Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR BIOLOGI MOLEKULER

ATMALINDA

ZULVI WIYANTI

Biologi Molekuler adalah ilmu yang mempelajari sel baik pengertiannya maupun organella yang
di dalam sel serta fungsinya sampai ke aras molekul penyusunnya. Biologi molekuler adalah
ilmu multidisiplin karena mencakup biologi sel, biokimia, dan genetika.

Konsep dasar biologi molekuler adalah studi tentang struktur, fungsi, dan interaksi molekul
biologis, seperti DNA,RNA dan protein. Makalah ini terdiri dari beberapa pembahasan, yaitu

1. Struktur dan fungsi DNA: DNA adalah materi genetik yang mengandung informasi
yang diperlukan untuk membentuk dan memelihara organisme. DNA terdiri dari
empat nukleotida yang berbeda: adenin (A), guanin (G), sitosin (C), dan timin (T).
2. Replikasi DNA: Proses di mana molekul DNA membuat salinan dirinya sendiri
selama pembelahan sel.
3. Transkripsi dan translasi: Proses di mana informasi genetik dalam DNA digunakan
untuk menghasilkan protein. Dalam transkripsi, RNA dibuat dari DNA, dan dalam
translasi, protein dibuat dari RNA.
4. Mutasi genetik: Perubahan dalam urutan DNA yang dapat menyebabkan perubahan
dalam protein dan karakteristik organisme.
5. Ekspresi genetik: Proses di mana informasi genetik dalam DNA diubah menjadi
protein, yang memungkinkan organisme untuk melakukan fungsi-fungsi penting.
6. Rekombinasi genetik: Proses di mana materi genetik dari dua individu yang berbeda
digabungkan untuk menghasilkan keturunan baru.
7. Teknologi DNA: Teknik-teknik yang digunakan untuk memanipulasi dan mengamati
DNA, seperti PCR (Polymerase Chain Reaction), sekuen gen, dan kloning.

Dengan memahami konsep dasar biologi molekuler, kita dapat memahami bagaimana organisme
berkembang dan bagaimana perubahan dalam genetika dapat memengaruhi sifat-sifat organisme.
Ini juga dapat membantu dalam pengembangan obat dan terapi yang lebih baik untuk penyakit
yang berbasis genetik.

Struktur konsep dasar biologi molekuler

Struktur konsep dasar biologi molekuler mencakup beberapa elemen penting dalam studi tentang
struktur, fungsi, dan interaksi molekul biologis. Berikut adalah struktur konsep dasar biologi
molekuler:

1. DNA: DNA adalah molekul yang mengandung informasi genetik. DNA terdiri dari
dua untai polinukleotida yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen antara pasangan
basa A-T dan G-C. Struktur DNA ini membentuk bentuk heliks ganda yang dikenal
sebagai struktur double helix.
2. RNA: RNA adalah molekul yang membawa informasi genetik dari DNA dan
berperan dalam sintesis protein. RNA terdiri dari satu untai polinukleotida dan
memiliki basa nitrogen adenin (A), sitosin (C), guanin (G), dan urasil (U).
3. Protein: Protein adalah molekul besar yang berperan dalam berbagai fungsi biologis
dalam sel, termasuk sebagai enzim katalis dan sebagai bagian struktural dalam sel.
Protein terdiri dari rantai asam amino yang dilipat menjadi bentuk tiga dimensi yang
khas.
4. Replikasi DNA: Proses di mana molekul DNA membuat salinan dirinya sendiri
selama pembelahan sel. Replikasi terjadi melalui beberapa tahap, termasuk
pemisahan dua untai DNA, sintesis untai baru dengan menggunakan untai DNA yang
ada sebagai cetakan, dan penyatuan dua untai DNA yang baru terbentuk.
5. Transkripsi dan translasi: Proses di mana informasi genetik dalam DNA digunakan
untuk menghasilkan protein. Dalam transkripsi, RNA dibuat dari DNA oleh RNA
polimerase, dan dalam translasi, protein dibuat dari RNA oleh ribosom.
6. Mutasi genetik: Perubahan dalam urutan DNA yang dapat menyebabkan perubahan
dalam protein dan karakteristik organisme. Mutasi dapat terjadi secara alami atau
karena paparan faktor lingkungan tertentu, seperti radiasi atau bahan kimia.
7. Teknologi DNA: Teknik-teknik yang digunakan untuk memanipulasi dan mengamati
DNA, seperti PCR (Polymerase Chain Reaction), sekuen gen, dan kloning. Teknologi
DNA memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari DNA dan protein secara lebih
mendalam dan mengembangkan terapi genetik yang lebih baik untuk penyakit yang
berbasis genetik.

