Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN

KEBUN RAYA CIBODAS CIANJUR

Diajukan sebagai salah satu tugas kelompok paraktikum kuliah lapangan Botani
Phanerogamae

Dosen :
Hadiansah, M.Pd.

Disusun oleh :

Rina Rosmiati 1162060088


Risa Nur Alawiyah 1162060090
Siti Nurhasanah 1162060105
Siti Rahmaniah N. 1162060106
Sri Nuraeni 1162060109
Tarmiji Taher 1162060114
Tuti Alawiyah 1162060119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018

Dasar Teori

Divisio Magnoliophyta merupakan kelompok tumbuhan yang terdiri atas atas dua
kelas yaitu magnoliopsida (dicotiledonae) dan liliopsida (monokotiledonae). Magnoliopsida
mempunyai 64 ordo, 318 familia, dan kurang lebih 165.000 species sedangkan liliopsida
mempunyai 19 ordo, 65 familia, kurang lebih 50.000 species. Kelas magnoliopsida
(dicotilodenae) terdiri atas tumbuhan berkayu dan herba adanya kambium membuat anggota-
anggota kelas magnoliopsida mengalami mengalami pertumbuhan sekunder pada batang dan
akarnya. Kelas magnoliopsida terdiri atas 6 subkelas, yaitu : Magnoliidae, Hamamelidae,
Caryophillidae, Rosidae, Asteriade (Sudarsono, 2005 : 20-22).

Subclassis Asteridae mempunyai 11 ordo dan 49 family. Asteridae mempunyai


karakteristik bunga simpetal jarang polypetal dan apetal stamen banyak yang isomerus dengan
lobus corolla, tidak pernah bersebrangan dengan lobus, ovul unitegmic dan tenuinuclear,
mempunyai tapetum; carpel biasanya 2, jarang 3 sampai 5 atau lebih.

Salah satu karakteristik khusus pada Asteridae yaitu mempunyai bunga tabung,
khususnya family Asteraceae. Corollanya dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu limbus,
fauks, dan tubus. Selain itu pada batangnya banyak yang mempunyai rambut-rambut halus.
(Tjitrosoepomo, 2000: 8-11).
Familia Rubiaceae memiliki ciri umum herba, semak, pohon, daun tunggal tersebar
atau bersilang berhadapan, berdaun penumpu dalam ketiak atau antar tangkai. Stipula
interpetiolaris atau intrapetiolaris. Bunga majemuk tipe simosa, sering berbentuk seperti
bongkol. Bunga biseksual, aktinomorf, epigen, tetramer atau pentamer. Korola berbentuk
tabung, berbentuk trompet. Stamen 4-5, epipetalus. Bakal buah inferum , beruang-ruang,
jarang 1- banyak, tiap ruang dengan 1-banyak bakal biji, tangkai putik 1, buah bermacam-
macam, jarang hanya beruang 1, biji kebanyakan mempunyai endosperm, lembaga lurus atau
bengkok. (Rustaman, 2007).
Tanaman terong adalah tanaman menahun berumur pendek, berbentuk perdu, dan
ditanam sebagai tanaman semusim. Terong tergolong suku Solanaceae. Kerabat terong
adalah cabai, tomat, dan kentang. Kultivar terong dibedakan dari bentuk dan warna kulit
buah. Kelompok warna adalah hijau pucat sampai hijau muda dan merah sampai ungu dan
hitam dengan gradasi warna antara warna-warna tersebut. Kultivar Berwarna gelap lebih
tahan terhadap serangga penggerek. Bentuk buah bervariasi dari hampir bulat atau bentuk
telur sampai panjang dan kurus. Di semua negara tropika telah diselidiki varietas-varietas
lokal yang cocok, tetapi dalam kondisi pemeliharaan yang baik, hibrida moderen dan kultivar
terpilih biasanya menghasilkan produksi yang lebih tinggi, meskipun tidak tahan terhadap
hama (Saheltapy, 2012).
Di Indonesia, penelitian ilmiah mengenai kangkung darat (Ipomoea reptans Poir)
maupun kangkung air (Ipomoea aquatica) masih sangat kurang. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Malalavidhane 2001, disimpulkan bahwa kangkung air memiliki aktivitas
antihiperglikemia pada tikus galur Wistar yang diinduksi STZ (Helminawati, 2011).
Daftar Pustaka

Helminawati. 2011. Uji Efek Antihiperglikemia Infusa Kangkung Darat (Ipomoea Reptans
Poir) Pada Mencit Swiss Jantan Yang Diinduksi Streptozotocin. Jurnal Jurusan
FMIPA. IV: 1, 25-32.
Rustaman. 2007. Botani Phanerogamae UPI. Bandung: UPI Press.
Saheltapy, Max. 2012. Respon Terong (Solanum melongena L.) Terhadap Perlakuan Dosis
Pupuk Herbafarm. Jurnal Ilmiah Unklab. 16 : 1, 1-7. Issn : 1411-4372
Sudarso, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Tjitrosoepomo,G.2000, Morfologi Tumbuhan, cetakan ke 12, Gadjah Mada University Press :


Yogyakarta.

