Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

STRUKTUR SEL SEBAGAI SATUAN HEREDITAS PADA MAKHLUK HIDUP


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Biologi Umum
Dosen Pengampuh: Rizka Fardha, S.Pd., M.Pd

Oleh:

1. Nurul Jihad Kandrado A22122065


2. Gina Rizkyta Aulia A22122112
3. Nuraini A22122011
4. Ulya Ramadhani A22122111
5. Dwi Ninik Sunarti A22122061
6. Nabila Cahyani Basri A22122115
7. Khairunnisa Dwi Fahra A22122039
8. Misbahun Syudur A22122090

KELAS C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO T.A 2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Struktur Sel Sebagai Satuan
Hereditas Pada Makhluk Hidup ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen kami pada mata kuliah Biologi Umum. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang konsep sel sebagai satuan hereditas bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rizka Fardha, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata
kuliah biologi umum yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 24 September 2022

Penulis
Daftar Isi

JUDUL

MAKALAH.............................................................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
1. Teori asal sel sebagai unit hereditas makhluk hidup.................................................................5
2. Struktur dan fungsi Kromosom, Gen, DNA, dan RNA sebagai unit hereditas.............................5
3. Cara membedakan DNA dan RNA............................................................................................20
4. Proses Sintesis Protein.............................................................................................................20
5. Hubungan Antara Pembelahan Mitosis dan Meiosis dengan Pewarisan Sifat.........................22
BAB III..................................................................................................................................................30
PENUTUP.............................................................................................................................................30
A. Kesimpulan..............................................................................................................................30
B. Saran........................................................................................................................................31
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang.
Perlu diketahui bahwa, setiap gen yang ada di dalam tubuh akan materi genetik yang
diwariskan dari induk kepada keturunannya. Hal inilah yang menyebabkan mengapa
kita bisa memiliki ciri atau sifat yang mirip bahkan sama dengan orang tua kita.
Pewarisan sifat dari orang tua kepada anak-anaknya ini yang disebut dengan
hereditas. Penurunan sifat pada manusia dibedakn menjadi dua, yaitu sifat yang
terpaut kromosom tubuh (autosomal), dan sifat yang terpaut kromosom sex
(gonosomal). Sifat autosomal biasanya muncul pada pria dan wanita. Sedangkan sifat
gonosomal biasanya dipengaruhi oleh jenis kelamin, bisa hanya pada pria atau hanya
pada Wanita. Selain kromosom, struktur seperti Gen, DNA, maupun RNA juga
termasuk dalam proses hereditas atau penurunan sifat ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana teori asal sel sebagai unit hereditas makhluk hidup?


2. Bagaimana struktur dan fungsi Kromosom, Gen, DNA, dan RNA sebagai unit
hereditas?
3. Bagaimana cara membedakan DNA dan RNA?
4. Apa saja proses sintesis protein?
5. Apa kaitan antara pembelahan Mitosis dan Meiosis dalam proses pewarisan sifat?

C. Tujuan Masalah

1. Mendeskripsi teori asal sel sebagai unit hereditas makhluk hidup


2. Mendeskripsi struktur dan fungsi Kromosom, Gen, DNA, dan RNA sebagai unit
hereditas
3. Mendeskripsi cara membedakan DNA dan RNA
4. Mendeskripsi proses sintesis protein
5. Mendeskripsi kaitan antara pembelahan Mitosis dan Meiosis dalam proses pewarisan
sifat
BAB II
PEMBAHASAN

1. Teori asal sel sebagai unit hereditas makhluk hidup


Semua aktivitas makhluk hidup pada dasarnya terjadi di tingkat sel. Sel adalah
respirasi, sintesis, respon, transportasi, reproduksi, dan masih banyak aktivitas lain
dari makhluk hidup. Sebagai unit hereditas, bermakna bahwa semua sifat sel bisa
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Di dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mendorong penemuan sejumlah unit penurunan sifat yang ada di
dalam nukleus yaitu kromosom. Dalam kromosom terdapat sebuah gen yang
merupakan unit pembawa sifat tersebut. Melalui penemuan tersebut, kemudian
muncul teori bahwa sel adalah unit hereditas makhluk hidup.

Beberapa penemuan yang mendukung perkembangan dari teori sel, antara lain:

a. Robert Brown (1812), seorang ahli Biolog asal Skotlandia, menemukan


sebuah benda kecil yang terapung di dalam cairan sel yang disebut dengan
nukleus.
b. Felix Durjadin (1835), menganggap bahwa bagian yang paling penting dari
sebuah sel adalah cairan sel yang disebut sebagai protoplasma.
c. Johannes Purkinje (1787-1869), Ia adalah orang pertama yang mengajukan
istilah protoplasma yang digunakan sebagai nama bahan embrional sel telur.

2. Struktur dan fungsi Kromosom, Gen, DNA, dan RNA sebagai unit
hereditas
 Kromosom
Kromosom merupakan struktur berbentuk seperti kumpulan benang-benang
halus yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetik dari induk kepada
keturunannya. Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer yang
merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom (arm)
yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang).

Sifat-sifat kromosom adalah:


(a). Hanya terlihat pada waktu sel membelah.
(b). Mempunyai ukuran panjang antara 0,2 – 40 m (mikron).
(c). Kromosom pada sel prokariotik hanya memiliki satu kromosom dan tidak
terletak di dalam inti sel. (d). Kromosom sel eukariotik, jumlahnya bervariasi
menurut jenis organisme dan terdapat di dalam nukleus.
(e). Umumnya memiliki susunan kimia yang terdiri dari protein, DNA, dan
RNA.
(f). Protein terdiri dari histon dan nonhiston.
(g). Memiliki beberapa enzim yang terlibat dalam sintesis DNA dan RNA.
1. Susunan Kromosom
Kromosom pada organisme prokariotik ada yang berupa RNA saja. Ini
dapat dijumpai pada virus mozaik (tembakau). Kromosom dapat pula
berupa DNA saja misalnya pada virus T dan dapat pula mengandung
keduanya yaitu DNA dan RNA seperti pada bakteri Escherichia coli.

Kromosom pada organisme eukariotik tersusun dari bagian-bagian berikut.


a. DNA, DNA menyusun kromosom sekitar 35% dari keseluruhan
kromosom.

b. RNA, RNA menyusun kromosom sekitar 5% dari keseluruhan

c. Protein, menggulung benang kromosom sehingga menjadi pudar dan


berperan sebagai enzim pengganda DNA dan pengkopi
DNA.kromosom. Protein ini terdiri atas histon yang bersifat basa dan
nonhiston yang bersifat asam. Kedua macam protein ini berfungsi
untuk menggulung benang kromosom sehingga menjadi pudar dan
berperan sebagai enzim pengganda DNA dan pengkopi DNA.