Dengan memahami struktur konsep dasar biologi molekuler, kita dapat memahami cara kerja
organisme dan peran molekul-molekul biologis dalam berbagai proses biologis. Hal ini penting
untuk pengembangan ilmu biologi molekuler dan aplikasinya dalam berbagai bidang, termasuk
pengembangan obat dan terapi genetik

Fungsi konsep dasar biologi molekuler meliputi:

1. Memahami dasar genetik organisme: Konsep dasar biologi molekuler membantu kita
memahami dasar genetik organisme dan bagaimana materi genetik diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
2. Mengembangkan terapi genetik: Pengetahuan tentang konsep dasar biologi molekuler
memungkinkan pengembangan terapi genetik yang lebih baik untuk mengobati
penyakit yang berbasis genetik.
3. Pengembangan obat: Studi tentang konsep dasar biologi molekuler memungkinkan
pengembangan obat yang lebih baik dan efektif dengan cara memfokuskan pada
molekul biologis tertentu yang terlibat dalam penyakit.
4. Studi tentang sifat-sifat protein: Konsep dasar biologi molekuler memungkinkan kita
untuk memahami sifat-sifat protein dan bagaimana protein bekerja dalam sel untuk
melakukan berbagai fungsi penting.
5. Studi tentang peran DNA dalam penyakit: Studi tentang konsep dasar biologi
molekuler juga membantu kita memahami peran DNA dalam penyakit dan bagaimana
mutasi genetik dapat memengaruhi kesehatan.
6. Teknik-teknik DNA: Konsep dasar biologi molekuler menyediakan dasar bagi
berbagai teknik DNA, seperti PCR, sekuen gen, dan kloning, yang memungkinkan
para ilmuwan untuk memanipulasi dan mengamati DNA dengan cara yang lebih
efisien.
7. Pemahaman tentang evolusi: Konsep dasar biologi molekuler memungkinkan kita
untuk memahami evolusi organisme dan bagaimana perubahan dalam genetika dapat
memengaruhi sifat-sifat organisme seiring waktu.
Dengan pemahaman tentang fungsinya, konsep dasar biologi molekuler dapat membantu kita
memahami berbagai proses biologis dan bagaimana ilmu ini dapat diterapkan dalam berbagai
bidang, termasuk kesehatan, pertanian, dan lingkungan.

Interaksi molekul biologis, seperti DNA, RNA, dan protein sangat penting dalam menjalankan
fungsi sel dan organisme secara keseluruhan. Beberapa interaksi penting antara molekul-molekul
biologis tersebut antara lain:

1. Transkripsi: Interaksi antara DNA dan RNA terjadi selama proses transkripsi, di mana
DNA digunakan sebagai template untuk sintesis RNA. Enzim RNA polimerase
membuka untai ganda DNA dan membuat untai RNA berdasarkan urutan basa DNA
yang terkandung dalam gen.
2. Pemrosesan RNA: RNA hasil transkripsi kemudian mengalami pemrosesan, termasuk
pemotongan dan penyambungan untuk menghasilkan RNA matang yang dapat
diangkut dari nukleus ke sitoplasma untuk melakukan fungsi mereka.
3. Translasi: Interaksi antara RNA dan protein terjadi selama proses translasi, di mana
mRNA digunakan sebagai template untuk sintesis protein. Ribosom membaca urutan
basa dalam mRNA dan menghasilkan urutan asam amino yang sesuai dalam protein.
4. Regulasi genetik: Protein dapat berinteraksi dengan DNA untuk mengatur ekspresi
gen, baik dengan berikatan langsung dengan DNA atau dengan berinteraksi dengan
faktor transkripsi.
5. Enzim katalis: Protein berfungsi sebagai enzim katalis yang mempercepat reaksi
kimia dalam sel, termasuk metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein.
6. Fungsi struktural: Protein juga berfungsi sebagai struktur seluler, membentuk struktur
seperti tulang rusuk, otot, dan membran sel.

