Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIOLOGI MOLEKULER

DASAR GENETIKA DNA ( Deoxyribonucleic acid)

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Ketut Srie Marhaeni Julyasih, M.Si.

Disusun Oleh : Kelompok 1

Komang Ririn Karisma Dewi : 2113091001

Fajar Sanintan Jati : 2113091005

Mely Safitri : 2113091009

Ida Isnawati : 2113091016

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sejarah dan Ruang Lingkup Bioteknologi"
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Bioteknologi.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang sejarah dan ruang lingkup
bioteknologi bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Ir. Ketut Srie Marhaeni Julyasih, M.Si. selaku Dosen Mata kuliah Bioteknologi.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan paper ini.

Singaraja, 15 Maret 2023

Penulis

1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian DNA
2.2 Struktur DNA
BAB III PENUTUPAN
3.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam nukleat merupakan suatu polinukleotida, yaitu polimer linier yang tersusun
dari monomer-monomer nukleotida yang berikatan melalui ikatan fosfodiester. Fungsi
utama asam nukleat adalah sebagai tempat penyimpanan dan pemindahan informasi
genetik. Informasi ini diteruskan dari sel induk ke sel anak melalui proses replikasi. Sel
memiliki dua jenis asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic
acid/DNA) dan asam ribonukleat (ribonucleic acid/RNA). (Marks Dawn, et al., 2000).
Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan pembawa sifat genetik dan merupakan
polimer asam nukleat yang tersusun secara sistematis dalam bentuk kodon berupa tiga
pasang basa nukleotida. DNA mitokondria (mtDNA) terdapat di dalam mitokondria,
yaitu suatu organel sel yang berfungsi menghasilkan energi untuk kebutuhan aktivitas sel.
Mitokondria adalah organela yang terletak di dalam sitoplasma sel eukriota. Struktur
organela ini berupa kantung yang diselimuti oleh dua membran yaitu membran dalam dan
membran luar. Genom mtDNA manusia berbentuk sirkuler dengan panjang 16.569
bp.Dalam proses sintesis protein, DNA menyediakan informasi genetik yang diperlukan
oleh sel untuk dapat berfungsi secara fungsional dan struktural.
Secara terminologi DNA merupakan persenyawaan kimia yang paling penting,
yang membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk dalam
keseluruhannya dari satu generasi ke generasi berikutnya.DNA adalah bahan kimia utama
yang berfungsi sebagai penyusun gen yang menjadi unit penurunan sifat (Hereditas)
dari induk kepada keturunannya (Suryo, 2001: 57)

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan DNA (Deoxyribonucleic acid) ?
1.2.2 Bagaimana struktur DNA (Deoxyribonucleic acid) ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian DNA (Deoxyribonucleic acid)
1.3.2 Untuk mengetahui struktur dari DNA (Deoxyribonucleic acid)

