Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GENETIKA DAN METABOLISME BAKTERI

DOSEN PENGAMPUH :

YOLAN DUNGGIO S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH :

AIN POMANTO

(2320221016)

KELAS : A

PROGRAM STUDI D-III ANALISIS KESEHATAN

FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO

2023

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI....................................................................................................................2

GENETIKA DAN METABOLISME BAKTERI............................................................3

A. Defisini Bakteri....................................................................................................3
B. Stuktur DNA dan RNA........................................................................................3
C. Genetika Bakteri..................................................................................................4
D. Perpindahan Gen………………………………………………………………..10
E. DNA Rekombinan………………………………………………………………11
F. Peranan Dalam Kehidupan……………………………………………………...13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14

2
GENETIKA DAN METABOLISME BAKTERI

A. Definisi Bakteri
Bakteriologi adalah cabang mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri. Bakteri
merupakan organisme mikroskopik. Hal ini menyebabkan organisme ini sulit dideteksi,
terutama sebelum ditemukannya mikroskop.
Sejak ditemukannya mikroskop oleh Antony Van Leeuwenhoek pada permulaan awal
abad ke tujuh brlas maka, sejak saat itu perkembangan mikrobiologi terus berlanjut sapai
sekarang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi khususnya yang
berasal dari mikrobiologi memungkinkan kemajuan besar didalam penerapannya.

B. Struktur DNA dan RNA


Informasi genetika disimpan sebagai suatu urutan basa pada DNA. Pada RNA
bakteriofag (contohnyaQβ  MS2) dan beberapa virus RNA (contohnya virus influenza,
dan reovirus), informasi genetika disimpan sebagai urutan basa dalam RNA. Kebanyakan
molekul DNA adalah rantai ganda, dengan basa-basa komplementer (A-T; G-C)
berpasangan menggunakan ikatan hydrogen pada pusat molekul. Sifat komplementer dari
basa memungkinkan satu rantai (rantai cetakan, template) menyediakan informasi untuk
salinan atau ekpresi informasi pada suatu rantai yang lain (rantai penyandi). Pasangan-
pasangan basa tersusun dalam bagian pusat double helix DNA dan menentukan informasi
genetiknya. Setiap empat basa diikatkan pada phosphor-2-deoxyribose membentuk suatu
nukleotida. Muatan negetif phosphodiester backbone dari DNA berhadapan dengan
pelarut, dan muatan ini tersusun sepanjang struktur linear dari molekul. Panjang molekul
DNA pada umumnya tersusun dalam ribuan pasang DNA ribuan pasang basa, atau
kilobase pavis (kbp). Suatu virus kecil dapat mengandung satu molekul DNA tunggal
yang terdiri dari lima kbp, sedangkan kromosom Eshericia coli adalah 4639 kbp. Setiap
pasangan basa dipisahkan dari urutan sebelumnya sekitar 0,34 nm, atau 3,4 X 10 -7 nm,
sehingga panjang keseluruhan kromosom E.coli diperkirakan I nm. Oleh karena
keseluruhan dimensi sel bakteri diperkirakan 1000 kali lebih kecil dari pada panjangnya
tersebut sehingga terbentuk lipatan yang melipat lagi atau supercoiling, menyusun
struktur fisik dari molekul in vivo.

3
RNA pada umumnya dalam bentuk rantai tunggal. Basa uracil (U) pada RNA membantu
fungsi hibridisasi, sedangkan thymine (T) pada DNA, sehingga basa-basa komplementer
yang menentukan struktur RNA adalah A-U dan C-G. keseluruhan struktur dari molekul
RNA rantai tunggal di tentukan oleh hibridisasi di antara urutan basa yang membentuk
lipatan (loops), membentuk struktur utuh yang mampu mengekspresikan informasi
genetik yang terkandung dalam DNA.
Beberapa molekul RNA memiliki fungsi enzim (ribozymes). Fungsi utama RNA
adalah komunikasi dari susunan gen DNA ke ribosom dalam bentuk messenger RNA
(mRNA). Ribosom yang mengandung ribosomal RNA (rRNA) dan protein-protein,
menterjemahkan pesan ke dalam struktur primer dari protein-protein perantara aminoacyl
transfer RNA (tRNA). Molekul-molekul RNA bervariasi dalam ukuran dari tRNA yang
kecil, yang mengandung kurang dari 100 basa, sampai mRNA yang dapat membawa
pesan genetik sepanjang ribuan basa. ribosom bakteri mengandung 3 macam rRNA
dengan ukuran 150, 1540, dan 2900 basa, dengan sejumlah protein. Ribosom eukariota
memiliki molekul rRNA yang lebih besar. Kebutuhan fisiologik ini ditunjukkan dalam
perputaran metabolic yang cepat dari kebanyakan mRNA. Selain itu, tRNA dan rRNA
yang dihubungkan dengan fungsi umumnya pada sintesa protein, cenderung stabil, dan
keduanya terhitung lebih dari 95 % dari total RNA dalam satu sel bakteri.