Ketiga molekul biologis ini bekerja sama secara terpadu untuk menjalankan fungsi sel dan
organisme, dan interaksi molekul-molekul tersebut sangat penting untuk memahami bagaimana
sel bekerja dan bagaimana penyakit terjadi.
1. Struktur dan fungsi DNA

DNA adalah materi genetik yang mengandung informasi yang diperlukan untuk
membentuk dan memelihara organisme. DNA terdiri dari empat nukleotida yang berbeda: adenin
(A), guanin (G), sitosin (C), dan timin (T).

Struktur DNA adalah heliks ganda yang terdiri dari dua untai nukleotida. Nukleotida
terdiri dari sebuah basa nitrogen (A, G, C, atau T), sebuah gula deoksiribosa, dan sebuah gugus
fosfat. Basa nitrogen dalam satu untai berpasangan dengan basa nitrogen di untai yang lain
melalui ikatan hidrogen. Adenin selalu berpasangan dengan timin dan guanin selalu berpasangan
dengan sitosin, sehingga untai-untai nukleotida saling berbalik arah dan membentuk heliks ganda
yang stabil.

Fungsi DNA adalah menyimpan dan mewariskan informasi genetik. Informasi ini
disimpan dalam urutan basa nitrogen pada untai DNA. Gen adalah segmen DNA yang
mengandung informasi untuk membuat protein tertentu. Protein ini merupakan molekul penting
yang membentuk struktur sel, mengontrol reaksi kimia dalam sel, dan memfasilitasi berbagai
fungsi penting dalam tubuh.

Selain itu, DNA juga terlibat dalam proses replikasi, di mana DNA direplikasi sebelum
sel membelah menjadi dua. Proses ini penting untuk memastikan bahwa setiap sel yang terbentuk
memiliki salinan yang sama dari DNA dan informasi genetik yang diperlukan.

DNA juga dapat mengalami mutasi, yaitu perubahan urutan basa nitrogen yang dapat
mengubah informasi genetik yang disimpan. Mutasi dapat terjadi secara alami atau disebabkan
oleh faktor lingkungan, dan dapat memengaruhi sifat-sifat organisme dan bahkan menyebabkan
penyakit. Dalam sel, DNA berinteraksi dengan protein untuk membentuk kromosom.
Kromosom adalah struktur yang terdiri dari sejumlah besar molekul DNA dan protein yang
terlipat dengan rapi untuk memungkinkan penyimpanan yang efisien dan perlindungan terhadap
kerusakan. Selama pembelahan sel, kromosom terpisah dan disalin ke sel-sel anak yang baru
terbentuk.

Dengan pemahaman tentang struktur dan fungsi DNA, kita dapat memahami dasar genetik
organisme dan bagaimana informasi genetik disimpan, diteruskan, dan digunakan untuk
membentuk sel dan organisme yang kompleks.
2. Replikasi DNA:

Proses di mana molekul DNA membuat salinan dirinya sendiri selama pembelahan sel.
Replikasi DNA adalah proses di mana molekul DNA membuat salinan dirinya sendiri selama
pembelahan sel. Proses replikasi DNA terjadi selama siklus sel, di mana sel mempersiapkan
dirinya untuk pembelahan.

Proses replikasi dimulai dengan pembukaan untai ganda DNA oleh enzim helikase,
membentuk tempat kerja yang disebut replikasi garpu. Selanjutnya, enzim DNA polimerase
menambahkan nukleotida baru ke untai yang sedang tumbuh, mengikuti aturan pasangan basa.
Adenin selalu berpasangan dengan timin dan guanin selalu berpasangan dengan sitosin. Untuk
setiap nukleotida yang ditambahkan ke untai yang sedang tumbuh, sebuah fosfat dan sebuah gula
deoksiribosa juga ditambahkan untuk membentuk untai baru.

Proses replikasi DNA dilakukan oleh dua untai sekaligus, yang berarti bahwa sebuah
molekul DNA dapat mereplikasi dirinya dengan sangat cepat. Proses ini dimulai dari titik awal
atau asal replikasi dan berlangsung ke arah dua sisi molekul DNA. Setelah replikasi selesai, dua
molekul DNA yang baru terbentuk yang masing-masing terdiri dari satu untai lama dan satu
untai baru. Proses ini penting untuk memastikan bahwa setiap sel baru yang terbentuk memiliki
salinan yang sama dari DNA dan informasi genetik yang diperlukan.