2. Struktur Kromosom
Kromosom memiliki struktur sebagai berikut:
Struktur Kromosom

a. Sentromer
Sentromer merupakan bagian kepala kromosom berbentuk bulat yang
merupakan pusat kromosom dan membagi kromosom menjadi dua
lengan. Bagian ini merupakan daerah penyempitan pertama pada
kromosom yang khusus dan tetap. Daerah ini disebut juga
kinetokoratau tempat melekatnya benang-benang gelendong (spindle
fober). Elemen-elemen ini berfungsi untuk menggerakkan kromosom
selama mitosis atau sebagian dari mitosis. Pembelahan sentromer ini
akan memulai gerakan kromatid pada masa anafase.
b. Lengan
Bagian lengan ini merupakan bagian badan utama kromosom yang
mengandung kromosom dan gen. Umumnya jumlah lengan pada
kromosom dua, tetapi ada juga beberapa yang hanya berjumlah satu.
Lengan dibungkus oleh selaput tipis dan di dalamnya terdapat matriks
yang berisi cairan bening yang mengisi seluruh bagian lengan. Cairan
ini mengandung benang-benang halus berpilin yang disebut
kromonema. Bagian kromonema yang mengalami pembelahan disebut
kromomer yang berfungsi untuk membawa sifat keturunan sehingga
disebut sebagai lokus gen. Pada bagian ujung kromosom terdapat suatu
tambahan yang disebut satelit.

3. Pembagian Kromosom
 Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibagi menjadi empat, yaitu
sebagai berikut.
a. Telosentrik
Telosentrik ini memiliki ciri-ciri yaitu memiliki lengan hanya satu,
memiliki bentuk seperti batang, dan letak sentromernya berada di
ujung.
b. Metasentrik
Metasentrik ini memiliki ciri-ciri yaitu mempunyai dua lengan yang
sama panjang, dan letak sentromer berada di tengah memiliki bentuk
seperti huruf V.
c. Akrosentrik
Akrosentrik memiliki ciri-ciri yaitu mempunyai dua lengan yang tidak
sama panjang, letak sentromernya dekat ujung, dan memiliki bentuk
seperti huruf J.
d. Submetasentrik
Kedua lengan hampir sama panjang, letak sentromer hampir ditengah,
memiliki bentuk seperti huruf L.

Struktur Kromosom

 Berdasarkan tipenya, kromosom dibagi menjadi dua.


Sel tubuh kita punya 23 pasang atau 46 buah kromosom. Dari 23 pasang
atau 46 kromosom yang ada di sel tubuh kita itu, bisa dibedakan menjadi
kromosom tubuh (autosom) dan kromosom kelamin (gonosom).
a. Kromosom Tubuh
Kromosom tubuh (autosom) itu berfungsi untuk mengontrol sifat-sifat
tubuh suatu organisme, tapi tidak ikut menentukan jenis kelamin.
Kromosom tubuh dilambangkan dengan simbol A yang berasal dari
kata autosom. Jumlahnya adalah 22 pasang atau 44 buah, sehingga
sering dituliskan sebagai 22AA atau 44A.

b. Kromosom Kelamin
Kromosom kelamin (gonosom) berfungsi untuk menentukan jenis
kelamin suatu organisme dan beberapa sifat tertentu. Gonosom
berjumlah 1 pasang atau 2 buah. Pada laki-laki, sel gonosom terdiri dari
kromosom X dan Y, sehingga biasa disebut XY. Sementara pada
perempuan, gonosomnya terdiri dari sepasang kromosom X, sehingga
ditulis sebagai XX.
4. Ukuran dan Jumlah Kromosom
Ukuran dan jumlah kromosom sangat bervariasi dari berbagai spesies. Sel
tubuh kromosom selalu berada dalam keadaan berpasang-pasangan.
Kromosom yang berpasangan dengan memiliki bentuk, ukuran dan
komposisi sama disebut kromosom homolog. Hal ini dapat dijumpai pada
sel tubuh lalat buah yang memiliki 4 macam kromosom homolog,
sedangkan manusia mempunyai 23 macam kromosom homolog. Perangkat
kromosom disebut genom, pada sel tubuh terdapat sepasang kromosom
yang disebut diploid (2n), sedangkan pada sel gamet hanya terdapat satu
pasang kromosom saja yang disebut dengan haploid (n). Seseorang yang
mengalami penyakit kanker maka set kromosomnya lebih dari dua,
kemungkinan terjadi triploid, tetraploid, dan poliploid.

Gambar Jumlah kromosom pada manusia


 Gen
Gen adalah suatu unit terkecil dari bahan sifat-sifat menurun dengan ukuran 4-
50 mikron. Pada tahun 1902, Boveri dan W. S. Sutton membuktikan bah wa
gen adalah bagian dari kromosom yang terletak berderet-deret secara teratur
pada kromosom. Gen terletak di dalam kromosom, yaitu di suatu tempat yang
disebut dengan lokus. Lokus-lokus ini digambarkan sebagai garis-garis pendek
yang horizontal di sepanjang kromosom yang digambarkan sebagai garis
panjang vertikal seperti terlihat pada gambar
Letak Lokus Pada Kromosom Homolog

Masing-masing lokus ditempati oleh jajaran huruf atau abjad. Huruf-huruf


tersebut merupakan simbol dari gen. Gen-gen tersebut terlihat berjajar dari
atas ke bawah. sepanjang garis vertikal, yang merupakan simbol dari
kromosom. Huruf abjad ada yang ditulis dengan huruf besar dan kecil. Huruf
besar menunjukkan sifat yang dominan dari gen, sedangkan huruf kecil
menunjukkan sifat yang resesif dari gen. Gen-gen yang menampakkan
senyawa kimia sebagai substansi hereditas mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut.

 Sebagai zarah tersendiri yang terdapat dalam kromosom.


