Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan

(heredity) atau konstansi dan perubahan pengaturan dari berbagai fungsi

fisiologis yang membentuk karakter organisme. Unit keturunan disebut

gen,adalah suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi

karakter biokimia atau fisiologis tertentu. Pendekatan tradisional pada

genetika telah mengidentifikasikan gen sebagai dasar kontribusi karakter

fenotip atau karakter dari keseluruhan stuktural dan fisiologis dari suatu

sel atau organisme, karakter fenotip seperti warna mata pada manusia

atau resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada umumnya di amati

pada tingkat organisme. Dasar kimia untuk variasi dalam fenotip, atau

perubahan urutan DNA dalam suatu gen atau dalam organisasi gen.

(Jawets, 2001). Makalah ini disusun untuk memahami bagaimakah suatu

mikroba mampu untuk melakukan pengemasan terhadap bahan genetik

yang terkandung dalam tubuh. Selain itu juga dilakukan pengidentifikasian

terhadap mekanisme pemindahan materi genetik dan mutasi yang

berlangsung pada suatu bahan genetik pada mikroba.

1
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini, antara lain:

a. Mengetahui cara mikroba dalam melakukan pemindahan materi

genetik pada bakteri.

b. Mengetahui penyebab mutasi dan mekanisme mutasi pada

bakteri.

1.3 Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah cara mikroba dalam melakukan pemindahan

materi genetik pada bakteri ?

b. Apakah penyebab mutasi dan mekanisme mutasi pada bakteri ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Genetika Mikrobia

Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang

ahli botani bangsa Austria, Gregor Mendel pada tanaman kacang

polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan galur-galur kacang

polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi

perubahan-perubahan pada warna,bentuk, ukuran, dan siat-sifat lain dari

kacang polong tersebut.penelitian inilah ia mengembangkan hukum-

hukum dasar kebakaan. Hukum kebakaan berlaku umum bagi semua

bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku manusia dan juga

organisme percobaan dahulu amat populer dalam genetika, yakni lalat

buah Drosophila. Namun sekarang, percobaan-percobaan ilmu kebakaan

dengan menggunakan bakteri Escherichia coli. Bakteri ini di pilih karena

paling mudah di pelajari pada taraf molekuler sehingga merupakan

organisme pilihan bagi banyak ahli genetika. Hal ini membantu

perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di pelajari

dalam bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan virus

(Waluyo, 2005).

Genetika mikrobia tradisional terutama berdasarkan pada

pengamatan atau observasi perkembangan secara luas. Variasi fenotif

telah diamati berdasar kemampuan gen untuk tumbuh dibawah kondisi

3
terseleksi, misalnya bakteri yang mengandung satu genyang resisten

terhadap ampisilin dapat dibedakan dari bakteri kekurangan gen selama

pertumbuhannya dalam lingkungan yang mengandung anti biotik sebagai

suatu bahan penyeleksi. Catatan, bahwa seleksi gen memerlukan

expresinya dibawah kondisi yang tepat, dapat diamati pada tingkat fenotif.

Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari

DNA, suatu pengamatan yang melekat dasar bagi biologi molekuler.

Penemuan selanjutnya dari bakteri telah mengungkapkan adanya

restriction enzymes (enzim restriksi) yang memotong DNA pada tempat

spesifik, menghasilkan fragmen potongan DNA. Plasmida diidentifikasikan

sebagai elemen genetika kecil yang mampu melakukan replikasi diri pada

bakteri dan ragi. Pengenalan dari sebuah fragmen potongan DNA

kedalam suatu plasmid memungkinkan fragmen di perbanyak

(teramplifikasi). Amplifikasi regio DNA spesifik dapat di capai oleh enzim

bakteri menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau metode

amplifikasi nukleotida berdasar enzim yang lain (misalnya amplifikasi

berdasar transkripsi). DNA yang di masukkan kedalam plasmid dapat di

kontrol oleh promoter ekspresi pada bakteri yang mengamati protein, di

ekspresi pada tingkat tinggi. Genetika bakteri mendasari perkembangan

rekayasa genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan di bidang kedokteran.(Jewetz, 2001).

Ada dua fenomena biologi pada konsep hereditas yaitu:

4
1. Hereditas yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk

dari pembelahan satu sel mempunyai sifat yang identik dengan induknya.

2. Variasi genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi

berikut dari sel induknya akibat peristiwa genetik tertentu, misalnya

mutasi.