Replikasi DNA juga melibatkan sejumlah protein, seperti topoisomerase, yang membantu
mencegah supercoiling DNA dan memastikan replikasi yang tepat. Selain itu, berbagai faktor
lingkungan dapat memengaruhi kecepatan dan akurasi replikasi DNA, termasuk radiasi dan zat
kimia yang dapat menyebabkan mutasi atau kerusakan DNA.

Dalam keseluruhan, replikasi DNA merupakan proses yang sangat penting untuk menjaga
integritas genetik sel dan organisme. Pemahaman tentang proses ini membantu kita memahami
bagaimana informasi genetik disalin dan diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

3. Transkripsi dan translasi

Proses di mana informasi genetik dalam DNA digunakan untuk menghasilkan protein.
Dalam transkripsi, RNA dibuat dari DNA, dan dalam translasi, protein dibuat dari RNA.
Transkripsi dan translasi adalah dua proses penting dalam biologi molekuler yang
berfungsi untuk menghasilkan protein yang diperlukan oleh sel dan organisme. Proses ini
melibatkan beberapa molekul biologis, termasuk DNA, RNA, dan protein.

Transkripsi adalah proses di mana informasi genetik dalam DNA digunakan untuk
menghasilkan RNA. RNA ini kemudian digunakan sebagai template untuk menghasilkan protein
dalam proses translasi. Transkripsi dimulai dengan membuka untai ganda DNA oleh enzim RNA
polymerase, membentuk tempat kerja yang disebut transkripsi unit. RNA polymerase kemudian
menambahkan nukleotida RNA baru ke untai yang sedang tumbuh, mengikuti aturan pasangan
basa, di mana adenin selalu berpasangan dengan urasil dan guanin selalu berpasangan dengan
sitosin.

Setelah transkripsi selesai, RNA hasil transkripsi disebut RNA primer, pre-mRNA atau
mRNA, tergantung pada jenis RNA yang dihasilkan. mRNA kemudian bergerak dari inti sel ke
sitoplasma, di mana proses translasi terjadi.

Translasi adalah proses di mana RNA digunakan untuk menghasilkan protein. Proses ini
dimulai dengan pengikatan mRNA ke ribosom. Ribosom kemudian membaca urutan kodon pada
mRNA dan menempatkan asam amino yang sesuai dalam urutan yang benar untuk membentuk
rantai polipeptida. Asam amino yang ditambahkan ke rantai polipeptida ditentukan oleh urutan
kodon pada mRNA, di mana setiap tiga nukleotida pada mRNA membentuk satu kodon.

Setelah selesai, rantai polipeptida ini diubah menjadi protein yang berfungsi dalam sel
atau organisme. Proses translasi juga melibatkan beberapa molekul biologis, termasuk ribosom,
tRNA, dan enzim yang membantu membentuk rantai polipeptida.

Kedua proses ini penting untuk memastikan bahwa protein yang diperlukan oleh sel dan
organisme dapat dihasilkan dengan benar dan pada waktu yang tepat. Perubahan atau mutasi
pada DNA, RNA, atau protein dapat menyebabkan penyakit dan masalah kesehatan, oleh karena
itu pemahaman tentang proses transkripsi dan translasi sangat penting dalam biologi molekuler.

4. Mutasi genetik

Perubahan dalam urutan DNA yang dapat menyebabkan perubahan dalam protein dan
karakteristik organisme. Mutasi genetik adalah perubahan dalam urutan DNA yang dapat terjadi
secara alami atau disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti radiasi, bahan kimia atau kesalahan
dalam pembelahan sel. Mutasi dapat terjadi dalam satu gen atau dalam beberapa gen dan dapat
menyebabkan perubahan dalam protein dan karakteristik organisme.

