Dr.Danu Yudistira,MMR Introduction Informasi genetis ditera sepanjang rantai molekul polimer yang terdiri dari 4 unit monomer Molikel polimer = DNA yang merupakan dasar kimiawi dari heriditas. Avery, Mc Leod & Mc Carthy menemukan DNA mengandung informasi genetis. Penentuan genetis dari suatu tipe kapsul pneumococcus lain yang mempunyai tipe kapsul berbeda dengan jalan memasukkan DNA murni dari coccus pertama ke coccus kedua. DNA disebut transforming factor.
DNA DNA = molecule of heridity Mengandung basa-basa purin dan pirimidin yang membawa informasi genetis. Gugus sakar & fosfat berperan pada stuktur/bentuk Isi informasi genetik terletak pada urutan deoksiribonukleotida purin & pirimidin. Ada 2 bagian 1. Bagian tetap/tulang belakang terdiri dari deoksiribosa & fosfat yang dihubungkan oleh jembatan 3 1 -5 1 fosfodiester. 2. Bagian variabel: basa purin & pirimidin 6.jpg Merupakan makromolekul yang sangat panjang terdiri dari basa: A = Deoksi adenilat G = Deoksi guanilat T = Thimidilat C = Deoksi citidilat Rantai DNA mempunyai 2 kutub - Satu ujung 5 1 OH/fosfat - Ujung lain 3 1 OH/fosfat Kedua ujung tidak terikat pada nukleotida yang lain. Nomenklatur ACG berarti: Ujung 5 1 terikat pada deoksi adenosin Ujung 3 1 terikat pada deoksi guanosin. Urutan basa selalu ditulis dari arah 5 1 3 1 Molekul DNA sangat panjang chromosom E coli mengandung 3,4 juta pasang basa, panjang 1,2 mm Chromosom Drosophila Melanogastger 6,2x10 7 pasang, panjang 2,1 cm.
Kolagen protein paling panjang 3000. Karena informasi genetik terletak pada urutan unit-unit monomer (A-G-T-C) di dalam polimer, maka pasti ada mekanisme untuk memproduksi/mereplikasi informasi spesifik ini dengan kecermatan yang baik. Dalam molecule DNA, konsentrasi nukleotida deoksiadenosin (A)= Nukleotida timidin(T) A=T Konsentrasi nukleotida deoksiguanosin(G) = Deoksicitidin (C) G=C Watson & Crick mengajukan model dari molekul DNA yaitu double stranded DNA (=untaian ganda dari DNA). Kedua strand (untai) diikat oleh ikatan hidrogen antara basa purin &pirimidin Pasangan-pasangan antara nukleotida purin dan pirimidin pada untai yang berlawanan adalah sangat spesifik & tergantung pada ikatan hidrogen antara A&T & antara G dgn C. A hanya dapat berpasangan dengan T dan G hanya berpasangan dgn C karena: Hambatan yang disebabkan ikatan fosfodiester. Ikatan glikosidis konfigurasinya lebih banyak berbentuk anti. Bentuk predominan dalam polimer A-G-T-C sebab jumlah A=T;G=C. Kedua untai molekul double helix tadi masing-masing punya polaritas Keduanya anti paralel yaitu satu untai berjalan dari kediuukan 5 1 ke 3 1 dan untai yang lain 3 1 ke 5 1 . 3 ikatan hidrogen mengikat nukleotida G&C dan 2 ikatan hidrogen mengikat A&T ikatan G-C lebih kuat + 50% makin banyak kandungan G-C dari molekul DNA, makin padat molekul tersebut. Dalam larutan, stuktur untaian ganda dapat dilarutkan oleh: Temperatur yang meningkat Konsentrasi garam yang menurun Kedua pasang basa akan terpisah dan masing- masing basa akan merenggangkan diri dari basa dalam untaiannya meskipun masih terikat oleh ikatan-ikatan fosfodiester. Terjadi denaturasi.