Pada bakteri, unit herediternya disebut genom bakteri. Genom

bakteri lazimnya disebut sebagai gen saja. Gen bakteri biasanya terdapat

dalam molekul DNA (asam deoksirinukleat) tunggal, meskipun dikenal

pula adanya materi genetik di luar kromosom (ekstra kromosomal), yang

di sebut plasmid, yang tersebar luas dalam populasi bakteri. Meskipun

bakteri bersifat haploid, transimisi gen dari satu generasi ke generasi

berikutnya berlangsung secara linier, sehingga pada setiap siklus

pembelahan sel, sel anaknya menerima satu set gen yang identik dengan

sel induknya.

Kromosom bakteri yang terdiri dari DNA mempunyai berat lebih

kurang 2-3% dari berat kering satu sel. Dengan mikroskop elektron, DNA

tampak sebagai benang-benang fibriler yang menempati sebagian besar

dari volume sel. Molekul DNA bila diekstraksi dari sel bakteri biasanya

mempunyai bentuk yang sirkuler, dengan panjang kira-kira 1 mm. DNA ini

mempunyai berat molekul yang tinggi karena terdiri dari heteropolimer dari

deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan Guanin dan

deoksiribonukleotida pirimidin yaitu Sitosin dan Timin.

5
Watson dan Crick, dengan sinar X menemukan bahwa struktur

DNA terdiri dari dua rantai poliribonukleotida yang dihubungkan satu sama

lain oleh ikatan hidrogen antara purin di satu rantai dengan pirimidin di

rantai lain, dalam keadaan antiparalel, dan disebut sebagai struktur double

helix. Ikatan hidrogen ini hanya dapat menghubungkan Adenin (6

aminopurin) dengan Timin (2,4 dioksi 5 metil pirimidin) dan antara Guanin

(2 amino 6 oksipurin) dengan Sitosin (2 oksi 4 amino pirimidin).

Singkatnya pasangan basa pada suatu sekuens DNA adalah A-T dan S-

G. Karena adanya sistem berpasangan demikian, maka setiap rantai DNA

dapat dijadikan cetakan/template untuk membangun rantai DNA yang

komplementer. Waktu terjadinya proses replikasi DNA dalam pembelahan

sel, molekul DNA dari sel anaknya terdiri dari satu rantai DNA yang

komplememter tapi dibuat baru, dengan kata lain, pemindahan materi

genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya adalah dengan cara

semikonservatif.

Fungsi primer DNA pada hakikatnya adalah sebagai sumber

perbekalan informasi genetik yang dimiliki oleh sel induk. Proses replikasi

di kerjakan dengan amat lengkap sehingga sel anaknya mendapatkan

pula informasi genetik yang lengkap, sehingga terjadi kesetabilan genetik

dalam suatu populasi mikroorganisme. Satu benang kromosom biasanya

terdiri dari lima juta pasangan basa dan terbagi atas segmen atau

sekuens asam amino tertentu yang akan membentuk stuktur protein.

Protein ini kemudian menjadi enzim-enzim, komponen membran sel dan

6
Mekanisme yang menunjukan bahwa sekuen nukleotida di dalam gen

menentukan sekuens asam amino pada pembentukan protein adalah

sebagai berikut:

1. Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut enzim RNA polimerase

membentuk satu rantai oliribonukleotida (= messesnger RNA = mRNA)

dari rantai DNA yang ada. Proses ini diseut transkripsi. Jadi pada

transkripsi DNA, terbentuk satu rantai RNA yang komplementer dengan

salah satu rantai double helix dari DNA.

2. Secara enzimatik asam amino akan teraktifasi dan ditransfer kepada

transfer RNA (= tRNA yang mempunyai daptor basa yang komplementer

dengan basa mRNA di satu ujungnya dan mempunyai asam amino

spesifik di ujung lainnya tiga buah basa pada mRNA di sebut triplet basa

yang lazim disebut sebagai kodon untuk suatu asam amino.

3. mRNA dan tRNA bersama-sama menuju kepermukaan ribosom

kuman, dan disinilah rantai polipeptida terbentuk sampai seluruhkodon

selesai dibaca menjadi menjadi suatu sekwen asam amino yang

membentuk protein tertentu. Proses ini disebut translasi.