NAMA GAMBAR : PERHATIKAN STRUKTUR RNA DAN DNA


SUMBER : RHOBOGURU

C. Genetika Bakteri
Adadua fenomena biologi pada konsep hereditas yaitu:

4
1.  Hereditas yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk dari
pembelahan satu sel mempunyai sifat yang identik dengan induknya
2. Variasi genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi berikut dari sel
induknya akibat peristiwa genetik tertentu, misalnya mutasi
Pada bakteri, unit herediternya disebut genom bakteri. Genom bakteri lazimnya disebut
sebagai gen saja. Gen bakteri biasanya terdapat dalam molekul DNA (asam
deoksirinukleat) tunggal, meskipun dikenal pula adanya materi genetik di luar kromosom
(ekstra kromosomal), yang di sebut plasmid, yang tersebar luas dalam populasi bakteri.
Meskipun bakteri bersifat haploid, transimisi gen dari satu generasi ke generasi
berikutnya berlangsung secara linier, sehingga pada setiap siklus pembelahan sel, sel
anaknya menerima satu set gen yang identik dengan sel induknya.
Kromosom bakteri yang terdiri dari DNA mempunyai berat  lebih kurang2-3% dari berat
kering satu sel. Dengan mikroskop elektron, DNA tampak sebagai benang-benang fibriler
yang menempati sebgian besar dari volume sel. Molekul DNA bila diekstraksi dari sel
bakteri biasanya mempunyai bentuk yang sirkuler, dengan panjang kira-kira 1 mm. DNA
ini mempunyai berat molekul yang tinggi karena terdiri dari heteropolimer dari
deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan Guanin dan deoksiribonukleotida pirimidin
yaitu Sitosin dan Timin.
Watson dan Crick, dengan sinar X menemukan bahwa struktur DNA terdiri dari dua
rantai poliribonukleotida yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan hidrogen antara
purin di satu rantai dengan pirimidin di rantai lain, dalam keadaan antiparalel, dan disebut
sebagai struktur double helix. Ikatan hidrogen ini hanya dapat menhubungkan Adenin (6
aminopurin) dengan Timin (2,4 dioksi 5 metil pirimidin) dan antara Guanin (2 amino 6
oksipurin) dengan Sitosin (2 oksi 4 amino pirimidin). Singkatnya pasangan basa pada
suatu sekuens DNA adalah A-T dan S-G. Karena adanya sistem berpasangan demikian,
maka setiap rantai DNA dapat dijadikan cetakan/template untuk membangun rantai DNA
yang komplementer. Waktu terjadinya proses replikasi DNA dalam pembelahan sel,
molekul DNA dari sel anaknya terdiri dari satu rantai DNA yang komplememter tapi
dibuat baru, dengan kata lain, pemindahan materi genetik dari satu generasi ke generasi
berikutnya adalah dengan cara semikonservatif.

5
Fungsi primer DNA pada hakikatnya adalah sebagai sumber perbekalan informasi
genetik yang di miliki oleh sel induk. Proses replikasi di kerjakan dengan amat lengkap
sehigga sel anaknya mendapatkan pula informasi genetik yang lengkap, sehingga terjadi
kesetabilan genetik dalam suatu  populasi mikroorganisme. Satu benang kromosom
biasanya terdiri dari 5 juta pasangan basa dan terbagi atas segmen atau sekwens asam
amino tertentu. Dari akan terbentuk stuktur protein. Protein ini kemudian menjadi enzim-
enzim, komponen membran sel dan struktur sel yang lain yang  secara keseluruhan
menentukan karakter dari sel itu.
Mekanisme yang menunjukan bahwa sekuen nukleotida di dalam gen menentukan
sekuens asam amino pada pembentukan protein adalah sebagai berikut:
1.Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut enzim RNA polimerase membentuk satu
rantai oliribonukleotida (= messesnger RNA = mRNA) dari rantai DNA yang ada. Proses
ini diseut transkripsi. Jadi pada transkripsi DNA, terbentuk satu rantai RNA yang
komplementer denagan salah satu rantai double helix dari DNA.
2. Secara enzimatik asam amino akan teraktifasi dan di transfer kepada transfer  kepada
transfer RNA (= tRNA yang mempunyai daptor basa yang komplementer dengan basa
mRNA di satu ujungnya dan mempunyai asam amino spesifik di ujung lainnya tiga buah
basa pada mRNA di sebut triplet basa yang lazim disebut sebagai kodon untuk suatu
asam amino.
3 mRNA dan tRNA bersama-sama menuju kepermukaan ribosom kuman, dandisinilah
rantai polipeptida terbentuk sampai seluruhkodon selesai dibaca menjadi menjadi suatu
sekwen asam amino yang membentuk protein tertentu. Proses ini disebut translasi.
DNA Bakteri
Bakteri memiliki kekurangan unsur-unsur yang mengacu pada stuktur komplek yang
terlibat dalam pemisahan kromsom-kromosom eukariota menjadi nukleid anak yang
berbeda. Replikasi dari DNA bakteri dimulai pada satu titik dan bergerak ke semua arah.
Dalam prosesnya, dua pita lama DNA terpisah dan digunakan sebagai model untuk
mensistensiskan pita-pita baru (replikasi semikonservatif). Strukur dimana dua pita
terpisah dan sintesis baru terjadi disebut sebagai percabangan replikasi. Replikasi
kromosom bakteri sangat terkontrol, dan kromosom tiap sel yang tumbuh berkisar antara
satu dan empat. Beberapa plasmida bakteri bias memiliki sampai 30 tiruan dalam satu sel

6
bakteri, dan mutas yang menyebabkan control bebas dari relikasi plasmida bahkan bias
menghasilkan tirun yang lebih banyak.
Replikasi pita DNA ganda sirkular dimuli pada locus ori dan membuuhkan interaksi
dengan beberapa protein. Dalam Ecoli, replikasi kromosom berakhir pada suatu tempat
yang disebut “ter“. Dua kromosom anak terpisah, atau terpecah sebelum pembagian sel,
sehingga tiap-tiap keturunan memiliki satu DNA anak. Hal ini dapat disempurnakan
dengan bantuan topoisomerase atau melakukan pengkombinasian. Proses serupa yang
mengacu pada replikasi DNA plasmida, kecuali pada beberpa kasus, replikasinya adalah
tidak terarah.
Replikasi DNA
Sintesis perbanyakan bahan genetik seperti DNA, dilakukan melalui proses yang disebut
replikasi. Replikasi dapat dikatakan merupakan reaksi kimia yang mencirikan proses
kehidupan. Melalui suatu replikasi, senyawa kimia dapat membentuk dirinya untuk
menghasilkan senyawa baru yang mirip dengan dirinya. Replikasi hanya terjadi pada
asam nukleat, DNA atau RNA. Molekul asam nukleat yang mampu bereplikasi disebut
replikon. Tidak ditemukan senyawa lain yang sintesisnya dilakukan melalui replikasi.
        Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus
melakukan replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah
teratur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut
memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu pembentukan ikatan antara
nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA. Proses replikasi DNA dapat pula
dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi berantai polimerase (PCR). Dengan
demikian, setiap sel yang melakukan mitosis akan dihasilkan 2 sel anak yang memilki
DNA lengkap sama persis dengan yang dimiliki induknya.
Biosintesis Nukleotida
Sebelum rantai polinukleotida DNA dapat disintesis oleh bakteri atau organisme lain, harus
tersedia sekumpulan nukleotida seluler. Pada bakteri tertentu, nukleotida harus disuplai dalam
medium dalam bentuk jadi. Pada bakteri lain dapat mensintesis nukleotida dari nutrien yang
sederhana, seperti glukosa, ammonium sulfat, dan mineral. Berdasarkan struktur DNA heliks
ganda (double helix), timbul tiga hipotesis mengenai pola replikasi DNA. Ketiga hipotesis
tersebut adalah:
1.Semikonservatif