 Mengandung informasi genetik.
 Dapat menduplikasi diri saat terjadi pembelahan sel.
 Mempunyai tugas khusus sesuai fungsinya.
 Kerjanya ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogennya.
Setiap gen yang mengkode karakter tertentu sebenarnya masih punya beberapa
variasi yang disebut sebagai alel. Misal, gen pengkode warna bunga, akan
memiliki dua macam alel atau dua macam variasi, yaitu:
 Alel yang mengkode warna bunga merah
 Alel yang mengkode warna bunga putih.
Tiap pasangan alel ini akan terletak pada lokus pasangan kromosom homolog
yang bersesuaian, kemudian pasagan alel ini juga akan membentuk kombinasi
genetik atau genotipe. Bersama dengan faktor lingkungan, genotipe kemudian
akan memunculkan fenotipe atau sifat yang tampak.
Pada umumnya, suatu gen dapat disimbolkan dengan huruf. tepatnya, huruf
kapital digunakan untuk menyimbolkan alel atau variasi gen yang bersifat
dominan, misalnya M (merah), sedangkan huruf kecil menyatakan alel resesif,
misalnya m (putih). Saat suatu individu itu memiliki sepasang alel, maka jika
suatu gen punya dua macam alel, genotipe yang bisa terbentuk jadi ada 3
macam, yaitu MM, Mm dan mm.
Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
a) Jika alel M berpasangan alel M juga, maka akan membentuk genotipe
MM atau disebut homozigot dominan. Fenotipe yang muncul dari
genotipe ini adalah warna merah, karena alel yang dimiliki sama-sama
dominan.
b) Jika alel M berpasangan dengan alel m, akan membentuk genotipe Mm
atau heterozigot. Fenotipe yang muncul dari genotipe ini adalah merah
juga, karena alel M bersifat dominan terhadap alel m.
c) Jika alel m berpasangan dengan alel m, akan membentuk genotipe mm
atau homozigot resesif. Fenotipe yang muncul dari genotipe ini adalah
warna putih karena alel yang dimiliki sama-sama resesif.
Gen merupakan substansi hereditas yang memiliki fungsi seperti berikut:
a. Menyampaikan informasi genetika dari generasi ke generasi.
b. Mengontrol dan mengatur metabolisme dan perkembangan tubuh. Proses
reaksi kimia dalam tubuh dapat terjadi secara berurutan. Pada setiap
tahap reaksinya diperlukan enzim. Pembentukan dan pengontrolan kerja
enzim tersebut dilakukan oleh gen. Pada proses perkembangan yang
memerlukan hormon juga diatur oleh gen.
c. Menentukan sifat-sifat pada keturunannya. Seperti dicontohkan pada
fakta di depan. Sifat-sifat tersebut dapat berupa warna kulit, bentuk
rambut, bentuk badan, dan lain-lain.
Dalam penampakan luarnya, gen bekerja dengan dipengaruhi oleh faktor-
faktor berikut.
1) Gen yang dipengaruhi jenis kelamin. Gen ini disebut dengan Sex
Influenced Gene, merupakan gen dominan yang biasanya memperlihatkan
pengaruh sama pada semua jenis, tetapi ada gen-gen tertentu yang
dipengaruhi oleh jenis kelamin. Misalnya:
 Gen Kepala Botak
Genotipe Fenotipe
Pria Wanita
BB Botak Botak
Bb Botak Tidak Botak
bb Tidak Botak Tidak Botak

 Jari Telunjuk
Genotipe Fenotipe
Pria Wanita
PP Telunjuk Panjang Telunjuk Panjang
Pp Telunjuk Pendek Telunjuk Panjang
pp Telunjuk Pendek Telunjuk Pendek

2) Gen yang Pengaruhnya Terbatas pada Jenis Kelamin Tertentu


Gen ini disebut Sex Limited Gene, merupakan gen yang hanya tampak
pada jenis kelamin tertentu saja. Misalnya:
 Gen pengatur pertumbuhan payudara. Hal ini hanya tampak pada
jenis kelamin wanita.
 Gen pengatur ukuran dan bentuk penis. Hal ini hanya tampak pada
jenis kelamin pria.
 Gen pengatur sifat kelamin sekunder. Hal ini hanya tampak pada
jenis kelamin tertentu. Sifat kelamin sekunder pada pria, antara lain
adanya kumis, jakun, suara besar. Sedangkan sifat kelamin sekunder
pada wanita antara lain kulit halus, pinggul besar, dan suara tinggi.

Gambar Struktur Gen


Setiap gen yang mengkode karakter tertentu sebenarnya masih punya beberapa
variasi yang disebut sebagai alel. Misal, gen pengkode warna bunga, akan
memiliki dua macam alel atau dua macam variasi, yaitu:
 Alel yang mengkode warna bunga merah
 Alel yang mengkode warna bunga putih.
Tiap pasangan alel ini akan terletak pada lokus pasangan kromosom homolog
yang bersesuaian, kemudian pasagan alel ini juga akan membentuk kombinasi
genetik atau genotipe. Bersama dengan faktor lingkungan, genotipe kemudian
akan memunculkan fenotipe atau sifat yang tampak.
Pada umumnya, suatu gen dapat disimbolkan dengan huruf. tepatnya, huruf
kapital digunakan untuk menyimbolkan alel atau variasi gen yang bersifat
dominan, misalnya M (merah), sedangkan huruf kecil menyatakan alel resesif,
misalnya m (putih).
Saat suatu individu itu memiliki sepasang alel, maka jika suatu gen punya dua
macam alel, genotipe yang bisa terbentuk jadi ada 3 macam, yaitu MM, Mm
dan mm. Penjelasan lebih lanjut seperti:
a) Jika alel M berpasangan alel M juga, maka akan membentuk genotipe
MM atau disebut homozigot dominan. Fenotipe yang muncul dari
genotipe ini adalah warna merah, karena alel yang dimiliki sama-sama
dominan.
b) Jika alel M berpasangan dengan alel m, akan membentuk genotipe Mm
atau heterozigot. Fenotipe yang muncul dari genotipe ini adalah merah
juga, karena alel M bersifat dominan terhadap alel m.
c) Jika alel m berpasangan dengan alel m, akan membentuk genotipe mm
atau homozigot resesif. Fenotipe yang muncul dari genotipe ini adalah
warna putih karena alel yang dimiliki sama-sama resesif.

 DNA
DNA merupakan suatu senyawa kimia yang penting pada makhluk hidup.
Tugas utamanya membawa materi genetik dari suatu generasi ke generasi
berikutnya. DNA juga merupakan senyawa polinukleotida yang membawa
sifat-sifat keturunan yang khas pada kromosom. DNA pertama kali
ditemukan oleh F. Miescher (1869) dari sel spermatozoa dan sel eritrosit
burung, selanjutnya dinamakan sebagai nuklein. Penemuan lain dilakukan
oleh Fischer (1880), yaitu tentang adanya zat pirimidin (yang berupa Sitosin
dan Timin) dan dua purin (Adenin dan guanin). Setelah penemuan tersebut,
dilengkapi pula dengan penemuan Levine (1910) tentang gula 5 karbon
ribosa, gula deoksiribosa, dan asam fosfat dalam inti. Keberadaan DNA
tersebut sebagian besar di dalam nukleus (inti sel). Tetapi ada juga yang
terdapat pada mitokondria.

