Oleh:
KELAS C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO T.A 2022/2023
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Struktur Sel Sebagai Satuan
Hereditas Pada Makhluk Hidup ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen kami pada mata kuliah Biologi Umum. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang konsep sel sebagai satuan hereditas bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rizka Fardha, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata
kuliah biologi umum yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
JUDUL
MAKALAH.............................................................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
1. Teori asal sel sebagai unit hereditas makhluk hidup.................................................................5
2. Struktur dan fungsi Kromosom, Gen, DNA, dan RNA sebagai unit hereditas.............................5
3. Cara membedakan DNA dan RNA............................................................................................20
4. Proses Sintesis Protein.............................................................................................................20
5. Hubungan Antara Pembelahan Mitosis dan Meiosis dengan Pewarisan Sifat.........................22
BAB III..................................................................................................................................................30
PENUTUP.............................................................................................................................................30
A. Kesimpulan..............................................................................................................................30
B. Saran........................................................................................................................................31
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Beberapa penemuan yang mendukung perkembangan dari teori sel, antara lain:
2. Struktur dan fungsi Kromosom, Gen, DNA, dan RNA sebagai unit
hereditas
Kromosom
Kromosom merupakan struktur berbentuk seperti kumpulan benang-benang
halus yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetik dari induk kepada
keturunannya. Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer yang
merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom (arm)
yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang).
2. Struktur Kromosom
Kromosom memiliki struktur sebagai berikut:
Struktur Kromosom
a. Sentromer
Sentromer merupakan bagian kepala kromosom berbentuk bulat yang
merupakan pusat kromosom dan membagi kromosom menjadi dua
lengan. Bagian ini merupakan daerah penyempitan pertama pada
kromosom yang khusus dan tetap. Daerah ini disebut juga
kinetokoratau tempat melekatnya benang-benang gelendong (spindle
fober). Elemen-elemen ini berfungsi untuk menggerakkan kromosom
selama mitosis atau sebagian dari mitosis. Pembelahan sentromer ini
akan memulai gerakan kromatid pada masa anafase.
b. Lengan
Bagian lengan ini merupakan bagian badan utama kromosom yang
mengandung kromosom dan gen. Umumnya jumlah lengan pada
kromosom dua, tetapi ada juga beberapa yang hanya berjumlah satu.
Lengan dibungkus oleh selaput tipis dan di dalamnya terdapat matriks
yang berisi cairan bening yang mengisi seluruh bagian lengan. Cairan
ini mengandung benang-benang halus berpilin yang disebut
kromonema. Bagian kromonema yang mengalami pembelahan disebut
kromomer yang berfungsi untuk membawa sifat keturunan sehingga
disebut sebagai lokus gen. Pada bagian ujung kromosom terdapat suatu
tambahan yang disebut satelit.
3. Pembagian Kromosom
Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibagi menjadi empat, yaitu
sebagai berikut.
a. Telosentrik
Telosentrik ini memiliki ciri-ciri yaitu memiliki lengan hanya satu,
memiliki bentuk seperti batang, dan letak sentromernya berada di
ujung.
b. Metasentrik
Metasentrik ini memiliki ciri-ciri yaitu mempunyai dua lengan yang
sama panjang, dan letak sentromer berada di tengah memiliki bentuk
seperti huruf V.
c. Akrosentrik
Akrosentrik memiliki ciri-ciri yaitu mempunyai dua lengan yang tidak
sama panjang, letak sentromernya dekat ujung, dan memiliki bentuk
seperti huruf J.
d. Submetasentrik
Kedua lengan hampir sama panjang, letak sentromer hampir ditengah,
memiliki bentuk seperti huruf L.
Struktur Kromosom
b. Kromosom Kelamin
Kromosom kelamin (gonosom) berfungsi untuk menentukan jenis
kelamin suatu organisme dan beberapa sifat tertentu. Gonosom
berjumlah 1 pasang atau 2 buah. Pada laki-laki, sel gonosom terdiri dari
kromosom X dan Y, sehingga biasa disebut XY. Sementara pada
perempuan, gonosomnya terdiri dari sepasang kromosom X, sehingga
ditulis sebagai XX.
4. Ukuran dan Jumlah Kromosom
Ukuran dan jumlah kromosom sangat bervariasi dari berbagai spesies. Sel
tubuh kromosom selalu berada dalam keadaan berpasang-pasangan.
