Anda di halaman 1dari 14

HAKIKAT EKOLOGI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Ekologi
Yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si dan
Bapak Dr. Drs. Fatchur Rohman, M.Si.

Oleh
Offering G
Kelompok 1

Adi Romiansyah Saragih (170342615 )


Fatchul Yusron Nawawi (170342615 )
Hilda Anjani (170342615 )
Riski Berliana (17034261501)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Januari 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi
ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan
suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan
densitas organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor
fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut. Ekologi, biologi dan
ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang
menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh-
tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab
pertanyaan; dimana mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup
disana. Hubungan- hubungan tersebut demikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971)
menyatakan bahwa ekologi adalah “Environmental Biology“.
Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara
keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi
merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen
yang ada di sekitarnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain
suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk
hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan
erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi ekologi ?


2. Bagaimana sejarah ekologi sebagai ilmu pengetahuan ?
3. Bagaimana ruang lingkup ekologi serta pembagian ekologi ?
4. Bagaimana perkembangan ekologi dan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi?
5. Bagaimana hubungan antara ekologi dengan ilmu-ilmu terkait?
6. Apa saja cabang-cabang ilmu ekologi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi dari ekologi secara kompleks


2. Mengetahui sejarah ekologi sebagai ilmu pengetahuan
3. Mengetahui ruang lingkup ekologi serta pembagian ekologi
4. Mengetahui perkembangan ekologi dan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
5. Mengetahui hubungan antara ekologi dengan ilmu-ilmu terkait
6. Mengetahui berbagai cabang ilmu ekologi
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ekologi

Ekologi berasal dari Yunani “oikos” (rumah atau tempat hidup) dan “logos” yang
berarti ilmu. Secara harfiah maka ekologi mempunyai pengertian yaitu ilmu yang mempelajari
ketata rumah tanggaan organisme hidup. Haeckel (1896) mengatakan bahwa ekologi ialah
pengetahuan mengenai keseluruhan hubungan berbagai organisme dengan lingkungannya dan
dengan faktor organik dan anorganik. Ekologi sebagai suatu disiplin ilmu tumbuh melalui peri
kehidupan alamiah (natural history). Ekologi adalah ilmu tempat mempertanyakan dan
menyelidik yang berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan
(peradaban) manusia. Ada beberapa ilmuwan lain yang mengemukakan pendapatnya mengenai
ekologi, antara lain Tansley (1935) mengemukakan bahwa ekologi ialah hubungan timbale
balik (interaksi) antara makhluk hidup (organism) dengan lingkungannya, dimana sifat
interaksi ini aktif dan dinamis. . Kormondy (1969) mendefinisikan ekologi sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari ekonomi alam semesta. Yang dipelajari disini adalah materi,
energy dan informasi. Kormondy menitik beratkan pada interaksi antara organisme dengan
lingkungannya baik lingkungan yang organic maupun anorganik.

Ekologi hanya bersifat eksploratif dengan tidak melakukan percobaan, jadi hanya
mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam. Pada saat ini dengan berbagai
keperluan dan kepentingan, ekologi berkembang sebagai ilmu yang tidak hanya mempelajari
apa yang ada dan apa yang terjadi di alam. Ekologi berkembang menjadi ilmu yang
mempelajari struktur dan fungsi ekosistem (alam), sehingga dapat menganalisis dan memberi
jawaban terhadap berbagai kejadian alam. Sebagai contoh ekologi diharapkan dapat memberi
jawaban terhadap terjadinya tsunami, banjir, tanah longsor, DBD, pencemaran, efek rumah
kaca, kerusakan hutan, dan lain-lain. Struktur ekosistem menurut Odum (1983), terdiri dari
beberapa indikator yang menunjukan keadaan dari system ekologi pada waktu dan tempat
tertentu. Beberapa penyusun struktur ekosistem antara lain adalah densitas (kerapatan), biomas,
materi, energi, dan faktor- faktor fisik-kimia lain yang mencirikan keadaan system tersebut.
Fungsi ekosistem menggambarkan hubungan sebab akibat yang terjadi dalam system.

