PENDAHULUAN
Penelaah tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani
bangsa Austria, Gregor Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun
1860-an ia menyilangkan galur-galur kacang polong dan mempelajari akibat-
akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi perubahan-perubahan pada warna,
bentuk, ukuran, dan sifat-sifat lain dari kacang polong tersebut. Penelitian
inilah ia mengembangkan hokum-hukum dasar kebakaan. Hokum kebakaan
berlaaku umum bagi semua bentuk kehidupan. Hokum-hukum mendel berlaku
pada manusia dan juga organisme percobaan dahulu amat popular dalam
genetika, yakni lalat buah Drosophila. Namun sekarang, percobaan-percobaan
ilmu kebakaan denga menggunakan bakteri Escherichia coli. Bakteri ini dipilih
karena paling mudah dipelajari pada taraf molecular, sehingga merupakan
organisme pilihan bagi banyak genetika. Hal ini membantu perkembangan
bidang genetika mikroba. Jasad renik yang yang dipelajari dalam bidang
genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan virus.
1.2 Tujuan
Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model
molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih
dikenal dengan heliks ganda Watson Crick. Informasi genetika disimpan sebagai
suatu urutan basa pada DNA. Kebanyakan molekul DNA adalah rantai ganda,
dengan basa-basa komplementer (A-T-G-C) berpasangan menggunakan ikatan
hidrogen pada pusat molekul sifat komplementer dari basa memungkinkan suatu
rantai (rantai cetakan, template) menyediakan informasi untuk salinan atau
ekspresi informasi ada suatu rantai yang lain (rantai penyandi).
Pasangan-pasangan basa tersusun dalam bagian pusat double helixi DNA dan
menentukan informasi genetiknya. Setiap empat basa diikatkan pada phosphor 2-
depxyribose membentuk suatu nukleotida. Setiap nukleotida dibentuk dari tiga
bagian yaitu :
Kromosom bakteri yang terdiri dari DNA mempunyai berat lebih kurang 2-
3% dari berat kering satu sel. Dengan mikroskop electron, DNA tampak sebagai
benag-benang fibriler yang menempati sebagian besar dari volume sel. Molekul
DNA diekstrasi dari sel bakteri biasanya mempunyai bentuk yang sirkuler, dengan
panjang kira-kira 1 mm DNA ini mempunyai berat molekul yang tinggi karen
terdiri dari heteropolimer dari deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan
Guanin dan deoksiribonukleotida pirimidin yaitu Sitosin dan Timin.
Watson dan Crick dengan sinar X menemukan bahwa struktur DNA terdiri
dari dua rantai poliribonukleotida yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan
hidrogen antara purin di satu rantai dengan pirimidin di rantai lain, dalam keadaan
antiparalel, dan disebut sebagai struktur double helix. Ikatan hidrogen ini hanya
dapat menghubungkan Adenin (6 aminopurin) dengan Timin (2,4 dioksi 5 metil
pirimidin) dan antara Guanin (2 amino 6 oksipurin) dengan Sitosin (2 oksi 4
amino pirimidin). Singakatnya pasangan basa pada suatu sekuens DNA adalah A-
T dan S-G. karena adanya system berpasangan demikian, maka setiap rantai DNA
dapat dijadikan cetakan/template unntuk membangun rantai DNA yang
komplementer. Waktu terjadinya proses replikasi DNA dalam pembelahan sel,
molekul DNA dari sel anaknya terdiri dari satu rantai DNA yang komplementer
tapi dibuat baru, dengan kata lain, pemindahan materi genetik dari suatu generasi
ke generasi berikutnya adalah dengan cara semikonservatif.
1. Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut enzim RNA polymerase
memebentuk satu rantai oliribonukleotida (messenger RNA/ mRNA) dari
rantai DNA yang ada. Proses ini disebut transkripsi. Jadi pada transkripsi
DNA, terbentuk suatu ranta RNA yang komplementer dengan salah satu
rantai double helix dari DNA.
2. Secara enzimatik asam amino akan teraktifasi dan ditransfer kepada
transfer RNA (tRNA) yang mempunyai daptor basa yang komplementer
dengan basa m RNA disebut triplet basa yang lazim disebut sebagai kodon
untuk suatu asam amino.
3. mRNA dan tRNA bersama-sama menuju ke permukaan ribosom kuman,
dan disinilah rantai polipeptida terbentuk sampai seluruh kodon selesai
dibaca menjadi suatu sekuen asam amino yang membentuk protein
tertentu. Proses ini disebut translasi.