Kromosom yang berpasangan dengan memiliki bentuk, ukuran dan
komposisi sama disebut kromosom homolog. Hal ini dapat dijumpai pada
sel tubuh lalat buah yang memiliki 4 macam kromosom homolog,
sedangkan manusia mempunyai 23 macam kromosom homolog. Perangkat
kromosom disebut genom, pada sel tubuh terdapat sepasang kromosom
yang disebut diploid (2n), sedangkan pada sel gamet hanya terdapat satu
pasang kromosom saja yang disebut dengan haploid (n). Seseorang yang
mengalami penyakit kanker maka set kromosomnya lebih dari dua,
kemungkinan terjadi triploid, tetraploid, dan poliploid.
Jari Telunjuk
Genotipe Fenotipe
Pria Wanita
PP Telunjuk Panjang Telunjuk Panjang
Pp Telunjuk Pendek Telunjuk Panjang
pp Telunjuk Pendek Telunjuk Pendek
DNA
DNA merupakan suatu senyawa kimia yang penting pada makhluk hidup.
Tugas utamanya membawa materi genetik dari suatu generasi ke generasi
berikutnya. DNA juga merupakan senyawa polinukleotida yang membawa
sifat-sifat keturunan yang khas pada kromosom. DNA pertama kali
ditemukan oleh F. Miescher (1869) dari sel spermatozoa dan sel eritrosit
burung, selanjutnya dinamakan sebagai nuklein. Penemuan lain dilakukan
oleh Fischer (1880), yaitu tentang adanya zat pirimidin (yang berupa Sitosin
dan Timin) dan dua purin (Adenin dan guanin). Setelah penemuan tersebut,
dilengkapi pula dengan penemuan Levine (1910) tentang gula 5 karbon
ribosa, gula deoksiribosa, dan asam fosfat dalam inti. Keberadaan DNA
tersebut sebagian besar di dalam nukleus (inti sel). Tetapi ada juga yang
terdapat pada mitokondria.
1. Struktur DNA
Molekul DNA memiliki susunan kimia yang sangat kompleks dan rantai
nukleotida yang panjang. DNA merupakan rangkaian nukleotida dan setiap
nukleotida tersusun dari substansi dasar seperti berikut.
a. Senyawa Fosfat Senyawa fosfat berfungsi untuk mengikat molekul gula
satu dengan gula yang lain.
b. Gula Pentosa (deoksiribosa)
Gula pentosa membentuk rangkaian gula fosfat yang merupakan tulang
punggung atau kekuatan dari struktur double helix DNA. c. Basa
Nitrogen
c. Basa nitrogen ini terikat pada setiap molekul gula. Basa nitrogen
dibedakan menjadi dua.
Basa Purin
Basa purin dengan struktur cincin ganda yaitu Adenin (A) dan
Guanin (G)
Struktur Basa Purin
Basa pirimidin
Basa pirimidin dengan struktur cincin tunggal yaitu Timin (T) dan
Sitosin (S)
Basa nitrogen yang terdiri atas purin (Adenin dan Guanin) dan pirimidin
(Sitosin dan Timin) akan membentuk rangkaian senyawa kimia dengan
gula pentosa, membentuk nukleosida. Nukleosida bersenyawa dengan
gugus fosfat membentuk nukleotida, yang mempunyai bentuk rantai
panjang.
Nukleotida
Nukleotida inilah yang akan menyusun molekul DNA. Satu molekul
DNA terdiri atas ratusan atau ribuan nukleotida. Nukleotida nukleotida
tersebut membentuk rantai panjang yang disebut polinukleotida. Antara
rantai polinukleotida satu dengan yang lainnya basa nitrogen.
Struktur DNA
Model struktur DNA tersebut ditemukan oleh James Watson dan Francis
Crick pada tahun 1953. Model struktur DNA ini kemudian disebut
dengan model DNA Watson-Crick
Dua basa nitrogen yang ber pasangan antara purin dengan pirimidin,
dengan pasangan yang mungkin terjadi yaitu Adenin dengan Timin,
sedangkan Guanin dengan Sitosin. Antara dua basa nitrogen yang
berpasangan yaitu antara Adenin dengan Timin, antara Guanin dengan
Sitosin di hubungkan oleh ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen merupakan
jenis ikatan yang lemah, tetapi karena hal inilah justru akan membantu
dalam proses pembelahan dan sintesis protein.
