Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

GENETIKA MIKROORGANISME

DISUSUN OLEH:

SAFRINA ZAHRA

(G30120030)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan (heredity) atau konstansi dan
perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk karakter organisme.
Unit keturunan disebut gen,adalah suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa
informasi karakter biokimia atau fisiologis tertentu. Pendekatan tradisional pada genetika
telah mengidentifikasikan gen sebagai dasar kontribusi karakter fenotip atau karakter dari
keseluruhan stuktural dan fisiologis dari suatu sel atau organisme, karakter fenotip seperti
warna mata pada manusia atau resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada umumnya di
amati pada tingkat organisme. Dasar kimia untuk variasi dalam fenotip, atau perubahan
urutan DNA dalam suatu gen atau dalam organisasi gen.(Jawets, 2001). Makalah ini disusun
untuk memahami bagaimakah suatu mikroba mampu untuk melakukan pengemasan terhadap
bahan genetik yang terkandung dalam tubuh. Selain itu juga dilakukan pengidentifikasian
terhadap mekanisme pemindahan materi genetik dan mutasi yang berlangsung pada suatu
bahan genetik pada mikroba.

1.2.Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan genetika mikroba ?


2. Bagaimanakah sifat bahan genetis pada mikroba ?
3. Bagaimana mekanisme pemindahan materi genetik pada bakteri ?

1.3.Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari genetika mikroba


2. Mengetahui sifat bahan genetis pada mikroba
3. Mengetahui mekanisme pemindahan materi genetik pada bakteri
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Genetika Mikroba

Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa
Austria, Gregor Mendel  pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia
menyilangkan galur-galur kacang polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara
lain terjadi perubahan-perubahan pada warna,bentuk, ukuran, dan siat-sifat lain dari kacang
polong tersebut.penelitian inilah ia mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum
kebakaan berlaku umum bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku
manusia dan juga organisme percobaan dahulu amat populer dalam genetika, yakni lalat
buah Drosophila. Namun sekarang, percobaan-percobaan ilmu kebakaan dengan
menggunakan bakteri Escherichia coli. Bakteri ini di pilih karena paling mudah di pelajari
pada taraf molekuler sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika. Hal
ini membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di pelajari dalam
bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan virus (Waluyo, 2005).

2.2.Sifat Bahan Genetis Pada Mikroba

Material genetik bakteri terdiri atas kromosom dan plasmid. Keduanya terdiri atas DNA.
Dua fungsi utama materi genetik adalah replikasi dan ekspresi. Material genetik harus
bereplikasi secara akurat sehingga dihasilkan 2 replikan (anakan) yang identik dengan
induknya. Materi genetik juga terekspresi dalam bentuk karakter terobservasi atau fenotip.

1.Kromosom

Kromosom bakteri mempunyai beratnya 2-3% dari berat kering satu sel, pada sel haploid
(prokariot) bersifat kromosom tunggal dan tidak berpasangan. Berbentuk sirkuler,
panjangnya ± 1mm, beratnya 2-3% dari berat kering satu sel, disusun sekitar 4 juta kpb DNA,
makromolekul yang sangat banyak ini dikemas agar tidak berubah dalam bentuk superkoil (±
70-130 superkoil domain) (Syahrurachman, 1994). Kebanyakan gen prokariota terdapat pada
kromosom, yang terletak dalam suatu bagian pusat sitoplasma, yang dinamakan daerah
nuklear atau nukleoid untukn membedakannya dari membran-pengikat nukleus pada sel
eukariotik. Jumlah nukleoid dalam sel bakteri dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan
pertumbuhan dan ukuran sel. Nukleoid berisi gen yang penting untuk pertumbuhan bakteri.