1. Struktur DNA

Molekul DNA memiliki susunan kimia yang sangat kompleks dan rantai
nukleotida yang panjang. DNA merupakan rangkaian nukleotida dan setiap
nukleotida tersusun dari substansi dasar seperti berikut.
a. Senyawa Fosfat Senyawa fosfat berfungsi untuk mengikat molekul gula
satu dengan gula yang lain.
b. Gula Pentosa (deoksiribosa)
Gula pentosa membentuk rangkaian gula fosfat yang merupakan tulang
punggung atau kekuatan dari struktur double helix DNA. c. Basa
Nitrogen
c. Basa nitrogen ini terikat pada setiap molekul gula. Basa nitrogen
dibedakan menjadi dua.
 Basa Purin
Basa purin dengan struktur cincin ganda yaitu Adenin (A) dan
Guanin (G)
Struktur Basa Purin
 Basa pirimidin
Basa pirimidin dengan struktur cincin tunggal yaitu Timin (T) dan
Sitosin (S)

Struktur Basa Pirimidin

Basa nitrogen yang terdiri atas purin (Adenin dan Guanin) dan pirimidin
(Sitosin dan Timin) akan membentuk rangkaian senyawa kimia dengan
gula pentosa, membentuk nukleosida. Nukleosida bersenyawa dengan
gugus fosfat membentuk nukleotida, yang mempunyai bentuk rantai
panjang.

Nukleotida
Nukleotida inilah yang akan menyusun molekul DNA. Satu molekul
DNA terdiri atas ratusan atau ribuan nukleotida. Nukleotida nukleotida
tersebut membentuk rantai panjang yang disebut polinukleotida. Antara
rantai polinukleotida satu dengan yang lainnya basa nitrogen.

Struktur DNA

Model struktur molekul DNA sebenarnya merupakan struktur DNA


double helix (tangga tali berpilin), seperti gambar berikut:
Struktur Double Helix

Model struktur DNA tersebut ditemukan oleh James Watson dan Francis
Crick pada tahun 1953. Model struktur DNA ini kemudian disebut
dengan model DNA Watson-Crick

Model DNA Watson-Crick

Dua basa nitrogen yang ber pasangan antara purin dengan pirimidin,
dengan pasangan yang mungkin terjadi yaitu Adenin dengan Timin,
sedangkan Guanin dengan Sitosin. Antara dua basa nitrogen yang
berpasangan yaitu antara Adenin dengan Timin, antara Guanin dengan
Sitosin di hubungkan oleh ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen merupakan
jenis ikatan yang lemah, tetapi karena hal inilah justru akan membantu
dalam proses pembelahan dan sintesis protein.

2. Fungsi DNA
Fungsi atau peranan DNA ini sebenarnya tidak sekadar sebagai
pembawa materi genetik, melainkan juga menjalankan fungsi yang
sangat kompleks pula, antara lain:
a. Sebagai pembawa materi genetika dari generasi ke generasi
berikutnya.
b. Mengontrol aktivitas hidup secara langsung maupun tidak
langsung.
c. Melakukan sintesis protein.
d. Sebagai autokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk
menggandakan diri (replikasi).
e. Sebagai heterokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk dapat
mensintesis senyawa lain.
3. Replikasi DNA
Replikasi adalah kemampuan DNA untuk dapat menggandakan diri.
Proses-proses yang terjadi saat terjadinya replikasi adalah sebagai
berikut.
Ikatan hidrogen membuka sehingga kedua pita akan memisah.
 Pita saling memisah. Basa nitrogen pada masing-masing pita
berfungsi sebagai cetakan yang mengatur pengikatan basa
komplementer (basa pelengkap) pada pita baru yang
dibentuk.
 Masing-masing pita lama membentuk pita baru, sehingga
menghasilkan dua pita double helix.
Proses yang terjadi tersebut dipengaruhi oleh enzim helikase, enzim
polimerase, dan ligase. Replikasi DNA dapat terjadi melalui tiga
kemungkinan:
 Konservatif
Replikasi konservatif ini melalui cara, yaitu pita double heliks DNA
induk tetap tidak berubah, kemudian digunakan untuk mencetak dua
pita double heliks DNA yang baru.
 Semi konservatif
Replikasi semi konservatif ini melalui cara, yaitu pita double heliks
DNA induk terpisah, kemudian mensintesis pita DNA yang baru
dengan cara melengkapi (komplementasi) pada masing-masing pita
DNA induk tersebut.
 Dispersif
Dispersif ini melalui cara, yaitu kedua pita double heliks induk
terputus membentuk segmen-segmen pita DNA yang baru,
kemudian segmen pita DNA induk akan disambung dengan segmen
pita DNA baru. Sehingga pada peristiwa ini hasil akhirnya adalah
segmen pita DNA induk dengan segmen pita DNA yang baru yang
tersebar pada pita double heliks DNA yang terbentuk.

Peristiwa replikasi DNA


 RNA
Bahan genetik, selain DNA adalah RNA. Di dalam inti sel makhluk hidup,
baik sel prokariotik maupun sel eukariotik terdapat asam nukleat yang
berupa DNA dan RNA. Tetapi beberapa virus tidak memiliki DNA,
sehingga hanya memiliki RNA saja, maka dalam hal ini fungsi RNA
menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi genetik maupun dalam
mengatur aktivitas sel. RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu fragmen
DNA, sehingga RNA merupakan polimer yang jauh lebih pendek dibanding
DNA.

o Struktur RNA
Molekul RNA mempunyai bentuk yang berbeda dengan DNA. RNA
memiliki bentuk pita tunggal dan tidak berpilin. Susunan RNA terdiri atas:
a. Gugus fosfat,
b. Gula pentosa (gula ribosa),
c. Basa nitrogen
Basa nitrogen dibedakan menjadi dua jenis
1) Basa purin yang tersusun dari Adenin (A) dan Guanin (G).
2) Basa pirimidin yang tersusun dari Sitosin (S) dan Urasil (U).

Struktur RNA
Basa purin dan pirimidin RNA memiliki rumus kimia yang berbeda dari DNA.