Ada beberapa jenis mutasi genetik, termasuk:

1. Substitusi: perubahan satu basa nitrogen dalam urutan DNA. Jenis substitusi meliputi
mis-sense, non-sense, dan silent mutation.
2. Delesi: kehilangan satu atau beberapa basa nitrogen dari urutan DNA.
3. Inseri: penambahan satu atau beberapa basa nitrogen ke urutan DNA.
4. Duplikasi: pengulangan sejumlah basa nitrogen dalam urutan DNA.
5. Translokasi: perpindahan sebagian atau seluruh segmen kromosom ke lokasi lain.
6. Inversi: putaran balik sebagian atau seluruh segmen kromosom.

Mutasi genetik dapat menyebabkan berbagai jenis perubahan dalam organisme, termasuk
perubahan pada sifat fisik, kecerdasan, kesehatan, dan ketahanan terhadap penyakit. Beberapa
mutasi dapat menguntungkan bagi organisme, sementara yang lain dapat menyebabkan
kerusakan atau bahkan kematian.

Beberapa mutasi mungkin tidak terlihat, sedangkan yang lain dapat menyebabkan
perubahan yang signifikan dalam organisme. Misalnya, mutasi dalam gen BRCA1 dan BRCA2
meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kanker payudara dan ovarium, sementara
mutasi dalam gen hemoglobin dapat menyebabkan anemia sel sabit.

Karena mutasi genetik dapat berdampak signifikan pada organisme dan kesehatan
manusia, pemahaman tentang bagaimana mutasi terjadi dan bagaimana cara mengidentifikasi
dan mengatasi mutasi penting dalam biologi molekuler dan pengembangan terapi genetik.

5. Ekspresi genetik

Proses di mana informasi genetik dalam DNA diubah menjadi protein, yang
memungkinkan organisme untuk melakukan fungsi-fungsi penting. Ekspresi genetik adalah
proses di mana informasi genetik dalam DNA diubah menjadi protein, yang memungkinkan
organisme untuk melakukan fungsi-fungsi penting. Proses ini terdiri dari dua tahap: transkripsi
dan translasi.

Transkripsi adalah proses di mana molekul RNA dibuat dari DNA. Dalam tahap ini, RNA
polimerase memasangkan nukleotida RNA dengan basa-basa nitrogen pada DNA, membentuk
RNA yang komplementer dengan urutan DNA. Jenis RNA yang dihasilkan termasuk mRNA,
tRNA, dan rRNA. mRNA, atau messenger RNA, mengandung kode genetik yang akan
digunakan untuk membuat protein.

Translasi adalah proses di mana protein dibuat dari RNA. Dalam tahap ini, mRNA
digunakan sebagai template untuk menyusun asam amino dalam urutan yang tepat untuk
membentuk protein. Ribosom adalah struktur seluler yang bertanggung jawab untuk menyusun
asam amino dan membentuk protein.

Setelah protein terbentuk, protein tersebut dapat mengambil bagian dalam berbagai
fungsi penting dalam organisme, seperti enzim untuk katalisis reaksi kimia, struktur seluler untuk
membentuk struktur dan dukungan sel, atau sinyal untuk komunikasi seluler.

Proses ekspresi genetik sangat kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
internal dan eksternal, termasuk faktor lingkungan, hormon, dan kondisi kesehatan. Pemahaman
yang lebih mendalam tentang ekspresi genetik penting dalam pengembangan terapi genetik dan
diagnosis penyakit genetik.

6. Rekombinasi genetik:

Proses di mana materi genetik dari dua individu yang berbeda digabungkan untuk
menghasilkan keturunan baru. Rekombinasi genetik adalah proses di mana materi genetik dari
dua individu yang berbeda digabungkan untuk menghasilkan keturunan baru yang memiliki
sifat-sifat yang berbeda dari kedua orang tuanya. Proses ini terjadi secara alami selama
reproduksi seksual pada hampir semua organisme eukariotik, termasuk manusia.

Pada dasarnya, rekombinasi genetik terjadi selama meiosis, yaitu proses pembelahan sel
yang menghasilkan sel-sel reproduksi, seperti sperma atau telur. Selama meiosis, kromosom
yang berpasangan dalam sel induk terpisah satu sama lain dan kemudian dipisahkan ke dalam
sel-sel yang baru terbentuk. Selama tahap ini, sel-sel dapat mengalami cross-over, di mana
potongan-potongan kromosom tertentu dari satu kromosom dipertukarkan dengan potongan-
potongan kromosom yang sejajar di kromosom pasangannya. Hasilnya adalah bahwa keturunan
baru yang dihasilkan memiliki kombinasi genetik yang unik.

