1. Apa saja variable yang diukur pada praktikum alelopati?
2. Mengapa biji kecambah direndam dahulu selama 24 jam?
3. Bagaimana prinsip kerja dari alelopati? 4. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, sebutkan alasan pemilihan daun tumbuhan yang dijadikan sebagai alelopati! Jawaban 1. Panjang ukuran plumula dan radikula, konsentrasi ekstrak alelopati, dan perrsentasi ukuran kecambah 2. Ketika biji direndam terjadi proses imbibisi yaitu proses penyerapan air ke dalam rongga jaringan melalui pori-pori secara pasif, terutama karena daya serap senyawa polisakarida, seperti hemiselulosa, pati, dan selulosa. Proses ini terjadi ketika air masuk ke dalam benih melalui proses imbibisi yang merupakan proses spesifik dan imbibisi air oleh benih sangat dipengaruhi oleh komposisi kimia benih, permeabilitas benih dan jumlah air yang tersedia , baik air dalam bentuk cairan maupun uap air disekitar benih. (Sadjad, 1975). Proses imbibisi terjadi melalui akar yang bekerja menyerap air tanah. Namun, pada biji belum mempunyai akar sehingga biji perlu direndam agar sel-sel yang ada dalam biji dapat aktif tumbuh. Fungsi airr pada perkecambahan benih menurut Sumarno dan Widiyati (1985) : - Air yang diserap oleh benih berguna untuk melunakkan kulit benih dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm, sehingga menyebabkan kulit benih menjadi pecah. - Air memberi fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam benih . Dinding sel yang berimbibisi bersifat permeabe1 sehingga gas dapat masuk ke dalam sel secara difusi . Pasokan oksigen meningkat apabila kulit benihmenyerap air sehingga mengaktifkan pernafasan. - Air berguna untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan fungsinya. Bila protoplasma mengandung air maka sel-sel hidup akan melaksanakan proses-proses kehidupan termasuk pencernaan, asimilasi dan tumbuh. - Air berguna sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau koyilkedon ke titik tumbuh pada poros embrio untuk membentuk protoplasma baru. - Akibat penyerapan air selama proses imbibisi terjadi pertambahan volumedan bobot basah benih. Pertambahan volume benih tersebut sangat cepat pada awal proses imbibisi dan semakin lama pertambahannya semakin lambat. (Leopold,1983) - Selain itu air yang diserap diperlukan untuk mengaktifkan hormon giberelin yang merupakan hormon yang berpengaruh terhadap perkembangan dan perkecambahan embrio. Giberelin akan merangsang pembentukan enzim amylase. Enzim tersebut berperan memecah senyawa amilum yang terdapat pada endosperm (cadangan makanan) menjadi senyawa glukosa. Glukosa ini menjadi sumber energy untuk pertumbuhan.
3. Alelopati adalah interaksi antar populasi bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya di sektor pohon walnut (juglang) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksin (http://bebas.vista.org., 2009). Sebagai alelopati substansi kimia itu terkandung dalam tubuh tumbuhan, baik tanaman maupun gulma. Bertindaknya alelopati tersebut setelah bagian tumbuhan mengalami pelapukan, pembusukan, pencucian ataupun setelah dikeluarkan eksudat maupun penguapan (Moenadir,1983 ). Tumbuh-tumbuhan menghasilkan berbagai jenis metabolit yangtidak diketahui kegunaannya dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh karena itu, adanya dugaan bahwa tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan senyawa yang beracun baik untuk dirinya sendiri maupun jenis-jenis tumbuhan yang lainnya adalah sangat wajar. Berdasarkan sifat-sifat kimia yang dimilikinya senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji- biji yang berada di sekitarnya atau tumbuhannya sendiri baik sewaktu masih kecambah atau dewasa jika konsentrasinya cukup tinggi. Disamping itu telah lama diketahui oleh penelitian adanya pengaruh-pengaruh yang merugikan yang ditimbulkan oleh suatu jenis tumbuhan terhadap jenis yang lainnya yang tidak dapat dijelaskan oleh adanya kompetisi (Sastroutomo, 1990). Alelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang merugikan tanaman lain atau bagi mikroba. Demonstrasi yang paling jelas mengenai alelopati adalah karya Muller pada tanaman Chaparral califiria. Vegetasi ini berada pada wilayah rumput- rumput semusim (annual) dan rumput belukar beraroma ekstensil, terutama Salvia leucophylla dan Artemisia californica. Sekitar perdu/belukar terjadi zona kosong selebar satu sampai dua meter dan diluar itu zona pertumbuhan Stunted 3-8 meter lebarnya. Muller mendemonstrasikan bahwa berbagai terpen dihasilkan oleh belukar, meliputi, £- pinene, ß- pinene, cinecole, dan camphor, dan semua mampu menghambat secara serius pertumbuhan pada bibit rumput Festuca megalura, Bromus spp dan Stipa pulchra, lebih dari pada hambatan terhdap mentimun sebagai tanaman standar pengujian. Akhirnya, mereka memperhatikan bahwa terpen diabsorbsi oleh tanah, tetap toksik setelah paling sedikitnya dua bulan didalam tanah dan dapat larut dalam lilin kutikula. (Fitter dan Hay, 1991). 4. Rumput teki yang sudah mati maupun yang masih hidup dapat mengeluarkan senyawa alelopati lewat organ yang ada di dalam tanah maupun di atas tanah. Rumput teki bersaing dari tanaman lain dengan mengeluarkan senyawa racun dari umbi akarnya (root axudates atau lechates) dan dari pembungkusan bagian vegetatif (Sastroutomo, 1990). Senyawa alelopati pada rumput teki disintesis di berbagai organ, yaitu akar, batang, daun bunga dan atau biji. Alelopati pada rumput teki dilepaskan 17 dengan bantuan organisme tanah melalui eksudasi akar dan langsung ke lingkungan (Rahayu, 2003).