2. Fungsi DNA
Fungsi atau peranan DNA ini sebenarnya tidak sekadar sebagai
pembawa materi genetik, melainkan juga menjalankan fungsi yang
sangat kompleks pula, antara lain:
a. Sebagai pembawa materi genetika dari generasi ke generasi
berikutnya.
b. Mengontrol aktivitas hidup secara langsung maupun tidak
langsung.
c. Melakukan sintesis protein.
d. Sebagai autokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk
menggandakan diri (replikasi).
e. Sebagai heterokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk dapat
mensintesis senyawa lain.
3. Replikasi DNA
Replikasi adalah kemampuan DNA untuk dapat menggandakan diri.
Proses-proses yang terjadi saat terjadinya replikasi adalah sebagai
berikut.
Ikatan hidrogen membuka sehingga kedua pita akan memisah.
Pita saling memisah. Basa nitrogen pada masing-masing pita
berfungsi sebagai cetakan yang mengatur pengikatan basa
komplementer (basa pelengkap) pada pita baru yang
dibentuk.
Masing-masing pita lama membentuk pita baru, sehingga
menghasilkan dua pita double helix.
Proses yang terjadi tersebut dipengaruhi oleh enzim helikase, enzim
polimerase, dan ligase. Replikasi DNA dapat terjadi melalui tiga
kemungkinan:
Konservatif
Replikasi konservatif ini melalui cara, yaitu pita double heliks DNA
induk tetap tidak berubah, kemudian digunakan untuk mencetak dua
pita double heliks DNA yang baru.
Semi konservatif
Replikasi semi konservatif ini melalui cara, yaitu pita double heliks
DNA induk terpisah, kemudian mensintesis pita DNA yang baru
dengan cara melengkapi (komplementasi) pada masing-masing pita
DNA induk tersebut.
Dispersif
Dispersif ini melalui cara, yaitu kedua pita double heliks induk
terputus membentuk segmen-segmen pita DNA yang baru,
kemudian segmen pita DNA induk akan disambung dengan segmen
pita DNA baru. Sehingga pada peristiwa ini hasil akhirnya adalah
segmen pita DNA induk dengan segmen pita DNA yang baru yang
tersebar pada pita double heliks DNA yang terbentuk.
o Struktur RNA
Molekul RNA mempunyai bentuk yang berbeda dengan DNA. RNA
memiliki bentuk pita tunggal dan tidak berpilin. Susunan RNA terdiri atas:
a. Gugus fosfat,
b. Gula pentosa (gula ribosa),
c. Basa nitrogen
Basa nitrogen dibedakan menjadi dua jenis
1) Basa purin yang tersusun dari Adenin (A) dan Guanin (G).
2) Basa pirimidin yang tersusun dari Sitosin (S) dan Urasil (U).
Struktur RNA
Basa purin dan pirimidin RNA memiliki rumus kimia yang berbeda dari DNA.
Rumus Kimia Gula Pentosa (Ribosa) dan Basa Urasil dari RNA
a. Transkripsi
1. Berlangsung dalam inti sel.
2. Dimulai dengan membukanya rantai DNA heliks ganda membentuk
gelembung transkripsi. Dengan demikian RNA polimerase berikatan dengan
DNA.
3. Pita DNA yang berfungsi sebagai pencetakan RNA disebut pita template atau
antisense dan pita DNA yang tidak mencetakan RNA disebut dengan pita
sense.
4. Pita RNA dibentuk sepanjang pita DNA pencetak (template) dengan urutan
basa nitrogennya komplementer dengan basa nitrogen yang ada pada pita
cetakan DNA.
5. Pita RNA yang telah selesai menerima pesan genetik dari pita DNA pencetak
segera meninggalkan inti nukleus menuju ke ribosom, tempat sintesis protein
dalam sitoplasma. Pita RNA menempatkan diri pada leher ribosom.
6. RNA yang ada dalam sitoplasma bersiap-siap untuk berperan dalam proses
translasi (sintesis protein).
Proses transkripsi lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut:
Proses Transkripsi
b. Translasi
1. RNAd dan RNAt setelah sampai di ribosom selanjutnya tiga basa nitrogen
pada antikodon RNAt berpasangan dengan tiga basa nitrogen pada kodon
RNAd. Misalnya AUG pada kodon RNAd berpasangan dengan UAC pada
antikodon RNAt, sehingga asam amino diikat oleh RNAt adalah metionin.
