MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Ekologi
Yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si dan
Bapak Dr. Drs. Fatchur Rohman, M.Si.
Oleh
Offering G
Kelompok 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
KAJIAN PUSTAKA
Ekologi berasal dari Yunani “oikos” (rumah atau tempat hidup) dan “logos” yang
berarti ilmu. Secara harfiah maka ekologi mempunyai pengertian yaitu ilmu yang mempelajari
ketata rumah tanggaan organisme hidup. Haeckel (1896) mengatakan bahwa ekologi ialah
pengetahuan mengenai keseluruhan hubungan berbagai organisme dengan lingkungannya dan
dengan faktor organik dan anorganik. Ekologi sebagai suatu disiplin ilmu tumbuh melalui peri
kehidupan alamiah (natural history). Ekologi adalah ilmu tempat mempertanyakan dan
menyelidik yang berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan
(peradaban) manusia. Ada beberapa ilmuwan lain yang mengemukakan pendapatnya mengenai
ekologi, antara lain Tansley (1935) mengemukakan bahwa ekologi ialah hubungan timbale
balik (interaksi) antara makhluk hidup (organism) dengan lingkungannya, dimana sifat
interaksi ini aktif dan dinamis. . Kormondy (1969) mendefinisikan ekologi sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari ekonomi alam semesta. Yang dipelajari disini adalah materi,
energy dan informasi. Kormondy menitik beratkan pada interaksi antara organisme dengan
lingkungannya baik lingkungan yang organic maupun anorganik.
Ekologi hanya bersifat eksploratif dengan tidak melakukan percobaan, jadi hanya
mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam. Pada saat ini dengan berbagai
keperluan dan kepentingan, ekologi berkembang sebagai ilmu yang tidak hanya mempelajari
apa yang ada dan apa yang terjadi di alam. Ekologi berkembang menjadi ilmu yang
mempelajari struktur dan fungsi ekosistem (alam), sehingga dapat menganalisis dan memberi
jawaban terhadap berbagai kejadian alam. Sebagai contoh ekologi diharapkan dapat memberi
jawaban terhadap terjadinya tsunami, banjir, tanah longsor, DBD, pencemaran, efek rumah
kaca, kerusakan hutan, dan lain-lain. Struktur ekosistem menurut Odum (1983), terdiri dari
beberapa indikator yang menunjukan keadaan dari system ekologi pada waktu dan tempat
tertentu. Beberapa penyusun struktur ekosistem antara lain adalah densitas (kerapatan), biomas,
materi, energi, dan faktor- faktor fisik-kimia lain yang mencirikan keadaan system tersebut.
Fungsi ekosistem menggambarkan hubungan sebab akibat yang terjadi dalam system.
Sebelum itu, banyak ahli yang hidup pada abad ke delapan belas dan kesembilan belas
telah menyumbang gagasan tentang kajian ekologi meskipun etiket “ekologi” tidak digunakan.
Sebagai contoh, Anton van Leeuwenhoek yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop juga
mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan” dan “pengaturan populasi” yang merupakan
dua bidang penting dari ekologi modern. Meskipun demikian, yang dianggap sebagai pemula dan
mengarah pada kajian yang bersifat modern adalah para ahli geografi tumbuhan seperti
Humboldt, de Condolle, Engler, Gray dan Kerner. Dasar-dasar dalam geografi tumbuhan ini
merupakan pangkal dan kemudian
Studi ekologi tumbuhan dan hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu autekologi dan
sinekologi. Autekologi merupakan studi hubungan timbal balik suatu jenis organisme dengan
lingkungannya yang pada umumnya bersifat eksperimental dan induktif. Contoh studi
autekologi adalah ekologi tikus yang diberi perlakuan tertentu, misalnya sebagian ruang
geraknya terbatas, sebagian yang lain ruang geraknya bebas, lalu diukur perkembangan
otaknya setelah waktu tertentu dan dibandingkan satu sama lain. Sinekologi merupakan studi
dari kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang lebih bersifat filosofis, deduktif, dan
umumnya deskriptif. Contoh studi sinekologi adalah ekologi hutan hujan tropis yang mengkaji
berbagai jenis tumbuhan yang ada, populasi masing-masing jenis, kerapatan persatuan luas,
fungsi berbagai tumbuhan yang ada, kondisi hutan atau tingkat kerusakan, hubungannya
dengan tanah, air, atau komponen fisik lainnya. Mengacu kedua contoh tersebut, jelas kedua
pendekatan sangat berbeda (Begon,1986).
Ekologi mengalami perkembangan yang sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Perkembangan ekologi juga mempengaruhi berbagai ilmu yang lain, demikian juga
perkembangan ilmu yang lain yang juga dapat mempengaruhi ilmu ekologi (Setiadi dkk, 1989).
Ekologi sendiri dapat dikatakan bahwa ekologi adalah ilmu dasar dari semua cabang ilmu yang
ada. Misalnya saja untuk dapat mengerti hubungan antar organisme terhadap lingkungan,
kemudian semua bidang ilmu yang dapat menjelasakan mengenai komponen-komponen
makhluk hidup dan lingkungan sangat diperlukan. Misalnya mengenai, perkembangan
penduduk, permasalahan makanan, pencemaran hutan, penggunaan energi, efek rumah kaca
atau pemanasan global dan lainnya, yang artinya ekologi juga berjaitan dengan ilmu lain,
seperti fisika, kimia, ilmu gizi, kehutanan, pertanian dan lain sebagainya (Heddy dan Kurniaty,
1994)
Penjelasan ekologi berkaitan dengan ilmu-ilmu lainnya sebagai berikut (Heddy dan Kurniaty,
1994) :
1. Ekologi kaitannya dengan Ilmu Biologi
Ekologi sejajar dengan bagian-bagian dasar yang lain yang membahas ekologi seperti
biologi molekuler, biologi perkembangan, genetika, fisiologi, morfologi, taksonomi.
Penyebaran suatu adaptasi kemudian aspek-aspek fungsi organisme dari beberapa
komunitas ini dipelajari dalam ilmu biologi yang erat kaitannya dengan ekologi.
2. Ekologi dengan Ilmu Fisika
Kaitannya dengan fisika ini yaitu dalam hal faktor fisik seperti , struktur dan kepadatan
tanah, sinar matahari, perubahan suhu, daya serap air, curah hujan, kelembaban udara, dan
lain sebagainya, faktor fisik tersebut saling berinteraksi dan saling ketergantungan satu
sama lain dalam suatu ekosistem.
3. Ekologi denagn Ilmu Kimia
Kaitannya dengan ilmu kimia ini yaitu berbagai proses kimia yang berlangsung, baik di
luar organisme maupun dalam proses sintesis dan analisis kimiawi dalam tubuh organisme.
yang sangat membutuhkan kajian kimia untuk dapat merumuskan berbagai proses kimia
yang berlangsung baik secara kualitatif dan kuantitatif berbagai proses ekologi.
4. Ekologi dengan ilmu matematika dan statistika
Peranan ilmu matematika dan statistika dibutuhkan dalam ekologi yaitu digunakannya
berbagai hitungan atau pembobotan suatu jenis, populasi atau komunitas suatu organisme
dalam suatu ekosistem secara kualitatif atau kuantitatif, serta perhitungan dan analisisnya
secara matematis dan statistik. Dengan memanfaatkan matematik, dapat diperkirakan apa
yang terjadi bila suatu parameter lingkungan (misalnya kadar dan jenis pupuk) dapat
diubah-ubah dan bagaimana pengaruhnya terhadap produktivitis tumbuhan.
5. Ekologi dengan Ilmu Teknologi
Kaitannya dengan ilmu teknologi ini yaitu dalam penelitian ekologi secara kuantitatif dari
suatu ekosistem yang cakupannya besar dan kompleks. Adanya ilmu teknologi ini
menggunakan model matematika serta penggolahan secara komputer maka akan dapat
diprediksi sesuatu yang akan terjadi bila suatu parameter dalam model itu diubah dan
selanjutnya akan menimbulkan bidang baru yang dikenal dengan ekologi statistik.
6. Ekologi dengan Ilmu Ekonomi
Ekonomi yang artinya “oikos” dan “nomics” yang berarti manajemen. Jadi ekonomi
kaitanya dengan ekologi yaitu manajemen tempat hidup atau manajemen lingkungan.
Manajemen tempat hidup dan lingkungan yang baik tentunya akan mendapatkan sesuatu
keuntungan yang baik. Misalnya pengelolaan lingkungan terhadap suatu ekosistem yang
pengeloaan dan dengan prosedur baik dijalankan menjadi tempat wisata dapat
menghasilkan keuntungan yang baik juga.