D. Macam-macam mutagen.
Mutagen adalah senyawa kimia atau faktor fisikawi yang dapat
menyebabkan mutasi. Misalnya sinar ultraviolet (UV) merupakan mutagen
yang kuat karena sinar UV dapat menembus sel dan diabsorpsi dengan kuat
oleh timin (T) dan sitosin (C). Absorpsi UV oleh timin dapat menyebabkan
terbentuknya dimer timin yang berdekatan sehingga dapat mengubah DNA
yang akan menggangu proses replikasi. Senyawa kimia yang dapat
menyebabkan mutasi, misalnya HNO2 karena asam ini menimbulkan
deaminasi pada basa nitrogen nukleotida. Asam nitrit dapat mengubah
adenine (A) menjadi hipoxantin (HX), sitosin (C) menjadi urasil (U) dan
guanin (G) menjadi xantin (X) (Ristiati, 2000).
Senyawa kimia mutagen yang lain adalah analog basa. Ini adalah senyawa
kimia yang strukturnya cukup menyamai basa DNA yang normal sehingga
dapat menggantikannya selama berlangsunngnya replikasi DNA. Meskipun
strukturnya cukup menyamai basa DNA yang normal sehingga dapat
menggantikannya selama berlangsunya replikasi DNA. Meskipun strukturnya
mirip, analog basa tidak mempunyai sifat ikatan hidrogen yang sama seperti
basa yang normal. Karena itu dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
replikasi yang mengakibatkan mutasi. Misalnya 2- aminoputrin adalah analog
adenine (A) dan dapat berpasangan dengan adenine (A) atau guanine (G).
Selain itu sinar X, sinar Y dan partikel energy tinggi (seperti neutron, partikel
B, partikel a) sangat berpotensi sebagai mutagen (Ristiati, 2000).
E. Mekanisme mutasi
Mutasi paling umum terjadi selama replikasi DNA. Beberapa mutasi
terjadi sebagai akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh cahaya ultraviolet
atau sinar X. Karena unsur-unsur ini merupakan bagian yang tak terhindarkan
dari lingkungan. Tidak satupun mekanisme tertentu yang dapat diusulkan
untuk menerangkan pengaruh mutagenik sinar X. Karena sinar X dapat
menyebabkan pecahnya banyak ikatan kimiawi yang berbeda-beda
macamnya, maka mungkin merusak DNA dengan berbagai cara. Pengaruh
utama cahaya UV ialah menyebabkan pembentukan dimer dengan ikatan
silang antara pirimidin-pirimidin yang bersebelahan, terutama timin. Dimer
ini mengacaukan proses replikasi yang normal (Pelczar, 2008).
Penemuan yang paling banyak membuka rahasia pada tahun-tahun
belakangan ini datang dari penelitian mengenai pengaruh mutagenik sinar X.
Karena kekhususan replikasi DNA bergantung pada ikatan purin-pirimidin,
yang diakibatkan oleh ikatan hidrogen antara gugusan-gugusan amino dan
hidroksil ini dapat menyebabkan muutasi. Asam nitrous, yang dapat
membuang gugusan amino dari purin dan pirimidin, adalah mutagen
semacam itu (Pelczar, 2008).
F. Tipe mutan bakteri
Semua sifat sel-sel hidup dikendalikan oleg gen maka ciri sel yang
manapun dapat berubah karena mutasi. Berbagai ragam mutan bakteri telah
diisolasi dan dipelajari secara intensif. Beberapa dari tipe-tipe utama mutan
adalah sebagai berikut :
1. Mutan yang memperlihatkan toleransi yang meningkat terhadap unsur-
unsur penghambat, terutama antibiotik (mutan yang resisten terhadap
antibiotik atau obat-obatan).
2. Mutan yang menunjukka kemampuan fermentasi yang berubah atau
meningkatnya atau berkurangnya kapasitas untuk menghasilkan beberapa
produk akhir.
3. Mutan yang mempunyai defisiensi akan nutrisi (oksotrofik) , yaitu
membutuhkan medium yang lebih kompleks untuk tumbuhnya daripada
biakan aslinya.
4. Mutan yang tidak mampu menggunakan substrat.
5. Mutan yang memperilihatkan perubahan dalam bentuk koloni atau
kemampuan untuk menghasilkan pigmen.
6. Mutan yang menunjukkan perubahan pada struktur permukaan dan
komposisi selnya (mutan antigenic).
7. Mutan yang resisten terhadap aksi bakteriofage.
8. Mutan yang memperlihatkan beberapa perubahan pada ciri-ciri morfologis,
misalnya hilangnya kemampuan untuk menghasilkan spora, kapsul, atau
flagella.
ada banyak implikasi praktis yang berkaitan dengan terjadinya mutan mikroba.
Hal ini digambarkan oleh contoh-contoh berikut:
METODE PRAKTIKUM
Pukul : 10:20-12:50
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Lampu UV
Inkubator Kultur murni S.
Inokulasi 48 jam pada Cawan petri marcecent pada
5.
suhu 25°C+ UV 90 detik Mikropipet medium cair
Lampu UV
Inkubator Kultur murni S.
Inokulasi 48 jam pada Cawan petri marcecent pada
6.
suhu 25°C+ 150 detik Mikropipet medium cair
Lampu UV
Pembakaran ose
3. ujung bulat sampai Wrapping media
membara
4. Pengambilan isolate
Hasil pengamatan setelah di inkubasi selama 48 jam
8. Inkubasi 37°C
3.2 Pembahasan
78
PENDAHULUAN
Serratia marcescens atau
yang biasa disebut
sebagai bakteri merah
(BM) merupakan salah
satu
spesies bakteri
entomopatogen gram-
negatif dari
famili Enterobacteriaceae.
Ciri khas S. marcescens
yang diisolasi dari
wereng batang cokelat
(WBC)
adalah koloninya
berbentuk cembung dan
menghasil-
kan pigmen merah.
Pigmen merah yang
dihasilkan
oleh S. marcescens
merupakan metabolit
sekunder
yang dikenal sebagai
prodigiosin dari famili
tripyrrole
yang umumnya
mengandung 4-methoxy-
2,2-bipyrolle
(Giri et al., 2004).
Nilai ekonomis dan
komersialisasi prodigi
J
URNAL
A
GRO
B
IOGEN
V
OL
.
10
N
O
.
2
78
PENDAHULUAN
Serratia marcescens atau
yang biasa disebut
sebagai bakteri merah
(BM) merupakan salah
satu
spesies bakteri
entomopatogen gram-
negatif dari
famili Enterobacteriaceae.
Ciri khas S. marcescens
yang diisolasi dari
wereng batang cokelat
(WBC)
adalah koloninya
berbentuk cembung dan
menghasil-
kan pigmen merah.
Pigmen merah yang
dihasilkan
oleh S. marcescens
merupakan metabolit
sekunder
yang dikenal sebagai
prodigiosin dari famili
tripyrrole
yang umumnya
mengandung 4-methoxy-
2,2-bipyrolle
(Giri et al., 2004).
Nilai ekonomis dan
komersialisasi prodigi
h) Produksi Pigmen Merah oleh Serratia marcescens
Serratia marcenscens atau yang biasa disebut sebagai bakteri merah
(BM) merupakan salah satu spesies bakteri entomopatogen gram negatif
dari family Enterobactericeae. Pigmen merah yang dihasilkan oleh
S.marcenscens merupakan metabolit sekunder yang dikenal sebagai
prodigiosin dari family tripyrrole yang mengandung 4-methoxy-2,2-
bipyrolle (Girl et.al., 2004)/
i) Serratia
marcescens
atau yang
biasa disebut
j) sebagai
bakteri merah
(BM)
merupakan
salah satu
k) spesies
bakteri
entomopatoge
n gram-
negatif dari
l) famili
Enterobacteria
ceae. Ciri
khas S.
marcescens
m) yang
diisolasi dari
wereng
batang
cokelat (WBC)
n) adalah
koloninya
berbentuk
cembung dan
menghasil-
o) kan pigmen
merah.
Pigmen
merah yang
dihasilkan
p) oleh S.
marcescens
merupakan
metabolit
sekunder
q) yang
dikenal
sebagai
prodigiosin
dari famili
tripyrrole
r) yang
umumnya
mengandung
4-methoxy-
2,2-bipyrolle
s) (Giri et al.,
2004).
t) Nilai
ekonomis dan
komersialisasi
prodigiosi
u) Serratia
marcescens
atau yang
biasa disebut
v) sebagai
bakteri merah
(BM)
merupakan
salah satu
w) spesies
bakteri
entomopatoge
n gram-
negatif dari
x) famili
Enterobacteria
ceae. Ciri
khas S.
marcescens
y) yang
diisolasi dari
wereng
batang
cokelat (WBC)
z) adalah
koloninya
berbentuk
cembung dan
menghasil-
aa) kan pigmen
merah.