3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian DNA
2.1.1 Pengertian DNA
DNA pertama kali ditemukan pada tahun 1869 oleh seorang peneliti bernama
F.Miescher pada spermatozoa dan sel eritrosit burung. Pada tahun 1910, Levine
menemukan bahwa DNA tersusun atas 5 karbon ribosa, gula deoksiribosa, dan asam
fosfat. Crick dan Watson adalah yang menemukan molekul DNA pada tahun 1953.
Model molekul DNA adalah DNA berbentuk rantai heliks beruntai ganda, atau tampak
seperti tangga yang melingkar.
Dalam istilah kata DNA dari dua kata yaitu deoxyribosa yang berarti gula pentosa
dan nucleic yang berarti nukleat, DNA juga bisa diartikan sebagai senyawa kimia
pembentuk keterangan genetik suatu sel makhluk hidup yang berlaku sebagai generasi ke
generasi berikutnya. DNA sebagai setak biru atau blue print dimana kode kehidupan
setiap makhluk hidup tercatat dalam sel.
Secara umum DNA (Asam Deoksiribonukleat) adalah asam nukleat yang di
dalamnya terdapat sebuah sel makhluk hidup, DNA yakni biomelekul utama makhluk
hidup yang membentuk dan menyusun berat kering. DNA dalam bahasa inggris disebut
deoxyribonucleic, DNA terdiri dari materi yang membentuk kromosom-kromosom dan
informasi genetik yang tersimpan dalam tubuh makhluk hidup.
DNA merupakan materi genetik yang diturunkan. Molekul DNA tersimpan di
dalam nukleus sel dan sebagian kecil bisa ditemukan di mitokondria. DNA pada inti sel
disebut DNA inti, sedangkan DNA pada mitokondria disebut dengan mtDNA.
DNA terbentuk dari sejumlah deoksiribonukleotida. DNA yang tersusun akan
membentuk gen dan gen membentuk kromosom. Pada manusia terdapat 23 pasang
kromosom atau 46 kromosom. Pada pasangan kromosom ini, sebanyak 22 pasang akan
terlihat sama pada pria dan wanita, kromosom ini disebut autosom. Hanya 1 pasang
kromosom yang berbeda pada pria dan wanita yang disebut kromosom seks. Pada wanita,
kromosomnya adalah XX sedangkan pada pria adalah XY. masing-masing sel reproduksi
manusia, yaitu sel telur dan sperma, masing-masing membawa 23 kromosom. Sehingga
jika terjadi pembuahan, maka sel akan menjadi satu kesatuan yang utuh dengan 46
kromosom. Sehingga formasi DNA akan memasang A dengan T, sedangkan C
berpasangan dengan G. pasangan ini akan berikatan dengan gula deoksiribosa dibagian
luar dan membentuk satu unit nukleotida.
DNA bisa melakukan replikasi atas materi genetik yang dibawanya dengan urutan
yang sama. Ini berfungsi agar setiap materi genetik tetap hadir setiap terbentuk sel baru
untuk menggantikan sel yang lama. Cara replikasi DNA adalah dengan cara membela
rantai helix DNA menjadi beruntai tunggal. Lalu rantai untai tunggal DNA akan
diselubungi protein dan enzim DNA untuk mensintesis materi DNA agar menjadi rantai
beruntai ganda pada sel yang baru.

4
Kelainan DNA adalah kondisi yang mungkin terjadi ada lebih dari 4.000 penyakit
yang disebabkan oleh mutasi genetik. Tapi, mutasi ini tidak selamanya pasti
menyebabkan penyakit. Pada dasarnya semua orang mungkin memiliki 5 hingga 10 gen
yang telah mengalami mutasi setiap sel tubuhnya. Mutasi masalah akan memunculkan
masalah jika menimpa gen dominan menerpa salinan gen yang resesif. Masalah juga bisa
muncul apabila beberapa gen dengan varian berbeda, berinteraksi satu sama lain atau
dengan lingkungan. Interaksi inilah yang dapat meningkatkan resiko penyakit tertentu.
Beberapa penyakit yang bisa terjadi ketika ada mutasi gen yang dominan antara lain :
- Achondroplasia
- Penyakit Huntington
- Sindrom Marfan
Sementara penyakit yang bisa terjadi akibat perubahan gen yang bersifat resesif
meliputi :
- Fibrosis kistik
- Anemia sel sabit
- Penyakit Tay-Sachs
Lalu mutasi gen resesif pada kromosom X bisa menyebabkan sederet penyakit
dibawah ini :
- Hemofilis
- Buta warna