Karena letak basa-basa yang bertumpuk tadi dan adanya ikatan hidrogen antara ke 2 tumpukan, maka mol DNA menunjukkan sifat sebagai fiber/serabut & dlm larutan berbentuk viscous/kental. Kekentalan hilang dengan denaturasi. Pada mol DNA terdapat 2 lekukan (groove) mayor & minor yang berjalan sepanjang molekul & sejajar dengan ikatan fosfodiester. Pada lekukan ini protein- protein khusus berinteraksi dgn DNA. Kromatin Kromatin bahan kromosom yang diekstraksi dari inti/nukleus sel organsime eukariotik. Terdiri dari molekul untai ganda DNA yang sangat panjang & protein histon dalam jumlah yang hampir sama, juga sejumlah kecil protein non histon & sedikit RNA. Dengan elektron mikroskop tampak adanya partikel-partikel padat disebut nukleosom yang dihubungkan oleh filamen-filamen DNA. Bila satu histon (H1) diambil ari kromatin, nukleosom menjadi kurang padat histon bertanggung jawab terhadap pemadatan nukleosom dalam inti. Histon & nukleosom Histon H1 (kaya akan lysin) adalah heterogen, terdiri dari protein-protein dasar. Diantara histon-histon, histon H1 yang paling longgar ikatannya dengan kromatin sehingga mudah dilepaskan dengan larutan garam. Inti nukleosom mengandung: H2A-H2B agak kaya lysin H3B-H4 kaya arginin Ke 4 histon ini dapat mengalami 5 macam modifikasi kovalen yaitu asetilasi-metilaso-fosforilasi-ADP ribosilasi dan ikatan kovalen ke prot inti. Bila diangkat/diambil dari kromatin, histon akan saling berinteraksi satu sama lain. H3&H4 beragregrasi membentuk tetramer yang mengandung masing-msing 2 molekul (H32-H42) H2A & H2B membentuk dimer (H2A-H2B) & komplek- komplek oligomerik (H2A-H2B)n. Dalam nukleosom DNA tergulung sebagai helix yang berputar ke kiri melingkari oktamer histon yang berbentuk cakaram. Oktamer terdiri dari satu tetramer H3-H4 (H32- H42) dan dua H2A-H2B dimer. H32-H42 sendiri memperlihatkan sifat-sifat DNA sehingga merupakan peran utama pada pembentukan nukleosom. H32-H42 sendiri memperlihatkan sifat-sifat DNA sehingga merupakan peran utama pada pembentukan nukleosom. H32-H42 dpt melindungi 80 pasangan basa dari DNA yang melingkari bagian pusat nukleosom dari serangan nuklease. Penambahan H2A-H2B menstabilkan bentuk awal tadi dan mengikat erat tambahan berupa 2 buah setengah putaran DNA yang mula-mula hanya terikat secara longgar pada H32-H42. Jadi 1,75 putaran superhelix dari DNA membungkus bagian luar permukaan oktamer histon, melindungi 146 pasangan basa DNA dan membentuk inti nukleosom. Waktu DNA melingkari permukaan oktamer histon untuk membentuk nukleosom, DNA bersentuhan dengan histon dengan urutan sbb: H2A-H2B-H4-H3-H3-H4-H2B-H2A Histon H1 terikat pada DNA, ia masuk & keluar dari inti nukleosom untuk melekatkan 2 putaran DNA yang terdiri dari 166 pasang basa DNA membentuk nukleosom.
Sintesa molekul RNA dari DNA merupakan suatu proses yg sangat kompleks & melibatkan RNA polimerase & sejumlah protein. Tahap umum yang diperlukan untuk mentranskrip primer adalah tahap inisiasi, elongasi & terminasi Prinsip dasar pada metabolisme RNA harus dipahami katena pengaturan proses ini akan mengakibatkan berubahnya kecepatan sintesa protein & perubahan metabolisme cara makhluk hidup beradaptasi. Pemrosesan & penyambungan transkrip m RNA yang keliru merupakan penyebab penyakit misalnya: Thalassemia.