2.2. Mutasi dan Mutagen

Mutasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada bahan genetika

sehingga ekspresinya (fenotip) berubah. Mutasi dapat terjadi pada

pasangan basa, satu ruas ADN, atau bahkan pada kromosom. Perubahan

ADN dapat menyebabkan perubahan kodon-kodon ARNd dan akhirnya

menyebabkan perubahan jenis asam nukleat yang disintesisnya.

7
2.2.1. Macam-macam Mutasi

1. Berdasarkan jenis sel yang mengalami mutasi, dibedakan menjadi

- Mutasi Somatis, adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel somatis. Mutasi

ini hanya diwariskan/diturunkan pada sel-sel somatis. Misalnya mutasi

pada sel-sel kulit yang menyebabkan kanker kulit.

- Mutasi Germinal, adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel gamet (sperma

atau ovum). Mutasi ini diwariskan pada generasi berikutnya. Misalnya

berbagai macam cacat dan penyakit menurun yang terpaut kromosom X

atau kromosom Y.

2. Berdasarkan jumlah/banyak sedikitnya materi genetik yang mengalami

mutasi, dibedakan menjadi:

a. Mutasi kromosom (aberasi) mutasi yang menyebabkan terjadinya

perubahan pada jumlah dan struktur kromosom.

b. Mutasi Gen adalah mutasi yang terjadi akibat perubahan pada satu

pasang basa ADN suatu gen.

3. Berdasarkan faktor penyebabnya, dibedakan menjadi:


a. Mutasi alam, jika penyebabnya adalah mutagen-mutagen alam
b. Mutasi buatan (mutasi induksi), jika penyebabnya adalah mutagen
buatan

2.2.2. Macam-macam Mutagen


Mutagen dibagi dalam 3 golongan:

1. Mutagen kimia, dapat masuk ke dalam replikasi ADN sehingga

mengubah struktur basa ADN

2. Mutagen fisik, berupa bahan fisik misalnya sinar ultraviolet, sinar X,

8
sinar gamma.

3. Mutagen biologi, berupa virus dan bakteri. Hal ini dapat menyebabkan

kerusakan pada kromosom

Mutagen alami, misalnya:

1. Sinar kosmis

2. Batuan radioaktif alam (uranium, thorium, radium) masuk bersama

makanan dan minuman menyebabkan ionisasi internal.

3. Sinar ultraviolet matahari, karena daya tembusnya hanya beberapa mm

ke dalam kulit, sehingga menyebabkan mutasi pada sel-sel kulit.

4. Temperatur yang terlalu tinggi

5. Kekeliruan metabolisme, terjadi pada saat replikasi gen

6. Virus, asam nukleatnya merusak DNA sel inang.

Mutagen buatan, misalnya:

1. Sinar-sinar radioaktif buatan (sinar x, β, γ)

2. Penggunaan senjata nuklir

3. Zat-zat alkilase (gas mustard, etil metil sulfat, etil metan sulfat)

4. Zat-zat yang sifatnya sama dengan basa nitrogen dapat menggantikan

basa normal pada saat replikasi.

2.3. Mekanisme Mutasi

Mutagenesis merupakan suatu teknik biologi molekuler di mana

suatu mutasi diciptakan pada suatu bagian molekul DNA tertentu, yang

dikenal sebagai plasmid. Peristiwa kimia yang paling umum yang dapat

menyebabkan mutasi spontan adalah depurinasi dan deaminasi basa-

9
basa tertentu. Pada peristiwa depurinasi, adenin dan guanin tersingkir dari

DNA karena terputusnya ikatan kimia antara purin dan deoksiribose. Pada

peristiwa depurinasi, jika tersingkirnya purin itu tidak segera diperbaiki

maka pada saat replikasi tidak terbentuk pasangan basa komplementer

yang lazim. Yang terjadi adalah secara random basa apapun dapat

diadakan. Pada replikasi berikutnya, keadaan tersebut dapat menyebkan

mutasi jika basa baru yang diadakan secara acak tersebut tidak sama

dengan basa mula-mula.

Sementara pada proses deaminasi, peristiwa yang terjadi adalah

tersingkirnya gugus amino dari basa. Contoh dari deaminasi adalah

deaminasi sitosin menjadi urasil. Oleh karena urasil merupakan basa

nitrogen yang tidak lazim bagi DNA maka sebagian besar urasil tersebut

harus segera disingkirkan dan diadakan proses perbaikan untuk

mengembalikan sitosin. Apabila urasil tidak segera diperbaiki maka hal itu

akan menyebabkan pengadaan adenin pada unting DNA baru hasil

replikasi berikutnya, dan sebagai hasilnya adalah terjadinya mutasi berupa

perubahan pasangan bsa S-G menjadi T-A.