Pigmen
merah yang
dihasilkan
bb) oleh S.
marcescens
merupakan
metabolit
sekunder
cc) yang
dikenal
sebagai
prodigiosin
dari famili
tripyrrole
dd) yang
umumnya
mengandung
4-methoxy-
2,2-bipyrolle
ee) (Giri et al.,
2004).
ff) Nilai
ekonomis dan
komersialisasi
prodigiosi
gg)
hh) J
ii) URNAL
jj) A
kk) GRO
ll) B
mm) IOGEN
nn)
oo) V
pp) OL
qq) .
rr)
ss) 10
tt)
uu) N
vv) O
ww) .
xx)
yy) 2
zz)
aaa)
bbb) 78
ccc) PENDAHU
LUAN
ddd) Serratia
marcescens
atau yang
biasa disebut
eee) sebagai
bakteri merah
(BM)
merupakan
salah satu
fff) spesies
bakteri
entomopatoge
n gram-
negatif dari
ggg) famili
Enterobacteria
ceae. Ciri
khas S.
marcescens
hhh) yang
diisolasi dari
wereng
batang
cokelat (WBC)
iii) adalah
koloninya
berbentuk
cembung dan
menghasil-
jjj) kan pigmen
merah.
Pigmen
merah yang
dihasilkan
kkk) oleh S.
marcescens
merupakan
metabolit
sekunder
lll) yang
dikenal
sebagai
prodigiosin
dari famili
tripyrrole
mmm) yang
umumnya
mengandung
4-methoxy-
2,2-bipyrolle
nnn) (Giri et
al., 2004).
ooo) Nilai
ekonomis dan
komersialisasi
prodigi
ppp)
qqq) J
rrr) URNAL
sss) A
ttt) GRO
uuu) B
vvv) IOGEN
www)
xxx) V
yyy) OL
zzz) .
aaaa)
bbbb) 10
cccc)
dddd) N
eeee) O
ffff).
gggg)
hhhh) 2
iiii)
jjjj)
kkkk) 78
llll) PENDAHULU
AN
mmmm)Serrati
a marcescens
atau yang
biasa disebut
nnnn) sebagai
bakteri merah
(BM)
merupakan
salah satu
oooo) spesies
bakteri
entomopatoge
n gram-
negatif dari
pppp) famili
Enterobacteria
ceae. Ciri
khas S.
marcescens
qqqq) yang
diisolasi dari
wereng
batang
cokelat (WBC)
rrrr) adalah
koloninya
berbentuk
cembung dan
menghasil-
ssss) kan
pigmen
merah.
Pigmen
merah yang
dihasilkan
tttt) oleh S.
marcescens
merupakan
metabolit
sekunder
uuuu) yang
dikenal
sebagai
prodigiosin
dari famili
tripyrrole
vvvv) yang
umumnya
mengandung
4-methoxy-
2,2-bipyrolle
wwww) (Giri et
al., 2004).
xxxx) Nilai
ekonomis dan
komersialisasi
prodi
Rata-rata pigmen merah mulai diproduksi saat sel bakteri S. marcescens
masih berada pada fase eksponensial. Hal ini dikarenakan pada fase
eksponensial, sel bakteri sudah banyak berkembang dalam kondisi
pertumbuhan yang sesuai. Keadaan ini akan mengaktifkan ekspresi gen
pigmen merah, sehingga pigmen dapat mulai dihasilkan. Pigmen dapat
diekspresikan dalam beberapa kondisi, yaitu ketika S. marcescens sudah
mencapai densitas sel yang tinggi dan ketika S. marcescens sudah dalam
kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya (Khanafari et al.,
2006).
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dr. Elya Nusantari. 2015. GENETIKA Belajar Genetika dengan Mudah &
Komprehensif. xx, 238 hlm.; Uk:15.5x23 cm. Yogyakarta: Universitas
Negeri Gorontalofile:///C:/Users/ASUS/Downloads/Buku-Genetika-
Belajar-Genetika-dengan-Mudah-dan-Komprehensif%20(1).pdf.
Diakses 26 Oktober 2019.