Rumus Kimia Gula Pentosa (Ribosa) dan Basa Urasil dari RNA

1. Macam dan Fungsi RNA


Menurut peranan dan tempat terdapatnya, RNA dapat dibedakan seperti berikut.

a. RNA duta (RNAd)


RNA duta disebut juga messenger RNA (mRNA). RNA duta merupakan RNA
yang urutan basanya berpasangan dengan salah satu urutan basa rantai DNA.
RNA duta dibentuk oleh DNA di dalam inti sel, fungsi dari RNA duta adalah
menyampaikan informasi genetik dalam bentuk kode-kode genetik dalam inti ke
ribosom dan sebagai pola cetakan dalam membentuk polipeptida. RNA duta ini
dibentuk bila diperlukan dan jika tugasnya selesai, maka akan dihancurkan dalam
plasma.
b. RNA Ribosom (rRNA)
RNA ribosom dibentuk oleh DNA dan terdapat di dalam ribosom. Fungsi dari
RNA ribosom adalah sebagai mesin perakit dalam sintesis protein yang bergerak
ke satu arah sepanjang RNA duta. Di dalam ribosom molekul rRNA ini mencapai
30-46%.
c. RNA Transfer (tRNA)
RNA transfer dibentuk oleh DNA dan terletak di dalam sitoplasma. RNA transfer
berfungsi mengangkut asam-asam amino ke ribosom sesuai dengan kode yang
terdapat dalam RNA duta, serta menerjemahkan kode-kode yang dibawa oleh
RNA duta.

3. Cara membedakan DNA dan RNA


 Rantai Nukleotida. Ini adalah salah satu pembeda yang paling jelas
dari RNA dan DNA. Mereka berdua memiliki sususan rantai
nukelotida yang berbeda. RNA hanya bisa membentuk satu rantai
nukleotida dan tidan bisa berlaku macam DNA yang bisa membentuk
rantai nukleotida ini menjadi saatu rantai yang disebut dengan double
helix.
 Basa Pirimidin, dalam DNA basa pimiridin yang menyusunnya adalah
sitosin dan timin. Sementara itu, dalam RNA, basa pirimidin yang
tersusun adalah sitosin dan urasil.
 Gula Pentosa, dalam RNA, gula pentosa yang terkandung adalah
ribosa, sementara dalam DNA, gula pentosanya adalah deoksiribosa.
 Ukuran, dalam ukuran, dua cetak biru manusia ini memiliki ukuran
yang berbeda. DNA cenderung berukuran besar sementara RNA
cenderung lebih kecil.
 Letak. Untuk masalah letak pun, DNA dan RNA berbeda. DNA
terletak di inti sel, sementara itu RNA terletak di sitoplasma.
 Jenis. DNA tidak memilki jenis. Ia hanya DNA saja. Sementara RNA
memiliki banyak jenis, mulai dari mRNA, tRNA, dan rRNA.
4. Proses Sintesis Protein
Sintesis protein merupakan suatu proses yang komplek, termasuk di dalamnya
penerjemahan kode-kode pada RNA menjadi polipeptida. Sintesis protein
melibatkan DNA, RNA, ribosom, asam amino, dan enzim. Sintesis protein
membutuhkan bahan dasar asam amino, dan berlangsung di dalam inti sel dan
ribosom (sitoplasma). Tahap-tahap sintesis protein dibagi menjadi 2 yaitu: Transkripsi
dan Translasi

a. Transkripsi
1. Berlangsung dalam inti sel.
2. Dimulai dengan membukanya rantai DNA heliks ganda membentuk
gelembung transkripsi. Dengan demikian RNA polimerase berikatan dengan
DNA.
3. Pita DNA yang berfungsi sebagai pencetakan RNA disebut pita template atau
antisense dan pita DNA yang tidak mencetakan RNA disebut dengan pita
sense.
4. Pita RNA dibentuk sepanjang pita DNA pencetak (template) dengan urutan
basa nitrogennya komplementer dengan basa nitrogen yang ada pada pita
cetakan DNA.
5. Pita RNA yang telah selesai menerima pesan genetik dari pita DNA pencetak
segera meninggalkan inti nukleus menuju ke ribosom, tempat sintesis protein
dalam sitoplasma. Pita RNA menempatkan diri pada leher ribosom.
6. RNA yang ada dalam sitoplasma bersiap-siap untuk berperan dalam proses
translasi (sintesis protein).
Proses transkripsi lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut:

Proses Transkripsi
b. Translasi
1. RNAd dan RNAt setelah sampai di ribosom selanjutnya tiga basa nitrogen
pada antikodon RNAt berpasangan dengan tiga basa nitrogen pada kodon
RNAd. Misalnya AUG pada kodon RNAd berpasangan dengan UAC pada
antikodon RNAt, sehingga asam amino diikat oleh RNAt adalah metionin.
Dengan demikian nama asam amino merupakan terjemahan dari basa-basa
nitrogen yang ada pada RNAd.
2. Ribosom dengan RNAd bergerak satu kodon.
3. Sebuah asam amino ditambahkan pada rantai polipeptida.
4. Asam amino yang pertama (metionin) segera lepas dari RNAt kembali ke
sitoplasma untuk mengulang fungsinya dengan cara yang sama. RNAt
berikutnya datang untuk berpasangan dengan kodon RNAd berikutnya.
Proses keseluruhan ini berkesinambungan sampai terbentuk polipeptida
tertentu yang terdiri dari asam amino dengan urutan basa nitrogen tertentu.

Pro
ses Translasi

5. Hubungan Antara Pembelahan Mitosis dan Meiosis dengan


Pewarisan Sifat
Makhluk hidup melakukan reproduksi dalam rangka memperbanyak
keturunan, menjaga kelestarian jenisnya, dan dalam rangka mewariskan
sifat dari induk kepada keturunannya. Karena makhluk hidup tersusun atas
sel-sel, maka reproduksi tingkat sel mempunyai peranan penting,
khususnya dalam pewarisan sifat. Reproduksi pada tingkat sel dilakukan
dengan cara pembelahan, baik secara mitosis maupun meiosis.
Pembelahan tersebut melibatkan inti sel yang di dalamnya terdapat
kromosom dalam bentuk DNA atau lebih dikenal dengan gen.

Kromosom bertugas membawa sifat individu dan membawa informasi


genetika yang tugas tersebut dilaksanakan oleh gen, yaitu menyampaikan
informasi genetik dari generasi ke generasi, terutama pada saat gen
melakukan duplikasi diri. Agar sifat induk tersebut dapat diwariskan
kepada keturunannya, maka diperlukan mekanisme pembagian gen melalui
penggandaan kromosom. Mekanisme pembagian gen melalui penggandaan
kromosom tersebut dengan jalan melakukan pembelahan, baik secara
mitosis maupun meiosis.
 Pembelahan Mitosis
Definisi dari pembelahan mitosis merupakan suatu proses
pembelahan dimana prosesnya akan menghasilkan sel-sel tubuh.