Rekombinasi genetik dapat menyebabkan variasi genetik yang besar dalam populasi dan
merupakan faktor penting dalam evolusi organisme. Namun, rekombinasi genetik juga dapat
memiliki efek yang merugikan, seperti terjadinya mutasi atau kecacatan genetik yang dapat
menyebabkan penyakit dan kelainan pada keturunan baru. Oleh karena itu, rekombinasi genetik
perlu dipahami secara lebih mendalam untuk mengembangkan terapi genetik yang lebih efektif
dan memahami penyakit genetik.

7. Teknologi DNA:

Teknik-teknik yang digunakan untuk memanipulasi dan mengamati DNA, seperti PCR
(Polymerase Chain Reaction), sekuen gen, dan kloning. Teknologi DNA mencakup serangkaian
teknik yang digunakan untuk memanipulasi dan mengamati DNA dengan tujuan tertentu.
Beberapa teknologi utama dalam bidang ini termasuk:

1. Polymerase Chain Reaction (PCR): PCR adalah teknik untuk membuat banyak
salinan DNA dari sampel kecil yang ada, seperti fragmen DNA atau sekuens DNA
yang ditargetkan. Metode ini memungkinkan amplifikasi cepat dan spesifik dari
fragmen DNA ke dalam jumlah yang cukup besar untuk dapat diteliti secara lebih
rinci.
2. Sekuen gen: Teknik sekuensing gen adalah metode untuk menentukan urutan asam
nukleat dari fragmen DNA atau seluruh genom. Dalam beberapa dekade terakhir,
teknologi sekuensing gen telah mengalami kemajuan yang signifikan, yang telah
memungkinkan sekuensing cepat dan murah dari genom yang sangat besar.
3. Kloning: Kloning adalah teknik untuk membuat banyak salinan molekul DNA yang
identik dengan molekul DNA asli. Teknik ini memungkinkan pemurnian DNA,
pembuatan plasmid, serta menghasilkan banyak molekul DNA yang digunakan dalam
berbagai penelitian dan aplikasi.
4. Modifikasi genetik: Modifikasi genetik adalah teknik untuk mengubah urutan DNA
dalam suatu organisme dengan menambahkan, menghapus, atau memodifikasi gen.
Modifikasi genetik dapat digunakan untuk mempelajari fungsi gen tertentu,
menghasilkan produk baru, atau mengembangkan tanaman atau hewan yang lebih
tahan terhadap penyakit dan lingkungan yang buruk.

Teknologi DNA telah membawa banyak manfaat bagi berbagai bidang, termasuk biologi,
kedokteran, pertanian, dan industri. Misalnya, teknologi DNA telah digunakan dalam
pengembangan obat-obatan baru, pengembangan tanaman transgenik yang tahan terhadap hama
dan penyakit, serta identifikasi pelaku kejahatan melalui analisis DNA.

Kesimpulan

Dalam biologi molekuler, DNA merupakan materi genetik yang penting bagi organisme. Proses-
proses seperti replikasi DNA, transkripsi dan translasi merupakan mekanisme yang
memungkinkan informasi genetik dalam DNA diubah menjadi protein, yang kemudian
memungkinkan organisme untuk melakukan fungsi-fungsi penting. Mutasi genetik dapat terjadi
karena perubahan dalam urutan DNA, dan dapat menghasilkan variasi dalam karakteristik
organisme. Rekombinasi genetik, yaitu proses di mana materi genetik dari dua individu yang
berbeda digabungkan untuk menghasilkan keturunan baru, juga dapat terjadi.

Teknologi DNA adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk memanipulasi dan mengamati
DNA dengan tujuan tertentu, seperti PCR, sekuen gen, kloning, dan modifikasi genetik.
Teknologi DNA telah membawa banyak manfaat bagi berbagai bidang, termasuk biologi,
kedokteran, pertanian, dan industri.

Secara keseluruhan, pemahaman tentang biologi molekuler dan teknologi DNA sangat penting
untuk memahami dasar-dasar biologi dan untuk memajukan penelitian dan aplikasi di bidang-
bidang yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai