Genetika
mikroba mempelajari mikroorganisme untuk tujuan yang berbeda. Mikroorganisme yang
diamati adalah bakteri, dan archaea. Beberapa jamur dan protozoa juga merupakan subjek yang
digunakan untuk belajar di bidang ini. Studi mikroorganisme melibatkan studi genotipe dan
sistem ekspresi. Genotipe adalah komposisi turunan dari suatu organisme. (Austin, "Genotype,"
nd) Rekayasa Genetika adalah bidang pekerjaan dan studi dalam genetika
mikroba. [1] Penggunaan teknologi DNA rekombinan adalah proses dari pekerjaan
ini. [1] Prosesnya melibatkan pembuatan molekul DNA rekombinan dengan memanipulasi
sekuens DNA. [1]DNA yang diciptakan itu kemudian bersentuhan dengan organisme
inang. Kloning juga merupakan contoh rekayasa genetika. [1]
Sejak penemuan mikroorganisme oleh Robert Hooke dan Antoni van Leeuwenhoek
selama periode 1665-1885 [2] mereka telah digunakan untuk mempelajari banyak proses dan
telah memiliki aplikasi di berbagai bidang studi dalam genetika. Sebagai contoh: Laju
pertumbuhan mikroorganisme yang cepat dan waktu generasi yang pendek digunakan oleh para
ilmuwan untuk mempelajari evolusi. Penemuan Robert Hooke dan Antoni van Leeuwenhoek
melibatkan penggambaran, pengamatan, dan deskripsi mikroorganisme. [3] Mucor adalah
mikrofungi yang disajikan dan diberikan oleh Hooke. [4] Kontribusinya adalah, Mucor sebagai
mikroorganisme pertama yang diilustrasikan. Kontribusi Antoni van Leeuwenhoek terhadap
protozoa mikroskopis dan bakteri mikroskopis dihasilkan untuk pengamatan dan deskripsi
ilmiah.[4] Kontribusi ini dicapai dengan mikroskop sederhana, yang mengarah pada pemahaman
mikroba saat ini dan terus memajukan pemahaman ilmuwan. [5] Genetika mikroba juga
memiliki aplikasi untuk dapat mempelajari proses dan jalur yang mirip dengan yang ditemukan
pada manusia seperti metabolisme obat
3. Mutasi adalah perubahan spontan pada gen suatu makhluk hidup/bakteri. Sebagai contoh
yang sederhana adalah adanya koloni bakteri Serratia marcescens yang berwarna putih diantara
koloni yang berwarna merah. Jika koloni putih tersebut diisolasi dan kemudian diteliti sifat-
sifatnya serta dibandingkan dengan bakteri dari koloni merah, maka sifat-sifat selain
pigmentasinya sama. Bakteri dari koloni putih tersebut dikatakan mutan kadang-kadang mutan
putih tersebut dapat kembali menjadi merah. Peristiwa ini dinamakan mutasi balik
Perubahan-perubahan karena mutasi dapat dibedakan dengan modifikasi (perubahan tidak
menurun) yang disebabkan karena faktor lingkungan. Dalam hal modifikasi semua sel akan
mengalami perubahan fenotif, sedangkan pada mutasi hanya sebgian kecil dari populasi. Ada dua
macam mutasi yaitu mutasi selektif dan mutasi tidak selektif Mutasi selektif ialah mutasi yang
menguntungkan bagi kelangsungan hidup bakteri tersebut. Mutasi ini terjadi pada keadaan
lingkungan tertentu misalnya adanya antibiotika.Mutan tersebut dapat tumbuh dengan adanya
antibiotika dalam dosis tertentu yang dapat menghambat dan membunuh sel induknya.Mutasi ini
dinamakan juga mutasi buatan.Mutasi tidak selektif ialah mutasi yang tidak mempunyai sifat
yang lebih menguntungkan atau merugikan dibandingkan dengan pertumbuhan sel
induknya.Mutasi ini disebut juga mutasi alami, tanpa campur tangan manusia.