Sifat kimia dari RNA RNA adalah polimer ribonukleotida purin & pirimidin yang dihubungkan satu sama lain oleh jembatan-jembatan 3 1 5 1 fosfodiester (sama dgn DNA). Meskipun banyak kemiripan dengan DNA, RNA juga mempunyai beberapa perbedaan spesifik yaitu:
1. Bagian sakar pada mana fosfat dan basa purin/pirimidin melekat adalah ribosa, bukan 2 1
deoksiribosa seperti DNA. 2. Meskipun RNA mengandung ribonukleotida Adenin-Guanin dan Sitosin, ia tidak mengandung Timin kecuali pada beberapa kasus yang jarang. RNA mengandung Urasil. 3. RNA ada dalam bentuk satu untai (single stranded) dan bukan untai ganda (double stranded) seperti DNA. Tapi bila diberi basa komplemen yang cocok urutannya dengan polaritas berlawanan satu untai RNA ini dapat melipat dirinya sendiri dan mendapatkan bentuk seperti double strand. 4. Karena mol RNA berupa satu untai dan berkomplemen hanya dengan satu dari kedua untai gene, maka jumlah guanin tidak harus sama dengan jumlah sitosin. Jumlah adenin tidak harus sama dengan urasil. 5. RNA dapat dihidrolisa oleh alkaki menjadi 2 1 ,3 1
cyclic diester dari mononukleotida.
Informasi yang terdapat dalam satu untai RNA terletak pada urutan (stuktur primer) dari nukleotida purin &pirimidin Urutan ini berkomplemen dengan sense strand dari gene, darimana ia ditranskripsi. Ia tidak akan berkomplemen dengan anti sense strand dari DNA. DNA Strand
Anti Sense 5 1 TGGAATTGTGAGCD Sense 3 1 ACCYYAACACTCGC RNA Transkript 5 1 UGGAAUUGUGACGC Jadi urutan molekul RNA kecuali U yang menggantikan T, adalah sama dengan urutan anti sense strand dari gene tersebut. Sejumlah kecil dari double stranded RNA selain t RNA ditemukan juga pada manusia. Double stranded RNA ini mungkin mempunyai fungsi fisiologis sperti berlaku sebagai perangsang pembentukan interferon. Interferon = Suatu protein antivirus yang dihasilkan oleh banyak sel-sel binatang sebagai mekanisme pertahanan.
Stuktur Organisasi RNA Pada semua organisme prokariotik dan eukariotik, ada 3 kelas molekul RNA yaitu: Messenger RNA (m RNA) Transfer RNA (t RNA) Ribosomal RNA (r RNA) Tiap kelas berbeda dari yang lain yaitu ukurannya, fungsinya, dan stabilitasnya. Messenger RNA (m RNA) Yang paling heterogen dalam ukuran dan stabilitasnya Semua anggota kelas ini berfungsi sebagai utusan/pembawa yang memindahkan informasi dari suatu gene ke mekanisme sintesa protein, dimana tiap m RNA berlaku sebagai template (cetakan), pada mana suatu urut-urutan asam amino yang spesifik dipolimerisasikan untuk membentguk mol protein yang spesifik. Transkripsi informasi genetik yang ada dalam DNA ke m RNA. Kemudian ditranslasi oleh ribosom untuk membentuk molekul protein spesifik. M RNA ini single stranded dan komplementer dengan sense strand dari gene-nya. Molekul RNA terutama pada mamalia mempunyai sifat yang khas. Ujung 5 1 dari m RNA ditutup oleh 7 metil guanosin tripospat yang terikat pada 2-0-metil ribonukleosida pada gugus OH 5 1 nya dengan perantaraan ke 3 phosphatnya. Mol m RNA sering mengandung 6 metil adenilat & nukleosida mengandung 2 metil ribosa. Meski tutup RNA ini belum jelas tetapi mungkin berhubungan dengan pengenalan m RNA ini oleh mekanisme translasi terhadap m RNA menjadi protein pada 5 1 ini/ujung yang tertutup Ujung lain dari mol RNA, yaitu ujung 31 hidroxil, melekat pada satu polimer adenilar yang panjangnya 20-250 nukleotida. Fungsi khusus dari buntut poly-A ini tidak jelas, mungkin untuk mendapatkan stabilitas intraseluler dari m RNA yang khas. M RNA dari histon tidak mengandung poly A. Transfer RNA (t RNA) Terdiri dari 75 nukleotida sehingga BM=25.000 Molekul t RNA berlaku sebagai adaptor untuk translasi informasi dari urut-urutan nukleotida m RNA menjadi asam-asam amino spesifik. Paling sedikit ada 20 mol t RNA dalam tiap sel, masing- masing untuk tiap asam amino dari 20 asam amino yang diperlukan untuk sintesis prot. Meskipun tiap t RNA urutan nukleotidanya berbeda dari yang lain, tapi mempunyai