2.Plasmid

Plasmid adalah material genetik ektrakromosomal. Ukuran plasmid lebih kecil daripada
kromosom. Plasmid biasanya mengkode polipeptida yang tidak penting bagi pertumbuhan
secara langsung. Plasmid berbentuk sirkuler, tetapi terdapat plasmid berbentuk linier seperti
terlihat pada Borrelia dan Streptomyces. Plasmid dibedakan menjadi 2, yaitu plasmid
konjugatif dan non-konjugatif. Plasmid konjugatif adalah plasmid yang mampu didonorkan
ke resepien, sedangkan plasmid non-konjugatif tidak dapat didonorkan. Plasmid non-
konjugatif biasanya berukuran kurang dari 7,5 kbp dan biasanya berjumlah banyak (10-20
perkromosom). Plasmid didistribusikan secara acak ke sel anakan.

Meskipun plasmid tidak berperan langsung dalam pertumbuhan, tetapi plasmid memiliki
fungsi penting secara medis. Fungsi penting plasmid secara medis, yaitu kemampuan plasmid
mengkode polipeptida resistensi antibiotik, toksin, struktur permukaan sel untuk perlekatan
dan kolonisasi. Plasmid yang berperan dalam resistensi antibiotika disebur plasmid R atau
faktor R. 

2.3.Mekanisme Pemindahan Materi Genetik Pada Mikroba

Perpindahan gen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bakteri dengan mengirimkan
informasi genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien. Pertukaran gen antar bakteri dapat
terjadi karena bakteri pada umumnya hidup berkoloni bahkan bercampur dengan banyak
bakteri jenis lain. Pertukaran gen akan menghasilkan rekombinan baru. Pertukaran gen atau
materi genetik secara garis besar dilakukan melalui cara transfer gen dan transposisi.

Transfer gen merupakan perpindahan materi genetik termasuk plasmid dari sel donor ke sel
resipien. Sedangkan transposisi merupakan pemindahan rantai DNA pendek (hanya beberapa
urutan saja) antara satu plasmid ke plasmid lain, atau dari kromosom ke plasmid dalam sel
tersebut. Transfer gen terjadi melalui beberapa cara yaitu:

1.Transformasi

Transformasi merupakan proses pemindahan DNA telanjang yang mengandung sejumlah


terbatas informasi DNA dari satu sel ke sel yang lain.DNA tersebut diperoleh dari sel donor
melalui lisis secara alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi, begitu DNA diambil oleh sel
resipien maka terjadilah rekombinasi. Gejala transformasi ini ditemukan kali pertama
pada Streptococcus pneumonia oleh F. Griffith pada tahun 1928. Pengamatannya
menunjukkan bahwa ada dua macam tipe koloni bakteri tersebut, yaitu koloni halus (tipe S
atau smooth) yang bersifat patogen dan koloni kasar (tipe R atau rough) yang non patogen.
Dalam percobaannya ditemukan jika campuran bakteri tipe S yang telah dimatikan dengan
pemanasan dan sel tipe R hidup disuntikkan pada tikus maka tikus akan mati dan dari
bangkai tikus dapat diisolasi bakteri tipe S yang hidup. Griffith mengatakan bahwa ada
substansi yang berasal dari bakteri tipe S (mati) diambil oleh bakteri tipe R (hidup) sehingga
tipe R ini berubah menjadi tipe S yang patogen. Perubahan dari tipe R ke tipe S ini disebut
transformasi. Pada tahun 1944, Oswald Avery, Macleod, McCarty mengisolasi substansi
tersebut dan berhasil mengidentifikasinya sebagai DNA.Percobaan Avery dan kawan-kawan
inilah yang mendemontrasikan untuk pertama kali bahwa bahan genetik adalah DNA
(Gardner, 2000).