Mekanisme dasar:

1. Mensintesis DNA yang di dalamnya terdapat bagian yang ingin


dimutasi.

2. Hasil sintesis ini harus dihibridisasi dengan DNA lain dari gen yang
diinginkan.

3. Fragmen tersebut diperluas lagi oleh DNA polimerase.

10
4. Molekul yang diperoleh akan diadaptasikan ke dalam sel inang dan
dikloning.

5. Pemilihan mutan.

Gambar.1 Mutagenesis
2.4. Tipe Mutan Bakteri

Karena semua sifat sel-sel hidup pada akhirnya dikendalikan oleh

gen maka ciri sel yang manapun dapat berubah karena mutasi. Berbagai

ragam mutan bakteri telah diisolasi dan dipelajari secara intensif.

Beberapa dari tipe-tipe utama mutan adalah sebagai berikut:

1. Mutan yang memperlihatkan toleransi yang meningkat terhadap unsur-

unsur penghambat, terutama antibiotik (mutan yang resisten terhadap

antibiotik atau obat-obatan)

2. Mutan yang menunjukkan kemampuan fermentasi yang berubah atau

meningkatnya atau berkurangnya kapasitas untuk menghasilkan beberapa

produk akhir

3. Mutan yang mempunyai defisiensi akan nutrisi, yaitu membutuhkan

medium yang lebih kompleks untuk tumbuhnya ketimbang biakan aslinya.

11
4. Mutan yang memperlihatkan perubahan dalam bentuk koloni atau

kemampuan untuk menghasilkan pigmen

5. Mutan yang menunjukkan perubahan pada struktur permukaan dan

komposisi selnya (mutan antigenik)

6. Mutan yang resisten terhadap aksi bakteriofage

7. Mutan yang memperlihatkan beberapa perubahan pada ciri-ciri

morfologis, misalnya hilangnya kemampuan untuk menghasilkan spora,

kapsul atau flagella.

Ada banyak implikasi praktis yang berkaitan dengan terjadinya

mutan mikrobia. Hal ini digambarkan oleh contoh-contoh berikut:

1. Diketahui ada beberapa mikroorganisme yang menggambarkan

resistensi terhadap antibiotik-antibiotik tertentu akibat mutasi. Kenyataan

ini sangat penting dalam pengobatan penyakit, karena antibiotik yang

pada mulanya efektif untuk mengendalikan suatu infeksi bacterial menjadi

kurang atau tidak lagi efektif ketika muncul mutan-mutan yang resisten

terhadap antibiotik yang bersangkutan

2. Dapat diisolasi mutan biokimiawi yang mampu menghasilkan suatu

produk akhir dalam jumlah besar. Hal ini penting dalam industri. Sebagai

contoh, jumlah penisilin yang dihasilkan dalam produksi komersial

meningkat secara dramatis melalui seleksi galur-galur mutan Penicillium

3. Pemeliharaan biakan murni spesies-spesies jasad renik yang tipikal

mensyaratkan tercegahnya mutasi, kalau tidak maka biakan tersebut tidak

akan tipikal lagi

12
4. Mutan mikroba telah digunakan secara meluas di dalam penyelidikan

berbagai proses biokimiawi, terutama reaksi-reaksi bio-sintetik. Sebagai

contoh, mutan-mutan yang terhalang atau rusak pada langkah-langkah

enzimatik yang berbeda-beda telah digunakan untuk menyingkap seluk

beluk rangkaian metabolik

Banyak mutan, mungkin sebagian besar dapat balik ke kondisi liar

melalui mutasi balik, yaitu kembalinya sel-sel mutan ke fenotipe asalnya.

Akan tetapi, hal ini tidak mesti disebabkan oleh pembalikan mutasi aslinya

secara tepat. Kadang-kadang, pengaruh mutasi asli dapat ditekan

sebagian atau seluruhnya oleh mutasi kedua pada situs yang berbeda

pada kromosom(Pelczar, 2008).