sifat umum yang sama. Stuktur primer (yaitu urutan nukleotida) dari semua mol t RNA dapat melipat- lipat dan menghasilkan komplementer antara strand itu sendiri (intra strand) sehingga menghasilkan stuktur sekunder Semua mol t RNA mempunyai urutan ACC pada ujung 3 1 . Gugus karboxil dari asam amino dilekatkan dengan ikatan ester pada gugus hidroxil 3 1 dari gugus adenosil. Anticodon loop yang terdapat pada bagian akhir dari pasangan basa akan mengenali triplet ukuran nukleotida atau kodon dari template m RNA. Pada hampir semua mol t RNA ada loop yang mengandung nukleotida ribothimin dan pseudouridin (T loop) & loop lain mengandung dehidrourasil (DHU loop) Ribosomal RNA (r RNA) Ribosom adalah stuktur nukleoprotein sitoplasma yang merupakan mesin untuk sintesa protein dari template RNA. Dalam ribosom, molekul-molekul m RNA & t RNA berinteraksi untuk melakukan translasi molekul protein spesifik, informasi yang ditranskripsi dari gen. Partikel2 ribosom sangat kompleks, dibentuk dari paling sedikit 4 RNA berbeda & hampir 100 molekul protein spesifik.
Fungsi sebenarnya dari r RNA dalam partikel ribosom belum jelas dimengerti, tapi mereka diperlukan untuk membentuk ribosom dan rupanya menyediakan urut-urutan spesifik di mana m RNA dapat terikat agar dapat ditranslasi Replikasi-transkripsi& processing Pada waktu terjadi replikasi, tiap strand dari double strand DNA akan terpisah satu sama lain/terpisah dari komplemennya. Kemudian masing2 dapat berlaku sebagai template pada mana strand baru akan terbentuk. Molekul double strand yang baru akan mengandung masing2 satu untai dari DNA asal. Awal dari sintesa DNA terjadi setelah terbentuk rantai pendek dari RNA, kira2 sepanjang 10 nukleotida. Pada ujung 31 hidroksil akan melekat deoxiribonukleotida yang pertama. Proses ini merupakan serangan nukleofilik oleh gugus 31 hidroksil dari RNA terhadap fosfat dari deoksinukleosida trifosfat dengan lepasnya Ppi.
Gugus 3 1 hidroksil dari deoksi ribonukleosida monofosfat yang baru melekat, kemudian dapat melakukan serangan nukleofilik terhadap deoksiribonukleosida trifosfat dengan cara yang sama. Pemilihan deoksiribonukleosida yang harus dilekatkan tergantung pada pasangan dari template strand dari molekul DNA. Yang menentukan urutan yang hrs melekat TEMPLATE!!! TERIMA KASIH Fragmen2 DNA yang melekat pada RNA awal ditemukan oleh Okasaki disebut OKASAKI PIECES. Setelah terbentuk banyak okasaki poieces ini, mekanisme replikasi kemudian akan melepaskan RNA primer tersebut, kemudian mengisi kekosongannya dengan deoksi nukleotida yang cocok pasangannya. DNA yang baru dibentuk kemudian disegel oleh enzim2 yang disebut DNA ligase. Ke 2 strand molekul DNA adalah anti paralel. Replikasi DNA terjadi bersama-sama sekaligus pada ke dua strand. Tapi enzim yang dapat melakukan polimerisasi DNA dengan arah 3 1 -5 1
tidak ada. Jadi strand DNA yang baru mengalami replikasi tidak dapat tumbuh bersama-sama dalam 1 arah. Satu enzim akan melakukan replikasi terhadap kedua strand secara serentak. Enzim ini akan melakukan replikasi terhadap satu strand (leading strand) dengan arah 5 1 dan 3 1 secara berturutan. Enzim tersebut akan melakukan replikasi terhadap strand yang satu lagi (lagging strand) secara terputus2 dengan cara membelakangi arah replikasi yang pertama. Pada inti sel pengambilan RNA primer merupakan bagian dari proses replikasi sedangkan pada mitokondria RNA tetap tinggal sebagai bagian dari stuktur DNA. Pada sel mamlia didapatkan macam2 polimerase: Maxi polimerase (polimerasi alfa)utk replikasi kromosom Mini polimerase (polimerase beta) terdapat dalam intitidak berfugnsi pada replikasi tapi berfungsi reparasi DNA. Polimerase ganna replikasi DNA mitokondria, yaitu mol DNA yang berbantuk lingkaran. Pada waktu tjd replikasi dari double strand DNA, harus terjadi pemisahan dari ke 2 strand supaya tiap strand dapat berlaku sebagai template untuk deoksinukleosida trifosfat yang akan masuk.