Ciri – ciri Pembelahan Sel Mitosis:


 Proses langsung pada sel somatic
 Menghasilkan 2 sel yang memiliki sifat identik dengan induknya
 Terjadi 1 kali pembelahan dari 4 fase:
Profase
Metafase
Anaphase
Telofase
 Terdiri dari satu fase yaitu Interfase
 Sel induk dan anak memiliki kesamaan jumlah kromosom tetapi sel
anak masih bisa membelah lagi
 Pembelahan secara mitosis terjadi pada usia muda, dewasa dan tua.
 Terjadi organisme Unsiluler atau bersel tunggal, misalnya:
Amoeba
Parameciu
Alga Biru, dll
 Setiap sel terbelah menjadi 2 sel

Tujuan Pembelahan Sel Mitosis:


Untuk reproduksi yaitu untuk memperbanyak diri yang awalnya
hanya satu kini terbelah menjadi beberapa bagian sehingga
menghasilkan pembelahan yang banyak dan sempurna.

Pembelahan secara mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi


melalui tahapan-tahapan tertentu (akan dibahas kemudian).
Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan. Setiap sel
anakan mengandung jumlah kromosom yang sama dengan
induknya. Pembelahan mitosis terjadi pada sel eukariotik. Jika sel
induk membelah mengandung kromosom diploid (2n), sel anakan
yang dihasilkan dari pembelahan mitosis adalah dua sel anakan
yang juga diploid (2n).

Dengan kata lain, pembelahan mitosis menghasilkan dua sel


anakan identik. Pada proses pembelahan secara mitosis dapat
terjadi selama proses perkembangan, pertumbuhan dan juga
reproduksi aseksual (reproduksi yang menghasilkan keturunan dari
orang tua tunggal). Jika pada makhluk hidup seperti hewan dan
manusia, proses pembelahan sel secara mitosis dapat terjadi pada
sel meristem somatis yang dapat diartikan sebagai sel tubuh yang
masih muda yang masih mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan.
Contoh zigot, zigot adalah hasil dari sel telur yang telah dibuahi
oleh sperma. Disini Zigot dapat melakukan proses pembelahan
yang dilakukan beberapa kali secara mitosis guna melakukan
peranannya dalam proses pembentukan suatu embrio. Jika
pembelahan pada tumbuhan yang memiliki bunga, perkembangan
dan pertumbuhan paling besar dapat terjadi pada bagian-bagian
yakni pada bagian ujung akar dan bagian ujung tunas batang. Jadi
pembelahan sel secara mitosis pada tumbuhan yang memiliki
bunga dapat terjadi pada sel-sel meristem di kedua bagian tempat
tersebut.
Pada umumnya, proses pembelahan sel secara mitosis dibagi
menjadi beberapa fase, yakni fase istirahat (interfase), fase
pembelahan inti (kariokinesis), dan fase pembelahan sitoplasma
(sitokinesis).

1. Tahap Interfase
Pada tahapan ini, suatu sel dianggap melalui proses istirahat terlebih dahulu dari
proses pembelahan. Walaupun demikian, sesungguhnya tahap interfase bisa dikatakan
sebagai suatu tahap yang bersifat aktif dan penting dalam membantu untuk
mempersiapkan proses terjadinya pembelahan. Pada proses persiapan yakni berupa
duplikasi / replikasi dari DNA yang telah melipatgandakan dirinya. Kemudian
tahapan dari tahap interfase dikategorikan lagi menjadi 3 ke fase gap-1 (G1), fase
sintesis (S), dan fase gap-2 (G2).

Fase gap-1 (G1): pada fase ini sel-sel belum melakukan proses duplikasi / replikasi
DNA, sehingga DNA masih memiliki jumlah 1 salinan saja, dan diploid (2n).

Fase sintesis (S): Pada fase ini, DNA sudah melalui proses duplikasi / replica,
sehingga akan menghasilkan salinan dari DNA dan diploid (2c,2n).

Fase gap-2 (G2): Pada fase ini proses terjadinya duplikasi / replikasi DNA telah
dinyatakan selesai, dan sel akan melakukan proses persiapan sebelum mengadakan
proses pembelahan.

2. Tahap kariokinesis
Ciri-ciri Pembelahan Sel Mitosis:
 Proses langsung pada sel somatic
 Menghasilkan 2 sel yang memiliki sifat identik dengan induknya
 Terjadi 1 kali pembelahan dari 4 fase:
Profase
Metafase
Anaphase
Telofase
 Terdiri dari satu fase yaitu Interfase
 Sel induk dan anak memiliki kesamaan jumlah kromosom tetapi sel anak
masih bisa membelah lagi
 Pembelahan secara mitosis terjadi pada usia muda, dewasa dan tua.
Fase Mitosis
Fase mitosis adalah fase yang terjadi pembelahan yang tidak di awali dengan
interfase akan tetapi interfase ini merupakan salah satu fase dari mitosis dengan
meitosis yang berkelanjutan. Sehingga antara mitosis dengan mitosis yang lainnya
bisa terjadi interfase. Sehingga perlu diketahui juga bahwa dimana pada interfase
ini sel akan melakukan beberapa persiapan yang akan di gunakan untuk mitosis
selanjutnya.

Pembelahan sel mitosis ini di bagi menjadi 2 fase yaitu:

Pembelahan Mitosis
1. Fase Kariokinesis
 Profase
Pada tahapan ini, DNA akan mulai digabungkan / dikemas menjadi kromosom.
Definisi dari kromosom adalah sebagai suatu struktur-struktur paling padat dari
gabungan / kemasan DNA. DNA sendiri, harus digabung / dikemas ke dalam suatu
kromosom. Definisi dari profase adalah sebagai tahapan-tahapan yang paling lama
terjadi dalam proses pembelahan sel secara mitosis.

Pada tahapan-tahapan profase awal, kromosom sendiri akan mulai tampak menjadi
lebih pendek dan mulai menebal. Jika pada tahapan di sel hewan, bagian sentriol akan
mengalami proses membelah dan masing-masingnya akan melakukan proses
pergerakan menuju ke kutub yang jalurnya berlawanan arah pada nukleus. Kemudian
proses selanjutnya akan terbentuk suatu jaringan benang-benang spindel yang
mempunyai penghubung secara langsung dari bagian kutub ke bagian kutub pula.
Jika pada tahapan di sel tumbuhan, tidak mempunyai bagian sentriol dan bagian dari
benang-benang spindel yang akan terbentuk tanpa terjadi pengikatan pada pada
sentriol. Sedangkan pada tahapan-tahapan profase akhir, masing-masing dari
kromosom sendiri akan mulai terlihat yang terdiri dari dua bagian kromatid yang
mengalami proses pengikatan pada sentromer. Kemudian proses selanjutnya, bagian
dari nucleolus akan menghilang dan bagian dari membran nucleus akan mengalami
kehancuran. Pada tahapan-tahapan ini, bagian kromosom bergerak sangat bebas di
dalam bagian-bagian sitoplasma.

 Metafase
Definisi dari metafase adalah sebagai tahapan-tahapan yang sangat singkat dalam
proses pembelahan sel secara mitosis. Pada tahapan-tahapan tersebut, bagian
kromosom bergerak menuju ke bidang ekuator pada benang-benang spindel.
Kromosom akan mengalami pengikatan pada benang-benang spindel melalui bagaian
sentromer. Kromosom bermukim pada bidang ekuator dengan tujuan agar pada saat
proses pembagian-pembagian sejumlah informasi-informasi dari DNA, sehingga
pembagian informasi dari DNA dilakukan secara merata dan sama jumlahnya kepada
sel anakan.

 Anafase
Definis dari anafase adalah sebagai tahapan-tahapan yang singkat dalam proses
pembelahan sel secara mitosis. Dalam tahapan-tahapan ini, pada masing-masing
sentromer akan melakukan pengikatan pada kromatid yang sedang membelah secara
bersamaan. Kromatid akan mengalami pergerakan menuju bagian kutub untuk
pembelahan.

Hal tersebut karena terjadinya proses kontraksi pada benang spindel. Saat proses
kontraksi sendiri, pada benang spindel akan mulai memendek dan selanjutnya akan
menarik kromatid untuk membelah menjadi dua bagian yang sama pada kedua kutub
yang mempunyai arah berlawanan. Tahapan-tahapan ini akan menghasilkan salinan
kromosom yang saling berpasangan.

 Telofase
Pada tahapan-tahapan ini, bagian dari membran inti akan mulai terbentuk dan pada
nucleolus akan kembali muncul. Pada bagian kromosom akan melalui proses
pembentukan benang-benang yang bernama benang kromatin.

2. Fase Sitokinesis
Pada tahap ini akan terjadi proses pembelahan sel pada sitoplasma yang akan diikuti
dengan suatu proses pembentukan sekat-sekat pada sel yang baru. Sekat-sekat ini
akan memisahkan bagian antara dua inti tersebut yang kemudian akan menjadi dua sel
anakan. Pada sel hewan sendiri, tahapan-tahapan sitokinesis akan dimulai pada saat
tahapan telofase berakhir. Sedangkan pada sel tumbuhan mempunyai bagian dinding
sel keras. Maka dari itu, tahapan sitokinesis pada sel tumbuhan berbeda dengan
tahapan sitokinesis pada sel hewan.
 Pembelahan Sel Secara Meiosis
Pembelahan secara meiosis didefinisikan sebagai proses
pembelahan sel yang melewati suatu tahapan-tahapan tertentu.
Proses pembelahan ini yakni terjadi pembelahan sel induk diploid /
disebut dengan (2n) dan menghasilkan empat sel anakan haploid /
disebut dengan (n). Separuh kromosom sel induk terkandung dalam
masing-masing sel anakan yakni haploid (n).

Proses ini terjadi pada saat pembentukan sel gamet yang prosesnya
terjadi pada bagian organ reproduktif. Pada makhluk hidup seperti
halnya hewan dan manusia, sperma yang bersifat haploid akan
dihasilkan di bagian dalam testis dan sel telur yang bersifat haploid
yang akan dihasilkan di bagian dalam ovarium.

Sedangkan pada tumbuhan yang memiliki bunga, sel gamet akan


dihasilkan di bagian dalam putik dan dari benang sari yang melalui
proses pembelahan sel secara meiosis. Tujuan Meiosis adalah
sebagai penghasil gamet yang secara genetik hanya mempunyai
setengah dari induknya sendiri, dampaknya akan menyebabkan
adanya berbagai macam variasi genetik.

Pada tahapan-tahapan ini sel kelamin berperan sebagai reproduksi


suatu makhluk hidup secara seksual yang memiliki sifat generatif.
Sel kelamin hanya terdapat setengah pasang kromosom yakni
haploid atau (n). Pada tahap pembelahan sel secara meiosis serupa
dengan pembelahan sel secara mitosis. Hanya pada proses
pembelahan sel secara meiosis terjadi dua kali proses pembelahan,
yakni pada proses pembelahan sel meiosis I dan pembelahan sel
meiosis II

Ciri-ciri Pembelahan Sel Meiosis:


 Reproduksi secara seksual
 Memiliki sifat Generatif
 Memiliki setengah pasang kromosom: haploid (n)
 Terjadi 2 tahap pembelahan sel:

 Tahap Meiosis I
 Interfase
 Profase I
 Metafase I
 Anafase I
 Telofase ISitokinesis I
 Tahap Meiosis II
 Interfase
 Profase II
 Metafase II
 Anafase II
 Telofase II
 Sitokinesis II
Tahap-Tahap Pembelahan Sel Secara Meiosis (Pembelahan Reduktif)
Pada tahapan-tahapan ini sel kelamin berperan sebagai reproduksi suatu makhluk hidup
secara seksual yang memiliki sifat generatif. Sel kelamin hanya terdapat setengah pasang
kromosom yakni haploid atau (n). Pada tahap pembelahan sel secara meiosis serupa dengan
pembelahan sel secara mitosis. Hanya pada proses pembelahan sel secara meiosis terjadi dua
kali proses pembelahan, yakni pada proses pembelahan sel meiosis I dan pembelahan sel
meiosis II

Pembelahan Meiosis
1. Tahap Meiosis I
 Interfase
Pada tahap ini, sel melakukan tahap persiapan sebelum melakukan pembelahan.
Persiapan yang dilakukan adalah dengan cara melakukan proses penggandaan DNA
yakni dari satu salinan menjadi dua salinan. Tahap akhirnya ditandai dengan adanya
dua salinan dari DNA yang telah siap melalui proses pengemasan menjadi kromosom.