2.5. Pemindahan Materi Genetik Pada Bakteri

1. Konjugasi

Konjugasi merupakan mekanisme perpindahan informasi genetik

(DNA) dari sel donor ke sel resipien yang terjadi akibat adanya kontak sel

dengan sel. Konjugasi bakteri pertama kali ditemukan oleh Lederberg dan

Tatum pada tahun 1946. Mereka menggabungkan dua galur mutan

Escherichia coli yang berbeda yang tidak mampu mensintesis satu atau

lebih faktor tumbuh esensiil dan memberinya kesempatan untuk kawin.

Jika suatu sel E.coli mengandung faktor F yang berupa badan

terpisah dari kromosom utama, maka ia dinyatakan berkelamin jantan.

Namun, jika tak mengandung F pada sel tersebut, maka dinyatakan

berkelamin betina.

13
Transfer materi genetik dari sel E.coli jantan ke sel E.coli betina

didahului terbentuknya pasangan konjugasi antara kedua sel. Pasangan

konjugasi ini terbentuk melalui perlekatan suatu pilus kelamin jantan pada

permukaan suatu sel kelamin betina.

Menurut Watson (1987), pilus yang berlekatan di atas, merangsang

suatu rangkaian kejadian yang mendorong terjadinya replikasi DNA faktor

F yang membawa transfer DNA faktor F (hasil replikasi) kepada sel F -.

Hanya DNA faktor F (hasil replikasi) yang ditransfer. Transfer materi

genetik faktor F mengakibatkan seluruh sel kelamin betina (F -) di

sekitarnya segera berubah menjadi sel kelamin jantan (F+).

Gambar 2 perlekatan suatu pilus kelamin jantan pada permukaan suatu


sel kelamin betina

14
Gambar 3 mekanisme konjugasi pada bakteri

2.5.1. Sel-Sel E.coli Berkelamin jantan (Hfr)

Faktor F dalam sel.coli dapat berintegrasi dengan kromosom utama

sel melalui peristiwa pindah silang. Sel-sel E.coli berkelamin jantan yang

faktor F nya terintegrasi ke dalam kromosom utama akan berubah menjadi

sel Hfr (high frequency recombination). Sama seprti F+, sel Hfr ini dapat

membentuk pilus konjugasi dan mentransfer materi genetik ke sel F -.

Watson dkk (1987) menyatakan, jika suatu sel Hfr berdekatan dengan sel

F-, terjadi replikasi DNA yang terinduksi oleh konjugasi, dan karena ujung

pengarah faktor F berlekatan dengan kromosom utama, jadi transfer

materi genetik kromosom utama terjadi pula.Transfer materi genetik utuh

jarang terjadi karena konjugasi sel jantan dan sel betina sangat rapuh dan

mudah terpisah, sebelum proses transfer utuh selesai. Sehingga biasanya

15
sel betina (F-) tidak berubah menjadi sel berkelamin jantan. (Corebima,

1997).

2. Tranformasi

Transformasi pertama kali ditemukan oleh Frederick Griffith pada

tahun 1928. Dia mempelajari transformasi satu tipe Streptococcus

pneumoniae menjadi tipe yang berbeda. S. pneumoniae dibagi menjadi

100 tipe lain yang berbeda atas dasar perbedaan kimia pada kapsulnya.

Jadi, tipe 1 menghasilkan kapsul yang berbeda dengan tipe 2, dan

seterusnya.

Transformasi ialah proses pemindahan DNA bebas sel yang

mengandung sejumlah informasi genetik (DNA) dari satu sel ke sel

lainnya. DNA tersebut diperoleh dari sel donor melalui lisis sel alamiah

atau dengan cara ekstraksi kimiawi. Begitu fragmen DNA dari sel donor

tertangkap oleh sel resipien, maka terjadilah rekombinasi.

Manfaat yang didapat dari transformasi gen pada bakteri adalah :

a. Sarana penting dalam rekayasa genetika.

b. Memetakan kromosom bakteri.

c. Bermanfaat dalam penelitian-penelitian genetik bakteri di

laboratorium.