2.2 Sejarah Ekologi


Ekologi telah berkembang maju selama sejarah perkembangan manusia. Berbagai
tulisan ilmuan sejak Hipocrates, Aristoteles, hingga filosof lainnya merupakan naskah-naskah
kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi, walaupun pada waktu itu belum
diberikan nama ekologi. Penelusuran awal kajian ekologi sangatlah sulit. Jika ditinjau dari segi
proses alam, sesungguhnya ekologi telah dikenal oleh manusia sejak lama. Ilmu ekologi
mempunyai perkembangan yang bertahap sepanjang sejarah. Tulisan-tulisan Hiprocrates,
Aristoteles dan ahli-ahli filsafat lainnya darimasa Yunani mengandung bahan-bahan yang jelas
memiliki sifat ekologi. Walaupun demikian, bahasa Yunani secara harfiah tidak mempunyai
kata untuk itu. Kata “ekologi” merupakan ciptaan kata baru yang pertama-tama diusulkan oleh
ahli Biologi berkebangsaan Jerman bernama Ernest Haeckel pada tahun 1869.

Sebelum itu, banyak ahli yang hidup pada abad ke delapan belas dan kesembilan belas
telah menyumbang gagasan tentang kajian ekologi meskipun etiket “ekologi” tidak digunakan.
Sebagai contoh, Anton van Leeuwenhoek yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop juga
mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan” dan “pengaturan populasi” yang merupakan
dua bidang penting dari ekologi modern. Meskipun demikian, yang dianggap sebagai pemula dan
mengarah pada kajian yang bersifat modern adalah para ahli geografi tumbuhan seperti
Humboldt, de Condolle, Engler, Gray dan Kerner. Dasar-dasar dalam geografi tumbuhan ini
merupakan pangkal dan kemudian

2.3 Ruang Lingkup Ekologi


Ruang Lingkup Ekologi
Kreb pada tahun 1972 menyatakan “Ecology” adalah ilmu yang mempelajari interaksi-
interaksi, penyebaran dan jumlah dari organism. Definisi ini mencakup distribusi (penyebaran)
organisma itu, jumlah dari organism dan dimana tempat mereka, dan apa kedudukan mereka
dalam ekosistem itu. Ekologi akan mempelajari 3 tingkatan komponen dalam suatu areal
tertentu yaitu individu organism, populasi yang terdiri dari individu-individu spesies yang
sama, dan komunitas yang terdiri dari sejumlah populasi-populasi.
Ekologi mempelajari hubungan timbal balik antara organism dan lingkungan fisik dan
lingkungan biotiknya; yang juga menekankan pada kelompok-kelompok organism yaitu
populasi, yang merupakan kumpulan dari spesies-spesies dan komunitas. Hal ini menekankan
bagaimana kedudukan fungsionalnya dalam ekosistem dan habitat apa tempat tinggalnya.
Ekologi menerangkan jarring-jaring makanan, toleransi terhadap faktor lingkungan, siklus hara
lingkungan dan mekanisma penyebaran. Ekologi juga memulai untuk mengerti bagaimana
individu mengambil makanan untuk tetap hidup pada lingkungan fisik yang tersedia, dan
akhirnya untuk dapat berkembangbiak melestarikan jenisnya. Hal ini merupakan ekologi
fisiologis yang menekankan hubungan yang dinamik dari individu-individu pada lingkungan
abiotiknya dan sumber-sumber alam lainnya (Begon,1986).
Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.
I. Populasi
Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan genetik,dan
berada bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama. Secara umum, apabila kita
bicara populasi,maka yang kita maksudkan adalah anggota-anggota dari spesies yang
sama,yang satu sama lain berdekatan. Antara populasi yang satu dengan populasi lain
selalu terjadi interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya
(Kormondy, 1969).
II. Komunitas
Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat dan
waktu tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan. Kita dapat
menggunakan komunitas untuk menunjukkan semua benda yang hidup di dalam suatu
ekosistem ,atau kita dapat membatasi perhatian kita hanya pada komunitas burung,atau
komunitas tanaman dan sebagainya (Kormondy, 1969).
III. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan
nonhayati yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan yang
mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling
mempengaruhi dan berinteraksi. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu
peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer.
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang
beragam. Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem
perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut
(Soerjani, dkk., 2007)
a. Ekosistem darat. Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa
daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan
menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut, Bioma gurun, Bioma padang rumput,
Bioma Hutan Basah, Bioma hutan gugur, Bioma taiga dan Bioma tundra (Odum, E.P.
1971).
b. Ekosistem Air Tawar. Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam
tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air
tawar pada umumnya telah beradaptasi (Odum, E.P. 1971).
c. Ekosistem air laut. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan
terumbu karang (Odum, E.P. 1971).
IV. Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global--jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh
makhluk hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling kompleks
dalam ekologi. Biosfer meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa kilometer, daratan
sampai ke dan termasuk bebatuan yang mengandung air yang berada paling tidak 1500
meter di bawah tanah, danau dan aliran sungai, gua, dan lautan hingga kedalaman beberapa
kilometer (Begon,1986).
Penentu penting persebaran organisme dalam biosfer meliputi iklim dan faktor abiotik
lainnya. Faktor abiotik utama adalah suhu, air, cahaya matahari, angin, batu dan tanah.
Faktor abiotik yang dijelaskan memiliki pengaruh langsung pada biologi organisme. 4
faktor pertama-suhu, air, cahaya, dan angin-merupakan komponen utama iklim (climate)
yaitu kondisi cuaca yang dominan pada suatu lokasi, kita dapat melihat dampak besar iklim
pada persebaran organisme dengan cara membuat suatu klimograf, yaitu suatu plot suhu
dan curah hujan dalam suatu daerah tertentu, yang sering kali diberikan dalam bentuk rata-
rata tahunan. Rata-rata tahunan untuk suhu dan curah hujan sangat berkorelasi dengan
bioma yanng ditemukan di wilayah yang berbeda-beda. Akan tetapi, kita harus selalu
berhati-hati untuk membedakan antara korelasi antara variabel-variabel dengan kausal,
yaitu suatu hubungan sebab akibat (Soerjani, dkk., 2007).

Studi ekologi tumbuhan dan hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu autekologi dan
sinekologi. Autekologi merupakan studi hubungan timbal balik suatu jenis organisme dengan
lingkungannya yang pada umumnya bersifat eksperimental dan induktif. Contoh studi
autekologi adalah ekologi tikus yang diberi perlakuan tertentu, misalnya sebagian ruang
geraknya terbatas, sebagian yang lain ruang geraknya bebas, lalu diukur perkembangan
otaknya setelah waktu tertentu dan dibandingkan satu sama lain. Sinekologi merupakan studi
dari kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang lebih bersifat filosofis, deduktif, dan
umumnya deskriptif. Contoh studi sinekologi adalah ekologi hutan hujan tropis yang mengkaji
berbagai jenis tumbuhan yang ada, populasi masing-masing jenis, kerapatan persatuan luas,
fungsi berbagai tumbuhan yang ada, kondisi hutan atau tingkat kerusakan, hubungannya
dengan tanah, air, atau komponen fisik lainnya. Mengacu kedua contoh tersebut, jelas kedua
pendekatan sangat berbeda (Begon,1986).

Pada perkembangannya autekologi telah mempelajari berbagai jenis hewan maupun


tumbuhan. Demikian pula sinekologi yang kemudian dapat dibedakan lagi, antara lain menjadi
ekologi perairan tawar, ekologi daratan (terestrial), dan ekologi lautan. Sinekologi juga telah
berkembang ke berbagai ekosistem yang ada di permukaan bumi. Perkembangan ekologi jelas
sangat diharapkan dalam dunia ilmu pengetahuan terutama dalam menunjang pembangunan.
Di samping pengelompokan tersebut, ada pengamat lingkungan yang membuat kajian ekologi
menurut habitat atau tempat suatu jenis atau kelompok jenis tertentu. Oleh karena itu ada istilah
ekologi bahari atau kelautan, ekologi perairan tawar, ekologi darat atau terestrial, ekologi
estuaria (muara sungai ke laut), ekologi padang rumput, dan lain-lain. Pengelompokan yang
lain adalah menurut taksonomi, yaitu sesuai dengan sistematika makhluk hidup, misalnya
ekologi tumbuhan, ekologi hewan (ekologi serangga, ekologi burung, ekologi kerbau, dan lain
sebagainya), serta ekologi mikroba atau jasad renik (Resosudarmo, 1992).

2.4 Perkembangan Ekologi

Ekologi mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi. Mula-mula para pakar ekologi mempelajari saling keterkaitan antara organisme
dengan lingkungannya. Studi ekologi awalnya dari mempelajari geografi tumbuhan, kemudian
berkembang pada aspek lain, yaitu komunitas tumbuhan, kemudian menjadi ekologi komunitas
(Odum, 1971). Pada waktu yang hampir bersamaan kemudian berkembang studi-studi lain
mengenai dinamika populasi atau ekologi populasi. Studi ini juga berkembang menjadi ekologi
perilaku hingga beberapa tahun, kemudian dinamika populasi dan ekologi komunitas menjadi
perhatian besar bagi pakarpakar ekologi (Begon, 1986). Selanjutnya dengan adanya perhatian
yang besar terhadap faktor-faktor fisik lingkungan maka muncul kemudian ilmu-ilmu
mengenai ekoklimatologi (ilmu tentang iklim lingkungan), fisioekologi (ilmu tentang
lingkungan fisik), dan ilmu ekoenergetika (ilmu tentang energi lingkungan) (Suyud dan
Subagja, 2001). Ekologi modern, kemudian memusatkan perhatiannya pada konsep ekosistem
yang lebih kompleks, yaitu menyangkut beberapa asas-asas mendasar yang akan diuraikan
pada kegiatan belajar berikutnya. Penggunaan konsep ekosistem ini menuju kepada pendekatan
baru, yaitu pendekatan sistem. Pendekatan ini meliputi penggunaan model-model matematika.
Model-model ini, antara lain digunakan untuk menjelaskan secara lebih sederhana tentang
suatu ekosistem atau dapat pula untuk meramal dan menduga perubahan-perubahan yang akan
terjadi pada masa yang akan datang (Suyud dan Subagja, 2001).

2.5 Kaitan Ekologi dengan Ilmu-ilmu lain

Ekologi mengalami perkembangan yang sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Perkembangan ekologi juga mempengaruhi berbagai ilmu yang lain, demikian juga
perkembangan ilmu yang lain yang juga dapat mempengaruhi ilmu ekologi (Setiadi dkk, 1989).
Ekologi sendiri dapat dikatakan bahwa ekologi adalah ilmu dasar dari semua cabang ilmu yang
ada. Misalnya saja untuk dapat mengerti hubungan antar organisme terhadap lingkungan,
kemudian semua bidang ilmu yang dapat menjelasakan mengenai komponen-komponen
makhluk hidup dan lingkungan sangat diperlukan. Misalnya mengenai, perkembangan
penduduk, permasalahan makanan, pencemaran hutan, penggunaan energi, efek rumah kaca
atau pemanasan global dan lainnya, yang artinya ekologi juga berjaitan dengan ilmu lain,
seperti fisika, kimia, ilmu gizi, kehutanan, pertanian dan lain sebagainya (Heddy dan Kurniaty,
1994)
Penjelasan ekologi berkaitan dengan ilmu-ilmu lainnya sebagai berikut (Heddy dan Kurniaty,
1994) :
1. Ekologi kaitannya dengan Ilmu Biologi
Ekologi sejajar dengan bagian-bagian dasar yang lain yang membahas ekologi seperti
biologi molekuler, biologi perkembangan, genetika, fisiologi, morfologi, taksonomi.
Penyebaran suatu adaptasi kemudian aspek-aspek fungsi organisme dari beberapa
komunitas ini dipelajari dalam ilmu biologi yang erat kaitannya dengan ekologi.
2. Ekologi dengan Ilmu Fisika
Kaitannya dengan fisika ini yaitu dalam hal faktor fisik seperti , struktur dan kepadatan
tanah, sinar matahari, perubahan suhu, daya serap air, curah hujan, kelembaban udara, dan
lain sebagainya, faktor fisik tersebut saling berinteraksi dan saling ketergantungan satu
sama lain dalam suatu ekosistem.
3. Ekologi denagn Ilmu Kimia
Kaitannya dengan ilmu kimia ini yaitu berbagai proses kimia yang berlangsung, baik di
luar organisme maupun dalam proses sintesis dan analisis kimiawi dalam tubuh organisme.
yang sangat membutuhkan kajian kimia untuk dapat merumuskan berbagai proses kimia
yang berlangsung baik secara kualitatif dan kuantitatif berbagai proses ekologi.
4. Ekologi dengan ilmu matematika dan statistika
Peranan ilmu matematika dan statistika dibutuhkan dalam ekologi yaitu digunakannya
berbagai hitungan atau pembobotan suatu jenis, populasi atau komunitas suatu organisme
dalam suatu ekosistem secara kualitatif atau kuantitatif, serta perhitungan dan analisisnya
secara matematis dan statistik. Dengan memanfaatkan matematik, dapat diperkirakan apa
yang terjadi bila suatu parameter lingkungan (misalnya kadar dan jenis pupuk) dapat
diubah-ubah dan bagaimana pengaruhnya terhadap produktivitis tumbuhan.
5. Ekologi dengan Ilmu Teknologi
Kaitannya dengan ilmu teknologi ini yaitu dalam penelitian ekologi secara kuantitatif dari
suatu ekosistem yang cakupannya besar dan kompleks. Adanya ilmu teknologi ini
menggunakan model matematika serta penggolahan secara komputer maka akan dapat
diprediksi sesuatu yang akan terjadi bila suatu parameter dalam model itu diubah dan
selanjutnya akan menimbulkan bidang baru yang dikenal dengan ekologi statistik.
6. Ekologi dengan Ilmu Ekonomi
Ekonomi yang artinya “oikos” dan “nomics” yang berarti manajemen. Jadi ekonomi
kaitanya dengan ekologi yaitu manajemen tempat hidup atau manajemen lingkungan.
Manajemen tempat hidup dan lingkungan yang baik tentunya akan mendapatkan sesuatu
keuntungan yang baik. Misalnya pengelolaan lingkungan terhadap suatu ekosistem yang
pengeloaan dan dengan prosedur baik dijalankan menjadi tempat wisata dapat
menghasilkan keuntungan yang baik juga.
7. Ekologi dengan Ilmu Klimatologi
Ekologi berkaitan dengan ilmu klimatologi yaitu ilmu pengetahuan yang membahas
tentang iklim. Pada ekologi, faktor iklim sangat diperlukan untuk mempelajari berbagai
aspek penyebaran dan berbagai proses kehidupan organisme. Iklim merupakan faktor
lingkungan yang terpenting yang akan mempengaruhi semua aktivitas kehidupan dalam
lingkungan biosfer. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap iklim di bumi,
antara lain; cahaya matahari, suhu udara, curah hujan, kelembaban udara, dan angin.
Faktor-faktor lingkungan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap proses metabolisme,
reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme dalam suatu ekosistem.