Dengan demikian nama asam amino merupakan terjemahan dari basa-basa
nitrogen yang ada pada RNAd.
2. Ribosom dengan RNAd bergerak satu kodon.
3. Sebuah asam amino ditambahkan pada rantai polipeptida.
4. Asam amino yang pertama (metionin) segera lepas dari RNAt kembali ke
sitoplasma untuk mengulang fungsinya dengan cara yang sama. RNAt
berikutnya datang untuk berpasangan dengan kodon RNAd berikutnya.
Proses keseluruhan ini berkesinambungan sampai terbentuk polipeptida
tertentu yang terdiri dari asam amino dengan urutan basa nitrogen tertentu.
Pro
ses Translasi
1. Tahap Interfase
Pada tahapan ini, suatu sel dianggap melalui proses istirahat terlebih dahulu dari
proses pembelahan. Walaupun demikian, sesungguhnya tahap interfase bisa dikatakan
sebagai suatu tahap yang bersifat aktif dan penting dalam membantu untuk
mempersiapkan proses terjadinya pembelahan. Pada proses persiapan yakni berupa
duplikasi / replikasi dari DNA yang telah melipatgandakan dirinya. Kemudian
tahapan dari tahap interfase dikategorikan lagi menjadi 3 ke fase gap-1 (G1), fase
sintesis (S), dan fase gap-2 (G2).
Fase gap-1 (G1): pada fase ini sel-sel belum melakukan proses duplikasi / replikasi
DNA, sehingga DNA masih memiliki jumlah 1 salinan saja, dan diploid (2n).
Fase sintesis (S): Pada fase ini, DNA sudah melalui proses duplikasi / replica,
sehingga akan menghasilkan salinan dari DNA dan diploid (2c,2n).
Fase gap-2 (G2): Pada fase ini proses terjadinya duplikasi / replikasi DNA telah
dinyatakan selesai, dan sel akan melakukan proses persiapan sebelum mengadakan
proses pembelahan.
2. Tahap kariokinesis
Ciri-ciri Pembelahan Sel Mitosis:
Proses langsung pada sel somatic
Menghasilkan 2 sel yang memiliki sifat identik dengan induknya
Terjadi 1 kali pembelahan dari 4 fase:
Profase
Metafase
Anaphase
Telofase
Terdiri dari satu fase yaitu Interfase
Sel induk dan anak memiliki kesamaan jumlah kromosom tetapi sel anak
masih bisa membelah lagi
Pembelahan secara mitosis terjadi pada usia muda, dewasa dan tua.
Fase Mitosis
Fase mitosis adalah fase yang terjadi pembelahan yang tidak di awali dengan
interfase akan tetapi interfase ini merupakan salah satu fase dari mitosis dengan
meitosis yang berkelanjutan. Sehingga antara mitosis dengan mitosis yang lainnya
bisa terjadi interfase. Sehingga perlu diketahui juga bahwa dimana pada interfase
ini sel akan melakukan beberapa persiapan yang akan di gunakan untuk mitosis
selanjutnya.
Pembelahan Mitosis
1. Fase Kariokinesis
Profase
Pada tahapan ini, DNA akan mulai digabungkan / dikemas menjadi kromosom.
Definisi dari kromosom adalah sebagai suatu struktur-struktur paling padat dari
gabungan / kemasan DNA. DNA sendiri, harus digabung / dikemas ke dalam suatu
kromosom. Definisi dari profase adalah sebagai tahapan-tahapan yang paling lama
terjadi dalam proses pembelahan sel secara mitosis.
Pada tahapan-tahapan profase awal, kromosom sendiri akan mulai tampak menjadi
lebih pendek dan mulai menebal. Jika pada tahapan di sel hewan, bagian sentriol akan
mengalami proses membelah dan masing-masingnya akan melakukan proses
pergerakan menuju ke kutub yang jalurnya berlawanan arah pada nukleus. Kemudian
proses selanjutnya akan terbentuk suatu jaringan benang-benang spindel yang
mempunyai penghubung secara langsung dari bagian kutub ke bagian kutub pula.