 Profase I
Pada tahapan ini, DNA akan dilakukan proses pengemasan ke bagian dalam
kromosom. Pada akhir proses, akan terbentuk kromosom yang memiliki sifat homolog
yang saling berpasangan dan mempunyai bentuk tetrad. Kromosom homolog dapat
didefinisikan sebagai sepasang kromosom yang mempunyai dua kromosom bersifat
identik dan di dalamnya mengandung gen-gen yang mempunyai struktur dan jumlah
yang sama persis. Profase I mempunyai tahapan paling panjang jika dibandingkan
dengan tahapan lainnya yang terjadi pada proses pembelahan sel meiosis I karena
mempunyai lima tahapan, yakni tahap leptoten, tahap zigoten, tahap pakiten, tahap
diploten, dan tahap diakinesis.
 Metafase I
Pada tahapan ini, tetrad kromosom sudah ada pada bagian bidang ekuator. benang-
benang spindel akan melakukan proses pelekatan dirinya pada tiap bagian dari
sentromer kromosom, pada bidang ekuator. Kemudian pada bagian ujung benang
spindel yang lain akan membentang dan melekatkan ujungnya pada bagian kedua
kutub pembelahan yang mempunyai arah saling berlawanan.

 Anafase I
Pada tahapan ini, setiap kromosom yang memiliki sifat homolog, akan mulai
melakukan penarikan oleh bagian-bagian dari benang spindel yang mulai bergerak
menuju ke kutub pada bagian pembelahan yang mempunyai arah yang saling
berlawanan. Tujuannya adalah untuk membagikan isi dari kromosom yang memilik
sifat diploid menjadi kromosom yang memilik sifat haploid.

 Telofase I
Pada tahap ini, tiap bagian-bagian kromosom yang memiliki sifat homolog sudah
sampai pada bagian kutub pembelahan.

 Sitokinesis I
Pada tahapan ini, tiap kromosom yang bersifat homolog akan dipisahkan oleh sekat-
sekat dan akhirnya sitokinesis akan menciptakan dua sel, yang masing-masing
mempunyai kromosom bersama kromatid yang kembar.

 Interkinesis
Definisi dari interkinesis merupakan tahapan yang berada diantara dua tahapan
pembelahan meiosis. Pada tahap ini, tidak terjadi proses duplikasi / replikasi DNA.
Pada proses pembelahan meiosis I, akan menghasilkan dua sel anakan yang bersifat
haploid.

Tapi perlu diingat dalam hal ini, kromosom tersebut masih mempunyai sepasang
kromatid, yang mempunyai kandungan DNA-nya yang masih rangkap atau disebut
(2c). Sedangkan tujuan dari meiosis II untuk melakukan pembagian kedua salinan
yang ada pada sel anakan baru. Pada tahapan meiosis II, tahap-tahapnya serupa pada
tahapan meiosis I.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sebagai unit hereditas, bermakna bahwa semua sifat sel bisa diwariskan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Di dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mendorong penemuan sejumlah unit penurunan sifat yang ada
di dalam nukleus yaitu kromosom. Dalam kromosom terdapat sebuah gen
yang merupakan unit pembawa sifat tersebut. Melalui penemuan tersebut,
kemudian muncul teori bahwa sel adalah unit hereditas makhluk hidup.

Beberapa penemuan yang mendukung perkembangan dari teori sel, antara


lain:
 Robert Brown (1812), seorang ahli Biolog asal Skotlandia,
menemukan sebuah benda kecil yang terapung di dalam cairan sel
yang disebut dengan nukleus.
 Felix Durjadin (1835), menganggap bahwa bagian yang paling penting
dari sebuah sel adalah cairan sel yang disebut sebagai protoplasma.
 Johannes Purkinje (1787-1869), Ia adalah orang pertama yang
mengajukan istilah protoplasma yang digunakan sebagai nama bahan
embrional sel telur.

2. Kromosom merupakan struktur berbentuk seperti kumpulan benang-benang


halus yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetik dari induk kepada
keturunannya. Gen adalah suatu unit terkecil dari bahan sifat-sifat menurun
dengan ukuran 4-50 mikron. DNA merupakan suatu senyawa kimia yang
penting pada makhluk hidup. Tugas utamanya membawa materi genetik dari
suatu generasi ke generasi berikutnya. DNA juga merupakan senyawa
polinukleotida yang membawa sifat-sifat keturunan yang khas pada
kromosom. RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu fragmen DNA,
sehingga RNA merupakan polimer yang jauh lebih pendek dibanding DNA.

3. Perbedaan antara DNA dan RNA


4. Sintesis protein merupakan suatu proses yang komplek, termasuk di dalamnya
penerjemahan kode-kode pada RNA menjadi polipeptida. Sintesis protein
melibatkan DNA, RNA, ribosom, asam amino, dan enzim. Sintesis protein
membutuhkan bahan dasar asam amino, dan berlangsung di dalam inti sel dan
ribosom (sitoplasma). Tahap-tahap sintesis protein dibagi menjadi 2 yaitu:
Transkripsi dan Translasi

5. Kromosom bertugas membawa sifat individu dan membawa informasi


genetika yang tugas tersebut dilaksanakan oleh gen, yaitu menyampaikan
informasi genetik dari generasi ke generasi, terutama pada saat gen melakukan
duplikasi diri. Agar sifat induk tersebut dapat diwariskan kepada
keturunannya, maka diperlukan mekanisme pembagian gen melalui
penggandaan kromosom. Mekanisme pembagian gen melalui penggandaan
kromosom tersebut dengan jalan melakukan pembelahan, baik secara mitosis
maupun meiosis.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Satuan Hereditas pada Makhluk Hidup ini,
diharapkan pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang Konsep serta Kelainan
yang mungkin dapat terjadi sehingga apabila terjadi pada diri sendiri, maka tahu cara
mengatasinya.
Daftar Pustaka

Pembelajaran 4: Genetika dan Pewarisan Sifat. Sumber: Modul Pengembangan Keprofesian.


Dan Berkelanjutan (PKB). Any Suhaeny, M. Si
. 25 September 2022

Tahapan Sintesis Protein. Ruangguru.com. 16 September 2019. 25 September 2022.


https://www.ruangguru.com/blog/biologi-kelas-11-tahapan-sintesis-protein

Pembelahan Mitosis Dan Meiosis. Admin Materi. 6 September 2022.


https://materibelajar.co.id/pembelahan-mitosis-dan-meiosis/

Hubungan Antara Pembelahan Mitosis dan Meiosis dengan Pewarisan Sifat. Biomagz.com.
05 JANUARI 2016. 25 September 2022. http://www.biomagz.com/2016/01/hubungan-
antara-pembelahan-mitosis-dan.html

Pembelahan Sel: Amitosis, Mitosis dan Meiosis. Dosenbiologi.com. 11 April 2017. 25


September 2022. https://dosenbiologi.com/manusia/pembelahan-sel

Anda mungkin juga menyukai