. Dari
studi tentang pewarisan sifat genetika dan faktor penyebabnya, kita
menyaksikan bagaimana materi genetik dari orang tua menyatu dalam
proses fertilisasi, menghasilkan karakteristik yang unik pada keturunan.
Dalam penelitian tentang keragaman fenotipe dan genetik tiga varietas
kelapa Genjah kopyor, kita dapat melihat upaya menentukan tingkat

11
Efira, “Mengenal Hukum Mendel Tentang Pewarisan Sifat Makhluk Hidup | Biologi Kelas 9,”
Ruang Guru, last modified 2023, accessed March 5, 2024,
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-hukum-mendel-tentang-pewarisan-sifat-makhluk-
hidup.
12
Andi Faridah Arsal, Memahami Kehidupan, 2018.

11
kesamaan fenotipe dan genotipe antar tanaman, mengungkapkan
keanekaragaman genetik yang menakjubkan. Sementara itu, pembahasan
mengenai Hukum Mendel membawa kita ke inti genetika, di mana Hukum
Mendel I menjelaskan pemisahan gen dalam alel secara bebas, sementara
Hukum Mendel II menyatakan bahwa gen-gen dalam alel berpemisahan
secara bebas, membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam tentang
pewarisan sifat. Dalam setiap studi kasus ini, kita disuguhkan dengan
pemahaman yang mendalam tentang bagaimana sifat diwariskan dari
generasi ke generasi, serta peran yang dimainkan oleh gen-gen dalam
mempengaruhi sifat organisme. Itu semua menegaskan betapa
menakjubkannya keanekaragaman genetik yang membentuk keragaman
kehidupan di sekitar kita.13
E. PERCOBAAN MENDEL
1. Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda
a. Persilangan Monohibrid Dominan PenuhPersilangan dua individu
dengan satu sifat beda menurun kan sifat dominan apabila sifat
keturunannya sama dengan salah satu sifat induknya. Perhatikan
contoh persilangan berikut. Contoh: Tanaman kacang ercis
berbatang tinggi disilangkan dengan kacang ercis berbatang pendek.
F1 semuanya berbatang tinggi. Kemudian F1 dibiarkan melakukan
penyerbukan sendiri . Hasil yang diperoleh yaitu F2 yang berbatang
tinggi dan berbatang pendek dengan perbandingan 3 : 1.14
Persilangan ini dapat dilihat dalam bagan berikut:

13
Ismail. Maskromo et al., “TIGA VARIETAS KELAPA GENJAH KOPYOR ASAL PATI JAWA
TENGAH Phenotypic and Genotypic Variabilities among Kopyor Dwarf Coconut Varieties
Originated from Pati Central Java,” Jurnal Littri 21, no. 1 (2015): 1–9.
14
Koesmadji Wirjosoemarto, “Hukum Mendel Dan Pewarisan Sifat,” Genetika (2016): 1–56,
http://repository.ut.ac.id/4302/3/PEBI4311-M1.pdf.

12
Parental 1 (P1) Kacang ercis >< Kacang ercis
Batang Tinggi Batang Pendek
Genotipe TT >< tt
Fenotipe Tinggi Pendek
Gamet T dan T t dan t
Filial (F1) Tt Fenotipe : Batang
Tinggi
Parental 2 (P2) Kacang ercis >< Kacang ercis
Batang Tinggi Batang Tinggi
Genotipe Tt T t
Gamet T dan t >< T dan t
Kemungkinan kombinasi pada F2 adalah sebagai berikut :
Gamet T T
Gamet
T TT Tt (Tinggi) 2
T (Tinggi) 1 Tt
Tt (Tinggi) .3 (Pendek). 4

Pada persilangan ini , gen untuk faktor Tinggi (T) dominan terhadap gen
untuk faktor pendek (t). Maka Individu bergenotipe Tt (no. 2 dan 3) akan memiliki
fenotipe tinggi. Perbandingan fenotipe F2 pada persilangan monohibrid dominan
penuh adalah Tinggi : Pendek = 3 : 1 . Perbandingan Genotipe nya adalah : TT :
Tt : tt = 1 : 2 : 1

Persilangan Monohibrid Intermediet Persilangan ini tidak seperti salah


satu fenotip galur murni, tetapi mempunyai fenotipe diantara kedua induknya.
Perhatikan contoh : Tanaman Antihinum majus galur Murni merah (MM)
disilangkan dengan galur murni putih (mm). Dari persilangan itu diperoleh hasil
F1 yang semuanya berbunga merah muda . Jika F1 ini ditanam dan diadakan
penyerbukan dengan sesamanya, maka F2 menghasilkan tanaman berbunga
merah, merah muda, dan putih dengan perbandingan : 1 : 2 : 1. Persilangannya
dapat dilihat sebagai berikut :

13
P1 Tanaman >< Tanaman berbunga putih

berbunga

merah
Genotipe MM >< Mm m
Gamet M dan M dan m

F1 Mm Fenotipe : berbunga

merah muda

P2 Mm >< Mm (merah muda)

(merah

muda)

Gamet M dan m >< M dan m

Gamet I I
Gamet
I MM (Merah Mm (Merah Muda) 2
I Mm (merah muda 3 Mm (Putih) 4

Perbandingan Fenotipe F2 pada persilangan monohybrid


intermediet adalah : merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Perbandingan
Genotipenya : MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1

2. Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid)

Persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih


menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe dan genotipe
tertentu. Mendel dalam percobaannya menggunakan kacang ercis galur
murni yang mempunyai biji bulat warna kuning dengan galur murni
yang mempunyai biji keriput warna hijau. Karena bulat dan kuning
dominan terhadap keriput dan hijau, maka F1 seluruhnya berupa
kacang ercis berbiji bulat dan warna biji kuning. Biji-biji F1 ini

14
kemudian ditanam kembali dan dilakukan penyerbukan sesamanya
untuk memperoleh F2. Keturunan kedua F2 yang diperoleh adalah
sebagai berikut. Persilangan tersebut adalah persilangan dua individu
dengan dua sifat beda yaitu bentuk biji dan warna biji.

B=bulat, dominan

terhadap keriput

b=keriput,

K=kuning, dominan

terhadap hijau k=

hijau

Perhatikan bagan persilangan dua individu dengan dua sifat beda


(dihibrid) di bawah
P1 Kacang ercis biji >< BbKk
bulat warna
kuning
Genotype BBKK >< Bk dan bk

Gamet BK dan BK >< Fenotipe : berbiji bulat warna


kuning
F1 BbKk BbKk
P2 BbKk >< BK, Bk, Bk, BK

Gamet BK, B k, Bk, BK ><

Individu yang mengandung B memiliki biji bulat dan individu yang mengandung
K memiliki biji warna kuning, Fenotipe pada F2 adalah:

a. bulat — kuning = nomor : 1 , 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 1


b. bulat-hijau= nomor : 6, 18, 14

15
c. keripit—kuing = nomor : 11, 12, 15
d. keriput — hijau = nomor : 16 Perbandingan Fenotipe F2 adalah :
bulat — kuning : bulat — hijau : keriput — kuning : keriput — hijau = 9 :
3 : 3 : 1 Kemungkinanmacam genotipe dan fenotipe pada
dihibrid F2 :

Kemungkinan Kotak Genotipe Fenotipe

ke- nomor
1 1 BBKK Bulat kuning

2 2, 5 BBKk Bulat kuning

3 3, 9 BbKK Bulat kuning

4 4,7, 10, 13 BbKk Bulat kuning

5 6 BBkk Bulat hijau

6 8, 14 Bbkk Bulat hijau

7 11 bbKK Keriput

kuning

8 12, 15 bbKk Keriput

kuning

9 16 bbkk Keriput hijau

BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk

1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 :1

3. Persilangan dua Individu dengan Tiga Sifat Beda (Trihibrid)


Misalnya persilangan kacang ercis dengan tiga sifat beda yaitu :Batang
tinggi, biji bulat dan biji warna kuning, dengan batang pendek, biji
keriput, warna biji hijau. Keturunan F1 yang dihasilkan adalah : Bagan
persilangan Trihibrid Hubungan sifat beda dan jumlah kemungkinan
fenotipe dan genotipe pada F2 Jumlah Sifat Beda Jumlah Macam Gamet