2.Konjugasi

Konjugasi merupakan pemindahan bahan genetik dari suatu sel bakteri yang bertindak
sebagai donor kepada sel bakteri yang bertindak sebagai resipien. Pada proses konjugasi, sel
donor (jantan) memasukkan sebagian DNA ke dalam sel resipien melalui pili seks yang
dimiliki oleh sel jantan. Setelah DNA donor masuk ke dalam sel resipien, enzim-enzim yang
bekerja pada DNA resipien menggunting dan mengeksisi suatu fragmen DNA resipien.
Kemudian DNA donor dipadukan ke dalam kromosom resipien di tempat DNA yang
tereksisi. Pemindahan ini dikode oleh plasmid. Plasmid adalah unsur genetis ekstra
kromosomal (diluar kromosom) dan dapat melangsungkan replikasi didalam sitoplasma sel
bakteri. Plasmid adalah potongan bundar DNA yang merupakan gen tambahan. Bila unsur
ekstra kromosomal dapat bereplikasi dan terpadu ke dalam kromosom bakteri disebut episom.
Hal ini membedakan episom dari plasmid, karena plasmid tidak terpadu ke dalam kromosom.
Pada bakteri gram negatif misalnya E.coli, konyugasi terjadi dengan cara perlekatan antara
sel donor dengan sel resipien melalui piliseks atau faktor F (faktor kesuburan atau fertility
factor). Pada bakteri gram positif misalnya Streptococcus faecalis, perlekatan antara sel
donor dan resipien tidak melaui pili. Proses konjugasi secara artificial dapat digunakan untuk
memetakan gen pada bakteri (Ristiati, 2000).

3.Transduksi

Transduksi merupakan proses pemindahan bahan genetik dari suatu bakteri ke bakteri lain
melalui bakteriofage. Bila bakteriofage menyerang bakteri maka DNA bakteriofage
diijeksikan ke dalam sel bakteri. Saat DNA fage dikemas di dalam pembungkusnya untuk
membentuk bakteri-bakteri fage baru, DNA fage tersebut dapat membawa sebagian dari
DNA bakteri yang telah menjadi inangnya. Selanjutnya, bila fage menginfeksi bakteri
lainnya, maka fage akan memasukkan DNA-nya yang mengandung sebagian dari DNA
bakteri inang sebelumnya. Dengan demikian, fage tidak hanya memasukkan DNA-nya
sendiri ke dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga memasukkan DNA dari bakteri lain
yang ikut terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA dari satu sel
bakteri ke bakteri lainnya. Ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu sel mengalami lisis atau
bersifat lisogenik (Snustad, 2012).

Ada dua tipe transduksi, yaitu:

a. Transduksi terbatas

Pada proses ini tidak semua gen dapat ditransfer. Transduksi terbatas terjadi saat
profage telah terintegrasi pada kromosom bakteri. Gen-gen bakteri yang  mengalami
transduksi terbatas adalah yang berdekatan dengan profage yang terintegrasi.

b. Transduksi umum

Transduksi umum terjadi bila suatu fage memindahkan gen dari kromosom bakteri
atau plasmid. Pada saat fage memulai siklus litik, enzim-enzim virus menghidrolisis
kromosom bakteri menjadi potongan-potongan kecil DNA. Setiap bagian dari kromosom
bakteri tersebut dapat digabungkan dengan kepala fage selama perakitan fage. Fage yang
telah berisi DNA sel bakteri dapat menginfeksi sel lain dan mentransfer gen bakteri di dalam
sel resipien DNA bakteri dan bergabung dengan rekombinasi homolog menggantikan gen
dalam sel resipien. Transduksi ini terjadi pada bakteri gram positif dan gram negatif.
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:

1.Genetika mikroba adalah ilmu yang mempelajari tentang hereditas (sifat turun temurun)
sifat induk dan variasi sifat karakteristik mikrobia.

2.Bahan genetik bakteri terdiri atas kromosom dan plasmid. Sifat dari kromosom bakteri
mempunyai beratnya 2-3% dari berat kering satu sel, pada sel haploid (prokariot) bersifat
kromosom tunggal dan tidak berpasangan. Sedangkan ukuran plasmid lebih kecil daripada
kromosom.

3.Mekanisme pemindahan bahan genetik pada bakteri secara umum dilakukan dengan tiga
cara yaitu transformasi, konjugasi,  dan transduksi.

3.2.Saran

Semoga dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang
genetika mikroba, sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai materi tersebut.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Gardner, dkk. 2000. Principle of Genetic. New York: John Wiley & Sons Inc.

Jawetz, dkk. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika.

Pelczar, Michael. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasional.

Snustad, P.D. and Simmons, M. J. 2012. Principles of Genetics. 6th ed. United States of
America: John Willey & Sons Inc.

Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang


Prees.

Anda mungkin juga menyukai