Pemisahan tsb dilakukan oleh mol prot spesifik yang menstabil;kan stuktur single strand tsb selama replikasi tjd. Selain pemisahan ini, hrs tjd jg pelepasan btk spiral (unwinding). Supaya replikasi DNA yang baru bisa membentuk spiral (rewinding) Melihat waktu yang diperlukan, maka unwinding harus terjadi 400.000 putaran/detik tidak mungkin terjadi. Solusi dengan enzim lubang yang mempermudah unwinding. Lubang tersebut disebut DNA topoisomerase yang akan ditambal setelah unwinding selesai. Regulasi Sintesa DNA Pada binatang & manusia, replikasi DNA hanya terjadi pada saat tertentu dalam sel. Periode ini disebut fase sintetik/fase S. Fase S terpisah dari phase mitosis oleh fase G1 dan fase G2 yaitu sebelum dan sedudah fase S.
G2
PHASE S MITOSIS
G1
Sel melakukan regulasi sendiri terhadap sintesa DNA-nya yaitu sebagai persiapan menjelang pemecahan sel oleh mitosis. Selama phase S, sel banyak mengandung polimerase alpha, juga enzim yang membentuk deoxiribonukleosida triphosphat. Setelah fase S keaktifan enzim2 tersebut sampai tiba fase S berikut.
Selama fase S, DNA nukleus mengalami replikasi seluruhnya dan hanya 1 kali. Jadi sekali kromatin mengalami replikasi, ia ditandai supaya tidak mengalami replikasi lagi sampai selesai mitosis. Penundaan ini dilakukan oleh metilasi. Degradasi & Reparasi DNA Keutuhan informasi genetis dalam RNA merupakan hal yang penting untuk kehidupan suatu organisme/species. Harus ada mekanisme untuk memperbaiki kerusakan2 pada DNA yg tjd akibat kesalahan replikasi &gangguan lingkungan. Kerusakan DNA oleh lingkungan dapat diklasifikasi dalam 4 tipe: 1. Perubahan 1 basa 2. Perubahan 2 basa 3. Putusnya rantai 4. Ikatan silang/cross linkage Kerusakan ini dapat diperbaiki, diganti, tetap (= mutasi, Ca, kematian sel). Kunci dari perbaikan ini terletak pada pengenalan yang dini terhadap kerusakan & memperbaikinya dgn segera atau menandai untuk diperbaiki nanti. Replikasi perbaikan ini dapat tampak sbg unscheduled DNA Syntesis (Sintesa DNA bukan pada waktunya masuknya prazat2 DNA ke dalam DNA pada waktu sel berada di luar fase S). Contoh penyakit karena kerusakan DNA: - Xeroderma pigmentosum penyakit genetik autosomal recessive. Gejala: hipersensitif thd sinar matahari (UV) & poembentukan multiple skin cancers & kematian yang dini. - Ataxia-teleangiectasi penyakit autosomal recessive. Terjadi cerebellar ataxia & lymphoreticular neoplasma. Terdapat hipersensitivitas sampai kerusakan oleh x Ray.