Mekanisme terjadinya mutasi (mutagenesis).Sel yang mengalami mutasi (mutan)
mengalami perubahan urutan nukleotida dari DNA nya.Bagian DNA yang mengalami perubahan
tersebut dinamakan muton. Perubahan ini akan mempengaruhi sebagian dari aktivitas sel,
misalnya susunan asam amino dari polipeptida/ protein. Ditinjau dari perubahan nukleotida atau
basa DNA maka dapat dikenal macam-macam perubahannya, yaitu mutasi titik. Pertukaran,
pengurangan, pengisian, pembalikan
Mutasi paling umum terjadi selama replikasi DNA. Beberapa mutasi terjadi sebagai akibat
kerusakan yang ditimbulkan oleh cahaya ultraviolet atau sinar X. Karena unsur-unsur ini
merupakan bagian yang tak terhindarkan dari lingkungan. Tidak satupun mekanisme tertentu
yang dapat diusulkan untuk menerangkan pengaruh mutagenik sinar X. Karena sinar X dapat
menyebabkan pecahnya banyak ikatan kimiawi yang berbeda-beda macamnya, maka mungkin
merusak DNA dengan berbagai cara. Pengaruh utama cahaya UV ialah menyebabkan
pembentukan dimer dengan ikatan silang antara pirimidin-pirimidin yang bersebelahan, terutama
timin. Dimer ini mengacaukan proses replikasi yang normal (Pelczar, 2008).
Penemuan yang paling banyak membuka rahasia mutasi pada tahun-tahun belakangan ini
datang dari penelitian mengenai pengaru hmutagenik berbagai bahan kimia. Ada dua tipe
senyawa kimia yang mutagenik. Yang pertama terdiri dari senyawa-senyawa yang dapat bereaksi
secara kimiawi dengan DNA. Karena kekhususan replikasi DNA bergantung pada ikatan purin-
pirimidin, yang diakibatkan oleh ikatan hidrogen antara gugusan-gugusan amino dan hidroksil
ini dapat menyebabkan mutasi. Asam nitrous, yang dapat membuang gugusan amino dari purin
dan pirimidin, adalah mutagen semacam itu (Pelczar, 2008).
5. Perpindahan gen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bakteri dengan mengirimkan
informasi genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien. Pertukaran gen antar bakteri dapat terjadi
karena bakteri pada umumnya hidup berkoloni bahkan bercampur dengan banyak bakteri jenis
lain. Pertukaran gen akan menghasilkan rekombinan baru. Pertukaran gen atau materi genetik
secara garis besar dilakukan melalui cara transfer gen dan transposisi.
Transfer gen merupakan perpindahan materi genetik termasuk plasmid dari sel donor ke sel
resipien. Sedangkan transposisi merupakan pemindahan rantai DNA pendek (hanya beberapa
urutan saja) antara satu plasmid ke plasmid lain, atau dari kromosom ke plasmid dalam sel
tersebut. Transfer gen terjadi melalui beberapa cara yaitu, transformasi, transduksi, dan
konjugasi (Snustad, 2012).
Gambar 1. Tiga tipe mekanisme transfer gen pada bakteri (Snustad, 2012).
a. Transformasi
Kali pertama diamati oleh Frederick Griffith (1928) Fragmen DNA bebas dapat melewati
dinding sel dan kemudian bersatu dalam genom sel tersebut sehingga mengubah genotipnya. Hal
ini biasanya dikerjakan di laboratorium dalam penelitian rekayasa genetika, tapi dapat pula
terjadi secara spontan meskipun dalam frekuensi yang kecil.
Transformasi merupakan proses pemindahan DNA telanjang yang mengandung sejumlah
terbatas informasi DNA dari satu sel ke sel yang lain.DNA tersebut diperoleh dari sel donor
melalui lisis secara alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi, begitu DNA diambil oleh sel
resipien makaterjadilah rekombinasi. Gejala transformasi ini ditemukan kali pertama
pada Streptococcus pneumonia oleh F. Griffith pada tahun 1928. Pengamatannya menunjukkan
bahwa ada dua macam tipe koloni bakteri tersebut, yaitu koloni halus (tipe S atau smooth) yang
bersifat patogen dan koloni kasar (tipe R atau rough) yang non patogen. Dalam percobaannya
ditemukan jika campuran bakteri tipe S yang telah dimatikan dengan pemanasan dan sel tipe R
hidup disuntikkan pada tikus maka tikus akan mati dan dari bangkai tikus dapat diisolasi bakteri
tipe S yang hidup. Griffith mengatakan bahwa ada substansi yang berasal dari bakteri tipe S
(mati) diambil oleh bakteri tipe R (hidup) sehingga tipe R ini berubah menjadi tipe S yang
patogen. Perubahan dari tipe R ke tipe S ini disebut transformasi. Pada tahun 1944, Oswald
Avery, Macleod, McCarty mengisolasi substansi tersebut dan berhasil mengidentifikasinya
sebagai DNA.Percobaan Avery dan kawan-kawan inilah yang mendemontrasikan untuk pertama
kali bahwa bahan genetik adalah DNA (Gardner, 2000).