Inventarisasi Jenis Tumbuhan

N Nama Ilmiah Suku Ciri Khas Keterangan


o
1 Proteaceae Proteaceae semak Habitatnya
dan pohon. akarnya biasanya di daerah
dengan tropis dan subtropis
mycorrhizae, seperti Australia
berbentuk pendek dand Afrika
Macadamia ternifolia
dan lateral Selatan. Dapat
“proteoid”. dijadikan sebagai
Daunnya tunggal, tanaman hias
spiral dan tunggal ataupun makanan
pinnate atau seperti kacang
bipinnate. Serta Macadamia.
selalu berwarna
hijau. Karangan
bunganya terdapat
bracteate racemus,
umbel. Bunganya
biseksual,
actinomorphic or
zygomorphic.
Gynoeciumnya
unicarpellous,
dengan superior
ovarium dan 1
locule. Placentanya
marginal atau
basal; oavriumnya
tipe bitegmic, 1–2
[–∞] per ovary.
Buahnya berupa
bulir, nut, achene,
atau drupe. Bijinya
memiliki
exalbuminous.
2 Rubiaceae Tanaman perdu Mengatasi disentri,
besar dengan mengobati luka
dengan batang memar,
mencapai 6 m. melancarkan haid,
Daun berbentuk mengobati kram
Ixora javanica (Blume.)
lonjong atau tegak pada betis.
D.C
lanset, berwarna
hijau, dan duduk
daun berhadapan.
Bunga berwarna
merah, jingga, atau
putih. Mahkota
bunga berjumlah 4
lembar. Kepala
putik berwarna
samadengan
mahkota bunga
terletak lebih tinggi
daripada benang
sarinya. Buah soka
berukuran kecil
dengan diameter
0,4-0,5 cm. Buah
muda berwarna
hijau dan buah tua
berwarna hitam
3 Araceae Tanaman herba Berasal dari
tahunan besar, Madagaskar yang
dengan batang tersebar ke
seperti pisang dan Comoro, Afrika
tinggi antara 1 m – dan Afrika Timur.
4 m, akrnya Selain itu, dapat
Talas pisang pendek, batang tumbuh di daerah
(Typhonodorum muncul dalam lembab (humid),
lindleyanum) tanah dari akar, agak lembab
dengan batang (subhumid) sampai
semu (pseudostem) kering (dry).
berasal dari tangkai Merupakan
daun yang kuat, tumbuhan akuatik
batang berdaging pedu/herba yng
dengan getah yang besar. Berusia
gatal. Daun hingga tahunan
berukuran besar, (perennial) dan
berebntuk seperti dapat hidup di suhu
perisai (sagitta), 5 derajat Celcius.
dasar daun Secara ekologi
berwarna merah pisang air dapat
muda keputihan, tumbuh pada
berbintik dan ketinggian0-499
berbelang ungu. dan 500-599 m dpl.
Memiliki pelepah Umumnya hidup di
yang tumbuh dari rawa air tawar,
batang. Seperti dekat dengan laut,
suku Araceae yang dekat vegetasi
lain berbunga mangrove atau
dalam satu tongkol daerah basah air
yang dikelilingi tawar.
oleh seludang, Dapat
monoecious, dimanfaatkan
dengan bunga sebagai bahan
jantan di atas dan makanan, biji dan
bung betina di umbinya dapat di
bawah tongkol makan tetapi belum
bunga (spadix) dipasarkan secara
berbentuk seperti komersil.
daun berwarna
putih. Ovariumnya
berwarna kuning
kemerahan dengan
ditutup oleh
seludang (spathe),
berbentuk sperti
daun berwarna
putih. Buahnya
berry dan bijinya
berwarna kuning
bila sudanh matang
dan dapat dimakan.
Berukuran panjang
3 cm.
4 Gardenia thunbergia Rubiaceae Rumput ini sangat Semak besar yang
Thunb. renggang dan kaku kuat atau pohon
dengan kulit abu- kecil endemik di
abu terang yang wilayah Selatan
halus, dan dan Timur Afrika
hortikultura Selatan dan
berharga, mudah wilayah tetangga
tumbuh sebagai seperti Swaziland.
pagar yang kuat, Tumbuh sebagian
tetapi lebih sering besar di hutan atau
sebagai tanaman di tepi hutan,
spesimen, terjadi di Eastern
mencolok dalam Cape , Natal dan
penampilan dan Transkei di Afrika
berumur panjang. Selatan.
Bunga yang
melimpah dan
sangat harum
berdiameter sekitar
70 mm dengan
tabung panjang
yang hanya dapat
diakses oleh
belasan hawkmoth
nokturnal.
Daunnya halus,
mengkilat,
melingkar dan
utuh, dan
bergerombol di
ujung cabang.
Buahnya oval,
keras, berkayu dan
berserat, panjang
sekitar 80mm dan
berdiameter 40mm,
abu-abu muda
dengan bintik-
bintik putih kecil
dan jika tidak
dimakan oleh gajah
besar atau gajah,
akan tetap berada
di pohon selama
bertahun-tahun
5 Primulaceae Semak menahun, Merupakan
tegak, tinggi ½ – tumbuhan liar di
1½ m, berkayu, hutan sekunder atau
warna batang di pantai-pantai
coklat kehitaman. pada ketinggian 10
Daun – 200 m di atas
tunggal, bentuk permukaan