Jika pada tahapan di sel tumbuhan, tidak mempunyai bagian sentriol dan bagian dari
benang-benang spindel yang akan terbentuk tanpa terjadi pengikatan pada pada
sentriol. Sedangkan pada tahapan-tahapan profase akhir, masing-masing dari
kromosom sendiri akan mulai terlihat yang terdiri dari dua bagian kromatid yang
mengalami proses pengikatan pada sentromer. Kemudian proses selanjutnya, bagian
dari nucleolus akan menghilang dan bagian dari membran nucleus akan mengalami
kehancuran. Pada tahapan-tahapan ini, bagian kromosom bergerak sangat bebas di
dalam bagian-bagian sitoplasma.
Metafase
Definisi dari metafase adalah sebagai tahapan-tahapan yang sangat singkat dalam
proses pembelahan sel secara mitosis. Pada tahapan-tahapan tersebut, bagian
kromosom bergerak menuju ke bidang ekuator pada benang-benang spindel.
Kromosom akan mengalami pengikatan pada benang-benang spindel melalui bagaian
sentromer. Kromosom bermukim pada bidang ekuator dengan tujuan agar pada saat
proses pembagian-pembagian sejumlah informasi-informasi dari DNA, sehingga
pembagian informasi dari DNA dilakukan secara merata dan sama jumlahnya kepada
sel anakan.
Anafase
Definis dari anafase adalah sebagai tahapan-tahapan yang singkat dalam proses
pembelahan sel secara mitosis. Dalam tahapan-tahapan ini, pada masing-masing
sentromer akan melakukan pengikatan pada kromatid yang sedang membelah secara
bersamaan. Kromatid akan mengalami pergerakan menuju bagian kutub untuk
pembelahan.
Hal tersebut karena terjadinya proses kontraksi pada benang spindel. Saat proses
kontraksi sendiri, pada benang spindel akan mulai memendek dan selanjutnya akan
menarik kromatid untuk membelah menjadi dua bagian yang sama pada kedua kutub
yang mempunyai arah berlawanan. Tahapan-tahapan ini akan menghasilkan salinan
kromosom yang saling berpasangan.
Telofase
Pada tahapan-tahapan ini, bagian dari membran inti akan mulai terbentuk dan pada
nucleolus akan kembali muncul. Pada bagian kromosom akan melalui proses
pembentukan benang-benang yang bernama benang kromatin.
2. Fase Sitokinesis
Pada tahap ini akan terjadi proses pembelahan sel pada sitoplasma yang akan diikuti
dengan suatu proses pembentukan sekat-sekat pada sel yang baru. Sekat-sekat ini
akan memisahkan bagian antara dua inti tersebut yang kemudian akan menjadi dua sel
anakan. Pada sel hewan sendiri, tahapan-tahapan sitokinesis akan dimulai pada saat
tahapan telofase berakhir. Sedangkan pada sel tumbuhan mempunyai bagian dinding
sel keras. Maka dari itu, tahapan sitokinesis pada sel tumbuhan berbeda dengan
tahapan sitokinesis pada sel hewan.
Pembelahan Sel Secara Meiosis
Pembelahan secara meiosis didefinisikan sebagai proses
pembelahan sel yang melewati suatu tahapan-tahapan tertentu.
Proses pembelahan ini yakni terjadi pembelahan sel induk diploid /
disebut dengan (2n) dan menghasilkan empat sel anakan haploid /
disebut dengan (n). Separuh kromosom sel induk terkandung dalam
masing-masing sel anakan yakni haploid (n).
Proses ini terjadi pada saat pembentukan sel gamet yang prosesnya
terjadi pada bagian organ reproduktif. Pada makhluk hidup seperti
halnya hewan dan manusia, sperma yang bersifat haploid akan
dihasilkan di bagian dalam testis dan sel telur yang bersifat haploid
yang akan dihasilkan di bagian dalam ovarium.
Tahap Meiosis I
Interfase
Profase I
Metafase I
Anafase I
Telofase ISitokinesis I
Tahap Meiosis II
Interfase
Profase II
Metafase II
Anafase II
Telofase II
Sitokinesis II
Tahap-Tahap Pembelahan Sel Secara Meiosis (Pembelahan Reduktif)
Pada tahapan-tahapan ini sel kelamin berperan sebagai reproduksi suatu makhluk hidup
secara seksual yang memiliki sifat generatif. Sel kelamin hanya terdapat setengah pasang
kromosom yakni haploid atau (n). Pada tahap pembelahan sel secara meiosis serupa dengan
pembelahan sel secara mitosis. Hanya pada proses pembelahan sel secara meiosis terjadi dua
kali proses pembelahan, yakni pada proses pembelahan sel meiosis I dan pembelahan sel
meiosis II
Pembelahan Meiosis
1. Tahap Meiosis I
Interfase
Pada tahap ini, sel melakukan tahap persiapan sebelum melakukan pembelahan.