7
Menurut hipotesis replikasi secara semi-konsevatif, setiap utas DNA menjadi cetakan bagi
pembentukan utas baru, sehingga pada akhir proses replikasi akan ditemukan dua utas ganda yang
masing-masing mengandung satu utas baru dan satu utas lama.
2.Konservatif
Menurut hipotesis replikasi secara konservatif, rantai polinukleotida induk tidak berpisah dan
dua utas dari dua utas ganda DNA secara bersama-sama membentuk dua utas ganda baru,
sehingga akan dihasilkan dua utas ganda baru dan dua utas ganda lama.
3.Dispersif
Menurut hipotesis replikasi secara dispersif, rantai polinukleotida induk putus-putus
kemudian memisah dan akhirnya membentuk rangkaian baru yang terdiri dari campuran antara
potongan dari pasangan nukleotida lama dan potongan dari polinukleotida yang baru disintesis.
Regulasi Replikasi DNA
Kromosom suatu bakteri yang khas ialah sebuah molekul DNA berutasan-ganda, yang
mempunyai berat molekul kira-kira 2,5 x 109 Dalton (satu Dalton sama dengan massa satu atom
hidrogen). Jumlah pasangan basanya kurang lebih 4 x 106. Bila kromosom tersebut ditarik
secara linier dalam bentuk heliks-ganda, ukurannya akan mencapai kira-kira 1,25 mm, yaitu
beberapa ratus kali lebih panjang daripada sel bakteri yang memilikinya.
a. Replikasi mensyaratkan situs awal
            Syarat pertama agar suatu DNA dapat bereplikasi ialah bahwa pada DNA tersebut
terdapat situs awal replikasi. Situs awal replikasi dikenal dengan istilah titik ori (singkatan
dari origin of replication). Pada kromosom bakteri diketahui hanya ada satu titik ori,
sedangkan pada kromosom eukariot terbukti mempunyai banyak titik ori. DNA yang tidak
mempunyai titik ori tidak akan dapat bereplikasi.
b. Replikasi memerlukan untaian ganda
            Persyaratan kedua untuk dapat berlangsungnya proses replikasi ialah bahwa asam
nukleat harus berada dalam bentuk untaian ganda. Hal ini telah diuraikan oleh Watson dan
Crick (1953), yaitu bahwa implikasi genetik dari heliks ganda ialah memungkinkan
pembentukan DNA baru secara swaproduksi (replikasi). Adanya dua untai polinukleotida
serta per pasangan antiparalel antara basa-basanya akan mendukung proses replikasi, yaitu
setiap untaian akan menjadi model bagi pembentukan untai pasangannya. Bukti bahwa untai
ganda menjadi syarat dalam replikasi dapat dilihat pada DNA virus yang sedang bereplikasi.
Virus mempunyai genom bervariasi, baik beruntai ganda maupun tunggal, tetapi pada saat
bereplikasi virus selalu berada dalam keadaan untai ganda.
c. Replikasi DNA mengikuti pola hipotesis semikonservatif