3.. Transduksi

Beberapa jenis virus berkembang biak di dalam sel bakteri. Virus-

virus yang inangnya adalah bakteri seringkali disebut bakteriofage atau

16
fage. Pada waktu fage menginfeksi bakteri, fage memasukkan DNA-nya

ke dalam bakteri tersebut. DNA fage ini kemudian bereplikasi di dalam sel

bakteri atau berintegrasi dengan kromosom bakteri. Inilah yang dikenal

dengan transduksi. Jadi, transduksi adalah proses perpindahan gen dari

suatu bakteri ke bakteri lain oleh bakteriofage lalu oleh bakteriofage

tersebut plasmid ditransfer ke populasi bakteri. Transduksi ditemukan oleh

Norton Zinder dan Joshua Lederberg pada tahun 1952. Pada waktu DNA

fage dikemas di dalam pembungkusnya untuk membentuk bakteri-bakteri

fage baru, DNA fage tersebut dapat membawa sebagian dari DNA bakteri

yang telah menjadi inangnya. Selanjutnya, bila fage menginfeksi bakteri

lainnya, maka fage akan memasukkan DNA-nya yang mengandung

sebagian dari DNA bakteri inang sebelumnya. Dengan demikian, fage

tidak hanya memasukkan DNA-nya sendiri ke dalam sel bakteri yang

diinfeksinya, tetapi juga memasukkan DNA dari bakteri lain yang ikut

terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA dari

satu sel bakteri ke bakteri lainnya.

Ada dua tipe transduksi, yaitu:

1. Transduksi terbatas

Pada proses ini tidak semua gen dapat ditransfer. Transduksi terbatas

terjadi saat profage telah terintegrasi pada kromosom bakteri. Gen-gen

bakteri yang mengalami transduksi terbatas adalah yang berdekatan

dengan profage yang terintegrasi.

17
2. Transduksi umum

Gambar 4 Proses Transduksi pada Sel Bakteri

Transduksi umum terjadi bila suatu fage memindahkan gen dari

kromosom bakteri atau plasmid. Pada saat fage memulai siklus litik,

enzim-enzim virus menghidrolisis kromosom bakteri menjadi potongan-

potongan kecil DNA. Setiap bagian dari kromosom bakteri tersebut dapat

digabungkan dengan kepala fage selama perakitan fage. Fage yang telah

berisi DNA sel bakteri dapat menginfeksi sel lain dan mentransfer gen

bakteri di dalam sel resipien DNA bakteri dan bergabung dengan

rekombinasi homolog menggantikan gen dalam sel resipien. Transduksi

ini terjadi pada bakteri gram positif dan gram negatif.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Konjugasi merupakan mekanisme perpindahan informasi genetik (DNA)

dari sel donor ke sel resipien yang terjadi akibat adanya kontak sel

dengan sel

2. Transformasi ialah proses pemindahan DNA bebas sel yang

mengandung sejumlah informasi genetik (DNA) dari satu sel ke sel

lainnya. DNA tersebut diperoleh dari sel donor melalui lisis sel alamiah

atau dengan cara ekstraksi kimiawi.

3. Transduksi adalah proses perpindahan gen dari suatu bakteri ke bakteri

lain oleh bakteriofage lalu oleh bakteriofage tersebut plasmid ditransfer ke

populasi bakteri

4. Berdasarkan faktor penyebabnya, dibedakan menjadi:

a. Mutasi alam, jika penyebabnya adalah mutagen-mutagen alam

b. Mutasi buatan (mutasi induksi), jika penyebabnya adalah mutagen

buatan

Mekanisme dasar:

a. Mensintesis DNA yang di dalamnya terdapat bagian yang ingin

dimutasi.

19
b. Hasil sintesis ini harus dihibridisasi dengan DNA lain dari gen yang

diinginkan.

c. Fragmen tersebut diperluas lagi oleh DNA polimerase.

d. Molekul yang diperoleh akan diadaptasikan ke dalam sel inang dan

dikloning.

e. Pemilihan mutan.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://linda-haffandi.blogspot.com/2011/12/genetika-mikroba.html

https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=genetika+mikroba

21
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

karuniaNYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini tepat waktu. Makalah yang kami buat ini berjudul ”Genetika Mikroba”.

Tujuan membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata

kuliah mikrobiologi yang dibimbing ibu Marhayana S,S.Kel., M.Si. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat dan berguna, khususnya bagi kami dan

umumnya bagi pembaca.

Demikian makalah ini dibuat, kami menyadari di dalam penyusunan

dan pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari pada

itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi mencapai kesempurnaan

makalah ini agar lebih baik lagi dan atas kritik dan sarannya kami ucapkan

terimakasih.

22
MAKALAH

GENETIKA MIKROBA

Mata kuliah: MIKROBIOLOGI

Dosen Pengampuh :

Marhayan S,S.Kel., M.Si

FIKRAM : 200-23-54-243-016

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO
2022

23

Anda mungkin juga menyukai