2.6 Cabang – Cabang Ekologi

Karena sifatnya yang masih sangat luas, maka menurut Hutagalung RA. (2010) ekologi
mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih fokus, yaitu:
1. Ekologi komunitas merupakan sub kelas dari pembelajaran mengenai ekologi
lingkungan. Ekologi komunitas mempelajari interaksi yang terjadi antar populasi
dalam suatu komunitas. Interaksi ini tidak selamanya menguntungkan, salah satu jenis
interaksi yang merugikan adalah kompetisi. Untuk meminimalisir kerugian yang
didapatkan, semua makhluk hidup melakukan berbagai cara adaptasi untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
2. Ekologi ekosistem merupakan cabang ekologi yang berhubungan dengan analisa
ekosistem jika dipandang dari sudut struktural dan fungsional.
3. Ekologi habitat merupakan cabang ilmu ekologi yang lebih menitik berat
pembahasannya pada sifat dari suatu habitat.
4. Ekologi hewan merupakan cabang ilmu ekologi yang membahas tentang hewan
sebagai organisme hidup dan mengabaikan tumbuhan dan manusia.
5. Ekologi manusia merupakan cabang ilmu ekologi yang membahas tentang keadaan
lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan manusia.
6. Ekologi pelestarian merupakan cabang ekologi yang berkaitan dengan pengelolaan
wajar dari sumber daya alam, misal, air, tanah, dan laut untuk kesejahteraan manusia.
7. Ekologi populasi merupakan cabang ekologi yang menitikberatkan hubungan antara
kelompok makhluk, jumlah individu, dan faktor penentuan besar populasi dan
penyebarannya.
8. Ekologi purbakala merupakan cabang ekologi yang berhubungan dengan makhluk
purbakala dan membantu melacak lubang-lubang garis evolusi dan asal-usul (tempat
dan waktu) kelompok tumbuhan dan hewan.
9. Ekologi serangga merupakan cabang ilmu ekologi tentang hubungan antara
kehidupan serangga dan lingkungannya.
10. Ekologi sosial merupakan cabang ilmu ekologi yang membahas tentang hubungan
penduduk dengan lingkungan alam, teknologi, dan masyarakat manusia.
11. Ekologi taksonomi merupakan cabang ilmu ekologi menurut golongan taksonomi,
misal ekologi serangga dan ekologi mikrob.
12. Ekologi tumbuhan merupakan cabang ilmu ekologi yang membahas tentang
tumbuhan sebagai organisme hidup dan mengabaikan hewan dan manusia.
13. Ekologi tumbuhan pengganggu merupakan cabang ilmu ekologi yang membahas
tentang hubungan timbal balik antara tumbuhan pengganggu dengan lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Ekologi adalah pengetahuan mengenai keseluruhan hubungan berbagai organisme