8
            Untuk dapat terjadi proses replikasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Watson
dan Crick mengajukan suatu usulan pola replikasi DNA yang disebut pola semikonservatif.
Pola konservatif mula-mula dibuktikan oleh Mathew Maselson dan Francis Stahl yang
bekerja dengan E.coli yang telah menggunakan teknik radio isotop, sentrifugasi, dan
spektrofotometer. Dengan pola semikonservatif ini akan terpenuhi dua hal. Pertama, fungsi
pewarisan dalam replikasi satu utasan DNA. Kedua, fungsi pemeliharaan sifat, yaitu struktur
DNA yang baru akan sama dengan struktur DNA sebelumnya.
d. Sintesis DNA mempunyai arah pertumbuhan 5’ - 3’
           Molekul nukleotida dalam keadaan bebas akan terbentuk nukleotida tripospat. Dalam
proses sintesis DNA, dua nukleotida digabungkan satu dengan yang lainnya dengan cara
merangkaikan karbon gula kelima (C5) yang mengandung fosfat dari satu nukleotida kepada
karbon gula ketiga (C3) yang mengandung –OH dari nukleotida lain dan membentuk ikatan
5’-3’ fosfodieter.

e. Replikasi berjalan secara bertahap


Dalam proses replikasi terjadi dua proses. Pertama, pelepasan heliks ganda menjadi untai
tunggal dan membentuk cabang replikasi. Kedua, sintesis rantai baru dengan menggunakan
untaian tunggal tersebut sebagai model. Pada situs awal replikasi, enzim DNA polimerase
akan memutus pilinan heliks ganda menjadi dua untaian tunggal. Dalam proses ini akan
terbentuk struktur huruf Y, titik persimpangannya disebut titik tumbuh. Replikasi bergerak
berurutan dari titik tumbuh, baik pada satu arah (replikasi satu arah) atau dua arah (replikasi
dua arah). Situs awal dan titik tumbuh terikat pada membran sel dan dari sinilah kedua utasan
diduplikasi. Masing-masing utasan mempunyai urutan basa pada utasan-utasan DNA yang
mula-mula.
f. Sintesis DNA bersifat tidak sinambung
Utasan-utasannya direplikasi dalam bentuk segmen-segmen kecil yang disebut fragmen
Okazaki, dengan arah 5’ ke 3’. Fragmen-fragmen ini kemudian digabungkan menjadi satu
oleh enzim DNA ligase.
Inisiasi (pengawalan) replikasi DNA membutuhkan suatu pancingan, yaitu sepotong pendek
RNA yang disintesis oleh RNA polimerase dan komplementer terhadap DNA. Dengan
adanya pemula ini, DNA polimerase dapat mulai mensintesis deoksiribonukleotida. Sekali
pancingan mengena, DNA polimerase lalu mencerna RNA tersebut dan menggantikannya

9
dengan DNA. Berpartisipasinya RNA sebagai pancing tampaknya ekstensif karena setiap
fragmen Okazaki juga mengandung sebagian RNA sebagai pancingan.

NAMA GAMBAR : REKAYASA GENETIKA BAKTERI BACCILIUS


SUMBER : https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/11/28/rekayasa-genetika-bakteri-bacillus-

D. Perpindahan Gen
Perpindahan gen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bakteri dengan mengirimkan
informasi genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien. Kegiatan perpindahan gen ini ada tiga
yakni :
1.Transformasi
2.Konjugasi
3.Transduksi
1.Transformasi
Transformasi pertama kali ditemukan oleh Frederick Griffith pada tahun 1928. Dia mempelajari
transformasi satu tipe Streptococcus pneumoniae menjadi tipe yang berbeda. S. pneumoniae
dibagi menjadi 100 tipe lain yang berbeda atas dasar perbedaan kimia pada kapsulnya. Jadi, tipe 1
menghasilkan kapsul yang berbeda dengan tipe 2, dan seterusnya.
Transformasi ialah proses pemindahan DNA bebas sel yang mengandung sejumlah informasi
genetik (DNA) dari satu sel ke sel lainnya. DNA tersebut diperoleh dari sel donor melalui lisis sel
alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi. Begitu fragmen DNA dari sel donor tertangkap oleh
sel resipien, maka terjadilah rekombinasi.
Manfaat yang didapat dari transformasi gen pada bakteriadalah :