7. Ekologi dengan Ilmu Klimatologi
Ekologi berkaitan dengan ilmu klimatologi yaitu ilmu pengetahuan yang membahas
tentang iklim. Pada ekologi, faktor iklim sangat diperlukan untuk mempelajari berbagai
aspek penyebaran dan berbagai proses kehidupan organisme. Iklim merupakan faktor
lingkungan yang terpenting yang akan mempengaruhi semua aktivitas kehidupan dalam
lingkungan biosfer. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap iklim di bumi,
antara lain; cahaya matahari, suhu udara, curah hujan, kelembaban udara, dan angin.
Faktor-faktor lingkungan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap proses metabolisme,
reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme dalam suatu ekosistem.
Karena sifatnya yang masih sangat luas, maka menurut Hutagalung RA. (2010) ekologi
mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih fokus, yaitu:
1. Ekologi komunitas merupakan sub kelas dari pembelajaran mengenai ekologi
lingkungan. Ekologi komunitas mempelajari interaksi yang terjadi antar populasi
dalam suatu komunitas. Interaksi ini tidak selamanya menguntungkan, salah satu jenis
interaksi yang merugikan adalah kompetisi. Untuk meminimalisir kerugian yang
didapatkan, semua makhluk hidup melakukan berbagai cara adaptasi untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
2. Ekologi ekosistem merupakan cabang ekologi yang berhubungan dengan analisa
ekosistem jika dipandang dari sudut struktural dan fungsional.
3. Ekologi habitat merupakan cabang ilmu ekologi yang lebih menitik berat
pembahasannya pada sifat dari suatu habitat.
4. Ekologi hewan merupakan cabang ilmu ekologi yang membahas tentang hewan
sebagai organisme hidup dan mengabaikan tumbuhan dan manusia.
5. Ekologi manusia merupakan cabang ilmu ekologi yang membahas tentang keadaan
lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan manusia.
6. Ekologi pelestarian merupakan cabang ekologi yang berkaitan dengan pengelolaan
wajar dari sumber daya alam, misal, air, tanah, dan laut untuk kesejahteraan manusia.
7. Ekologi populasi merupakan cabang ekologi yang menitikberatkan hubungan antara
kelompok makhluk, jumlah individu, dan faktor penentuan besar populasi dan
penyebarannya.
8. Ekologi purbakala merupakan cabang ekologi yang berhubungan dengan makhluk
purbakala dan membantu melacak lubang-lubang garis evolusi dan asal-usul (tempat
dan waktu) kelompok tumbuhan dan hewan.
9. Ekologi serangga merupakan cabang ilmu ekologi tentang hubungan antara
kehidupan serangga dan lingkungannya.
10. Ekologi sosial merupakan cabang ilmu ekologi yang membahas tentang hubungan
penduduk dengan lingkungan alam, teknologi, dan masyarakat manusia.
11. Ekologi taksonomi merupakan cabang ilmu ekologi menurut golongan taksonomi,
misal ekologi serangga dan ekologi mikrob.
12. Ekologi tumbuhan merupakan cabang ilmu ekologi yang membahas tentang
tumbuhan sebagai organisme hidup dan mengabaikan hewan dan manusia.
13. Ekologi tumbuhan pengganggu merupakan cabang ilmu ekologi yang membahas
tentang hubungan timbal balik antara tumbuhan pengganggu dengan lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR RUJUKAN
Begon, M., J.L. Harper & C.R. Townsend. 1986. Ecology. Individuals, Populations and
Communities. Blackwell Sci. Pub. Oxford.
Campbell, J.B., L.G. Reece dan Mitchell. 2004. Biologi. Edisi kelima. Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Heddy, S. dan M. Kurniati. 1994. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi: suatu bahasan tentang kaidah-
kaidah ekologi dan penerapannya. Jakarta. PT. Raya Grafindo.
Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar. Jakarta.
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. 3rd ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co.
Resosudarmo, R.S.; K. Kartawinata; A. Soegiarto. 1992. Pengantar ekologi. Penerbit
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Setiadi, D., I. Mahadiono, dan A. Yusron. 1989. Pengantar Ekologi. Bogor. Pusat Antar
Universitas - Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
Soerjani, Mohamad, dkk. 2007. Lingkungan Hidup (The Living Environment) Pendidikan,
Pengelolaan Lingkungan dan Kelangsungan Pembangunan (Education,
Envorinmental management and Sustainable Development) Edisi Kedua. Jakarta :
Yayasan Institut Pendididikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL).
Suyud dan Subagja. 2001. Ekologi. Buku materi Pokok. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Thompson GF, FR Stainer. 1997. Ecological Design and Planning. J Wiley. New York.