16
Jumlah Macam Genotipe F2 Jumlah Macam Fenotipe F2 Perbandingan
Fenotipe F2 Jumlah Individu F2
Jumla Jumla Jumlah Jumlah Perbandingan Jumlah

h Sifat h Macam Macam Fenotipe F2 Individ

Beda Maca Genotip Fenotip u F2

m e F2 e F2

Gamet

1 21 = 2 3 2 3:1 4

2 22 = 4 9 4 9:3:3:1 16
3 23 = 8 27 8 27:9:9:9:3:3:3: 64

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Genetika merupakan cabang ilmu yang mempelajari pewarisan sifat genetik
pada organisme, dengan konsep dasar mencakup struktur DNA, pewarisan sifat,
dan evolusi. Proses pewarisan sifat melibatkan kromosom dan gen sebagai
komponen utama, di mana genotip individu terbentuk dari kombinasi alel dalam
DNA, sedangkan fenotip dipengaruhi oleh interaksi antara genotip dan
lingkungan. Hukum Mendel, yang terdiri dari Hukum Mendel I dan II,
merupakan dasar penting dalam pemahaman tentang pewarisan sifat, dengan
menjelaskan proses segregasi dan assortmen gen dalam pembentukan
keturunan. Pengaplikasian konsep genetika, seperti penentuan genotip dan
fenotip, prediksi pewarisan sifat, dan penentuan peluang pewarisan genetik,
menjadi penting dalam memahami bagaimana sifat diwariskan dan bagaimana
gen-gen memengaruhi sifat organisme. Melalui studi kasus dalam genetika, kita
dapat melihat kompleksitas dan keajaiban di balik pewarisan sifat, serta betapa
pentingnya keanekaragaman genetik dalam membentuk keragaman kehidupan
di sekitar kita. Dengan pemahaman ini, genetika menjadi landasan penting
dalam berbagai bidang, mulai dari biologi hingga kesehatan, yang mendorong
pemahaman yang lebih dalam tentang sifat-sifat organisme dan evolusi.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.

18
DAFTAR PUSTAKA
Arsal, Andi Faridah. Memahami Kehidupan, 2018.
Efira. “Mengenal Hukum Mendel Tentang Pewarisan Sifat Makhluk Hidup |
Biologi Kelas 9.” Ruang Guru. Last modified 2023. Accessed March 5,
2024. https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-hukum-mendel-tentang-
pewarisan-sifat-makhluk-hidup.
Imanuella, Joan. “Pengertian Pewarisan Sifat, Komponen, Serta Prosesnya.”
Media Indonesia. Last modified 2023. Accessed March 6, 2024.
https://mediaindonesia.com/humaniora/620324/pengertian-pewarisan-sifat-
komponen-serta-prosesnya.
Maskromo, Ismail., Meity A T Elsje T, Novarianto Hengky, Dewi Sukma, Dan
Sukendah, and Sudarsono. “TIGA VARIETAS KELAPA GENJAH
KOPYOR ASAL PATI JAWA TENGAH Phenotypic and Genotypic
Variabilities among Kopyor Dwarf Coconut Varieties Originated from Pati
Central Java.” Jurnal Littri 21, no. 1 (2015): 1–9.
Nandy. “Hukum Mendel: Pengertian, Perbedaan, Percobaan, Dan Penyimpangan
Semu Hukum Mendel.” Gramedia Blog. Accessed March 6, 2024.
https://www.gramedia.com/literasi/hukum-mendel/.
Rahmadina, M.Pd. “Modul Ajar Genetika Dasar.” Jurnal UNIVER05.3 bab
3SITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA (2019): 1–82.
Suhaeny, Penulis Any, M Si, and A Kompetensi. “Biomedik L,” no. Gambar 125
(n.d.): 81–108. https://www.mendeley.com/download-
desktop/?switchedFrom=/downloads.
Susilawati, and Nurhasanah Bakhtiar. Biologi Dasar Terintegrasi, 2018.
Swasty, Renatha. “Belajar Biologi: Mengenal Gen Dan Alel.” Medcom.Id. Last
modified 2023. Accessed March 6, 2024.
https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/VNx0DPqN-belajar-
biologi-mengenal-gen-dan-alel.
Wirjosoemarto, Koesmadji. “Hukum Mendel Dan Pewarisan Sifat.” Genetika
(2016): 1–56. http://repository.ut.ac.id/4302/3/PEBI4311-M1.pdf.

19

Anda mungkin juga menyukai