Ardisia crenata Sims. memanjang, tepi laut. Berbunga


bergelombang, pada bulan
ujung meruncing, Desember – April,
permukaan pengumpulan
licin, bertangkai bahan
panjang ½ – 1 cm, sebaiknya dilakuka
tata daun tersebar. n pada bulan
Bunga September –
majemuk, bentuk Desember.
payung, terletak di
ketiak daun,
kelopak berlekatan,
ujung meruncing,
panjang 0,2 – 0,4
cm, warna hijau
kekuningan,
perhiasan
mahkota berlekatan
, berbilang lima,
panjang ½ – 1½
cm, ujung runcing,
warna putih. Buah
tunggal, bentuk
lanset, kecil,
berwarna coklat.
Akar
tunggang, berwarn
a coklat kehitaman.
6 Euphobiacea Berupa perdu, Semak hias yang
e tinggi 0,5-6m, banyak ditanam,
ranting dan tangkai terutama dalam
daun berambut pagar.
abu-abu, pendek.
Daun bertangkai
Acalypha wilkesiana Muell
cukup pendek,
A. var obovata
bulat telur atau
agak berbentuk
ketupat, dengan
pangkal membuka
atau bentuk
jantung, beringgit
kasar, panjang 4-22
cm, pada pangkal
bertulang daun
menjari, berbintik
hijau transparan,
berwarna tidak
beraturan merah
ros, merah dan
berusuk gelap
Daun penumpu
sempit bentuk
lanset . tanaman
berumah 1, bunga
dibagian bulir tipis
diketiak, bulir
betina lebih
pendek, lebih
jarang, lebih tegak
dengan bunga leih
sedikit daripada
bulir jantan. Bunga
jantan duduk,
dalam gelendong
sepanjang sumbu
bulir, sangat kecil.
Bunga betina
masing-masing
dalam ketiak daun
pelindung yang
berbentuk menjari,
berbagi dalam 13
taju yang sempit,
tenda bunga terbagi
3, dengan taju
merah, bulat,
berambut, bakal
buah beruang 3,
berambut, dengan 3
tangkai putik yang
terbagi dalam
banyak taju
berbentuk benang,
berwarna putih,
putih kehijauan
atau merah pucat.
7 Fagaceae Risa

Castanopsis tungurrut
(Blume) A. DC
8 Cornales

Centotheca acuminata
Decne
9 Sabiaceae risa

Meliosma pinnata (Roxb)


Maxim
10 Adoxaceae
Viburnum cylindricum
Buch-Ham
11 Taraxacum officinale Asteraceae
12 Malvaviscus alboreus Malvaceae
13 Myrtaceae

Callistemon citrinus (Curtis)


Skeel.

Lembar Pengamatan

1. Gymnospermae

N Spesies Habitu Batang Daun Organ Keteranga


O s Reprodukti n
f
1 Pohon Monopodia Majemuk,
l dan tidak
berkayu memiliki
pertulanga
n daun dan
Araucaria angustifolia
berwarna
A.Rich
hijau
2 Pohon Monopodia Majemuk,
l dan tidak
berkayu memiliki
pertulanga
n daun dan
seperti
sisik (like-

Cupressus scale)

cashmeriana Royle ex
Carriere
2. Angiospermae

N Spesies Clad Ciri Yang Teramati


o Habitu Batang Daun Perbungaa P A G Rumus Bunga
s n
1 Nymph Herba Berada di Tunggal Tunggal -  
K 4–6 [–14] C 8–
aeales bawah , bulat,
∞ [0] A ∞ G (3–∞),
permukaan lebar
air yang tipis,
berfungdi dan tepi
Nymphaea sp
untuk bergerig
mengabsor i
bsi unsur
hara dan
memiliki
ruang
udara
2 Magno Pohon Monopodi Tunggal Tunggal   
P ∞ A ∞ G ∞ [2–
liids al dan ,
∞]
bulat brachido
drom,
Magnolia grandiflora dan
tersebar
3 Magno Semak Simpodial Tunggal Majemuk   
P 3+3 [6, 2+2, or
liids berkayu ,
3+3+3] A 3–12+ G 1
brachido
[–(3)],
drom,
dan
Laurus nobilis
spiral
4 Monoc Pohon Monopodi Majemu Tunggal    P 3+3 [0,2+2,∞] A
ots al dan k, linier 3+3 or (3+3) [3,∞; 0
berkayu dan in female flowers] G
menyiri 3 or (3) [1,2,4–∞; 0
p in male flowers],

Pinanga caesia Blume


5 Monoc Herba Monopodi Daunny Tunggal    P 3+3 or (3+3) A
ots al a 3+3 G (3),
bermodi
fikasi
menjadi
sukulen
Aloe ferox Mill. dan
memilik
i duri
6 Monoc Perdu Monopodi Tunggal Tunggal    P 3+3 [0,2+2,∞] A
ots al , linier, 3+3 or (3+3) [3,∞; 0
dan in female flowers] G
berselin 3 or (3) [1,2,4–∞; 0
g in male flowers],

Pinanga sp
7 Dilleni Pohon Monopodi Tunggal Tunggal -   K5C5A~G5
ales al dan ,
berkayu crashpe
dodrom,
berselin
g,
bentuk
bulat
telur

Dillenia filippinensis Rolfe


8 Fabids Semak Herba dan Tunggal Majemuk -   K 5 [0] C 5 [0] A 1–
bercabang , ∞ G (3) [(2–∞)]
brachido
drom,
tersebar,
bulat
Euphorbia pulcherrima
telur,
berwarn
a merah
pada
daun
bagian
atasnya
9 Malvid
s

Melastoma malabatricum
10 Campa
nulids

Ligularia dentata (A.Gray)


11 Ericale Perdu Sedikit Tunggal Tunggal -   K 5 [2–7] C (5) [(2–
s berkayu , 7), 0] A 5+5 [2–4,
dan brachido ∞] G (5) [(2–10)]
simpodial drom,
berselin
g

Rhododendron sp
12 Malvid Pohon Berkayu Tunggal Tunggal -   K 3–5 or (3–5) C 3–
s dan , 5 [0] A 5–∞ G 2–∞
monopodia menyiri [1]
l p, dan
tersebar

Brachychiton acerifolius
13 Malvid Pohon Monopodi Tunggal Tunggal -   K 4–5 [3,6] C 4–5
s al dan , [3,6] A ∞ G (2–5)
berkayu brachido [(–16)]
drom,
sejajar

Eucalyptus punctata A. Cunn.ex


DC
14 Campa Herba Monopodi Tunggal Majemuk -  
K 5 or 0 C 5 [0] A
nulids al , Bentuk
5 G (2)
hati
terbalik,
tulang
Eryngium monocephalum Cav
daun
menjari,
bertoreh
.
15 Caryop Liana Simpodial Daun Tunggal  Tida Tidak ♂✶K4 A4+4+1 G0
hyllale berkayu asli k terliha ♀✶K4 A0 G4
s berbentu terli t
k elips. hat
Modifik
Nepenthes sp
asi daun
berupa
kantung
yang
dapat
memaka
n
serangg
a
16 Lamiid Perdu Simpodial Tunggal Tunggal -   ♀↑ K (5), C (5), A 5,
s berkayu , G (2)
berbentu
k bulat
telur,
tulang
daun
menjari,
tepi
Datura metel (Solanaceae) daun
rata

Deskripsi:

1. Eryngium monocephalum
Eryngium adalah genus tanaman berbunga di keluarga Apiaceae. Ada sekitar 250 spesies. Genus ini memiliki distribusi kosmopolitan,
dengan pusat keragaman di Amerika Selatan. Ini adalah tumbuhan tahunan dan abadi dengan daun yang tidak berbulu dan biasanya
berduri. Beberapa spesies asli daerah berbatu dan pesisir, tetapi mayoritas adalah tanaman padang rumput.
Klasifikasi Kantong Semar adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Eryngium
Spesies : Eryngium monocephalum

Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Eryngium_monocephalum

2. Nepenthes sp.
Kantong semar (Nepenthes sp.) merupakan salah satu tanaman karnivora dan menetap di Indonesia. Kantong semar merupakan
tumbuhan pemanjat dan menjalar. Daun mengalami modifikasi sehingga menyerupai kantong. kantong inilah yang nantinya digunakan
untuk menangkap serangga, kodok kecil, dll. Kantong pada tumbuhan ini memiliki 3 macam, yaitu kantong atas, kantong bawah dan
kantong roset. Ketiga jenis kantong ini tergantung dari jenis tanamanya. Kantong atas terdapat pada tanaman dewasa, tidak berwarna
mencolok, digunakan untuk menangkap serangga yang terbang. Bagian sulur melilit kebelakang dan melilit ke tanaman lain. Kantong
bawah biasanya dimiliki oleh tanaman muda yang kantongnya tergeletak di atas tanah. Kantong ini memiliki sayap yang digunakan semut
untuk memanjat, dan semut tersebut jatuh dan dicerna oleh kantong semar. Kantong roset tumbuh pada daun yadanng berbentuk roset.
Tumbuhan karnivora ini menangkap makanan (serangga) melalui kantongnya. Tumbuhan ini memproduksi beberapa kelenjar
nektar berada di bawah tutup dan di dalam mulut kantong diproduksi. Kelenjar ini berfungsi untuk menarik perhatian serangga atau
binatang lain untuk mendekati tumbuhan ini yang selanjutnya akan dia ‘makan’. Pada permukaan dalam kantong terdapat sejumlah bulu,
bulu-bulu ini diduga memiliki fungsi sebagai alat peraba/ sensor pada tumbuhan tersebut. Serangga yang hinggap/ mampir di mulut
kantong ini akan langsung tergelincir dan akan tenggalam di dalam kantong yang berisi cairan kental dan lengket, dan binatang tersebut
tidak akan bisa keluar hidup-hidup.Awalnya kantung semar “memancing” serangga dengan cara mengeluarkan aroma dari kelenjar nektar
di kantongnya, supaya mendekati bibir kantong. Setelah itu serangga akan tergelincir dan masuk ke dalam kantung dan terjebak dalam
cairan kantung. Cairan asam berfungsi mencabik-cabik tubuh serangga menjadi molekul besar yakni protein. Nepenthes alata Selanjutnya
kantung semar mengeluarkan enzim proteolase (nephenthesin) sebagai enzim pengurai protein menjadi zat-zat sederhana (nitrogen,
fosfor, kalium & garam-garam mineral). Zat-zat ini yang akan diserap menjadi nutrisi makanan. Cara kerjanya sama dengan lambung
manusia.
Klasifikasi Kantong Semar adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Nepenthaceae
Genus : Nepenthes
Spesies : Nepenthes sp.

Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Nepenthes

3. Datura metel
Kecubung (Daura Metel) termasuk tumbuhan jenis perdu yang mempunyai pokok batang kayu dan tebal. Cabangnya banyak dan
mengembang ke kanan dan ke kiri sehingga membentuk ruang yang lebar. Namun demikian, tinggi dari tumbuhan kecubung ini kurang
dari 2 meter. Daunnya berbentuk bulat telur dan pada bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Bunga
kecubung menyerupai terompet dan berwarna putih atau lembayung. Buahnya hampir bulat yang salah satu ujungnya didukung oleh
tangkai tandan yang pendek dan melekat kuat. Buah kecubung, bagian luarnya, dihiasi duri-duri dan dalamnya berisi biji-biji kecil
berwarna kuning kecoklatan. Selain Kecubung Kasihan (Datura Metel) ada juga jenis lain, yaitu Kecubung Kecil (Datura Stramonium)
dan kecubung Hutan (Brugmansia Suaveolens, Humb, Bonpl, ex Wild, Bercht dan Presl). Kecubung cocok hidup di daerah dataran
rendah sampai ketinggian tanah 800 meter di atas permukaan laut. Selain tumbuh liar di ladang-ladang, kecubung juga sering ditanam di
kebun atau pelataran halaman rumah di pedesaan. Perbanyakan tanaman ini melalui biji dan stek.
Klasifikasi Kecubung adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Datura
Spesies : Datura metel

Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Datura_metel

4. Nymphaea sp
Nymphaeaceae merupakan tumbuhan aquatic, annual atau perennial , dan memiliki milky latex. Batangnya berupa rhizomatous atau
tuberous. Pembuluh batangnya disebut eustele, yaitu merupakan modifikasi dari pembuluh konsentrik. Daunnya tungga, memiliki peltate,
stipulate atau exstipulate, spiral, biasanya berbentuk bundar. Karangan bunganya tunggal. Jenis kelamin bunga biseksual, actinomorphic,
dan hypogynous atau epigynous, dengan peduncles yang panjang dari bawah batang. Perhiasan bunganya dapat dibedakan antara kelopak
dan mahkota. Kelopak berjumlah 4–6 [up to 14] dan aposepalous. Corollanya berjumlah 8, apopetalous, dan stamennya berbentuk lamina.
Gynoeciumnya syncarpous, dengan superior atau inferior ovaium, and 3–lebih carpels; plasentanya parietal, bitegmic, dan buahnya
berry.
Ciri khas dari Nymphaeaceae tumbuhan herba aquatik dengan daun tunggal dan bunga tunggal, dengan karangan bunganya berbentuk
spiral dan stamen berbentuk lamina (helaian). Sehingga dapat dikategorikan sebagai tumbuhan yang primitif.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Nymphaeales
Famili : Nymphaeaceae
Genus : Nymphaea
Spesies : Nymphaea sp

Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Nymphaea

5. Magnolia grandiflora
Magnolia grandifolia adalah salah satu spesies dari ordo Magnolia dan famili Magnoliaceae yang memiliki ciri-ciri dengan habitus pohon
batangnya berkayu, pola percabangan monopodial, jenis daun tunggal, duduk daun tersebar, pertulangan daun Branchidodrom,
perbungaannya tunggal, jenis kelamin biseksual, calyx/corolla lepas, pisitillum (karpel) banyak/lepas, ovarium termasuk tipe superum,
simetri bunga zigomoprh, kelamin tumbuhan doiecious (terdiri dari androecium dan gynoecium), perlekatan karpel apokarp, jenis buah
tunggal, tipe plasenta axilaris, umur tumbuhan tahunan.

Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divis : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Magnoliales

Famili : Magnoliaceae

Genus : Magnolia

Spesies : Magnolia grandifolia

Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Magnolia_grandifolia

6. Laurus nobilis
Laurus nobilis merupakan tumbuhan semak yang memiliki kelenjar minya yang wangi atau aromatik. Daunnya selau hijau, tunggal,
memiliki exstipulate, spiral, jarang yang berseling dengan pertulangan brachidodrom. Karangan bunganya aksilar cyme atau racemus.
Bunganya kecil, bisexual atau unisexual, actinomorphic, perigynous atau epiperigynous. Perhiasan bunganya berkarang 1-3, biasanya 3+3
[6, 2+2, atau 3+3+3], apotepalous, dan memiliki hypanthium. Stamens 3–12 atau lebih, dengan satminodes. Gynoeciumnya tunggal
superior [inferior in Hypodaphnis] , unicarpellous, [up to 3], dengan 1 locule, and 1–3 stigmas; plasentanya apical; bijinya anatropous,
bitegmic, 1 per carpel. Buahnya berry, drupe, atau buah kering dan indehiscent dan bijinya memiliki exalbuminous.
Ciri khas dari Laurus nobilis yaitu semak yang perrenial dan memiliki kelenjar sekretori berupa minyak aromatik, daunnya selalu hijau,
ovariumnya superior dan memiliki satu ovule per carpel dengan plasenta apikal serta bijiny memiliki endosperm.
Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divis : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Laurus

Spesies : Laurus nobilis

Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Laurus_nobilis

7. Brachychiton acerifolius
Brachychiton acerifolius adalah pohon berukuran kecil sampai sedang yang dapat mencapai tinggi 30-35 meter meskipun biasanya lebih
kecil dalam budidaya di daerah yang lebih dingin. Panjang daun sekitar 250 mm dan mungkin memiliki seluruh margin atau lobus dalam.
Bunga-bunga berbentuk lonceng muncul berkelompok di ujung cabang. Bunga-bunganya diikuti dengan kapsul biji yang besar dan
mengandung banyak biji mirip jagung. Brachychiton acerifolius umumnya gugur sebelum bunga terlihat pada awal musim panas.
Namun, sifat daun dari tanaman ini bervariasi; di beberapa musim dedaunan akan disimpan di semua atau sebagian pohon. Dalam "tahun
yang baik" pohon api Illawarra bisa dibilang yang paling spektakuler dari semua pohon asli Australia. Pembungaan bisa memakan waktu
sekitar 5-8 tahun dari biji. Pohon ini kuat di berbagai jenis tanah dan cocok untuk daerah beriklim sedang sampai tropis.
Perbanyakan dari biji relatif mudah tanpa pretreatment. Bijinya dikelilingi oleh kapsul oleh rambut pengiritasi dan paling baik
dikumpulkan menggunakan sarung tangan. Pencangkokan juga relatif mudah dan dengan menggunakan tajuk material dewasa dari bentuk
bunga yang baik, tanaman akan berbunga lebih cepat daripada yang tumbuh dari biji.
Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divis : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae

Genus : Brachychiton

Spesies : Brachychiton acerifolius

Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Brachychiton_acerifolius

8. Marga (genus) eukaliptus terdiri dari sekitar 500 jenis pohon dan perdu. Namun jenis-jenis yang sudah umum dikenal antara lain E. alba
(ampupu), E. deglupta (leda), E. grandis (hooded gum), E. platyphylla (hue), E. saligna (sidney blue) dan E. umbellata (forest red gum).
Ketinggian tempat yang sesuai untuk eukaliptus berbeda-beda. Umumnya Eucalyptus sp. tumbuh baik pada tanah jenis aluvial kecuali E.
saligna yang memerlukan jenis tanah podsol, kelembaban tinggi dan tergenang air. Jenis E. deplupta (leda) tumbuh baik pada tanah
alluvial subur, bertopografi datar dan rendah serta waktu hujantanahnya tergenang kemudian mengering. Tanaman ini bertajuk tidak
rapat, tingginya bervariasi menurut jenisnya. Jenis ampupu tingginya dapat mencapai 35 m dengan diameter 120 cm. Jenis hue tingginya
dapat mencapai 25 m dengan diameter 125 cm. Eukaliptus mempunyai musim berbunga yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
Biji eukaliptus tergolong sangat halus, kecil dan lembut. Berikut ini dapat dilihat musim berbunga untuk masing-masing jenis eukaliptus.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divis : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Eucalyptus
Spesies : Eucalyptus punctata
Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Eucalyptus_punctata
9. Rhododendron sp