2.1.2 Komponen DNA


DNA terdiri atas susunan kimia yang terdiri atas tiga macam molekul yaitu : yaitu
gula pentosa yang dikenal sebagai deoksiribosa, asam fosfat, dan basa nitrogen yang
terdiri atas basa purin dan pirimidin (Abdul H, 2017: 43). DNA adalah polimer dari
nukleotida-nukleotida. Nukleotida-nukleotida dalam DNA dihubungkan satu dengan
yang lainnya oleh ikatan fosfodiester, yaitu ikatan yang terjadi antara Carbon katida dari
satu nukleotida terdiri dari sebuah gula pantosa (deoksiribosa), satu buah fosfat dan satu
basa nitrogen. Basa nitrogen tersebut berikatan dengan carbon pertama dari gula
deoksiribosa, sedangkan fosfat berikatan dengan Carbon kelima dari gula yang sama.
Basa nitrogen yang menyusun nukleotida dikelompokan menjadi 2 yaitu:
● Purine, yaitu basa nitrogen yang strukturnya berupa dua cincin.
Termasukdiantaranya adalah : adenin dan guanin.
● Pirimidin, yaitu basa nitrogen yang strukturnya berupa satu cincin. Termasuk
diantaranya adalah : citosin dan timin (Priyani, 2004: 3).
Adenin hanya akan berpasangan dengan timin dan guanin hanya berpasangan
dengan sitosin. Adenin dan timin dihubungkan oleh dua atom hidrogen, sedangkan
guanin dan sitosin dihubungkan dengan tiga atom hidrogen (Abdul H, 2017: 43).

2.1.3 Fungsi Utama DNA

5
Adapun fungsi DNA adalah:
1. Untuk mengidentifikasi gen
2. Untuk menentukan garis keturunan antara anak dengan ayahnya dan untuk
menyampaikan informasi dari generasi ke generasi berikutnya
3. Untuk mengatur perkembangan dan proses metabolisme individu.
4. Sebagai zarah tersendiri dalam kromosom (Suryo, 1997: 73).
5. Sebagai materi genetik mampu menyimpan informasi genetik dan dengan tepat dapat
meneruskan informasi tersebut kepada keturunannya, dari generasi ke generasi.
Fungsi ini merupakan fungsi genotipik yang dilaksanakan melalui replikasi (Elya N,
2015: 87).
6. Mengontrol sintesis protein melalui RNA (ribonucleic acid) (Isah A, 2015: 2).

2.1.4 Struktur Kimia DNA


Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) adalah asam nukleat yang membawa
informasi genetik dari generasi ke generasi selanjutnya (Abdul H, 2017: 43). Untai
DNA tersusun dari rangkaian nukleotida yang terhubung melalui ikatan fosfodiester
yang terbentuk di antara gula pentosa dan gugus fosfat. Sedangkan, untai ganda DNA
terhubung melalui ikatan hidrogen yang terbentuk antara pasangan basa nitrogen.
Pasangan basa nitrogen pada DNA meliputi adenin dan timin (dua ikatan hidrogen) serta
guanin dan sitosin (tiga ikatan hidrogen). Satu putaran lengkap untai DNA terdiri dari
sepuluh bp (base pairs/pasangan basa) sepanjang 34Å atau setara dengan 3,4 nm (Siti
N, 2019: 95). Untai ganda DNA, memiliki orientasi antiparalel yaitu terdiri dari untai
ujung 5’ ke ujung 3’ (5’→3’) dan untai ujung 3’ ke ujung 5’ (3’→5) yang berpasangan
(Siti N, 2019: 95).
Penambahan satu atau lebih fosfat pada gula akan mengubah nukleosida menjadi
nukleotida. Umumnya, fosfat diikat dengan ikatan ester pada karbon no. 5 dari gula. Jika
lebih dari satu fosfat, umumnya terjadi ikatan anhidrida dengan sesama fosfat. Untuk
itu tidak diperlukan sandi nomor untuk menyatakan posisinya.