Fanconis anemia anemia disertai kemungkinan kanker yang meninggi. Perubahan pada urut-urutan basa purin dan pirimidin akibat hal-hal tsb mengakibatkan perubahan apda pembentukan protein mutasi Sintesa RNA Urut-urutan ribonukleotida dalam mol RNA komplementer dgn urut-urutan deoksiribonukleotida dalam satu strand DNA template. Strand yg ditranskripsi ke mol RNA disebut sense strand dari DNA. Strand satu lagi disebut anti sense strand. Bila molekul DNA mengandung banyak gen, sense strand untuk setiap gene tidak selalu harus satu. Strand dari DNA dapat berlaku sebagai sense strand untuk beberapa gene & merupakan anti sense. Yang bertanggung jawab terhadap polimerisasi ribonukleotida menjadi urut-urutan yang komplementer dengan sense strand dari gene adalah DNA dependent RNA polimerase. Enzim tsb akan melekat pada tempat khusus yg disebut promoter, yg letaknya di arah ujung 3 1
dari strand gene yg akan ditranskripsi. Inti dari RNA polimer ini mempergunakan suatu protein faktor spesifik yg disebut faktor sigma yg membantu inti enzim untuk melekat erat2 pada urutan2 deoksinukleotida spesifik dari daerah promoter. Inti polimerase + faktor sigma = holoenzim Dg adanya keempat ribonukleosida triposfat (ATP-GTP- CTA-UTP), holoenzim ini memulai gerakan sepanjang sense strand ke arah ujung 5 1 , enzim melakukan polimerisasi dgn urutan2 spesifik seperti yang telah diatur oleh template & aturan pasangan 2 basa. Pada reaksi polimerisasi ini dilepaskan pirofosfat. Yang pertama dipolimerisasikan ke arah molekul RNA adalah ribonukleotida purin. Proses Sintesis RNA Mula2 holo RNA polimerase terikat pada template yaitu pada promoter. Terjadi awal pembentukan mol RNA pada ujung 5 1 dgn melepaskan faktor sigma. Perpanjangan mol RNA terus terjadi dari ujung 5 1 ke 3 1 anti paralel dgn templatenya. Akhir sintesa RNA ditandai oleh urutan spesifik dalam sense dari DNA, tanda ini dikenali oleh termination protein, faktor rho Setelah sintesa RNA berakhir, inti enzim akan mengenali suatu promoter lagi untuk memulai lagi sintesa RNA baru. Lebih dari 1 molekul RNA polimerase dapat melakukan transkripsi sense strand yang sama dari suatu gene,tapi proses ini diatur sedemikian rupa sehingga pada suatu saat masing2 melakukan transkripsi thd bagian2 berlainan dari urut-urutan DNA tsb. Antibiotik rifampicin menghambat ikatan prokariotik DNA dependent RNA polimerase ke promoter dari gene. Sel mamalia mempunyai beberapa DNA dependent RNA polimerase, masing-masing bertanggung jawab untuk transkripsi gen yang berbeda. Toxin dari jamur amanita Phalloides ( amanitin) merupakan inhibitor spesifik thd DNA dependent RNA polimerase dalam nukleoplasma organisme eukariotik. Nuklease = Enzim2 yg dpt memecah as. Nukleat Yang memecah DNA Deoxiribonuklease Yang memecah RNARibonuklease Ada enzim yg sewaktu memecah ikatan fosfodiester menghasilkan ujung 3 1 hidroksil dan 5 1 fosforil atau 5 1 hidroksil & 3 1 fosforil disebut endonuklease. Beberapa enzim dapat menghidrolisa kedua strand dari mol double stranded. Ada yg hanya dapat memecah as nukleat yg single stranded. Nuklease yg menghidrolisa nukleotida hanya bila ia ada di ujung molekul disebut exonuklease. Sintesis RNA meliputi Inisiasi, elongasi, terminasi.
Inisiasi Pembentukan molekul RNA pada ujung 5 1 -nya, disertai pelepasan faktor sigma. Elongasi molekul RNA terjadi dari ujung 5 1 ke 3 1
berlanjut anti paralel thd cetakannya. Enzim tersebut mengadakan polimerisasi ribonukleotida dalam suatu rangkaian spesifik yang didikte oleh benang cetakan dan ditafsirkan oleh kaidah pembentukan basa watson-crick.
Pirofosfat dilepaskan dalam reaksi polimerisasi. Baik dalam organisme prokariot maupun eukariot, ribonukleotida purin biasanya merupakan unsur pertama yang akan mengalami polimerisasi ke dalam molekul RNA. Elongasi Ketika kompleks elongasi yang mengandung RNA polimerasi inti berlanjut di sepanjang molekul DNA, peristiwa pembukaan gelungan DNA harus terjadi untuk mencapai pembentukan pasangan basa yang tepat dari nukleotida benang pengkode. Derajat DNA yang tdk terbuka selalu tetap selama transkripsi. Dan diperkirakan ada + 17 psg basa permolekul polimerase.