Rhododendron sp adalah jenis tanaman berbunga dari keluarga Ericaceae yang tumbuh di iklim sedang. Sebagian besar tumbuh di Asia,
Australia dan Amerika Utara. Warna bunganya bervariasi dari merah, kuning, putih dan ungu. Rhododendron sp dikembangkan sebagai
tanaman hias meskipun di alam tanaman ini tumbuh pada habitat liar di hutan dan rawa. Memandang tanaman Rhododendron sp sedang
berbunga memang menyejukan dan membuat suasana hati menjadi tenang. Menanam Azelea berfungsi untuk menyerap karbondioksida
dan memberikan aura dingin. Rhododendron sp dapat diperbanyak dengan stek atau biji. Modifikasinya telah menghasilkan lebih dari
10.000 varietas yang berbeda terutama hasil perbanyakan dengan stek. Kini Rhododendron sp sudah banyak disilangkan sehingga
terbentuk varietas baru dengan warna yang kian beragam, mulai dan putih, pink, kuning, violet hingga campuran beberapa warna.
Tanaman ini sangat cocok ditanam sebagai tanaman pembatas atau di dalam pot dengan kondisi tanah yang kering, sirkulasi udara baik
dan ternaungi. Rhododendron sp tidak membutuhkan banyak sinar matahari seperti tanaman lain. Cirinya daun akan menguning dan
bunga menjadi kecil apabila terlalu berlebihan sinar matahari. Rhododendron sp termasuk tanaman family Erieaceae yang mudah
diperbanyak. Setek batang merupakan cara yang paling banyak dilakukan. Pilih batang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
Potong batang terpiiih sepanjang 10 cm dan buang sebagian daunnya untuk mengurangi penguapan.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divis : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Ericaceae
Genus : Rhododendron
Spesies : Rhododendron sp
Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Rhododendron
10. Pinanga caesia
Pinanga caesia berbentuk pohon dan tidak memiliki pertumbuhan sekunder. Akarnya berupa mycorrhizal dan dilengkapi rambut akar.
Batang biasanya arborescent, monopodial dan memiliki nodes (buku) yang panjang. Daunnya majemuk, pertulangan linier dan
berpelepah. Pertulangan daunnya palmate-parallel. Karangan bunganya axillary, dilengkapi bracteate panicle atau spike. bunganya
uniseksual, actinomorphic, sessile, dan hypogynous. Perhiasan bunga biseriate aand homochlamydeous, 3+3 [0, 2+2, or ∞], apotepalous.
Stamensnya 3+3 [3 or ∞]. Gynoeciumnya syncarpous dan superior ovary, biasanya 3 [1, 2, 4–∞] carpels, and 3 or 1 [∞] locules. Ovarium
bitegmic, dan 1 per locule. Buahnya drupa. Biji biasanya 1 [–10] per buah dan memiliki minyak dan lemak dan endosperm.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divis : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Pinanga
Spesies : Pinanga caesia
Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Pinanga_caesia
11. Pinanga sp
Pinanga sp berbentuk perdu dan tidak memiliki pertumbuhan sekunder. Akarnya berupa mycorrhizal dan dilengkapi rambut akar. Batang
biasanya arborescent, monopodial dan memiliki nodes (buku) yang panjang. Daunnya tunggal dan muncul disetiap buku (nodes)
batangnya. Memiliki tangkai dan pertulangan daunnya palmate-parallel. Karangan bunganya axillary, dilengkapi bracteate panicle atau
spike. bunganya uniseksual, actinomorphic, sessile, dan hypogynous. Perhiasan bunga biseriate aand homochlamydeous, 3+3 [0, 2+2, or
∞], apotepalous. Stamensnya 3+3 [3 or ∞]. Gynoeciumnya syncarpous dan superior ovary, biasanya 3 [1, 2, 4–∞] carpels, and 3 or 1 [∞]
locules. Ovarium bitegmic, dan 1 per locule. Buahnya drupa. Biji biasanya 1 [–10] per buah dan memiliki minyak dan lemak dan
endosperm.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divis : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Pinanga
Spesies : Pinanga sp
Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Pinanga
12. Aloe ferox
Aloe ferox memiliki batang berserat atau berkayu. Berbentuk pohon dengan ketinggian 3-5m. Species ini dapat dijumpai di gurun
Afrika Utara dan Amerika. Melalui batang iniakan tumbuh tunas yang akan menjadi anakan. Seperti halnya tanaman berkeping satu
lainya, daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang. Daunnya berdaging tebal tidak bertulang, berwarna hijau keabu-
abuan dan mempunyai lapisan lilin dipermukaan; serta bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah, atau lendir yang mendominasi
daun. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat (cembung). Di daun lidah buaya muda dan anak (sucker) terdapat bercak
berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan hilang saat lidah buaya dewasa. Namuntidak demikian halnya dengan tanaman lidah
buaya jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang
tumpul dan tidak berwarna.
Bunga lidah buaya berbentuk terompet atau tabung kecil sepanjang 2-3cm, berwarna kuning sampai orange, tersusun sedikit
berjungkai melingkari ujung tangkai yang menjulang keatas sepanjang sekitar 50-100cm. Lidah buaya mempunyai sistem perakaran yang
sangat pendek dengan akar serabut yang panjangnya bisa mencapai 30-40cm.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divis : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Asphodelaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe ferox
Sumber : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Aloe_ferox
Diskusikan dengan teman sekelompok anda!
1. Dapatkah anda temukan ciri khas dari masing-masing clad yang ditugaskan untuk diamati!
Pada Gymnospermae memiliki ciri khas alat reproduktifnya berupa strobilus. Selain itu, pada bagian daunnya pertulangan daun tidak
terlihat jelas, habitusnya kebanyakan pohon, dan bijinya terbuka.
Pada angiospermae basal yaitu Nymphaeales. Memiliki stamen (benang sari) yang berbentuk helaian (lamina) dan perhiasan
bunganya tersusun secara spiral.
Pada magnoliid juga memiliki karakteristik yang prmitif yaitu memiliki perigonium atau tepal. Selain itu juga memiliki sel minyak
aromatik, posisi spiral, dan stamen lebih sedikit.
Pada Monocots, memiliki karakteristik yaitu akar serabut, pembuluhnya tersebar, memiliki silinder pusat dan terdapat bagian anggota
tumbuhan yang bermodifikasi seperti bulbus, tunas, rhizom, stolon, spatha dan brakte.
Pada Eudicot, memiliki karakteristik yaitu ovarium yang tricolpate/ 3 aperture (kulit pollen terbuka). Kelompok Eudicot ini terbagi
menjadi tiga ada basal eudicot, rosids, dan asterids.
Pada rosids memiliki karakteristik ovariumnya bitegmik (2 lapis integumen ovule), perhiasan bunga lepas, dan jumlah stamen lebih
banyak dari perhiasan bunga.
Pada asterids memiliki karakteristik overiumnya unitegmik (1 lapis integumen ovule), perhiasan bunga bersatu (sympetal), dan
mengahsilkan senyawa iridoid.
2. Bandingkan masing-masing ciri khas clad tersebut!
Jawab:
Dari semua spesies tumbuhan yang diamati, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu Gymnospermae dan
Angiospermae. Dari ciri khas yang nampak diketahui bahwa kelompok Gymnospermae yang paling primitif karena alat
reproduktifnya berupa strobilus. Selain itu, pada bagian daunnya pertulangan daun tidak terlihat jelas, habitusnya kebanyakan pohon,
dan bijinya terbuka.
Adapun pada angiospemae, khusunya angiospermae basal memiliki ciri khas paling primitif yaitu dari kelompok basal angiospermae
yaitu Nymphaeales. Memiliki stamen (benang sari) yang berbentuk helaian (lamina) dan perhiasan bunganya tersusun secara spiral.
Pada magnoliid juga memiliki karakteristik yang prmitif yaitu memiliki perigonium atau tepal. Selain itu juga memiliki sel minyak
aromatik, posisi spiral, dan stamen lebih sedikit.
Pada Monocots, memiliki karakteristik yaitu akar serabut, pembuluhnya tersebar, memiliki silinder pusat dan terdapat bagian anggota
tumbuhan yang bermodifikasi seperti bulbus, tunas, rhizom, stolon, spatha dan brakte.
Pada Eudicot, memiliki karakteristik yaitu ovarium yang tricolpate/ 3 aperture (kulit pollen terbuka). Kelompok Eudicot ini terbagi
menjadi tiga ada basal eudicot, rosids, dan asterids.
Pada rosids memiliki karakteristik ovariumnya bitegmik (2 lapis integumen ovule), perhiasan bunga lepas, dan jumlah stamen lebih
banyak dari perhiasan bunga.
Pada asterids memiliki karakteristik overiumnya unitegmik (1 lapis integumen ovule), perhiasan bunga bersatu (sympetal), dan
mengahsilkan senyawa iridoid.
3. Dapatkah anda tunjukkan ciri khas dari Klad Nymphaeaceae dan Klad Magnoliids?
4. Dari deskripsi berbagai jenis tumbuhan monocot, kesulitan apa yang anda hadapi dalam mendeskripsikan tumbuhan tersebut!
5. Dari deskripsi yang anda peroleh dapatkah anda temukan perbedaan Klad Fabids dan Malvids? risa
6. Jelaskan pula perbedaan Klad Lamiids dan Campanulids? risa
7. Ciri apakah yang mendasari pengelompokan klad Rosids?
Jawab:
Bentuk ovariumnya yaitu bitegmik atau memiliki 2 lapis integumen ovule
8. Ciri khas apakah yang dapat anda temukan dari spesies pada klad Asterids?
Jawab :
Bentuk ovariumnya yaitu unitegmik atau memiliki 1 lapis integumen ovule

Anda mungkin juga menyukai