2.2 Struktur DNA


Ada tiga struktur DNA yang dikenal selama ini. Struktur-struktur DNA tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Struktur primer
DNA tersusun dari monomer-monomer nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari
satu basa nitrogen berupa senyawa purin atau pirimidin, satu gula pentosa berupa
2’-deoksi-D-ribosa dalam bentuk furanosa, dan satu molekul fosfat. Penulisan urutan
basa dimulai dari kiri yaitu ujung 5’ bebas (tidak terikat nukleotida lain) menuju ujung
dengan gugus 3’ hidroksil bebas atau dengan arah 5’3’ (Darnell, et al., dalam T. Milanda,
1994).
2. Struktur sekunder

6
Salah satu sifat biokimia DNA yang menentukan fungsinya sebagai pembawa
informasi genetik adalah komposisi basa penyusun. Pada tahun 1949-1953, Edwin
Chargaff menggunakan metode kromatografi untuk pemisahan dan analisis kuantitatif
keempat basa DNA, yang diisolasi dari berbagai organisme. Kesimpulan yang diambil
dari data yang terkumpul adalah sebagai berikut :
a. Komposisi basa DNA bervariasi antara spesies yang satu dengan spesies yang
lain.
b. Sampel DNA yang diisolasi dari berbagai jaringan pada spesies yang sama
mempunyai komposisi basa yang sama.
c. Komposisi DNA pada suatu spesies tidak berubah oleh perubahan usia, keadaan
nutrisi maupun perubahan lingkungan.
d. Hampir semua DNA yang diteliti mempunyai jumlah residu adenin yang sama
dengan jumlah residu timin (A=T), dan jumlah residu guanin yang sama dengan
jumlah residu sitosin (G=C) maka A+G = C+T, yang disebut aturan Charrgaff.
e. DNA yang diekstraksi dari spesies-spesies dengan hubungan kekerabatan yang
dekat mempunyai komposisi basa yang hampir sama.
Pada tahun 1953, James D. Watson dan Francis H.C. Crick berhasil menguraikan struktur
sekunder DNA yang berbentuk heliks ganda melalui analisis pola difraksi sinar X dan
membangun model strukturnya (Darnell, et al. dalam T. Milanda, 1994). Heliks ganda
tersebut tersusun dari dua untai polinukleotida secara antiparalel (arah 5’3’ saling
berlawanan), berputar ke kanan dan melingkari suatu sumbu. Unit gula fosfat berada di
luar molekul DNA dengan basa-basa komplementer yang berpasangan di dalam molekul.
Ikatan hidrogen di antara pasangan basa memegangi kedua untai heliks ganda tersebut
(Willbraham and Matta dalam T. Milanda, 1994). Kedua untai melingkar sedemikian rupa
sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan kembali bila putaran masing-masing untai
dibuka.Jarak di antara kedua untai hanya memungkinkan pemasangan basa purin (lebih
besar) dengan basa pirimidin (lebih kecil). Adenin berpasangan dengan timin membentuk
dua ikatan hidrogen sedangkan guanin berpasangan dengan sitosin membentuk tiga
ikatan hidrogen. Dua ikatan glikosidik yang mengikat pasangan basa pada cincin gula,
tidak persis berhadapan. Akibatnya, jarak antara unit-unit gula fosfat yang berhadapan
sepanjang heliks ganda tidak sama dan membentuk celah antara yang berbeda,yaitu celah
mayor dan celah minor (Marks, et al., 1996 ; Robert K. Murray, et al., 2000).
3. Struktur tersier
Kebanyakan DNA virus dan DNA mitokondria merupakan molekul lingkar.
Konformasi ini terjadi karena kedua untai polinukleotida membentuk struktur tertutup
yang tidak berujung. Molekul DNA lingkar tertutup yang diisolasi dari bakteri, virus dan
mitokondria seringkali berbentuk superkoil, selain itu DNA dapat berbentuk molekul
linier dengan ujung-ujung rantai yang bebas.