dengan lingkungannya dan dengan faktor organik dan anorganik.
2. Catatan Hipocratus, Aristoteles, dan filosofi lainnya merupakan naskah-naskah kuno
yang berisikan rujukan tentang masalah-masalah ekologi. Dimulai pada abad ke-16 dan
ke-17 yang timbul dari natural history dan kemudian berkembang menjadi satu ilmu
yang sistematik, analitik dan objektif mengenai hubungan organisme dan lingkunganya
itu ekologi. Nama ekologi baru dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman yang
bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860.
3. ruang lingkup ekologi dapat dijelaskan melalui spektrum biologi, yang
menggambarkan aras-aras organisasi kehidupan yaitu; protoplasma, sel, jaringan,
organ, tubuh, sistem organ, organisme, populasi, komunitas, ekosistem, biosfer.
4. Studi ekologi awalnya dari mempelajari geografi tumbuhan, kemudian berkembang
pada aspek lain, yaitu komunitas tumbuhan, kemudian menjadi ekologi komunitas.
Pada waktu yang hampir bersamaan kemudian berkembang studi-studi lain mengenai
dinamika populasi atau ekologi populasi. Studi ini juga berkembang menjadi ekologi
perilaku hingga beberapa tahun, kemudian dinamika populasi dan ekologi komunitas
menjadi perhatian besar bagi pakar-pakar ekologi.
5. Perkembangan ekologi juga mempengaruhi berbagai ilmu yang lain, demikian juga
perkembangan ilmu yang lain yang juga dapat mempengaruhi ilmu ekologi. Misalnya
mengenai, perkembangan penduduk, permasalahan makanan, pencemaran hutan,
penggunaan energi, efek rumah kaca atau pemanasan global dan lainnya, yang artinya
ekologi juga berjaitan dengan ilmu lain, seperti fisika, kimia, ilmu gizi, kehutanan,
pertanian dan lain sebagainya.
6. Cabang-cabang ekologi; ekologi komunitas, ekologi landscape, ekologi populasi,
ekologi satwa liar, ekologi habitat, ekolusi, ekologi perilaku, ekologi etno biologi dan
lain sebagainya.

DAFTAR RUJUKAN

Begon, M., J.L. Harper & C.R. Townsend. 1986. Ecology. Individuals, Populations and
Communities. Blackwell Sci. Pub. Oxford.
Campbell, J.B., L.G. Reece dan Mitchell. 2004. Biologi. Edisi kelima. Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Heddy, S. dan M. Kurniati. 1994. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi: suatu bahasan tentang kaidah-
kaidah ekologi dan penerapannya. Jakarta. PT. Raya Grafindo.
Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar. Jakarta.

Kormondy, E.J. 1969. Concepts of Ecology. Prentice-Hall Inc., New Jersey.


Krebs, Charles J. 1972 . Ecology : the experimental analysis of distribution and abundance .
New York : Harper & Row.

Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. 3rd ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co.
Resosudarmo, R.S.; K. Kartawinata; A. Soegiarto. 1992. Pengantar ekologi. Penerbit
Remaja Rosdakarya. Bandung.

Setiadi, D., I. Mahadiono, dan A. Yusron. 1989. Pengantar Ekologi. Bogor. Pusat Antar
Universitas - Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
Soerjani, Mohamad, dkk. 2007. Lingkungan Hidup (The Living Environment) Pendidikan,
Pengelolaan Lingkungan dan Kelangsungan Pembangunan (Education,
Envorinmental management and Sustainable Development) Edisi Kedua. Jakarta :
Yayasan Institut Pendididikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL).

Suyud dan Subagja. 2001. Ekologi. Buku materi Pokok. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Thompson GF, FR Stainer. 1997. Ecological Design and Planning. J Wiley. New York.

Anda mungkin juga menyukai