Persiapan yang dilakukan adalah dengan cara melakukan proses penggandaan DNA
yakni dari satu salinan menjadi dua salinan. Tahap akhirnya ditandai dengan adanya
dua salinan dari DNA yang telah siap melalui proses pengemasan menjadi kromosom.
Profase I
Pada tahapan ini, DNA akan dilakukan proses pengemasan ke bagian dalam
kromosom. Pada akhir proses, akan terbentuk kromosom yang memiliki sifat homolog
yang saling berpasangan dan mempunyai bentuk tetrad. Kromosom homolog dapat
didefinisikan sebagai sepasang kromosom yang mempunyai dua kromosom bersifat
identik dan di dalamnya mengandung gen-gen yang mempunyai struktur dan jumlah
yang sama persis. Profase I mempunyai tahapan paling panjang jika dibandingkan
dengan tahapan lainnya yang terjadi pada proses pembelahan sel meiosis I karena
mempunyai lima tahapan, yakni tahap leptoten, tahap zigoten, tahap pakiten, tahap
diploten, dan tahap diakinesis.
Metafase I
Pada tahapan ini, tetrad kromosom sudah ada pada bagian bidang ekuator. benang-
benang spindel akan melakukan proses pelekatan dirinya pada tiap bagian dari
sentromer kromosom, pada bidang ekuator. Kemudian pada bagian ujung benang
spindel yang lain akan membentang dan melekatkan ujungnya pada bagian kedua
kutub pembelahan yang mempunyai arah saling berlawanan.
Anafase I
Pada tahapan ini, setiap kromosom yang memiliki sifat homolog, akan mulai
melakukan penarikan oleh bagian-bagian dari benang spindel yang mulai bergerak
menuju ke kutub pada bagian pembelahan yang mempunyai arah yang saling
berlawanan. Tujuannya adalah untuk membagikan isi dari kromosom yang memilik
sifat diploid menjadi kromosom yang memilik sifat haploid.
Telofase I
Pada tahap ini, tiap bagian-bagian kromosom yang memiliki sifat homolog sudah
sampai pada bagian kutub pembelahan.
Sitokinesis I
Pada tahapan ini, tiap kromosom yang bersifat homolog akan dipisahkan oleh sekat-
sekat dan akhirnya sitokinesis akan menciptakan dua sel, yang masing-masing
mempunyai kromosom bersama kromatid yang kembar.
Interkinesis
Definisi dari interkinesis merupakan tahapan yang berada diantara dua tahapan
pembelahan meiosis. Pada tahap ini, tidak terjadi proses duplikasi / replikasi DNA.
Pada proses pembelahan meiosis I, akan menghasilkan dua sel anakan yang bersifat
haploid.
Tapi perlu diingat dalam hal ini, kromosom tersebut masih mempunyai sepasang
kromatid, yang mempunyai kandungan DNA-nya yang masih rangkap atau disebut
(2c). Sedangkan tujuan dari meiosis II untuk melakukan pembagian kedua salinan
yang ada pada sel anakan baru. Pada tahapan meiosis II, tahap-tahapnya serupa pada
tahapan meiosis I.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sebagai unit hereditas, bermakna bahwa semua sifat sel bisa diwariskan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Di dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mendorong penemuan sejumlah unit penurunan sifat yang ada
di dalam nukleus yaitu kromosom. Dalam kromosom terdapat sebuah gen
yang merupakan unit pembawa sifat tersebut. Melalui penemuan tersebut,
kemudian muncul teori bahwa sel adalah unit hereditas makhluk hidup.
B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Satuan Hereditas pada Makhluk Hidup ini,
diharapkan pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang Konsep serta Kelainan
yang mungkin dapat terjadi sehingga apabila terjadi pada diri sendiri, maka tahu cara
mengatasinya.
Daftar Pustaka
Hubungan Antara Pembelahan Mitosis dan Meiosis dengan Pewarisan Sifat. Biomagz.com.
05 JANUARI 2016. 25 September 2022. http://www.biomagz.com/2016/01/hubungan-
antara-pembelahan-mitosis-dan.html