Ciri Ciri penting model DNA adalah:

7
1. Dua rantai heliks polinukleotida melingkar mengelilingi satu sumbu. Kedua rantai
memiliki arah yang berlawanan

2. Basa purin dan pirimidin terdapat di bagian dalam heliks, sedangkan unit-unit fosfat
dan deoksiribosa terdapat di bagian luar. Bidang-bidang basa tegak lurus terhadap sumbu
heliks. Bidang-bidang gula hampir tegak lurus terhadap bidang basa.
3. Diameter heliks adalah 20 A. Jarak antara basa yang bersebelahan ialah 3,4 A pada
poros heliks dengan sudut rotasi sebesar 36°. dengan demikian, putaran heliks berulang
setelah 10 residu pada setiap rantai, yaitu pada interval 3,4 A.
4. Kedua rantai saling berhubungan melalui ikatan hidrogen antara pasangan-pasangan
basa. Adenin selalu berpasangan dengan timin; guanin selalu berpasangan dengan sitosin.
5. Urutan basa sepanjang rantai polinukleotida tidak dibatasi dengan cara apapun. Urutan
yang tepat basa-basa itu mengandung informasi genetik.

Adenin dengan timin dan guanin dengan sitosin dikatakan sebagai basa komplementer.
Rantai DNA tidak akan bergabung membentuk heliks ganda bila urutan basa padasatu
rantai bukan merupakan basa komplementer rantai yang lain. Basa guanin berpasangan
dengan basa cytosin, sedangkan basa adenin berpasangan dengan basa tymin. Antara basa
guanin dan basa cytosin terbentuk tiga ikatan hidrogen, sedang antara basa adenin dan
tymin terbentuk dua ikatan hidrogen. Sehingga dalam molekul DNA jumlah basa G akan
selalu sama dengan jumlah basa C, sedangkan jumlah basa A=T. Kemudian jumlah basa
purin (A + G) akan sama dengan jumlah basa pyrimidin (C + T). Kedua untai DNA
saling berkomplementasi melalui basa penyusunnya dengan arah antiparalel (berlawanan

8
5’→ 3’ vs 3’→5’), ujung yang mengandung gugus fosfat bebas disebut ujung 5’
sedangkan pada ujung lainnya yang mengandung gugus hidroksil bebas disebut ujung 3’.
Kedua untai tersebut saling melilit satu sama lain membentuk struktur heliks ganda.
Gugus fosfat dan gula yang tersusun bergantian menjadi tulang punggung (backbone)
molekul DNA sementara pada bagian dalam terdapat basa yang melekat pada molekul
gula. Untuk memudahkan pembacaan dan penulisannya, urutan DNA hanya dituliskan
nama-nama basanya dengan menuliskan tanda 5’ dan 3’ pada ujung-ujungnya. Contoh :
5’-GATCGGTAACTG-3’ 3’-CTAGCCATTGAC-5’

DNA Mengandung Purin Dan Pirimidin Dalam Jumlah Yang Sama. Karena DNA
berutas ganda mengandung basa-basa yang merupakan komplemen satu dengan yang
lain,maka sebagai akibatnya jumlah adenin akan sama dengan jumlah timin, dan jumlah
guaninsama dengan jumlah sitosin. Jumlah keseluruhan gugusan purin sama dengan
jumlahkeseluruhan gugusan pirimidin. Hal ini berlaku baik pada DNA secara
keseluruhan yang adadi dalam sel, maupun sebagian saja dari heliks ganda tersebut. Ini
merupakan ciri khas DNA yang kedua utasnya bersifat komplementer
Rantai-rantai pada DNA adalah Antiparalel. Rantaiutama gula-fosfat pada
polinukleotida tidaklah simetris.Gambar di samping menunjukkan bahwa
unit-unitnukleotida dihubungkan satu sama lain dengan ikatan esterfosfat antara C-5'
gugusan deoksiribosa dari satunukleotida dengan C-3' gugusan yang sama
padanukleotida berikutnya. Artinya, ujung-ujung 5' dan 3' rantaiutama polinukleotida
bukan merupakan bayangan cermin.Rantai-rantai tersebut mempunyai polaritas.
Hubunganantar rantai paling stabil bila urutan basa-basakomplementernya terletak
antiparalel, yaitu urutan ikatan-ikatan dari ujung 5' ke ujung 3' berjalan dengan arah
berlawanan. Dengan demikian keduarantai tersebut menunjukkan polaritas yang
berlawanan.