10
a.    Sarana penting  dalam rekayasa genetika.
b.    Memetakan kromosom bakteri.
C. Bermanfaat dalam penelitian-penelitian genetik bakteri di laboratorium.
2 Konjugasi
Konjugasi merupakan mekanisme perpindahan informasi genetik (DNA) dari sel donor ke sel
resipien yang terjadi akibat adanya kontak sel dengan sel. Konjugasi bakteri pertama kali
ditemukan oleh Lederberg dan Tatum pada tahun 1946. Mereka menggabungkan dua galur mutan
Escherichia coli yang berbeda yang tidak mampu mensintesis satu atau lebih faktor tumbuh
esensiil dan memberinya kesempatan untuk kawin.
3. Transduksi
Beberapa jenis virus berkembang biak di dalam sel bakteri. Virus-virus yang inangnya adalah
bakteri seringkali disebut bakteriofage atau fage. Pada waktu fage menginfeksi bakteri, fage
memasukkan DNA-nya ke dalam bakteri tersebut. DNA fage ini kemudian bereplikasi di dalam
sel bakteri atau berintegrasi dengan kromosom bakteri. Inilah yang dikenal dengan transduksi.
Jadi, transduksi adalah proses perpindahan gen dari suatu bakteri ke bakteri lain oleh bakteriofage
lalu oleh bakteriofage tersebut plasmid ditransfer ke populasi bakteri. Transduksi ditemukan oleh
Norton Zinder dan Joshua Lederberg pada tahun 1952. Pada waktu DNA fage dikemas di dalam
pembungkusnya untuk membentuk bakteri-bakteri fage baru, DNA fage tersebut dapat membawa
sebagian dari DNA bakteri yang telah menjadi inangnya. Selanjutnya, bila fage menginfeksi
bakteri lainnya, maka fage akan memasukkan DNA-nya yang mengandung sebagian dari DNA
bakteri inang sebelumnya. Dengan demikian, fage tidak hanya memasukkan DNA-nya sendiri ke
dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga memasukkan DNA dari bakteri lain yang ikut
terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA dari satu sel bakteri ke
bakteri lainnya. Ada dua tipe transduksi, yaitu:
1.    Transduksi terbatas
Pada proses ini tidak semua gen dapat ditransfer. Transduksi terbatas terjadi saat profage telah
terintegrasi pada kromosom bakteri. Gen-gen bakteri yang  mengalami transduksi terbatas adalah
yang berdekatan dengan profage yang terintegrasi.
2.    Transduksi umum
Transduksi umum terjadi bila suatu fage memindahkan gen dari kromosom bakteri atau plasmid.
Pada saat fage memulai siklus litik, enzim-enzim virus menghidrolisis kromosom bakteri menjadi
potongan-potongan kecil DNA. Setiap bagian dari kromosom bakteri tersebut dapat digabungkan
dengan kepala fage selama perakitan fage. Fage yang telah berisi DNA sel bakteri dapat
menginfeksi sel lain dan mentransfer gen bakteri di dalam sel resipien DNA bakteri dan

11
bergabung dengan rekombinasi homolog menggantikan gen dalam sel resipien. Transduksi ini
terjadi pada bakteri gram positif dan gram negatif.
E. DNA Rekombinan
DNA rekombinan adalah sebuah teknik membuat susunan DNA baru dengan cara menyisipkan
potongan DNA asing ke dalam DNA organisme sehingga menghasilkan molekul DNA
rekombinan yang aktif. Dan pada saat organism tersebut membelah diri molekul DNA
rekombinan tersebut ikut bereplikasi. Sebenarnya pada tahun 1973 telah muncul dan
dikembangkan teknik untuk mengisolasi dan menggabungkan potongan-potongan DNA yang tak
sama sehingga dapat dihasilkan molekul DNA rekombinan yang aktif. Teknik ini memungkinkan
adanya isolasi, manipulasi, dan produksi dalam jumlah besar ruas DNA apa saja yang diinginkan
dari tipe sel apa saja. Pada pokoknya sel-sel bakteri semacam itu telah menerima gen asing dan
merupakan organisme baru. Sifat serta kemampuannya bias sangat berbeda dari inang maupun
donornya.
Proses rekombinasi DNA diawali dengan enzim endonuklease restriksi yang memotong susunan
DNA. Potongan DNA tersebut biasanya mengandung beberapa gen dari kromosom tipe apapun.
Tumbuhan, hewan, bakteri  ataupun virus. Potongan-potongan ini mempunyai ujung yang lengket
atau kohesif yang akan dengan mudah digabungkan secara perpasangan basa pada daerah-daerah
berutasan tunggal dengan utasan-utasan DNA lain. Dengan cara ini, fragmen-fragmen yang
diperoleh dari kromosom sel apapun atau virion dapat disambungkan ke plasmid atau genom fage
dengan bantuan enzim lain, seperti polinukleotide ligase. Intinya sel-sel bakteri seperti itu telah
menerima gen asing dan merupakan organisme batu yang sifatnya dapat amat berbeda dengan
inang maupun donornya. Sehingga saat mereka memperbayak diri, komponen DNA tersebut ikut
juga tereplikasi.
Perangkat yang dibutuhkan :
•    Enzim endonuklease restriksi : Untuk memotong DNA dengan sangat spesifik sehingga
sekuennya disebut molindrom (MOM). Dapat memotong DNA dari sistem biologi apapun apabila
mempunyai sekuens yang sama.
•    Enzim  ligase : Enzim yang menggabungkan potongan DNA, beberapa diantaranya dapat
menggabungkan fragmen-fragmen DNA yang berbeda.
•    Plasmid : sebagai vektor untuk mengklonkan gen atau fragmen DNA, dan juga untuk
mengubah sifat bakteri.
•    Pustaka genom : untuk menyimpan gen atau fragmen DNA yang telah diklonkan.

12
NAMA GAMBAR: TEKNOLOGI DNA REKOBINAN
SUMBER: SlidePlayer

F. Peranan Dalam Kehidupan


A. Bersifat Positif
Bakteri yang dapat menghasilkan kromosom insulin telah ditemukan.
Bakteri suatu spesies Pseudomonas telah dikembankan dan dipatenkan efektif membersihkan
tumpahan minyak (tapi jika dimasukkan ke sumur minyak justru akan sangat merugikan, oleh
karena itu, harus sangat hati-hati dalam menggunakan teknik ini).
Dalam bidang pertanian dapat dilakukan untuk penambatan nitrogen oleh prokariota untuk
peningkatan kesuburan tanah. Gen untuk fiksasi nitrogen (nif) membentuk tandan pada
kromosom Klebsiella pneumoniae dan dapat dipindahkan. Gen-gen tersebut dapat terpadu ke
dalam atau bersegregasi dari DNA kromosom maupun plasmid, dan plasmid yang mengandung
nif dapat mendapatkan sifat-sifat baru melalui rekombinasi. Dan mungkin pada akhirnya dapat
membuat tumbuhan dapat menambat nitrogen oleh dirinya sendiri.
B. Bersifat negatif
Teknologi ini menimbulkan beberapa kekhawatiran diantara para ahli :
Kekhawatiran bahwa produksi molekul-molekul DNA rekombinan yang fungsional in vivo
dapat terbukti berbahaya secara biologis. Sebagai contoh : bila bakteri tersebut dibawa ke
mikroba seperti Escherichia coli yang merupakan bakteri komensal di usus manusia dan dapat
mempertukarkan informasi genetis dengan tipe-tipe bakteri yang lain dan dapat menyebar luas
diantara manusia, hewan, tumbuhan, dan yang lainnya.
 Kekhawatiran terbentuknya palsmid-plasmid bakteri baru yang dapat bereplikasi secara
swantantra yang bila tidak diawasi secara ketat, dapat memasukkan determinan genetis untuk
resistensi antibiotik atau pembentukan toksin bakteri ke dalam galur-galur bakteri yang pada
waktu tersebut tidak membawa determinan semacam itu.

13
Percobaan untuk menghubungkan semua segmen DNA virus onkogenik ataupun virus hewani
yang lain menjadi unsur-unsur DNA yang melangsungkan replikasi secara swantantra, seperti
plasmid bakteri atau DNA viral lainnya, sebab penyebaran molekul DNA  dengan cara seperti itu
mungkin meningkatkan terjadinya kanker ataupun penyakit yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Tamher, S. 2008. Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
http://yhanyoung.blogspot.co.id/2013/03/macam-macam-bakteri.html

14

Anda mungkin juga menyukai