Ukuran regio DNA yg blm dibuka ditentukan oleh polimerase & tdk tgt pada rangkaian DNA dlm kompleks tsb. Menunjukkan RNA polimerase mempunyai kaitan dengan aktivitas enzim unwindase yg membuka helix DNA. Terminasi Terminasi sintesis molekul RNA ditentukan lewat sinyal dari suatu rangkaian dalam benang cetakan mol DNA, dan sinyal yang dikenali oleh protein terminasi ini adalah faktor Rho. Setelah terminasi enzim tersebut terpisah dari cetakan DNA. Enzim inti kemudian mengenali promoter, dimana sintesis molekul RNA yang baru itu dimulai. Lebih dari 1 enzim DNA polimerase dpt mentranskripsi benang cetakan yg sama pada suatu gen bersamaan. Proses tersebut akan diatur fase dan jarak diantaranya shg pada saat yg sama masing2 enzim melakukan transkripsi bag yang berbeda pada rangkaian DNA. Rangkaian DNA tertentu sangat penting sbg sinyal transkripsi. Analisis rangkaian DNA pada gen spesifik (lewat teknologi rekombinan DNA) memungkinkan pengenalan akan sejumlah rangkaian yg penting dlm transkripsi gen. RNA primer (RNAP) dpt menemukan tmp yag benar utk memulai transkripsi; Krn walaupun RNAP dpt berikatan dgn byk regio pada DNA, tapi RNAP akan melacak rangkaian DNA dg kec 10 3 Bp/detik sampai mengenali regio spesifik DNA tmp RNAP berikatan padanya dgn afinitas yg tinggi. Regio tsb dinamakan promoter, & ikatan RNAP dgn promoter inilah yg menjamin proses inisiasi transkripsi yang akurat.
Modifikasi RNA Molekul2 RNA sering diproses terlebih dahulu sebelum menjadi molekul yang fungsional m RNA, t RNA, r RNA. Modifikasi m RNA Dalam organisme prokariot, transkrip primer pada gen yang mengkode m RNA sudah mulai berfungsi sebagai cetakan translasi bahkan sebelum proses transkripsinya selesai. Hal tsb tjd akibat tmp transkripsi blm diformat ke dlm nukleus sebagaimana yg tjd pada eukariot.
Jadi translasi &transkripsi dirangkai dalam sel prokariot. Akibat: m RNA prokariot hanya mengalami sedikit modifikasi & pemrosesan sebelum melaksanakan fungsinya dlam sintesa protein. Molekul r RNA & t RNA prokariot ditranskripsikan dalam unit yag lebih panjang daripada molekul akhirnya. Dalam organisme prokariot diperlukan pemrosesan mol prekursor r RNA & t RNA utk pembentukan molekul fungsional yg matur. Hampir semua transkrip primer RNA eukariot menjalani proses yg ekstensif di antara saat transkrip tsb disintesis & pada saat melaksanakan fungsi akhirnya, apakah sebagai m RNA atau sbg molekul stuktural seperti r RNA, t RNA, dsb. Pemrosesan tjd di nukleus Pemrosesan itu adalah: Pembentukan tutup Reaksi nukleolisis & ligasi Penambahan terminal nukleotida Modifikasi nukleotida. Pada sel mamalia 50-70% dari RNA nukleus termasuk RNA dgn tutup terminal 5 1 tidak turut membentuk m RNA sitoplasma
Kehilangan RNA nukleus secara bermakna > yg selayaknya ditimbulkan oleh rangkaian penyela sendiri. Jadi fungsi yang tepat pada transkrip yang berlebihan belum diketahui. Pola alternatif pada penyambungan RNA akan dikendalikan perkembangannya. Contoh: m RNA sitoplasma utk amilase dlm kel salivarius tikus& dlm hati menunjukkan perbedaan pada rangkaian nukleotida 5 1 , sedangkan gen2 m RNA lain yg mengandung regio pengkode & tmp penambahan poly A tampak identik. Sekalipun transkrip primer itu sangat besar dan tumpang tindih, tmp2 penyambungan yg berbeda digunakan untuk merangkaikan 2 tutup yag berlainan & sejumlah rangkaian pendahulu pada bagian m RNA yg sama. Pola alternatif pada penyambungan RNA digunakan untuk menghasilkan 2 m RNA rantai berat imunoglobulin yg berbeda, yaitu satu m RNA kode untuk prot rantai berat yg terikat pada membran. Yang lain kode prot rantai berat untuk diekspresikan. Penyambungan RNA biasanya diperlukan bagi pembentukan molekul2 m RNA, & syarat proses penyambungan ini mekanisme tambahan dalam pengaturan diferensial ekspresi gen. Thalassemia: penyakit dimana gen globin pada hemoglobin sangat kurang dihasilkan/diekspresikan. Terjadi akibat perubahan nukleotida akibat kerusakan pada kerangka pembacaan translasi fundamental mengurangi nilai ketepatan yg hrs dipertahankan dlm proses penyambungan RNA-RNA. RNA sebagai katalisator Disamping fungsi katalisis yg dilaksanakan oleh m RNA dakan pembentukan m RNA, sedikitnya 3 reaksi pemrosesan RNA dikatalisis oleh RNA (dapat betindak sbg enzim). RNA dimodifikasi pada ujung 5 1 & 3 1 Molekul m RNA mengandung stuktur bertutup pada ujung terminal 5 1 -nya, dan poly A pada ujung terminal 3 1 . Tutup 5 1 fungsinya berhubungan dgn pengenalan oleh mekanisme translasi.
Pembentukan kompleks ribonukleoprotein yg dibutuhkan utk reaksi penyambungan. Pengangkutan m RNA serta inisiasi translasi Melindungi ujung 5 1 m RNA thd serangan oleh enzim 5 1 -3 1 eksonuklease. Fungsi poly A blm jelas, diduga berhubungan dengan kestabilan melindungi ujung m RNA terhadap eksonuklease.
Ukuran molekul2 m RNA sitoplasma > dari ukuran yg diperlukan utk memberi kode bagi protein spesifik yg merupakan cetakannya, bahkan setelah poly A dikeluarkan. Nukleotida tambahan tjd dlm regio yg tidak ditranslasikan.Fungsi ? Diduga terlibat dlm pemrosesan, pengangkutan, penguraian & translasi. Modifikasi t RNA t RNA dimodifikasi secara ekstensif t RNA merupakan molekul penyelaras utk translasi m RNA menjadi rangkaian protein. Mengandung banyak modifikasi pada basa standar A, U, G, C. Sebagian merupakan derivat termetilasi, sebagian mempunyai ikatan glikosida yang disusun kembali. Ditranskripsi sebagai molekul prekursor yang besar dan mengandung rangkaian > 1 m RNA, yang kemudian mengalamai pemrosesan nukleotisis dikurangi ukurannya oleh suatu ribonuklease spesifik. Modifikasi t RNA alkilasi nukleotida dan perlekatan terminus ACC pada ujung molekul 3 1 . Meripakan titik perlekatan AA spesifik yg akan masuk ke dlm reaksi polimerisasi pada sintesa protein. Metilasi berlangsung dalam nukleus Proses pembelahan & perlekatan ACC tugas di sitoplasma pertukaran terminus > cepat dari pertukaran molekul t RNA sendiri. Perlekatan AA pada residu ACC membutuhkan enzim (dlm sitoplasma) Modifikasi r RNA R RNA disintesis sebagai molekul prekursor yang besar. Prekursor diproses dalam nukleolus untuk menghasilkan komponen RNA bagi sub unit ribosom yg ditentukan dalam plasma. Gen r RNA tdp dlm nukleolus, kopi gen terdapat dlm tiap sel. Gen r RNA ditranskripsikan sebagai unit-unit, masing- masing mengkode (5 1 -3 1 ) ribosomal RNA 18 S, 5 S, 8 S, & 28 S. Separuh transkrip primer degradasi Selama pemrosesan r RNA terjadi metilasi lebih lanjut & akhirnya di dalam nukleolus, rantai tersusun menjadi sub unit yg lebih besar.