BAB III PENUTUPAN


3.1 Simpulan
Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan pembawa sifat genetik dan merupakan
polimer asam nukleat yang tersusun secara sistematis dalam bentuk kodon berupa tiga
pasang basa nukleotida. Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) adalah asam nukleat yang
membawa informasi genetik dari generasi ke generasi selanjutnya .DNA terdiri atas
susunan kimia yang terdiri atas tiga macam molekul yaitu : yaitu gula pentosa yang
dikenal sebagai deoksiribosa, asam fosfat, dan basa nitrogen yang terdiri atas basa purin
dan pirimidin. Ada tiga struktur DNA yang dikenal selama ini. Struktur-struktur DNA
tersebut adalah Struktur primer (DNA tersusun dari monomer-monomer nukleotida.
Setiap nukleotida terdiri dari satu basa nitrogen berupa senyawa purin atau pirimidin, satu
gula pentosa berupa 2’-deoksi-D-ribosa dalam bentuk furanosa, dan satu molekul fosfat),

9
Struktur sekunder (Salah satu sifat biokimia DNA yang menentukan fungsinya sebagai
pembawa informasi genetik adalah komposisi basa penyusun), Struktur tersier
(Kebanyakan DNA virus dan DNA mitokondria merupakan molekul lingkar. Konformasi
ini terjadi karena kedua untai polinukleotida membentuk struktur tertutup yang tidak
berujung. Molekul DNA lingkar tertutup yang diisolasi dari bakteri, virus dan
mitokondria seringkali berbentuk superkoil, selain itu DNA dapat berbentuk molekul
linier dengan ujung-ujung rantai yang bebas)

DAFTAR PUSTAKA
Abdul H.F., Ahmad Y & Puspa W. 2017. Pengaruh Rendaman Air Terhadap Kualitas DNA
pada Sperma dengan STR-Codis D13S317 dan D21S1. Jurnal Biosains
Pascasarjana, Vol. 19 No. 1
Anonim. (2023, Januari 06). DNA. Dipetik Maret 19, 2023, dari Dosen Pendidikan:
https://www.dosenpendidikan.co.id/dna-adalah/
Darnell J., Lodish H., and Baltimore D., 1990, Molecular Cell Biology, 2nd edition, Scientific
American Book Inc., New York, p. 99-76
Faradiba, N. (2023, Januari 08). APA Itu DNA dan Fungsi Untuk Tubuh. Dipetik Maret 19,
2023, dari Kompas.com:
https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/07/175000823/apa-itu-dna-dan-fungsinya-
untuk-tubuh?page=2
Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan, 1988, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jilid 2, Terjemahan Ratna
Sri Hadioetomo, dkk., Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, h. 449
Wawan Kosasih dkk., 1992, Petunjuk praktikum kursus singkat rekayasa genetika teknologi
DNA rekombinan, PAU-Bioteknologi ITB, Bandung, 5-10, 21-23
Watson, J. D., et al., 1987, Molecular Biology of the Gene, 4th edition, The
Benjamin/Cummings Publishing Company Inc., Menco Park, California, p. 68-75, 81-83,
98-99, 194, 202-203
Priyani, Nunuk. 2004. Sifat Fisik dan Kimia DNA. Program Studi Biologi dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara. diakses dari http://blog.ub.ac.id/.
Suryo. 2001. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kris H., Timotus, Ivan K., Ika R. Metabolisme Purin & Pirimidin Gangguan dan Dampaknya
bagi Kesehatan. Jakarta: CV. ANDI OFFSET.

10

Anda mungkin juga menyukai